PENDAHULUAN
Industri peleburan Aluminium mulai berkembang sejak Charles Hall dan Paul Heroult yang
secara terpisah menemukan proses produksi Aluminium yang lebih sederhana pada tahun 1886,
yaitu dengan cara mereduksi Aluminium (Al) dari bahan baku alumina (Al2O3) dengan proses
elektrolisis. Dalam proses ini, bahan karbon (C) dipakai sebagai elektroda, didalam lelehan kriolit
(Na3AlF6) sebagai larutan elektrolit, dan arus listrik searah (DC) sebagai sumber energi pemisah Al
dari senyawa alumina (Al2O3), dan menjaga agar elektrolit maupun metal cair yang terbentuk
tetap terjaga dalam fase cair di dalam tungku reduksi.
PT. Indonesia Asahan Aluminium (PT. Inalum) merupakan proyek kerjasama antara
Pemerintah Indonesia, Perusahaan swasta Jepang dan Pemerintah Jepang yang bergerak di
bidang industri peleburan Aluminium. PT. Inalum berlokasi di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka,
Kabupaten Batubara Sumatera Utara. PT. Inalum adalah satu-satunya pabrik peleburan
aluminium yang ada di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara dengan kapasitas 700 ton atau lebih
Aluminium cair/hari. PT. Inalum memiliki tiga pabrik utama yaitu :
Pabrik Karbon memproduksi blok anoda dibagi atas tiga pabrik, yaitu pabrik pembuatan
karbon mentah (green plant), pabrik pemanggangan (baking plant) dan pabrik penangkaian
(rodding plant ). Di pabrik karbon, bahan baku kokas dan hardpitch di campur dan di bentuk
menjadi blok anoda dan di panggang dengan temperature 1250 oC kemudian di bawa ke pabrik
penangkaian untuk di pasangkan tangkai dengan menggunakan cast iron. Blok anoda di pabrik
reduksi berfungsi sebagai elektroda.
Pabrik reduksi terdiri dari 3 gedung dengan 510 tungku Prebaked Anode Furnace (PAF)
dengan desain 175 KA, namun sudah di tingkatkan hingga 199 KA, beroperasi pada suhu 970 oC.
Pada tungku reduksi bahan baku alumina akan dielektrolisa sehingga menghasilkan Aluminium
cair (molten). Setiap pot rata-rata dapat menghasilkan aluminium sekitar 30 ton atau lebih
Aluminium cair/hari.
1.1.3 Unit Penuangan (Casting Plant) .
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami aplikasi ilmu yang telah didapat di
perusahaan serta menambah pengalaman.
2. Sebagai persyaratan memenuhi perkuliyaan dikampus.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja perusahaan dan terjun
atau turut serta dalam proses.
4. Mahasiswa dapat mengetahui produktivitas perusahaan.
5. Mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasana kerja sebenarnya sehingga
dapat membangun etos kerja yang baik, serta sebagai upaya untuk memperluas
cakrawala wawasan kerja
Tempat Pelaksaan : Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka Kab. Batu Bara, Sumatera Utara
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. VISI
“Inalum adalah Perusahaan kelas dunia dalam bidang aluminium dan industri
terkait”.
2. Misi
a. Menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan (stakeholders)
melalui produksi Aluminium ingot yang berkualitas tinggi dan
produk-produk terkait serta mampu bersaing di pasar global.
b. Mendukung operasi pabrik peleburan aluminium yang
menguntungkan dan berkelanjutan melalui pengoperasian pembangkit
listrik tenaga air yang efektif dan efisien.
c. Mendukung pengembangan kelompok industri aluminium nasional
yang pada akhirnya mendukung pengembangan ekonomi nasional.
d. Berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi regional melalui
pengelolaan operasi yang optimum secara menguntungkan.
Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di
Propinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik mengalami kegagalan pada masa
pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut.
Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima dari Nippon Koei, sebuah
perusahaan konsultan Jepang laporan tentang studi kelayakan Proyek PLTA dan Aluminium
Asahan. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA layak untuk dibangun dengan sebuah
peleburan aluminium sebagai pemakai utama dari listrik yang dihasilkannya.
Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan yang panjang
dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah Jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik
Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk
PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek
Asahan. Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical
company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C Itoh & Co.,
Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation,
Mitsubishi Chemical Industries Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui
& Co., Ltd.
Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta
kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama pemerintah Jepang membentuk sebuah
perusahaan dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di
Tokyo pada tanggal 25 Nopember 1975.
Inalum dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam
bidang industri peleburan Aluminium dengan investasi sebesar 411 milyar Yen.
2.3. Ruang Linkup
Saat didirikan Tahun 1975 : 10% Indonesia - 90% Nippon Asahan Aluminium
Pada bulan Oktober 1978 : 25% Indonesia – 75% Nippon Asahan Aluminium
Pada bulan Juni 1987 : 41,13% Indonesia – 58,87% Nippon Asahan Aluminium
Pada bulan Februari 1988 : 41,12% Indonesia – 58,88% Nippon Asahan Aluminium
2.5 Fasilitas Lainnya
Komplek perumahan untuk karyawan juga di bangun diatas areal 200 Ha di pabrik peleburan dari
80 Ha di PLTA lengkap dengan fasilitas di dalamnya seperti :
Mesjid
Gereja
Gedung olah raga dan pertemuan
Rumah sakit
Supermarket
Kantor pos
Fasilitas olah raga
Telekomunikasi
Dan lainnya.
Pembangunan PT. Inalum merupakan suatu kesempatan baik untuk alih teknologi dan
harus di manfaatkan sebaik-baiknya oleh putra putri Indonesia sebagai suatu medan latihan. Untuk
memenuhui harapan ini di lakukan ahli teknologi dari para kontraktor asing. Pembangunan
PT.Inalum membutuhkan teknologi yang rumit. Dengan berpartisipasi dalam pembangunan proyek
ini banyak staf dan karyawan Indonesia memperoleh kesempatan untuk melangkahkan kakinya ke
gerbang teknik kontruksi modern yang diperolehnya dari kontraktor jepang. Banyak pula staf
Indonesia yang bekerja pada perusahan kontraktor jepang dan sub-kontraknya di kirim ke jepang
untuk mengikuti pelatihan.
Bidang keagamaan
Bidang pendidikan
Pemberdayaan masyarakat
Olah raga dan kebudayaan
Kepemudaan
Dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah tabel produksi aluminium ingot PT Inalum sejak tahun 2003.
Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidak akan tercapai tanpa hubungan baik
dengan masyarakat. Sejumlah dana telah dikeluarkan untuk meningkatkan kehidupan sosial dan
ekonomi masyarakat sekitar, seperti pembangunan fasilitas –fasilitas umum, jalan – jalan sekitar,
pelatihan teknik kejuruan bagi pemuda di daerah sekitar, pemberian beasiswa dan TABANAS
kepada murid–murid SD dan SMP setempat yang telah lulus dengan prestasi baik, serta
melaksanakan perlombaan dan pertandingan olah raga dikedua daerah proyek khususnya di
Sumatra Utara pada umumnya.
Kokas yang ada di dalam silo dicampur dengan butt atau punting anoda dan di panaskan
dulu. Material-material tersebut di campur dengan pitch sebagai perekatnya. Kemudian
materialnya tersebut di cetak di Ishaking machine menjadi blok karbon mentah. Blok tersebut
kemudian di panggang di baking furnace. Anoda yang sudah dipangggang kemudian di bawah ke
pabrik penangkaian ,namanya anode assembly.
Anode assembly ini kemudian dibawa kepabrik reduksi dengan kendaraan khusus, anode
transport car (ACC) untuk di gunakan sebagai elektroda dalam proses elektrolisasi. Setelah anoda
tersebut di pakai selama kuran lebih 30 hari di dalam pot, puntung anoda tersebut diganti dengan
yang baru. Puntung tersebut kemudian di pecah di pabrik penangkaian untuk kemudian di pakai
lagi.
