PENDAHULUAN
Saat ini, Indonesia masih mengimpor aluminium sulfat dalam jumlah yang cukup besar untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri, karena pabrik aluminium sulfat di Indonesia belum dapat
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, perlu
didirikan pabrik aluminium sulfat dengan kapasitas yang memadai. Berikut data impor
alumunium sulfat dari Badan Pusat Statistik.
Tahun
ke Tahun Impor dalam ton/th
1 2010 21.388
2 2011 24.517
3 2012 28.978
4 2013 33.381
5 2014 37.767
1
Menunjang pertumbuhan dan perkembangan industri kimia di Indonesia.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
Bauksit
Deskripsi
Bauksit adalah bahan tambang yang merupakan bijih utama dari aluminium
(99% bijih aluminium) yaitu unsur yang keberadaannya sangat melimpah di kerak
bumi. Ada 3 macam aluminium hidroksida yang terdapat dalam bauksit, yaitu gibbsite
Al2O3.3H2O atau Al(OH)3, diaspor Al2O3.H2O atau AlOOH dan boehmit
Al2O3(AlO(OH)). Bauksit adalah sejenis batu yang unsur utamanya adalah
Aluminium Hidroksida Al(OH)3. Bauksit berwujud butiran halus material (80% lolos
200 mesh). Biasanya merupakan massa berupa tanah atau oolitik yang putih, kuning
muda, coklat kemerah – merahan atau merah ( M Lange, 1991). Bauksit dapat
bersumber dari batuan primer (magmatic dan hidrotermal) maupun dari batuan
sekunder (pelapukan dan metamorphosis). Namun, secara luas yang berada
dipermukaan bumi ini berasal dari batuan sekunder hasil proses pelapukan dan
pelindian.
Bauksit dapat terbentuk dari 4 proses yaitu : magmatik, hidrotermal,
metamorfosa, dan pelapukan. Berdasarkan genesanya, bijih bauksit terbagi atas 5
yaitu, bauksit pada batuan klastik kasar, bauksit pada terrarosa, bauksit pada batuan
karbonat, bauksit pada batuan sedimen klastik dan bauksit pada batuan fosfat.
Sedangkan berdasarkan letak depositnya bauksit terbadi atas 4 yaitu deposit bauksit
residual, deposit bauksit koluvial, deposit bauksit alluvial pada perlapisan dan deposit
bauksit alluvial pada konglomerat kasar. Syarat terbentuknya bauksit antara lain
:iklim humid tropis dan subtropics; Batuan sumber mengandung alumina tinggi;
reagent yang sesuai pH dan Eh, sehingga mampu merubah silikat; infiltrasi air
meteoric permukaan secara lambat; kondisi bawah permukaan (larutan bawah
permukaan) yang mampu melarutkan unsur batuan yang dilaluinya; dan sublitas
tektinik yang berlangsung lama.
3
Asam Sulfat
Deskripsi
Asam sulfat berwujud cairan pekat, tidak berwarna. Asam sulfat dengan rumus
kimia H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam
air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan
merupakan salah satu produk utama industri kimia. Asam sulfat digunakan sebagai
drying agent, hydrolyzing agent, concentrating agent, oxidizing agent, leaching agent,
katalis dan reaktan aktif dalam petrokimia dan proses kimia anorganik (Oscar T,
1965).
Asam sulfat dapat dihasilkan melalui proses kontak dan proses chamber.
Secara garis besar tahapan proses kontak yang terjadi diuraikan sebagai berikut :
1. Pencairan belerang padat di melt tank
2. Pemurnian belerang cair dengan cara filtrasi
3. Pengeringan udara proses
4. Pembakaran belerang cair dengan udara kering untuk menghasilkan sulfur dioksida
5. Reaksi oksidasi lanjutan SO2 menjadi SO3 dalam empat lapis bed konverter dengan
menggunakan katalis V2O5
6. Pendinginan gas
7. Penyerapan SO3 dengan asam sulfat 93%-98,5%
Pada proses chamber, sulfur dioksida dihasilkan dengan membakar unsur
belerang atau pemanggangan bijih piritik dalam udara. Nitrogen oksida dihasilkan
oleh dekomposisi niter yang mengandung asam sulfat atau hidrolisis asam
nitrosylsulfuric. Dalam ruang reaksi, sulfur dioksida dan nitrogen dioksida larut dalam
reaksi liquor. Nitrogen dioksida hidrat untuk menghasilkan asam nitrit yang kemudian
mengoksidasi belerang dioksida menjadi asam sulfat dan oksida nitrat.
