Anda di halaman 1dari 15

TUGAS EKONOMI REKAYASA

Review Mengenai Panitia Lelang

KELOMPOK III
Elia Sangapta 21010113130245 Syechna Meutia F. 21010113130261
Rut Meilana S. 21010113140248 Rangga Rishar S. 21010113140263
Dany Septantyo W. P. 21010113140246 Sony Lesmana 21010113140264
Futiha Rahmah I. M. 21010113140249 Farrika Kusfandaru 21010113140267
Aprilian Nico S. 21010113140250 Arif Rijalul Fikri 21010113130269
Samuel Parluhutan 21010113130251 Sona Arizonna 21010113130271
Rayhan Hadi 21010113130252 Farich Senoaji S. 21010113130270
Romi Setiawan 21010113130253 AlFionsyah D. 21010112110190
Yonatan Heriyanto 21010113130254 Arga Satria A. 21010110130129
Lusi Adha S. 21010113140256 Roby Akbar 21010110141138
Imam Arifin 21010113130257 Drajat Pradipta 21010110141069
Cholid Fitrianto 21010113130258
Nuryani Kartika Sari 21010113130260
.
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-NYA, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-NYA kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang panitia lelang.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Panitia Lelang ini bermanfaat untuk
masyarakat serta dapat menambah pengetahauan pembaca.

Semarang, 23 Mei 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Cover............................................................................................................................................. 1
Kata Pengantar.............................................................................................................................. 2
Daftar Isi....................................................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................................. 4
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Panitia Lelang................................................................................................... 5
2.2 Tugas & Persyaratan Panitia Lelang.................................................................................. 5
2.3 Tugas & Wewenang Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)................................................... 6
2.4 Tugas Pokok & Persyaratan Pejabat Pembuat Komite (PPK)........................................... 6
2.5 Pengadaan Melalui Swakelola............................................................................................ 7
2.6 Pengadaan Melalui Penyedia Barang & Jasa..................................................................... 8
2.7 Langkah-Langkah Pengadaan Barang & Jasa.................................................................... 10
BAB III Penutup
Kesimpulan............................................................................................................................... 12
Pertanyaan Saat Diskusi................................................................................................................ 13
Daftar Pustaka............................................................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengadaan barang/jasa merupakan bentuk kegiatan untuk mendapatkan barang/jasa dengan
kriteria tepat harga, tepat (sesuai) kualitas, tepat kuantitas (volume), rekanan dan cara
pengadaan yang tepat, dan kesepakatan lainnya sesuai dengan perjanjian yang dilakukan
sehingga pengguna dapat memanfaatkan barang/jasa dimaksud.  Untuk mendapatkan
barang/jasa dimaksud terdapat prinsip dasar yang harus dipahami. Oleh karena itu, prinsip
dasar menjadi dasar hukum bagi para pihak (penyedia dan pengguna), dan apabila tidak
mengikuti prinsip dasar dimaksud akan berhadapan dengan penegak hukum.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa tugas dari panitia lelang ?
b. Bagaimana sistematika pengadaan lelang yang dilaksanaan dalam pelelangan proyek
konstruksi ?
c. Pihak-pihak apa saja yang terkait dengan panitia lelang ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Mahasiswa dapat memahami fungsi panitia lelang dalam proyek konstruksi.
b. Mahasiswa lebih memahami alur dan sistematika lelang proyek konstruksi.
c. Mengetahui hak dan kewajiban sebuah institusi panitia lelang dalam proyek konstruksi.

1.4 Manfaat Penulisan


Mahasiswa teknik sipil Universitas Diponegoro lebih memahami peran panitia lelang dalam
suatu pekerjaan konstruksi sehingga, karena ketika lulus nanti mahasiswa pasti akan berurusan
dengan panitia lelang baik ketika bekerja sebagai kontraktor maupun konsultan .

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Panitia Lelang


Panitia lelang adalah panitia yang mengadakan lelang untuk sebuah proyek (dalam hal ini
proyek konstruksi). Dalam pelaksanaannya panitia lelang konstruksi akan mengadakan lelang
untuk jasa konsultasi dan pemborongan barang sesuai ketentuan pemerintah yang berlaku.

