mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak, menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan, mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan atau mengubah jadwal pelaksanaan. Perubahan juga mengakibatkan proyek terlambat dan biaya yang melambung tinggi (cost overruns). Akibat sering terjadinya change order (perubahan pekerjaan) dimana proses administrasinya tidak dijalankan sesuai prosedur maka sering terjadi perselisihan antara pemilik dan kontraktor yang berakhir di arbitrase (pengadilan). Bertitik tolak dari hal tersebut maka akan diteliti apa penyebab utama dari change order (perubahan pekerjaan), dan dampaknya terhadap proyek-proyek konstruksi di Kota Padang baik proyek yang dikelola oleh pemerintah ataupun swasta. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis penyebab dan dampak yang ditimbulkan akibat dari penerapan Contract Change Order (CCO) terhadap Cost variant (perbedaan anggaran) dan Time variant (perbedaan waktu) pada proyek konstruksi. penelitian ini hanya terdiri dari 8 kasus proyek konstruksi dengan pembagian atas 4 kelompok bangunan yaitu bangunan komersial (Pusat Perbelanjaan, kampus) Bangunan Fasilitas umum (perkantoran) dan bangunan Industri (Pabrik), dan bangunan residential (Perumahan).
MATERI DAN METODE MATERI Perubahan perintah kerja atau lazim disebut dengan Contract Change Order (perubahan kontrak pekerjaan) bukanlah sebuah proses yang sederhana. Tahapan-tahapan perubahan untuk persetujuan perubahan tersebut akan menghasilkan addendum atau amandemen kontrak. Proses perubahan perintah kerja ini melibatkan banyak pihak baik proses pemeriksaannnya, penelitiannya, dan persetujuannnya, khususnya pada kontrak kerja konstruksi. Contract Changer Order (perubahan lingkup kontrak kerja) pada sebuah proyek konstruksi adalah hal yang umum terjadi. Perubahan lingkup kerja (change order) yang tidak teridentifikasi akan mengakibatkan tambahan biaya yang tidak di imbangi dengan tambahan pendapatan bagi kontraktor. Akibatnya terjadi pembengkakan anggaran target keuntungan tidak tercapai bahkan proyek akan rugi. Contract Change Order (perubahan kontrak pekerjaan) ini diterapkan harus melalui prosedur inisiatif pengajuan. Dimana detail prosedurnya diatur dalam kontrak misalnya permintaan pemilik proyek yaitu permintaan perubahan yang datang dari pemilik proyek biasanya modifikasi desain, perubahan spesifikasi, revisi gambar konstruksi, dst. Kemudian ada yang disebut inisiatif kontraktor, kontraktor akan memberi notifikasi kepada pemilik proyek untuk mengidentifikasi suatu perubahan terhadap lingkup kerja. Pemilik proyek akan mereview dan memberikan jawaban apakah notifikasi perubahan ini diterima atau ditolak. Bila diterima kontraktor akan diminta untuk mengajukan changes proposal (nilai perubahan) yang diajukan secara. Ada beberapa penelitian yang menggambarkan tentang Contract Change Order (Perubahan Kontrak Pekerjaan) diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Imam (2007) pada tesis yang berjudul Penyebab dan Dampak Contract Change Order pada proyek rumah tinggal di Surabaya. Pada penelitian ini mengatakan bahwa Setiap proyek konstruksi selalu terjadi perubahan atau yang biasa disebut Contract Change Order. Banyaknya Change Order pada proyek konstruksi bisa menyebabkan proyek tersebut terlambat dan pembengkakan biaya. Dalam penelitian yang dilakukan pada proyek rumah tinggal ditemukan paling banyak Change Order. Dari penelitian ini diketahui bahwa penyebab Change Order pada proyek perumahan menunjukan faktor Perubahan Desain. Dimana perubahan desain merupakan faktor yang sering terjadi dan memberikan dampak yang besar terhadap biaya dan waktu . Besarnya penambahan biaya dan waktu yang sering terjadi berkisar antara 1020% dari apa yang sudah tercantum dalam kontrak awal. Proses pengolahan Change Order (perubahan pekerjaan) di lapangan secara
