Anda di halaman 1dari 28

BAB IV

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

4.1 Permasalahan Pembangunan


Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap kesenjangan
antara kondisi saat ini dengan tujuan pembangunan yang ingin dicapai di masa
mendatang. Kondisi saat ini digambarkan oleh capaian indikator kinerja
pembangunan daerah sedangkan kondisi yang diharapkan adalah tujuan atau target
yang hendak dicapai sesuai dengan yang telah direncanakan dalam dokumen
sebelumnya. Dalam upaya meminimalisir kesenjangan tersebut untuk mewujudkan
visi dan misi kepala daerah terpilih, maka diperlukan perumusan yang tepat terkait
analisis permasalahan daerah.
Permasalahan pembangunan di Kabupaten Sampang sampai tahun 2020
akan di identifikasi berdasarkan aspek kesejahteraan rakyat, aspek layanan
umum, dan aspek daya saing. Khusus untuk aspek layanan umum akan diurai
berdasarkan urusan pemerintah daerah. Identifikasi permasalahan dari aspek
tersebut sesuai dengan hasil evaluasi RPJMD pada bab II. Urusan pemerintah daerah
yang diidentifikasi permasalahannya meliputi urusan Pendidikan, Kesehatan,
Pekerjaan umum dan penataan ruang, Perumahan rakyat dan kawasan permukiman,
Ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat, Sosial, Tenaga
kerja, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak, Pangan, Pertanahan,
Lingkungan hidup, Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, Pemberdayaan
masyarakat dan desa, Pengendalian penduduk dan keluarga berencana,
Perhubungan, Komunikasi dan informasi, Koperasi dan UKM, Penanaman Modal,
Kepemudaan dan Olah Raga, Statistik, Persandian, Kebudayaan, Perpustakaan,
Kearsipan, Kelautan dan Perikanan, Pariwisata, Pertanian, Perdagangan, Industri,
Transmigrasi, Urusan penunjang perencanaan, Keuangan, Kepegawaian pendidikan
dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta urusan penunjang lainnya. Hasil
identifikasi permasalahan Pembangunan di Kabupaten Sampang dapat dilihat dalam
tabel 4.1. berikut:

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | IV - 1
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

Tabel 4.1
Identifikasi Permasalahan Pembangunan Kabupaten Sampang sampai tahun 2020
ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN
A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1) Kontraksi dan Perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak Covid-19
2) Masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia disebabkan oleh
- Daya Beli masyarakat yang semakin menurun sebagai dampak pandemi Covid-19
- Kualitas pendidikan masih rendah
- Mutu pelayanan kesehatan masih belum optimal
- Pola konsumsi masyarakat yang belum memperhatikan kebutuhan gizi seimbang
3) Meningkatnya angka kemiskinan sebagai dampak pandemi covid-19 yang terjadi sejak
Bulan Maret memberikan pengaruh terhadap tatanan kehidupan masyarakat salah
satunya adanya perubahan pola konsumsi masyarakat
4) Masih terjadi kesenjangan pendapatan yang perlu terus ditekan meskipun berkategori
cukup
5) Kontribusi sektor agribisnis yang cenderung menurun
6) Kualitas dan kuantitas layanan infrastruktur masih perlu ditingkatkan
7) Kualitas Lingkungan Hidup masih perlu ditingkatkan dan dijaga kelestariannya
8) Tata kelola pemerintahan daerah dan desa perlu terus untuk ditingkatkan
9) Harmonisasi kehidupan masyarakat yang perlu terus dijaga
B. ASPEK LAYANAN UMUM
B.1 Fokus Urusan Wajib Layanan Dasar
1) Pendidikan 1) Sarana dan prasarana pendidikan masih berpusat di
daerah perkotaan
2) Masih rendahnya angka melek huruf. Masih terdapat
penduduk yang belum membaca dan menulis huruf latin
namun bisa membaca dan menulis huruf hijaiyah sehingga
dibutuhkan kerjasama dengan pihak pondok pesantren
dan lembaga di bawah Departemen Agama dalam
menuntaskan buta aksara
3) Adanya pandemi Covid-19 megakibatkan banyak siswa
yang putus sekolah karena ikut bekerja bersama orang tua
ke luar kota
4) Upaya Percepatan Harapan Lama Sekolah belum efektif
5) Masih rendahnya Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
6) Masih rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD
7) Sarana dan prasarana PAUD masih terbatas
8) Masih rendahnya Angka Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTs/Paket B
9) Masih rendahnya Angka Partisipasi Murni dan (APM) dan
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK masih rendah
10) Persentase tingkat pendidikan penduduk yang tidak
berijazah masih tinggi diatas 40 persen
11) Masih rendahnya kompetensi guru pada semua jenjang
12) Kualitas sarana dan prasarana sekolah belum merata,
memadai, dan beum memenuhi Standar Pelayanan
Minimal
13) Masih rendahnya rasio guru terhadap murid

IV - 2 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN

1) Kualitas layanan kesehatan perlu ditingkatkan


2) Perbaikan gizi masyarakat perlu ditingkatkan
3) Masih tingginya Angka Kematian Ibu melahirkan.
Penyebab kematian ibu di tahun 2020 ini adalah 90%
terjadi di masa kehamilan dan persalinan yaitu
dikarenakan perdarahan, preeklamsi dan penyakit
penyerta lainnya dan 10% terjadi di masa nifas yaitu
dikarenakan eklamsi berat disertai obesitas
4) Masih tingginya angka kematian bayi. Penyebab utama
dari kematian bayi adalah asfiksia kelahiran, pneumonia,
komplikasi kelahiran infeksi neonatal, diare, BBLR dan
kelainan bawaan. Beberapa faktor yang berkontribusi
pada kematian bayi antara lain seperti tingkat pendidikan
ibu, kondisi lingkungan/akses infrastruktur, tingkat
2) Kesehatan ekonomi yang rendah dan keterlambatan penanganan
yang disebabkan oleh keterlambatan mengambil
keputusan
5) Masih banyaknya kasus balita gizi buruk sehingga perlu
ditingkatkan.
6) Semakin banyaknya Angka Notifikasi Kasus pada TBC
7) Insidence Rate penyakit DBD yang tinggi
8) Prevalensi Hipertensi yang masih tinggi
9) Prevalensi diabetes mellitus semakin banyak
10) Masih belum tingginya Persentase Masyarakat yang
menjadi Peserta JKN
11) Kasus kondisi gagal tumbuh pada anak balita (stunting)
masih cukup tinggi
12) Sarana dan prasarana kesehatan belum memadai

3) Pekerjaan Umum dan 1) Jalan dengan kondisi yang baik perlu ditingkatkan dan
Penataan Ruang masih terdapatnya jalan kabupaten strategis dalam
kondisi rusak.
2) Kontruksi jalan yang tidak sesuai dengan kondisi tanah
3) Pertumbuhan panjang jalan lebih lambat dari
pertumbuhan jumlah kendaraan
4) Kurang optimalnya jaringan irigasi, rawa dan jaringan
kualitas pengelolaan sungai.
5) Program pengendalian banjir untuk DAS Kamoning belum
optimal
6) Perencanaan Tata Ruang baru terbentuk 1 (satu)
peraturan daerah yaitu Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Sampang Tahun 2012-2032. Sementara Rencana Detil
Tata Ruang (RDTR) untuk 14 kecamatan, baru 1 RDTR
kecamatan yaitu RDTR Kecamatan Sampang yang masih
dalam proses sedangkan sisanya sebanyak 13 RDTR akan

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | IV - 3
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN
dilaksanakan secara bertahap pada tahun-tahun
berikutnya.

