Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN TATA RUANG DAN FASILITAS WISATA

DIKEBUN RAYA BOGOR


Haufi Sukmamedian
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Email: sukmamedian@gmail.com

Abstrak : Bogor identik dengan ikonnya yaitu Kebun Raya Bogor, Kebun kebanggaan
masyarakat Bogor merupakan yang tertua di Asia dengan usia 2 abad. KRB adalah area
konservasi yang berada di jantung kota Bogor dan sudah dijadikan sebagai taman kota publik
tidak hanya warga Bogor tetapi juga warga diluar kota Bogor. Permasalahan KRB banyak
sekali area-area didalam yang belum tertata dengan maksimal, baik itu dari segi fasilitas yang
belum memenuhi standar fasilitas sebuah kebun raya dan juga tata lansekap. KRB dengan
tingkat kunjungan yang terus meningkat tiap tahunnya dituntut oleh masyarakat untuk dapat
lebih melayani dan memberikan pelayanan yang maksimal salah satunya yaitu optimalisasi
tata ruang dan juga fasilitas di dalam KRB. Penelitian ini menyatukan antara teori Garden
tourism dan standar tata lansekap sebuah taman atau kebun raya. Metode penelitian yang
digunakan yaitu kualitatif deskriptif dimana akan dijabarkan mengenai permasalahan-
permasalahn yang ada di KRB dan juga fasilitas-fasilitas yang sudah ada. Penelitian ini juga
melibatkan saran dan masukan dari pengunjung di KRB dan dapat terlihat dengan jelas
harapan dari para pengunjung tentang fasilitas-fasilitas apa saja yang mereka harapkan yang
kemudian di analisis menggunakan analisis kebutuhan ruang. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat menjadi sebuah masukan untuk pengelola KRB dalam meningkatkan
fasilitas dan pelayanan di KRB, dan pengembangan ke depannya untuk KRB.

Kata kunci : Kebun Raya, Analisis kebutuan ruang, Desain tata ruang dan fasilitas.

Abstract : Bogor is identical with its icon, Bogor Botanical Garden, Bogor Pride Garden is
the oldest in Asia with 2 century age . KRB is a conservation area located in the heart of
Bogor city and has been used as a public city park not only residents of Bogor but also
residents outside the city of Bogor. Problems KRB many areas in the area that has not been
arranged with optimally, either in terms of facilities that have not met the standard facilities
of a botanical garden and also the landscape. KRB with the increasing number of visits each
year is demanded by the community to be more able to serve and provide the maximum
service one of which is the optimization of spatial as well as facilities within the KRB. This
study unites between Garden tourism theory and the landscape standard of a garden or
botanical garden. The research method used is descriptive qualitative where it will be
explained about the problems existing in KRB and also the existing facilities. This research
also involves suggestions and feedback from visitors in KRB and can be seen clearly the
expectations of the visitors about what facilities they expect which then in the analysis using
the analysis of space needs. The results of this study are expected to be an input for KRB
managers in improving facilities and services in KRB, and future development for KRB.

