DISUSUN OLEH :
Novel 2016430018
2020
ABSTRAK
Pabrik aluminium fluorida didirikan untuk memenuhi kebutuhan aluminium
fluorida di dalam maupun di luar negeri. Hal tersebut didasarkan atas ketersediaan
bahan baku dan kebutuhan aluminium fluorida pada beberapa sektor industri.
Pabrik aluminium fluorida dengan bahan baku asam fluosilikat dan aluminium
hidroksida direncanakan akan dibangun di daerah Gresik, Jawa Timur dengan
kapasitas 20.000 ton/tahun.
Aluminium fluorida merupakan bahan kimia yang diperlukan dalam industri
permbuatan aluminium. Dalam industri tersebut, aluminium fluorida digunakan
sebagai bahan tambahan dalam peleburan bijih aluminium. Adanya penggunaan
aluminium fluorida menjadikan proses peleburan bijih aluminium menjadi lebih
singkat dan suhu yang lebih rendah. Selain itu, aluminium fluorida digunakan
sebagai bahan tambahan dalam industri keramik.
Dalam prosesnya, asam fluosilikat dan aluminium hidroksida yang kemudian
diumpankan menuju reaktor. Reaktor yang digunakan adalah Reaktor Alir Tangki
Berpengaduk (RATB) dengan kondisi operasi reaksi pada suhu 100oC dengan
tekanan 1 atm, bersifat eksotermis, non adiabatis isothermal.
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
Aluminium fluorida di dalam negeri serta mengurangi impor aluminium fluorida
dari luar negeri. Hal tersebut didukung oleh tersedianya bahan baku utama, yaitu
asam fluosilikat dan aluminium hidroksida yang cukup berlimpah dan tersedia di
dalam negeri dimana asam fluosilikat diperoleh dari PT Petrokimia Gresik dan
aluminium hidroksida diperoleh dari PT Indonesia Chemical Alumina.
2
Selain itu, diharapkan dapat dilakukan ekspor guna memberikan pengaruh
terhadap perekonomian. Berdasarkan data Ekspor – Impor Alumium Fluorida
yang dihimpun dari BPS dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini :
3
Dengan,
a= ý .............................................................................................. (1.2)
xy−¿
∑ x∑ y
∑ ( x́−x )−( ý − y) = ∑ n ......................................
b= 2 2
¿
∑ (x́−x ) ∑ x −¿ ¿ ¿¿
............... (1.3)
Keterangan:
y = variabel terikat (konsumsi)
a = axis interscept
b = slope of regression line
x = variabel bebas (periode tahun)
x́ = x rata – rata
ý = y rata – rata
n = jumlah data yang diobservasi
(Miller, 2010)
Perhitungan :
4
15
x́= =3
5
a= ý=25.690
xy−¿
∑ x∑ y
∑ ( x́−x )−( ý − y) = ∑ n
b= 2 2
¿
∑ (x́−x ) ∑ x −¿ ¿ ¿¿
∑ x∑ y
∑ xy−¿ n
b= ¿
∑ x 2−¿ ¿ ¿ ¿
b=1.642
5
2025 11 38.826
2026 12 40.468
2027 13 42.110
2028 14 43.752
2029 15 45.394
2030 16 47.036
6
Massa = 240.500,24 kmol x 216 kg/kmol = 51.948.051,80 kg
Aluminium Hidroksida (Al(OH)3)
Massa = 481.000,48 kmol x 78 kg/kmol = 37.518.037,40 kg
Untuk menghasilkan produk Aluminium Fluorida sebanyak 20.000
ton/tahun dibutuhkan bahan baku Asam Fluosilikat sebanyak 51.948.051,80 kg
yang dapat dipenuhi dari PT Petrokimia Gresik di Gresik, Jawa Timur. Untuk
Aluminium Hidroksida dibutuhkan sebanyak 37.518.037,40 kg yang dapat
dipenuhi dari PT Indonesia Chemical Alumina di Sanggau, Kalimantan Barat.