2.2 Tugas & Persyaratan Panitia Lelang


Panitia wajib ditetapkan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya dengan
nilai di atas Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) atau pengadaan Jasa Konsultansi dengan
nilai diatas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Anggota Panitia berjumlah gasal paling
kurang 3 (tiga) orang dan dapat ditambah sesuai dengan kompleksitas pekerjaan.  Dalam
pelaksanaannya panitia dapat dibantu oleh tim pemberi penjelasan teknis (aanwijzer). Berikut
ini merupakan tugas panitia lelang:

 Menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa.


 Menetapkan Dokumen Pengadaan.
 Menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran.
 Mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website K/L/D/I masing-masing dan
di Portal Pengadaan Nasional.
 Menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau pascakualifikasi.
 Melakukan evaluasi administrasi, teknis, dan harga terhadap penawaran yang masuk.
 Menjawab sanggahan.
 Menetapkan pemenang atau penyedia Barang/Jasa untuk:
 Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket pengadaan Barang/Perkerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya sampai dengan Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
 Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket pengadaan Jasa Konsultansi sampai
dengan Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
 Menyerahkan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PPK.
 Menyerahkan dokumen asli pemilihan penyedia Barang/Jasa kepada PA/KPA.
 Panitia menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
 Membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada Pimpinan Institusi.
 Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa kepada
KPA.

Persyaratan sebagai panitia:


 Memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
 Memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan,
 Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas ULP/Pejabat Pengadaan yang
bersangkutan.
 Memahami isi dokumen, metode dan prosedur pengadaan.

5
 Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang menetapkannya sebagai anggota
ULP/Pejabat Pengadaan.
 Memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan.
 Menandatangani Pakta Integritas setelah ditetapkan oleh pegawai negeri baik dari instansi
sendiri maupun institusi teknis lainnya.
 Anggota panitia dilarang duduk sebagai PPK, pengelola keuangan, dan APIP, terkecuali
menjadi Pejabat Pengadaan/anggota Panitia untuk Pengadaan Barang/Jasa yang dibutuhkan
instansinya.

2.3 Tugas Komite Pengguna Anggaran (KPA)


 Menetapkan rencana umum pengadaan.
 Menetapkan PPK.
 Menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;
 Menetapkan pemenang Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket pengadaan
Barang/Perkerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp 100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah).
 Menetapkan pemenang pada Seleksi atau penyedia pada Penunjukan Langsung untuk paket
pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatas Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah).
 Mengawasi pelaksanaan anggaran.
 Menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Menyelesaikan perselisihan diantara PPK dengan ULP/Pejabat Pengadaan, dalam hal terjadi
perbedaan pendapat.
 Mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh Dokumen Pengadaan Barang/Jasa.
 Menetapkan Pejabat Pengadaan.
 Menetapkan tim teknis.
 Menetapkan tim juri untuk pelaksanaan pengadaan melalui Sayembara/Kontes.

2.4 Tugas Pokok & Persyaratan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


PPK merupakan pejabat yang ditetapkan oleh KPA untuk melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa. PPK dilarang mengadakan ikatan perjanjian dengan menandatangani Kontrak
untuk Penyedia Barang/Jasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup tersedia
anggaran yang dapat mengakibatkan dilampauinya batas anggaran yang tersedia untuk kegiatan
yang dibiayai dari APBN/APBD. Di bawah ini merupakan tugas pokok PPK:

 Menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi spesifikasi teknis


barang/jasa, rincian Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan rancangan Kontrak.
 Menunjuk Penyedia Barang/Jasa.
 Menandatangani Kontrak.
 Melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa.
 Mengendalikan pelaksanaan Kontrak.
 Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA.
 Menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA dengan berita acara
penyerahan.

6
 Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan
pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan.
 Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
 Mengusulkan kepada PA/KPA mengenai perubahan paket pekerjaan dan perubahan jadwal
kegiatan pengadaan.
 Menetapkan tim pendukung.
 Menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer) untuk membantu
pelaksanaan tugas ULP.
 Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia Barang/Jasa.