1) Masih banyaknya rumah tidak layak huni


2) Masih terdapatnyakawasan permukiman kumuh
Perumahan dan perkotaan
4)
Pemukiman 3) Cakupan rumah tangga berakses air minum masih rendah
4) Rendahnya cakupan rumah tangga bersanitasi

1) Masih rawannya konflik sosial


2) Masih belum optimalnya kesadaran masyarakat dalam
menjaga ketertiban, ketentraman dan keindahan
3) Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban
Ketentraman, Keindahan) masih perlu terus ditingkatkan
Ketentraman, Ketertiban 4) Penanganan konflik agama, sosial, dan politik perlu dijaga
5) Umum, dan Pelindungan dan ditingkatkan
Masyarakat 5) Masih terbatasnya kesadaran masyarakat akan sistem
satuan perlidungan masyarakat
6) Masih rendahnya ketaatan masyarakat terhadap
peraturan perundang-undangan maupun peraturan
daerah

1) Masih tingginya jumlah Penyandang Masalah


Kesejahteraan Sosial (PMKS)
2) Masih banyaknya jumlah PMKS yaang belum terdata
3) Minimnya penanganan PMKS yang mendapat Layanan
6) Sosial
Program Pemberdayaan
4) Masih terbatasnya jumlah PMKS yang mendapat sistem
perlindungan dan bantuan Sosial

B.2 Fokus Urusan Wajib Bukan Layanan Dasar


1) Masih terbatasnya tingkat partisipasi angkatan kerja
2) Minimnya penyediaan lapangan kerja
3) Masih rendahnya Rasio Lulusan S1/S2/S3
4) Kualitas tenaga kerja belum memadai
1) Tenaga Kerja
5) Rasio Ketergantungan masih tinggi
6) Angkatan kerja yg terfasilitasi oleh pemerintah masih
rendah

1) Masih belum optimalnya pemberdayaan perempuan dan


Pemberdayaan
perlindungan anak
2) Perempuan dan
2) Indek Pembangunan Gender masih rendah
Perlindungan Anak
3) Pangan 1) Masih rendahnya pengeluaran konsumsi rumah tangga
per kapita
2) Masih cukup banyaknya desa rawan pangan
3) Terbatasnya ketersediaan dan akses terhadap pangan
masyarakat

IV - 4 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN

1) Masih terbatasnya luas lahan bersertifikat


2) Masih rendahnya penyelesaian pengaduan masyarakat
4) Pertanahan
tentang pertanahan

1) Pencemaran air dari limbah keluarga dan industri perlu


ditangani
2) Kualitas udara perlu ditingkatkan
3) Masih tingginya luas lahan kritis
4) Kurangnya ruang terbuka hijau
5) Pengelolaan persampahan masih perlu ditingkatkan
6) Ketahanan masyarakat terhadap risiko bencana masih
rendah
7) Kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian
Lingkungan Hidup (dan lingkungan hidup dan bencana alam khususnya banjir
5)
Bencana Alam) masih sangat rendah
8) Pencegahan dini dan penanganan tanggap darurat
bencana tidak maksimal
9) Keterbatasan jumlah sarana dan prasarana
penanggulangan bencana, terutama pengendalian banjir
sehingga perlu kerjasama dan integrasi antar
pemerintahan
10) Kurang maksimalnya penanganan kebakaran
11) Mitigasi bencana alam belum maksimal

1) Masih belum seluruhnya penduduk ber KTP-el


2) Masih rendahnya pesentase penduduk ber-akte kematian
Administrasi 3) Masih belum tingginya persentase bayi mempunyai akta
6) Kependudukan dan kelahiran
Pencatatan Sipil 4) Pemahaman akan pentingnya dokumen pencatatan sipil
masih rendah

1) Masih rendahnya Indek Desa Mandiri


2) Jumlah LPM berprestasi masih minim
3) Masih rendahnya desa dengan PADes di atas 30% dari
APBDesa
4) Kompetensi SDM Penyelenggaraan Pemeritahan Desa
Pemberdayaan masih terbatas
7)
Masyarakat dan Desa 5) Belum adanya Pengaturan terhadap Pengelolaan Aset
Desa, dan Sumber Daya lain
6) Pengelolaan potensi desa belum maksimal
7) Kurangngnya SDM baik dari kuantitas dan kualitas dalam
tata kelola pemerintahan desa

8) Pengendalian Penduduk 1) Masih terbatasnya penduduk ber-akta kelahiran dan


dan Keluarga Berencana kematian
2) Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengurusan/
pelaporan kematian sehingga capaian akta kematian

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | IV - 5
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN
masih belum maksimal
3) Masih kurangnya kondisi server yang baik di Kecamatan
4) Pasangan Usia Subur menjadi peserta KB aktif masih
belum optimal
5) Belum tingginya Kepuasan Masyarakat terdapat
pelayanan Keluarga Berencana
6) Lemahnya koordinasi lintas program dalam mewujudkan
Kampung KB
7) Masih banyak usia remaja yang belum memahami
pentingnya kesehatan reproduksi
8) Pemahaman tentang Keluarga Berencana di masyarakat
belum maksimal

1) Masih tingginya jumlah korban kecelakaan lalu lintas


2) Masih terbatasnya sarana perhubungan darat
3) Masih rendahnya pemenuhan Standart Keselamatan Bagi
Angkutan dan kurangnya rambu-rambu perlengkapan
9) Perhubungan
keselamatan jalan
4) Rendahnya konektivitas transportasi bagi masyarakat
kepulauan

1) Jumlah Sistem Informasi Manajemen yang terintegrasi


perlu terus ditingkatkan
2) Integrasi program berbasis elektrinik belum optimal
Komunikasi dan
10) 3) Mekanisme pelayanan publik berbasis elektronik belum
Informatika
dipahami oleh seluruh OPD
4) Sosialisasi mekanisme layanan informasi publik belum
berjalan optimal
1) Semakin berkurangnya koperasi aktif
2) Kualitas peningkatan usaha mikro belum optimal
3) Kurangnya permodalan UKM
11) Koperasi dan UKM
4) Terbatasnya akses pasar bagi UKM
5) Kualitas produk yang belum memenuhi kebutuhan pasar

1) Kurang berkembangnya minat investasi di Kabupaten


Sampang
2) Jumlah dan nilai investasi masih terbatas
3) Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)
12) Penanaman Modal meningkat, namun belum dapat meningkatkan penyediaan
lapangan kerja baru
4) Proses regulasi periijinan yang terbit tepat waktu masih
perlu dipertahankan