Berdasarkan perhitungan stoikiometris dari reaksi diatas, ketersediaan bahan baku
di dalam negeri mencukupi kebutuhan untuk kapasitas produksi alumium fluorida
sebesar 20.000 ton/tahun.
Dari tabel 1.4 diatas dapat dilihat bahwa kapasitas terkecil adalah 12.600
ton/tahun dan kapasitas terbesar adalah 90.000 ton/tahun sehingga kapasitas yang
akan didirikan berada diantara kapasitas tersebut.
7
Berdasarkan faktor dalam penentuan kapasitas suatu pabrik, berikut adalah
alasan yang dapat diambil adalah :
Dari data Badan Pusat Statistik tahun 2015-2019, peluang pasar yaitu hasil
proyeksi kebutuhan pada tahun 2024 sebesar 37.184 ton/tahun, maka
pabrik Aluminium fluorida direncanakan dirancang dengan kapasitas
20.000 ton/tahun. Dengan kapasitas produksi tersebut diharapkan dapat
memenuhi 80% kebutuhan dalam dan luar negeri dari total kebutuhan
Indonesia terhadap Aluminium fluorida pada tahun 2024.
Untuk menghasilkan produk aluminium fluorida sebanyak 20.000
ton/tahun akan membutuhkan bahan baku asam fluosilikat yang diperoleh
dari PT Petrokimia Gresik, Jawa Timur. Aluminium hidroksida yang
didapat dari PT Indonesia Chemical Alumina di Kalimantan Barat.
Berdasarkan pabrik – pabrik yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan
pasar dengan beberapa kapasitas pada tabel 1.4 dengan kapasitas terbesar
90.000 ton/tahun dan kapasitas terkecil sebesar 12.600 ton/tahun. Apabila
pabrik yang akan dibangun di Indonesia memiliki kapasitas 20.000
ton/tahun, maka akan menjadi pabrik dengan kapasitas terbesar di dalam
negeri dan dapat memenuhi kebutuhan nasional, juga dapat
menyeimbangkan kebutuhan pasar global.
Data produksi dan kebutuhan Aluminium Fluorida dapat dilihat pada
Gambar 1.1. di bawah ini.
8
50000
40000
Kapasitas Produksi (Ton)
30000
20000
Produksi
Kebutuhan
10000
0
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Tahun
Lokasi pabrik merupakan salah satu yang paling penting dalam pendirian
suatu pabrik untuk kelangsungan operasi pabrik. Banyak pertimbangan yang
menjadi dasar dalam menentukan lokasi pabrik, misalnya kemudahan dalam
pengoperasian pabrik dan perencanaan di masa depan, letak pabrik dengan sumber
bahan baku dan bahan pembantu, letak pabrik dengan pasar penunjang,
transportasi, tenaga kerja, kondisi sosial dan lain-lain. Pemilihan lokasi pabrik
berhubungan langsung dengan nilai ekonomis pabrik dan harus menguntungkan.
9
Aluminium Hidroksida diperoleh dari PT Indonesia Chemical Alumina,
Kalimantan Barat .
Tabel 1.5. Kapasitas Bahan Baku
No Bahan Baku Pabrik Lokasi Kapasitas
1 Asam PT Petrokimia Gresik, Jawa 250.000
Fluosilikat Gresik Timur ton/tahun
2 Aluminium PT Indonesia Sanggau, 325.000
Hidroksida Chemical Alumina Kalimantan Barat ton/tahun
2. Lokasi Pemasaran
Produk pabrik ini merupakan bahan tambahan dalam industri aluminium.
Pada tabel 1.6 terdapat nama pabrik beserta lokasi dan untuk target pemasaran.
Tabel 1.6. Lokasi Pemasaran
No Nama Pabrik Produk Lokasi
.
