Anda di halaman 1dari 16

Makalah Merger,Akuisisi Dan Konsolidasi Bank

Disusun oleh:
Shuges Waren ( 214301095 )
Kelas : C

Dosen Pengampu :
Dr. Asep Rozali,S.H,M.H

SEKOLAH TINGGI HUKUM BANDUNG


2023

2
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Atas rahmat dan hidayah nya lah saya
menyelesaikan makalah yang berjudul Merger,Akuisisi, dan Konsolidasi Bank dengan baik.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perbankan, yang diampu
oleh Bapak Dr. H. Asep Rozali,S.H, M.H. Selain itu saya berharap agar makalah ini dapat
meambah wawasan mengenai Merger, Akuisisi dan Konsolidasi Bank.
Saya selaku penulis sangat menyadari bahwa makalah yang ditulis ini sangat jauh dari
kata sempurna, maka dari itu saya sangat menerima kritik dan saran yang membangun demi
meningkatkan kualitas makalah ini.
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................................3

PENDAHULUAN......................................................................................................................3

A. Latar Belakang..................................................................................................................

B. Identifikasi Masalah..........................................................................................................

BAB II.........................................................................................................................................

PEMBAHASAN..........................................................................................................................

A. Merger, Akuisisi dan Konsolidasi.....................................................................................

B. Ciri-Ciri Merger, Akuisisi dan Konsolidasi......................................................................

C. Tata Cara Merger, Akuisisi dan Konsolidasi....................................................................

D. Kelebihan Dan Kekurangan Merger, Akuisisi dan Konsolidasi di Indonesia..................

BAB III.........................................................................................................................................

PENUTUP....................................................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................

B. Saran..................................................................................................................................

4
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pola pembangunan nasional yang kini giat dilaksanakan oleh Negara Indonesia dalam
memasuki era globalisasi dan pasar bebas, persaingan usaha diantara perusahaan yang ada
semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi
perusahaan agar dapat bertahan, berdaya saing atau bahkan lebih berkembang. Untuk itu
perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan bisa
mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu usaha untuk menjadi
perusahaan yang besar dan kuat adalah melalui penggabungan usaha atau yang biasa disebut
merger dan akuisisi (takeover).
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka upaya penciptaan iklim dunia usaha yang
sehat dan efisien tidak boleh mengarah kepada penguasaan sumber ekonomi dan pemusatan
kekuatan ekonomi pada suatu kelompok atau golongan tertentu. Oleh karena itu, tindakan
penggabungan (merger), peleburan (konsolidasi), dan pengambilalihan (akuisisi) perseroan yang
dapat mendorong ke arah terjadinya monopoli, monopsoni atau persaingan curang harus dapat
dihindari sejak dini, dengan kata lain tindakan penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan
perseroan hendaknya tetap memperhatikan kepentingan perseroan pemegang saham, karyawan
perseroan, atau masyarakat termasuk pihak ketiga yang berkepentingan.
Istilah akuisisi merupakan satu komponen dari tiga serangkai perbuatan hukum, yaitu
yang berupa merger, konsolidasi dan akuisisi. Akan tetapi, kadang- kadang dalam praktik hukum
dan bisnis, untuk seluruh tiga serangkaian tersebut disebut saja dengan istilah “merger dan
akuisisi”. Bila dengan merger, perusahaan yang satu masuk ke perusahaan yang lain, sehingga
yang tinggal hanyalah satu perusahaan saja, sementara dengan konsolidasi, kedua perusahaan
asal menjadi lenyap dan yang tinggal adalah perusahaan yang baru terbentuk. Dengan akuisisi,
baik perusahaan pengambilalih maupun perusahaan yang lenyap dan tidak ada pula perusahaan
yang baru yang terbentuk akibat dari setelah tindakan akuisisi tersebut.
Praktik merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) mendapat perhatian banyak publik, karena menyangkut kepentingan
yang berbeda dari banyak pihak diantaranya pemerintah, pemegang saham, calon investor,
kreditor dan masyarakat umum. Aktifitas merger dan akuisisi, serta konsolidasi merupakan
tindakan korporasi yang sering dilakukan oleh pelaku usaha dalam membangun kekuatan
permodalan, efisiensi produksi dan jangkauan pasar. Namun pada sisi lain aktifitas merger,
akuisisi dan konsolidasi dapat juga dilakukan untuk membangun suatu kekuatan yang secara
disadari atau tidak disadari telah mengarah pada praktek monopoli atau persaingan usaha tidak
sehat.
Merger atau Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan
atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan
aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada
Perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang
menggabungkan diri berakhir karena hukum.9 Akibat hukum menyangkut status badan hukum
perseroan yang menggabungkan diri, dalam hal ini karena hukum atau demi hukum.
Akuisisi atau Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum
atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham Perseroan yang mengakibatkan beralihnya
pengendalian atas Perseroan tersebut.11 Perbuatan hukum pengambilalihan tidak mengakibatkan
perseroan yang diambil alih sahamnya, menjadi bubar atau berakhir. Perseroan tersebut tetap eksis
dan valid seperti sediakala, hanya pemegang sahamnya yang beralih dari pemegang saham semula
kepada yang mengambil alih.
Sebagaimana dijelaskan dalam PP 27/1998 Pasal 1 Angka 2 yang menerangkan bahwa
peleburan merupakan perbuatan hukum yang dilakukan dua perseoran terbatas atau lebih untuk
meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseoran terbatas baru dan masing-masing
perseoran terbatas yang meleburkan diri menjadi bubar.
Sementara itu dalam buku “Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI”, diterangkan bahwa
konsulidasi berasal dari kata “consolidation” yang artinya penguatan atau pengukuhan. Secara
politis, konsolidasi adalah sebuah usaha untuk menata kembali atau memperkuat suatu himpunan
atau organisasi yang terancam mengalami perpecahan.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa yang dimaksud merger, akuisisi dan konsolidasi bank?
2. Apa ciri-ciri darii merger, akuisisi dan konsolidasii?
3. Bagaimana Tata cara merger, akuisisi dan konsolidasi bank?
4. Apa kelebihan dan kekurangan merger, akuisisi dan konsolidasi bank?