umum sudah berdasarkan proses pengolahan change order yang benar. Penelitian oleh Imam Mustika Murni ini hanya terfokus pada bangunan perumahan saja. Dalam Peraturan Presiden RI No 54 tahun 2010 Pasal 87 tentang perubahan kontrak, terutama ayat 1 menyatakan: dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak,
METODE Metode yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu mendiskriptifkan Contract Change Order yang terjadi pada proyek konstruksi yang ,meliputi penyebabnya dan dampak yang ditimbulkan akibat penerapan Contract change order (CCO) ini. Studi literatur diperoleh dari bermacam-macam buku teks dan jurnal tentang penelitian change order di beberapa daerah di Indonesia dan kutipan dari beberapa buku tentang penelitian change order di luar negeri. untuk mengetahui dasar-dasar teori dan perkembangan terbaru Change Order pada proyek konstruksi. Dan akhirnya didapat beberapa factor penyebab dari change order. Data yang dikumpulkan ada 2 jenis data, yakni Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara langsung dengan pihak kontraktor dan owner.yang dilengkapi dengan beberapa pertanyaan yang terangkum dalam kuisioner. Kuisioner diberikan langsung pada proyek yang dituju yang menerapkan Change Order. Parameter yang diterapkan dalam kuisioner ini sifatnya menunjang pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara. Data Sekunder. Data sekunder adalah data yang berasal dari hasil laporan, studi literatur, atau data publikasi lainnya. Data sekunder yang dikumpulkan pada penelitian ini antara lain : 1. 2. 3. Literatur terkait dengan Contract Change Order (CCO). Dokumen addendum Contract Change Order (CCO) Rencana Anggaran Biaya dari proyek yang menggunakan Contract Change Order (CCO). Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis of varians dengan penerapan sample yang lebih dari 2 dimana :
Cost Varian ( CV ) yang didapat setelah melalui perhitungan selisih anggaran akhir dengan anggaran awal . Varian biaya (CV) = BCWS-ACWS...................................... ACWS = jumlah aktual dari pengeluaran atau dana yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pada kurun waktu tertentu. BCWS = nilai hasil dari nilai pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap anggaran yang telah disediakan untuk melaksanakan proyek tersebut Cost variant (CV) = perbedaan biaya yang terjadi antara anggaran awal dengan anggaran akhir. Time variant (TV) = Perbedaan durasi waktu pelaksanaan pekerjaan yang terjadi
Deskriptif Analisis Proyek A. 1. Proyek Konstruksi pada Kelompok Bangunan Komersial Proyek Bangunan Pusat perbelanjaan (P1)
A1 Pek Pembersihan pembongkaran A2 Pek Pile cap , tie beam beton K450 A3 Pek Struktur Lantai 1 A4 Pek Struktur lantai 2 A5 Pek Struktur lantai 3 A6 Pek Struktur lantai atap dan mesjid A7 Pekerjaan plasteran dan sanitair A8 Pekerjaan pintu dan jendela A9 Pekerjaan cat A10 Pekerjaan plafon A11 Pekerjaan Panel A12 Pek Armatur lampu,saklar, stop kontak A13 Pekerjaan Instalasi Final A14 Pekerjaan Fire Alarm A15 Instalasi air Bersih A16 Instalasi Air kotor dan air berkas A17 pemipaan sprinkler * Pekerjaan kurang