1) Belum Optimalnya Peran Pemuda dalam Pembangunan


Kepemudaan dan Olah 2) Banyaknya keberadaan sarana dan prasarana olahraga
13)
Raga yang kurang representatif serta belum adanya stadion
olah raga yang memadai
14) Statistik 1) Penyediaan data statistik dalam pembangunan perlu

IV - 6 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN
didorong agar bisa dipublikasikan tepat waktu

1) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan


budaya lokal dalam menjaga toleransi kehidupan
15) Kebudayaan 2) Belum optimalnya inventarisir potensi kebudayaan secara
baik

1) Ketersediaan buku-buku perpustakaan perlu terus


ditingkatkan
Perpustakaan dan 2) Masih terbatasnya sarana dan prasarana penunjang e-
16)
Kearsipan book
3) Pengelolaan arsip Perangkat Daerah/Instansi masih perlu
terus dipertahankan
B.3 Fokus Urusan Pilihan
1) Produksi perikanan tangkap dari laut dan perairan umum,
maupun perikanan budidaya di kolam dan tambak masih
perlu ditingkatkan secara berkelanjutan.
1) Kelautan dan Perikanan 2) Kondisi alam yang kurang mendukung dalam produksi
garam
3) Produksi garam rakyat masih perlu ditingkatkan
4) Perumbuhan sektor perikanan belum maksimal
1) Adanya penutupan destinasi wisata pada saat pandemic
2) Banyak potensi wisata alam yang belum dikelola secara
maksimal
3) Sarana dan prasarana pendukung pariwisata belum
2) Pariwisata dikelola dan berkembang baik di Kabupaten Sampang
4) Budaya masyarakat dalam mendukung pariwisata belum
sepenuhnya baik
5) Kebijakan pemerintah pada usaha pariwisata selama
pandemi
1) Kondisi alam yang kurang mendukung dalam produksi
sektor pertanian
2) Pertumbuhan sektor pertanian belum optimal
3) Pencapaian peningkatan produksi pertanian dan
hortikultura tidak diimbangi dengan industri
pengolahannya, sehingga tidak dapat memberikan nilai
lebih pada pendapatan petani
3) Pertanian
4) Produk unggulan belum dikembangkan secara baik
5) Masih rendahnya nilai tambah dalam pengolahan
komoditas hasil pertanian
6) Produksi sapi Madura tidak berkembang secara baik
karena manajemen perkandangan maupun dalam
penyediaan pakan ternak masih dilaksanakan secara
tradisional
4) Perdagangan 1) Pembangunan sarana promosi perdagangan masih
terbatas
2) Terbatasnya infrastruktur ekonomi
3) Penyediaan sarana perdagangan berupa pasar sehat

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | IV - 7
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN
belum terpenuhi secara optimal
4) Pelaksanaan tera ulang sebagai sumber pendapatan
daerah tidak maksimal karena kurangnya sarana dan
prsarana serta sumber daya manusia belum tersedia
5) Masih rendahnya jejaring pasar perdagangan antar
produsen
6) Sarana prasarana perdagangan belum dikelola secara
optimal

1) Masih terbatasnya penyediaan lahan bagi investor,


khususnya di wilayah pengembagan, sektor industri
belum berkembang secara maksimal
2) Kurangnya kualitas produksi sektor indutri kecil
3) Masih rendahnya kesadaran yang dimiliki industri kecil
5) Perindustrian untuk mendapatkan sertifikat SNI dan ISO sebagai salah
satu faktor dalam peningkatan daya saing industri
4) Rendahnya ketrampilan industri kecil dalam melakukan
diversifikasi dan inovasi dalam pengolahan komoditi
utamanya hasil pertanian, perkebunan dan peternakan.

B.4 Fokus Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan


1) Capaian Indikator sasaran RPJMD periode 2019-2024
sampai dengan tahun 2020 masih banyak yang belum baik
2) Masih terbatasnya jumlah aparatur perencana
3) Masih terbatasnya integrasi perencanaan, penganggaran
dan pengendalian
4) Belum optimalnya pemanfaatan hasil pengendalian dan
evaluasi
1) Perencanaan 5) Pengambilan kebijakan belum sepenuhnya didasarkan
pada hasil kajian
6) Masih rendahnya inovasi daerah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
7) Belum optimalnya pemanfaatan data berbasis spasial
8) Masih terbatasnya penggunaan perencanaan berbasis
elektronik (e-planning)

1) Selama lima tahun terakhir realisasi pendapatan masih


kurang dari target yang ditetapkan
2) Masih rendahnya peningkatan PAD (meskipun target telah
2) Keuangan tercapai)
3) Kinerja BUMD belum optimal
4) Pengelolaan keuangan yang belum baik dan sistem
pelaporan keuangan dan aset belum optimal
3) Kepegawaian, 1) Masih banyaknya ASN dan SDM yang tidak memenuhi
Pendidikan dan Pelatihan standart kompetensi sesuai bidangnya
2) Belum terpenuhinya Penataan Pegawai ASN sesuai
Formasi Kebutuhan dan Kompetensi
3) Belum diberlakunya tunjangan kinerja untuk memacu

IV - 8 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN
kinerja ASN
4) Masih tingginya jumlah kasus pelanggaran disiplin
5) Masih terbatasnya ASN yang mengikuti diklat struktural
dan fungsional.

1) Kapasitas Sumber Daya Aparat Pengawasan masih kurang.


Dari segi jumlah aparatur pengawasan yang telah
memperoleh sertifikasi auditor juga terbatas
2) Belum efektifnya system pengawasan secara periodik
3) Masih rendahnya nilai SAKIP
4) Belum optimalnya inovasi-inovasi dalam rangka pelayaan
publik
Fungsi Penunjang
4) 5) Pelaporan kinerja belum menyajikan informasi yang
Lainnya
memadai
6) Masih rendahnya pemahaman dan implementasi SPBE
7) Belum tingginya tingkat Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) Kabupaten Sampang
8) Pelayanan Publik berbasis IT masih terbatas
9) Koordinasi lintas perangkat daerah masih kurang

C. ASPEK DAYA SAING


1) Minimnya kemandirian fiskal daerah yang ditunjukkan dengan rendahnya Derajat
Desentralisasi Fiskal (DDF)
2) Kualitas infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan jaringan irigasi masih perlu terus
ditingkatkan
3) minimnya lapangan pekerjaan sebagai dampak dari banyaknya pelaku usaha besar
yang gulung tikar sebagai akibat Covid19

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan, setidaknya terdapat lima


pokok masalah pembangunan Kabupaten Sampang. Lima masalah pokok
permasalahan pembangunan tersebut adalah 1. Pembangunan ekonomi yang belum
berkualitas dan mengalami perlambatan dan kontraksi sebagai dampak Covid-19; 2.
Pembangunan kualitas sumber daya manusia yang masih terbatas; 3. Masih
terbatasnya pembangunan tata ruang dan penyediaan infrastruktur dasar
berwawasan lingkungan hidup berkelanjutan dan mitigasi bencana ; 4. Belum
optimalnya Reformasi birokrasi dan penyelangaraan tata kelola pemerintahan yang
baik; dan 5. Perlunya peningkatan ketahanan dan harmonisasi kehidupan sosial dan
bermasyarakat. Hasil pemetaan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut.

