Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH EKONOMI POLITIK PEMBANGUNAN

KEPEMIMPINAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI


THE ASIA FORCE OF CHANGE
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Endang Larasati Setianingsih, M.S.

Nama : Siti Fadilah


NIM : 14020122410010

Program Magister Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Semarang
2022
A. PENDAHULUAN
Kebangkitan ekonomi negara-negara Asia pada abad ke-21 seperti Tiongkok, Korsel,
India, Indonesia, Singapura dan Jepang memperkuat argumen bahwa abad 21 adalah milik
Asia. Peran Amerika dan Eropa di kancah internasional tidak akan sebesar di abad ke 19 atau
abad ke 20. Bahkan beberapa ramalan dari pakar ekonomi, menyebutkan bahwa negara Asia
seperti Tiongkok, India, dan Indonesia akan berada di lima besar perekonomian dunia
beberapa tahun yang akan datang. Pada abad ke 21 peta geopolitik dan kekuatan dunia akan
bergeser dari Amerika dan Eropa ke Asia. Siapa yang muncul menjadi kekuatan dominan di
Asia, dialah global superpower yang baru.
Asia merupakan wilayah yang potensial dari segi pengaruh ekonomi, politik maupun
sosial. Beberapa negara di Asia seperti Jepang misalnya, sejatinya sudah muncul menjadi
salah satu kekuatan dunia di abad ke 20. Menurut Noam Chomsky, sejak awal tahun 1970-an,
dunia bergeser ke dalam situasi tripolarisme atau trilateralisme, yakni terbentuknya tiga blok
ekonomi utama dunia, yaitu Jepang di Asia, blok kedua berbasis di Eropa yang didominasi
Jerman, dan blok ketiga adalah Amerika Serikat (Noam Chomsky 2017). Artinya, di abad ke
20 sudah ada negara Asia yang memiliki peran dominan dalam ekonomi politik dunia.
Selanjutnya, dalam dinamika geopolitik khususnya di Kawasan asia pasifik memiliki
wilayah yang strategis dalam panggung internasional. Dengan begitu muncullah rivalitas
politik antara Negara China dan AS. Kawasan Asia Pasifik memberi efek yang begitu besar
bagi Negara Indonesia. tidak hanya politiknya saja, tetapi dari segi ekonomi maupun
geografis. Dalam politik regionalisme, Indonesia sebagai salah satu negara pendiri ASEAN
tentu sangat berperan aktif dalam menentukan sebuah kebijakan atau proses dimana aktor
negara dan non negara itu saling bekerja sama dan saling mengkoordinasikan strategi untuk
menyatukan Kawasan (Yulia LuthfiNabillah 2021).
Dengan adanya globalisasi telah menghilangkan batasan-batasan yang ada, sehingga
masyarakat seluruh dunia dapat saling terhubung satu sama lain (borderless world).
Globalisasi telah mendorong kemajuan teknologi sehingga apa yang terjadi dibelahan dunia
lain akan segera berdampak pada aktivitas sosial, ekonomi, dan politik seluruh negara di
dunia. Misalnya perang yang saat ini tengah terjadi di Rusia dan Ukraina, tetapi dampaknya
langsung dirasakan oleh Indonesia, meskipun secara geografis letak Indonesia berada di
belahan benua Asia sedangkan Rusia dan Ukraina ada di belahan benua Eropa.
Betapa pentingnya hubungan antarnegara (internasional) hingga tidak ada satu negara pun
yang dapat menjalankan sistem pemerintahan secara tertutup sehingga hubungan tersebut
telah menciptakan ketergantungan antarnegara. Dimana globalisasi telah membuat
ketergantungan antar negara semakin sulit untuk dihilangkan. Indonesia dalam hal enegi telah
bergantung pada pasokan energi dari negara-negara OPEC seperti Arab, dibidang teknologi
keamanan Indonesia sudak sejak lama menjalin kerjasama dengan Amerika, sedangkan untuk
perdagangan, mitra terbesar Indonesia adalah China.
Ketergantungan antarnegara disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu kebutuhan
yang semakin bertambah, adanya spesialisasi yang bersifat internasional, dan semakin
berkembangnya perusahaan multinasional. Oleh karena itu, di dalam menghadapi kekuatan
perubahan dan masa depan Asia, maka dibutuhkan kepemimpinan strategis (Indonesian
Leadership) yang dapat mengelola kekuatan dan kelemahan Indonesia menjadi negara yang
tangguh dalam menghadapi isu world force of change yang tengah melanda hampir di seluruh
dunia tak terkecuali di Asia (The Asia force of change).
B. PEMBAHASAN
Kepemimpinan Politik
Kepemimpinan politik menunjukan bahwa proses itu terjadi dalam suprastuktur politik
(Lembaga-lembaga pemerintahan) dan yang berlangsung dalam infrastuktur politik (partai
politik dan organisasi kemasyarakatan). Seorang pemimpin politik harus mampu memahami
setuasi geopolitik dan geostrategi kawasan. Dalam hal ini seorang pemimpin politik mampu
mengambil langkah-langkah strategis untuk mencegah dampak negatif yang ditimbulkan dari
adanya fenomena internasional.
Kedua, pemimpin politik harus memiliki strategi dan rencana yang tepat untuk melindungi
kepentingan nasional dan rakyatnya dalam menghadapi perubahan dunia internasional
sebagai akibat adanya globalisasi. Ketiga, pemimpin politik harus mampu bekerja lintas
negara dan lintas budaya serta kemampuan menciptakan lingkungan yang inovatif. Keempat,
seorang pemimpin politik harus mampu menjadi pemimpin yang adaptif serta mampu
membaca situasi kedepan akan diharapkan dapat menciptakan kebijakan strategis yang tepat.
Model Kepemimpinan Politik
Sekurangnya terdapat 4 model kepemimpinan politik, yaitu: (1) Negarawan, (2) Demagog,
(3) Politisi Biasa, dan (4) Citizen-Leader. [1] Negarawan adalah seorang pemimpin politik
yang memiliki visi, karisma pribadi, kebijaksanaan praktis, dan kepedulian terhadap
kepentingan umum yang kepemimpinannya itu bermanfaat bagi masyarakat. Demagog adalah
seseorang yang menggunakan keahliannya memimpin untuk memeroleh jabatan publik
dengan cara menarik rasa takut dan prasangka umum untuk kemudian menyalahgunakan
kekuasaan yang ia peroleh tersebut demi keuntungan pribadi. Politisi seorang pemegang
jabatan publik yang siap untuk mengorbankan prinsip-prinsip yang dimiliki sebelumnya atau
mengesampingkan kebijakan yang tidak populer agar dapat dipilih kembali. Citizen-Leader
Seseorang yang mempengaruhi pemerintah secara meyakinkan meskipun ia tidak memegang
jabatan resmi pemerintahan (Magstadt 2010).