Persyaratan mengenai PPK:


 Memiliki integritas moral.
 Memiliki disiplin tinggi.
 Memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk melaksanakan tugas
yang dibebankan kepadanya.
 Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki keteladanan dalam sikap
perilaku serta tidak pernah terlibat KKN.
 Menandatangani pakta integritas setelah ditetapkan.
 Tidak menjabat sebagai pengelola keuangan.
 Memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan.

2.5 Pengadaan Melalui Swakelola


Swakelola merupakan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa yang direncanakan, dikerjakan dan
diawasi sendiri oleh Pelaksana Swakelola. Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan Swakelola
meliputi:
 Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan/atau memanfaatkan
kemampuan teknis sumber daya manusia serta sesuai dengan tugas pokok K/L/D/I.
 Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi langsung masyarakat
setempat.
 Pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak diminati
oleh Penyedia Barang/Jasa.
 Pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga
apabila dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa akan menimbulkan ketidakpastian dan
risiko yang besar.
 Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau penyuluhan.
 Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survey yang bersifat khusus untuk
pengembangan teknologi/metode kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh Penyedia
Barang/Jasa.
 Pekerjaan pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah, pengujian di laboratorium
dan pengembangan sistem tertentu.
 Pekerjaan industri kreatif, inovatif, budaya dan penelitian laboratorium atau institusi
pendidikan dalam negeri.
 Penelitian dan pengembangan dalam negeri.
 Pekerjaan pengembangan industri pertahanan, industri alutsista dan industri almatsus dalam
negeri.

7
 Pengadaan Swakelola oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran:
 direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh K/L/D/I Penanggung Jawab
Anggaran.
 mempergunakan tenaga sendiri dan/atau dapat menggunakan tenaga ahli.
Pengadaan Barang/Jasa secara Swakelola selaku Penanggung Jawab Anggaran dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:

 Pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang dan tenaga ahli perseorangan yang
bukan pegawai negeri dilakukan oleh ULP/Pejabat Pengadaan.
 Pengadaan sebagaimana dimaksud pada huruf a berpedoman pada ketentuan dalam
Peraturan Presiden.
 Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara berkala berdasarkan daftar
hadir pekerja atau dengan cara upah borongan.
 Pembayaran gaji tenaga ahli tertentu yang diperlukan dilakukan berdasarkan Kontrak tenaga
ahli perseorangan.
 Penggunaan tenaga kerja, bahan, dan peralatan dicatat setiap hari dalam laporan harian.
 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang menggunakan Uang Persediaan (UP)/uang muka
kerja atau istilah lain yang disamakan dilakukan oleh instansi pemerintah Pelaksana
Swakelola.
 Uang Persediaan/uang muka kerja atau istilah lain yang disamakan dipertanggung jawabkan
secara berkala maksimal secara bulanan.
 Kemajuan fisik dicatat setiap hari dan dievaluasi setiap minggu yang disesuaikan dengan
penyerapan dana.
 Kemajuan non fisik atau perangkat lunak dicatat dan dievaluasi setiap bulan yang
disesuaikan dengan penyerapan dana.
 Pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilakukan oleh pelaksana yang ditunjuk oleh PPK,
berdasarkan rencana yang telah ditetapkan.

2.6 Pengadaan Melalui Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

 Pelelangan Umum Perencana


Yaitu metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi untuk semua pekerjaan yang
dapat diikuti oleh semua penyedia barang/pekerjaan konstruksi yang memenuhi syarat.

 Pelelangan Sederhana
Yaitu metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya untuk pengadaan yang tidak
kompleks dengan nilai paling tinggi Rp 200.000.000,-(dalam draft perubahan Perpres 54
Tahun 2010 tanggal 28 Maret 2012 nilainya paling tinggi Rp 5.000.000.000).

