Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN CCO,ADENDUM

DAN AMANDEMENT KONTRAK


Pengertian CCO (Contract Change Order) Dan Dasar Hukumnya

Pelaksanaan kontrak pengadaan barang/jasa dalam


hal ini pekerjaan fisik kadangkala sering mengalami pekerjaan
tambah/kurang bisa dikarenakan mengubah spesifikasi teknis
pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan, hal tersebut
dinamakan  CCO (Contract Change Order). Contohnya dalam
pekerjaan jalan rabat beton dalam kontrak volume
100m x 15cm = 15 m3. Akan tetapi kenyataan di lapangan
hanya dilaksanakan ketebalan 10cm. Maka harus ditambah
panjang volumenya agar mencapai volume yang
direncanakan, Atau bisa juga menambah item
perhitungan pada pekerjaan lain. Dengan total nilai tetap
seperti yang terkontrak maka volume yang berbeda pada
rencana awal harus di CCO alias perhitungan tambah/kurang,
tanpa merubah isi kontrak dan nilai jumlah kontrak.
Apa perbedaan antara CCO
(Contract ChangerOrder),
Adendum dan Amandemen
Kontrak?
‘apa perbedaan addendum dan amandemen’.
Secara retorika, yang bertanya menjawab
bahwa addendum adalah
penambahan/perubahan dokumen pada saat
lelang atau sebelum kontrak ditandatangani,
sedangkan amandemen adalah
penambahan/perubahan setelah kontrak
berjalan atau telah ditandatangani. Apa
demikian?.
Untuk mengkajinya  harus merujuk kepada Hukum
Kontrak yang berlaku. Apa saja yang dikatakan oleh
aturan-aturan yang menyangkut kontrak dan aturan yang
terkait.
 
Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada sebenarnya
CCO (Contract Change Order), Addendum dan
Amandemen Kontrak adalah Istilah yang sama, hanya
Addendum dan Amandemen Kontrak merupakan Produk
Lanjutan dari CCO (Contract Change Order). Jika
terjadi CCO berarti akan terjadi Addendum atau
Amandemen Kontrak, sedangkan jika terjadi Addendum
atau Amandemen belum tentu telah terjadi CCO
Mari dilihat dasar hukum alasannya.
 Perpres 54 tahun 2010 Pasal 87 Ayat 1 tentang
Perubahan Kontrak menyatakan sebagai berikut:
 a.    Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi
lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar
dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam
Dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia Barang/Jasa
dapat melakukan perubahan Kontrak yang meliputi:
 b.     menambah atau mengurangi volume pekerjaan
yang tercantum dalam Kontrak;
 c.     menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan;
 d.    mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai
dengan kebutuhan lapangan; atau
 e.     mengubah jadwal pelaksanaan.
Perka
 LKPP No. 2 tahun 2011 tentang Standar Dokumen
Pengadaan pada Bagian Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK)
Klausul Addendum atau Perubahan Kontrak dalam hal ini
diambil dari Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Metoda Pascakualifikasi

34.1
 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.
34.2 Perubahan Kontrak bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para

pihak, meliputi: 
perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan

oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
dalam kontrak;
perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan

pekerjaan;
perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan,

perubahan pelaksanaan pekerjaan dan/atau penyesuaian harga.
 

34.3  Untuk kepentingan perubahan kontrak, PA/KPA dapat

membentuk Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul
PPK.
Berdasarkan ketentuan di atas jelas dapat diketahui bahwa perubahan

kontrak dapat dilakukan dengan Adendum Kontrak. Artinya segala
sesuatu perubahan pada kontrak dilakukan melalui Adendum Kontrak.
Jenis Adendum Kontrak adalah:
Adendum
 akibat perubahan lingkup pekerjaan (CCO) atau sering disebut
Adendum Tambah/Kurang, yang terbagi menjadi 4 (empat) jenis
perlakuan, yaitu:
a. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak tetap
b.Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak bertambah
c. Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak tetap, target/sasaran berubah
d.Adendum Tambah/Kurang, nilai kontrak bertambah, target/sasaran
berubah

Adendum
 akibat perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan atau sering
disebut Adendum Waktu.
Adendum akibat penyesuaian harga/eskalasi atau sering disebut sebagai

Adendum Penyesuaian Harga/Eskalasi atau sering disebut Adendum
Harga/Nilai Kontrak. Basanya adendum jenis ini untuk kontrak tahun
jamak (multy years contract) atau terdapat kenaikan harga bahan bakar
minyak.

Sekarang,
 apa saja yang disebut CCO (Contract Changer Order) atau
Perintah Perubahan Kerja/Kontrak tersebut? CCO dalam Perpres 54/2010
disebut juga Perubahan Lingkup Pekerjaan. Pada Perpres 54/2010 Pasal
87 pada kutipan di atas dapat terlihat jelas karakteristik CCO:
(1) Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan,
dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak,
PPK bersama Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan perubahan Kontrak yang
meliputi:

a.       menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak;


b.      menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan;
c.       mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; atau
d.      mengubah jadwal pelaksanaan.

(2) Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
ketentuan:
tidak melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari harga yang tercantum dalam
perjanjian/Kontrak awal; dan tersedianya anggaran.

(3) Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utama


berdasarkan Kontrak, dengan melakukan subkontrak kepada pihak lain, kecuali
sebagian pekerjaan utama kepada penyedia Barang/Jasa spesialis.

