Keuntungan 10% bukan standar baku. Ada kontraktor yang demi alasan
marketing dan kontinuitas bisnis, menetapkan keuntungan sebesar 5%. Ada juga
kontraktor yang menetapkan keuntungan sampai sebesar 20%. Kontraktor yang
demikian tentu punya daya tawar yang menarik bagi kliennya, selain
kepentingannya untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya.
1. Profit Margin
Ini adalah cara menghitung yang paling mudah. Lazim digunakan dalam
pembangunan skala kecil hingga menengah. Persentase diperoleh dari
membandingkan omzet yang diterima, dengan keseluruhan biaya
pembangunan. Rumus dalam mendapatkan persentase keuntungannya
adalah sebagai berikut:
3. Payback Period
Cara lain yang umum digunakan oleh kontraktor untuk menghitung
keuntungan adalah dengan indikator Payback Period. Hal pertama yang
dihitung adalah keseluruhan biaya dari usaha, lalu kemudian diperkirakan
kapan usaha tersebut akan balik modal. Misalnya, seorang kontraktor
memperkirakan bahwa dari seluruh biaya yang dikeluarkannya, dengan
menghitung laba per proyek, dia mendapati bahwa dalam 2 tahun,
usahanya balik modal. Maka Payback Period-nya adalah 2 tahun. Setelah
itu, setiap laba yang muncul setelah 2 tahun berjalan, akan dihitung sebagai
keuntungan.