Didalam tungku reduksi, alumina akan dielektrolisai menjadi Aluminium cair. Setiap 32
jam, setiap pot akan di hisap 1,8 samapai 2 ton aluminium. Aluminium cair ini kemudian di bawa
ke pabrik penuangan dengan metal transport car (MTC) dan di tuangkan ke dalam holding
furnace. setelah mendapat proses lanjutan, Aluminium cair di cetak di casting machine menjadi
ingot, berat nya 22,7 kg per batang. Aluminium batangan (ingot) ini kemudian diikat dan siap
untuk dipasarkan.
BAB III
Setiap orang tentu mempunyai tujuan dan berusaha untuk mencapainya. Tujuan
itu akan berbeda bagi setiap orang antar alain karena pengaruh pengetahuan dan
pengalamannya berbeda. Namun demikian setiap orang akan sama dalam satu hal yaitu
ingin memperthankan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, antara lain kebutuhan akan
sandang pangan , kebutuhan akan rasa aman , kebutuhan untuk bergaul , kebutuhan
untuk dihargai dan kebutuhan di akui keberhasilannya.
Oleh karena manusia secara kodrat terbatas kemampuannya maka dia tidak dapat
memenuhi kebutuhanna secara sendiri . dia harus bekerja sama dengan orang lain untuk
mencapai tujuannyna , atau beroganisasi, yaitu perpaduan secara sistematis dari bagian-
bagian yang saling berkait/ tergantung untuk memberikan suatu kesatuan yang bulat
melalui kewenangan dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dan sebagai tindak lanjutnya membentuk suatu struktur organisasi.
Struktur organisasi adalah gambaran skematik tentang hubungan kerja sama antara
orang bekerja pada suatu organisasi guna mencapai tujuannya.
Menurut hubungan kerja sama tersebut, serta lalu lintas wewenang dan tanggung
jawabnya , maka struktur organisasi tersebut dapat dibedakan atas:
− RUPS adalah organ perseroan yang memegan kekuasaan tertinggi. RUPS terdiri dari:
a. Rapat tahunan yang diadakan selambat-lambatnya pada akhir bulan
September setiap tahun kaelnder.
b. Rapat umum luar biasa diadakan setiap saat jika dianggap perlu oleh direksi
dan/ atau pemegang saham
− Hak dan wewenang RUPS adalah mengangkat dan memeberhentikan komisaris
dan direksi
3.3. komisaris
3.3.1. keanggotaan.
− Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 2 ( dua ) orang anggota, salah
seorang diantaranya bertindak sebagai presiden komisaris.
− Para anggota komisaris dan presiden komisaris dianggakat oleh RUPS dari
calon-calon yang diusulkan oleh para pemegang saham pihak asing dan
pemegang saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang
dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya 1
(satu) orang anggota komisaris harus ada calon yang di usulkan oleh
pemegang saham pihak Indonesia.
3.3.2. Anggota komisaris dipilih untuk sauatu jangka waktu yang berakhir pada
penutupan rapat umum pemegang saham tahunan yang kedua setelah
mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak rapat umum pemegang
saham
3.3.3. Tugas dan wewenang.
− Komisaris bertugas mengawasi kebujakan direksi dalam menjalankan
perseroan serta memberikan nasihat kepada direksi .
− Komisaris dapat meminta penjelasan tentang segala hal yang
dipertanyakan
3.3.4. Komisaris setiap waktu berhak menggentikan untuk sementara waktu
seorang atau lebih anggota direksi berdasarkan keputusan yang disetujui
oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota komisaris jikalau mereka
bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau undang-undang
dan peraturan yang berlaku.
3.4. Direksi
3.4.1. keanggotaan
− Direksiterdiri dari sekurang kurangnya enam orang anggota, diantara
seorang Sebagai President Direktur.
− Para anggota Direksi diangkat dan d iangkat dari rapat umum Pemegang
Saham.
