BAB I
PENDAHULUAN
juga kepada sungai Kali Pepe yang terkena dampak pencemaran lingkungan dan
penurunan kualitas air sungai. Kondisi yang demikian membuat Pemerintah Kota
membutuhkan perhatian semua kalangan dan sinergitas antar aktor dalam rangka
1
Yang dimaksud dengan Kali secara prinsip mempunyai pengertian yang sama dengan sungai.
Istilah kali merupakan sebutan kearifan lokal peninggalan kerajaan, misalnya Kali Pepe, Kali
Jenes dan lain sebagainya.
1
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
sedang menjadi program prioritas penanganan mulai dari pemerintah pusat hingga
sekitar 38.000 hektar yang tersebar di 2.883 kawasan dan di 415 kabupaten/kota
pemerintah melalui APBN. Saat ini masih ada 12% kawasan kumuh, sedangkan
pada tahun 2015 lebih dari 33 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di
permukiman kumuh.
2
Andreas Suhono, Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, disampaikan Kamis 28 Mei
2015 dalam acara National Urban Forum di Jakarta.
(http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/05/28/np21j8-ada-38-ribu-hektare-kawasan-
kumuh-seindonesia, diakses tanggal 15 Juli 2015)
2
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Seperti yang terjadi pada kota-kota besar pada umumnya, Kota Surakarta
sebagai kota besar dengan perkembangannya yang sangat pesat juga tidak terlepas
Surakarta mencapai 465 hektar. Kawasan permukiman kumuh itu tersebar di lima
kecamatan di Kota Surakarta yang memiliki luas wilayah 4.404 hektar. Hal itu
berarti di Kota Solo hampir 10% terdiri dari kawasan kumuh. Data kawasan itu
tentang Kawasan Permukiman Kumuh Kota Solo. Kawasan kumuh ini dilihat dari
bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Di lahan 465
hektar tersebut ada berbagai sarana yang tidak memenuhi kriteria, seperti jalan
untuk mengatasi kawasan kumuh mengandalkan APBD karena Kota Solo baru
Seandainya sudah ada Perda tentang kawasan kumuh, mungkin bisa lebih mudah
dalam mencari dan mendapatkan bantuan dari pusat (APBN) dalam usaha
terjangkau dan layak huni menjadikan mereka memilih untuk bermukim pada
3
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
lingkungan permukiman yang kumuh dengan sarana dan prasarana dasar kurang
atau TKPK Kota Solo masih tinggi, yakni mencapai 133.600 jiwa atau 24 persen
Tabel. 1.1
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin
Kota Surakarta Tahun 2013
Tabel 1.2
Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk
Kota Surakarta Tahun 2013
Jumlah
Luas Wilayah Kepadatan
Kecamatan Penduduk
(Km2) Penduduk
n (jiwa)
(1) (2) (3) (4)
Laweyan 101.324 8,64 11.727
Serengan 54.334 3,19 17.033
Pasar Kliwon 85.609 4,82 17.761
Jebres 143.995 12,58 11.446
Banjarsari 178.397 14,81 12.046
TOTAL 563.659 44,04 12.799
Sumber :Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta,Tahun 2013,diolah
4
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Tabel 1.3
Angka Pertambahan Penduduk Kota Surakarta Tahun 2013
Pddk Tahun 2012 Pddk Tahun 2013 Angka
Kecamatan Pertambahan
n (jiwa) % n (jiwa) % Penduduk
Sumber :Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, Tahun 2013, diolah
tidak terkendali, maka implikasi dari hal tersebut adalah munculnya berbagai
Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 yang hanya 0,37 persen per tahun dan secara
Kecamatan Laweyan yaitu 4,30 persen, diikuti Kecamatan Jebres yaitu 3,46
5
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
paling kecil yaitu 2,49 persen. Pertumbuhan penduduk Kota Surakarta yang tinggi
itu diduga bukan disebabkan tingkat kelahiran yang cukup tinggi saja, tapi juga
perbatasan yang tercatat tidak domisili memilih untuk mejadi penduduk Kota
Surakarta karena adanya fasilitas sosial dari Pemerintah Kota Surakarta seperti
Kota Surakarta dilewati oleh Sungai Bengawan Solo dan beberapa anak
sungai yang melintasi Kota Surakarta dapat menjadi potensi fungsi drainase utama
pada bantaran sungai. Kondisi ini lambat laun akan mengganggu fungsi sungai
sebagai area resapan. Salah satu anak sungai yang melintasi Kota Surakarta adalah
Kali Pepe. Aliran Kali Pepe sepanjang kurang lebih 5 kilometer, diantaranya
Surakarta. Kondisi Kali Pepe masih terkesan kumuh, lantaran banyak sampah
yang mengapung. Kendala lain, banyak warga Kelurahan Setabelan dan Keprabon
yang sudah menempati sempadan sungai sejak puluhan tahun lamanya. Tak
sedimentasi, pencemaran limbah dari rumah tangga dan home industry. Kondisi
ini mencemari keindahan Kali Pepe yang dulunya asri, cantik bahkan pernah
menjadi jalur perdagangan vital di Pasar Gede, kini itu hanya menjadi cerita lama
yang indah, karena keindahan itu kini lambat laun berubah menjadi aliran sampah
6
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
akhir ini semakin digalakkan tindakan nyata untuk mengembalikan Kali Pepe
seperti sediakala.