(4) Pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penyedia
Barang/Jasa dikenakan sanksi berupa denda yang bentuk dan besarnya sesuai dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Dokumen Kontrak.

(5) Perubahan kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat dilakukan


sepanjang disepakati kedua belah pihak.
Sedangkan pada Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Kontruksi Pasca
Kualifikasi Klausal Perubahan Lingkup Pekerjaan dapat dikutip sebagai berikut:
“ 35.1  Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi
pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan
dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama penyedia dapat melakukan
perubahan kontrak yang meliputi antara lain :
menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;

mengurangi atau menambah jenis pekerjaan;

mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lokasi

pekerjaan; dan/atau
melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang diperlukan

untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.
Dari klausul di atas terlihat bahwa jenis CCO atau Perintah Perubahan Kontrak
atau Perintah Perubahan Kerja atau Perubahan Lingkup Pekerjaan adalah sebagai
berikut:
Pekerjaan Tambah/Kurang (Volume dan Jenis Pekerjaan)

Volume pekerjaan pada item-item jenis pekerjaan yang terdapat dalam Kontrak

bertambah/berkurang disesuaikan kondisi
Perubahan Spesifikasi Teknis dan Gambar Pekerjaan, pada Pekerjaan Konstruksi perubahan

ini sering disebut Revisi Desain
Revisi desain dilakukan jika terdapat perubahan yang sangat signifikan dan kondisi

lapangan membutuhkan perubahan penanganan sehingga desain atau spesifikasi teknis
berubah.
Penambahan Pekerjaan Baru

Penambahan item jenis pekerjaan yang sebelumnya tidak terdapat dalam Kontrak

dikarenakan kondisi lapangan membutuhkan penanganan jenis pekerjaan tersebut.
Sebagai catatan sebelum dilaksanakannya pekerjaan CCO harus sudah ada Berita

Acara Persetujuan CCO yang terdiri dari Kepala Unit/Instansi terkait, pelaksana,
perencana, dan pengawas. 
Tugas dan Wewenang Konsultan
Perencana dalam Pelaksanaan
Proyek Konstruksi
Terlaksananya pekerjaan proyek pembangunan (konstruksi) dapat
berjalan dengan baik diperlukan konsultan perencana yang
baik pula dalam menghasilkan setiap detail perencanaan
bangunan, misalnya gambar kontrak yang jelas tanpa adanya
pertentangan perbedaan antar gambar rencana dengan
kondisi dilapangan. Selain itu dalam hal spesifikasi bangunan
juga dijelaskan dengan detail agar tidak terjadi hambatan
dalam pemilihan material saat pekerjaan konstruksi
berlangsung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian 
Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi
tugas untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana
dapat berupa perorangan atau badan usaha baik swasta maupun
pemerintah.
Konsultan perencana bertugas merencanakan struktur, mekanikan
elektrikal, arsitektur, lanscape, rencana anggaran biaya (RAB) serta
dokumen-dokumen pelengkap lainnya.
Konsultan perencana mendapatkan proyek melalui proses lelang
yang diadakan panitia tender pekerjaan konstruksi. Berikut ini untuk
lebih jelasnya mengenai tugas dan wewenang konsultan perencana
dalam pelaksanaan proyek konstruksi.
Tugas Konsultan Perencana
Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan
keinginan pemilik proyek (bisa pihak swasta maupun
pemerintah).
Membuat gambar kerja pelaksanaan. Membuat Rencana kerja
dan syarat – sayarat pelaksanaan bangunan ( RKS ) sebagai
pedoman pelaksanaan.
Membuat rencana anggaran biaya (RAB).
Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide pemilik
proyek ke dalam desain bangunan. Melakukan perubahan
desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.
Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur
jika terjadi kegagalan konstruksi. kemudian proses
pelaksanaanya diserahkan kepada konsultan pengawas.
Konsultan pengawas ini sendiri adalah orang/instansi yang
menjadi wakil pemilik proyek di lapangan.
Wewenang Konsultan Perencana

Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak – pihak pelaksana bangunan


yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.
Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

Supaya tugas dari konsultan perencana bisa berjalan dengan lancar sebaiknya
konsultan perencana membuat jadwal pertemuan rutin dengan kontraktor
untuk membahas hal-hal yang mungkin perlu mendapat pemecahan dari
perencana misalnya pembuatan gambar shop drawing atau saat aproval
material sebagai pedoman pelaksanaan proyek. Karena ada beberapa hal
yang umumnya menjadi permasalahan ketika di lapangan, misalkan dari
produk perencana yaitu material yang telah ditentukan pada RKS sulit
ditemukan pada saat pelaksanaan pekerjaan proyek berlangsung atau
harganya terlalu mahal melebihi RAB sehingga kontraktor mengusulkan
persetujuan perubahan material untuk digunakan sebagai pengganti.
Masalah lainya perbedaan gambar rencana dengan kondisi exsiting lapangan
sehingga kontraktor membuat gambar perubahan yang memerlukan
persetujuan konsultan perencana dalam pelaksanaan proyek. Intinya agar
pelaksanaan pekerjaan bisa berjalan dengan baik, maka diperlukan kerjasama
dan hubungan yang baik dan terus menerus hingga proyek selesai antara
kontraktor dan konsultan perencana.

Anda mungkin juga menyukai