Kepemimpinan Indonesia dalam pusaran Asia Force of Change

Asia adalah benua yang sangat beragam. Ini mencakup komposisi populasi yang luas, pola
pembangunan ekonomi, anugerah alam, bahasa dan budaya, serta sistem pemerintahan.
Keragaman tersebut tunduk pada kekuatan global, seperti kelangkaan sumber daya, kemajuan
teknologi, urbanisasi yang cepat dan kelas menengah yang meningkat, di samping pergeseran
dinamika geo-ekonomi dan geo-politik. Pada abad ke-21 Asia telah muncul kembali sebagai
pusat pengaruh global. Namun, lintasan masa depan Asia masih belum pasti karena tunduk
pada kompleksitas sosial dan ekonomi regional, serta kekuatan lingkungan, teknologi dan
politik global. Interaksi kekuatan-kekuatan ini dapat menyebabkan kejutan yang berdampak
pada kawasan dan dunia.

Perubahan yang sedang terjadi di dunia khususnya di Asia dengan adanya potensi
menyebabkan munculnya persoalan-persoalan yang semakin kompleks antar negara di
Kawasan Asia dipicu oleh adanya :
Pertama, ekonomi, adanya fenomena terjadinya pembauran ekonomi serta munculnya
ketergantungan ekonomi antarbangsa—baik di level lokal, regional, bahkan nasional—
melalui pergerakan yang intensif dari produk teknologi, barang, jasa, dan modal telah
memunculkan globalisasi ekonomi. Sehingga tidak ada negara yang dapat memenuhi
kebutuhannya secara mandiri. Globalisasi ekonomi juga berkaitan erat dengan fenomena
perdagangan bebas yang berupaya menghapus beragam hambatan pada proses perdagangan
di kancah internasional. Serangkaian hambatan itu biasanya disebabkan oleh tarif ekspor dan
atau impor yang terlampau tinggi sehingga menyebabkan harga barang tak lagi bersaing
dengan sehat. Untuk mengantisipasi dampak buruk dari adanya globalisasi ekonomi,
kemudian dibentuk suatu kerjasama regionalisme, merupakan suatu bentuk kerjasama yang
dilakukan oleh dua negara atau lebih yang biasanya berada dalam suatu kawasan tertentu atau
wilayah yang berdekatan contoh regionalisme ASEAN.
Dalam rangka mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi ekonomi,
pemerintah Indonesia melakukan pendekatan Ekonomi hijau. Ekonomi hijau adalah model
pembangunan yang mensinergikan antara pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas
lingkungan. Harapannya ekonomi hijau ini dapat mendorong peluang kerja baru (green jobs)
dan juga peluang investasi baru (green investment). Adapun strategi yang diungkap Presiden
Joko Widodo dalam rangka mewujudkan ekonomi hijau tersebut, yaitu pertama, melalui
pembangunan rendah karbon sebagaimana yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024. Kedua, kebijakan net zero emissions.
Diterbitkannya peta jalan untuk mencapai net zero emission pada 2060, termasuk net
sink sektor kehutanan dan lahan tahun 2030. Ketiga, pemberian sejumlah stimulus hijau
untuk mendorong peningkatan realisasi ekonomi hijau (Sutrisno 2022).
Kedua, teknologi, Membangun kekuatan di bidang teknologi yang ada di kawasan Asia
melalui kerjasama antara pemerintah serta investor swasta asing dalam hal penelitian dan
pengembangan teknologi baru. Selama ini sebagian besar negara Asia terutama mengadopsi
teknologi dari Barat, dalam 15 tahun depan kemajuan teknologi dunia akan bergeser pada
kawasan Asia. Kemajuan teknologi dapat digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan akses
terbukanya arus informasi antar negara yang akan semakin mendorong kerjasama kawasan.
Akan tetapi, efek samping dari kemajuan teknologi juga menjadi tantangan tersendiri bagi
suatu pemerintahan. Teknologi yang muncul mungkin menjadi kekuatan yang berpotensi
mengganggu di wilayah tersebut. Seiring waktu, beberapa kepemimpinan Asia di bidang-
bidang seperti bio-manufaktur, kecerdasan buatan, dan robotika mungkin muncul atau
menguat. Diharapkan pemimpin politik dapat mengambil langkah-langkah kebijakan yang
tepat.
Pemerintah Indonesia sangat menyadari bahwa bangsa yang menguasai teknologi akan
menjadi bangsa yang berdaya saing di kancah regional maupun internasional. Oleh karena itu
pemerintah Indonesia juga fokus pada bidang teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
khususnya teknologi yang sedang berkembang yaitu teknologi Cloud Computing, Big Data
dan Kecerdasan Artifisial (AI) yang merubah budaya pikir dan budaya kerja dalam