Ruang dalam Pasal 5 ayat 2 disebutkan penataan ruang berdasar fungsi utama
ini, bantaran sungai termasuk dalam kawasan lindung. Perencanaan tata ruang
kota pemukiman kumuh di bantaran Sungai Kali Pepe diatur dalam: 1) Undang-
Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman; 3) Inpres Nomor 5 Tahun 1990
Tahun 1995 tentang Program Kali Bersih; dan (6) Peraturan Daerah Kota
Surakarta Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
sebesar 22% yang lebih besar dari angka kemiskinan rata-rata kecamatan yang
4
Sumber : http://solokotakita.org/kelurahan/
7
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
di tepi sungai sehingga seringkali terjadi pengotoran sungai, yang pada akhirnya
sungai menempati batas lahan yang semestinya tidak boleh didirikan bangunan.
Disisi lain, penghuni yang termasuk kategori miskin yang sering disebut
tersebut. Hal ini merupakan indikasi bahwa kegiatan hidup dari penghuni telah
berjalan dengan baik. Hanya lokasinya saja yang perlu dibenahi. Atas dasar
sehingga tidak lagi menyalahi aturan dan kondisi yang ada diharapkan tidak
rumah yang layak huni. Permukiman kumuh di sepanjang bantaran sungai Kali
sungai dan kesemrawutan tata ruang. Kondisi demikian diperlukan kebijakan dan
8
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
menempati tempat tinggal yang baru hasil dari penataan permukiman kumuh di
permukiman bantaran sungai, memberi hasil yang lebih dapat menjamin atau
termarjinalkan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tipologi rumah tinggal yang
9
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dibangun sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat calon pengguna (end user)
Berperilaku Baik, Hunian/Tempat Tinggal yang Layak) atau yang sering disingkat
kebiasaan, budaya dan tata susila masyarakat Kota Surakarta yang masih
memegang teguh adat serta kebudayaannya. Semua program dan kegiatan tersebut
selain didasarkan atas peraturan yang dibuat selaras, juga selalu mengajak
pun dilakukan dengan proses yang mempersuasi berbagai pihak sehingga dicapai
kesepakatan yang melegakan. Kondisi tersebut tidak lepas dari figur pimpinan
yang ditata secara lebih baik sesuai dengan peruntukan dan fungsi sebagaimana
ditetapkan dalam rencana tata ruang kota. Disamping itu melalui kebijakan ini
5
Asnawi Manaf. 2013. Pendekatan Kolaboratif Dalam Pembangunan Formal Bagi Masyarakat
Marjinal: Sebuah Renungan Bagi Program KPR-FLPP. Disampaikan dalam Seminar Nasional
Dalam Rangka Hari Habitat Dunia 2013. Oktober 2013. Jakarta.
10
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
daerah perkotaan.
Sedangkan peran-peran lain sebaiknya lebih banyak dimainkan oleh pelaku usaha
(pasar, privat sector) dan masyarakat (civil society). Pelayanan publik, didalam
(pasar, privat sector) dan masyarakat (civil society) itu sendiri. Dalam konteks
inilah, regulasi dalam arti pembuatan aturan main (rule of the game) baik berupa
Perda maupun Perwali yang bersifat pro publik, pro poor, pro lingkungan dan
partisipatif perlu diwujudkan dalam pemerintahan. Untuk hal itu, perlu dibuka
sepenuh hati dan pemahaman yang sama dan tepat terhadap visi yang ingin
11
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Tabel 1.4
Persebaran Permukiman Kota Surakarta Tahun 2011
Jumlah Rumah
No Kecamatan
di Bantaran Sungai
1. Banjarsari 722
2. Jebres 513
3. Laweyan 124
4. Pasar Kliwon 397
5. Serengan -
JUMLAH 1.756
Sumber : Surakarta Dalam Angka 2011, BPS
Tabel 1.5
Persebaran Konstruksi Rumah Permukiman Kota Surakarta Tahun 2011
Konstruksi Rumah
Kecamatan Jumlah
Permanen Bukan Permanen
Banjarsari 27.302 5.981 33.193
Jebres 24.638 2.182 26.820
Laweyan 24.851 191 25.042
Pasar Kliwon 17.679 1.783 19.462
Serengan 6.814 1.220 8.034
JUMLAH 101.284 11.357 112.551
Sumber : Surakarta Dalam Angka 2011, BPS (RTRW Kota Surakarta, 2011-2031)
a. Masih tingginya angka kemiskinan dan penduduk yang tinggal pada rumah
tidak layak huni. Berdasarkan data pada tahun 2012 terdapat sebanyak 14.217
6
Disampaikan dalam Seminar Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Kawasan
Permukiman Kota Surakarta oleh Bappeda Kota Surakarta, tanggal 16 Juli 2014.
