Anda di halaman 1dari 3

EKSPANSI PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau INALUM

 Sejak diakuisisi oleh Pemerintah, Inalum kini tengah mengembangkan produksi hilir
aluminium dengan mendorong diversifikasi produk dari aluminium ingot ke
aluminium alloy, billet dan wire rod, serta menggarap pabrik peleburan baru yang
terintegrasi di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning,
Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara dan mempersiapkan diri untuk menjadi induk
holding BUMN bidang pertambangan yang direncanakan mengakuisisi Freeport
Indonesia.

 Pada HUT ke-45 ini, INALUM memiliki target jangka panjang yang harus dicapai
pada tahun 2030. Hal ini juga diutarakan oleh Direktur Pelaksana INALUM, Oggy
Achmad Kosasih dalam sambutannya. “INALUM sangat berambisi untuk dapat
mengembangkan sayapnya menjadi perusahaan besar berbasis Aluminium yang
terintegrasi dengan kapasitas produksi aluminium menjadi sekitar 1,3 juta ton
Aluminium per tahun di tahun 2030,”

 Saat ini, 80 persen produksi aluminium Inalum sudah terserap di dalam negeri,
sisanya diekspor. Pemerintah juga berkomitmen melakukan program hilirisasi produk
aluminium ingot Inalum.

 PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum menandatangani kontrak


dengan Emirates Global Aluminium (EGA), produsen aluminium terbesar di Uni
Emirat Arab (UEA). Ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan bisnis yang
ditandatangani kedua perusahaan, dan dipertukarkan di depan Presiden Joko Widodo
dan Putra Mahkota UEA di Abu Dhabi.

 PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menetapkan tujuan jangka panjang untuk


meningkatkan kapasitas produksi hingga tiga kali lipat dengan memperluas operasi ke
Kalimantan. Holding BUMN pertambangan ini berupaya memanfaatkan cadangan
bauksit yang melimpah di kawasan itu.
Inalum berencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 750.000 ton
dengan membangun pabrik peleburan berkapasitas 500.000 ton di Kalimantan bagian
Utara. Direktur Pelaksana Inalum Oggy Achmad Kosasih mengatakan, perluasan ke
Kalimantan diperlukan karena kendala pasokan listrik membatasi ekspansi satu-
satunya fasilitas produksi di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

 PT Inalum (Persero) dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara juga sudah


menandatangani nota kesepakatan tentang Proyek Pembangunan Klaster Industri
Aluminium di Provinsi Kalimantan Utara. Kerja sama ini merupakan wujud sinergi
antara PT Inalum sebagai BUMN dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dalam
rangka mengoptimalkan potensi sumber daya di daerah. Kalimantan Utara memiliki
potensi sumber daya air yang melimpah dan sangat baik bagi pembangunan
pembangkit listrik tenaga air. PLTA merupakan sumber energi terbarukan yang
didorong Pemerintah. PT Inalum disisi lain sangat memerlukan pasokan listrik yang
besar untuk melakukan ekspansi pengembangan Klaster Industri Aluminium. Target
pengembangan produk Aluminium di kalimantan utara sampai dengan 2 juta ton yang
dilakukan secara bertahap.

 PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) alias Inalum pada tahun ini bakal
meningkatkan porsi penjualan aluminium ke pasar domestik. Inalum menargetkan
pasokan ke pasar dalam negeri mencapai 80% dari total penjualan.
Direktur Pelaksana PT Inalum (Persero) Oggy Achmad Kosasih
menyampaikan, pihaknya memprioritaskan konsumsi aluminium di dalam negeri
untuk menunjang pertumbuhan dan daya saing industri. Pada tahun 2020, penjualan
domestik aluminium Inalum tercatat 75%, sementara 25% lainnya dipasok ke pasar
ekspor. Untuk 2021, direncanakan Inalum akan meningkatkan porsi penjualan
domestik mencapai 80% dari total penjualan. Covid-19 tidak memberikan dampak
yang signifikan terhadap kinerja produksi. Hal ini dikarenakan Perusahaan
melaksanakan maintenance peralatan sesuai jadwal, serta ketersediaan sparepart dan
bahan baku sesuai yang diperlukan. Namun lain halnya dari sisi penjualan. pandemi
covid-19 cukup memberikan dampak, khususnya terhadap penjualan domestik
aluminium pada periode Kuartal II-2020. Kala itu demand industri menurun karena
perlambatan proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Inalum pun menyiasatinya dengan mengalihkan penjualan domestik yang
tidak terserap ke pasar ekspor. Alhasil, penurunan penjualan Inalum pada tahun 2020
bisa ditekan, yakni hanya merosot 1,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu,
volume penjualan Inalum mencapai 250.000 ton. Meski turun tipis dibandingkan
tahun 2019, namun secara target tahunan, angka itu mencapai 103% dari target
penjualan Inalum di 2020. “Sehingga secara keseluruhan baik dari sisi produksi dan
penjualan, tahun 2020 Inalum mampu memenuhi target dari pemegang saham,
Meski begitu, pada tahun ini Inalum mematok target yang lebih rendah
dibandingkan realisasi produksi dan penjualan aluminium pada 2020. Secara umum
target produksi Inalum di 2021 lebih rendah 3% dari tahun 2020, sedangkan untuk
target penjualan turun 5%. Oggy mengatakan, penurunan target produksi dan
penjualan tersebut mempertimbangkan pengerjaan modernisasi tungku (upgrading
pot) pada fasilitas peleburan aluminium di Sumatera Utara. “Penurunan target
produksi dan penjualan bukan dikarenakan covid-19, namun Perusahaan akan mulai
melakukan proyek pot upgrading untuk meningkatkan kapasitas pabrik aluminium ke
depannya.
Dengan upgrading pot tersebut, Inalum menargetkan kapasitas produksi bisa
meningkat menjadi 300.000 metrik ton per tahun. Modernisasi tungku yang
merupakan salah satu proyek strategis Inalum itu sedang dalam tahap finalisasi
kontrak Engineering, Procurement, and Construction (EPC).

Anda mungkin juga menyukai