masyarakat. Oleh karena itu pemerintah mengimplementasi Teknologi Kecerdasan Artifisial
(AI) dalam berbagai bidang antara lain industri manufaktur, digital, kesehatan, pangan,
energi, pemerintahan, perbankan, keamanan dan pertahanan.
Terdapat empat fokus Strategis Nasional Kecerdasan Artifisial 2020 - 2024, diantaranya
etika dan kebijakan, pengembangan talenta Kecerdasan Artifisial Indonesia, data dan
infrastruktur, riset dan inovasi industri. Dalam strategis nasional yang mengusung jargon
"Towards Indonesia Vision 2045", memiliki empat visi di dalamnya diantaranya,
mewujudkan Kecerdasan Artifisial yang berertika sesuai dengan nilai-nilai pancasila,
menyiapkan talenta Kecerdasan Artifisial yang berdaya saing dan berkarakter, mewujudkan
ekosistem data dan infrastruktur yang mendukung kontribusi Kecerdasan Artifitsial untuk
kepentingan negara, menumbuhkembangkan ekosistem kolaborasi riset dan inovasi
Kecerdasan Artifisial guna mengakselerasi reformasi birokrasi serta industri nasional yang
unggul. Melalui strategi nasional ini, Indonesia menargetkan akan menjadi salah satu negara
terdepan dalam Kecerdasan Artifisial di segala bidang dan memiliki daya saing tinggi secara
global (Sutrisno 2022). Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas KA) merupakan arah
kebijakan nasional dalam pengembangan teknologi KA di beberapa sektor prioritas
pembangunan nasional, diantaranya sektor kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan & riset,
ketahanan pangan, serta mobilitas / kota cerdas (smart city).
Ketiga, Politik, perubahan sedang dilakukan untuk membuat lembaga pemerintahan Asia
lebih efisien, terbuka dan transparan. Perubahan seperti itu mungkin sulit untuk diterapkan
karena adanya kepentingan pribadi. Namun, jika langkah-langkah ini berhasil, mereka dapat
meningkatkan kepercayaan publik pada pemerintah, dengan demikian dapat menciptakan
stabilitas politik dan ekonomi. Langkah-langkah yang perlu diambil oleh pemimpin politik
dalam hal menciptakan sistem yang lebih demokratis adalah dengan penindakan kasus
korupsi secara tegas, peningkatan kualitas tata kelola pelayanan publik.
Negara Indonesia sudah memutuskan untuk menetapkan strategi politik nasionalnya. Hal
itu telah diwujudkan dengan adanya suprastruktur dan infrastruktur politik yang mulai
terbentuk (Sutrisno 2022). Dalam urusan pelaksanaan suprastruktur politik strategi nasional
diambil alih secara langsung oleh Presiden sebagai mandataris MPR setelah memahami Garis
Besar Haluan Negara. Infrastruktur sendiri politik strategi nasional merupakan sasaran yang
hendak dicapai meliputi bidang hukum, politik, ekonomi, sosial budaya, serta ketahanan
nasional dan keamanannya. Memasuki era reformasi yang lebih menekankan pada sisi
demokratis. Mengakibatkan masyarakat memiliki peranan yang sangat penting.
Dalam kancah internasional, Indonesia menganut prinsip kebijakan politik luar negeri
bebas aktif. Bebas aktif adalah politik luar negeri yang bebas menentukan sikap dan
kebijaksanaan terhadap permasalahan internasional dan tidak mengikatkan diri pada satu
kekuatan tertentu. Prinsip politik luar negeri ini secara aktif memberikan sumbangan, dalam
bentuk pemikiran maupun partisipasi aktif dalam menyelesaikan konflik, demi terwujudnya
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Keempat, sosial budaya, pertumbuhan ekonomi asia telah mengangkat jutaan orang dari
kemiskinan ekstrim. Namun, tantangan bagi pemerintah Asia adalah bagaimana mereka
mengelola ekspektasi yang berkembang dari kelas menengah yang meningkat,
ketidaksetaraan sosial, dan pergeseran struktur demografis. Seiring pertumbuhan ekonomi
Asia, hal itu harus dibarengi dengan perkembangan budaya Asia. Peningkatan keterbukaan
juga berpotensi untuk meruntuhkan beberapa hambatan budaya dan sosial yang sudah
berlangsung lama, terutama di negara-negara yang sebagian besar homogen (misalnya,
Jepang). Imigrasi dan diversifikasi tenaga kerja dan populasi akan mewakili pergeseran untuk
beberapa negara Asia. ini berpotensi melunakkan norma-norma yang sebelumnya telah
mencegah perkawinan campuran antara kasta dan etnis, atau perempuan di asia untuk
mengakses pekerjaan, terutama pekerjaan terampil yang dibayar lebih tinggi.
Visi Indonesia Bahagia tidak akan tercapai tanpa kerja kebudayaan bersama seluruh
bangsa Indonesia. Kerja menuju ke sana alangkah besarnya, melibatkan seluruh pengambil
kebijakan serta segenap pemangku kepentingan di bidang kebudayaan. Strategi kebudayaan
nasional memuat tujuh agenda strategis, di antaranya: Penyediaan ruang bagi keragaman
ekspresi budaya dan mendorong interaksi budaya untuk memperkuat kebudayaan yang
inklusif. Melindungi dan mengembangkan nilai, ekspresi dan praktik kebudayaan tradisional
untuk memperkaya kebudayaan nasional. Mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan
budaya untuk memperkuat kedudukan Indonesia di dunia internasional. Memanfaatkan obyek
pemajuan kebudayaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Memajukan
kebudayaan yang melindungi keanekaragaman hayati dan memperkuat ekosistem. Reformasi
kelembagaan dan penganggaran kebudayaan untuk mendukung agenda pemajuan
kebudayaan. Meningkatkan peran pemerintah sebagai fasilitator pemajuan kebudayaan
(Kominfo 2018).
Kelima, perubahan pasar global, pada dasarnya pasar global adalah suatu wadah yang
dijadikan sebagai tempat perdagangan yang dilakukan dan diikuti oleh seluruh negara di
dunia. Jadi, setiap pengusaha dari seluruh negara di dunia memiliki kesempatan yang sama
dalam hal memasarkan produknya dengan cara yang unik dan juga kreatif. Hal ini dilakukan
demi menarik minat pelanggan atas produk yang sudah diproduksi oleh pengusaha.
Kemajuan teknologi telah mendorong lahirnya pasar global melalui layanan e-commerce.
Dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan oleh e-commerce justru mengancam industri
dalam negeri yang belum siap baik secara kapasitas modal maupun keahlian. E-commerce
menjadi pemicu menurunnya pendapatan masyarakat industri kecil karena semakin tidak
terbatasnya jumlah produk yang dijual oleh produsen melalui pasar global. Artinya produk
dari pasar global membanjiri pasar lokal dan tentunya itu menjadi tantangan bagi pemimpin
politik untuk dapat mengambil peluang dan juga meminimalkan dampak yang ditimbulkan.
Pemerintah Indonesia telah menyiapkan strategi untuk menjaga
kestabilan perdagangan Indonesia di kancah internasional diantaranya strategi jangka pendek
dan strategi jangka menengah (Kemendag 2019). Adapun strategi jangka pendek tersebut di
antaranya adalah, pertama, meratifikasi 13 perjanjian yang conclude dan menyelesaikan 11
perjanjian perdagangan internasional. Selanjutnya adalah peningkatan peran free trade
agreement center (FTA center). Langkah berikutnya adalah menggiatkan misi dagang ke
pasar nontradisional dan pemanfaatan perjanjian perdagangan, serta perwakilan perdagangan
di luar negeri (atase/ITPC) lebih aktif sebagai business agent.
Sementara itu, untuk strategi jangka menengah adalah penyelesaian sengketa dagang
di dispute settlement body (DSB) WTO dalam rangka mengamankan kebijakan perdagangan
Indonesia dan akses produk di luar negeri. Kedua, optimalisasi pemanfaatan instrumn Trade
Remedies dalam rangka melindungi industri dalam negeri termasuk pengamanan hambatan
ekspor di pasar luar negeri. Selanjutnya adalah peningkatan branding dan peningkatan SDM
UKM ekspor.
C. KESIMPULAN
Betapa pentingnya hubungan antarnegara (internasional) hingga tidak ada satu negara pun
yang dapat menjalankan sistem pemerintahan secara tertutup sehingga hubungan tersebut
telah menciptakan ketergantungan antarnegara. Dimana globalisasi telah membuat
ketergantungan antar negara semakin sulit untuk dihilangkan. Indonesia dalam hal enegi telah
bergantung pada pasokan energi dari negara-negara OPEC seperti Arab, dibidang teknologi
keamanan Indonesia sudak sejak lama menjalin kerjasama dengan Amerika, sedangkan untuk
perdagangan, mitra terbesar Indonesia adalah China.
Ketergantungan antarnegara disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu kebutuhan
yang semakin bertambah, adanya spesialisasi yang bersifat internasional, dan semakin
berkembangnya perusahaan multinasional. Oleh karena itu, di dalam menghadapi kekuatan
perubahan dan masa depan Asia, maka dibutuhkan kepemimpinan strategis (Indonesian
Leadership) yang dapat mengelola kekuatan dan kelemahan Indonesia menjadi negara yang
tangguh dalam menghadapi isu world force of change yang tengah melanda hampir di seluruh
dunia tak terkecuali di Asia (The Asia force of change).
DAFTAR PUSTAKA