1 PT Starmas Inti Aluminium Tangerang, Banten
Aluminium
2 PT Alcomex Indo Aluminium Jakarta Pusat, DKI Jakarta
3 PT Indal Aluminium Aluminium Jakarta Utara, DKI Jakarta
4 PT Borneo Alumina Aluminium Kabupaten Mempawah,
Indonesia Kalimantan Barat
5 PT Indonesia Asahan Aluminium Kuala Tanjung, Sumatera
Aluminum Utara
Lokasi dari beberapa pabrik didominasi di pulau Jawa, maka dari itu
pabrik akan dibangun di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Dalam hal ini,
pengiriman produk dilakukan dengan menggunakan kapal maupun alat
transportasi darat lainnya.
3. Utilitas
Dalam pendirian pabrik, tenaga listrik, air dan bahan bakar adalah faktor
penunjang yang paling penting. Tenaga listrik didapat dari generator diesel.
Lokasi pabrik yang merupakan kawasan industri memungkinkan suplai seperti air
10
proses, air pendingin atau steam, perumahan dan lain-lain dapat diperoleh dengan
mudahdari instalasi pengolahan air.
4. Transportasi
Pendirian pabrik di kawasan industri dilakukan dengan pertimbangan
kemudahan sarana transportasi darat dan laut yang mudah dijangkau.
5. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dapat dengan mudah diperoleh di Kabupaten Gresik dan
sekitarnya. Hal ini dikarenakan dari tahun ke tahun tenaga kerja semakin
meningkat. Hal ini berbanding lurus dengan lulusan sarjana di Indonesia yang
semakin meningkat dan berkualitas. Kawasan industri Gresik merupakan salah
satu tujuan para pencari kerja untuk melamar kerja.
6. Keadaan Geografis dan Iklim
Kabupaten Gresik, Jawa Timur merupakan suatu daerah yang terletak di
daerah kawasan industri. Daerah ini telah direncanakan pemerintah sebagai salah
satu pusat pengembangan wilayah produksi industri. Temperatur udara normal di
Gresik adalah 22-30oC, sehingga operasi pabrik dapat berjalan dengan lancar.
Bencana alam seperti gempa bumi dan tanah longsor jarang terjadi sehingga
operasi pabrik dapat berjalan dengan lancar.
B. Faktor Sekunder
Faktor sekunder tidak secara langsung berperan dalam proses operasional
pabrik. Akan tetapi berpengaruh dalam kelancaran proses operasional dari pabrik
itu sendiri. Faktor-faktor sekunder meliputi :
a. Perluasan Pabrik
Pendirian pabrik harus mempertimbangkan rencana perluasan pabrik
tersebut dalam jangka waktu 10 atau 20 tahun kedepan. Karena apabila suatu saat
nanti akan memperluas area pabrik tidak kesulitan mencari lahan perluasan.
b. Perizinan
Kebijakan pemerintah mengenai kebijakan pengembangan industri, daerah
Gresik telah dijadikan sebagai daerah kawasan industri. Sehingga memudahkan
perizinan dalam pendirian pabrik, karena faktor - faktor lain seperti iklim,
karakteristik lingkungan, dampak sosial serta hukum tertentu sudah
diperhitungkan.
11
c. Prasarana dan Fasilitas Sosial
Prasarana dan fasilitas sosial yang dimaksud adalah seperti penyedia
bengkel industri dan fasilitas umum lainnya seperti rumah sakit, sekolah dan
sarana ibadah.
d. Lingkungan masyarakat sekitar
Masyarakat disekitar pabrik cukup terbuka untuk menerima berdirinya
pabrik karena pendirian pabrik akan membuka lapangan pekerjaan bagi mereka.
Hal tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Selain itu
pendirian pabrik ini tidak akan mengganggu keselamatan dan keamanan
masyarakat di sekitar karena dampak dan faktor - faktornya sudah
dipertimbangkan sebelum pabrik berdiri.
1. Kota Gresik dipilih karena dekat dengan pabrik bahan baku Asam
Fluosilikat yakni PT Petrokimia Gresik di Kabupaten Gresik,
sedangkan Aluminium Hidroksida diperoleh PT Indonesia Chemical
Alumina di Kalimantan.
