Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SURAT PEMBERITAHUAN

Disusun oleh :
A. Nurfiska Aulia Taufik
NIM B011191140

Program Studi Ilmu Hukum


Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin
Makassar
2021

0
DAFTAR ISI
BAB I.....................................................................................................................2
PENDAHULUAN...............................................................................................2
I.1. Latar Belakang...................................................................................2
BAB II....................................................................................................................4
ISI......................................................................................................................4
II.1. Pengenalan Surat Pemberitahuan.......................................................4
II.2. Golongan terhadap Wajib Pajak..........................................................5
II.3. Jenis Pajak...........................................................................................6
II.4. Self-Assessment System pada Surat Pemberitahuan.........................7
II.5. Wajib Pajak yang Tidak Wajib Menyampaikan Surat Pemberitahuan 8
II.6. Fungsi Surat Pemberitahuan...............................................................9
II.7. Jenis Surat Pemberitahuan................................................................10
II.8. Sanksi Tidak Atau terlambat Menyampaikan Surat Pemberitahuan. 10
BAB III.................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................12
III.1. Kesimpulan........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

1
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pajak merupakan kontribusi yang bersifat wajib kepada negara oleh

orang secara pribadi atau dalam istilah lain badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat imbalan

secara langsung serta digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-

besarnya dengan tujuan untuk kemakmuran rakyat. 1 Wajib pajak sendiri

pada hal ini di Indonesia menganut sistem self-assessment yaitu wajib

pajak secara mandiri atau berperan serta dalam memenuhi

kewajibannya seperti wajib pajak perlu menghitung, memperhitungkan,

melaporkan, dan juga menyetor berapa jumlah pajak yang terutang. Hal

ini perlu tercantum terlebih dahulu dalam surat pemberitahuan baik itu

surat pemberitahuan masa atau pun surat pemberitahuan tahunan yang

dijadikan sebagai sarana hukum yang harus digunakan wajib pajak.

Sebaliknya, pejabat pajak hanya sekadar memberi bimbingan agar wajib

pajak memenuhi kewajiban dan haknya yang sesuai dengan perundang-

undangan.2 Pada keterangan tersebut nampak keterlibatan wajib pajak

dengan surat pemberitahuan. Pada surat pemberitahuan ini lah perlu

ditinjau unsur-unsur yang terdapat didalamnya, seperti jenis dari surat

pemberitahuan itu sendiri, cara memperolehnya, hubungannya dengan

wajib pajak, dan sebagainya. Maka, tulisan ini bertujuan untuk

menganalisis segala unsur dari surat pemberitahuan tersebut.


1
DJP (Direktorat Jenderal Pajak), “Pajak.” (https://www.pajak.go.id/id/pajak, Diakses pada
tanggal 29 Maret 2021, pukul 23:43 Wita)
2
Eka Merdekawati Djafar, S.H., M.H, Dosen Fakultas Hukum UNHAS

2
BAB II

ISI

II.1. Pengenalan Surat Pemberitahuan

Terdapat sarana hukum yang mengaitkan wajib pajak dengan pejabat

pajak yang bertugas megelola pajak dalam rangka penegakkan hukum

pajak yaitu surat pemberitahuan. Menurut Prof. Dr. Muhammad Djafar

Saidi pada bukunya yang berjudul “Pembaruan Hukum Pajak “ oleh Prof.

Dr. Muhammad Djafar Saidi, S.H., M.H. yang penulis jadikan sebagai

penunjang utama, surat pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib

pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran

pajak, obyek pajak dan/atau bukan obyek pajak dan/atau harta dan

kewajiban menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

yang berlaku.3 Pengertian beliau juga sejalan dengan Surat Edaran Nomor

SE-43/PJ/2014 tentang petunjuk teknis tata cara penerimaan dan

pengolahan surat pemberitahuan tahunan yang menjelaskan bahwa

SPT(Surat pemberitahuan) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan

untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak

dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 4

3
Muhammad Djafar Saidi, Pembaruan Hukum Pajak (Edisi Terbaru) (Depok: Rajawali Pers,
2018), hlm. 117
4
PT. Mitra Pajakku,” SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE -
43/PJ/2014” (https://www.pajakku.com/tax-guide/10618/SE_DIRJEN_PJK/SE-43/PJ/2014,
Diakses pada 30 Maret 2021, 10.08 Wita)

3
II.2. Golongan terhadap Wajib Pajak

Dalam pembiayaan pengeluaran negara, pajak merupakan penerimaan

negara yang cukup besar. Penerimaan pajak menjadi tumpuan utama

dalam pendapatan negara. Kesadaran masyarakat sangat diperlukan

untuk membayar pajak sehingga penerimaan pajak dapat meningkat.

