Anda di halaman 1dari 20

BAB III

PROSES PRODUKSI

3.1. Proses Produksi1


Proses produksi merupakan proses perubahan bentuk dan peningkatan
daya guna dari suatubahan baku menjadi barang-barang yang sudah diolah dan
siap dipasarkan dengan melibatkanfaktor-faktor produksi dalam pelaksanaanya.
Keterlibatan faktor-faktor produksi merupakan hal yang sangat penting untuk
diarahkan kepada sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, sehingga membawa
dampak yang sangat besar bagi efektivitas proses produksi perusahaan. Proses
produksi dapat berlangsung secara berkesinambungan apabila kebutuhan bahan
baku untuk pelaksanaan proses produksi dapat terpenuhi.

3.1.1.Standar Mutu Produk


PT. Inalum menghasilkan 2 (dua) jenis kualitas produk, yaitu 99,90%
dan 99,70%. Aluminium ingot PT. Inalum terdaftar pada London Metal Exchange
(LME) tanggal 23 September 1987.
Standar mutu aluminium ingot PT. Inalum mengacu pada JIS H2-102,
1968 (Reaffirmed 1974) dan Western, Aluminium Assosiation Designation and
Chemical composition Limits for Unalloyed Aluminium of Aluminium Assosiation
Inc., USA.

Sumber: PT. Indonesia Asahan Aluminium

1 Edy Safni Rosa dan Suharmiati, Peranan Sistem Pengendalian Persediaan


Bahan Baku Dalam Menunjang Efektivitas Proses Produksi Studi Kasus Pada
PT.Super Glossindo Indah, diakses pada tanggal 7 Agustus 2016 pukul 11.30 WIB
Gambar 3.1. Aluminium Ingot
3.1.2. Bahan yang Digunakan
3.1.2.1. Bahan Utama
Bahan utama adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk
dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau
merupakan bagian terbesar dari bentuk produk). Bahan utama yang digunakan
selama proses produksi aluminium pada pabrik karbon dan pabrik reduksi di PT.
Inalum adalah sebagai berikut:
1. Alumina
Alumina diperoleh dari bauksit melalui proses Bayer melalui beberapa
tahapan. Pabrik peleburan PT. Inalum memakai bahan baku alumina yang
berasal dari Australia dan India. Alumina diangkut dari pelabuhan ke pabrik
dengan menggunakan belt conveyor sepanjang 2,5 km yang terdiri dari 1.600
roller.

Gambar 3.2. Alumina

2. Kokas
Kokas dasar ini berfungsi sebagai penghantar listrik dari anoda ke katoda.
Untuk menghindari oksidasi udara, dinding samping pot dan anoda dilindungi
kokas isolasi.

Gambar 3.3. Kokas


3. Coal Tar Pitch
Coal tar pitch digunakan untuk pembuatan anoda dihasilkan dari destilasi
residu minyak bumi pada temperatur yang tinggi. Kualitas coal tar pitch
sangat dipengaruhi oleh operasi tungku pembuat kokas seperti terhadap
temperatur, waktu pemasakan, pemanasan awal, ukuran dan kondisi fisik dari
tungku. Bahan baku pitch juga berpengaruh terhadap kualitas anoda terutama
untuk mengurangi terjadinya selective burning yang disebabkan oleh
reaktivitas pitch yang lebih tinggi dari pada kokas.

Gambar 3.4. Coal Tar Pitch

4. Aluminium Florida
Penggunaan Alumunium Fluorida (AlF3) didalam proses peleburan antara lain
dapat menurunkan nilai liquidus temperatur, daya serap logam dam cairan,
tegangan permukaan, kekentalan dan berat jenis serta dapat meningkatkan
keasaman bath. Sedangkan efek yang tidak diinginkan dari penambahan AlF3
ini adalah dapat menurunkan daya larut alumina, konduktivitas listrik serta
tekanan uap.

Gambar 3.5. Aluminium Florida


3.1.2.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan yang digunakan dalam operasi pencetakan aluminium
ingot di pabrik pencetakan adalah sebagai berikut:
1. Gas HF
Gas HF adalah gas yang terdapat didalam dry scrubber system yang berfungsi
untuk mereaksikan alumina agar menjadi reacted alumina.
2. Cold Metal
Metal (aluminium) yang telah membeku, tetapi bukan merupakan produk,
terdiri atas: ingot sisa, ingot spec-out, recovery metal, scrap kutip, scrap
lempengan, scum, aluminium ball, dan scrap lainnya.