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | IV - 9
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

Gambar 4.1
Lima Masalah Pokok Pembangunan Kabupaten Sampang

Dalam upaya mengatasi permasalahan pokok pembangunan, perlu


diidentifikasi faktor penyebab (akar masalah) masalah pokok yang telah
diidentifikasi. Hasil pemetaan masalah pokok pembangunan lebih rinci dapat
dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.2
Hasil Pemetaan Masalah Pokok berdasarkan Identifikasi Permasalahan Pembangunan
No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
1. Pembangunan Struktur ekonomi masih bebasis
ekonomi yang belum Perlambatan ekonomi primer sehingga nilai tambah rendah
berkualitas dan sebagai dampak Covid-19 Terbatasnya infrastruktur ekonomi
mengalami Nilai investasi masih rendah
perlambatan dan Nilai tambah sektor Investasi daerah di sektor ekonomi
kontraksi sebagai unggulan masih rendah unggulan masih terbatas
dampak Covid-19 Kurangnya kualitas produksi sektor
industri kecil
Sarana dan prasarana perdagangan
belum dikelola secara optimal
Kondisi alam yang kurang
mendukung dalam produksi sektor
pertanian, perikanan dan garam
Kurang optimalnya pengelolaan
destinasi dan sarpras pariwisata
Kebijakan pemerintah pada usaha
pariwisata selama masa pandemi
Kurangnya inovasi dalam bidang
kewirausahaan
Ketersediaan dan akses terhadap
pangan masyarakat masih terbatas
Pengelolaan potensi ekonomi desa
belum optimal

IV - 10 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
Masih terbatasnya infrastruktur
Ketimpangan Pendapatan ekonomi daerah
Kemampuan Keuangan rendah
Tingkat pendidikan masyarakat
masih rendah
Upaya Percepatan Harapan Lama
Sekolah belum efektif
Masih rendahnya rata-rata lama
sekolah
Kualitas sarana dan prasarana
sekolah masih belum merata dan
memadai
Rasio guru terhadap murid terlalu
rendah
APM-APK SMA masih renda
Indek Pembangunan Derajat kesehatan masyarakat masih
manusia masih rendah rendah
Pembangunan Kualitas layanan kesehatan perlu
kualitas sumber ditingkatkan
2.
daya manusia yang Perbaikan gizi masyarakat perlu
masih terbatas ditingkatkan
Masih tingginya angka kematian ibu
melahirkan
Masih tingginya angka kematian bayi
Masih tingginya kasus stunting
Sarana prasarana kesehatan belum
mamadai
Pengeluaran rata-rata masyarakat
masih rendah
Rendahnya cakupan penyediaan
sarana dasar masyarakat
Masih tingginya tingkat Masih banyaknya jumlah PMKS yang
kemiskinan belum terdata dan tertangani
Masih banyaknya Rumah Tidak
Layak Huni
Perencanaan pembangunan
infrastruktur masih terbatas dan
belum komprehensif
Pembangunan tata ruang masih
belum optimal
Masih terbatasnya Kondisi jalan kabupaten strategis
pembangunan tata masih banyak yang rusak
ruang dan Konstruksi jalan yang tidak sesuai
Kuantitas dan kualitas
penyediaan dengan kondisi tanah
infrastruktur masih perlu
3 infrastruktur dasar Jaringan irigasi dan kualitas
peningkatan
berwawasan pengelolaan sungai masih perlu terus
lingkungan hidup ditingkatkan
berkelanjutan dan Masih terbatasnya sarana
mitigasi bencana perhubungan darat
Masih rendahnya pemenuhan
standart keselamatan bagi angkutan
dan Masih kurangnya rambu2
perlengkapan keselamatan jalan
Pembangunan Pencemaran air dari limbah keluarga

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | IV - 11
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah


dan industri perlu ditangani
Kualitas udara perlu ditingkatkan
Masih tingginya luas lahan kritis
berwawasan lingkungan
hidup dan mitigasi Masih kurangnya ruang terbuka hijau
bencana masih terbatas
Ketahanan masyarakat terhadap
risiko bencana perlu ditingkatkan
Mitigasi bencana belum optimal
SDM masih banyak yang belum
memenuhi standart kompetensi
sesuai bidangnya
Belum terpenuhinya Penataan ASN
sesuai Formasi Kebutuhan
Indeks reformasi birokrasi masih
Tata kelola pemerintahan belum memenuhi target
Belum optimalnya
dalam pelaksanaannya Masih terbatasnya kualitas ASN
Reformasi birokrasi
belum optimal Belum optimalnya inovasi-inovasi
dan penyelangaraan
4 dalam rangka pelayanan publik
tata kelola
Pengelolaan keuangan yang belum
pemerintahan yang
baik dan sistem pelaporan keuangan
baik
dan aset belum optimal
Kualitas pelayanan terhadap
masyarakat masih terbatas
Masih terbatasnya kualitas aparatur
Masih terbatasnya tata desa
kelola desa yang baik Masih rendahnya kapasitas
pengeloalan pemeritahan desa
Masih terdapatnya kriminalitas
Penanganan konflik agama, sosial
dan politik perlu dijaga dan
ditingkatkan
Pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan masih banyak
Masih terbatasnya kesadaran
Perlunya Masih perlu masyarakat akan sistem satuan
peningkatan ditingkatkannya perlindungan masyarakat
ketahanan dan harmonisasi kehidupan Pelestarian budaya dalam menjaga
5
harmonisasi sosial masyarakat toleransi kehidupan masyarakat
kehidupan sosial dan perlu ditingkatkan
bermasyarakat. Masih belum tingginya kesadaran
masyarakat dalam menjaga
ketertiban, ketentraman dan
keindahan serta belum optimalnya
tingkat penyelesaian pelanggaran K3
(ketertiban ketentraman, keindahan)
Masih rendahnya IPG dan Masih terbatasnya pengarusutamaan
IDG gender dan perlindungan anak