− Para anggota Direksi di angkat dari calon-calon yang diusulkan para
Pemegang Saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang
dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya
satu orang anggota Direksi harus dari calon yang diuslkan oleh Pemegang
Saham pihak Indonesia.
− Tidak kurang dari dua orang anggota Direksi termasuk seorang anggota
yang dicalonkan oleh Pemegang Saham Indonesia harus ber kebangsaan
Indonesia.
3.4.2. Masa Jabatan
− Para anggota Direksi dipilih untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada
penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan kedua setelah
mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang
Saham untuk memberhentikan para anggota Direksi sewaktu-waktu dan
mereka dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
− Dalam hal terdapat penambahan anggota Direksi, maka masa jabatan
anggota Direksi lainnya yang telah ada, kecuali Rapat Umum Pemegang
Saham menetapkan lain.
3.4.3. Tugas dan Wewenang
− Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk
kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.
− Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dan Wewenang tersebut oleh Rapat
Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Komisaris.
− Direksi untuk, perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri,
berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasa
yang diatur dalam surat kuasa.
− Direksi berhak mewakili perseroan didalam atau diluar pengadilan serta
melakukan suatu tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan
maupun mengenai pemilikan serta mengikat perseroan dengan pihak
lain dan/atau pihak lain dengan perseroan, dengan pembatasan-
penbatasan yang ditetapkan oleh rapat Umum Pemegang Saham.
3.5. President Direktur
3.6. Direktur
Direktur adalah anggota Direksi karena jabatannya melaksanakan tugas untuk
kepentingan perseroan sesuai dengan ruang lingkup/fungsi masing-masing seperti
tersebut dibawah ini:
3 Bisnis
4 Produksi
5 Teknologi Peleburan
6 Pembangkit Listrik
7 Koordinasi Keuangan
3.7. Divisi
3.8. Department
3.9. Seksi
3.10. Sub-Seksi
BAB IV
CASTING SECTION
Smelter casting section (SCA) merupakan seksi akhir pada proses peleburan (smelter)
Aluminium . Casting Section ini berperan dalam proses pencetakan Aluminium cair ( molten)
menjadi Aluminium batangan (Ingot) yang berada dibawah tanggung jawab Departement
Reduction and Casting dari Devisi Produksi PT. Inalum. Ingot yang telah dicetak memiliki
kemurnian 90,00 - 99,92% setiap harinya mampu memproduksi + 700 ton ingot yang berlangsung
selama 24 jam.
Untuk memproduksi Aluminium batangan (ingot), Casting Section saat ini menggunakan 7
unit Furnace. Diantaranya 1(satu) unit Melting Furnace (dapur pelebur) yang dipanaskan dengan
menggunakan burner (sumber energy nya dari heavy oil & Gas), 6 unit Holding Furnace (dapur
penampung) dipanaskan dengan menggunakan Heater element (sumber energy nya listrik), 7 unit
casting Machine (mesin pencetak) dan 7 Stacking Machine (mesin penumpuk) yang digunakan
untuk memproduksi Aluminium batangan (ingot). Casting Section juga dilengkapi dengan fasilitas-
fasilitas pendukung seperti peralatan penyediaan minyak berat (heavy Oil), peralatan penyedia
LPG, dan pasilitas penyedia air industri, serta ruang pendingin dross (Dross cooling Room).
Casting Section mempunyai peranan penting dalam menjalan kualitas ingot , karena sebelum
Aluminium cair (molten) dicetak dilakukan pengecekan kadar Fe. Jika kadar Fe tidak sesuai
dengan yang ditargetkan maka, dilakukan penanggulangan Grade, sebab kadar Fe sangat
mempengaruh kepada kualitas ingot dan penentuan jenis grade yang dihasilkan.
