Anda di halaman 1dari 38

KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

BAB III
Tinjauan Kebijakan Regional

3.1 TINJAUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD)


KABUPATEN SERDANG BEDAGAI 2005-2025

3.1.1 Penentuan Analisis Isu-Isu Strategis

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dalam Pasal
40 menyatakan bahwa dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) antara lain mencakup analisis isu-isu strategis. Dalam upaya menganalisis
isu-isu strategis tersebut maka digunakan metode analisis kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman atau lebih dikenal dengan metode analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats). Terkait dengan kajian rencana zonasi kawasan industri, maka
dapat disimpulkan isu strategis pada RPJPD Kabupaten Serdang Bedagai 2005-2025, yaitu
sebagai berikut :

A. Peluang (Opportunities)

1) Usaha perkebunan dan pertanian rakyat yang menghasilkan beragam jenis


komoditas seperti CPO, karet, kakao, kopi, sayur-sayuran dan buah-buahan sangat
potensial untuk mendukung investasi pada industri hilir untuk menghasilkan
produk-produk industri standar internasional.

2) Karena pengaruh kondisi dan kualitas prasarana jalan dan pelabuhan dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat
demikian tinggi dan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam
iklim persaingan global tidak mungkin ditawar-tawar lagi maka agar ekonomi

LAPORAN AKHIR III -1


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

nasional survive, pembangunan prasarana jalan, pelabuhan udara, laut,


penyeberangan yang mencukupi pada kualitas yang memadai dimasa yang akan
datang mutlak harus menjadi prioritas utama.

B. Ancaman (Threats)

1) Tingginya kebutuhan investasi untuk penanganan limbah buangan pada dunia


industri manufakturing sering kali menimbulkan biaya tambahan yang tinggi
sehingga apabila dibebankan kepada produksi bersangkutan akan menurunkan
daya saing perusahaan di pasar global dan regional.

2) Tingginya anggaran pemerintah dalam pelaksanaan pemantauan dan pengujian


limbah buangan industri menyebabkan daya jangkau pengawasan dan
pengendalian lingkungan hidup terbatas.
3) Belum maksimalnya Serdang Bedagai dalam memenuhi prasarana jalan,
pelabuhan laut dan jaringan rel kereta api, pasokan air minum dan tenaga listrik
secara memadai dan berkualitas akan menjadi faktor utama penghalang bagi
barang dan jasa daerah ini untuk bersaing di pasar.

3.1.2 Isu-Isu Strategis

Untuk dapat dipergunakan dalan SIG, data spasial perlu dikonversi ke dalam format
digital. Dalam format digital, terdapat dua model representasi yaitu model vektor dan
model raster. Kedua model mampu menyimpan detail informasi tentang lokasi serta
atributnya. Perbedaan mendasar antara kedua model tersebut terletak pada
penyimpanan serta representasi sebuah obyek geografis.

A. Sosial Budaya

1) Sektor-sektor penyedia lapangan kerja yang dominan masih dalam pertanian


rakyat, usaha informal dan usaha kecil dan menengah yang pada umumnya
memiliki daya saing yang masih rendah. Hal ini membuat tingkat pendapatan para
pekerja tetap rendah bahkan sebagian besar masih berada dibawah upah Provinsi

LAPORAN AKHIR III -2


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

minimum. Ketidak berdayaan tenaga kerja dalam menghasilkan produktivitas dan


mutu kerja yang tinggi terletak pada ketidakmampuan mereka mengembangkan
diri sesuai dengan tuntutan lapangan kerja maju.

B. Ekonomi

1) Pertumbuhan ekonomi Serdang Bedagai masih terlalu rendah yaitu rata-rata


sebesar 6,06% pertahun. Rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi berdampak
negatif terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, ketersediaan lapangan
kerja, pembentukan modal melalui tabungan dan lain-lain.

2) Sejalan dengan rendahnya petumbuhan ekonomi, pergeseran struktur ekonomi


yang seyogianya bergerak kearah dominasi sektor-sektor penghasil nilai tambah
tinggi seperti industri manufaktur dan sektor jasa-jasa masih berjalan dengan
lambat. Lambatnya perubahan struktur ekonomi ini masih akan terus berlangsung
sampai stabilnya perekonomian Nasional maupun global.

3) Produktivitas dan kualitas produk/ jasa yang diproduksi sektor-sektor riel


khususnya pertanian (pertanian rakyat dan perkebunan rakyat), dan industri
pengolahan masih memiliki daya saing yang rendah karena belum memenuhi
standar mutu, kemasan dan ramah lingkungan.

4) Perkembangan sektor industri masih belum mampu merangsang tumbuhnya


agroindustri/agribisnis karena rendahnya jumlah dan kapasitas industri yang
bergerak dalam pembuatan mesin-mesin pengolahan input dan hasil-hasil
pertanian (pasca panen).

5) Pembangunan wilayah berdasarkan konsep agromarinpolitan di Serdang Bedagai


masih dalam taraf sangat awal dalam arti belum sepenuhnya perencanaan yang
disusun terimplementasi.

C. Sarana dan Prasarana

1) Kondisi sebagian besar jalan-jalan di seluruh wilayah Serdang Bedagai baik yang
berstatus jalan provinsi maupun berstatus jalan kabupaten berada dalam keadaan

LAPORAN AKHIR III -3


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

yang kurang baik. Oleh karena itu, dibutuhkan pembangunan dan pemeliharaan
atas prasarana jalan khususnya di jalan-jalan yang berada di wilayah kantong-
kantong produksi.

2) Pasokan air minum/ bersih masih tetap mengalami defisit. Eksploitasi air bawah
tanah sebagai sumber air bersih untuk keperluaan air industri dan rumah tangga
dari beberapa cekungan yang telah mendekati titik kritis dan telah menimbulkan
intrusi air laut terhadap air bawah tanah. Jika masalah ini tidak dicegah maka
potensi ketersediaan air tawar di beberapa bagian wilayah Serdang Bedagai akan
menjadi masalah serius.

D. Tata Ruang Dan Pengembangan Wilayah

1) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serdang Bedagai harus mengacu
pada RTRW Propinsi Sumatera Utara dan RTRW Nasional dan mampu
menjabarkan arahan pengembangan sesuai potensi daerah serta mampu
menjembatani suatu konsep rencana menuju pada bentuk rencana detail sebagai
implementasi pengaturan zona kawasan pembangunan dan deliniasi kawasan
sesuai pola ruang dan struktur ruang yang telah ditetapkan.

2) Pengaturan zona kawasan pembangunan (zoning regulation) merupakan


implementasi dari pemanfaatan ruang harus berdasarkan pada analisis kesesuaian
lahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.1.3 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Daerah

Visi Kabupaten Serdang Bedagai menurut RPJPD 2005-2025, yakni :

“TERWUJUDNYA MASYARAKAT SERDANG BEDAGAI YANG RELIGIUS, KOMPETITIF,


MANDIRI, SEJAHTERA, DAN BERKEADILAN”

LAPORAN AKHIR III -4


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

Misi Kabupaten Serdang Bedagai menurut RPJPD 2005-2025, antara lain :

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai
sumber moral dan akhlak yang baik untuk menunjang kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.

2. Melestarikan nilai-nilai perjuangan bangsa dan mendorong penegakan hukum secara


konsisten.

3. Meningkatkan kualitas dan sistem pembinaan aparatur pemerintahan, mengurangi


KKN, dalam upaya untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik sebagai landasan
pembangunan masyarakat Serdang Bedagai yang madani.

4. Membangun prasarana dan sarana daerah untuk menunjang kegiatan ekonomi


daerah dengan tetap memperhatikan keseimbangan antar kecamatan dan antar desa.

5. Meningkatkan pendidikan untuk mendorong pengembangan kualitas masyarakat


Serdang Bedagai yang cerdas, terampil, kreatif, inovatif, produktif dan memiliki etos
kerja yang tinggi serta memiliki semangat berpartisipasi untuk membangun daerah
Serdang Bedagai secara keseluruhan.

6. Membangun ekonomi daerah termasuk mendorong pengembangan ekonomi


kerakyatan dan pengentasan kemiskinan, yang bertumpu pada sektor pertanian,
perkebunan, kelautan dan perikanan, agroindustri, pariwisata serta sektor andalan
dan unggulan lainnya, dengan cara meningkatkan promosi peluang investasi dalam
dan luar negeri dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berwawasan
lingkungan.

7. Membangun kerja sama antar daerah dan kerja sama pemerintah daerah dengan
pihak swasta, serta membangun kerja sama regional dan internasional melalui
partisipasi Kabupaten Serdang Bedagai di berbagai kegiatan kerjasama
pembangunan.

8. Meningkatkan rasa keadilan, kesetaraan, kebersamaan dan rasa persatuan dalam


masyarakat yang perwujudannya terlihat dari komposisi Pemerintahan Kabupaten

LAPORAN AKHIR III -5


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

Serdang Bedagai yang menggambarkan konfigurasi kemajemukan masyarakat


Serdang Bedagai yang serasi dan harmonis.

Sebagai upaya untuk mewujudkan visi Serdang Bedagai sebagaimana telah dirumuskan
diatas, maka arah pembangunan jangka panjang harus mencakup kaidah dan strategi
pelayanan umum pemerintah dan pelayanan dasar yang menjadi tanggung jawab dan
kewajiban Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai.

“Tujuan pembangunan jangka panjang Serdang Bedagai (2005-2025) ialah


mewujudkan masyarakat Serdang Bedagai yang produktif, mandiri, berdaya saing kuat
baik dalam bidang ekonomi maupun sosial, berkeadilan dibawah pemerintahan
Kabupaten Serdang Bedagai yang demokratis, bersih dan jujur”.

Dapat disimpulkan tujuan/ sasaran visi RPJPD Kabupaten Serdang Bedagai 2005-2025
dalam kaitannya dengan kajian rencana zonasi kawasan industri, yaitu sebagai berikut :

1) Terbentuknya dan terbinanya kelompok-kelompok tani dan kegiatan industri


pertanian.

Membentuk kelompok-kelompok tani dan membina kegiatan industri pertanian


melalui pengembangan pabrik skala kecil untuk pengelolaan hasil kelompok petani
sehingga para petani mendapat nilai tambah yang lebih tinggi, dengan sasaran :

 Bertumbuhnya kegiatan industri pertanian pada lokasi-lokasi yang berpotensi


menjadi sentra-sentra pertanian.

 Meningkatnya pendapatan anggota kelompok tani.

2) Berkembangnya kegiatan industri.

Mengembangkan kegiatan industri melalui pembangunan prasarana industri dengan


mengundang investor dan bekerjasama dengan kabupaten dan kota yang
bertetangga dengan Serdang Bedagai dengan sasaran:

 Bertambahnya industri hilir dari produk Serdang Bedagai seperti industri


pengolahan bahan baku perkebunan.

LAPORAN AKHIR III -6


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

 Meningkatnya peranan sektor industri dan jasa dalam pembentukan Produk


Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Serdang Bedagai.

3) Terealisasinya program kerjasama Kabupaten Serdang Bedagai dengan kabupaten


dan kota sekawasan Pantai Timur, kerjasama dengan Pemerintah Provinsi maupun
kerjasama dengan pihak ketiga baik lembaga didalam negeri maupun di luar negeri.

Berpartisipasi semaksimal mungkin agar program kerjasama agromarinepolitan


terealisasi dengan sasaran :

 Terwujudnya sistem informasi terpadu pembangunan kelautan dan wilayah


pesisir.

 Terwujudnya kerjasama Serdang Bedagai dengan Kabupaten dan Kota se-


Kawasan Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara.

3.1.4 Arah dan Prioritas Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Serdang
Bedagai 2005-2025.

Arah dan Prioritas RPJPD Kabupaten Serdang Bedagai 2005-2025, terkait dengan
kegiatan ini, dapat disimpulakan antara lain :

1) Menumbuhkan daya saing Kabupaten Serdang Bedagai dalam bidang ekonomi, sosial
budaya yang memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

 Pembangunan daya saing dibidang perekonomian juga diwujudkan melalui


perbaikan struktur ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai dengan mendudukkan
sektor industri (yang mengolah bahan baku sektor pertanian, kehutanan,
peternakan, perikanan, hail bududaya lainnya dan hasil pertambangan dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kemampuan inovasi masyarakt
dan pelaku usaha di Kabupaten Serdang Bedagai sehingga mampu menghasilkan
produk-produk bermutu yang memenuhi keinginan pasar yang terus berkembang.
Untuk itu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) oleh sumberdaya
manusia Serdang Bedagai khususnya pada sektor produksi perlu ditingkatkan

LAPORAN AKHIR III -7


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

secara bertahap dan berkesinambungan melalui pendidikan, pelatihan dan


permagangan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

 Pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Serdang Bedagai diarahkan agar


mampu mendorong kegiatan ekonomi pariwisata bahari yang secara signifikan
dan efektif mampu menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan penduduk
khususnya bagi masyarakat perdesaan yang tersebar diokasi objek-objek wisata
yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Serdang Bedagai.

2) Mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan.

 Untuk menciptakan pembangunan yang merata dan dinikmati oleh semua lapisan
masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai, pembangunan daerah diarahkan pada
pemanfatan potensi sumberdaya daerah dan keunggulan produk daerah
Kabupaten Serdang Bedagai secara efektif untuk meningkatkan kualitas hidup
dan pemerataan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai.

 Untuk menciptakan pembangunan yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat


Kabupaten Serdang Bedagai, pembangunan daerah dilakukan dengan lebih
berpihak kepada pembangunan kelompok masyarakat di daerah perdesaan yang
relatif masih tertinggal sehingga memungkinkan mereka untuk mendapatkan
pelayanan publik seperti halnya masyarakat daerah perkotaan.

 Pembangunan perdesaan diarahkan pada pemberdayaan ekonomi rakyat


perdesaan agar semakin memperlihatkan penguatan pada ciri agroindustri yang
padat kerja, pengembangan jaringan infrastruktur perdesaan termasuk
pembangunan sistem pemasaran komoditas produksi masyarakat perdesaan.

3) Mewujudkan Kabupaten Serdang Bedagai yang asri dan lestari di seluruh wilayah
termasuk diperdesaan.

 Pengelolaan kelestarian sumberdaya air di Kabupaten Serdang Bedagai diarahkan


untuk menjamin keberlanjutan daya dukungnya dengan menjaga kelestarian
fungsi daerah tangkapan air dan keberadaan air tanah, menyeimbangkan pasokan

LAPORAN AKHIR III -8


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

dan kebutuhan air pada setiap kegiatan yang membutuhkan sumberdaya air serta
memperkokoh kelembagaan sumberdaya air untuk meningkatkan keterpaduan
dan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.

3.1.5 Tahapan dan Prioritas Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Serdang
Bedagai 2005-2025.

1) RPJM-D Kabupaten Serdang Bedagai Ke-2 (2010-2014).

 Beberapa kebijakan penting yang perlu mendapat perhatian dalam pembangunan


pada tahap RPJM-D Kabupaten Serdang Bedagai ke-2 (2010-2014) ini ialah
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pengembangan sektor unggulan
didaerah perdesaan serta pemantapan nilai-nilai baru yang positif dan produktif
dalam peningkatan produktivitas masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai.

3.2 TINJAUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)


KABUPATEN SERDANG BEDAGAI 2005-2025

3.2.1 Masalah Pembangunan

Masalah pembangunan di Kabupaten Serdang Bedagai yang dapat dikaitkan dengan


kajian kegiatan ini antara lain :

1) Sumber Daya Manusia.

 Tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga menjadi salah satu fokus perhatian
yang akan mewarnai arah pembangunan ketenagakerjaan di Kabupaten Serdang
Bedagai yang hingga pada tahun 2009 menunjukkan angka sebesar 6,93 %.
Meskipun demikian problema ini lebih diakibatkan adanya kelesuan perekonomian
global. Oleh karena itu, beberapa tahun yang akan datang diupayakan perbaikan
dalam meminimalisasi tingkat pengangguran. Adapun kinerja Pemerintah
Kabupaten Serdang Bedagai berkaitan dengan menekan angka pengangguran
terbuka hingga tahun 2015 yaitu hingga ke tingkat 5 %. Indikasi ini justru berada di
atas target yang ditetapkan baik di tingkat Provinsi (7 %) dan tingkat Nasional

LAPORAN AKHIR III -9


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

(10,3 %). Capaian ini juga menunjukkan konsistensi Kabupaten Serdang Bedagai
dalam upaya menjadi Kabupaten Terbaik.

2) Ekonomi.

 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2009 mencapai


5,92 % belum sepenuhnya mampu merangsang pertumbuhan lapangan kerja yang
diperlukan dalam mengantisipasi pengangguran. Penyebab dari masalah
pengangguran adalah di samping tidak berimbangnya pertumbuhan lapangan
kerja dengan pertumbuhan angkatan kerja, ada beberapa hal yang
mempengaruhi, seperti: dampak krisis ekonomi global, kurangnya akses informasi
pasar kerja, kurangnya kualitas SDM, iklim usaha yang kurang kondusif untuk
mengundang investor menanamkan modalnya.

3.2.2 Isu-Isu Strategis

Isu-isu strategis di Kabupaten Serdang Bedagai yang dapat dikaitkan dengan kajian
kegiatan ini antara lain :

1) Perikanan dan Kelautan

 Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan isu yang paling
relevan dengan karakteristik wilayah kabupaten Serdang Bedagai. Dengan
panjang garis pantai mencapai + 55 Km yang terdapat pada 5 (lima) kecamatan
pesisir (Perbaungan, Pantai Cermin, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin dan
Bandar Khalipah) menjadikan kabupaten Serdang Bedagai wilayah yang sangat
potensial dalam pengembangan perikanan tangkap dan budidaya. Selain potensi
tersebut, kabupaten Serdang Bedagai memiliki pulau yang merupakan salah satu
pulau terluar di Indonesia, yaitu Pulau Berhala. Kawasan Pulau Berhala melalui
RTRW Kabupaten Serdang Bedagai 2010-2030 telah ditetapkan sebagai Kawasan
Strategis Nasional bidang Pertahanan dan Keamanan; Kawasan Konservasi Laut
Daerah (KKLD Penyu) dan Kawasan Pariwisata yang berwawasan lingkungan.

LAPORAN AKHIR III -10


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

 Sesuai dengan potensi-potensi tersebut, Pemerintah melalui Kementerian


Perikanan dan Kelautan Repubik Indonesia telah memberikan kesempatan yang
besar dengan menetapkan kawasan pesisir kabupaten Serdang Bedagai sebagai
kawasan Minapolitan.

2) Bencana Alam.

 Antisipasi dan peringatan dini tentang bahaya banjir, tanah longsor, gempa bumi,
tsunami dan angin.

 Penanganan yang integratif pasca bencana alam terjadi.

3) Isu Strategis lainnya.

 Peningkatan Pembangunan infrastruktur daerah khususnya di pedesaan.

 Pengembangan dan Pembangunan jalur akses ke Bandara Kuala Namu.

 Pengembangan program-program Agromarinepolitan.

 Pengembangan program Kawasan Ekonomi Khusus dan pengembangan iklim


investasi yang kondusif.

 Percepatan pertumbuhan sektor penghasil nilai tambah yang mencakup sektor


industri manufaktur dan sektor jasa.

 Pengembangan beberapa titik kawasan andalan pertumbuhan serta upaya


penyebarannya.

3.2.3 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Visi Pembangunan Kabupaten Serdang Bedagai 2010-1015 yakni :

“Mewujudkan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai Kabupaten terbaik dengan


masyarakat yang Pancasilais, Religius, Modern, Kompetitif dan Berwawasan
Lingkungan”.

LAPORAN AKHIR III -11


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

Misi Pembangunan Kabupaten Serdang Bedagai 2010-1015 yakni :

1) Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan partisipatif berdasarkan prinsip-


prinsip keterbukaan (transparansi) dan pertanggungjawaban (akuntabilitas).

2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang religius, berdaya saing, inovatif
dan profesional.

3) Mengembangkan perekonomian dalam wilayah pembangunan berdasarkan potensi


sumber daya alam (SDA) yang berwawasan lingkungan.

4) Meningkatkan pembangunan pedesaan dengan pola partisipatif melalui gerakan


pembangunan swadaya rakyat.

5) Mendorong terciptanya stabilitas keamanan dan ketertiban guna mewujudkan


ketentraman masyarakat yang dinamis dengan menjunjung hak asasi manusia dan
demokrasi.

Tujuan Kabupaten Serdang Bedagai yang akan diwujudkan pada tahun 2010 - 2015
mendatang, dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.

2) Menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) Kabupaten Serdang Bedagai yang


pancasilais, religius, berdaya saing, inovatif dan profesional.

3) Menciptakan kemandirian dan pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasiskan


sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dan berkeadilan bagi masyarakat
Kabupaten Serdang Bedagai.

4) Menciptakan pembangunan pedesaan dengan partisipasi dan swadaya masyarakat.

5) Menciptakan stabilitas keamanan, ketertiban dan ketenteraman masyarakat yang


demokratis dan menjunjung hak asasi manusia.

Untuk mendukung pencapaian tujuan diatas, maka ditetapkan sasaran sebagai berikut :

1) Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintahan yang baik,

LAPORAN AKHIR III -12


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

2) Meningkatnya kualitas pelayanan kepada masyarakat dalam rangka penyelenggaraan


otonomi daerah.

3) Meningkatknya kualitas SDM di semua strata masyarakat

4) Meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan dan pemberdayaan


ekonomi kerakyatan yang berbasis potensi sumber daya lokal dan berwawasan
lingkungan.

5) Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dan pembangunan perdesaan,


penanggulangan masalah kemiskinan dan masalah sosial

6) Meningkatnya kesadaran dan ketaatan hukum di setiap lapisan masyarakat.

3.3 TINJAUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG


BEDAGAI 2011-2031

3.3. 1 Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman


Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, rencana struktur ruang wilayah
kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas
konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh
sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi.

Rencana struktur ruang bertujuan untuk pemerataan pembangunan diseluruh wilayah


dan sekaligus menghindari terjadinya pemusatan kegiatan yang berlebihan agar terjamin
keserasian agar tercapai pemanfaatan ruang yang sesuai dan seimbang dengan pola
pemanfaatan tata ruang seoptimal mungkin dengan penyebaran prasarana dan sarana
sosial, dan kecenderungan yang berlaku dilapangan.

LAPORAN AKHIR III -13


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

Pusat-pusat kegiatan di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai merupakan simpul


pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah
kabupaten, yang terdiri atas :

a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kabupaten/ kota atau beberapa kecamatan,

b. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan

c. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), merupakan pusat permukiman yang berfungsi


untuk melayani kegiatan skala antar desa.

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala Kecamatan atau beberapa desa.

Berdasarkan hasil analisis pusat pelayanan kabupaten, kecamatan yang merupakan Pusat
Pelayanan Kawasan (PPK) di kabupaten Serdang Bedagai adalah:

1. Kota Kecamatan Dolok Masihul;


2. Kota Kecamatan Tebing Tinggi;

LAPORAN AKHIR III -14


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

3. Kota Kecamatan Tanjung Beringin;


4. Kota Kecamatan Sei Bamban;
5. Kota Kecamatan Kotarih.

3.3.2 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah

A. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Darat

a. Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Jalan

Adapun rencana pengembangan jaringan jalan Kabupaten Serdang Bedagai sampai


dengan tahun 2031 adalah terdiri dari rencana jaringan jalan berdasarkan kewenangan
dan berdasarkan fungsi.

1. Rencana pengembangan jaringan jalan berdasarkan kewenangan meliputi :

Jalan Provinsi

Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota
kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

Jalan dan jembatan provinsi meliputi ruas :


 Jalan Provinsi yang ada :
 Kampung Binjai – Bandar Khalipah;
 Perbaungan – Pantai Cermin;
 Tanah Abang – Tebing Tinggi;
 Tanah Abang – Batas Simalungun;
 Sei Rampah – Tanjung Beringin.

Peningkatan ruas Jalan Tanjung Beringin – Pelabuhan Tanjung Beringin sepanjang
± 5 Km.

2. Rencana pengembangan jaringan jalan berdasarkan fungsi meliputi :

LAPORAN AKHIR III -15


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

Jalan kolektor

Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul
atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan
jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan kolektor meliputi jalan kolektor primer dan jalan
kolektor sekunder. Jalan kolektor primer merupakan jalan kolektor dalam skala wilayah,
sedangkan jalan kolektor sekunder dalam skala perkotaan.

Jalan kolektor primer menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat
kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal. Jalan kolektor sekunder menghubungkan
kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder
kedua dengan kawasan sekunder ketiga.

Jalan Kolektor K2 dan K3 yang merupakan Jalan Provinsi kolektor yang ada di Kabupaten
Serdang Bedagai :

 Perbaungan – Pantai Cermin (K2);

 Tanah Abang – Tebing Tinggi (K2);

 Tanah Abang –batas ? Simalungun (K2);

 Kampung Binjai – Bandar Khalipah (K3);


 Sei Rampah – Tanjung Beringin (K3);
 Rencana jalan susur Pantai Timur Sumatera ruas jalan Kota Pari – Pantai Cermin
Kanan – Pantai cermin Kiri – Kuala Lama – Lubuk Saban – Sei Naga Lawan – Pekan
Sialang Buah – Pematang Guntung – Nagur – Tebing Tinggi Dungun - Kayu Besar
sepanjang ± 55 Km (K1);
 Ruas jalan Kabupaten Serdang Bedagai dan Kabupaten Simalungun yakni yang
melintasi desa Pertambatan Kecamatan Dolok Masihul menuju sesa Silau Dunia
Kecamatan Silau Kahean (K3);

LAPORAN AKHIR III -16


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

 Ruas jalan yang melintasi desa Bartong Kecamatan Sipispis menuju Kecamatan Raya
Kahean di Kabupaten Simalungun (K3);
 Ruas jalan desa Tarean Kecamatan Silinda menuju Kabupaten Simalungun yang (K3);
 Ruas jalan Kota Tebing Tinggi dan Kecamatan Sipispis (K3);
 Ruas jalan Kota Kecamatan Kotarih menuju batas Kabupaten Deli Serdang (K3);
 Ruas jalan Kota Kecamatan Silinda menuju batas Kabupaten Deli Serdang (K3);
 Ruas jalan Tanjung Beringin – Pelabuhan Tanjung Beringin (K3).

Jalan lingkungan

Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan
dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

Jalan lingkungan meliputi jalan lingkungan primer dan jalan lingkungan sekunder. Jalan
lingkungan primer merupakan jalan lingkungan dalam skala wilayah tingkat lingkungan
seperti di kawasan perdesaan di wilayah kabupaten, sedangkan jalan lingkungan
sekunder merupakan jalan lingkungan dalam skala perkotaan seperti di lingkungan
perumahan, perdagangan, dan pariwisata di kawasan perkotaan.

Jalan lingkungan primer menghubungkan antar pusat kegiatan di dalam kawasan


perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan. Jalan lingkungan sekunder
menghubungkan antarpersil dalam kawasan perkotaan.

Adapun jalan lingkungan tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Serdang bedagai.

b. Rencana Pengembangan Prasarana Terminal Penumpang

Untuk menunjang pergerakan manusia, serta barang dan jasa maka diperlukan terminal
sebagai pengumpul sebelum bergerak ke tujuan masing-masing. Terminal adalah
pangkalan Kendaraan Bermotor Umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan
keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan
moda angkutan. Rencana pengembangan terminal di Kabupaten Serdang Bedagai
mencakup :

LAPORAN AKHIR III -17


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

a. Terminal Type B di Kecamatan Tanjung Beringin.

b. Rencana Pembangunan Terminal Type C di Kecamatan Dolok Masihul, Sei Rampah dan
Perbaungan.

c. Pengembangan Pangkalan angkutan umum di setiap ibukota Kecamatan untuk


menghubungkan antar ibukota Kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai.

b. Rencana Pengembangan Prasarana Angkutan Umum

1. Rencana pengembangan jalur angkutan umum Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP),
melintasi ruas jalan :

- Tanjung Beringin - Sei Rampah - Medan;

- Tanjung Beringin – Sei Rampah – Tebing Tinggi;

- Tebing Tinggi – Sipispis – Simalungun;

- Dolok Masihul – Galang;

2. Rencana pengembangan jalur angkutan umum perdesaan (Angkudes), melintasi ruas


jalan :

- Sei rampah – Dolok Masihul;

- Dolok Masihul – Sipispis;

- Dolok Masihul - Kotarih – Silinda;

- Perbaungan – Pantai Cermin;

- Tanjung Beringin – Teluk Mengkudu – Pantai Cermin;

- Tanjung Beringin – Bandar Khalipah – Tebing Tinggi.

LAPORAN AKHIR III -18


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

B. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Laut

a. Rencana Pengembangan Pelabuhan Laut

Pengembangan transportasi laut di Kabupaten Serdang Bedagai diutamakan kepada


pengembangan pelabuhan – pelabuhan pengumpan Regional dan lokal serta pelayaran
rakyat sebagai penunjang pergerakan melalui laut bagi wilayah di sepanjang pantai yang
memiliki potensi ekonomi.

Pengembangan pelabuhan – pelabuhan dimaksud terintegrasi dengan pengembangan


sistem transportasi darat.

Berdasarkan Draft Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara tahun 2011 -
2031 dikembangkan lokasi pelabuhan di Kabupaten Serdang Bedagai meliputi :

 Pelabuhan Tanjung Beringin dan Pantai Cermin, dikembangkan sebagai pelabuhan


pengumpan regional;

 Pelabuhan Sialang buah dikembangkan sebagai pelabuhan pengumpan lokal.

Pelabuhan pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan


angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas,
merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai
tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan
jangkauan pelayanan dalam provinsi;

b. Rencana Pengembangan Jalur Alur Pelayaran

Mengingat kebutuhan masyarakat terhadap sarana transportasi yang aman, cepat dan
murah serta mendorong pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat pesisir yang berada di
pantai timur, Kabupaten Serdang Bedagai mendukung Program Pengembangan Coastal
Marine di Sumatera Utara.

LAPORAN AKHIR III -19


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

Tujuan pengembangan Coastal marine di Kabupaten Serdang Bedagai yaitu :

 Solusi alternatif penanganan kemacetan lalu lintas;

 Membuka keterisolasian masyarakat pantai yang berada pada garis kemiskinan;

 Terbukanya peluang usaha transportasi baru;

 Mendorong pertumbuhan wisata bahari;

 Mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan PAD bagi Kabupaten


Serdang Bedagai;

 Terbukanya lapangan kerja yang lebih luas;

 Pelayanan maksimal dalam bidang transportasi.

Adapun jalur alur pelayaran yang akan dikembangkan di Kabupaten Serdang Bedagai
adalah melalui rencana pelabuhan Pantai Cermin – rencana pelabuhan Sialang Buah –
pelabuhan Tanjung Beringin dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup hutan
lindung pantai di sepanjang pesisir pantai timur Sumatera.

3.3.3 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya

Jaringan Prasarana Lingkungan

Sistem Prasarana Pengelolaan Air Limbah

Rencana pengembangan sistem air limbah di Kabupaten Serdang Bedagai dilakukan


dengan cara Pengembangan sistem IPAL komunal dengan lokasi di Kota Kecamatan Sei
Rampah, Perbaungan, Sei Bamban, Dolok Masihul, Tanjung Beringin, Kotarih, dan Tebing
Tinggi, dengan luasan sekitar 14 (Empat Belas) hektar untuk kawasan perumahan padat
perkotaan, kompleks maupun perumahan yang dikembangkan oleh para developer real
estate.

LAPORAN AKHIR III -20


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

3.4 TINJAUAN KAJIAN POTENSI DAN PENGEMBANGAN HUTAN MANGROVE DI


KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

3.4.1 Kondisi Kawasan Mangrove di Pesisir Pantai Timur Kabupaten Serdang Bedagai

Kawasan mangrove di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai tersebar di lima wilayah


kecamatan, yaitu Kecamatan, Pantai Cermin, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung
Beringin dan Bandar Khalipah. Dari keseluruhan kawasan mangrove seluas 3.691,6 hektar
yang berada di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai, maka kondisi kawasan mangrove
tersebut saat ini, seluas 919,89 hektar (24,8%) termasuk masih dalam kondisi baik.
Sebagian lain dari kawasan mangrove tersebut telah mengalami kerusakan dengan
tingkatan yang berbeda. Wilayah seluas 576,49 hektar (15,6%) termasuk dalam kategori
rusak sedang dan seluas 2.204,22 (59,6%) berada dalam kondisi rusak berat.

Dari hasil studi literatur dan cross check pengamatan di lapangan diidentifikasi
9 (Sembilan) jenis mangrove yang ada dikawasan mangrove Kabupaten Serdang Bedagai,
yaitu jenis: nipah (Nypa fruticans), api-api (Avicennia marina, Avicennia lanata), perepat
(Sonneratia alba), Tanjang (Bruguiera cylindrical), Bakau (Rhizophora apiculata), Waru
(Hibiscus tiliaceus), Truntun (Lumnitzera littorea), Buta-buta (Excoecaria agallocha) dan
Lenggade. Yang paling banyak dijumpai di lokasi kajian adalah mangrove jenis api-api
(Avicennia marina, Avicennia lanata) dan jenis Bakau (Rhizophora apiculata).

Jenis-jenis bakau (Rhizophora spp.) biasanya tumbuh di bagian terluar yang kerap
digempur ombak. Bakau Rhizophora apiculata dan R. mucronata tumbuh di atas tanah
lumpur. Sedangkan bakau R. stylosa dan perepat (Sonneratia alba) tumbuh di atas pasir
berlumpur. Pada bagian laut yang lebih tenang hidup api-api hitam (Avicennia alba) di
zona terluar atau zona pionir ini. Di bagian lebih ke dalam, yang masih tergenang pasang
tinggi, biasa ditemui campuran bakau R. mucronata dengan jenis-jenis kendeka (Bruguiera
spp.) dan lain-lain. Sedangkan di dekat tepi sungai, yang lebih tawar airnya, biasa ditemui
nipah (Nypa fruticans) maupun pidada (Sonneratia caseolaris). Pada bagian yang lebih

LAPORAN AKHIR III -21


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

kering di pedalaman hutan didapatkan kayu buta-buta (Excoecaria agallocha) maupun


truntun (Lumnitzera littorea).

Gambar
Kondisi Kawasan Hutan Mangrove di Kabupaten Serdang Bedagai

3.4.2 Pemanfaatan Mangrove Oleh Masyarakat

Masyarakat sekitar mangrove di sepanjang pantai timur Kabupaten Serdang Bedagai


sejak lama telah memanfaatkan berbagai potensi mangrove yang ada di sekitar mereka.
Pada umumnya mereka memanfaatkan mangrove untuk mendapatkan potensi
ekonominya. Pemanfaatan tersebut umumnya berupa mencarai kayu bakar dari hutan
mangrove, membuat atap rumah, mencari kepiting dan kepah serta membuka tambak
ikan.

Pemanfaatan mangrove dilakukan oleh masyarakat tersebut sebagai pekerjaan utama


dan pekerjaan sampingan. Pemanfaatannya dilakukan secara sederhana dan masih

LAPORAN AKHIR III -22


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

bersifat tradisional. Hal ini terkait dengan rata-rata tingkat pendidikan masyarakat yang
masih rendah dan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kurang maksimalnya
pemanfaatan mangrove dengan cara yang lebih baik lagi.

Gambar
Pemanfaatan Kayu Bakar dari Hutan Mangrove

Gambar
Kerajinan daun Nipah

LAPORAN AKHIR III -23


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

Gambar
Pola Empang Parit (Sylvofishery)

Gambar
Kepiting dan Kepah

Gambar
Kerupuk Jeruju

LAPORAN AKHIR III -24


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

3.4.3 Pengembangan Pemanfaatan Mangrove

Hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini mempunyai
fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain : pelindung
garis pantai, mencegah intrusi air laut, habitat (tempat tinggal), tempat mencari makan
(feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat pemijahan
(spawning ground) bagi aneka biota perairan, tempat berlindung dan berkembang biak
berbagai jenis burung, mamalia, reptil maupun serangga serta sebagai pengatur iklim
mikro. Sedangkan fungsi ekonominya antara lain : penghasil keperluan rumah tangga
(kayu bakar, arang, bahan bangunan, bahan makanan, obat-obatan), penghasil keperluan
industry (bahan baku kertas/pulp, tekstil, penyamak kulit, pewarna), dan penghasil bibit
ikan, nener udang, kepiting, kepah serta sebagai pariwisata, penelitian dan pendidikan
(Santoso dan H.W. Arifin, 1998).

3.4.4 Kesimpulan

Potensi dan Pengembangan Hutan Mangrove di Kabupaten Serdang Bedagai ini dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang unik dan khas
yang bernilai ekologis dan ekonomis;

2. Luas hutan mangrove di Kabupaten Serdang Bedagai adalah seluas 3.691,6 hektar
Kondisi hutan mangrove yang merupakan kategori baik seluas 919,89 hektar (24,8%),
kondisi rusak sedang seluas 576,49 hektar (15,6%), dan kondisi rusak berat seluas
2.204,22 (59,6%);

3. Vegetasi tumbuhan mangrove yang ada disepanjang pantai timur serdang bedagai (9
jenis) yaitu jenis: nipah (Nypa fruticans), api-api (Avicennia marina, Avicennia lanata),
perepat (Sonneratia alba), Tanjang (Bruguiera cylindrical), Bakau (Rhizophora
apiculata), Waru (Hibiscus tiliaceus), Truntun (Lumnitzera littorea), Buta-buta
(Excoecaria agallocha) dan Lenggade. Yang paling banyak dijumpai di lokasi kajian

LAPORAN AKHIR III -25


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

adalah mangrove jenis api-api (Avicennia marina, Avicennia lanata) dan jenis Bakau
(Rhizophora apiculata);

4. Saat ini tumbuhan mangrove jenis tertentu saja yang dikelola oleh masyarakat, dan
pengelolaannyapun masih dengan cara yang sederhana dan sangat terbatas
dikarenakan keterbatasan informasi dan pengetahuan yang diperoleh tentang
mangrove;

5. Potensi hutan mangrove di Kabupaten Serdang Bedagai masih bisa dikembangkan


untuk membantu perekonomian masyarakat dengan dukungan dan arahan dari
pemerintah daerah (Dinas terkait) dan organisasi pecinta lingkungan lainnya;

6. Mengingat aktivitas manusia dalam pemanfaatan hutan mangrove, maka diperlukan


pengelolaan mangrove yang meliputi aspek perlindungan dan konservasi.

3.5 TINJAUAN RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU - PULAU KECIL (WP3K)
KABUPATEN SERDANG BEDAGAI – SUMATERA UTARA

3.5.1 Arahan Pemanfaatan Ruang Pesisir Minapolitan Kabupaten Serdang Bedagai

Visi Kabupaten Serdang Bedagai dalam mendukung pengolaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil adalah “Terwujudnya Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kabupaten Serdang Bedagai Secara Terpadu dan Berkelanjutan Bagi Sebesar-Besarnya
Kemakmuran Masyarakat”.

Selain berdasarkan visi pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten
Serdang Bedagai sendiri, kebijakan untuk pengembangan kawasan kelautan dan
perikanan sejalan dengan RTRW Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2011 – 2031 yaitu
“Mewujudkan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai Kawasan Perdagangan Bebas Berbasis
Industri, Pariwisata, Kelautan dan Perikanan melalui Optimasi Pemanfaatan Ruang yang
Terintegrasi serta Memperhatikan Daya Dukung Lingkungan”.

LAPORAN AKHIR III -26


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

Kegiatan pemanfaatan ruang pesisir dan wilayah laut di Kabupaten Serdang Bedagai
merupakan zonasi minapolitan. Wilayah yang ditetapkan untuk menjadi kawasan
minapolitan adalah Kecamatan Teluk Mengkudu dan Tanjung Beringin. Arahan
pemanfaatan ruang pesisir tersaji dalam Tabel 3.1.

Tabel III.1.
Arahan Pemanfaatan Ruang Pesisir Minapolitan Kabupaten Serdang Bedagai

Komoditi/ Luas Lokasi


No Kawasan Zona Sub-Zona
Jenis ( Ha ) (Desa)
Desa Pekan Sialang Buah,
Sialang Buah,
Sempadan
I. Konservasi Hutan Bakau Hutan Bakau 1.546,9 Sentang,Bogak Besar,
Pantai
Pematang Kuala, Bagan
Kuala,
0-3 mil (Pesisir dan Laut
Penangkapan
Ikan Segar 11.051,8 Tanjung Beringin dan
Perikanan ikan skala kecil
Teluk Mengkudu)
tangkap
Penangkapan
Ikan Segar 2.323,6 3-4 mil
ikan skala besar
Kerapu lumpur 15 Desa Bogak Besar
Desa Tebing Tinggi,
Bagan Kuala, Pematang
Perikanan Budidaya Ikan Nila 343
Kaual, Bogak Besar,
budidaya tambak
Sentang
Pemanfaatan
II. Desa Pekan Sialang Buah,
Umum Udang Vanamei 101
Desa Bagan Kuala
Pantai Wisata
Pariwisata Jasa Kelautan 9,9 Desa Sialang Buah
Umum
Pemukiman
Kecamatan Tanjung
Nelayan
Pemukiman Perkampungan 1.143,95 Beringin dan Teluk
Pemukiman
Mengkudu
Non Nelayan
Pengolahan Ikan Hidup dan
Industri 3,5 Desa Sialang Buah
Hasil Perikanan Segar
Pelabuhan Tambat/ Labuh TPI 5 TPI Bungun
Kapal Motor 0-3 mil (Pesisir dan Laut
Alur Alur Pelayaran
Motor Tempel 1.007,05 Tanjung Beringin dan
Pelayaran Lokal
III Alur Perahu Teluk Mengkudu)
Alur Pelayaran
Kapal Motor 839,36 3-4 mil
nasional
Sumber : Hasil Analisis, 2011

LAPORAN AKHIR III -27


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

3.5.2 Rencana Pengembangan Kegiatan Pada Zona dan Sub Zona

Hasil analisis rencana pengembangan kegiatan pada zona dan subzona Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Serdang Bedagai disajikan pada arahan Pemanfaatan
ruang pesisir di Kabupaten Serdang Bedagai yang disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel III. 2
Matrik Rencana Pengembangan Kegiatan pada Zona dan Subzona

Luas
No Kawasan Zona Sub-Zona Komoditi/Jenis Lokasi
( Ha )
Kec. Pantai Cermin, Tanjung
Perikanan Beringin, Teluk Mengkudu,
Perikanan 25.710
Tangkap Skala Ikan segar Perbaungan, Bandar
tangkap Khalifah
Kecil

Kec. Teluk Mengkudu,


Perbaungan, Tanjung
Pertambakan Udang, bandeng 2.154,75
Beringin, Bandar Khalifah
Perikanan
budidaya
Kec. Teluk Mengkudu,
Benh ikan laut dan 4,2
Pembenihan Pantai Cermin
budidaya air payau

Pantai Wisata
Pariwisata Jasa kelautan 30 Kec Pantai Cermin,
Umum
Kec. Pantai Cermin, Tanjung
Beringin, Teluk Mengkudu,
4.879,7
Pemukiman Pemukiman Perumahan rakyat Perbaungan, Bandar
Pemanfaatan Khalifah
I.
Umum
Kec. Perbaungan, Tanjung
Industri Hasil 8,36 Beringin, Teluk Mengkudu,
Industrri Ikan olahan
Perikanan Pantai Cermin

Pangkalan
Tanjung Beringin, Teluk
Pelabuhan Pendaratan Ikan segar 4
Mengkudu
Ikan (PPI)
Kec. Pantai Cermin, Tanjung
Beringin, Teluk Mengkudu,
Sawah Padi 11.654 Perbaungan, Bandar
Khalifah

Pertanian
Kec. Pantai Cermin, Tanjung
Perkebunan, Beringin, Teluk Mengkudu,
Non Sawah Tegalan, Kebun 27.517 Perbaungan, Bandar
Campuran Khalifah

LAPORAN AKHIR III -28


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

Konservasi
Pesisir dan Pulau Berhala Kec. Tanjung
KKLD Pulau Berhala
Pulau Pulau Beringin
Kecil
Kec. Pantai Cermin, Tanjung
Beringin, Teluk Mengkudu,
Sempadan Sempadan Mangrove dan Perbaungan, Bandar
1.349
Pantai Pantai tumbuhan pantai Khalifah

Kec. Pantai Cermin, Tanjung


Beringin, Teluk Mengkudu,
a. Banjir 32.994 Perbaungan, Bandar
Khalifah
II Konservasi

Kec. Pantai Cermin,


b. Angin Perbaungan, Bandar
6.113
Puting Beliung Khalifah
Mitigasi
Bencana

Kec. Pantai Cermin, Tanjung


c. Banjir dan Beringin, Teluk Mengkudu,
Gelombang 48.568 Perbaungan, Bandar
pasang Khalifah

Kec. Pantai Cermin, Tanjung


a. Alur Beringin, Teluk Mengkudu,
Pelayaran Kapal 823 Perbaungan, Bandar
Regional Khalifah
Alur
III Alur
Pelayaran Kec. Pantai Cermin, Tanjung
b. Alur Kapal Motor Beringin, Teluk Mengkudu,
Pelayaran Motor Tempel 454 Perbaungan, Bandar
lokal Perahu Khalifah

Perbatasan
Pulau Berhala, Kec. Tanjung
IV KSNT dan PPK Pulau kecil terluar
Beringin
Terluar

3.5.3 Usulan Pengembangan Kegiatan Pada Zona dan Sub Zona Sebagai Hasil
Konsultasi Publik

Setelah dilakukan konsultasi publik, perlu ditambahkan data primer dan data sekunder
tahun terbaru, peta-peta, dan analisis arahaan Pemanfaatan ruang pesisir Minapolitan di
Kabupaten Serdang Bedagai.

LAPORAN AKHIR III -29


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

Tabel 3.3
Arahan Pemanfaatan Ruang Pesisir di Kawasan Minapolitan

Luas
No Kawasan Zona Sub-Zona Komoditi/Jenis Lo k a s i
( Ha )
Perikanan Perikanan
Desa Sekiang, Bogak Besar,
tangkap Tangkap Skala Ikan segar 7.436
Pematang Kuala
Kecil
Pemanfaatan
I. Pertambakan Tambak Udang, Desa Bogak Besar,
Umum 1.141
Perikanan Bandeng Pematang kuala
budidaya Pembenihan Benh ikan laut dan
4,2 Desa Sialang Buah
budidaya air payau
Pemukiman Pemukiman Ds. Sungai Buluh, Liberia,
Mantapao, Makmur,
Pematang Seterak, Pasar
Perumahan rakyat 665 Baru, Pematang Gantung,
sialang buah, pekan Sialang
buah, Sencang, Bogok
Besar, Pematang Kuala
Industrri Industri Hasil Ikan olahan
0,8 Desa Sialang Buah
Perikanan
Pelabuhan Pangkalan
Pendaratan Ikan segar 2 Desa Sialang Buah
Ikan (PPI)
KKLD Perlindungan
Pulau Kecil Terumbu Karang dan 51 Pulau Berhala
Penyu
Sempadan Sempadan Mangrove dan
251 Pematang kuala, Sencang
Pantai Pantai tumbuhan pantai
II Konservasi
Desa Sialang Buah, Sencang,
Bogok besar, Pematang
Mitigasi
a. Banjir 3.318 Setarak, Makmur, Pematang
Bencana
gantung, Pekan sialang
buah, Pematang kuala.

a. Alur Kapal Motor


Pelayaran Motor Tempel 209 Desa sialang buah
Alur Regional Perahu
III Alur
Pelayaran b. Alur Kapal Motor
Desa Sencang, Bogok Besar,
Pelayaran Motor Tempel 253
Pematang Kuala.
lokal Perahu

LAPORAN AKHIR III -30


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

3.6 TINJAUAN PROFIL INDUSTRI DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Perekonomian nasional yang kuat dan terkendali merupakan modal utama dalam
pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera
sesuai dengan cita-cita bangsa. Pembangunan harus dilaksanakan secara menyeluruh di
segala bidang melalui skala prioritas, seperti pembangunan kegiatan ekonomi bersifat
kerakyatan yang mampu menopang kegiatan ekonomi hilir yang lebih besar, sehingga
diharapkan memperoleh nilai tambah (NTB) yang lebih besar pula. Pembangunan sarana
perhubungan dan komunikasi sebagai tuntutan efisiensi dan globalisasi dalam
berkomunikasi antar wilayah dan akhirnya dapat memperlancar proses kegiatan ekonomi
untuk menghasilkan barang atau jasa. Pembangunan sumber daya manusia yang cukup
handal melalui pencetakan mutu pada sistem pendidikan nasional, sehingga SDM yang
dihasilkan benarbenar berkualitas dan lebih kreatif serta inovatif dalam menggali sumber
sumber daya yang dimiliki dan lain sebagainya.

Pemerintah selalu berupaya mendorong gerak laju pertumbuhan ekonomi nasional


melalui pemerataan pembangunan di setiap sektor kegiatan lapangan usaha ekonomi.
Banyak hal yang telah ditempuh dan dilakukan dalam menghidup kembangkan kegiatan
bisnis di tanah air seperti :

 Membuka dan menarik kesempatan yang seluas-luasnya bagi para investor untuk
menanamkan modalnya serta memberikan jaminan kestabilan keamanan dan keselamatan
untuk menjalankan kegiatan bisnisnya di daerah ini, baik investor yang berasal dari luar/asing
maupun lokal.

 Memberikan rangsangan kepada para pelaku bisnis untuk menghidupkan dan


mengembangkan kegiatan usahanya melalui pemberian kucuran dana segar dengan sistem
kredit pinjaman lunak, yakni dengan menawarkan suku bunga pinjaman yang sangat rendah
dan terjangkau.

 Menstabilkan nilai tukar kurs Rupiah terhadap US Dollar sebagai alat pertukaran sistem
perdagangan internasional ekspor maupun impor. Dengan kestabilan tersebut diharapkan
para pelaku bisnis tidak mudah tergoyahkan dalam perencanaan kegiatannya kedepan.

LAPORAN AKHIR III -31


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

 Menghidup-kembangkan industri-industri hilir yang diharapkan mampu menampung produk


jadi, setengah jadi atau makloon dari industri hulu yang berskala menengah kebawah,
sehingga industri yang berskala besar dan sedang dapat tetap eksis karena peluang pasar
yang menjanjikan dari industri hilir.

Sektor industri besar dan sedang di Provinsi Sumatera Utara, semenjak terjadinya krisis
ekonomi pertengahan tahun 1997 hingga saat ini jumlahnya mengalami penurunan dan
kenaikan yang tidak beraturan . Hal ini perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari
kalangan pemerintah karena menyangkut lapangan pekerjaan, dimana sektor ini
termasuk urutan kedua terbanyak dalam penyerapan tenaga kerja setelah sektor
pertanian. Tenaga kerja sektor industri banyak mengalami PHK akibat imbas dari
kepailitan perusahaan yang tidak mampu menanggung biaya input yang besar untuk
melakukan proses produksi, sementara keterbatasan kapital dan harga jual yang serba
rendah. Banyak perusahaan sektor industri pengolahan yang mampu bertahan, tetapi
banyak pula perusahaan yang harus memaksakan diri sehingga mengalami perubahan
status menjadi kecil atau mengalami tutup sementara bahkan tutup permanen.

Pada tahun 2009 banyaknya perusahaan industri besar dan sedang yang bergerak di
sektor pengolahan di Sumatera Utara adalah 1044 perusahaan yang terkonsentrasi di
3 (tiga) daerah Kabupaten/Kota yaitu Deli Serdang, Medan, dan Asahan. Kabupaten Deli
Serdang merupakan daerah yang paling banyak industri besar dan sedang mencapai 350
perusahaan atau 33,52 persen dari total perusahaan seluruhnya, diikuti Kota Medan
sebanyak 166 perusahaan atau sebesar 15,90 persen dan Kabupaten Asahan terdapat
123 perusahaan atau sebesar 11,78 persen dari total perusahaan di Sumatera Utara.

Daerah yang paling sedikit jumlah perusahaannya adalah Kota Sibolga yang hanya ada
1 (satu) perusahaan. Daerah lain adalah Kabupaten Mandailing Natal sebanyak 1 (satu)
perusahaan, Kabupaten Nias sebanyak 1 (satu) perusahaan dan Kabupaten Tapanuli
Utara dengan jumlah industri sebanyak 1 (satu) perusahaan. Daerah Tingkat II yang sama
sekali tidak mempunyai kegiatan industri pengolahan skala besar dan sedang adalah
Kabupaten Pakpak Barat, Samosir, Nias Utara, Nias Barat dan Gunung Sitoli. Sektor

LAPORAN AKHIR III -32


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

industri sangat berperan dalam penyerapan tenaga kerja yang diharapkan akan
mengurangi pengangguran, dari 1044 perusahaan yang ada di Sumatera Utara bisa
menyerap tenaga kerja sebanyak 140.019 orang dengan upah tenaga kerja yang
dibayarkan sebesar 2,98 triliun rupiah, semakin banyak jumlah perusahaan, penyerapan
tenaga kerja juga akan lebih besar. Di Sumatera Utara penyerapan tenaga kerja terbesar
berada di Kabupaten Deli Serdang yaitu sebanyak 47.749 orang dengan upah tenaga
kerja sebesar 805,694 miliar rupiah, penyerapan tenaga terbesar kedua berada di Kota
Medan yaitu sebanyak 36.102 orang dengan upah yang dibayarkan sebesar 923,065 miliar
rupiah, di Kabupaten Asahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 6.358 orang, dan upah
yang dibayarkan sebesar 82,365 miliar rupiah. Sedangkan penyerapan tenaga kerja yang
terkecil berada di Kabupaten Nias yaitu sebanyak 25 orang dengan upah yang dibayarkan
sebesar 508,3 juta rupiah.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, secara
keseluruhan, industri besar dan sedang yang terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai
pada tahun 2009 berjumlah 55 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja total sebanyak
7.734 orang dan upah yang dibayarkan sebesar 182,848 miliar rupiah.

Secara rinci, industri besar dan sedang yang terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai
diuraikan sebagai berikut :

1) Industri Pengolah dan Pengawetan Daging, Ikan, Buah-buahan, Sayuran, Minyak dan
Lemak; berjumlah 9 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 3.875 orang.

2) Industri Penggilingan Padi, Tepung dan Makanan Ternak serta Makanan Lainnya;
berjumlah 13 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 370 orang.

3) Industri Penggergajian dan Pengawetan Kayu dan Alas Kaki; berjumlah 3 perusahaan
dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 102 orang.

4) Industri Barang-Barang Dari Kayu; berjumlah 3 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja
sebanyak 1.482 orang.

LAPORAN AKHIR III -33


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

5) Industri Karet dan Barang Dari Karet dan Barang-Barang Kimia Lainnya; berjumlah
7 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 1.291 orang.

6) Industri Barang Porselin dan Pengolahan Tanah Liat, Semen, Kapur, Gips dan Barang–
Barang dari Semen dan Kapur Lainnya; berjumlah 16 perusahaan dengan jumlah tenaga
kerja sebanyak 317 orang.

7) Industri Furniture; berjumlah 4 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak


317 orang.

3.7 TINJAUAN PROGRAM NASIONAL MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN


PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

3.7.1 Kerangka Desain MP3EI

LAPORAN AKHIR III -34


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

3.7.2 Tahapan Pelaksanaan MP3EI

Rencana Tahapan pelaksanaan program MP3EI terdiri atas 3 (tiga) fase, yaitu; Fase
Implementasi Quick Wins (2011-2015), Memperkuat Basis Ekonomi dan Investasi (2015-
2020) , dan Fase Melaksanakan Pertumbuhan Berkelanjutan (2020-2025).

3.7.3 Pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia Pada Program MP3EI

Koridor ekonomi sumatera memiliki tema pembangunan, yakni :

“Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional”

Adapun tujuan program yang akan dilaksanakan pada koridor sumatera ini diakibatkan
beberapa faktor, antara lain :

LAPORAN AKHIR III -35


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

- Adanya perbedaan pendapatan yang signifikan di dalam koridor, baik antar


perkotaan dan perdesaan ataupun antar provinsi-provinsi yang ada di dalam koridor.

- Pertumbuhan kegiatan ekonomi utama minyak dan gas bumi (share 20 persen dari
PDRB koridor) yang sangat rendah dengan cadangan yang semakin menipis;

- Investasi yang menurun dalam beberapa tahun terakhir;

- Infrastruktur dasar yang kurang memadai untuk pengembangan industri, antara lain
jalan yang sempit dan rusak, rel kereta api yang sudah rusak dan tua, pelabuhan laut
yang kurang efisien serta kurangnya tenaga listrik yang dapat mendukung industri.

LAPORAN AKHIR III -36


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

Terkait dengan Rencana Zonasi Kawasan Industri Tanjung Beringin (KITB) di Kabupaten
Serdang Bedagai, maka KITB ini berada pada koridor sumatera dengan tema
pengembangan yang disesuaikan dengan program MP3EI, yaitu sebagai sentra produksi
hasil bumi dan lumbung energi nasional.

Ditinjau dari akses pelabuhan laut yang mutlak harus dimiliki sebuah kawasan industri,
Kawasan Industri Tanjung Beringin (KITB) juga merencanakan pelabuhan laut yang akan
dikembangkan kedepan, walaupun saat ini telah ada pelabuhan tanjung beringin yang
masih kurang berfungsi dengan baik.

LAPORAN AKHIR III -37


KAJIAN RENCANA ZONASI KAWASAN INDUSTRI

Melihat posisi Kawasan Industri Tanjung Beringin (KITB) yang strategis, dimana berada
pada jalur pelayaran hubungan internasional dan berada diantara Pelabuhan Belawan
dan Pelabuhan Kuala Tanjung. Sebagai pelabuhan pengumpan, rencana Pelabuhan KITB
ini juga sangat berpotensi untuk menjadi faktor utama dalam pengembangan KITB.
Sehingga KITB dapat dikembangkan sebagai kawasan industri hulu maupun hilir,
mengingat Pelabuhan Kuala Tanjung merupakan pelabuhan yang digunakan sebagai
akses bagi PT. Indonesia Asahan Aluminium dan Kawasan Industri Sei Mangkei.

PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) merupakan jenis industri hulu yang
menghasilkan aluminium batangan dengan berat perbatangnya adalah 22,7 Kg. Produk
Inalum menjadi komoditi ekspor ke Jepang dan juga dalam negeri dan digunakan sebagai
bahan baku industri hilir seperti ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium.

Dengan akan berakhirnya masa kontrak kerja sama/ konsorsium dengan negara Jepang
pada tahun 2013, Pemerintah melalui Kementrian BUMN akan menghentikan ekspor
aluminium dari PT. Inalum, dan hanya dimanfaatkan oleh industri dalam negeri saja. Atau
dengan kata lain, dengan menguasai Inalum secara penuh, pemerintah bisa memutuskan
strategi bisnis perusahaan di Sumatera Utara tersebut, termasuk untuk memprioritaskan
kebutuhan aluminium ke pasar dalam negeri. Kepemilikan penuh Inalum membuat
pemerintah bisa menentukan strategi ekspansi perusahaan.

Hal ini akan berpengaruh positif bagi investor yang ingin mengembangkan usaha di
bidang perindustrian, khususnya pada industri turunan aluminium. Terkait dengan
adanya perencanaan Kawasan Industri Tanjung Beringin (KITB) ini, diharapkan dapat
menjadi kawasan pendukung pengembangan industri di Indonesia.

Begitu juga dengan keterkaitan Kawasan Industri Tanjung Beringin (KITB) dengan
Kawasan Industri Sei Mangkei, sebagai kawasan industri hilirisasi khususnya industri
turunan CPO, maka keterkaitannya dengan perencanaan Kawasan Industri Tanjung
Beringin (KITB) yaitu dapat dijadikan kawasan pendukung berupa industri hulu sebagai
sumber bahan baku.

LAPORAN AKHIR III -38

Anda mungkin juga menyukai