2. Kota Gresik merupakan kawasan industri, maka transportasi dan
komunikasi di Gresik, Jawa timur cukup baik. Dalam hal ini
diharapkan arus bahan baku dan produk dapat berjalan dengan lancar.
Transportasi darat maupun air melalui pelabuhan tersedia.
3. Lokasi pabrik yang merupakan kawan industri menjadikan utilitas pabrik
dapat dipenuhi dengan mudah diperoleh. Adapun titik lokasi pabrik dapat
dilihat dari Gambar 1.2. di bawah ini :
12
Gambar 1.2. Lokasi Pabrik Didirikan
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
14
1. Proses Pembuatan dengan Metode Bayer
Proses Bayer adalah metode yang digunakan dalam dunia perindustrian
untuk memproduksi alumina (aluminium oksida) dari bauksit. Bauksit hanya
mengandung sekitar 30–60% aluminium oksida, Al2O3, dan sisanya merupakan
campuran silika, berbagai besi oksida dan titanium dioksida. Aluminium oksida
harus dimurnikan sebelum bisa dijadikan logam aluminium.
Residu yang tidak terlarut mengandung senyawa besi yang dapat dikenali
dari warna merahnya. "Lumpur merah" ini biasanya dikumpulkan di tempat
pembuangan akhir, tetapi di beberapa negara dibuang ke sungai, sehingga memicu
permasalahan lingkungan. Dari natrium aluminat yang telah
diencerkan, aluminium hidroksida akan mengalami pengendapan selama proses
pendinginan. Filtratnya diencerkan dengan natrium hidroksida, suhunya
diturunkan menjadi 78 °C dan tekanannya dikembalikan seperti semula. Melalui
proses inokulasi dengan aluminium hidroksida padat sebagai inti kristal,
15
aluminium hidroksida kemudian mengalami pengendapan dan sebagian dari
natrium hidroksida dapat diperoleh kembali untuk keperluan yang lain.
16
Dalam larutan berair, kation hidronium (H3O+) biasanya disamakan dengan
proton yang mengalami solvasi, sehingga senyawa ini juga dapat ditulis dengan
rumus H2SiF6 (A,F. Holleman and Wilberg, 2001)
17
l(OH)3 dimasukan di dalam reaktor batch dengan waktu reaksi sekitar 14
menit. Reaksi yang terjadi di dalam reaktor ada 3 reaksi.
3 H 2 SiF 6 +2 Al ( OH )3 → Al2 (SiF ¿¿ 6)3 +6 H 2 O ¿ (2.7)
Al2 ( SiF ¿¿ 6)3 +6 H 2 O →2 AlF3 +3 SiO2 +12 HF ¿ (2.8)
12 HF + 4 Al (OH )3 → 4 AlF 3 +12 H 2 O (2.9)
2.1.3. Hidrogen
Hidrogen Adalah salah satu gas yang memang bisa dimanfaatkan oleh
manusia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bidang ilmu biologi.
Hidrogen juga merupakan salah satu dari jenis unsur kimia yang sering sekali kita
temukan terutama dalam kegiatan sehari-hari atau hormon gas etilen. Perlu anda
ketahui bahwa hidrogen mempunyai sejumlah manfaat baik dalam bentuk gas
maupun cair. Selain itu, jenis senyawa kimia yang satu ini dapat dengan mudah
kita temukan secara bebas tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun atau juga bisa
kita dapatkan di pasaran dengan berbagai jenis pilihan yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan.
18
Hidrogen banyak digunakan untuk mengikat nitrogen dengan cara unsur
lain dalam proses memproduksi amonia dan proses hidrogenasi lemak dan
minyak. Selain itu gas hidrogen juga di gunakan sebagai bahan bakar roket,
memproduksi asam hidroklorida, mereduksi biji-biji besi serta sebagai gas pengisi
balon.Tenaga lisitrik dalam jumlah besar dihasilakn oleh gas hidrogen, contohnya
seperti baterai yang berbahan bakar hidrogen. Selain mengandung listrik gas ini
dapat menggantikan gas alam lainnya seperti bensin dan berbagai proses kimia
lainnya, dan mengubah sampah menjadi metan dan eliten.