Setelah dicetak, sejumlah tertentu Aluminium batangan (ingot) ditumpuk dengan mesin
penumpuk (stacking machine) dan ditimbang dengan menggunakan timbangan punggung 2 ton,
lalu dipindah kelapangan pendingin ingot (ingot cooling yard). Setelah pendinginan, ingot akan
diikat dengan Combination Strapping tool, dibawa kelapangan penyimpanan ingot (ingot storage
yard) dengan menggunakan forklift (kendaraan pengankut ingot), selanjutnya siap untuk
dipasarkan.
Seksi penuangan ( SCA) dibawah tanggung jawab Departemen Reduction and Casting
dipimpin oleh seorang Manager yang dibawahi 2 Subseksi :
Tata letak pabrik yang baik dapat membantu dalam proses produksi, karena dengan penempatan
pasilitas yang baik , maka material handling dan material movement dapat ditekan seminimal
mungkin , dalam penghematan produksi bagi perusahaan . oleh karena dalam mengatur tataletak
ruangan kantor maupun ruangan pabrik , faktor yang harus diperhatian adalah ruang gerak bagi
material juga bagi pekerja, ruangan untuk service dan repairning equipment, mapun pabriknya
sendiri.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya ,bahwa casting setion merupakan salah satu seksi dari
beberapa seksi yang berada dibawah depertemen reduction casting dan visi prosuksi yang ada di
PT.Inalum . karena itu tata letak pabrik untuk casting section inipun perlu mendapat perhatian
yang seksama, agar tidak terjadi pemborosan biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan .
tata letak pabrik akan dijelaskan seagai berikut:
Bangunan casting setion terdiri atas daerah untuk produksi dan daerah untuk kantor luas
total untuk bangunan ini seluruhnya adalah 8670 m 2 yang terdiri atas 8337 m2 untuk daerah
lantai roduksi dan 33 m2 untuk bangunan kantor
a. Fasilitas Utama seperti: dapur (furnace) , mesin pencetak (casting mechine), mesin
penumpuk (stacking machine), alat angkat (crane) , alat timbang (truck scale & plat form
scale), alat pengikat ingot (combination strapping tool), kendaraan pabrik (forklift & metal
transport car).
b. Fasilitas pendukung yaitu:
− Fasilitas pendukung pabrik seperti: tangki minyak berat ( heavy oil), ruang LPG,
menara pendingin (cooing tower), bak air panas dan air dingin, pompa-poppa air,
dross cooling room, cerobong pembuang gas , dan ruang switch.
− Fasilitas pendukung produksi, seperti: gudang/ruang penyimpan bahan dan
peralatan , ruang pengendali , bundling house, ingot coling yard, ingot storage
yard dan testing room
− Fasilitas umum seperti : parkir kendaraan, kantor, dapur tempat merebus air
− Fasilitas pelayanan karyawan separti: toilet , kamar mandi, station room, ruang
ganti pakaian , dan ruang ganti ibadah.
Lay out lantai produki casting atau tata letak mesin dan peralatany a secara umum
menggunakan lay out by prduct, karena susunan mesin dan peralatan disusun sesuai dengan
urutan proses yang dikerjakan dalam memproduksi Aluminium batangan (ingot) . namun
untuk proses akhir, yaitu bundling (pengikatan), digunakan prinsip lay out by process dimana
mesin-mesin diumpulkan pada proses tertentu . dalam hal ini peralatan untuk proses
pengikat untuk tumpukan ingot dikumpuklkan dalam satu tempat, yaitu bundling house. Lay
out dari casting section ini dapat dilihat dari lamiran.
Unit consumption standart (UC standard ) adalah standard jumlah bahan yang
dibutuhkan atau digunakan untuk menghasilkan 1 ton Aluminium batangan (Ingot). Tujuan
penetapan UC standard adalah:
Sejak tanggal 1 Januari 2001 , PT.Inalum tidak lagi memproduksi grade S2, G2 dan G3
karena tidak ada pesanan produk tersebut. Untuk grade S2 digabung menjadi grade G1 sehingga
range untuk Fe menjadi 0.08 - 0.20 dan untuk Si menjadi 0.06-0.15. Jadi saat ini PT.Inalum hanya
memproduksi Aluminium ingot dengan grade S1-A, S1-B dan G-1. Sebagai pedoman untuk
pengendaliangrade maka dibuat standard seperti lampiran.