6
BAB II
Pembahasan

A. Merger. Akuisisi dan Konsolidasi


Merger, Konsolidasi, Akuisisi, dan Pemisahan Perusahaan (MKAPP) secara lengkap dapat
diterapkan pada PT berdasarkan UU 40/2007 tentang perseroan terbatas, PP 27/1998 tentang
penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan perseroan Terbatas, serta Permenkumham yang
terkait dengan Perseroan Terbatas.
 MKAPP pada perseroan terbatas di bidang PERBANKAN juga diatur secara khusus dalam
PP 28/1999 tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank dan PP 29/1999 tentang
pengambilalihan Bank Umum dan peraturan BI yang terkait.
 MKAPP pada PERSEROAN TERBUKA di pasar modal juga diatur secara khusus dalam
Peraturan Bapepam IX.G.1 tentang penggabungan usaha atau peleburan usaha perusahaan
public atau emiten, dan peraturan Bapepam IX.H.1 tentang pengambilalihan Perusahaan
Terbuka, serta peraturan Bapepam terkait lainnya.
 MKAPP pada PERUSAHAAN BUMN diatur dalam UU 19/2003 tentang BUMN serta PP
43/2005 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan perubahan bentuk Badan
Hukum BUMN.
 MKAP pada Koperasi diatur dalam UU 25/1992 tentang perkoperasian dan Peraturan
Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor 19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang pedoman
pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.
 Merger/Penggabungan pada Yayasan diatur dalam UU 16/2001 jo UU 28/2004 tentang
yayasan.

1. Merger
Merger berasal dari Bahsa Inggris yaitu Merge yang berarti penggabungan. Merger adalah
proses difusi atau penggabungan beberapa perusahaan dengan salah satu diantaranya tetap berdiri
tanpa adanya likuidasi dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama
dan kekayaanya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.
Merger terbagi 3, yaitu:

 Merger horizontal, adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya sama),
misalnya merger antara dua perusahaan roti, perusahaan sepatu.
 Merger vertikal, adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang saling
berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Contohnya: perusahaan
pemintalan benang merger dengan perusahaan kain, perusahaan ban merger dengan
perusahaan mmobil.
 Konglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan berbagai
produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya perusahaan sepatu merger
dengan perusahaan elektronik atau perusahaan mobil merger dengan perusahaan
makanan. Tujuan utama konglomerat ialah untuk mencapai pertumbuhan badan
usaha dengan cepat dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Caranya ialah dengan saling
bertukar saham antara kedua perusahaan yang disatukan.