4
2.2 Aluminium Sulfat
Deskripsi
Aluminium sulfat adalah suatu senyawa kimia anorganik dengan rumus kimia
Al2(SO4)3, berbentuk kristal padat putih dan higroskopis. Aluminium sulfat
(Al2(SO4)3), yang umumnya digunakan untuk pengolahan air dan proses pembuatan
kertas, diproduksi dalam bentuk yang berbeda, yaitu bentuk komersial dan tehnikal.
Aluminium sulfat ini dijual dalam bentuk granul dan cairan, semua bentuk ini
mengandung aluminium yang dinyatakan sebagai % Al2O3 (Meyers, 1989).
Kegunaan aluminium sulfat antara lain sebagai penstabil pH, pengeras semen,
aplikasi farmasi dan kosmetik. Aluminium sulfat merupakan material yang digunakan
dalam pembuatan banyak senyawa aluminium. Alumium sulfat dapat dibuat dari clay
dan bauksit. Namun, susah menghilangkan pengotor secara ekonomis oleh
pengendapan dan pemurnian aluminium sulfat dengan kristalisasi tidak praktis karena
kristal yang dihasilkan lembut, mikroskopis dan susah dibersihkan secara efektif pada
skala produksi (Othmer, 1991).
5
BAB III
SURVEI KELAYAKAN
2. Pasar
Pemilihan lokasi pabrik mendekati daerah pemasaran sebagian produk aluminium
sulfat di Kuala Tanjung, Proyek Asahan di Sumatera Utara.
3. Transportasi
Kota Medan dekat dengan jalan raya yang menghubungkan kota – kota besar seperti
Binjai, Pematang Siantar, dan Berastagi. Selain itu Kota Medan juga dekat dengan
Lapangan Udara Polania.
Dari lokasi penambangan bauksit diangkut dengan truk – truk ke dermaga tongkang.
Bauksit dari truk dipindahkan ke tongkang – tongkang ( satu tongkang bisa
bermuatan 3000 ton sampai 5000 ton bauksit ), kemudian tongkang – tongkang
ditarik dengan kapal kecil ke kapal – kapal tangker berukuran besar yang nantinya
akan dibawa menuju pelabuhan Belawan. Dari pelabuhan Belawan bauksit diangkut
menggunakan truk – truk ke Medan
6
4. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan meliputi tenaga kasar ( non skill ) dan tenaga ahli.
Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dari segi tenaga kerja antara lain mudah
tidaknya mendapatkan tenaga kerja yang dibutuhkan, banyaknya tenaga kerja yang
dibutuhkan dan tingkat penghasilan tenaga kerja. Kota Medan merupakan daerah
yang cukup padat dengan penduduk sehingga kebutuhan tenaga kerja kasar maupun
tenaga ahli dapat dengan mudah terpenuhi.
5. Utilitas
Sarana penunjang operasi pabrik antara lain air, tenaga listrik dan bahan bakar.
Lokasi pabrik yang dekat dengan sarana penunjang operasi tersebut sangat
diperlukan untuk menunjang kelancaran operasi pabrik. Penyediaan air dapat
dipenihi dari sungai kapuas, untuk tenaga listrik diperoleh dari PLN dari
Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA ) Sigura – gura dan PLTA Tangga.
7
3.2 Perbandingan Proses Pembuatan Aluminium Sulfat
3.2.1 Proses kering
Proses ini menggunakan bahan baku aluminium hidroksida Al(OH)3 dan asam
sulfat. Al(OH)3 dan H2SO4 diumpankan ke reaktor. Temperatur operasi 170°C dengan
tekanan 5-6 atm. Kemudian produk reaktor dipekatkan menggunakan evaporator.
Keluaran dari evaporator diteruskan ke dalam tangki vakum untuk didinginkan.