Gambar 3.6. Cold Metal

3. Strapping Band dan Seal


Digunakan untuk mengikat aluminium ingot.

Gambar 3.7. Strapping Band dan Seal

4. Spray Paint
Digunakan untuk megecat bagian samping dari tumpukan aluminium ingot
yang menunjukkan grade-nya.
Gambar 3.8. Spray Paint

5. Marker
Digunakan untuk menulis nomor lot, berat dan nomor bundel tumpukan
aluminium ingot.

Gambar 3.9. Marker

3.1.2.3. Bahan Penolong


Bahan penolong yang digunakan dalam operasi pencetakan aluminium
ingot di pabrik pencetakan adalah sebagai berikut:
1. De-Inclusion Flux
Bahan tambahan berupa senyawa kimia yang digunakan dengan sebagai
bahan pengikat kotoran, lalu mengapungkannya di atas permukaan molten
(cairan aluminium) dan sekaligus menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam
aluminium cair.

Gambar 3.10. De-Inclusion Flux


2. Dross Treatment Flux
Bahan tambahan yang terdiri atas senyawa-senyawa kimia yang digunakan
untuk mempertahankan temperatur dross, agar metal cair yang terikut
bersama dross ketika di skimming-off tidak membeku sebelum diolah lebih
lanjut.

Gambar 3.11. Dross Treatment Flux

3. Heavy Oil
Berguna untuk bahan bakar melting furnance.

Gambar 3.12. Heavy Oil

4. Air
Berguna untuk mendinginkan aluminium ingot selama proses pencetakan.

Gambar 3.13. Air


3.1.3. Uraian Proses Produksi
Uraian proses produksi pembuatan aluminium pada PT. Inalum adalah
sebagai berikut:
1. Penyaluran bahan baku ke silo masing-masing
Bahan baku untuk aluminium dimasukkan ke dalam silo masing-masing
melalui ban berjalan (roller).
2. Pencampuran bahan baku
Di pabrik karbon, kokas, coal tar pitch, dan butt (punting anoda) dicampur
dan dibentuk menjadi blok anoda dengan menggunakan shaking machine dan
setelah itu diangkut ke baking furnace.
3. Pemanggangan blok anoda mentah
Setelah blok anoda (green block) sudah selesai dibentuk, blok anoda
dipanggang di baking furnacre dengan suhu 1250oC selama 30 hari agar blok
anoda menjadi kuat.
4. Pembuatan tangkai anoda dengan blok anoda
Setelah proses pemanggangan, blok anoda dibawa ke pabrik penangkaian
(rodding plant) agar menjadi anode assembly. Blok anoda yang sudah
dipanggang diberikan tangkai besi (rod) yang berfungsi sebagai pengait blok
anoda.
5. Penyemprotan aluminium cair
Setelah blok anoda dirakit dengan tangkai anoda (anode assembly),
aluminium cair disemprotkan ke anode assembly untuk mencegah oksidasi
pada saat proses elektrolisa. Setelah itu, anode assembly dibawa ke pabrik
reduksi untuk digunakan sebagai elektroda dalam proses elektrolisa. Anode
assembly dibawa dengan menggunakan Anode Transport Car (ATC).
6. Pembentukan reacted alumina
Setelah alumina di dalam silo dialirkan ke dry scrubber system untuk
direaksikan dengan gas HF dan menghasilkan reacted alumina. Reacted
alumina kemudian dibawa ke hopper pot (pabrik reduksi) dengan
menggunakan Anode Changing Crane (ACC).

7. Reduksi aluminium
Direduksi reacted alumina dan aluminium fluoride dengan anode assembly.
Reacted alumina akan mengalami proses elektrolisa dan menghasilkan
aluminium cair. Kemudian aluminium cair dihisap dengan menggunakan
catle penghisap lalu dibawa ke pabrik penuangan (pabrik casting) dengan
menggunakan Metal Transport Car (MTC).
8. Penuangan aluminium cair
Aluminium cair dilepaskan dengan menggunakan catle penghisap dan dibawa
ke casting machine untuk dicetak.
9. Pencetakan aluminium ingot
Dicetak aluminium cair agar menjadi aluminium ingot dengan menggunakan
casting machine untuk mencetak ingot aluminium seberat 22,7 kg.
10. Pengikatan aluminium ingot
Setelah aluminium ingot selesai dicetak, aluminium ingot dibawa ke tempat
pengikatan dengan menggunakan forklift. Lalu aluminium ingot diikat dengan
menggunakan ingot bounding tools.
11. Penyimpanan
Aluminium ingot yang telah diikat disimpan ditempat penyimpanan dan siap
untuk pasarkan.