CONTOH:

1. PT Kalbe Farma Tbk, PT Dankos Laboratories Tbk dan PT Enseval, ketiganya


merupakan perusahaan farmasi. Yang dipertahankan adalah PT Kalbe Farma.
2. Bank Niaga dan Bank Lippo tahun 2008 menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk.
3. PT XL Axiata Tbk (XL) dengan PT Axis Telekom Indonesia (AXIS)
4. Bank Danamon dari gabungan (Bank Tiara, PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT
Bank Tamara Tbk, PT Bank Nusa Nasional Tbk, PT Bank Pos Nusantara, PT Jayabank
International dan PT Bank Risjad Salim Internasional)

2. Akuisisi

Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition yang berarti
pengambilalihan. Kata akuisisi aslinya berasal dari bhs. Latin, acquisitio, dari kata
kerja acquirere. Merupakan pengambilalihan perusahaan dengan cara membeli saham mayoritas
perusahaan sehingga menjadi pemegang saham pengendali. Berbeda dengan merger dan
konsolidasi, akuisisi tidak ada badan hukum yang eksistensinya hilang. Badan hukum yang
diambil alih dengan badan hukum yang mengambil alih keduanya masih berdiri sebagai badan
hukum yang terpisah, yang berubah hanya pihak yang menjadi pengendali dari perusahaan
tersebut.

Terdapat beragam alasan sebuah perusahaan melakukan akuisisi terhadap perusahaan


lain. Beberapa di antaranya yakni untuk mencari kesempatan bisnis yang lebih luas, pangsa
saham yang lebih besar, meningkatkan sinergi, mengurangi biaya produksi, atau beberapa hal
lainnya.

8
Akuisisi dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Akuisisi aset
Pada jenis akuisisi aset, satu perusahaan secara langsung mengambil alih aset dari
perusahaan lainnya. Perusahaan yang asetnya diambil alih harus bisa mendapatkan izin dari
pemegang saham. Biasanya, pengambil alihan aset ini terjadi ketika sebuah perusahaan
menghadapi kebangkrutan. Perusahaan lain kemudian mengikuti proses lelang dari aset
perusahaan yang mengalami kebangkrutan, yang telah mengalami proses likuidasi.
2. Akuisisi manajemen
Pada akuisisi manajemen, eksekutif perusahaan di satu perusahaan menjadi saham
pengendali di perusahaan lain, dan menjadikan kepemilikan saham perursahaan tersebut atas
dirinya sendiri. Eksekutif perusahaan ini biasanya akan bekerja sama dengan pemodal atau
mantan petinggi di perusahaan lain untuk membantu mendanai transaksi.

Contoh :
 pengambilalihan saham mayoritas dari PT HM Sampoerna oleh Philip Morris Ltd tahun
2005.
 Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola,
 Akuisisi BenQ terhadap Siemens
 Akuisis PT. Semen Gresik dan Thang Long Cement
 PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mengakuisisi PT PP London Sumatera Tbk
(LSIP)
 PT BAT Indonesia Tbk dengan PT Benthoel International Investama Tbk sejak tahun
2009
 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mengakuisisi PT Bank Agro

3. Konsolidasi

Merupakan perbuatan hukum oleh beberapa perusahaan yang meleburkan diri dan
mendirikan suatu perusahaan baru, tanpa likuidasi. Konsolidasi memiliki dua sisi yaitu sisi ke
dalam dan keluar. Konsolidasi sisi ke dalam akan memperkuat solidaritas dalam himpunan
tersebut. Sedangkan konsolidasi sisi ke luar bisa menimbulkan sikap antipati dan kecurigaan
terhadap himpunan lain.

