KELOMPOK III
Elia Sangapta 21010113130245 Syechna Meutia F. 21010113130261
Rut Meilana S. 21010113140248 Rangga Rishar S. 21010113140263
Dany Septantyo W. P. 21010113140246 Sony Lesmana 21010113140264
Futiha Rahmah I. M. 21010113140249 Farrika Kusfandaru 21010113140267
Aprilian Nico S. 21010113140250 Arif Rijalul Fikri 21010113130269
Samuel Parluhutan 21010113130251 Sona Arizonna 21010113130271
Rayhan Hadi 21010113130252 Farich Senoaji S. 21010113130270
Romi Setiawan 21010113130253 AlFionsyah D. 21010112110190
Yonatan Heriyanto 21010113130254 Arga Satria A. 21010110130129
Lusi Adha S. 21010113140256 Roby Akbar 21010110141138
Imam Arifin 21010113130257 Drajat Pradipta 21010110141069
Cholid Fitrianto 21010113130258
Nuryani Kartika Sari 21010113130260
.
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-NYA, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-NYA kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang panitia lelang.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Panitia Lelang ini bermanfaat untuk
masyarakat serta dapat menambah pengetahauan pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Cover............................................................................................................................................. 1
Kata Pengantar.............................................................................................................................. 2
Daftar Isi....................................................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................................. 4
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Panitia Lelang................................................................................................... 5
2.2 Tugas & Persyaratan Panitia Lelang.................................................................................. 5
2.3 Tugas & Wewenang Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)................................................... 6
2.4 Tugas Pokok & Persyaratan Pejabat Pembuat Komite (PPK)........................................... 6
2.5 Pengadaan Melalui Swakelola............................................................................................ 7
2.6 Pengadaan Melalui Penyedia Barang & Jasa..................................................................... 8
2.7 Langkah-Langkah Pengadaan Barang & Jasa.................................................................... 10
BAB III Penutup
Kesimpulan............................................................................................................................... 12
Pertanyaan Saat Diskusi................................................................................................................ 13
Daftar Pustaka............................................................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang menetapkannya sebagai anggota
ULP/Pejabat Pengadaan.
Memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan.
Menandatangani Pakta Integritas setelah ditetapkan oleh pegawai negeri baik dari instansi
sendiri maupun institusi teknis lainnya.
Anggota panitia dilarang duduk sebagai PPK, pengelola keuangan, dan APIP, terkecuali
menjadi Pejabat Pengadaan/anggota Panitia untuk Pengadaan Barang/Jasa yang dibutuhkan
instansinya.
6
Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan
pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan.
Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
Mengusulkan kepada PA/KPA mengenai perubahan paket pekerjaan dan perubahan jadwal
kegiatan pengadaan.
Menetapkan tim pendukung.
Menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer) untuk membantu
pelaksanaan tugas ULP.
Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia Barang/Jasa.
7
Pengadaan Swakelola oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran:
direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh K/L/D/I Penanggung Jawab
Anggaran.
mempergunakan tenaga sendiri dan/atau dapat menggunakan tenaga ahli.
Pengadaan Barang/Jasa secara Swakelola selaku Penanggung Jawab Anggaran dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
Pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang dan tenaga ahli perseorangan yang
bukan pegawai negeri dilakukan oleh ULP/Pejabat Pengadaan.
Pengadaan sebagaimana dimaksud pada huruf a berpedoman pada ketentuan dalam
Peraturan Presiden.
Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara berkala berdasarkan daftar
hadir pekerja atau dengan cara upah borongan.
Pembayaran gaji tenaga ahli tertentu yang diperlukan dilakukan berdasarkan Kontrak tenaga
ahli perseorangan.
Penggunaan tenaga kerja, bahan, dan peralatan dicatat setiap hari dalam laporan harian.
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang menggunakan Uang Persediaan (UP)/uang muka
kerja atau istilah lain yang disamakan dilakukan oleh instansi pemerintah Pelaksana
Swakelola.
Uang Persediaan/uang muka kerja atau istilah lain yang disamakan dipertanggung jawabkan
secara berkala maksimal secara bulanan.