19
1. Sejarah
Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air,
genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol
H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna,
tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik
yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom hanya sebesar 1,00794 amu,
hidrogen adalah unsur teringan di dunia dalam tabel periodik yang ada.
Hidrogen juga adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira
75% dari total massa unsur alam semesta. Kebanyakan bintang dibentuk oleh
hidrogen dalam keadaan plasma. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang
dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari
berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana. Hidrogen juga dapat dihasilkan
dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini secara komersial lebih mahal
daripada produksi hidrogen dari gas alam.
Isotop hidrogen yang paling banyak dijumpai di alam adalah protium,
yang inti atomnya hanya mempunyai proton tunggal dan tanpa neutron. Senyawa
ionik hidrogen dapat bermuatan positif (kation) ataupun negatif (anion). Hidrogen
dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur dan dapat dijumpai dalam
air dan senyawa-senyawa organik. Hidrogen sangat penting dalam reaksi asam
basa yang mana banyak reaksi ini melibatkan pertukaran proton antar molekul
terlarut. Oleh karena hidrogen merupakan satu-satunya atom netral yang
persamaan Schrödingernya dapat diselesaikan secara analitik, kajian pada
energetika dan ikatan atom hidrogen memainkan peran yang sangat penting dalam
perkembangan mekanika kuantum.
2. Sifat Fisika (Kirk dan Othmer, 1983)
Hidrogen berbentuk gas. Dalam keadaan yang normal, gas hidrogen
merupakan campuran antaradua molekul, yang dinamakan ortho- dan para-
hidrogen, yang dibedakan berdasarkan spin elektron-elektron dan
nukleus.Hidrogen normal pada suhu ruangan terdiri dari 25% parahidrogen dan
75% ortho-hidrogen. Bentukortho tidak dapat dipersiapkan dalam bentuk murni.
Karena kedua bentuk tersebut berbeda dalamenergi, sifat-sifat kebendaannya pun
20
juga berbeda. Titik-titik lebur dan didih parahidrogen sekitar 0.1derajat Celcius
lebih rendah dari hidrogen normal.
Rumus molekul : H2
Fase : Gas
Nomor Atom :1
Titik Didih : -295.2 oC
Titik Lebur : -259.2 oC
Energi Ionisasi : 1310 Kj/mol
Susunan Atom : 1 proton + 1 elektron
Jari-jari atom : 0.037 nm
Potensial Ionisasi : 56.9 Kj/mol
21
Hidrogen fluorida adalah gas yang sangat berbahaya, membentuk asam
hidrofluorat korosif dan menembus setelah kontak dengan kelembaban. Gas juga
dapat menyebabkan kebutaan dengan penghancuran kornea yang cepat.
Kimiawan Perancis Edmond Frémy (1814–1894) dikreditkan dengan penemuan
hidrogen fluorida anhidrat ketika mencoba mengisolasi fluor. Meskipun Carl
Wilhelm Scheele menyiapkan asam fluorida dalam jumlah besar pada 1771, asam
ini dikenal di industri kaca sebelum itu.
22
horisontal, dan didistilasi fraksional dalam kolom, disebut pra-scrubber. Padatan
dan asam sulfat dihilangkan dan uap hidrogen fluorida dimurnikan sampai
kemurnian> 99,9% dengan distilasi dalam bejana tembaga atau baja, dikondensasi
dan disimpan dalam wadah baja. Limbah gas sebagian besar silikon tetrafluorida,
yang pada reaksi dengan air menghasilkan asam fluosilikat, H2SiF6.