Certificate analisis (CA) grade dari produk ingot yang dihasilkan ,dikeluarkan oleh SQA
(Quality assurance Section) berdasarkan analisa dari sampel yang diambil dari tiap lot (seri
operasi pencetakan untuk 1 furnace) pada saat dilakukan casting Operation , disebut sampel PM (
Produk Metal). Sampel tersebut diambil tiga tahap, yaitu:
Waktu yang dibutuhkan sampai diperoleh hasil tertulis dari analisa sampel PM(Product Metal) ini
adalah 24 jam . hasil inilah yang nantinya menjadi grade dari produk tersebut dan akan ditunjukan
pada pembeli.
Agar proses produksi berjalan lancar dan produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan
pembeli dan kebutuhan pasar , serta tidak terjadi pemborosan pemakaian material , maka
sebelum produksi dilaksanakan , perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Pada seksi
penuangan (casting section ), hal ini dilakukan dan yang bertanggung jawab untuk membuatnya
adalah bagi scehedul. Making dari subseksi Service. Perencanaan produk di seksi penuangan
terbagi dalam tiga tahan perencanaan yaitu:
Maka apabila jabwal kedua informasi ini sudah diperoleh, maka casting baru bisa membuat
Planning produksi tahunan
258,500 t/y
Al ingot :258,500 t/y / 1,0053 t = 257,137 t/y
Kebutuhan material:
De-Inclusion flux : 0.64 kg/t.Al
= 257,137 t x 0,64 kg/t. Al
= 164567.68 kg
= 164,567 ton
= 165 ton
S1-A =
S1-B =
Jadwal operasi harian ini dibuat dalam bentuk Bar Chart, contoh dari jadwal operasi
harian dapat dilihat pada lampiran.
Alat utama lainya pada seksi casting adalah MTC (metal trasport car)yang merupakan alat
transport pada casting operation
Setelah ingot didingikan di cooling yard + 24 jam dan setelah dimarking dan painting
maka selanjutnya dilakukan pengikatan (bundling) yang dilakukan bundling house.
Pengikatan ini menggunakan bahan strapping band dan seal yang terbuat dari baja, dan alat
yang digunakan adalah combination strapping tool (CST) yang digunakan tekanan udara 5.5-
6..5 kg/cm 2 . Setiap tumpukan ingot diikat dengan 3 ikatan diman 2 ikatan pada sisi diikat
dengan 3 ikatan diman 2 ikatan pada sisi yang sama diman 1 ikatan pada sisi lurus dengan
ikatan pertama. Tumpukan ingot yang telah diikat , kemudian diangkat menggunakan forklif
disusun di storage yard. Penyusunan ingot maksimum 3 tingkat kecuali dalalam produksi lot
lebih besar dari 30 tumpuk, maka disusun 4 tingkat. Setelah ingot disusun distorage yard
maka pekerjaan seksi penuangan telah selesai
Beberapa kegiatan dari bagian operasi bundling adalah sbb,
− Menyimpan ingot (weighting ) yang telah ditumpuk , dilakukan di Platfrom scale dengan
kapasitas 2 ton.
− Pembuatan nomor tumpukan pada ingot (punching ).
− Membawa ingot ke lapangan pendingin ( cooling yard ).
− Penulisan nomor lot, berat dan nomor tumpukan ingot
− Memberikan warna sesuai dengan grade (painting ).
− Mengikat ingot dengan strapping band dan seal dengan menggunakan alat CST
(combination strapping tools ).
− Menyimpan / menyusun ingot kelapangan ( storage yard ).
Bagian ini bertugas melakukan pemeliharaan mesin- mesin dan peralatan yang ada di
seksi penuangan,menanggulangi/memperbaiki masalah-masalah kerusakan alat yang kecil
(minor repair ) sebagai penghubung antara Seksi penuangan dengan SMT ( smelter
maintenance technical )
a. Furnace
Ada beberapa Unit mesin pencetak yang digunakan untuk mencetak molten menjadi
ingot.