Kemajuan fisik dicatat setiap hari dan dievaluasi setiap minggu yang disesuaikan dengan
penyerapan dana.
Kemajuan non fisik atau perangkat lunak dicatat dan dievaluasi setiap bulan yang
disesuaikan dengan penyerapan dana.
Pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilakukan oleh pelaksana yang ditunjuk oleh PPK,
berdasarkan rencana yang telah ditetapkan.
Pelelangan Sederhana
Yaitu metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya untuk pengadaan yang tidak
kompleks dengan nilai paling tinggi Rp 200.000.000,-(dalam draft perubahan Perpres 54
Tahun 2010 tanggal 28 Maret 2012 nilainya paling tinggi Rp 5.000.000.000).
Pelelangan Terbatas
Yaitu metode pemilihan pekerjaan konstruksi untuk dengan jumlah penyedia yang mampu
melaksanakan diyakini terbatas dan pekerjaan yang dikerjakan sifatnya kompleks. Pekerjaan
yang kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko
tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan yang bernilai diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
8
Pemilihan Langsung
Dalam hal metode, pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi
biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metode
pemilihan langsung, yaitu dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya
penawaran, sekurang-kurangnya 3 penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus
prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan
minimal melalui papan pengumunan resmi untuk penerangan umum dan bila
memungkinkan melalui internet (pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan
yang bernilai paling tinggi Rp 200.000.000,00 (dalam draft perubahan Perpres 54 Tahun
2010 tanggal 28 Maret 2012 nilainya paling tinggi Rp 5.000.000.000)).
Penunjukan Langsung.
Yaitu metode pemilihan penyedia barang/jasa dengan menunjuk langsung 1 penyedia
barang/jasa, dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh
harga yang wajar dan secara teknis serta dapat dipertanggungjawabkan.
Pengadaan Langsung.
Yaitu pengadaan barang/jasa langsung kepada penyedia barang/jasa tanpa melalui
pelelangan/seleksi/penunjukan langsung, dapat dilakukan terhadap pengadaan
barang/pekerjaan konstruksi yang bernilai paling tinggi Rp 100.000.000, (dalam draft
perubahan Perpres 54 Tahun 2010 tanggal 28 Maret 2012 nilainya paling tinggi Rp
200.000.000).
Kontes/Sayembara.
Di lakukan khusus untuk pemilihan penyedia barang/Jasa lainnya yang merupakan hasil
industri kreatif, inovatif dan budaya dalam negeri.
Sedangkan khusus untuk pemilihan penyedia jasa konsultasi melalui negosiasi teknis dan biaya
sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga pasar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan. Pemilihan penyedia jasa konsultansi pada prinsipnya dilakukan
melalui Seleksi Umum. Dalam keadaan tertentu pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dapat
dilakukan melalui Seleksi Sederhana, Penunjukan Langsung, Pengadaan Langsung,
Sayembara.
Seleksi Umum
Merupakan metode pemilihan penyedia jasa konsultansi yang daftar pendek pesertanya
dipilih melalui proses prakualifikasi secara terbuka yaitu diumumkan secara luas sekurang-
kurangnya di website K/D/L/I, dan papan pengumuman resmi masyarakat serta Portal
Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang
berminat serta memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
Seleksi Sederhana
Merupakan metode yang dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi dalam hal Seleksi
Umum dinilai tidak efisien dari segi biaya seleksi, dilakukan untuk pengadaan Jasa
9
Konsultansi yang bersifat sederhana dan bernilai paling tinggi Rp200.000.000,-dengan
diumumkan paling kurang di website K/L/D/I dan papan pengumuman resmi untuk
masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan
dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
Penunjukan Langsung
Dilaksanakan dikarenakan keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia jasa
konsultansi dapat dilakukan dengan menunjuk satu penyedia jasa konsultansi yang
memenuhi kualifikasi dan dilakukan negosiasi baik dari segi teknis maupun biaya sehingga
diperoleh biaya yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
Pengadaan Langsung
Dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakteristik merupakan
kebutuhan operasional K/L/D/I, dan atau bernilai paling tinggi Rp50.000.000,-. Pengadaan
dilaksanakan oleh 1 Pejabat Pengadaan. Pengadaan Langsung tidak digunakan sebagai
alasan untuk memecah paket pengadaan menjadi beberapa paket dengan maksud untuk
menghindari Seleksi.