Asam fluosilikat adalah produk sampingan yang penting dari ini dan dari
pembuatan asam fosfat. Ini dapat dinetralkan dengan natrium hidroksida untuk
membentuk natrium heksafluorosilikat, yang digunakan untuk fluoridasi air
minum. Asam juga digunakan untuk membuat aluminium fluorida, yang
digunakan pada gilirannya dalam pembuatan aluminium. Kalsium sulfat, yang
dihasilkan dalam pembuatan hidrogen fluorida, dikenal sebagai anhidrit sintetik
atau fluoroanhidrit. Anhydrite sintetis sekarang digunakan dalam berbagai
aplikasi, termasuk pembuatan blok bangunan beton aerasi, dan beberapa semen.
Titik didih : 20 °C
Titik lebur : - 83 °C
23
Pembuatan Hidrogen Fluorida menggunakan asam sulfat
CaF2 + H2SO4 2HF + CaSO4 (2.16)
Autoionisasi hidrogen fluoride
2HF H+ + FHF- (
(2.17)
Hidrogen Fluorida bereaksi dengan Silikon dioksida
4HF SiF4 + 2H2O (2.18)
Hidrogen Fluorida bereaksi dengan natrium hidroksida dan natrium
alumiat
NaAlO2 + 2 NaOH + 6HF Na3AlF6 + H2O (2.19)
2.1.5. Asam Sulfat
Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat
ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat memiliki banyak
kegunaan dan merupakan salah satu produk utama di industri kimia. Produksi
dunia asam sulfat tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai perdagangan
seharga US$ 8 juta. Kegunaan utamanya adalah termasuk pemrosesan bijih
mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah, dan pengilangan minyak.
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara
alami di bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian asam
sulfat merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi
sulphur dioksida di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur
oksida adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan bakar seperti
batubara dan minyak yang mengandung sulfur (Greenwood, Norman N and
Earnshaw A, 1997).
24
membakar sulfur bersama dengan kalium nitrat (KNO3) dengan keberadaan uap.
Kalium nitrat tersebut terurai dan mengoksidasi sulfur menjadi SO3, yang akan
bergabung dengan air membentuk asam sulfat. Pada tahun 1736 Joshua Ward, ahli
farmasi London menggunakan metode ini untuk memulai produksi asam sulfat
berskala besar.
Pada tahun 1746 di Birmingham, John Roebuck mengadaptasikan metode
ini kedalam suatu bilik (ruang), yang dapat menghasilkan asam sulfat lebih
banyak. Proses ini disebut sebagai proses bilik, yang mengijinkan produksi asam
sulfat secara efektif. Setelah berbagai perbaikan, metode ini menjadi proses
standard produksi asam sulfat selama dua abad. Pada tahun 181, pengusaha asam
cuka Britania Peregrine Phillips mematenkan proses kontak yang lebih ekonomis
dalam memproduksi sulfur trioksida dan asam sulfat. Sekarang, hampir semua
produksi asam sulfat menggunakan proses kontak. (Greenwood, Norman N and
Earnshaw A, 1997)
25
Toksisitas : Dapat menyebabkan iritasi dan luka terbakar bila
terjadi kontak langsung dengan kulit, mata dan bagian sensitive lainnya.
Bersifat korosif.
3. Sifat Kimia (Kirk dan Othmer, 1983)
Reaksi hidrasi asam sulfat, memiliki bentuk reaksi eksotermik terhadap
air.
H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4- (2.20)
HSO4- + H2O H3O+ + SO42 (2.21)
Pencampuran pati (C6H12O6)n dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan
karbon dan air yang terserap dalam asam sulfat.
(C6H12O6)n 6n C + 6n H2O (2.22)
Asam sulfat juga banyak bereaksi dengan basa menghasilkan garam sulfat.
Garam tembaga (II) sulfat yang dihasilkan dari reaksi antara tembaga (II)
oksida dengan asam sulfat, seperti dibawah ini:
CuO + H2SO4 CuSO4 + H2O (2.23)
Asam sulfat juga dapat digunakan untuk mengasamkan garam dan
menghasilkan asam yang lebih lemah.