IV - 12 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
4.2 Isu Strategis
4.2.1 Identifikasi Isu-isu Strategis
Penentuan isu-isu strategis merupakan langkah utama dalam
menentukan arah kebijakan kedepan. Isu strategis merupakan kondisi yang perlu
diperhatikan berdasarkan hasil analisis kondisi internal dan eksternal sebagaimana
digambarkan dalam uraian kondisi, permasalahan, dan tantangan pembangunan
Kabupaten Sampang. Analisis isu-isu strategis didefinisikan berdasarkan berbagai
permasalahan pembangunan daerah yang sangat mendesak dan memiliki pengaruh
yang kuat terhadap keberhasilan pembangunan serta disusun berdasarkan isu
strategis yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang yang akan muncul dalam 5 (lima)
tahun mendatang, termasuk mengantisipasi berbagai ancaman.
Pernyataan isu-isu strategis memberikan gambaran tentang hal-hal
yang menjadi fokus dan prioritas penanganan karena pengaruh yang besar,
luas, dan signifikan terhadap perbaikan kondisi masyarakat pada lima tahun
mendatang sampai dengan berakhirnya masa perencanaan jangka menengah.
Isu-isu strategis adalah isu-isu yang jika diproritaskan penanganannya maka peluang
tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan pada sisa waktu pelaksanaan lima
tahun mendatang akan lebih besar dan lebih pasti. Jika isu strategis ini tidak
ditangani maka tujuan dan sasaran menjadi sulit tercapai dan apabila tidak
diantisipasi maka akan menimbulkan kerugian yang lebih besar, demikian pula
sebaliknya jika tidak dimanfaatkan akan dapat menghilangkan peluang untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Penetapan isu-isu
strategis pembangunan Kabupaten Sampang berdasarkan hasil analisis terhadap
lingkungan eksternal berupa permasalahan/agenda/aspek yang menjadi isu pada
tingkat internasional, nasional dan regional yang berpengaruh luas. Disamping itu,
dilakukan juga analisis terhadap kondisi lingkungan internal berupa permasalahan
pembangunan yang dihadapi dan harus ditangani selama lima tahun mendatang.
Adapun isu pada tingkat internasional, nasional, regional, dan permasalahan internal
yang berpengaruh signifikan dapat dilihat dalam tabel berikut.

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | IV - 13
IV - 14 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4

Tabel 4.3
Identifikasi Isu-isu Strategis Daerah Kabupaten Sampang
Isu Strategis
No Tingkat Isu / Dinamika
Pembangunan Daerah
1 INTERNASIONAL Pandemi Covid-19 secara resmi dideklarasikan oleh WHO pada 9 Maret 2020. Pandemi Covid-19 merupakan
persoalan yang sedang dihadapi seluruh dunia saat ini, kasus dan korban Covid-19 yang tersebar diberbagai negara
di dunia telah menimbulkan dampak bagi aktivitas internasional. Diharapkan masyarakat internasional bekerja
sama untuk mengatasi penyebaran Covid-19. Kerja sama internasional dengan meningkatkan kolaborasi antar-
negara perlu dilakukan untuk mengusahakan pengembangan vaksin Covid-19.
Sustainable Development Goals (SDGs) dicetuskan untuk meneruskan Milenium Development Goals (MDGs) agar
lebih terarah dan berkelanjutan. SDGs diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030 dan memiliki 5 pondasi utama
meliputi: manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian dan kemitraan dengan 17 target sasaran utama, yaitu
1 Tanpa Kemiskinan: Tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun di seluruh penjuru dunia.
2 Tanpa Kelaparan: Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta
mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.
3 Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan: Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong
kesejahteraan hidup untuk seluruh masyarakat di segala umur.
4 Pendidikan Berkualitas: Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan
kesempatan belajar untuk semua orang, menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta
mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
5 Kesetaraan Gender: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan perempuan.
6 Air Bersih dan Sanitasi: Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua
orang.
7 Energi Bersih dan Terjangkau: Menjamin akses terhadap sumber energi yang terjangkau, terpercaya,
berkelanjutan dan modern untuk semua orang.
8 Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak: Mendukung perkembangan ekonomi yang
berkelanjutan dan inklusif, lapangan kerja yang penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk
semua orang.
9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur: Membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan
industry yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi.
Isu Strategis
No Tingkat Isu / Dinamika
Pembangunan Daerah
10 Mengurangi Kesenjangan: Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah negara maupun di antara
negara-negara di dunia.

11 Keberlanjutan Kota dan Komunitas: Membangun kota-kota serta pemukiman yang inklusif, berkualitas,
aman, berketahanan dan bekelanjutan.
12 Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab: Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola produksi.
13 Aksi Terhadap Iklim: Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
14 Kehidupan Bawah Laut: Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya
laut untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.
15 Kehidupan di Darat: Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian
ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi tanah tandus serta tukar guling tanah,
memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian
keanekaragaman hayati.
16 Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian: Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk
pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang termasuk lembaga dan
bertanggung jawab untuk seluruh kalangan, serta membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif
di seluruh tingkatan.
17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan: memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan
global untuk pembangunan yang berkelanjutan.
2 NASIONAL Pemulihan Ekonomi Nasional sebagai dampak Covid-19
Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar
Pengurangan kesenjangan antarwilayah melalui penguatan konektivitas dan kemaritiman
Peningkatan nilai tambah ekonomi dan penciptaan lapangan kerja melalui pertanian, industri, pariwisata dan jasa
produktif lainnya
Pemantapan ketahanan energi, pangan, dan sumber daya air
Stabilitas keamanan nasional dan kesuksesan pemilu nasional dan daerah
Penanganan Covid-19 melaui Protokol Kesehatan dan didorong oleh distribusi vaksin dengan stimulus yang besar.
Masyarakat Produktif dan Aman dari Covid-19 serta pemantapan pemulihan ekonomi dan sistem kesehatan menuju
transformasi ekonomi yang inklusif .

IV - 15 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
IV - 16 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4

Isu Strategis
No Tingkat Isu / Dinamika
Pembangunan Daerah
Konsep pembangunan berbasis Smart City dengan pengintegrasian teknologi untuk menciptakan efisiensi,
memperbaiki pelayanan public dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui:
1. Pemanfaatan Teknologi Informasi yang inovatif;
2. Terobosan pada sektor unggulan;
3. Terobosan dalam penyelesaian masalah;
4. Penggunaan data sebagai pengambil kebijakan atau keputusan;
5. Kolaborasi antar bidang dalam penyelenggaraan pembangunan.
Dimensi pembangunan berbasis Smart City meliputi:
1. Smart Governance, meliputi unsur pelayanan public, birokrasi dan kebijakan public;
2. Smart Branding, meliputi unsur membangun ekosistem pariwisata, daya saing bisnis dan industry kreatif serta
penataan wilayah kota;
3. Smart Economy, meliputi unsur penataan industri, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan membangun
ekosistem keuangan;
4. Smart Living, meliputi unsur pembangunan lingkungan, menjamin fasilitas dan pelayanan kesehatan serta
membangun transportasi dan logistic;
5. Smart Society, meliputi unsur membangun masyarakat yang smart, membangun system edukasi, keamanan &
keselamatan;
6. Smart Environment, meliputi unsur perlindungan sosial, tata kelola sampah dan limbah serta membangun daya
saing energy yang berkelanjutan.
3 PROVINSI JAWA TIMUR 1) Percepatan Penanganan Covid berbagai macam sinergi dan kolaborasi dengan fokus pemulihan industri,
pariwisata, investasi, reformasi sistem kesehatan, reformasi sistem perlindungan sosial, dan reformasi sistem
ketahanan bencana.
2) Ketimpangan Antar Kelompok Pendapatan dan dan Antar Wilayah
3) Kesejahteraan Sosial yang Berkeadilan
4) Pembangunan Sumber Daya Manusia Secara Utuh Berbasiskan Nilai Keagamaan dan Kebudayaan
5) Penguatan Kedaulatan Pangan Berbasis Masyarakat
6) Perluasan Akses Lapangan Pekerjaan
7) Penguatan Konektivitas Antar Wilayah
8) Tata Kelola Pemerintahan yang Partisipatif dan Inklusif
Isu Strategis
No Tingkat Isu / Dinamika
Pembangunan Daerah