Sayembara
Dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakteristik merupakan
proses dan hasil dari gagasan, kreatifitas, inovasi dan metode pelaksanaan tertentu, tidak
dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan. Persyaratan administratif bagi Penyedia Jasa
Konsultansi yang akan mengikuti Sayembara ditetapkan oleh ULP/Pejabat Pengadaan yang
dapat lebih mudah dari pada Persyaratan Penyedia Barang/Jasa secara umum. Persyaratan
dan metode evaluasi teknis ditetapkan oleh ULP/Pejabat Pengadaan setelah mendapat
masukan dari tim yang ahli dibidangnya, sedangkan pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh
tim yang ahli di bidangnya.
3. Penyusunan RKS/dokumen
Panitia menyusun draft Rencana Kerja & Syarat / dokumen lelang.
5. Pengumuman lelang
10
Proyek mengadakan pengumuman lelang di media massa/cetak.
11
BAB III
KESIMPULAN.
Setelah memahami peran dari konsultan dan kontraktor, mahasiswa perlu juga memahami peran
panitia lelang pengadaan jasa dalam proyek konstruksi. Mulai dari tahap awal pembentukan panitia
hingga tanda tangan kontrak antara owner dan penyedia jasa. Penyediaan jasa dan kepanitiannya
mempunyai beberapa alternatif metode yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan proyek, mulai dari
swakelola hingga pemilihan penyediaan jasa/barang. Banyak pihak terlibat di dalam pengadaan
barang/jasa ini mulai dari Pejabat Pembuat Komite (PPK), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), panitia
lelang, hingga kontraktor maupun konsultan. Satu pihak dan yang lain harus bersinergi dengan baik
agar proses lelang berjalan dengan lancar.
12
PERTANYAAN SAAT DISKUSI
1. Q : Bagaimana penentuan kepanitiaan lelang ? Apakah ada batasan jumlah orangnya ? Serta apa
saja tugasnya ?
A :
4. Q : Apakah semua perusahaan pengadaan lelang bisa mengikuti lelang pengadaan barang ?
A : Bisa karena setiap perusahaan mepunyai sub bidang dan grade masing-masing.
13
• Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas ULP/Pejabat Pengadaan yang
bersangkutan.
• Memahami isi dokumen, metode dan prosedur pengadaan.
• Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang menetapkannya sebagai
anggota ULP/Pejabat Pengadaan.
• Memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan sesuai dengan kompetensi yang
dipersyaratkan.
• Menandatangani Pakta Integritas setelah ditetapkan oleh pegawai negeri baik dari
instansi sendiri maupun institusi teknis lainnya.
• Anggota panitia dilarang duduk sebagai PPK, pengelola keuangan, dan APIP, terkecuali
menjadi Pejabat Pengadaan/anggota Panitia untuk Pengadaan Barang/Jasa yang
dibutuhkan instansinyaUnit layanan pengadaan (ULP) adalah unit organisasi yang
menjadi bagian dari kementerian, lembaga, pemerintah daerah.
14
DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org
https://eproc.indonesiaeximbank.go.id/eprocurement/Ketentuan%20dan%20Tahapan%20Lelang.pdf
https://ramaputra.wordpress.com/2009/07/31/tujuan-pengadaan-barang-jasa-pemerintah
http://blajakarta.kemenag.go.id/infolelang/96-prinsip-dasar-dan-etika-panitia-lelang.html
http://id.ahmad.wikia.com/wiki/Pengadaan_Barang/Jasa_Pemerintah/Metode/Cara_Pemilihan_Pengad
aan
http://www.mudjisantosa.net/2013/05/bagaimana-membuat-passing-grade-atau.html
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2011/12/tugas-panitia-tender.html
15