Setiap mesin pencetak memiliki 146 buah moulds (cetakan ingot) dilengkapi dengan air
pendingin (water cooling pan) yang berada di bawah cetakan. Bagian-bagian mesin
pencetak adalah :
− Alat penuang ( Pouring Device )
− Cetakan ( moulds )
− Alat pemberi nomor(untuk membeti nomor Lot)
− Alat pemukul ingot (Hummering Device)(melongarkan ingot dari Moulds
− Alat penekan ingot (ingot Pusher)
− Lengan penerima (Receiving Arm)
− Retaining Roler (menekan ingot agar tidak jatuh saat berada diujung CM) digerakan
oleh limit switch (LS)
− Ingot pusher (untuk menekan supaya ingot tidak jatuh)
c. Mesin penyusun
Ingot yang kluar dari mesi cetak di susun secara teratur dengan menggunakan mesin
penyusun yang bekerja secara otomatis,terdiri dari:
- Cooling chamber
- Ingot detector
- Turning over
- Alat pemindah ingot (line up)
- Stacking table
- Servo arm (untuk memindahkan/menyusun ingot)
- Meja Servo Arm (untuk menampung 5 batang ingot sebelum diangkat servo Arm)
d. Crane
Adalah alat yang di gunakan mengankat jenis barang tertentu dan memindahkan
nya.macam-macam crane 10 ton:
− over head crane 20 T/3 T
− Hoist crane 10 ton
− over head erane 1 ton.
4.10 MATERIAL.
a) Aluminium cair ( molten )
Molten merupakan bahan dasar dalam pencetakan ingot (Aluminium batangan) yang
diperoleh dari pabrik reduksi. Untuk satu ton ingot diperlukan Aluminium cair
sebanyak 1005,30 kg dimana 5,30 kg molten tersebut hilang (terbawa dengan dross
dan terbakar).
b) DE-inclusion Fluks
DE-inclusion fluks berfungsi untuk mengikat zat-zat pengotor(impurities) pada
Aluminium cair (molten) dan menarik gas-gas yang terlarut dalam molten sehingga
molten dapat dicetak menjadi batangan Aluminium yang berkwalitas tinggi. Fluks
yang digunakan dalam proses ini adalah fluks jenis 827HS, coveral 1000-Al. Dan
Fluxal-510
d) Heavy oil
Heavy oil (minyak berat) di gunakan sebagai sumber energi pada melting furnace.
Heavy oil ini diperlukan sebanyak 3,69 Lt/T-Al x 12,5 %. Angka 12,5 ini menunjukan
banyaknya melting furnace yang beroperasi/ total furnace operasi.
e) Electrik power
Electrik power ini merupakan bahan (sumber enegi) yang di perlukan dalam Heater
element yang di butuhkan 27,63 KWH/ T-Al.
f) Dross
Dross merupakan by product (hasil sampingan) yang terdapat pada molten. Dross
dapat di pisahakan dari molten dengan menambahkan fluks. Dross berupa abu di
mana didalam nya masih terkandung metal dan atom-atom
g) Sttapping band
Starpping band merupakan berupa pita baja sebagai salah satu bahan untuk
pengepakan ingot. Stapping band berupa pita baja
h) Seal
Seal juga merupakan salah satu bahan untuk mengepak ingot yang berfungsi untuk
menyambung pipa baja yang satu dengan yang lain.
i) Spray paint
Spray paint di gunakan untuk memberi tanda/ mengindentifikasi grade product (S1 &
S2) dari ingot. Misalnya untuk grade S1 di beri warna birulangit
j) Marker
Marker berupa spidol digunakan untuk menulis nomor lot (nomor seri), berat
tumpukan dan nomor tumpukan ingot
4. Holding time
Holding time dilakukan setelah proses stirring, proses ini berlangsung selama ±
2,5 jam pada temperatur > 760 0C. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan reaksi kimia
antara fluks dengan zat-zat pengotor dalam molten. Pada proses ini, dross akan terpisah
dari molten dan mengapung di atas permukaan molten. Jika waktu holding time
dipersingkat akan berpengaruh terhadap operasi pencetakan.