973.018.653 1.752.585,877 34.088.792,00 49.826.235,00 240.776.671,00 3.988.792,00 95.710.496 58.380.629 9.643.200* 10.035.600 66.247.200 2.472.900 97.356.600 44.605.000 23.584.100
Dari Grafik dan tabel diatas dapat dilihat bahwa Change order yang terjadi pada proyek pembangunan pusat perbelanjaan tersebut membutuhkan penambahan anggaran yang terbesar terjadi pada pekerjaan struktur. 2. Proyek Konstruksi Kampus A ( P2)
Tabel Jenis Change Order pada bangunan kampus A Cost Variant Kode Jenis CCO Pekerjaan Struktur
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10
Pekerjaan Pondasi Pekerjaan Tanah Pasangan Bata Plesteran Kamprotan Beton lantai anak tangga selasar Dinding beton penahan tanah dibawah sloof Pek Struktur Lantai Dasar Pek Struktur lantai 2 Pek Struktur lantai 3 Pek Struktur lantai atap Pek Arsitektur
9.720.000 3.924.637 5.266.545 3.770.121 1.188.897 14.314.328 39.407.021 50.425.623 36.008.020 5.049.187
Pek Konstruksi dan finishing Atap Pekerjaan plasteran dan sanitair lt 2 Pekerjaan plasteran dan sanitair lt 3 Pek plasteran dan sanitair lt dak Pekerjaan plasteran dan sanitair lt 1
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa pekerjaan pada proyek kampus ini yang membutuhkan penambahan anggaran terbesar akibat dengan adanya Contract Change Order adalah pada pekerjaan Arsitektur dan kelengkapannya, 3. Proyek Bangunan Kampus B ( P3) Tabel 4.4. Jenis Change Order pada bangunan Kampus B
Kode Pek Struktur Pekerjaan Struktur Bawah C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 Pekerjaan Tanah
Pek Beton bertulang dibawah elv +0.00
Jenis CCO
Cost varian
Pek Struktur Lantai Dasar Pek Struktur lantai 2 Pek Struktur lantai 3 Pek Struktur lantai atap Pek Rangka Atap Pekerjaan Instalasi Plaumbing
Dari tabel dan grafik diatas dari seluruh item pekerjaan yang mengalami Contract change order pada proyek pembangunan kampus B ini dapat dilihat bahwa penambahan anggaran terbesar terdapat pada pekerjaan struktur. B. Proyek Konstruksi Kelompok Bangunan Fasilitas Umum 1. Proyek Bangunan Rumah sakit ( P4 ) Tabel Jenis Change Order pada bangunan rumah sakit
Kode Jenis CCO Penggantian plafon ruang anastesi 10.320 A1 A2 A3 A4 A5 Pek perbaikan rangka plafon Pas Plafon GRC Akustik Membersihkan dinding dng soda api Cat dinding dengan cat dulux Cat Plafon Pek ruang observasi B1 B2 B3 Pek Bobok dinding retak Pesteran dinding retak Plesteran 1:2 82.500 178.750 726 195.132 20.280 50.412 239.556 Cost Varian
B4 B5 B6
Mencat dinding bata dengan cat Dulux Mencat Plafon Mencat Daun Pintu Pekerjaan ruangan USG radiologi
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11
Pek Bobok dinding retak Plesteran dinding retak + zat Aditif Pas bata 1:2 Plesteran 1:2 Pas Plafon GRC Akustik Pas Rangka Partisi Pas Dinding Partisi triplek 4 mm Pas list sudut Mencat dinding bata Mencat plafon Mencat daun pintu Pek ruang tunggu IGD
195.000 422.500 190.115 334.157 119.214 4.346 4.323 192.720 1.812.458 18.538 12.598
D1 D2 D3 D4
Pek bobok dinding retak Pesteran dinding retak + zat aditif Mencat dinding bata Mencat plafon Pek KM / WC
E1 E1
656.255* 51.325*
F1 F2 F3 F4
Galian tanah Pas Pondasi batu bata Beton umpak Timbunan tanah
Cor beton tumbuk Cor plat Beton bertulng Pas Tiang 2.5 Pas kuda2 baja ringan Pas Atap seng BJLS 20 polos Pas Talang PVC Pas talang Pipa PVC 3" Pembersihan LANTAI II