H2SO4 + CH3COONa NaHSO4 + CH3COOH (2.24)
Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam via reaksi penggantian
tunggal., menghasilkan gas hydrogen dan logam sulfat.
Fe (s) + H2SO4(aq) H2(g) + FeSO4 (aq) (2.25)
Sn (s) + 2 H2SO4(aq) → SnSO4 (aq) + 2H2O (l) + SO2 (g) (2.26)
Asam sulfat encer menyerang besi, aluminium, seng, mangan, magnesium,
dan nikel. Namun reaksi dengan timah dan tembaga memerlukan asam
sulfat yang panas dan pekat. Timbal dan tungsten tidak bereaksi dengan
asam sulfat.
2.2. Produk
2.2.1. Aluminium Fluorida (AlF3)
Aluminium fluorida adalah suatu senyawa berbentuk padat berwarna putih
dan berukuran kecil. Digunakan sebagai stabilitator pada pabrik Aluminium (Al)
dan bahan penurun titik lebur Al dari 1.200 °C menjadi sekitar 660 °C pada
industri peleburan bijih Al sehingga dapat menurunkan pemakaian power, selain
26
itu AlF3 digunakan sebagai bahan untuk menaikkan konduktivitas elektrolit,
sebagai flux pada industri keramik. Proses produksi AlF 3 pada dasarnya ada tiga
macam proses. Tiga proses tersebut ialah:
1. Pembuatan AlF3 dari asam fluosilikat, asam sulfat dan alumunium trioksida.
2. Pembuatan AlF3 dari asam fluosilikat dan alumunium hidroksida.
3. Pembuatan AlF3 dari kalsium florida dan asam sulfat.
27
Al2 O3+ 6 HF → 2 AlF 3 +3 H 2 O (2.29)
28
daerah tengah untuk menjaga supaya temperature tetap tinggi. Reaksi yang
berlangsung pada proses kering :
2Al(OH)3 Al2O3 + 2H2O (2.26)
Al2O3.3H2O Al2O3(s) + 3H2O (2.27)
Al2O3 + 6HF(aq) 2Alf3(s) + 3H2O (2.28)
HF PREPARING
AlF3 + Al2O3(NH)3
DRIER FILTER (NH4)3AlF6
(NH4)3AlF6 +H2O
(NH4)3AlF6 +H2O
Heat exchanger Product AlF3
Al(OH)3 Preparing
HF
Al2O3
H2O
PREHEATER
29
H2SiF6 + 2Al(OH)3 2AlF3 + SiO2 + 4H2O (2.29)
6HF + 2Al(OH)3 2AlF3 + 6H2O (2.30)
2. Pemisahan Silika (SiO2)
Untuk mengambil endapan silica dari larutan AlF3 yang sangat jernih
dengan menggunakan alat rotary drum vacuum filter.
3. Kristalisasi AlF3.3H2O
Untuk mengumpulkan AlF3.3H2O di dalam crystallizer yang berpengaduk
dengan pendinginan.
4. Pemisahan AlF3.3H2O dariproduk slurry dengan centrifuge
5. Dehidrasi
Untuk menghasilkan AlF3dari AlF3.3H2O dengan pengeringan reaksi
sebagai berikut :
AlF3.3H2O AlF3 + 3H2O (2.31)
Diantara kelima langkah di atas, langkah 1,2,3,4 dan 5 dioperasikan di
dalam sistem secara kontinyu. Untuk operasi yang ekonomis, kehilangan AlF 3
harus rendah. Aluminium Hidroksida dan asam fluosilikat dimasukkan dengan
cara bersama – sama sehingga dihasilkan lapisan silika yang baik. Setelah
pemisahan silika, AlF3 terkristalisasi dengan pendingin.