Menurut penjelasan di buku “Merger, Konsolidasi, Akuisisi, & Permisahan Perusahaan: Cara
Cerdas Mengembangkan & Memajukan Perusahaan”, disebutkan bahwa perusahaan yang
hendak melakukan konsolidasi harus memenuhi beberapa persyaratan. Berikut ini syarat
konsolidasi yang harus dipertimbangkan:
1. Konsolidasi melibatkan perusahaan yang sama-sama sehat, sama-sama sakit, atau antara
yang sehat dengan sakit. Analisis kondisi keuangan yang mendalam harus dilakukan terlebih
dahulu. Tujuannya untuk memastikan konsolidasi tersebut layak untuk dilanjutkan atau tidak
2. Bisa menata manajemen perusahaan sebelum dan setelah konsolidasi. Analisis di bidang
manajemen ini diperlukan untuk memastikan peralihan sistem bisa berlangsung dengan
lancar.
3. Mempertimbangkan jumlah modal yang dibutuhkan untuk konsolidasi, sumber modal, dan
cara mengalokasikan modal tersebut pada proses peleburan perusahaan.
4. Memperhatikan manfaat konsolidasi bagi perusahaan, karyawaan, pemegang saham, hingga
konsumen pengguna produk perusahaan tersebut.

Konsolidasi sebuah perusahaan dilakukan atas beberapa alasan. Mengutip dari buku
“Merger, Konsolidasi, Akuisisi, & Permisahan Perusahaan: Cara Cerdas Mengembangkan &
Memajukan Perusahaan”, biasanya alasan peleburan diantaranya:

1. Memperbesar pasar.
2. Memperbesar aset perusahaan atau aktiva.
3. Memenangkan persaingan usaha.
4. Menghemat biaya operasional perusahaan.
5. Memperkuat pasokan bahan baku.
6. Meningkatkan kinerja produksi dan pengolahan.
7. Mengalahkan para pesaing.
8. Meningkatkan efisiensi perusahaan.
9. Memperkuat pondasi bisnis.
10. Memperkuat kualitas sumberdaya manusia dalam perusahaan.
11. Meningkatkan harga saham perusahaan.
12. Melakukan diversifikasi produk dan usaha.
13. Meningkatkan kinerja perusahaan.
14. Memperbesar keuntungan.
15. Meningkatkan gengsi perusahaan

Contoh:

1. PT Bank Mandiri Tbk berasal dari Bank BDN, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bank
Bapindo.
2. Konsolidasi Perusahaan Smartfren dari gabungan PT Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8) dan
PT Smart Telecom (Smart).

10
2. Ciri-ciri

A. Merger

Ciri-ciri merger adalah sebagai berikut:

 Ada perusahaan yang menggabungkan diri dan ada perusahaan yang menerima
penggabungan.
 Perusahaan yang menerima penggabungan tetap eksis, sedangkan perusahaan yang
menggabungkan diri bubar demi hukum tanpa likuidasi.
 Rancangan merger dan konsep akta merger harus disetujui RUPS.
 Konsep akta merger yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta merger yang dibuat di
hadapan notaris dalam bahasa Indonesia.
 Merger ada yang diikuti dengan perubahan AD (Anggaran Dasar) dan ada yang tidak diikuti
perubahan AD.
 Merger yang diikuti perubahan AD ada yang perlu persetujuan Menhukham, dan ada pula
yang cukup diberitahukan kepada Menhukham.
 Merger yang diikuti perubahan AD dan butuh persetujuan Menhukham, dianggap mulai
berlaku sejak tanggal persetujuan oleh Menhukham. Pada tanggal tersebut perusahaan yang
menggabungkan diri dianggap bubar demi hukum tanpa proses likuidasi.
 Merger yang diikuti perubahan AD yang cukup diberitahukan kepada Menhukham, dianggap
mulai berlaku sejak tanggal pendaftaran akta merger dan akta perubahan AD dalam daftar
perusahaan. Pada tanggal tersebut perusahaan yang menggabungkan diri dianggap bubar demi
hukum tanpa proses likuidasi.
 Merger yang tidak diikuti perubahan AD, dianggap mulai berlaku sejak tanggal
penandatanganan akta merger di hadapan notaris. Pada tanggal tersebut perusahaan yang
menggabungkan diri dianggap bubar demi hukum tanpa likuidasi. Salinan akta merger
disampaikan kepada menhukham untuk dicatat dalam daftar perusahaan.
 Aktiva dan Pasiva perusahaan yang menggabungkan diri akan beralih demi hokum ke dalam
perusahaan hasil merger berdasarkan titel umum.
B.Akuisisi