12
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Tabel 1.6
Jumlah Rumah dan RTLH Kota Surakarta Tahun 2012
JUMLAH RUMAH JUMLAH RTLH TAHUN
KECAMATAN
TAHUN 2012 (UNIT) 2012 (UNIT)
BANJARSARI 34.981 2.449
JEBRES 29.248 3.241
LAWEYAN 18.611 1.591
PASAR KLIWON 16.139 2.742
SERENGAN 9.862 4.194
TOTAL 108.841 14.217
Sumber : Solokotakita, 2013, hasil Workshop RP3KP 2013.
hijau.
Laweyan sebanyak 5.015 unit, Kecamatan Pasar Kliwon sebanyak 3.898 unit
dan Kecamatan Serengan sebanyak 4.503 unit. Jumlah backlog ini akan
berdampak pada jumlah kebutuhan rumah dan luasan lahan yang dibutuhkan,
diperhatikan juga untuk menjaga ruang terbuka hijau tetap dipertahankan demi
13
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
tersebut.
menjadi lokasi studi kasus penataan permukiman kumuh di bantaran sungai Kali
Pepe tidak lepas dari perbedaan latar belakang yang mendasari pelaksanaan
tersebut. Kedua daerah tersebut juga diharapkan menjadi pilot project bagi
di kedua Kelurahan ini berjalan dengan baik, diharapkan Kelurahan lain yang
14
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
akan menjadi sasaran penataan selanjutnya dapat berjalan lebih lancar dalam
implementasinya.
oleh masyarakat yang semula adalah hak milik Mangkunegaran yang pada
perjalanannya akhirnya menjadi hak atas tanah bagi masyarakat yang telah
permukiman kumuh menjadi permukiman yang layak huni dan lebih sehat.
Keprabon menjadi permukiman yang layak huni dan lebih sehat tanpa harus
pekerjaan mereka dengan membuatkan ruang untuk usaha yang juga dilengkapi
ruang pertemuan warga, ruang inventaris warga dan ruang terbuka hijau untuk
publik.
diperlukan kehati-hatian dalam setiap tindakan dan tahapan proses yang dilakukan
15
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
penerima dampak kebijakan dan seperti apakah proses dan tahapan implementasi
kebijakan tersebut sangat menarik untuk dikaji secara ilmiah dan melalui analisis
sebagai berikut :
16
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
terkait dan memiliki minat terhadap kajian tentang inovasi, partisipasi dan good
17
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2. Pemerintah, penelitian ini bisa menjadi dokumen ilmiah tertulis yang bisa
di bantaran sungai;
sebagai pelaku utama dalam pelaksanaannya, tidak lagi hanya sebagi objek
memberikan gambaran umum dan contoh tindakan serta kegiatan yang bisa
18
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
kumuh di Indonesia secara khusus antara lain sebagaimana tercantum dalam tabel
Tabel 1.7
Penelitian Terdahulu
Peneliti
Bentuk Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun)
Suryadi Tugas Implementasi Kebijakan a. Implementasi kebijakan
Lambali Akhir Permukiman Kumuh di dilaksanakan oleh masing-masing
(1997) Kotamadya Dati II instansi yang ada di Kotamadya
Ujung Pandang Dati II Ujung Pandang;
b. Pengaruh implementasi kebijakan
permukiman kumuh di Kotamadya
Dati II Ujung Pandang
dipengaruhi oleh faktor
komunikasi, sumber daya,
disposisi dan struktur birokrasi;
c. Faktor utama yang mempengaruhi
implementasi kebijakan
permukiman kumuh di Kotamadya
Dati II Ujung Pandang, yaitu :
Faktor yang muncul dan
dimiliki masyarakat itu sendiri
seperti faktor budaya, sosial
dan ekonomi dan faktor
pendidikan
Faktor yang datang dari
pemerintah dalam hal ini
adalah struktur birokrasi.
Zaini Musthofa Tugas Evaluasi Pelaksanaan - Relokasi yang dilakukan di
(2011) Akhir Program Relokasi Kelurahan Pucangsawit sudah sangat
Permukiman Kumuh berhasil dalam mencapai tujuan yang
(Studi Kasus : Program ditetapkan.
Relokasi Permukiman di - Relokasi juga berhasil dalam
Kelurahan Puacangsawit memberikan perubahan fisik
Kecamatan Jebres Kota permukiman yang lebih baik.
Surakarta) - Pada aspek ekonomi, relokasi
menimbulkan dampak yang buruk
terhadap kondisi ekonomi
masyarakat dan tidak berhasil dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat.
- Pada aspek sosial, relokasi dinilai
berhasil dalam mempertahankan
kondisi sosial dan cenderung
mengalami peningkatan.
19
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
20
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI
BANTARAN SUNGAI KALI PEPE
(Studi Kasus di Kelurahan Setabelan dan Kelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta)
NUGROHO DWI SAPUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
21