 Pelelangan Terbatas
Yaitu metode pemilihan pekerjaan konstruksi untuk dengan jumlah penyedia yang mampu
melaksanakan diyakini terbatas dan pekerjaan yang dikerjakan sifatnya kompleks. Pekerjaan
yang kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko
tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan yang bernilai diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).

8
 Pemilihan Langsung
Dalam hal metode, pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi
biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metode
pemilihan langsung, yaitu dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya
penawaran, sekurang-kurangnya 3 penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus
prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan
minimal melalui papan pengumunan resmi untuk penerangan umum dan bila
memungkinkan melalui internet (pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan
yang bernilai paling tinggi Rp 200.000.000,00 (dalam draft perubahan Perpres 54 Tahun
2010 tanggal 28 Maret 2012 nilainya paling tinggi Rp 5.000.000.000)).

 Penunjukan Langsung.
Yaitu metode pemilihan penyedia barang/jasa dengan menunjuk langsung 1 penyedia
barang/jasa, dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh
harga yang wajar dan secara teknis serta dapat dipertanggungjawabkan.

 Pengadaan Langsung.
Yaitu pengadaan barang/jasa langsung kepada penyedia barang/jasa tanpa melalui
pelelangan/seleksi/penunjukan langsung, dapat dilakukan terhadap pengadaan
barang/pekerjaan konstruksi yang bernilai paling tinggi Rp 100.000.000, (dalam draft
perubahan Perpres 54 Tahun 2010 tanggal 28 Maret 2012 nilainya paling tinggi Rp
200.000.000).

 Kontes/Sayembara.
Di lakukan khusus untuk pemilihan penyedia barang/Jasa lainnya yang merupakan hasil
industri kreatif, inovatif dan budaya dalam negeri.

Sedangkan khusus untuk pemilihan penyedia jasa konsultasi melalui negosiasi teknis dan biaya
sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga pasar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan. Pemilihan penyedia jasa konsultansi pada prinsipnya dilakukan
melalui Seleksi Umum. Dalam keadaan tertentu pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dapat
dilakukan melalui Seleksi Sederhana, Penunjukan Langsung, Pengadaan Langsung,
Sayembara.

 Seleksi Umum
Merupakan metode pemilihan penyedia jasa konsultansi yang daftar pendek pesertanya
dipilih melalui proses prakualifikasi secara terbuka yaitu diumumkan secara luas sekurang-
kurangnya di website K/D/L/I, dan papan pengumuman resmi masyarakat serta Portal
Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang
berminat serta memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

 Seleksi Sederhana
Merupakan metode yang dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi dalam hal Seleksi
Umum dinilai tidak efisien dari segi biaya seleksi, dilakukan untuk pengadaan Jasa

9
Konsultansi yang bersifat sederhana dan bernilai paling tinggi Rp200.000.000,-dengan
diumumkan paling kurang di website K/L/D/I dan papan pengumuman resmi untuk
masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan
dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

 Penunjukan Langsung
Dilaksanakan dikarenakan keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia jasa
konsultansi dapat dilakukan dengan menunjuk satu penyedia jasa konsultansi yang
memenuhi kualifikasi dan dilakukan negosiasi baik dari segi teknis maupun biaya sehingga
diperoleh biaya yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

 Pengadaan Langsung
Dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakteristik merupakan
kebutuhan operasional K/L/D/I, dan atau bernilai paling tinggi Rp50.000.000,-. Pengadaan
dilaksanakan oleh 1 Pejabat Pengadaan. Pengadaan Langsung tidak digunakan sebagai
alasan untuk memecah paket pengadaan menjadi beberapa paket dengan maksud untuk
menghindari Seleksi.

 Sayembara
Dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakteristik merupakan
proses dan hasil dari gagasan, kreatifitas, inovasi dan metode pelaksanaan tertentu, tidak
dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan. Persyaratan administratif bagi Penyedia Jasa
Konsultansi yang akan mengikuti Sayembara ditetapkan oleh ULP/Pejabat Pengadaan yang
dapat lebih mudah dari pada Persyaratan Penyedia Barang/Jasa secara umum. Persyaratan
dan metode evaluasi teknis ditetapkan oleh ULP/Pejabat Pengadaan setelah mendapat
masukan dari tim yang ahli dibidangnya, sedangkan pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh
tim yang ahli di bidangnya.