9) Internalisasi Demokrasi Kewargaan dalam Ruang Publik (Public Sphere) yang Antideskriminasi
10) Infrastruktur Dasar yang Merata dan Berkualitas serta Prinsip Pengelolaan Lingkungan Hidup Berkelanjutan
Isu Strategis P-RPJMD Provinsi Jawa Timur
 Kualitas Sumber Daya Manusia Berbasis Keagamaan dan Kebudayaan
 Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi Serta Kesejahteraan Masyarakat
 Tata kelola Pemerintah dan Reformasi Birokrasi
 Demokrasi Kewargaan
 Pembangunan Infrastruktur yang Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan
4 SAMPANG Isu strategis berdasarkan kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
 Peningkatan dan pemeliharaan prasarana drainase, sanitasi dan air bersih.
 Peningkatan kemandirian keluarga, peningkatan kualitas data penduduk dan peningkatan persebaran
penduduk yang diiringi dengan peningkatan kualitas hidupnya, serta peningkatan angka partisipasi
pendidikan dasar bagi wanita usia sekolah.
 Pemeliharaan kinerja struktur perekonomian yang berdaya saing berbasis sumber daya lokal. Dan juga
pembinaan usaha sektor primer, sekunder dan tersier
 Peningkatan kualitas dan kuantitas kesejahteraan perseorangan, keluarga, kelompok dan komunitas
masyarakat dan peningkatan penggalian potensi sumber kehidupan penyandang masalah kesejahteraan
sosial.
 Peningkatan dan pemeliharaan kualitas sarana dan prasarana.
 Peningkatan pendayagunaan kekayaan dan aset dalam pembiayaan pembangunan serta peningkatan
fasilitas kepada daerah dan masyarakat.
Isu strategis berdasarkan kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah:
 Pengembangan agropolitan, industri, dan pariwisata;
 Pemantapan struktur pusat pelayanan perkotaan dan pedesaan serta pengendalian perkembangan kawasan
perkotaan;
 Pengembangan kelengkapan sistem sarana dan prasarana wilayah;

IV - 17 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
IV - 18 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4

Isu Strategis
No Tingkat Isu / Dinamika
Pembangunan Daerah

 Pemantapan, pelestarian, dan perlindungan kawasan lindung secara berkelanjutan berbasis kearifan lokal;
 Pengembangan kawasan budidaya secara bersinergis dengan agropolitan, industri berbasis pertanian, dan
pariwisata;
 Pengembangan wilayah pesisir dan pulau kecil di Kabupaten secara berkelanjutan; dan
 Peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara.
Isu strategis berdasarkan Kebijakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
 Peningkatan akses air minum layak untuk 45% penduduk berpendapatan terbawah pada tahun 2024 menjadi
100% dan sesuai target nasional 100%.
 Peningkata akses sanitasi layak untuk 40% penduduk berpendapatan terbawah pada tahun 2024 menjadi
88,64% dan sesuai target TPB menjadi 100%
 Penurunan persentase penduduk diatas garis kemiskinan menjadi 17,32 pada tahun 2024
 Peningkatan persentase penduduk yang menjadi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Kesehatan
menjadi minimal 84,4% pada tahun 2024
 Peningkatan Persentase penyandang disabilitas yang miskin dan rentan yang terpenuhi hak dasarnya dan
inklusivitas menjadi 15,63%
 Peningkatan presentase rumah tangga miskin dan rentan yang sumber penerangan utamanya listrik baik dari
PLN dan bukan PLN.
  Peningkatan program pendampingan psikososial korban bencana sosial.
  Peningkatan pendidikan layanan khusus. (SMAB=Sekolah/ Madrasah Aman Bencana) pda daerah rawan
bencana
 Peningkatan Proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh pemerintah secara langsung untuk program
pemberantasan kemiskinan.
 Peningkatan Pengeluaran untuk layanan pokok (pendidikan, kesehatan dan perlindungan sosial) sebagai
persentase dari total belanja pemerintah.
 Penurunan Prevalensi penduduk dengan kerawanan pangan sedang atau berat, berdasarkan pada Skala
Pengalaman Kerawanan Pangan.
 Peningkatan kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH) mencapai;
dan tingkat konsumsi ikan.
Isu Strategis berdasarkan permasalahan pokok pembangunan
Isu Strategis
No Tingkat Isu / Dinamika
Pembangunan Daerah
Percepatan pemulihan dan Peningkatan ekonomi daerah yang inklusif dan pengembangan kawasan perdesaan yang
mandiri
Peningkatan pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing
Peningkatan pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan berkelanjutan secara komprehensif berwawasan
lingkungan hidup dan mitigasi bencana
Penguatan tata kelola pemerintahan dan desa yang transparan, akuntabel dan berorientasi pada pelayanan publik
Peningkatan ketahanan dan harmonisasi kehidupan sosial bermasyarakat
Percepatan penanganan dan penanggulangan pandemi Covid-19 sehingga prioritas pembangunan pada upaya
stabilisasi pemulihan kondisi perekonomian, sosial masyarakat, sektor unggulan, industri berbasis sumber daya
lokal, dan sektor pariwisata.

IV - 19 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

4.2.2 Penetepanan Isu Strategis Pembangunan Daerah


Isu strategis yang dapat dirumuskan dalam P-RPJMD ini ditetapkan
berdasarkan kriteria-kriteria berikut ini,
1. Kriteria- 1: Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap
pencapaian sasaran pembangunan nasional;
2. Kriteria- 2: Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah;
3. Kriteria- 3: Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan
masyarakat;
4. Kriteria- 4: Memiliki daya ungkit yang sigiifikan terhadap pembangunan
daerah;
5. Kriteria- 5: Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan
6. Kriteria- 6: Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.
Sesuai dengan kriteria diatas, terdapat lima isu strategis pembangunan
daerah. Selain itu, berpijak pada analisis atas kondisi daerah dan masukan dari para
pemangku kepentingan, maka isu strategis yang menjadi agenda dan prioritas
pembangunan Kabupaten Sampang pada tahun pelaksanaan rencana jangka
menengah daerah 2019–2024 adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2
Isu Strategis Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang

IV - | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

1. Akselerasi pemulihan ekonomi dalam mewujudkan Kemandirian ekonomi


daerah dan Pedesaan melalui pengembangan agribisnis, pariwisata, dan
ekonomi kreatif.
Perkembangan ekonomi daerah kabupaten Sampang masih belum
optimal. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan fokus pada
pengembangan agribisnis, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Struktur
perekonomian daerah Kabupaten Sampang masih didominasi oleh sektor
pertanian. Sampai dengan tahun 2020, sektor pertanian berkonstribusi hampir
sebesar 33 persen terhadap PDRB. Pertanian merupakan sektor yang menjadi
mata pencaharian sebagian besar penduduk sekaligus menyerap banyak tenaga
kerja menjadi salah satu prioritas pembangunan ekonomi Kabupaten Sampang.
Agar menjadi pilar pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus pemerataan
pendapatan, perlu dilanjutkan upaya–upaya meningkatkan nilai tambah produk
pertanian melalui perbaikan proses produksi, penerapan teknologi pasca panen,
peningkatan produksi tanaman holtikultura dan pengolahan produk pertanian
menjadi produk jadi atau setengah jadi. Tantangan dalam menjadikan sektor
pertanian sebagai pilar pertumbuhan ekonomi adalah terjadinya kecenderungan
beralihnya pemilihan lapangan kerja di kalangan kaum muda. Sektor ini
dipersepsikan tidak prospektif dalam memberikan kesejahteraan sebesar dan
secepat sektor lainnya karena posisi tawar-menawar (bargaining position)
petani masih lemah. Oleh karena itu meningkatkan nilai tambah produk
pertanian menjadi sebuah keniscayaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah melalui pengembangan agribisnis dan agropolitan secara terpadu.
Sampai dengan tahun 2020, jumlah desa mandiri masih sangat
terbatas yaitu sebanyak …. Desa dari total …. desa. Sedangkan desa yang
berstatus maju sebanyak 7 desa dari total 186 desa. Jumlah ini tidak mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya. Kemandirian desa diperlukan sebagai ujung
tombak pembangunan di Kabupaten Sampang. Selain itu, dengan
diberlakukannya UU Desa tahun 2014 yang berdampak pada kewajiban
pemerintah pusat untuk mengalokasikan dana nya khusus desa atau alokasi
dana desa. Dengan rata-rata ADD diatas 700 juta, diharapkan dapat

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | IV -
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

menggerakan perekonomian desa yang dampaknya akan meningkatkan


kesejahteraan di pedesaan pada khususnya dan kabupaten Sampang secara
keseluruhan.

2. Pembangunan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia


Indikator utama kualitas manusia dapat dilihat dari Indek
Pembangunan Manusia dan Tingkat kemiskinan. Selama lima tahun terakhir
kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Sampang menunjukkan
peningkatan. IPM Kabupaten Sampang pada tahun 2020 sebesar 62,70 atau
mengalami peningkatan sebesar 1,24 dari tahun 2019. Peningkatan tersebut
menunjukkan bahwa kualitas SDM Kabupaten Sampang mengalami perbaikan
meskipun nilainya masih relatif rendah. Namun demikian, Kabupaten Sampang
masih memiliki IPM terendah dibandingkan dengan Kabupaten Sekitar maupun
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan masih rendahnya IPM
Kabupaten Sampang. Faktor penyebab tersebut diantaranya adalah belum
meratanya jumlah dan kualitas pelayanan dasar masyarakat, terutama di bidang
pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar. Pada bidang pendidikan
rendahnya indeks pendidikan dipengaruhi oleh rendahnya rata-rata lama
sekolah penduduk berusia diatas 25 tahun, masih rendahnya kualitas sarana dan
prasarana pendidikan, kualitas dan kompetensi guru dan tenaga kependidikan
masih kurang, pemerataan guru pada daerah terpencil masih tinggi dan
kesenjangan mutu pelayanan pendidikan pada sekolah swasta dan negeri.
Derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Sampang juga masih rendah antara
lain disebabkan oleh angka kematian ibu masih relatif tinggi, masih banyaknya
ditemukan kasus stunting, masih belum meratanya palayanan kesehatan bagi
masyarakat terutama pada daerah terpencil dan kepulauan, gizi buruk dan
penyakit menular masih tinggi serta pertolongan nakes masih belum optimal
serta berbagai masalah penyakit menular. Masalah pendidikan dan kesehatan
berkorelasi langsung dengan kurang baiknya tingkat adaptasi, respon, antisipasi,
peran aktif masyarakat terhadap upaya–upaya dalam rangka meningkatkan

IV - | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

kesejahteraan sosial ekonomi. Hal tersebut tampak dari masih tingginya angka
kemiskinan di Kabupaten Sampang. Selanjutnya juga kondisi rumah yang belum
layak huni dan kawasan kumuh masih menjadi perhatian yang harus
diselesaikan kedepannya. Belum baiknya penyediaan sarana dan prasarana
utilitas dasar bagi masyarakat berupa air bersih dan sanitasi juga harus menjadi
perhatian utama.
Angka Kemiskinan Kabupaten Sampang selama lima tahun terakhir
merupakan tertinggi baik di pulau Madura maupun di tingkat Provinsi
Jawa Timur. Pada tahun 2020, dengan persentase penduduk miskin sebesar
22.78 persen, Kabupaten Sampang berada di peringkat tertinggi tingkat
kemiskinannya diikuti oleh Kabupaten Sumenep, Kabupaten bangkalan, dan
Kabupaten pamekasan. Jika di bandingkan dengan rata-rata provinsi dan
Nasional, persentase penduduk miskin Kabupaten Sampang lebih dari dua kali
lipat persentase di level provinsi (11.09) dan nasional (9.78). Masih tingginya
angka kemiskinan disamping disebabkan oleh kurangnya akses pendidikan,
kesehatan dan infrastruktur dasar juga dipengaruhi oleh masih terbatasnya
kemampuan keuangan daerah untuk membiayai program/ kegiatan
penanggulangan kemiskinan serta kurang berisnerginya program-program
pengentasan kemsikinan baik secara baik dari pusat hingga daerah serta belum
padunya program/kegiatan penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan
setiap Perangkat Daerah.

3. Peningkatan pembangunan infrastruktur berwawasan lingkungan dan


mitigasi bencana yang berkelanjutan
Ketersediaan infrastruktur menjadi bagian penting dalam upaya
pencapaian tujuan pembangunan. Secara umum, kondisi infrastruktur di
Kabupaten Sampang mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari Indek
kepusasan layanan infrastruktur yang meningkat dari nilai 5,50 tahun 2018
menjadi 6,53. Namun demikian persentase jalan, jembatan dan jaringan irigasi
pada tahun 2020 masih terbatas dengan nilai masing-masing 60,07 persen,
65,16 persen, dan 67,79 persen. Dari sisi pemerataan infrastruktur dapat

