1
Direktur Utama
Manajer Seksi Proyek Smelting
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (INALUM)
PO. BOX 1, Kuala Tanjung, Batubara - 21257, Sumatera Utara
Telp. (0622) 31311, Fax (0622) 31001
2
Email: ipr-isp@inalum.co.id
ABSTRAK
INALUM, satu-satunya pabrik peleburan aluminium di Indonesia, memiliki kapasitas produksi
250.000 ton per tahun dengan sumber energi dari Sungai Asahan yang menggerakkan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas terpasang 603 MW. Kebutuhan
akan aluminium dalam negeri masih sangat terbuka sehingga INALUM berpeluang untuk
meningkatkan kapasitas produksinya. Sejalan dengan perubahan status perusahaan
menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka INALUM berencana mengembangkan
usaha dengan membangun Pabrik Kalsinasi Kokas, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
dan Pelabuhan serta Ekspansi Pabrik Peleburan Aluminium dan Diversifikasi Produk.
Dengan penerapan UU Minerba, INALUM siap turut serta dalam industri hulu untuk
membangun Pabrik Smelter Grade Alumina dengan melakukan joint venture dengan
perusahaan lain.
Kata kunci : UU Minerba, integrasi industri aluminium, peningkatan kapasitas, program
pengembangan
I.
PENDAHULUAN
1.1 Profil PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
PT Indonesia Asahan Aluminium didirikan pada tanggal 6 Januari 1976
sebagai perusahaan joint-venture antara Pemerintah Republik Indonesia (RI)
dengan 12 perusahaan investor dari Jepang yang tergabung dalam Nippon Asahan
Aluminium Co., Ltd (NAA) untuk melaksanakan pembangunan dan pengoperasian
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Paritohan dan Tangga (Kab. Toba
Samosir) dan Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung (Kab. Batubara),
Provinsi Sumatera Utara.
INALUM telah membangun dan mengoperasikan Pabrik Peleburan Aluminium
untuk memproduksi aluminium primer ingot di Kuala Tanjung dan Pembangkit
Listrik Tenaga Air di Sungai Asahan. Pada tanggal 20 Januari 1982 Presiden
Suharto meresmikan operasi tahap pertama Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala
Tanjung, dan menyebut proyek ini sebagai Impian yang menjadi kenyataan.
Setelah beroperasi selama 31 tahun, perjanjian kerjasama antara Pemerintah
RI dengan NAA berakhir pada 31 Oktober 2013. Pengakhiran Persetujuan Induk
Pabrik Karbon, anoda karbon diproduksi dari kokas dan coal tar pitch (CTP) untuk
digunakan sebagai elektroda positif pada proses elektrolisis dalam tungku reduksi.
Pada Pabrik Reduksi, alumina (Al2O3) direduksi menjadi aluminium cair yang
selanjutnya dicetak menjadi batangan aluminium (ingot) di Pabrik Pencetakan.
Selain itu terdapat juga beberapa fasilitas pendukung lain seperti stasiun
distribusi listrik, sistem pembersih gas, dan pelabuhan untuk menerima bahan baku
utama dan mengirim ingot.
II.
menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku dan/atau sebagai
sumber energi untuk kebutuhan dalam negeri;
meningkatkan
pendapatan
masyarakat
lokal,
daerah,
dan
negara,
serta
di negeri ini. Para pemegang Izin Usaha Pertambangan diwajibkan untuk memberikan
nilai tambah yaitu dengan melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di
dalam negeri dan akan secara bertahap mengurangi penjualan bahan mentah hasil
tambang ke luar negeri. Dengan demikian dapat mengurangi ketergantungan terhadap
impor bahan baku untuk industri dalam negeri. Maka, Pemerintah pun mewajibkan
semua perusahaan tambang untuk membangun smelter.
Sejalan dengan itu suatu strategi pengembangan teknologi dan bisnis ditetapkan
berdasarkan konsep yang terintegrasi antara pengetahuan teoretis dan pengalaman
operasional.
jenis dan sifat yang berbeda. Dua ton bauksit dibutuhkan untuk menghasilkan satu
ton alumina dan dua ton alumina dibutuhkan untuk menghasilkan satu ton logam
aluminium.
4 ton Bauksit
1 ton Aluminium
US$ 39,5/ton
(ANTAM (2013))
US$ 328,8/ton
US$ 2.023,5/ton
(INALUM (2014))
(INALUM (2014))
Gambar 1. Nilai Tambah Proses Produksi Aluminium Dari Bauksit Sampai Pencetakan
Gambar 2. Proses Produksi Aluminium Secara Umum Dari Bauksit Sampai Pencetakan
Proses
ini
ditemukan
oleh
Karl
Joseph
Bayer,
ahli
kimia
yang sangat tipis dengan sifat yang ringan, kuat dan kualitas insulasi yang baik
dalam mempertahankan makanan, kosmetik, produk farmasi dan melindunginya
dari ultra violet, bau dan bakteri. Kemasan aluminium aman, tahan rusak, higienis,
mudah dibuka dan dapat didaur ulang. Aluminium meneruskan kalor konduksi dan
memantulkan kalor radiasi. Sekitar separuh dari alat-alat masak yang ada di
pasaran
terbuat
dari
aluminium.
Alat-alat
masak
dari
aluminium
hanya
a)
b)
Dari Gambar 3, kebutuhan aluminium dunia saat ini sekitar 12,5 juta ton per
kuarter atau 50 juta ton per tahun. Kebutuhan aluminium dunia akan meningkat dan
akan mencapai sekitar 70 juta ton per tahun pada tahun 2025. Diharapkan suplai
dapat mengikuti kebutuhan pasar tersebut.
Dari Gambar 4, kebutuhan aluminium dalam negeri saat ini sekitar 540.000 ton
per tahun. Kebutuhan ini masih belum terpenuhi dengan kapasitas produksi
INALUM saat ini yang sekitar 250.000 ton per tahun atau hanya mencukupi 46%
dari kebutuhan tersebut. Terlihat bahwa pertumbuhan aluminium dalam negeri
dalam 5 (lima) tahun terakhir mencapai 24% per tahun. Dengan demikian, maka
peluang untuk industri aluminium dalam negeri masih akan sangat terbuka.
Hal ini mendorong INALUM untuk meningkatkan kapasitas dan melakukan
diversifikasi produk dan ekspansi usaha dalam industri aluminium dalam negeri.
Gambar 4. Kebutuhan Pasar Aluminium Dalam Negeri (sumber: diolah dari data BPS dan INALUM)
V.
Pratt,
The
Global
Aluminium
Market
An
Overview,
CRU
Group,
Tahunan
2013,
PT
Aneka
Tambang
(Persero)
Tbk,
http://www.antam.com/images/stories/joget/file/annual/2013/ar_antam_2013.pdf
10