3.1.3.1. Block Diagram


Block diagram dari produksi pembuatan aluminium ingot pada PT.
Inalum adalah sebagai berikut:
Sumber: Microsoft Visio
Gambar 3.14. Block Diagram Pembuatan Aluminium Ingot

3.1.3.2. Operation Process Chart


Operation Process Chart dari produksi pembuatan aluminium ingot
pada PT. Inalum dapat dilihat di lampiran.

3.1.3.3. Flow Process Chart


Flow Process Chart dari produksi pembuatan aluminium ingot pada PT.
Inalum dapat dilihat di lampiran.

3.1.3.4. Flow Diagram


Flow Diagram dari produksi pembuatan aluminium ingot pada PT.
Inalum dapat dilihat di lampiran.

3.1.4. Mekanisme Proses Produksi


Mekanisme proses produksi pada PT. Inalum merupakan tahap-tahap
yang dilalui selama proses produksi pembuatan aluminium ingot. Mekanisme
proses produksi pembuatan aluminium ingot dapat dilihat pada uraian berikut:
1. Bahan baku untuk aluminium dimasukkan ke dalam silo masing-masing
melalui ban berjalan (roller)..

.
Gambar 3.15. Skema Penyaluran Bahan Baku

2. Di pabrik karbon, kokas, coal tar pitch, dan butt (punting anoda) dicampur
dan dibentuk menjadi blok anoda dan diangkut ke backing furnace.

Gambar 3.16. Skema Pencampuran Bahan Baku

3. Blok anoda (green block) yang telah dibentuk, dipanggang di backing


furnace dengan suhu tinggi 1250oC selama 30 hari agar blok anoda menjadi
kuat.

Gambar 3.17. Skema Pemanggangan Blok Anoda Mentah


4. Setelah proses pemanggangan, blok anoda dibawa ke pabrik penangkaian
(rodding plant) agar menjadi anode assembly. Blok anoda yang sudah
dipanggang diberikan tangkai besi (rod) yang berfungsi sebagai pengait blok
anoda.

Gambar 3.18. Skema Pembuatan Tangkai Anoda

5. Setelah blok anoda selesai diberikan tangkai, anode assembly dibawa ke


pabrik reduksi untuk digunakan sebagai elektroda dalam proses elektrolisa

Gambar 3.19. Skema Penyemprotan Aluminium Cair

6. Alumina di dalam silo dialirkan ke dry scrubber system untuk direaksikan


dengan gas HF dan menghasilkan reacted alumina.

Gambar 3.20. Skema Pembentukan Reacted Alumina

7. Direduksi reacted alumina dan aluminium fluoride dengan anode assembly.


Reacted alumina akan mengalami proses elektrolisa dan menghasilkan
aluminium cair.

Gambar 3.21. Skema Pembentukan Aluminium Cair


8. Aluminium cair dilepaskan dengan menggunakan catle penghisap dan dibawa
ke casting machine untuk dicetak.

Gambar 3.22. Skema Penuangan Aluminium Cair

9. Dicetak aluminium cair agar menjadi aluminium ingot dengan menggunakan


casting machine untuk mencetak ingot aluminium seberat 22,7 kg.

Gambar 3.23. Skema Pencetakan Aluminium Ingot

10. Setelah aluminium ingot selesai dicetak, aluminium ingot dibawa ke tempat
pengikatan dengan menggunakan forklift. Lalu aluminium ingot diikat dengan
menggunakan ingot bounding tools.