2.7 Langkah-Langkah Pengadaan Barang/Jasa Dengan Lelang


Berikut ini merupakan langkah-langkah penyediaan barang/jasa dengan lelang:

1. Pembentukan panitia proyek membentuk panitia lelang


Proyek membentuk panitia lelang.

2. Penyusunan dan pengesahan HPS


Panitia/tim ahli menyusun Harga Perkiraan Sendiri dan disahkan proyek.

3. Penyusunan RKS/dokumen
Panitia menyusun draft Rencana Kerja & Syarat / dokumen lelang.

4. Persetujuan draft RKS


Proyek menyampaikan surat permohonan persetujuan pelaksanaan program kepada
Pimpinan, dilampiri draft RKS, total HPS, dan penjadwalan tentatif.

5. Pengumuman lelang

10
Proyek mengadakan pengumuman lelang di media massa/cetak.

6. Pengambilan RKS oleh calon peserta lelang


Calon peserta mengambil RKS/dokumen ke proyek.

7. Rapat Penjelasan RKS (Aanzwijzing)


Pemberian penjelasan RKS oleh panitia lelang, dan dibuat Berita Acara Rapat yang ditanda-
tangani panitia dan wakil rekanan.

8. Pemasukan Surat Penawaran


Rekanan yang berminat memasukkan surat penawaran (Satu/Dua Amplop) pada tanggal dan
tempat yang ditentukan.

9. Pembukaan Surat Penawaran


Surat penawaran yang telah masuk dibuka dalam suatu rapat yang dihadiri oleh panitia dan
peserta lelang, dilanjutkan pembuatan berita acara pembukaan surat penawaran yang
ditanda-tangani panitia dan wakil peserta.

10. Evaluasi penawaran


Berdasar Berita Acara Pembukaan Penawaran, panitia mengadakan evaluasi administrasi &
teknis dan harga dari yang lolos teknis, dilaporkan ke proyek.

11. Pengumuman pemenang


Proyek menyampaikan surat usulan calon pemenang lelang dilampiri draft kontrak kepada
pimpinan dan proyek mengumumkan pemenang lelang.

12. Masa sanggah dan menjawab sanggahan


Setelah pengumuman pemenang proyek memberi kesempatan kepada peserta yang kalah
untuk memberikan sanggahan.

13. Menyiapkan dan tanda tangan kontrak


Setelah tidak ada lagi sanggahan sampai waktu yang ditentukan maka proyek menyiapkan
draft kontrak dan dikirim ke pimpinan, dan ditandatangani oleh pimpinan dan penyedia jasa.

11
BAB III

KESIMPULAN.
Setelah memahami peran dari konsultan dan kontraktor, mahasiswa perlu juga memahami peran
panitia lelang pengadaan jasa dalam proyek konstruksi. Mulai dari tahap awal pembentukan panitia
hingga tanda tangan kontrak antara owner dan penyedia jasa. Penyediaan jasa dan kepanitiannya
mempunyai beberapa alternatif metode yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan proyek, mulai dari
swakelola hingga pemilihan penyediaan jasa/barang. Banyak pihak terlibat di dalam pengadaan
barang/jasa ini mulai dari Pejabat Pembuat Komite (PPK), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), panitia
lelang, hingga kontraktor maupun konsultan. Satu pihak dan yang lain harus bersinergi dengan baik
agar proses lelang berjalan dengan lancar.