Ciri-ciri akuisisi adalah sebagai berikut:

 Ada perusahaan yang mengambil alih (perusahaan pengakuisisian da nada perusahaan yang
diambilalih (perusahaan yang diakuisisi perusahaan target).
 Akuisisi bisa dilakukan terhadap saham atau asset milik perusahaan target.
 Akuisisi saham hanya dapat dilakukan terhadap perusahaan target berbentuk PT sebab
kepemilikannya diwujudkan dalam bentuk saham.
 Akuisisi asset dapat dilakukan terhadap perusahaan perseorangan (UD dan PD), persekutuan
(CV dan firma), badan hokum (PT dan Koperasi).
 Pihak pengakuisisi berbentuk perseroan terbatas sebelum melakukan akuisisi harus lebih
dahulu mendapat persetujuan dari RUPS perusahaan pengakuisisi.
 Akuisisi saham berbeda dengan pembelian saham biasa karena dalam akuisisi saham jumlah
saham yang dibeli relative banyak sehingga dapat mengubah posisi pemegang saham
moyoritas atau pemegang saham pengendali.
 Perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi sama-sama tetap hidup. Namun, ada
pula akuisisi yang diikuti dengan merger sehingga perusahaan yang diakuisisi digabungkan
dan kemudian bubar demi hokum tanpa likuidasi.
 Akuisisi terhadap saham perusahaan perbankan harus mendapat persetujuan Bank Indonesia,
sedangkan akuisisi terhadap saham perusahaan terbuka harus mendapat persetujuan
Bapepam-LK.
C.Konsolidasi
Ciri-ciri konsolidasi adalah sebagai berikut:
 Ada dua atau lebih perusahaan yang meleburkan diri untuk membentuk perusahaan baru.
 Perusahaan yang meleburkan diri, bubar demi hukum tanpa likuidasi.
 Perusahaan baru hasil peleburan harus mendapatkan status badan hokum yang baru dari
menhukham.
 Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS di masing-
masing perseroan.
 Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta konsolidasi
yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia.
 Salinan akta konsolidasi dilampirkan pada pengajuan permohonan untuk mendapatkan
keputusan Menhukham mengenai pengesahan badan hokum perseroan hasil peleburan.
 Perseroan hasil konsolidasi memperoleh status badan hokum pada tanggal diterbitkannya
keputusan Menhukham mengenai perusahaan yang meleburkan diri bubar demi hokum
tanpa proses likuidasi.
 Aktiva dan pasiva perusahaan yang meleburkan diri demi hokum akan beralih ke dalam
perusahaan baru hasil konsolidasi berdasarkan titel umum.

12
3.Tata cara
A. Merger
Berikut merupakan tata cara Merger dilakukan:
1. Direksi PT yang akan menggabungkan diri dan direksi PT yang menerima penggabungan
masing-masing menyusun usulan rencana merger. Usulan rencana merger wajib disetujui
komisaris masing-masing PT.
2. Usulan rencana merger dijadikan bahan menyusun rancangan merger yang disusun
bersama oleh direksi PT yang akan melakukan penggabungan.
3. Ringkasan atas rancangan merger wajib diumumkan direksi dalam dua surat kabar harian
dan diumumkan secara tertulis kepada karyawan PT yang akan melakukan penggabungan
paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan RUPS.
4. Rancangan merger dan konsep akta merger wajib disetujui RUPS masing-masing.
Konsep akta merger yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta merger yang
dibuat dihadapan notaris dalam bahasa Indonesia. Salinan akta merger selanjutnya
digunakan mengurus izin atau pemberitahuan ke Menkumham.
5. Apabila merger PT disertai perubahan AD yang membutuhkan persetujuan Menkumham,
merger dianggap mulai berlaku sejak tanggal persetujuan perubahan AD oleh
Menkumham. Apabila merger PT disertai perubahan AD yang tidak perlu persetujuan
Menkumham, maka merger dianggap mulai berlaku sejak tanggal pendaftaran Akta
merger dan Akta perubahan Anggaran Dasar dalam daftar perusahaan.
6. Apabila merger PT tanpa disertai perubahan AD, maka merger dianggap mulai berlaku
sejak tanggal penandatangan akta merger di hadapan notaris. PT yang menggabungkan
diri bubar demi hokum tanpa melalui proses likuidasi. Salinan akta merger selanjutnya
diberitahukan kepada Menkumham untuk dimasukkan dalam daftar perusahaan.