Dengan penerimaan pajak yang besar diharapkan semua kebutuhan

negara serta pembiayaannya dapat terpenuhi. Sebelum melangkah lebih

jauh, perlu diketahui terlebih dahulu siapa yang digolongkan kedalam

wajib pajak.

Berdasarkan buku “Hukum Acara Peradilan Pajak” yang ditulis oleh pakar

hukum pajak yaitu Prof. Dr. Muhammad Djafar Saidi, hal ini tentu perlu

dikaji berdasarkan Undang-Undang Pajak. Beliau mengatakan dalam

bukunya, Undang-Undang Pajak yang boleh dijadikan pegangan untuk

mengetahui siapa yang tergolong sebagai wajib pajak adalah Undang-

Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UUKUP) dan

Undang-Undang pajak Daerah dan Retribusi daerah (UUPDRD). 5

Walaupun kedua Undang-Undang Pajak ini berbeda substansi hukumnya

yaitu UUKUP tertuju pada pajak negara dan UUPDRD tertuju pada pajak

daerah, keduanya merupakan kaderwet atau payung hukum terhadap

Undang-undang Pajak masing-masing. 6 Wajib pajak menurut pasal 1

angka 2 UUKUP adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar

pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak. Pengertian badan sebagai

bagian dari wajib pajak dapat dikaji berdasarkan Pasal 1 angka 3 UUKUP

5
Muhammad Djafar Saidi, Hukum Acara Peradilan Pajak ( Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 3
6
Ibid., hlm. 4

4
yang menegaskan “Badan adalah sekumplan orang dan/atau modal yang

merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak

melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan

komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan

usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma,

kongsi, koperasi,dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,

organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,

lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif

dan bentuk usaha tetap”. Sementara itu, wajib pajak menurut Pasal 1

angka 45 UUPDRD adalah “Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan,

meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang

mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan daerah”. 7

Struktur wajib pajak sebagai subyek hukum pajak, baik wajib pajak untuk

pajak negara maupun wajib pajak untuk pajak daerah, terdiri dari :

1. orang pribadi;

2. badan yang tidak berbadan hukum;

3. badan yang berbadan hukum perdata; dan

4. badan yang berbadan hukum publik. 8

II.3. Jenis Pajak

Hal ini perlu dirincikan kembali karena tidak semua jenis pajak yang

berlaku boleh menggunakan surat pemberitahuan. Hal ini tergantung dari

jenis pajak itu sendiri baik dari pajak pusat atau juga pajak daerah. Surat

7
Muhammad Djafar Saidi, loc. Cit.
8
Muhammad Djafar Saidi, loc. Cit.

5
pemberitahuan biasanya digunakan hanya untuk pajak langsung. 9 Berikut

macam-macam pajak yang termasuk dalam jenis pajak langsung dan

pajak tidak langsung yang dikategorikan berdasarkan golongan atau cara

pemungutannya.

1. Pajak langsung

 Pajak Kendaraan Bermotor;

 Pajak Bumi dan Bangunan;

 Pajak Penghasilan.10

2. Pajak tidak langsung

 Pajak Pertambahan Nilai

 Pajak ekspor

 Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

 Pajak bea masuk

Tetapi ada pengecualian yaitu terdapat Pajak tidak langsung yang

menggunakan surat pemberitahuan seperti Pajak Pertambahan Nilai

(PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 11

II.4. Self-Assessment System pada Surat Pemberitahuan

Indonesia menggunakan Self-Assessment dalam proses pembayaran

pajak, yaitu wajib pajak mandiri untuk menghitung dan melaporkan jumlah

pajak yang terutang kepada pejabat pajak yang bertugas mengelola pajak

pusat atau pun yang mengelola pajak daerah yang menerbitkan surat
9
Muhammad Djafar Saidi, op. Cit. hlm. 117
10
Online Pajak, “Pajak Langsung: Pengertian, jenis dan Contoh Pajak Langsung”, Online Pajak
(https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/pajak-langsung - :~:text=Jenis%20Pajak
%20Langsung&text=Jenis%20pajak%20yang%20masuk%20dalam,PBB)%2C%20dan
%20pajak%20penghasilan., diakses pada 30 Maret 2021, 11.39 Wita)
11
Muhammad Djafar Saidi, loc. Cit. hlm. 117