Gambar 3.24. Skema Pengikatan Aluminium Ingot

11. Aluminium ingot yang telah diikat disimpan dan siap untuk dikapalkan.

.
Gambar 3.25. Skema Pemasaran Aluminium Ingot

3.1.5. Kapasitas Produksi dan Sistem Pengendalian Perusahaan


Kapasitas produksi pada PT. Inalum per hari adalah 250.000 ton/tahun
Produksi aluminium ingot disimpan di dalam ruang penyimpanan.
3.2. Mesin dan Peralatan
3.2.1. Mesin Produksi
Berikut ini merupakan mesin yang digunakan pada proses pembuatan
aluminium di PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero).
1. Dry Scrubber System
Berfungsi untuk mereaksikan alumina dengan gas HF dari tungku reduksi dan
menghasilkan reacted alumina.

Gambar 3.26. Dry Scrubber System

2. Shaking Machine
Berfungsi untuk mencetak campuran kokas, butt (punting anoda), dan pitch
agar menjadi blok karbon mentah.

Gambar 3.27. Shaking Machine

3. Baking Furnance
Berfungsi untuk membakar kokas balok agar mencapai titik terkuatnya.
Sumber: PT. Indonesia Asahan Aluminium
Gambar 3.28. Baking Furnace

4. Holding Furnance
Berfungsi untuk penampung aluminium cair hasil dari reduksi dan juga
pencampuran bahan-bahan tambahan untuk menyesuaikan komposisi
aluminium yang telah ditentukan.

Gambar 3.29. Holding Furnance

5. Casting Machine
Berfungsi sebagai cetakan aluminium cair menjadi aluminium batangan
(ingot).

Gambar 3.30. Casting Machine


3.2.2. Peralatan (Equipmant)
Berikut ini merupakan peralatan yang digunakan pada proses
pembuatan aluminium di PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero).
1. Belt Conveyor
Berfungsi untuk memindahkan bahan baku dari pelabuhan ke dalam silo.

Sumber: PT. Indonesia Asahan Aluminium


Gambar 3.31. Belt Conveyor

2. Ingot Boundling Tools


Digunakan untuk mengikat 1 tumpukan alumunium batangan, sehingga dapat
disimpan sesuai dengan bentuknya.

Sumber: PT. Indonesia Asahan Aluminium


Gambar 3.32. Ingot Boundling Tools

3.2.2.1. Material Handling


Berikut ini merupakan material handling yang digunakan pada proses
pembuatan aluminium di PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero).
1. Kendaraan Khusus Pabrik Anode Transport Car (ATC)
Berfungsi sebagai pengangkut alumunium dan anoda.
Sumber: PT. Indonesia Asahan Aluminium
Gambar 3.33. Anode Transport Car (ATC)

2. Kendaraan Khusus Pabrik Metal Transport Car (MTC)


Berfungsi sebagai pengangkut aluminium cair.

Sumber: PT. Indonesia Asahan Aluminium


Gambar 3.34. Metal Transport Car (MTC)

3. Anode Changing Crane (ACC)


Berfungsi sebagai pengangkut reacted alumina menuju pabrik reduksi.

Sumber: PT. Indonesia Asahan Aluminium


Gambar 3.35. Anode Changing Crane (ACC)
4. Forklift
Berfungsi sebagai pengangkut alumunium ingot.
Sumber: PT. Indonesia Asahan Aluminium
Gambar 3.36. Forklift

3.2.3. Utilitas
Berikut ini merupakan utilitas yang digunakan pada proses pembuatan
aluminium ingot di PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero).
1. Air
Air digunakan sebagai pendingin pada casting machine. Air diambil dari
Sungai Asahan yang dialirkan ke dalam pabrik lalu digunakan sebagai
pendingin.
2. Ruang Pendinginan Dross (Dross Cooling Room)
Ruangan ini digunakan untuk tempat pendinginan dross hasil sampingan dari
dapur pada pabrik penuangan. Di ruang pendingin dross, dross yang masih
panas ditaburkan secara menipis untuk pendinginan.
3. Peralatan Penyedia Minyak Berat
Ini digunakan untuk pengiriman minyak berat pada dapur yang berada pada
pabrik penuangan. Tangki penyimpanan minyak berat berjumlah satu unit
terbuat dari baja dengan atap dan tipe tangki yang berada diatas tanah. Pompa
pengisian minyak berat, 2 buah (1 persediaan), tipe pompa motor kopel
langsung, kapasitas 0,3 m3/jam, tekanan 5 kg/cm2.
4. Peralatan Persediaan LPG
Digunakan untuk mengirim LPG yang akan digunakan pada alat pembakar
pada burner untuk dapur pelebur, dan juga digunakan untuk memanaskan
saluran tuang serta cetakan ingot 50 lb pada mesin pencetak. Peralatan ini
terdiri dari tabung-tabung LPG, alat pengatur tekanan, jaringan pipa dan
sebagainya.
5. Peralatan Menara Pendingin (Cooling Tower)
Pompa air panas (P1) untuk memompakan air panas dari casting machine ke
cooling tower : 2 unit , dengan tipe motorkopel langsung, kapasitas 500
m3/jam, tekanan pengaliran 1,5 kg/cm2. Pompa air pendingin (P2) untuk
memompakan air dingin dari kolam pendingin ke casting machine : 3 unit,
dengan tipe motorkopel langsung, kapasitas langsung 250 m3/jam tekanan
pengaliran 2,5 kg/cm2. Pompa air pendingin (P3) untuk memompakan air
pendingin ke silinder hidrolik di bawah dapur : 2 unit (1 stand by), tipe
motorkopel langsung dengan kapasitas 20 m3/jam, tekanan pengaliran 2,5
kg/cm2.