12
PERTANYAAN SAAT DISKUSI

1. Q : Bagaimana penentuan kepanitiaan lelang ? Apakah ada batasan jumlah orangnya ? Serta apa
saja tugasnya ?
A :

2. Q : Apakah yang dimaksud dengan penilaian pra-kualifikasi dan pasca-kualifikasi ?


A : Pra-kualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan
persyaratan terhadap perusahaan sebelum pemasukan dokumen penawaran. Artinya, hanya
perusahaan yang memenuhi kualifikasi-lah yang dapat memasukkan penawaran, metode ini
dilaksanakan untuk pelelangan yang bersifat kompleks. Sedangkan, Pascakualifikasi adalah proses
penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan terhadap perusahaan
SETELAH pemasukan dokumen penawaran. Pada umumnya, prinsip pelelangan menggunakan
proses ini (Kecuali Jasa Konsultasi yang wajib menggunakan Prakualifikasi). Bahkan untuk
pelelangan umum untuk pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya, sifatnya adalah wajib
(kecuali yang bernilai di atas 50 miliar).

3. Q : Apakah panitia lelang termasuk dengan owner ?


A : Panitia lelang merupakan bentukan dari owner sehingga panitia lelang juga termasuk owner.

4. Q : Apakah semua perusahaan pengadaan lelang bisa mengikuti lelang pengadaan barang ?
A : Bisa karena setiap perusahaan mepunyai sub bidang dan grade masing-masing.

5. Q : Apa saja grade pengadaan barang yang ada ?


A : Grade pengadaan ada beberapa jenis yaitu: langsung, terbuka, terutup, dan terbatas.

6. Q : Bagaimana penetapan keadilan dari panitia pengadaan barang ?


A : Dalam penilaian semua data dan surat-surat harus transparan, apabila ada data dan surat yang
tertinggal dapat disusulkan ke panitia lelang sebelum tenggat waktu yang ditentukan.

7. Q : Apakah perbedaan antara PPK dan panitia lelang ?


A : PPK merupakan bagian dari panitia lelang yang terdiri dari PPK dan KPA, masing-masing
memiliki tugas yang berbeda dalam menjalankan lelang proyek konstruksi.

8. Q : Apakah yang dimaksud dengan ULP dan LPSE ?


A : Unit layanan pengadaan (ULP) adalah unit organisasi yang menjadi bagian dari kementerian,
lembaga, pemerintah daerah, institusi yang berfungsi melaksanakan pengadaan barang atau jasa
yang bersifat permanen. Sedangkan LPSE adalah sistem pengadaan barang/jasa pemerintah yang
dilaksanakan secara elektronik dengan memanfaatkan dukungan teknologi informasi. Sistem
LPSE ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, mutu, dan transparansi dalam
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.

9. Q : Apa aja kriteria untuk panitia lelang ?


A : Kriteria untuk panitia lelang adalah
• Memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
• Memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan,

13
• Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas ULP/Pejabat Pengadaan yang
bersangkutan.
• Memahami isi dokumen, metode dan prosedur pengadaan.
• Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang menetapkannya sebagai
anggota ULP/Pejabat Pengadaan.
• Memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan sesuai dengan kompetensi yang
dipersyaratkan.
• Menandatangani Pakta Integritas setelah ditetapkan oleh pegawai negeri baik dari
instansi sendiri maupun institusi teknis lainnya.
• Anggota panitia dilarang duduk sebagai PPK, pengelola keuangan, dan APIP, terkecuali
menjadi Pejabat Pengadaan/anggota Panitia untuk Pengadaan Barang/Jasa yang
dibutuhkan instansinyaUnit layanan pengadaan (ULP) adalah unit organisasi yang
menjadi bagian dari kementerian, lembaga, pemerintah daerah.

14
DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org

https://eproc.indonesiaeximbank.go.id/eprocurement/Ketentuan%20dan%20Tahapan%20Lelang.pdf

https://ramaputra.wordpress.com/2009/07/31/tujuan-pengadaan-barang-jasa-pemerintah

http://blajakarta.kemenag.go.id/infolelang/96-prinsip-dasar-dan-etika-panitia-lelang.html

http://id.ahmad.wikia.com/wiki/Pengadaan_Barang/Jasa_Pemerintah/Metode/Cara_Pemilihan_Pengad
aan

http://www.mudjisantosa.net/2013/05/bagaimana-membuat-passing-grade-atau.html

http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2011/12/tugas-panitia-tender.html

15

Anda mungkin juga menyukai