6
pemberitahuan tersebut. Menurut Prof. Djafar Saidi dalam buku

“Pembaruan Hukum Pajak” Self-Assessment System awalnya merupakan

Official Assessment System yang diberlakukan terhadap pajak langsung

sebelum terjadi adanya perubahan Undang-Undang Pajak tahun 1983. 12

Istilah mandiri yang telah disebutkan diatas berarti juga wajib pajak

mengambil sendiri surat pemberitahuan ditempat yang ditentukan oleh

pejabat pajak yang bertugas atau dengan cara lain mengakses situs

direktorat jenderal untuk mendapatkan formulir surat pemberitahuan yang

kemudian diisi dengan benar, lengkap dan jelas dalam bahasa Indonesia

dengan menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uang rupiah

dan menandatanganinya serta menyampaikannya kepada direktorat

jenderal pajak tempat wajib pajak terdaftar atau dikukuhkan dan juga bisa

menggunakan bahasa asing dalam proses pembukuan jika memperoleh

izin dari menteri Keuangan Indonesia yang berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan Indonesia.13

II.5. Wajib Pajak yang Tidak Wajib Menyampaikan Surat Pemberitahuan

1. wajib pajak orang probadi yang menerima atau memperoleh

penghasilan di bawah penghasilan tidak kena pajak;

2. wajib pajak luar negeri yang menerima atau memperoleh penghasilan

di Indonesia dikenakan pajak penghasilan secara final. 14

12
Ibid. hlm.118
13
Ibid. hlm.118
14
Ibid. hlm.118-119

7
II.6. Fungsi Surat Pemberitahuan

Secara umum, fungsi surat pemberitahuan merupakan sarana wajib pajak.

Fungsi surat pemberitahuan tergantung pada jenis pajak yang terlapor

dalam surat pemberitahuan itu sendiri seperti sebagai berikut :

 untuk pajak penghasilan berfungsi sebagai sarana untuk melaporkan

dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang

sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang segala sesuatu

yang bersangkutan engan pajak penghasilan;

 fungsi surat pemberitahuan bagi pemotong pajak atau pemungut

pajak yaitu sebagai sarana melaporkan dan

mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut atau

disetorkannya;

 fungsi surat pemberitahuan masa pada Pajak Pertambahan Nilai dan

Pajak Penjualan atas Barang Mewah memuat segala sesuatu

perhitungan atau jumlah pajak yang terutang;

 fungs surat pemberitahuan bisa juga dijadikan alat bukti surat jika

terjadi sengketa antara wajib pajak dengan pejabat pajak yang

bertugas pada tingkat keberatan, banding atau gugatan dengan

melalui lembaga keberatan, pengadilan pajak, dan Mahkamah Agung

yang berwenang untuk memeriksa dan memutus sengketa pajak. 15

15
Ibid, hlm. 126

8
II.7. Jenis Surat Pemberitahuan

1. surat pemberitahuan masa, yang merupakan surat pemberitahuan

untuk suatu masa pajak yaitu jangka waktu yang lamanya sama

dengan satu bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan

dengan keputusan menteri keuangan paling lama bulan takwim. Pajak

yang biasanya menggunakan surat pemberitahuan masa ialah pajak

penghasilan, Pajak Pertambahan nilai (PPN), dan Pajak atas

Penualan Barang Mewah;

2. surat pemberitahuan tahunan, yang merupakan surat tahunan untuk

suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak.16

II.8. Sanksi Tidak Atau terlambat Menyampaikan Surat Pemberitahuan

Terdapat dua jenis sanksi yaitu sanksi administrasi dan juga sanksi

pidana.

Sanksi keterlambatan penyampaian surat pemberitahuan sesuai Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 7 apabila Surat Pemberitahuan tidak

disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 3

ayat 3 Undang-Undang Pajak Penghasilan atau batas waktu

perpanjangan peyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 ayat (4) Undang-Undang Pajak Penghasilan, Kantor

Pelayanan Pajak dapat menerbitkan Surat Teguran. Jika Surat

Pemberitahuan tetap tidak disampaikan dalam jangka waktu yang

ditetapkan, maka Wajib Pajak akan dikenakan sanksi administrasi berupa

denda sebesar :

16
Ibid, hlm. 126

9
a. Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan

Masa Pajak Pertambahan Nilai

b. Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa

lainnya

c. Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk Surat Pemberitahuan

Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan

d. Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan

Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi. 17

Maksud dari pengenaan sanksi administrasi berupa denda ini adalah

untuk kepentingan tertib administrasi perpajakan dan meningkatkan

kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban menyampaikan Surat

Pemberitahuan.