B. Akuisisi
Berikut meruupakan tata cara Akuisisi dilakukan:
1. Pihak yang akan mengakuisisi PT menyampaikan maksud dan tujuannya kepada direksi
PT yang akan diakuisisi. Pihak pengakuisi dapat berbentuk PT, koperasi yayasan, CV,
Firma, atau Perorangan.
2. Direksi PT yang akan diakuisisi dan pihak pengakuisisi masing-masing menyusun usulan
rencana akuisisi. Usulan rencana akuisisi wajib mendapat persetujuan komisaris PT yang
akan diakuisisi atau lembaga serupa dari pihak pengakuisisi.
3. Usulan rencana akuisisi digunakan sebagai bahan penyusunan rancangan akuisisi yang
disusun secara bersama-sama antara direksi PT yang akan diakuisisi dengan pihak
pengakuisisi. Ringkasan rancangan akuisisi wajib diumumkan direksi PT pengakuisisi
dalam dua surat kabar harian serta diberitahukan secara tertulis kepada karyawan PT
pengakuisisi paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan RUPS.
4. Rancangan akuisisi wajib disetujui RUPS dari PT yang akan diakuisisi. Rancangan
akuisisi juga harus disetujui oleh pemegang kekuasaan dari pihak pengakuisisi. Apabila
pihak pengakuisisi berbentuk PT, rancangan akuisisi harus disetujui RUPS. Pada pihak
pengakuisisi berbentuk koperasi, rancangan akuisisi harus disetujui rapat anggota
koperasi. Jika pihak pengakuisisi berbentuk yayasan maka rancangan akuisisi harus
disetujui rapat dewan Pembina yayasan. Untuk pihak pengakuisisi berbentuk CV dan
Firma, rancangan akuisisi harus disetujui oleh para sekutu atau pemilik CV dan Firma.
5. Rancangan akuisisi yang telah disetujui selanjutnya dituangkan dalam akta akuisisi yang
dibuat di hadapan notaris dan ditulis dalam Bahasa Indonesia. Akta akuisisi yang sudah
disahkan notaris selanjutnya didaftarkan kepada Menkumham .
6. Apabila akuisisi PT diikuti perubahan AD yang membutuhkan persetujuan Menkumham,
akuisisi dianggap mulai berlaku sejak tanggal persetujuan AD oleh Menkumham.
Apabila akuisisi PT disertai perubahan AD yang tidak memerlukan persetujuan
Menkumham, akuisisi dianggap mulai berlaku sejak tanggal pendaftaran akta akuisisi
dalam daftar perusahaan. Di sisi lain, apabila akuisisi PT tidak mengakibatkan perubahan
AD, akuisisi dianggap mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan akta akuisisi di
hadapan notaris.

C. Konsolidasi
Berikut merupakan tata cara konsolidasi dilakukan:
1. Direksi PT yang akan meleburkan diri menyusun usulan rencana Konsolidasi. Usulan
rencana konsolidasi wajib disetujui komisaris masing-masing PT.
2. Usulan rencana konsolidasi dijadikan bahan menyusun rancangan konsolidasi yang
disusun bersama oleh direksi PT yang akan melakukan peleburan.
3. Ringkasan atas rancangan konsolidasi wajib diumumkan direksi dalam dua surat kabar
harian dan diumumkan secara tertulis kepada karyawan PT yang akan melakukan
peleburan paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan RUPS.
4. Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS masing-
masing. Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta
konsolidasi yang dibuat dihadapan notaris dalam bahasa Indonesia. Akta konsolidasi
yang sudah disahkan notaris selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pembuatan akta
pendirian PT hasil peleburan.
5. Direksi PT yang meleburkan diri wajib mengajukan permohonan pengesahan akta
pendirian PT hasil peleburan kepada Menkumham paling lambat 14 hari sejak tanggal
keputusan RUPS.
6. Menkumham memberikan pengesahan paling lama 60 hari setelah permohonan diterima.
PT yang meleburkan diri dianggap bubar terhitung sejak tanggal akta pendirian PT hasil
peleburan disahkan oleh Menkumham.