Keywords: Botanical Garden, Space requirement analysis, Spatial design and facilities.
PENDAHULUAN
Kebun Raya Bogor selanjutnya Tabel 1.1
disebut KRB adalah kawasan konservasi Data Kunjungan KRB 2015
atau konservasi ex-situ yang usianya telah Karci s Hasil Penjuala n
mencapai hampir 2 abad, KRB merupakan Bul an Pengunjung
Terjua l (Juta)
jantung kota Bogor yang memiliki Januari
Februari
81,114
48,002
80,986
47,874
1,111.84
657.25
panorama tata lansekap indah dan koleksi Maret 80,201 80,073 1,099.30
April 58,002 57,874 794.54
tanaman langka yang usianya ratusan Mei 61,008 60,880 835.81
tahun dan juga merupakan kawasan wisata Juni 101,211 101,083 1,387.74
Juli 52,118 51,990 713.76
popular bagi masyarakat Bogor dan sekitar Agustus 151,261 151,133 2,074.87
Bogor, baik itu berwisata maupun September
Oktober
70,187
66,042
70,059
65,914
961.82
904.92
nemambah pengetahuan tentang tumbuh- Nopember 72,358 72,230 991.63
Desember 98,582 98,454 1,351.65
tumbuhan.
J umlah 2015 9 40,086 93 8,5 50 12,885 .1 3
Sebagai salah satu Kebun Raya 2014 9 27,211 92 7,2 11 12,729 .4 6
terbesar di Indonesia, Kebun Raya Bogor 2013
2012
8 97,803
1,0 40,083
89 7,8 03
95 7,9 78
12,379 .6 8
9,100 .7 9
(KRB) dikunjungi oleh berbagai lapisan
masyarakat, dari anak-anak, remaja, lansia,
keluarga dan group . Pengunjung juga karena KRB sendiri memiliki area
berasal tidak hanya dari warga lokal tetapi parkir untuk kendaraan roda empat sangat
juga wisatawan mancanegara. Wisatawan terbatas, untuk hari biasa keadaan tersebut
yang berkunjung ke KRB dari tahun masih bisa diatasi namun ketika akhir
ketahun terus meningkat terutama pada pekan yang terjadi yaitu para pengunjung
saat akhir pekan dan juga libur panjang memarkirkan kendaraannya di sisi jalan
terutama dari wisatawan lokal Jakarta dan dan yang terjadi adalah parkir liar dan
Bandung mengingat jarak ke KRB tidak ketika terdapat parkir liar maka terdapat
terlampau jauh dari kota masing-masing. aktivitas pedagang kaki lima yang
Berdasarkan data yang dikeluarkan bermunculan.
BPS Kota Bogor 2016, KRB merupakan Selain itu, dari sisi kenyamanan dan
destinasi wisata yang paling banyak dukungan fasilitas penunjang seperti toilet,
dikunjungi oleh wisatawan sepanjang tempat makan, gazebo, pathway ke area
tahun 2015 baik oleh wisatawan domestik koleksi, tidak adanya fasilitas untuk
maupun mancanegara dibandingkan mempelajari dan menikmati koleksi
destinasi wisata lain yang ada di Kota tanaman langka yang menarik dan fasilitas
Bogor. Total kunjungan KRB pada tahun beribadah yang hanya terdapat di majjid
2015 mencapai 940.086 kunjungan, utama, juga dirasa belum memenuhi aspek
dimana 897.988 merupakan kunjungan kenyamanan dimana masih terjadi antrian
dari wisatawan nusantara, dan 42.098 dan desak-desakan antar pengunjung
adalah wisatawan mancanegara. Dengan sehingga berdampak pada kebersihan area
total sales revenue sebesar Rp. sekitar KRB. Secara atraksi, yang menjadi
12.885.130.000,- menjadikan KRB sebagai andalan KRB adalah Istana Bogor, dimana
destinasi wisata unggulan di Kota Bogor area ini dibatasi oleh danau buatan yang
dan penopang perekonomian daerah. mencegah akses pengujung ke dalam area
Padatnya pengunjung pada saat akhir istana, namun bila diamati bahwa area
pekan banyak membuat pengunjung tidak danau tidak memiliki pembatas dengan
dapat menikmati fasilitas di KRB secara pengujung dan yang terjadi banyak sampah
maksimal, mulai dari ketika para dari pengunjung yang dibuang ke danau
pengunjung datang mereka akan kesulitan tersebut. Pengunjung hanya terkonsentrasi
dalam memarkirkan kendaraan mereka di area tersebut dan untuk bagian utara
