2) Theory of Constrain
Dalam pencapaian tujuan ini, kadang kita menemukan kendala dan
apabila tidak ditangani dengan bijak maka tujuan yang ingin kita capai tidak
akan terwujud. Eliyahu M. Goldratt pada dengan bukunya berjudul The
Goal tahun 1992 memperkenalkan teori kendala (Theory of Constraints/ToC)
yang merupakan filosofi manajemen yang ditujukan untuk membantu
organisasi untuk terus mencapai tujuan mereka. Dapat diartikan bahwa TOC
adalah suatu pendekatan ke arah peningkatan proses yang berfokus pada
elemen-elemen yang dibatasi untuk meningkatkan output. Hal ini berdasarkan
fakta bahwa, seperti sebuah rantai dengan link yang paling lemah, dalam
beberapa sistem yang kompleks pada waktu tertentu, sering terdapat satu aspek
dalam sistem yang membatasi kemampuannya untuk mencapai lebih banyak
tujuannya. Usaha yang berfokus pada masalah dapat meningkatkan atau
memaksimumkan kembali inisiatif yang ada agar sistem tersebut mencapai
kemajuan yang signifikan, hambatannya perlu untuk diidentifikasi dan
keseluruhan sistem perlu diatur. Sesekali elemen proses yang dibatasi
diperbaiki, link paling lemah yang berikutnya dapat ditujukan dalam
pendekatan interaktif.
ToC adalah suatu filosofi manajemen yang membantu sebuah
perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dengan memaksimalkan
produksinya dan meminimalisasi semua ongkos atau biaya yang relevan.
Penerapan ToC lebih terfokus pada pengelolaan operasi yang terkendala
sebagai kunci dalam meningkatkan kinerja sistem produksi, nantinya dapat
berpengaruh terhadap profitabilitas secara keseluruhan.
Dalam mengimplentasikan ide-ide sebagai solusi dari suatu
permasalahan, Goldratt mengembangkan 5 (lima) langkah yang berurutan
supaya proses perbaikan lebih fokus dan berakibat baik bagi sistem. Langkah-
langkah tersebut adalah:
a. Identifikasi hambatan (identifying the constraint)
Mengidentifikasi bagian sistem manakah yang paling lemah kemudian
melihat kelemahannya apakah kelemahan fisik atau kebijakan.
b. Eksploitasi hambatan (exploiting the constraints)
Menentukan cara menghilangkan atau mengelola hambatan dengan biaya
yang paling rendah
c. Subordinasi sumber lainnya (subordinating the remaining resources)
Setelah menemukan hambatan dan telah diputuskan bagaimana mengelola
hambatan tersebut maka harus mengevaluasi apakah hambatan tersebut
masih menjadi konstrain pada performasi sistem atau tidak. Jika tidak maka
akan menuju ke langkah kelima, tetapi jika ya akan menuju ke langkah
keempat.
d. Evaluasi hambatan (evaluating the constraints)
Jika langkah ini dilakukan, maka langkah kedua dan ketiga tidak berhasil
menangani konstrain, maka harus ada perubahan besar dalam sistem, seperti
reorganisasi, perbaikan modal, atau modifikasi substansi sistem.
e. Mengulangi proses keseluruhan (repeating the process)
Jika langkah ketiga dan keempat telah berhasil dilakukan maka akan
mengulangi lagi dari langkah pertama. Proses ini akan berputar sebagai
siklus. Tetap waspada bahwa suatu solusi dapat menimbulkan konstrain
baru perlu dilakukan