Kemendag. 2019. “Strategi Indonesia Hadapi Situasi Perdagangan Global.” Kemendag.


2019. https://ditjenppi.kemendag.go.id/index.php/berita/detail/strategi-indonesia-hadapi-
situasi-perdagangan-global.

Kominfo. 2018. “Terima Strategi Kebudayaan Nasional, Presiden: Kebudayaan Adalah


Kegembiraan.” Kominfo.Go.Id. 2018.
https://www.kominfo.go.id/content/detail/15662/terima-strategi-kebudayaan-nasional-
presiden-kebudayaan-adalah-kegembiraan/0/artikel_gpr.

Magstadt, Thomas M. 2010. Understanding Politics: Ideas, Institutions, and Issues.


Belmont: Wadsworth.

Noam Chomsky. 2017. How the World Works. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.

Sutrisno, Eri. 2022. “Strategi Ekonomi Hijau Indonesia.” Indonesia.Go.Id. 2022.


https://indonesia.go.id/kategori/ekonomi/3973/strategi-ekonomi-hijau-indonesia.

Yulia LuthfiNabillah. 2021. “Dinamika Dan Peran Geopolitik Indonesia.”


Kompasiana.Com. 2021.
https://www.kompasiana.com/yuliana24/6195344806310e1f9d78d512/dinamika-dan-
peran-geopolitik-indonesia.

Anda mungkin juga menyukai