Sanksi pidana sendiri diatur dalam Pasal 39. Dalam pasal tersebut di

antaranya diatur di bahwa setiap orang dengan sengaja tidak

menyampaikan Surat pemberitahuan atau  menyampaikan surat

pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak

lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

dikenakan sanksi pidana. Sanksinya adalah pidana penjara paling singkat

6 (enam) bulan dan paling lama  6 (enam) tahun. Sedangkan dendanya

paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang

dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak

atau kurang dibayar.18

17
Achmad Husaini, Listiana andyastuti, Topowijono. “Pengaruh Penyuluhan, Pelayanan, Pemeriksaan,
Dan Sanksi Terhadap Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi”
(http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/111/1677, diakses pada 6
April 2021, 17:48 Wita)
18
DJP (Direktorat Jenderal Pajak). Op. Cit

10
11
BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Menurut Prof. Dr. Muhammad Djafar Saidi pada bukunya yang berjudul

“Pembaruan Hukum Pajak “ oleh Prof. Dr. Muhammad Djafar Saidi, S.H.,

M.H. surat pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan

untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, obyek

pajak dan/atau bukan obyek pajak dan/atau harta dan kewajiban

menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang

berlaku. Wajib pajak menurut pasal 1 angka 2 UUKUP adalah orang

pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan

pemungut pajak. tidak semua jenis pajak yang berlaku boleh

menggunakan surat pemberitahuan. Hal ini tergantung dari jenis pajak

itu sendiri baik dari pajak pusat atau juga pajak daerah. Surat

pemberitahuan biasanya digunakan hanya untuk pajak langsung. Berikut

macam-macam pajak yang termasuk dalam jenis pajak langsung dan

pajak tidak langsung yang dikategorikan berdasarkan golongan atau

cara pemungutannya.

1. Pajak langsung

 Pajak Kendaraan Bermotor;

 Pajak Bumi dan Bangunan;

 Pajak Penghasilan.

2. Pajak tidak langsung

 Pajak Pertambahan Nilai

12
 Pajak ekspor

 Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

 Pajak bea masuk

Tetapi ada pengecualian yaitu terdapat Pajak tidak langsung yang

menggunakan surat pemberitahuan seperti Pajak Pertambahan Nilai

(PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

Secara umum, fungsi surat pemberitahuan merupakan sarana wajib

pajak. Fungsi surat pemberitahuan tergantung pada jenis pajak yang

terlapor dalam surat pemberitahuan itu sendiri.

Indonesia menggunakan Self-Assessment dalam proses pembayaran

pajak, yaitu wajib pajak mandiri untuk menghitung dan melaporkan

jumlah pajak yang terutang kepada pejabat pajak yang bertugas

mengelola pajak pusat atau pun yang mengelola pajak daerah yang

menerbitkan surat pemberitahuan tersebut

Wajib Pajak yang Tidak Wajib Menyampaikan Surat Pemberitahuan

yaitu:

1. wajib pajak orang probadi yang menerima atau memperoleh

penghasilan di bawah penghasilan tidak kena pajak;

2. wajib pajak luar negeri yang menerima atau memperoleh

penghasilan di Indonesia dikenakan pajak penghasilan secara final.

Jenis surat pemberitahuan ada 2 yaitu surat pemberitahuan masa dan

surat pemberitahuan Tahunan.

Dan terdapat sanksi apabila telat atau sengaja tidak membayar pajak

yaitu sanksi administrasi dan juga sanksi pidana.

13
14
DAFTAR PUSTAKA

DJP (Direktorat Jenderal Pajak), “Pajak.” Diakses pada

https://www.pajak.go.id/id/pajak

Eka Merdekawati Djafar, S.H., M.H, Dosen Fakultas Hukum UNHAS,

bahan ajar Hukum Pajak (F) pertemuan ketiga.

Muhammad Djafar Saidi, 2018. Pembaruan Hukum Pajak (Edisi

Terbaru), Depok: RajaGrafindo Persada.

PT. Mitra Pajakku,” SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR SE - 43/PJ/2014” Diakses pada https://www.pajakku.com/tax-

guide/10618/SE_DIRJEN_PJK/SE-43/PJ/2014

Muhammad Djafar Saidi, 2013 Hukum Acara Peradilan Pajak, Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Online Pajak, “Pajak Langsung: Pengertian, jenis dan Contoh Pajak

Langsung”, Online Pajak, Diakses pada https://www.online-pajak.com/tentang-

pajak/pajak-langsung - :~:text=Jenis%20Pajak%20Langsung&text=Jenis

%20pajak%20yang%20masuk%20dalam,PBB)%2C%20dan%20pajak

%20penghasilan.

Achmad Husaini, Listiana andyastuti, Topowijono. “Pengaruh

Penyuluhan, Pelayanan, Pemeriksaan, Dan Sanksi Terhadap Kepatuhan

Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi” Diakses pada

http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/111/1

677.

15

Anda mungkin juga menyukai