3.2.4. Safety and Free Protection


Pencegahan terjadinya kecelakaan dapat dilakukan dengan
menggunakan alat pelindung diri, penggunaannya untuk mencegah teriadinya
kecelakaan kerja. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan pada PT. Indonesia
Asahan Aluminium (Persero) dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Alat Pelindung Diri pada PT. Indonesia Asahan Aluminium
(Persero)
Alat Pelindung
No Gambar Fungsi
Diri
Sebagai pengaman
1 Helm pelindung kelapa dari
benda berbahaya
Sebagai pelindung
2 Masker saluran pernapasan dari
debu dan gas beracun

Sebagai pelindung
tangan dari bahan kimia
3 Sarung tangan
yang beracun dan
berbahaya
Tabel 3.1. Alat Pelindung Diri pada PT. Indonesia Asahan Aluminium
(Persero) (Lanjutan)
Alat Pelindung
No Gambar Fungsi
Diri
Sebagai pelindung mata
4 Kacamata dari sinar ultraviolet dan
radiasi

Sebagai pelindung kaki


5 Sepatu boot dari air yang kotor dan
benda panas

Sebagai pelindung kaki


dan sebagai anti kontak
6 Sepatu karet
terhadap sengatan arus
listrik

Tali sabuk Sebagai pelindung diri


7
pengaman pada tempat yang tinggi

Alat pelindung Sebagai pelidung telinga


8
telinga dari suara bising

Sebagai pelindung diri


ketika berada di tempat
9 Pakaian Safety
yang mengandung zat
kimia

3.2.5. Unit Pengolahan Limbah


Proses pengolahan limbah yang terdapat di PT. Indonesia Asahan
Inalum (Persero) ini adalah sebagai berikut:
1. Proses Pengolahan Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan operasional pabrik dikumpulkan
pada tempat penyimpanan sementara, dan tempat penyimpanan ini ditutup
dengan baik. Limbah padat ini pada umumnya ditanam di tempat yang sudah
ditentukan. Limbah padat yang dihasilkan dari pembuatan aluminium ingot
ini adalah:
1. Bahan pelapis bekas
2. Debu karbon
3. Dross aluminium
4. Katoda bekas
5. Solidified bath, debu alumina
6. Fallen anode
7. Sampah umum
8. Collector bar, besi scrap, drum
Pengelolaan dari limbah diatas jika memungkinkan untuk digunakan kembali
maka akan digunaka kembali, dan limbah yang tidak bias digunakan dan
tidak bernilai jual maka disimpan di SPL Yard.
2. Proses Pengolahan Limbah Cair
Limbah cair diolah dengan cara pengolahan atau pemurnian air industri pada
Water Purifying Facilities. Setelah diolah dan dimurnikan air ini kemudian
digunakan kembali baik untuk keperluan industri, maupun keperluan konsumsi.
3. Proses Pengolahan Limbah Gas
Proses pengolahan limbah gas ialah dengan proses dry scrubbing system (sistem
pembersih gas kering), dimana alumina sebagai adsorbent direaksikan dengan
gas buang (HF) di dalam sebuah reaktor. Gas yang dilepas dari tungku reduksi
termasuk flourida dan debu dihisap ke dalam sistem pembersih gas kering
dengan ventilator penghisap melalui pipa gas.

Anda mungkin juga menyukai