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8
Pek dinding & Plafon Ruang OK sentral Pek cat anti bakteri Pas Plafon GRC Akustik Cat plafon Pek bobok dinding retak Pesteran dinding retak + zat aditif Pas lis Profil 5 cm Cat dinding selasar
Pada proyek rehab rekon rumah sakit ini ada beberapa item pekerjaan yang mengalami change order atau perubahan lingkup pekerjaan. Penambahan anggaran terbesar terdapat pada pekerjaan renovasi bidang arsitektur pada lantai 2
2. Proyek Bangunan Kantor ( P5 ) Tabel 4.6. Jenis Change Order pada bangunan kantor
KODE JENIS CCO COST VARIAN
LANTAI I 350.000
E1
Pek Pembongkaran
180.000
E2
Pek Pondasi
3.475.260
E3
E4
E5
Pek plesteran
5.000.228
E6
Pek Lantai
145.494
E7
E8
Pek cat
2.580.000
E9 B
E10
Beton bertulang
11.007.730
E11
E12
Pek Plesteran
491.253
E13
E14
Pek Cat
7.095.000
E15
Pada proyek pelaksanaan pembangunan kantor ini ada beberapa item pekerjaan yang mengalami change order atau perubahan lingkup pekerjaan seperti yang terlihat pada tabel dan grafik di atas . Change order yang paling besar penambahan anggarannya terjadi pada pekerjaan beton bertulang / dinding
A. F1
163.573.386
F3
F4
F5
F6
F7
F8
F9
Dari grafik dan tabel diatas dapat dilihat bahwa proyek bangunan industri menerapkan sistim Change order pada beberapa item pekerjaan . Item pekerjaan yang paling besar mengalami penambahan biaya adalah pada pekerjaan pembangunan bangunan TG House tepatnya pada pembuatan pondasi TG House.
D. Proyek Konstruksi Kelompok Bangunan Residential 1. Proyek Perumahan (P7) Tabel Jenis Change Order pada bangunan perumahan COST VARIANT
254.899 549.239* 422.000 117.975* 195.312
KODE
JENIS CCO
H1 H2 H3 H4 H5
Pembongkaran atap genteng keramik Pek. pembongkaran lesplank Pek. pembongkaran palt dack entrance Pek. pembongkaran beton entrance Pembongkaran kolom dan ring balok
H6 H7
Pek. dinding batu bata Pek. pembongkaran konzen Pek. Beton dan dinding
89.059* 4.567*
H8 H9
24.600.580* 2.534.594*
H10 H11 H12 H13 H14 H15 H16 H17 H18 H19 H20 H11 H22 H23 H24
1. Bangunan Induk 2. Bangunan Canopy Pek. Plesteran Pesteran dinding bata 1 : 4 Perbaikan dinding yang retak Pek. afwerking beton kolom + Balok Pas. Batu alam Pek. Loteng Pekerjaan pintu dan jendela Pek. pengecatan Pek. perlengkapan dalam Pek. perlengkapan dalam Instalasi telepon dan listrik Instalasi Sanitair Pek. perlengkapan luar
8.230.120 800* 8.229.320 3.953.467* 3.082.111 47.771 4226265 23.346.081 3.705.780 40.727.453 23.346.081 3.705.780 40.727.453 23.702.300 16.159.756
Pekerjaan kurang
Pada tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa pada bangunan perumahan yang dibiayai oleh Pemda ini ada beberapa perubahan lingkup pekerjaan. Contract Change Order ada pada beberapa item dan penambahan anggaran terbesar terdapat pada pekerjaan dalam. 2. Proyek Perumahan (P8) Tabel Jenis Change Order pada bangunan perumahan
Total Cost varian
Kode
H1
6.976.499 28.508.134
35.484.633
25.000.400 3.624.521 18.291.407 13.311.018 10.226.546* 55.241.143* 71.046.436* 1.154.167* 17.253.954 70.593.673
H2
Pekerjaan beton dan dinding Pekerjaan kolom slof Pekerjaan kolom lantai dasar Pekerjaan balok Pekerjaan kolom lt 1
H3 H4 H5 H6 H7
Pek Plat konsul dan atap dak Pek Dinding Bata dan Plesteran Pek Atap Pek lantai Pek Konzen pintu dan jendela
Pada tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa Change Order yang terjadi pada proyek pembangunan rumah tinggal ini terjadi pada item pekerjaan finishing yaitu pekerjaan konsen pintu dan jendela.