KRB pengunjung tidak begitu tertarik dan
terlihat sepi, salah satu penyebabnya yaitu Tabel 1.2
jarak tempuh dan tidak adanya atraksi Kategori Taman
yang dapat menarik pengunjung untuk
datang.
Alasan lain yaitu tidak terdapatnya
fasilitas penunjang seperti toilet, mushola
disekitar area tersebut. Sehingga banyak
area KRB yang tidak dijelajahi oleh semua
pengunjung dan yang terjadi adalah kurang
dioptimalkannya area sebagai wahana
alternatif. Teori utama yang digunakan
yaitu mengenai penelitian ini yaitu Garden
Design (Turner, 2005:1 )
A garden is ‘a piece of ground fenced off
from cattle, and appropriated to the use
and pleasure of man: it is, or ought to be,
cultivated’. 1 Repton’s definition has good Pengertian ruang yaitu sebuah bidang yang
etymological support: the words garden, dikembangkan (menurut arah selain dari
yard, garten, jardin, giardino, hortus, yang telah ada) berubah menjadi ruang.
paradise, paradiso, park, parc, parquet, Berdasarkan konsepnya sebuah ruang
court, hof, kurta, town, tun, and tuin all mempunyai tiga dimensi yaitu panjang
derive from the act of enclosing outdoor lebar dan tinggi, ruang dapat berbentuk
space. padat dimana ruang dipindahkan oleh
Yang dipadukan dengan Garden Tourism massa atau ruang kosong dimana ruang
(Beifield 2013:11) disebutkan bahwa berada didalam atau dibatasi oleh bidang-
garden tourism can be specified as a form bidang (D.K.Ching, 2005:44).
of tourism, whose geographical / thematic Spillane dalam Mukhlas, 2008, : 32)
destinations are gardens or parks in their fasilitas dikelompokkan menjadi tiga
various forms. Gardens and parks are an bagian yaitu:
important part of destinations attractions 1. Fasilitas utama, merupakan sarana yang
and help attract visitors. sangat dibutuhkan dan dirasakan sangat
Garden tourism merupakan bentuk perlu selama pengunjung berada disuatu
yang lebih spesifik dari pariwisata dimana objek wisata.
yang menjadi daya tariknya adalah 2. Fasilitas pendukung, sarana yang pada
keindahan taman yang disusun secara proporsinya sebagai pelengkap fasilitas
artistik, keberagaman flora dan fauna yang utama sehingga wisatawan akan merasa
dapat menarik wisatawan untuk lebih betah.
berkunjung. Selain itu, garden tourism 3. Fasilitas penunjang, pada dasarnya
juga dapat dijadikan sebagai wilayah merupakan sarana yang bersifat sebagai
konservasi bagi sejumlah tumbuhan dan pelengkap utama sehingga wisatawan
hewan sehingga pengunjung tidak hanya terpenuhi apapun kebutuhan selama
disuguhkan keindahan panorama yang mengunjungi.
ditawarkan tetapi juga menambah Littlewood, (2008:6) dalam sebuah tata
pengetahuan dan wawasan. lansekap taman harus memiliki fasilitas-
fasilitas pendukung sebuah tata taman,
antara lain: Walkways, Steps, Ramp,
Landing, Handrails, dan Seating. Street
Furniture, Barries, Gates and door,
childrens playground. Street Furniture secara detail seperti pergerakan perorangan
terbagi ke dalam 2 bagian yaitu : maupun sekelompok manusia,
1. Street Furniture deskripsikan objek secara detail,
a. Sheet & bench menggambarkan keadaan secara sistematis,
b. Bins factual dan akurat tentang fakta-fakta dan
c. Lighting fenomena dilapangan yang diselidiki..
d. Planter Box Adapun pengertian dari metode deskriptif
e. Bicycle Parking menurut Moh. Nazir (2005:54).
f. Bollard,Fenche & Barriers Teknik analisi pada penelitian ini
2. Park Furniture yaitu menggunakan teknik analisi
a. Seats,Benches & Picnic Setting kebutuhan ruang.
b. Bollard,Fenche & Barriers
c. Bins HASIL DAN PEMBAHASAN
d. Drinking Fountain Pada mulanya kebun ini hanya akan