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | IV -
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

dikatakan belum merata baik dari sisi kualitas dan kuantitas. Sebagai contoh,
penyediaan jalan dan jembatan di bagian selatan-barat yang belum memadai
seperti di wilayah Kecamatan Sreseh dan Pengarengan dapat menghambat
potensi wilayah tersebut menjadi lokasi industri kelautan, sebagai imbas positif
dari beroperasinya Jembatan Suramadu. Pada sisi lain, intensitas yang sangat
tinggi dalam pemanfaatan sumber daya alam khususnya dan penggunaan lahan
pada umumnya menimbulkan dampak negatif pada kelestarian lingkungan
hidup (perubahan iklim mikro, menyusutnya daerah serapan air, berkurangnya
sumber mata air, menurunnya kualitas air). Sehubungan dengan itu, seluruh
aktivitas dalam rangka optimalisasi pemanfaatan potensi wilayah semestinya
mampu mengharmoniskan (trade off) antara kebutuhan memperoleh manfaat
sosial ekonomi dan terjaganya kelestarian lingkungan hidup.
Pembangunan insfrastruktur juga harus memperhatikan
lingkungan dan memperhitungkan daya dukung lingkungan. Bencana alam
yang sering terjadi adalah bencana alam banjir sering dan cenderung rutin
terjadi di Kabupaten Sampang menjadi isu yang harus segera ditangani.
Penanggulangan bencana alam banjir ditetapkan menjadi salah satu prioritas
berdasarkan kerangka pikir bahwa bencana alam banjir dapat menurunkan rasa
aman dan nyaman di kalangan masyarakat Sampang disamping menimbulkan
kerugian, baik kerugian langsung menimpa masyarakat (kerusakan/kehilangan
harta benda, anggota keluarga yang tewas, terhambatnya aktivitas sehari–hari)
maupun kerugian tidak langsung (rusaknya infrastruktur dan fasilitas umum,
terganggunya aktivitas pemerintahan, terganggunya aktivitas perekonomian).
Tidak terjaminnya rasa aman dan nyaman (khususnya masyarakat yang
daerahnya menjadi langganan bencana alam banjir) dapat menurunkan
kepercayaan masyarakat bahwa Pemerintah Kabupaten Sampang mampu
melindungi keselamatan rakyatnya. Tingkat kepercayaan yang rendah
menghambat bertumbuhkembangnya partisipasi masyarakat.

IV - | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

4. Penguatan tata kelola pemerintahan daerah dan desa yang transparan,


akuntabel dan berorientasi pada pelayanan publik
Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan tentunya harus
didukung oleh tata kelola pemerintahan yang transparan. Perkembangan
kinerja tata kelola pemerintahan Kabupaten Sampang selama lima tahun
terakhir mengalami peningkatan. Secara umum kinerja tata kelola pemerintahan
masih rendah. Namun demikian, selama dua tahun terakhir pemerintah
Kabupaten Sampang berhasil meraih indikator kinerja keuangan melalui opini
BPK dengan status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Selain itu, IKM masih di
bawah 80 persen baik di tingkat daerah maupun desa. Selain itu, mekanisme
koordinasi, integrasi, simplifikasi, sinkronisasi sehingga memengaruhi proses
dan capaian penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan masih sangat
terbatas. Oleh karena itu, upaya–upaya perbaikan dan pengembangan tata
kelola pemerintahan yang baik perlu dilaksanakan secara terus–menerus,
terutama meliputi kelembagaan, manajemen aparatur, manajemen perencanaan
dan penganggaran, prosedur operasi standar (SOP/standart operation
procedure), dan keterbukaan informasi publik yang memadai serta peningkatan
pelayanan publik berbasis IT. Perlunya perbaikan dan peningakan kualitas SDM
aparatur masih perlu ditingkatkan dalam rangka peningkatan kinerja pelayanan
publik serta pengembangan tata kelola pemerintahan berdasarkan kerangka
pikir bahwa kinerja birokrasi pemerintahan yang baik dan profesional serta
penerapan prinsip-prinsip good governance dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah menjadi faktor kunci keberhasilan pembangunan di
Kabupaten Sampang.
Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik dan
profesional juga dilaksanakan melalui peningkatan kualitas perencanaan,
pembangunan, pengendalian dan penganggaran daerah. Dengan
perkembangan teknologi dan informasi yang semakin maju, maka proses
pengelolaan pemerintahan sudah seharusnya mengaplikasikan teknologi
tersebut misalnya melalui e-government yang meliputi e-planning, e-budgeting,
dan lain sebagainya. Selanjutnya perlu juga melakukan optimalisasi pendapatan

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | IV -
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

daerah melalui Pengembangan Potensi Penerimaan Asli Daerah (PAD) melalui


peningkatan Local Taxing Power, Optimaliasi penerimaan dana perimbangan
dari DAK yang bersifat buttom up, dalam mendukung pengembangan
infrastruktur daerah; Optimaliasi Pendapatan dari Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan; Peningkatan upaya penegakan hukum terhadap wajib
pajak dan wajib retribusi yang melakukan pelanggaran Peraturan Daerah.
Pemanfaatan inovasi daerah dalam rangka meningkatkan kesejateraan
masyarakat dan peningkatakan hasil Penelitian dan Pengembangan dalam
pengambilan kebijakan daerah.

5. Peningkatan ketahanan dan harmonisasi kehidupan sosial bermasyarakat


Pandemic Covid-19 tiak hanya berdampak pada sisi kesehatan dan
ekonomi namun juga pada sosial kemasyarakatan. Ketahanan dan
kerhamonisan sosial yang baik akan mempercepat pemulihan ekonomi dan
sosial akibat covid. Ketahanan dan harmonisasi kehidupan bermasyarakat yang
baik di tandai oleh menurunannya tingkat kriminalitas, dan juga meningkatnya
persentase cakupan tingkat penyelesaian pelanggaran K3 dan pelanggaran
perda.
Peningkatan toleransi dalam bermasyarakat akan meningkatkan
ketahanan dan harmonisasi sosial bermasyarakat. Disisi lain, toleransi
masyarakat yang masih rendah mengenai pentingnya menjaga kebersamaan dan
keharmonisan kehidupan sosial bermasyarakat akan memicu terjadinya konflik
sosial. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan di wilayahnya perlu dioptimalkan, akibat masih rendahnya
tingkat pendidikan penduduk, angka kemiskinan relatif tinggi, dan terutama
belum efektifnya birokrasi pemerintahan dalam memberikan fasilitasi, inisiasi,
asistensi/advokasi agar masyarakat mampu menjadi subyek pembangunan.
Kondisi ini menjadi salah satu penyebab terjadinya kesenjangan persepsi antara
jajaran birokrasi dan masyarakat dalam menyikapi proses dan hasil-hasil
pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya sistematis, berkesinambungan, konsisten untuk meningkatkan toleransi

IV - | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

dan peran/partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan


pembangunan, menciptakan ketentraman dan ketertiban umum serta
mengurangi angka kriminalitas dan penggunaan NAPZA.

BUPATI SAMPANG,

H. SLAMET JUNAIDI

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | IV -
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH....................................1


4.1 Permasalahan Pembangunan...............................................................................1
4.2 Isu Strategis.........................................................................................................13
4.2.1 Identifikasi Isu-isu Strategis........................................................................13
4.2.2 Penetepanan Isu Strategis Pembangunan Daerah........................................22

Tabel 4.1 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Kabupaten Sampang sampai tahun


2020.......................................................................................................................................2
Tabel 4.2 Hasil Pemetaan Masalah Pokok berdasarkan Identifikasi Permasalahan
Pembangunan......................................................................................................................10
Tabel 4.3 Identifikasi Isu-isu Strategis Daerah Kabupaten Sampang.................................15
Y
Gambar 4.1 Lima Masalah Pokok Pembangunan Kabupaten Sampang.............................10
Gambar 4.2 Isu Strategis Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang...............................22

IV - | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4

Anda mungkin juga menyukai