ANALISIS DATA Prosedur perubahan secara umum yang diajukan oleh owner
Tidak
Pengesahan
Ya
Konfirmasi perubahan
Instruksi Lapangan
Tidak
Ide Untuk perubahan Usulan Biaya
Ya
Pelaksanaan Lapangan
Penyebab dari change order yang biasa terjadi pada proyek konstruksi terdiri dari banyak factor seperti yang telah dirinci pada Bab II. Pada penelitian ini menggunakan data proyek yang diteliti sebanyak 8 proyek tertera dalam gambar dibawah ini.
Jml CCO P3 P2 P1 P7 P5 P8 P6 P4
Jenis CCO
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Contract Change order (perubahan kontrak pekerjaan) merupakan hal yang sudah lazim dalam suatu proyek oleh karena itu haruslah diperhatikan dan dikontrol dengan baik agar efek yang ditimbulkan oleh Contract Change Order itu dapat diminimalisir. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi dan
menganalisis penyebab dan dampak yang ditimbulkan akibat penerapan Contract Change Order (CCO) dimana dampak tersebut di kaji terhadap Cost Variant dan Time Variant saja.
Faktor penyebab Change Order dari 8 proyek yang diteliti umumnya penyebab terbesar adalah perubahan desain atau ketidaksesuaian gambar kemudian diikuti dengan adanya pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang. Proses pengolahan Contract Change Order
umumnya banyak dilakukan pada saat pertengahan pelaksanaan proyek. Dan pihak-pihak penyebab Contract change Order (CCO) yang terbanyak karena permintaan owner . Dampak dari Contract Change Order itu diketahui dari 8 proyek konstruksi yang diteliti umumnya mengalami penambahan biaya dan waktu. Besarnya penambahan anggaran biaya yang terjadi tidak tergantung dari banyaknya item pekerjaan yang di change order tetapi tergantung dari bagian mana yang membutuhkan biaya yang besar dalam pelaksanaannya. Durasi waktu pelaksanaan akan mengalami penambahan apabila dilakukan Contract Change Order (CCO) akibatnya banyak proyek yang mengalami keterlambatan penyelesaian. Dari 8 proyek yang melaksanakan Contract Change Order ( CCO ), 1 (satu) diantaranya mengalami penambahan anggaran melebihi ketentuan yaitu 10 % dari anggaran awal yang ditetapkan yaitu 17.62% (proyek P2) akibatnya harus dilakukan negosiasi . Saran Dari kesimpulan diatas maka dapat diberikan saran yang sekiranya bermanfaat baik bagi peneliti selanjutnya . 1. Penelitian ini merupakan studi kasus dan hanya dilakukan pada 8 proyek saja akibat terbatasnya waktu dan keadaan Kota Padang setelah gempa 30 September 2009 yang mana data yang dibutuhkan tidak lengkap. Maka untuk penelitian selanjutnya hendaknya dapat dilakukan dengan jumlah proyek yang lebih banyak dan lebih mendetail sehingga menemukan solusi penanganan-penanganan apa saja yang dapat dilakukan oleh pihak kontraktor dan pengembang untuk meminimalisasi dampak dari contract change order tersebut. 2. Bagi kontraktor dan pengembang sebelum tahap perencanaan ditenderkan sebaiknya dilakukan studi kelayakan lebih dahulu sehingga perubahan lingkup kerja akibat tidak sesuainya gambar dengan kondisi di lapangan dapat dihindari.