e. Lighting digunakan sebagai kebun percobaan bagi
f. Picnic Shelter tanaman perkebunan yang akan
g. Bicycle Parking diperkenalkan di Hindia Belanda. Namun
pada perkembangannya pendirian Kebun
Ekspektasi Raya Bogor bisa dikatakan mengawali
Menurut Tjiptono dan Chandra perkembangan ilmu pengetahuan di
(20017:122) yang dikutip dari Santos & Indonesia dan sebagai wadah bagi
barros (2003) mengklasifikasikan ilmuwan terutama bidang botani di
ekspektasi ke 9 tingkatan dan disusun dari Indonesia secara terorganisasi pada zaman
urutan tertinggi hingga terendah : itu (1880 - 1905). Dari sini lahir beberapa
1. Ideal expectation institusi ilmu pengetahuan lain, seperti
2. Normative (should ) expectation Bibliotheca Bogoriensis (1842),
(persuasion-based standard) Herbarium Bogoriense (1844), Kebun
3. Desired Expectation Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub
4. Predicted Excpectation (1884), dan Museum dan Laboratorium
5. Deserved expectation, Zoologi (1894).
6. Adequate expectation,
7. Minimum tolerable expectation , Beberapa atraksi eksisting yang terdapat di
8. Intolerable expectation, KRB :
9. Worst imaginable expectation, 1.Teratai Raksasa (Victoria amazonia)
2.Anggrek raksasa .
METODE 3.Bunga bangkai
Dalam penelitian ini jenis penelitian 4.Kayu Raja (Koompassia excelsa)
yang dipakai yaitu kualitatif deskriptif 5.Jalan Kenari
yang merupakan suatu proses penyelidikan 6.Pohon Tarzan (Entada phasoloides)
untuk memahami masalah sosial 7.Monumen Peringatan Isteri Raffles
berdasarkan pada penciptaan gambaran 8.Pohon Lici (Litchi Chinensis)
holistik lengkap yang dibentuk dengan 9.Taman Meksiko
kata-kata, melaporkan pandangan informan 10.Taman Teisjmann
secara terperinci, dan disusun dalam 11.Jalan Astrid
sebuah latar alamiah (Ulber Silalahi, 12.Laboratorium Treub
2009:77). 13.Jembatan Gantung
Jenis penelitian kualitatif yang 14.Taman Bhineka
dipakai yaitu deskriptif kualitatif yaitu 15.Museum Zoologi
penelitian yang mendeskripsikan segala hal
Kondisi Tata Ruang Berdasarkan hasil observasi
Berdasarkan hasil observasi disetiap zona, terdapat berbagai
lapangan, secara akses masuk ke KRB permasalahan terutama mengenai
terdapat beberapa pintu masuk, dengan keinginan pengujung untuk melihat sudut-
melihat kondisi jalan keliling di KRB pada sudut zona yang masih sepi dan terlihat
saat Senin-Jumat dan akhir pekan maka agak menyeramkan dikarenakan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan, adanya atraksi yang menjadi daya tarik
terutama dalam jumlah volume. wisata, sehingga banyak area di zona 1
Pembagian Pintu masuk KRB sebai berikut lebih bernuansa hutan belantara dan
Pintu 1 : Pengunjung umum dan kendaraan terlihat tidak terurus secara baik.
bermotor
Pintu 2 : Khusus pekerja dan karyawan Kondisi Fasilitas
Pintu 3: Pengujung dan kendaraan KRB yang merupakan sebuah area
bermotor konservasi tidak terlepas dari fungsi
Pintu 4 : Pengunjung, namun saat ini jarang lainnya yaitu sebagai taman wisata apalagi
diaktifkan posisinya yang berada di jantung kota dan
Pintu Utama : Akses ke Istana juga merupakan .
Kepresidenan. Kebun raya tertua di Asia Tenggara
Gambar 1.1 menuntut pengelola KRB harus
Posisi Pintu Masuk KRB menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung
untuk keberlangsungan aktifitas di KRB
baik itu yang bersifat konservasi,
pendidikan dan wisata. Berdasarkan data
lapangan yang ada beberapa fasilitas di
KRB memang masih menggunakan
beberapa peninggalan bangunana maupun
fasilitas lama yang ada. Contoh seperti
Laboratorium, Museum, dan ex
perkantoran. Berikut ini beberapa data
fasilitas yang ada di KRB.