b. Jika hasil evaluasi emergency 1 di atas tetap tidak sesuai dengan grade yang
diinginkan,maka di lakukan beberapa penanggulangan sebagai berikut:
1). Bila volume furnace masih memungkin kan untuk di tambah molten, maka
dilakukan penambahan molten dengan kadar Fe yang sesuai.
2). Bila volume (tonase) furnace tidak memungkinkan untuk di tambah molten
(melebihi kapasitas maksimum) maka di lakukan pencetakan sebagian
(maksimum 1/3 volume furnace) yang di sebut dengan spect out dan kemudian di
tambahakan molten dengan kadar Fe yang sesuai
Kemudian di lakukan TPM emergency yang ke dua
c. Jika proses penanggulangan tersebut di atas tidak dapat di lakukan karena tidak
tersedianya molten dengan kadar Fe yang sesusai atau pencetakan sebagai melebihi
1/3 volume furnace, maka dilakukan pencetakan ingot dengan grade lebih rendah
(down grade).
4.12 BUNDING
Setelah ingot ditumpuk pada stock conveyor maka operasi yang dilakukan selanjutnya
adalah operasi pengerjaan bunding yang mencakup operasi-operasi sebagai berikut.
A. Penimbangan ( weighing)
Tumpukan ingot yang baru dicetak tersebut diangkut dari stock conveyor
ketimbangan punggung 2 ton dengan forklift. ditimbang di platform scale dengan range
970 kg ~ 1060 kg per tumpukan. Pada saat penimbangan, Apabila 1 bundle tidak sesuai
dengan range yang telah ditentukan maka akan dilakukan restacking. Setelah ditimbang,
diberi nomor tumpukansecara berurut dengan menggunakan figure punch dan martil.
Kemudian tumpukan ingot tersebut diangkut dengan forklift menuju ketempat
pendinginan ingot (ingot cooing yeard).
D. Pengikatan (bunding)
Setelah ingot didinginkan di cooling yeard + 24 jam dan setelah dimarking dan
painting maka selanjutnya dilakikan pengikatan (buding) yang dilakukan di bunding
house. Pengikatan ini dilakukan dengan strapping band yang disatukan dengan
menggunakan seal dengan udara kompresi pada tekanan 6,5 atm. Alat yang dipakai
adalah CST ( combination strapping tool) konsumsi stapping band yaitu 1,44 kg untuk
setiap ton ingot. Sedangkan konsumsi seal yaitu 3,04 buah untuk setiap ton ingot. Setiap
tupukan ingot di ikat dengan 3 ikatan dimana 2 ikatan pa isi yang sama dan 1 ikaan pada
isi yang tegak lurus dengan ikatan pertama. Tumpukan ingot yang tela diikat, kemudian
diangkat dengan menggunakan forkift dan dissun di ingot storage yard. Penysunan ingot
maksimm tuga tingkat, kecuali dalam produksi lot lebih besar 30 tupuk, maka disusun 4
tingkat. Setelah ingot disusun di storage yard maka pengerjaan seksi penuangan telah
selesai dan siap untuk dikapalkan.
CASTING PROSES
Casting adalah suatu pencetakan Aluminium cair menjadi Aluminium batangan (Ingot).
Pada proses operasi pencetakan ini dilakukan persiapan untuk dapat dengan mudah melakukan
pencetakan ingot dengan sempurna. Casting adalah operasi pencetakan yang dilakukan
penuangan Aluminium cair dari dapur (Furnace) kedalam mould atau cetakan yang terdapat pada
casting machine ( mesin pencetak). Agar proses pencetakan ingot berlangsung secara sempurna,
dilakukan persiapan-persiapan: