PELELANGAN PROYEK
DISUSUN OLEH :
NAMA : ABDUL MUIS
NIM : 1722302069
KELAS : II-C
SEMESTER : III (Tiga)
JURUSAN : TEKNIK SIPIL
PRODI : TEKNIK REKAYASA KONSTRUKSI
JALAN DAN JEMBATAN
DOSEN PEMBIMBING:
Assalamualaikum wr.wb
Disini tak lupa saya sampaikan juga banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan andil dalam tugas ini sehingga
tugas ini dapat terselesaikan dengan baik dan tak lupa saya sampaikan
juga banyak terima kasih kepada bapak Zulfikar, M Si, M. Kom. I
selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Manajemen Konstruksi,
karena banyak dari penjelasan beliau tugas ini dapat terselesaikan dan
bisa digunakan untuk semestinya dan fungsinya.
Terimakasih,
Wassaalamualaikum wr.wb
ii
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PELELANGAN ATAU TENDER................................................... 3
2.1 Definisi Pelelangan atau Tender.................................................... 3
2.2 Jenis-jenis Pelelangan ................................................................... 4
2.3 Prinsip Dasar Pelelangan .............................................................. 4
2.4 Cara Pelelangan ............................................................................ 6
2.5 Prosedur dan Proses Pelelangan/Tender ........................................ 9
2.6 Penetapan Pemenang Lelang......................................................... 12
2.7 Pengumuman Pemenang............................................................... 13
2.8 Sumber Hukum Pelelangan........................................................... 13
BAB III JENIS-JENIS SISTEM PELELANGAN DAN PROSEDUR
PELAKSANAANNYA.................................................................................. 15
3.1 Jenis-jenis Sistem Pelelangan........................................................ 15
3.2 Pelanggaran/persekongkolan Dalam Pelelangan............................ 24
3.3 Cara Mengetahui Adanya Persekongkolan .................................... 26
3.4 Sangsi Kecurangan Saat Pelelangan.............................................. 32
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 34
4.1 Simpulan ...................................................................................... 34
4.2 Saran ............................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 36
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
memenuhi kebutuhan tersebut. Penawaran bersaing (competitive bidding) adalah
jenis lain dari pricing dalam istilah pemasaran. Dalam penawaran bersaing, setiap
penawar pada suatu kontrak tertentu harus menyerahkan semua dokumen
penawaran yang masih dapat dipertanggungjawabkan (lowest, responsive, dan
responsible) sebagai pertimbangan untuk memenangkan tender tersebut.
1.3 Tujuan
a) Agar mahasiswa tau apa itu pelelangan
b) Agar mahasiswa tau apa tujuan pelelangan
c) Agar mahasiswa tau cara melakukan pelelangan
2
BAB II
PELELANGAN ATAU TENDER
Salah satu tahapan yang mutlak harus dilalui dalam proses pemilihan
penyedia barang dan jasa pemerintah adalah tahapan pembukaan dokumen
penawaran. Acara pembukaan dokumen penawaran dilakukan secara resmi dalam
suatu acara yang disaksikan oleh semua peserta lelang karena dokumen tersebut
merupakan penentu dalam persaingan pemilihan penyedia barang/jasa
pemerintah. Acara pembukaan penawaran selalu menjadi perhatian semua peserta
lelang karena dalam acara inilah panitia pengadaan barang/jasa pemerintah
membeberkan seluruh data-data yang terdapat dalam setiap dokumen penawaran
kepada seluruh peserta lelang.
3
Tata cara pembukaan dokumen, siapa saja yang diperkanankan hadir, serta
dokumen apa saja yang harus dibuka pada acara tersebut telah diatur dalam
Peraturan Presiden R.I nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
Penggunaan tender pada suatu proyek merupakan salah satu proses untuk
pengadaan kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan. Pelelangan dapat dilaksanakan
setelah semua persiapan pembuatan rencana kerja telah selesai dikerjakan.
4
b. Kontraktor sebagai pihak yang mengikuti pelelangan atau tender.
a. Efisiensi
b. Efektif
d. Transparan
e. Adil/Tidak Diskriminatif
5
f. Akuntabel
1) Pelelangan Umum
2) Pelelangan Terbatas
3) Pelelangan Sederhana
4) Pemilihan Langsung
6
5) Penunjukan Langsung
6) Pengadaan langsung
c) Bila dokumen prakualifikasi sudah diisi oleh rekanan dan dikembalikan pada
pemberi tugas, kemudian dianalisis oleh pemberi tugas dan ditentukan rekanan
yang lulus prakualifikasi dan diadakan pengumuman pada rekanan yang lulus
prakualifikasi.
7
e) Penjelasan pekerjaan berupa rapat penjelasan dan peninjauan lapangan.
f) Pemasukan penawaran diikuti pelelangan pada hari dan jam yang telah
ditetapkan.
g) Evaluasi atas penawaran yang dimasukan oleh penawar dan keputusan atas
penawar yang paling meyakinkan keputusan tersebut diumumkan ke seluruh
penawar yang turut serta dalam proses pelelangan.
h) Setelah didapat satu pemenang tersebut diberikan Surat Perintah Kerja (SPK)
dan Surat Pelaksanaan Lapangan (SPL).
7) Swakelola
b) Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi pengguna barang atau jasa yang
bersangkutan.
Paket lelang jasa konstruksi terdiri dari dokumen lelang dan rancangan
kontrak, yang dirinci sebagai berikut:
a) Surat Undangan untuk Mengikuti Lelang disurat ini dijelaskan pula jadwal
kapan jawaban harus diterima, kemungkinan kunjungan ke lokasi proyek, dan lain-
lain.
8
b) Kerangka Acuan Penjelasan perihal latar belakang proyek, tujuan dan lingkup
jasa konstruksi, produk – produk yang harus dihasilkan, dan jangka waktu
penyelenggaraan konsultasi.
d) Format Proposal hal ini adalah serangkaian pertanyaan dan informasi yang
disusun dalam format tertentu. Jawaban dan tanggapan atas pertanyaan tersebut
akan menjadi dasar penilaian proposal yang diajukan peserta lelang
1) Prakwalifikasi
9
Yang dimaksud dengan kemampuan dapat dijabarkan seperti: modal kerja,
jumlah tenaga ahli, jumlah peralatan, pengalaman kerja dan fasilitas kerja.
Sedangkan ruang lingkup pekerjaan meliputi bidang-bidang keahlian pekerjaan yg
dikuasai oleh badan-badan tersebut.
2) Pengumuman Lelang
a) Bidang Administratif
b) Bidang Teknis
Pada bidang teknis proyek dijelaskan antara lain modifikasi baru atau
ukuran ukuran gambar yang tidak cocok dengan yang tertulis dalam spesifikasi
teknis pelaksanaan, gambar-gambar konstruksi yang sulit dimengerti/dibaca serta
kesalahan-kesalahan tulis yang terjadi.
10
Hasil dari pertemuan ini dibuatkan Berita Acara Penjelasan (aanwijzing)
dan ditanda tangani oleh dua wakil dari calon peserta pekerjaan, tergantung dari
peraturan pelelangan setempat. Dokumen Berita Acara ini kemudian menjadi
bagian yang mengikat sebagai dokumen tender tambahan (addendum).
4) Pembukaan Tender
Jangka waktu evaluasi bisa memakan waktu beberapa hari atau lebih.
Sistem evaluasi bisa bermacam-macam caranya dan umumnya cara yang banyak
dipakai yaitu dengan cara sistem bobot/sistem skoring.
Masing masing aspek dari calon kontraktor diberi nilai misalnya: metode
kerjanya, peralatan yang dipakai, kwalifikasi personil yang akan dipakai,
bonafiditas perusahaan, harga penawarannya, kelengkapan administrasinya dan
11
lain-lain. Calon kontraktor yang paling banyak mengumpulkan angka biasanya
yang ditunjuk sebagai calon pemenang.
Calon peserta yang telah diputuskan untuk memenangkan tender ini oleh
panitia evaluasi ke-mudian diberitahu secara tertulis, dan sifat pemberitahuannya
dapat terdiri dari dua hal yaitu:
b) Calon pemenang lelang dianggap sebagai perusahan jasa konstruksi yang telah
memiliki pengalaman memadai untuk mengerjakan proyek dimaksud, memiliki
reputasi baik (tidak termasuk daftar hitam perusahan), memiliki kemampuan
12
keuangan yang memadai, memiliki peralatan yang lengkap dan sebagainya.
(Suparyakir, Pelelangan Jasa Konstruksi, hal 20).
13
satunya adalah masalah “kesetaraan” antara pengguna jasa dan penyedia jasa.
Istilah “pemberi tugas” yang bernuansa diskriminatif sudah tidak digunakan lagi
dan selanjutnya disebut pengguna jasa, sedangkan untuk konsultan/kontraktor
digunakan istilah “penyedia jasa”.
Dalam salah satu ketentuannya, baik pengguna jasa maupun penyedia jasa
dapat terkena sanksi jika menyalahi ketentuannya sehingga tidak ada lagi istilah
warga negara kelas 1,2 dan 3. Sikap reformis yang kedua adalah adanya peran yang
besar bagi asosiasi (perusahaan atau profesi) untuk melakukan sertifikasi
perusahaan atau tenaga ahli yang bergerak di bidangnya. (Wulfram I. Ervianto,
manajemen Proyek Konstruksi, hal 52-53).
14
BAB III
JENIS-JENIS SISTEM PELELANGAN DAN PROSEDUR
PELAKSANAANNYA
15
Sampul Kedua berisi perhitungan harga penawaran dan, dan pada
sampul ditulis Data Harga Penawaran.
Kedua sampul tersebut dimasukkan dalam satu sampul lain yang
disebut Sampul Penutup.
16
Undangan tender ke kontraktor.
Rapat tender owner ( User )dn kontraktor anutzuizing ( penjelasan
tender ).
a. Masalah administrasi
Bentuk kontrak yang akan dibuat.
System pembayaran.
Waktu pelaksanaan pekerjaan.
Usulan kontraktor.
b. Survey lapangan
Pencocokan gambar dengan kondisi lapangan yang akan
dilaksanakan dan pehitungan ulang BQ akhir antara kontraktor peserta
tender dengan pemberi tugas dan dibuatkan berita acara Anutzuzing untuk
acuan pembuatan kontrak.
Penawaran harga dari kontraktor.
Undangan negosiasi tender.
Buka tender ( menentukan pemenang pekerjaan ).
Pembuatan berita acara negosiasi dan penunjukan pemenang.
Pembuatan kontrakkerja ( SPK, perjanjian kerja sama atau PO ).
1) Persiapan
Tahap ini khusus untuk PPK dan Panitia. Yang perlu diperhatikan pada
tahapan ini adalah dokumen pemilihan. Dokumen untuk e-proc dengan
konvensional amat berbeda, utamanya pada tahapan pengadaan, penyampaian
dokumen dan bentuk surat penawaran serta lampirannya.
17
2) LPSE - Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Oleh sebab itu, apabila ada yang hendak melaksanakan lelang secara
elektronik, atau hendak ikut lelang yang dilaksanakan secara elektronik, silakan
menghubungi LPSE terdekat atau LPSE yang melaksanakan pengadaan
barang/jasa.
3) Pengumuman
4) Pendaftaran
18
menerima pendaftar, juga harus ada orang yang menjaga untuk menerima
pendaftar, serta menyiapkan formulir pendaftaran untuk diisi oleh calon
penyedia barang/jasa. Dari sisi penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan
Surat Kuasa yang bermaterai kalau yang mendaftar bukan direktur atau yang
berada di dalam akte, dan persyaratan lainnya.
5) Aanwijzing
19
saling bertukar penjelasan, pertanyaan, dan jawaban. Dengan cara seperti ini,
tidak ada kontak fisik yang terjadi, dan tidak ada emosi yang tertumpah.
Satu lagi, karena seluruh komunikasi telah tercatat pada sistem, maka
berita acara Aanwijzing hanya ditanda tangani oleh Panitia Lelang dan
diupload, tidak perlu ada tandatangan saksi, dan absensi Aanwijzing.
6) Pemasukan Dokumen
Dari semua dokumen itu, hanya 1 yang bentuknya masih harus secara
fisik, yaitu Jaminan Penawaran dan tidak dikirimkan ke panitia pengadaan
melainkan dititipkan ke LPSE penyelenggara.
20
Satu yang WAJIB diperhatikan oleh penyedia, mohon seluruh dokumen
yang akan dikirim tidak dikompres menjadi file ZIP atau kompresi lainnya
seperti TAR atau RAR, karena ini akan menyebabkan dokumen tersebut tidak
dapat dibuka oleh panitia.
7) Pembukaan Dokumen
21
juga tidak bisa menggunakan aplikasi sembarangan, melainkan juga harus
menggunakan aplikasi yang dibuat oleh Lembaga Sandi Negara.
8) Evaluasi
Kalau mau dicetak juga bisa, tapi akan boros kertas dan tidak
bermanfaat, karena nanti setelah dicetak akan dibuang kembali.
9) Penetapan Pemenang
22
10) Pengumuman
11) Sanggah
Apabila peserta lelang tidak puas dengan jawaban Panitia, maka dapat
melakukan sanggah banding yang kembali kepada sistem konvensional, yaitu
melalui surat kepada PA/KPA/Kepala Daerah dan ditembuskan kepada
Inspektorat (APIP).
23
3.2 Pelanggaran / persengkongkolan dalam pelelangan
PEMBERIAN SUAP / SOGOK ( BRIBERY )
Pemberian dalam bentuk uang, barang, fasilitas, dan janji
untuk melakukan suatu perbuatan yang akan berakibat membawa
untung terhadap diri sendiri atau pihak lain, yang akan yang
berhubungan dengan jabatan yan dipegangnya pada saat itu.
PENGGELAPAN ( EMBEZZLEMENT )
Perbuatan mengambil tanpa hak oleh seseorang yang telah
diberi kewenangan, untuk mengawasi dan bertanggung jawab penuh
terhadap barang milik negara, oleh pejabat publik maupun swasta.
PEMALSUAN ( FRAUD )
Suatu tindakan atau perilaku untuk mengelabui orang lain atau
organisasi, dengan maksud untuk keuntungan dan kepentingan dirinya
sendiri maupun orang lain.
PEMERASAN ( EXTORTION )
Memaksa seseorang untuk membayar atau memberikan
sejumlah uang atau barang, atau bentuk lain, sebagai ganti dari
seorang pejabat public untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Perbuatan tersebut dapat diikuti dengan ancaman fisik ataupun
kekerasan.
24
PILIH KASIH ( FAVORITISME )
Memberikan pelayanan yang berbeda berdasarkan alasan
hubungan keluarga, afiliasi partai politik, suku, agama, dan golongan
yang bukan kepada alasan objektif, seperti kemampuan, kualitas,
rendahnya harga, profesionalisme kerja.
NEPOTISME ( NEPOTISM )
Tindakan untuk mendahulukan sanak keluarga, kawan dekat,
anggota partai politik yang sepaham, dalam penunjukkan atau
pengangkatan staf, panitia pelelangan atau pemilihan pemenang
lelang.
25
dan jabatan yang dimilikinya untuk memenangkan kontrak
pemerintah.
26
3. Indikasi persekongkolan pada saat prakualifikasi perusahaan atau pra
lelang,
antara lain meliputi:
27
5. Indikasi persekongkolan pada saat pengumuman tender atau lelang,
antara lain meliputi:
a. Jangka waktu pengumuman tender/lelang yang sangat terbatas.
b. Informasi dalam pengumuman tender/lelang dengan sengaja dibuat
tidak lengkap dan tidak memadai. Sementara, informasi yang lebih
lengkap diberikan hanya kepada pelaku usaha tertentu.
c. Pengumuman tender/lelang dilakukan melalui media dengan
jangkauan yang sangat terbatas, misalnya pada surat kabar yang
tidak dikenal ataupun pada papan pengumuman yang jarang dilihat
publik atau pada surat kabar dengan jumlah eksemplar yang tidak
menjangkau sebagian besar target yang diinginkan.
d. Pengumuman tender/lelang dimuat pada surat kabar dengan ukuran
iklan yang sangat kecil atau pada bagian/lay-out surat kabar yang
seringkali dilewatkan oleh pembaca yang menjadi target
tender/lelang.
28
7. Indikasi persekongkolan pada saat penentuan Harga Perkiraan Sendiri
atau harga dasar lelang, antara lain meliputi:
a. Adanya dua atau lebih harga perkiraan sendiri atau harga dasar atas
satu produk atau jasa yang ditender/dilelangkan.
b. Harga perkiraan sendiri atau harga dasar hanya diberikan kepada
pelaku usaha tertentu.
c. Harga perkiraan sendiri atau harga dasar ditentukan berdasarkan
pertimbangan yang tidak jelas dan tidak wajar.
29
e. Adanya pemindahan lokasi/tempat penyerahan dokumen penawaran
secara tiba-tiba tanpa pengumuman secara terbuka.
30
yang tidak jelas atau diumumkan melalui faksimili dengan nama
pengirim yang kurang jelas.
b. Tanggal pengumuan tender/lelang ditunda dengan alasan yang tidak
jelas.
c. Peserta tender/lelang memenangkan tender atau lelang cenderung
berdasarkan giliran yang tetap.
d. Ada peserta tender/lelang yang memenangkan tender atau lelang
secara terus menerus di wilayah tertentu.
e. Ada selisih harga yang besar antara harga yang diajukan pemenang
tender/lelang dengan harga penawaran peserta lainnya, dengan
alasan yang tidak wajar atau tidak dapat dijelaskan.