Ekspektasi Pengujung
Penjabaran diatas dapat dibuktikan bahwa
KRB adalah sebuah area konservasi dan
Sedangkan secara pengelompokan ruang di juga merupakan taman kota yang memang
KRB di bagi dalam 2 Zona, yaitu Zona-1 disukai oleh masyarakat baik Bogor
dan Zona-2, dimana masing-masing zona maupun luar Kota Bogor, ini yaitu
tersebut terpisahkan batasnya oleh kali Normative ( should ) expectation
Ciliwung, dan juga dimasing-masing zona (persuasion-based standard ) secara garis
tersebut memiliki keunikan masing- besar mereka sudah cukup puas , namun
masing, seperti di Zona-1 terdapat untuk meningkatkan menjadi sebua ideal
lapangan luas dengan rerumputan dan expectation harus dilakukan standarisasi di
teratai raksasa, lalu koleksi pohon tua, beberapa sektor di dalam KRB
pinus, Taman Bhineka dan Jembatan
Gantung. Sedangkan pada Zona-2 lebih
banyak ke atraksi bangunan tua, seperti
Laboratorium Therb , Museum Zoologi,
Balai Konservasi, Taman Teisjeman, Tugu
Rafles dan Danau Gunting.
Tabel 1.3
Analisi Kebutuhan Ruang
SIMPULAN Tata Ruang
Berdasarkan atas data penelitian dan Secara penataan ruang saran yang harus
olahan dilapangan, maka dapat dilakukan oleh pengelola KRB yaitu
disimpulkan bahwa KRB harus membuat membuat inventarisasi atraksi flora
beberapa pengembangan dari tata ruang khususnya dan membuat penataan ulang
yang ada dan juga penambahan dan zona yang ada menjadi zona-zona atau
perbaikan fasilitas sesuai dengan cluster yang lebih kecil sehingga dengan
ekspektasi pengujung dilapangan, yang pola tersebut akan dapat mudah dipentau
nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman dan mudah untuk pengembangan per zona
dalam pola penataan ruang dan fasilitas kedepannya. KRB harus dibagi menjadi 3
sebuah Kebun Raya di Indonesia zona, dengan menganut pola dari Turner
kedepannya, adapun beberpa hal tersebut yaitu post modern style garden . Penataan
antara lain ; ruang di KRB harus dilakukan
penyesuaian kembali mengingat
pertumbuhan pengujung semakin
meningkat salah satu caranya yaitu
pengelompokan kembali zona-zona yang about pada jalan astrid ini dapat dijadikan
sudah ada dan menambah zona-zona baru ikon zona 1 dan juga memaksimalkan area
sebagai pendukung secara keseluruhan di terluar dekat pagar agar dapat dikemas
KRB. sebuah atraksi untuk menarik pengujung
Gambar 1.2 datang. Pembatas antara zona 1 dan 2
Pentaan Zona Baru KRB yaitu kali Ciliwung dimanfaarkan sebagai
area transisi dimana dapat digunakan untuk
fasilitas olah raga dan wisata.