2AlF3.H2O
Mother Liquor
COOLER
AlF3
30
Tabel 2.1. Perbandingan Proses
Proses Kering Proses Basah
Hidrogen dan Hidrogen Asam Fluosilikat dan
Bahan Baku
Fluorida Aluminium Hidroksida
Katalis Asam sulfat -
Kondisi Operasi 120 oC dan 2 atm o
100 C dan 2 atm
Ammonium
Limbah Silika
hexafluoroaliminate
Calciner, Fluidised bed RATB Reactor,
Reactor, Condensor, Centrifuge, Crytalizer,
Alat
Distilasi, Dryer, Filter, Calciner, Scrubber dan
dan Preheater Cooler
Utilitas Air, Steam, Listrik Air, Steam, Listrik
Kemurnian produk 92% 96,5%
Lebih rumit karena, dua Reaksinya sederhana,
Proses reaksi
kali reaksi karena satu kali reaksi
Proses pengiringan Tidak menggunakan
Menggunakan kalsiner
produk kalsiner
Kurang ekonomis,
Segi ekonomis dari
adanya bahan baku yang Lebih Ekonomis
bahan baku
diimpor
31
BAB III
DESKRIPSI PROSES
3.1. Deskripsi Proses Basah
3.1.1. Proses Pembuatan Aluminium Florida (AlF3)
Dengan mengenal pengetahuan tentang pembuatan AlF3, Tohoku Hiryo
membangun pabrik AlF3 di Jepang. Dasar pengetahuan tentang pembuatan AlF 3
adalah dari Chemie-Linz dan dengan pengalaman yang ada, Tohoku Hiryo
mengembangkannya. Sebelum jadi produk AlF3 terlebih dahulu dihilangkan kadar
silika lalu dikristalkan untuk selanjutnya dihilangkan kadar airnya hingga menjadi
AlF3 anhidrat dan didinginkan agar dalam proses pengemasan tidak terlalu panas.
Deskripsi Proses :
32
dengan agitator, sedangkan untuk mempercepat pembentukan kristal
ditambahkan seed (babon) crystal pada permulaan pengisian
crystalizer.
Slurry keluar dari crystalizer selanjutnya dibawa ke centrifuge untuk
mengambil AlF3.3H2O dari larutan induknya, kristal yang terpisah
masuk ke hopper sedangkan filtratnya dipisahkan dulu pada cyclone
untuk memisahkan kristal dengan cairannya, cairan kembali ke tangki
penampung sedangkan kristal liquid ke effluent treatment.
Dehidrasi dan Pendinginan
Fungsi pada tahapan ini adalah menghilangkan kandungan air kristal
dan air bebas dalam Aluminium Fluorida.
Kristal AlF3.3H2O selanjutnya masuk calciner untuk menghilangkan
kandungan air kristal dan air bebas dengan menggunakan udara
pemanas.
AlF3 panas selanjutnya didinginkan di dalam cooler dengan
menggunakan air pendingin (pendinginan tak langsung).
Penyimpanan dan Pengepakan
AlF3 hasil pendinginan dialirkan secara pneumatik dengan jet lifter ke
dalam product silo.
Debu yang keluar dari silo dipisahkan dengan menggunakan bag
filter dan kemudian dikembalikan lagi ke dalam silo.
Setelah produk dianalisa dan telah memenuhi spesifikasi yang
ditentukan selanjutnya dilakukan pengepakan dalam kantong 1 ton
kemudian disimpan dalam gudang.
Air dan Gas Buangan
Mother liquor yang dipisahkan kemudian diendapkan dalam recovery
tank dan over flow dalirkan ke dalam waste liquid tank yang
selanjutnya dibawa ke unit effluent treatment, sedangkan endapan
kristal yang berada didasar dialirkan ke collection tank.
Exhaust gas dari tiap-tiap unit dikirim ke washing tower dengan tujuan
gas fluor yang keluar dapat diserap dengan neutralized water dan gas
buang yang tidak berbahaya dibuang dengan bantuan exhaust fan
33
melalui stack sedangkan cairan penyerap yang keluar dari bawah
menara dialirkan ke effluent treatment untuk dinetralkan.
34
DAFTAR PUSTAKA