Anda di halaman 1dari 4

PEMETAAN HAMBATAN DALAM IMPLEMENTASI

1) Pemetaan hambatan menurut William Dunn


Dalam buku Pengantar Analisis Kebijakan Publik (William Dunn, 2012 :
476 - 477) dijelaskan bahwa pemetaan hambatan dalam sebuah implementasi
kebijakan adalah prosedur yang digunakan untuk melakukan identifikasi
masalah yang menjadi penghambat implementasi untuk mencapai sasaran dan
tujuannya. Ada 6 golongan kategori hambatan yang ada dalam implementasi,
yaitu :
a. Hambatan Fisik
Dalam implementasi untuk mencapai sasaran kebijakan, kemungkinan bisa
terhambat oleh ilmu penegetahuan dan teknologi yang ada. Contoh
pengurangan polusi bisa dikurangi dengan penggunaan energi surya, tetapi
terhambat dengan kondisi pembangunan teknologi energi surya yang ada saat
ini.
b. Hambatan Hukum
Hukum publik, hak kepemilikan dan peraturan-peraturan lembaga sering
menghambat upaya pencapaian tujuan dalam implementasi kebijakan.
Sebagai contoh, program sosial yang dirancang untuk redistribusi sumber
daya bagi kelompok warga miskin terhambat oleh sistem pelaporan program
yang ada.
c. Hambatan organisasional
Struktur organisasi dan proses yang digunakan dalam implementasi program
dapat membatasi upaya untuk pencapaian sasaran dan tujuan kebijakan.
Sebagai contoh, sentralisasi yang tinggi, manajemen yang buruk atau
rendahnya moral dari para anggota organisasi yang memberikan pelayanan
dapat membatasi efektifitas dan efisiensi dari kebijakan atau program publik.
d. Hambatan politik
Oposisi politik yang ada di daerah menjadi salah satu penghambat dalam
implementasi kebijakan. Oposisi tersebut biasanya sulit berubah dalam pola
kebijakan yang mereka sudah miliki dan cenderung menghindari masalah
dengan membuat keputusan secara lambat yang inkrekmental. Sebagai
contoh dalam masalah seperti perlindungan lingkungan, konservasi energi
atau perlindungan konsumen memerlukan waktu yang lama hingga bertahun-
tahun hanya untuk menempatkanya menjadi agenda publik.
e. Hambatan Distributif
Kebijakan atau program publik yang dirancang untuk memberikan pelayanan
sosial yang efisien sering terhambat dengan kebutuhan yang diperlukan
disesuaikan dengan biaya dan manfaat yang didistribusikan secara adil untuk
kelompok yang berbeda. Kebijakan atau program yang dapat mencapai
manfaat paling efisien sering kali merupakan kebijakan tau program yang
paling sedikit menghasilkan keadilan sosial begitu pun sebaliknya.
f. Hambatan Anggaran
Anggaran yang disediakan pemerintah atau lembaga untuk implementasi
kebijakan maupun program sangat terbatas. Sehingga dalam menentukan
siapa yang akan menjadi sasaran implementasi perlu pertimbangan
penggunaan anggaran. Anggaraan tetap menyebabkan masalah atau
hambatan dimana sumber daya yang akan digunakan harus efektif sesuai
anggaran yang tersedia.
Cara yang efektif dalam menentukan hambatan implementasi suatu
kebijakan adalah menyusun Constrain tree yaitu tampilan grafis tentang
keterbatasan dan hambatan yang menghalangi pencapaian tujuan
implementasi.

2) Theory of Constrain
Dalam pencapaian tujuan ini, kadang kita menemukan kendala dan
apabila tidak ditangani dengan bijak maka tujuan yang ingin kita capai tidak
akan terwujud. Eliyahu M. Goldratt pada dengan bukunya berjudul The
Goal tahun 1992 memperkenalkan teori kendala (Theory of Constraints/ToC)
yang merupakan filosofi manajemen yang ditujukan untuk membantu
organisasi untuk terus mencapai tujuan mereka. Dapat diartikan bahwa TOC
adalah suatu pendekatan ke arah peningkatan proses yang berfokus pada
elemen-elemen yang dibatasi untuk meningkatkan output. Hal ini berdasarkan
fakta bahwa, seperti sebuah rantai dengan link yang paling lemah, dalam
beberapa sistem yang kompleks pada waktu tertentu, sering terdapat satu aspek
dalam sistem yang membatasi kemampuannya untuk mencapai lebih banyak
tujuannya. Usaha yang berfokus pada masalah dapat meningkatkan atau
memaksimumkan kembali inisiatif yang ada agar sistem tersebut mencapai
kemajuan yang signifikan, hambatannya perlu untuk diidentifikasi dan
keseluruhan sistem perlu diatur. Sesekali elemen proses yang dibatasi
diperbaiki, link paling lemah yang berikutnya dapat ditujukan dalam
pendekatan interaktif.
ToC adalah suatu filosofi manajemen yang membantu sebuah
perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dengan memaksimalkan
produksinya dan meminimalisasi semua ongkos atau biaya yang relevan.
Penerapan ToC lebih terfokus pada pengelolaan operasi yang terkendala
sebagai kunci dalam meningkatkan kinerja sistem produksi, nantinya dapat
berpengaruh terhadap profitabilitas secara keseluruhan.
Dalam mengimplentasikan ide-ide sebagai solusi dari suatu
permasalahan, Goldratt mengembangkan 5 (lima) langkah yang berurutan
supaya proses perbaikan lebih fokus dan berakibat baik bagi sistem. Langkah-
langkah tersebut adalah:
a. Identifikasi hambatan (identifying the constraint)
Mengidentifikasi bagian sistem manakah yang paling lemah kemudian
melihat kelemahannya apakah kelemahan fisik atau kebijakan.
b. Eksploitasi hambatan (exploiting the constraints)
Menentukan cara menghilangkan atau mengelola hambatan dengan biaya
yang paling rendah
c. Subordinasi sumber lainnya (subordinating the remaining resources)
Setelah menemukan hambatan dan telah diputuskan bagaimana mengelola
hambatan tersebut maka harus mengevaluasi apakah hambatan tersebut
masih menjadi konstrain pada performasi sistem atau tidak. Jika tidak maka
akan menuju ke langkah kelima, tetapi jika ya akan menuju ke langkah
keempat.
d. Evaluasi hambatan (evaluating the constraints)
Jika langkah ini dilakukan, maka langkah kedua dan ketiga tidak berhasil
menangani konstrain, maka harus ada perubahan besar dalam sistem, seperti
reorganisasi, perbaikan modal, atau modifikasi substansi sistem.
e. Mengulangi proses keseluruhan (repeating the process)
Jika langkah ketiga dan keempat telah berhasil dilakukan maka akan
mengulangi lagi dari langkah pertama. Proses ini akan berputar sebagai
siklus. Tetap waspada bahwa suatu solusi dapat menimbulkan konstrain
baru perlu dilakukan

Anda mungkin juga menyukai