14
7. Setelah mendapat pengesahan Menkumham, akta pendirian PT hasil peleburan wajib
dimasukkan dalam daftar perusahaan serta diumumkan dalam tambahan berita Negara
RI.

4. Kelebihan dan Kekurangan


A. Merger
Kelebihan/keuntungan merger adalah sebagai berikut:
 Skala ekonomi.
 Peningkatan investasi untuk penelitian dan pengembangan.
 Pangsa pasar meningkat.
 Biaya operasi berkurang.
 Duplikasi dihindari.
 Wilayah geografis baru.
 Bisnis yang tidak menguntungkan dapat diselamatkan dari kebangkrutan.

Kekurangan/kerugian merger adalah sebagai berikut:


 Kenaikan harga
 Peningkatan pengangguran
 Komunikasi dan koordinasi antar karyawan bisa jadi sulit
 Penurunan persaingan, peningkatan monopoli di pasar
 Skala diseconomies
 Premi bagi pemegang saham dapat meningkat
 Pilihan bagi konsumen akan berkurang

B. Akuisisi
Kelebihan/ keuntungan Akuisisi adalah sebagai beriikut:
 Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham
sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan
sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
 Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan
pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak
diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
 Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi saham
dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover).
 Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara
pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang
saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643-
644).
Kekurangan/ kerugian akuisisi adalah sebagai berikut:
 Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan
tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan
paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
 Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
 Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama
sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643)

C. Konsolidasi
Kelebihan/keuntungan konsolidasi adalah sebagai berikut
 Dengan melakukan konsolidasi, perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dalam hal
modal tidak harus dilikuidasi, namun tetap masih dapat bertahan walaupun dengan perubahan
yang baru.
 Perusahaan yang telah melakukan konsolidasi akan memiliki beberapa kekuatan lebih besar
dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan yang lainnya, hal itu dapat terjadi
dikarenakan biasanya proses konsolidasi dapat dilakukan lebih dari 2 perusahaan yang
melebur menjadi satu.
Kekurangan/kerugian konsolidasi adalah sebagai berikut :
 Untuk memperkenalkan perusahaan baru akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
 Semua perusahaan yang melakukan konsolidasi tidak memiliki status hukum karena telah
menjadi satu dengan status hukum baru.

16
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
1. Merger adalah proses difusi atau penggabungan beberapa perusahaan dengan salah satu
diantaranya tetap berdiri tanpa adanya likuidasi dengan nama perseroannya sementara yang
lain lenyap dengan segala nama dan kekayaanya dimasukan dalam perseroan yang tetap
berdiri tersebut.

Akuisisi merupakan pengambilalihan perusahaan dengan cara membeli saham mayoritas


perusahaan sehingga menjadi pemegang saham pengendali.

Konsolidasi merupakan perbuatan hukum oleh beberapa perusahaan yang meleburkan


diri dan mendirikan suatu perusahaan baru, tanpa likuidasi.

2. Untuk membedakan antara merger,akuisisi dan konsolidasi maka dapat dilhat kembali
kepada ciri-ciri merger, akuisisi dan konsolidasi.

3. Untuk mmelakukan aktifitas merger, akuisisi dan konsolidasi maka harus


mengikuti/melakukan tata cara pelaksanaan aktifitas tersebut.

4. Setiap aktifitas merger, akuisisi dan konsolidasi ada kelebihan maupun kekurangan, maka
dari itu para pelaku aktifitas harus cermaat dan hati-hati untuk melakukan tindakan.

B. Saran
Penggabungan badan usaha bank ini merupakan faktor yang penting untuk
keberlakuan dan daya saing di masyarakat. Keunggulan keunggulan tersebut sangat jelas
dapat membentuk badan usaha untuk lebih dipercayai oleh masyarakat. Namun, perlu
diperhatikan pula apakah dengan menggabungkan badan usaha merupakan ide yang tepat
atau tidak, mengingat bahwa penggabungan badan usaha atau perusahaan merupakan
tindakan denga perhitungan yang sulit dan rinci supaya tidak ada kegagalan dalam
pelaksanaan nya.

Anda mungkin juga menyukai