31
14. Indikasi persekongkolan pada saat pelaksanaan dan evaluasi
pelaksanaan, antara lain meliputi:
a. Pemenang tender/lelang mensub-contractkan pekerjaan kepada
perusahaan lain atau peserta tender/lelang yang kalah dalam tender
atau lelang tersebut.
b. Volume atau nilai proyek yang diserahkan tidak sesuai dengan
ketentuan awal, tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Hasil pengerjaan tidak sesuai atau lebih rendah dibandingkan dengan
ketentuan yang diatur dalam spesifikasi teknis, tanpa alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
32
2. pidana denda serendah-rendahnya Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah) atau pidana kurungan pengganti denda selama- lamanya 3
(tiga) bulan (pasal 48 ayat (3)), dalam hal pelaku usaha dan/atau
menolak menyerahkan alat bukti yang diperlukan dalam
penyelidikan dan/atau pemeriksaan atau menolak diperiksa,
menolak memberikan informasi yang diperlukan dalam
penyelidikan dan/atau pemeriksaan, atau menghambat proses
penyelidikan dan/atau pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 41 ayat (1) dan (2).
Terhadap pidana pokok tersebut, juga dapat dijatuhkan pidana tambahan
terhadap pelanggaran pasal 22 sebagaimana diatur dalam Pasal 49 UU No.
5/1999 berupa:
1. pencabutan izin usaha, atau
2. larangan kepada pelaku usaha yang telah terbukti melakukan
pelanggaran terhadap undang-undang ini untuk menduduki jabatan
direksi atau komisaris sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan
selama-lamanya 5 (lima) tahun, atau
3. penghentian kegiatan atau tindakan tertentu yang menyebabkan
timbulnya kerugian pada pihak lain.
Terhadap persekongkolan dalam tender yang melibatkan Pegawai atau
Pejabat Pemerintah (PNS atau yang diperbantukan pada BUMN, BUMD,
atau Swasta), maka untuk menegakkan hukum persaingan KPPU
menyampaikan informasi tentang persekongkolan tersebut kepada atasan
Pegawai atau Pejabat bersangkutan atau Kejaksaan, maupun Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), untuk mengambil tindakan hukum sesuai
dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
33
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Lelang atau tender adalah penawaran pekerjaan kepada Kontraktor
atau Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan
dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu tahapan yang mutlak harus dilalui
dalam proses pemilihan penyedia barang dan jasa pemerintah adalah tahapan
pembukaan dokumen penawaran.
pelelangan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu pelelangan
langsung dan pelelangan terbatas. Pada prinsipnya, kedua macam pelelangan
tersebut sama, hanya ada sedikit perbedaan dalam hal peserta lelang.Proses
Pelelangan Tender adalah sebagai berikut :
Perencanaan pekerjaan yang akan dilelang.
Dokumen pekerjaan yang akan dilelang.
Koordinasi intern owner membahas pekerjaan yang akan dilelang.
Undangan tender ke kontraktor.
Rapat tender owner ( User )dn kontraktor anutzuizing ( penjelasan
tender ).
Penawaran harga dari kontraktor.
Undangan negosiasi tender.
Buka tender ( menentukan pemenang pekerjaan ).
Pembuatan berita acara negosiasi dan penunjukan pemenang.
Pembuatan kontrakkerja ( SPK, perjanjian kerja sama atau PO ).
4.2 Saran
Saat ingin melakukan pelelangan setidaknya buatlah dokumen
pelelangan dengan jelas agar peserta lelang tidak kebingungan
dengan persyaratannya.
34
Pemilihan pemenang peserta lelang berdasarkan kriteria yang
memenuhi.
Hindarilah persengkongkolan dalam pelelangan
Hindarilah kecurangan dalam pelelangan.
35
DAFTAR PUSTAKA
https://indonesiacahayasemesta.wordpress.com/2012/08/11/lelang-eproc-dan-
lelang-manual/
http://dl.dokumen.tips/download/ffffc3529ed1ea1443ea543b8349cee573530b2f6c
7b3c0d5a424b5bfce1364d1f3ba31379f7fb6097cbc4ec985d1a6df8929b5054090ba
84cbd73bf01bfeb26qwDF6q9nIo7yLxlUnf8JmJ+SxP%2FX2poE+TUoTlQbqGC
%2F8yv1fuI%2FSK6aNZLQw9+R
http://cara-proses.blogspot.com/2015/12/cara-dan-proses-pelelangan-tender.html
https://www.situstekniksipil.com/2017/11/definisi-pelelangan-atau-tender.html
https://indonesiacahayasemesta.wordpress.com/2012/08/11/lelang-eproc-dan-
lelang-manual/
36