Gambar 1.4
Fasilitas Jembatan Pengunjung

Penataan ruang di KRB harus memiliki


ikon tersendiri di dalam setiap zona, dan
setiap ikon tersebut ditampilkan dan
dipromosikan di setiap pintu gerbang / Fasilitas jembatan di sepanjang kali
pintu masuk, serta di dalam media promosi Ciliwung harus ditambah lagi untuk
KRB. memudahkan pengujung melihat
keseluruhan koleksi, namun jembatan
Gambar 1.3 tersebut harus dapat diakses oleh
Pengembangan Baru KRB pemngujung dalam jumlah yang banyak,
tidak seperti jembatan gantung saat ini
yang memiliki keterbatasan beban.

Gambar 1.5
Fasilitas Sky Terrace

Dalam pembagian ini dapat terlihat bahwa Secara Fasilitas ada beberapa hal
peneliti menyarankan penambahan round yang harus diperbaharui seperti fasilitas .
Rekomendasi mengenai fasilitas yang ada ini sudah diterangkan dalam bagian saran
di KRB yaitu pengelola harus melakukan secara operasional yaitu mengenail
renovasi dan juga pembuatan fasilitas baru fasilitas-fasilitas standa yang idela untuk
yang lebih baik dan nyaman bagi diterapkan di KRB.
pengujung.
Fasilitas utama seperti gerbang DAFTAR PUSTAKA
masuk , toilet, parkir harus disediakan oleh
pengelola KRB tentunya dengan cara tetap Beinfield, Richard. 2013. Garden Tourism,
memperhatikan lingkungan KRB, dan Simon Hill.
tidak banyak merusak lingkungan, gerbang
Littlefield, David, 2008. Metric Handbook
masuk harus dibuat lebih monumental dan Planning and Design Data. Architecture
grand , seirama dengan tema arsitektur Press
KRB yaitu istana negara yang menjadi
acuannya. Terutama di Pintu utama harus Neufert Ernst and Peter. 2011. Architect`s
terlihat monumental, sedangkan pintu 2 & Data, Blackwell Science
3 juga harus menyesuaikan dengan tema
yang ada di pintu utama. Sunaryo, B. 2013, Kebijakan Pembangunan
Sementara itu fasilitas pendukung, Destinasi Pariwisata. Gava Media,
seperti walkways, step, landing dan ramp Yogyakarta.
harus disediakan di fasilitas eksiting yang
ada sekarang untuk alasan keamana dan Supranto, J dan Nandan Limakrisna. 2011.
Perilaku Konsumen & Strategi
kenyamanan, Fasilitas-fasilita pendukung
Pemasaran. Edisi kedua – Jakarta
dan pelengkap harus disediakan sesuai Penerbit Mitra Wacana Media.
dengan fungsi pembangian tata ruang yang
direncanakan, apalagi Kebun Raya Bogor Tom Ryan, Edward Allen, and Patrick Rand
merupakan Benchmark, maka otomatis 2011. Detailing for Landscape
fungsi konservasi akan lebih jelas, dan Architects, John Wiley & Sons, Inc.
juga fungsi wisata internasional akan hadir,
sehingga dalam perencanaan tata ruang, Turner, Tom .2005, Twenty Four Historic
kelengkapan sebuah taman public harus Style of Garden design. Gardenvisit.com
disediakan. Pengelola KRB harus
merenovasi elemen-elemen keras dalam Watson, Donald, dkk, 2003. Urban Design :
lansekap taman yang sudah ada dan Time saver standart, Mc. Graw-Hill Book
Company, USA.
disesuaikan dengan material yang lebih
ramah digunakan, Fasilitas pelengkap Warpani,Suwardjoko.2007, Pariwisata Dalam
seperti park furniture harus di perbaharui Tata Ruang Wilayah. Ganesha ITB
dengan penggantian material yang lebih
tahan lama dan baik, seperti kursi taman,
bollard, fence dan barriers. Fasilitas kursi UCAPAN TERIMA KASIH
taman yang ada di taman teisjman sudah
sangat baik dan perlu ditambahkan pada Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
fasilitas diarea lainnya. Idealnya jarak pihak-pihak yang telah membantu baik
kursi taman yaitu per 400m. selama penelitian ini maupun selama
Saran untuk mendapatkan proses penyelesaian penulisan artikel ini.
ekspektasi pengujung dari normal
expectation menjadi idela expectation yaitu
dengan perbaikan fasilitas yang ada di
KRB menjadi standar fasilitas yang
bersifat ideal dan saran dalam ekspektasi

Anda mungkin juga menyukai