Dari tangki vakum, campuran diteruskan ke mixer dan ditambahkan 1-2%
aluminium sulfat untuk mempercepat proses pembentukan produk. Setelah itu
dikristalkan dengan crystalizer. Panas kristalisasi yang tinggi belum bisa dilakukan
pengecilan ukuran, sehingga didinginkan terlebih dahulu. Setelah diperoleh
produk yang diinginkan kemudian siap dibawa ke unit pengepakkan atau
disimpan dalam silo penyimpanan. Konversi reaksi yang dihasilkan dengan
menggunakan proses ini adalah sebesar 75% dan kemurnian produk akhir 90%.
Al(OH)3 H2SO4
8
3.2.2 Proses basah
Pada proses ini aluminium sulfat dibuat dengan cara mereaksikan bahan yang
mengandung Al2O3 dengan asam sulfat 60% dalam suatu reaktor pada suhu 105-110ºC
dan tekanan 1 atm. Konversi reaksi 92% dengan kemurnian sebesar 92 %. Bahan
yang umum digunakan dalam proses ini adalah bauksit. Bauksit dari silo penyimpan
bahan baku diangkut dengan conveyor dan diumpankan kedalam reaktor. Sementara
asam sulfat yang berasal dari tangki penyimpan dialirkan dengan pompa dan
dipanaskan lewat pemanas dan diumpankan kedalam reaktor.
Reaksinya adalah :
Al2O3 + 3H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3H2O
9
3.3 Pemilihan Proses Pembuatan Aluminium Sulfat
3.3.1 Pertimbangan Teknis
Menentukan proses pembuatan aluminium sulfat yang dipilih ditinjau dari dari
pertimbangan teknis meliputi : ketersediaan bahan baku/bahan pembantu, produk
(konversi), kondisi operasi (tekanan, suhu), peralatan, dan keamanan. Berdasarkan
penjelasan pada sub bab sebelumnya dari dua macam proses pembuatan aluminium
sulfat maka dapat dibentuk ringkasan sebagai berikut :
Proses
Proses Kering Proses Basah
Parameter
. suhu 105-110°C
170°C
. tekanan 1 atm
5-6 atm
Konversi/Yield 92 % / 92%
75 % / 90 %
Alat Utama RATB
RATB
Utilitas Steam dan air
Steam dan air
10
Berdasarkan tabel 2 proses yang dipilih yaitu proses basah dengan pertimbangan sebagai
berikut:
Suhu dan tekanan yang digunakan pada proses basah lebih rendah dibandingkan pada
proses kering sehingga energi yang dibutuhkan lebih ekonomis.
Konversi dan kemurnian pada proses basah lebih tinggi dibandingkan pada proses
kering, sehingga lebih menguntungkan.
a. Bahaya Kebakaran
Kebakaran adalah hal yang sangat sulit dihindari, bukan hanya di lingkungan pabrik
tetapi di lingkungan perumahan pun sering terjadi kebakaran. Namun demikian kebakaran
dapat dicegah dengan beberapa cara antara lain dilarang membawa bahan yang mudah
terbakar atau memicu kebakaran seperti pemantik api, dilarang merokok di dalam dan di
sekitar lingkungan pabrik. Selain itu pabrik harus dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran
seperti hidran dan pemadam CO2. Letak alat pemadam kebakaran pun harus diatur pada
11
posisi yang strategis dan mudah dijangkau serta diberi tanda petunjuk dan lampu penerangan
pada malam hari. Pabrik juga harus dilengkapi dengan tangga darurat untuk penyelamatan
apabila terjadi kebakaran serta diberi petunjuk arah evakuasi dan titik kumpul apabila terjadi
bahya kebakaran. Penyebab terjadinya kebakaran bisa berasal dari kecerobohan personil
pabrik atau dari sistem di lingkungan pabrik itu sendiri.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah maupun menanggulangi bahaya
kebakaran diantaranya:
1. Menempatkan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat tersendiri yang jauh dari unit
listrik atau unit proses
2. Pemasangan kabel harus di tempat yang terlindungi dan diusahakan dilapisi dengan bahan
yang tahan panas
3. Sistem alarm harus dipastikan berfungsi dengan baik agar dapat selalu mendeteksi
apabila terjadi kebakaran
4. Harus dilakukan pelatihan keamanan dan keselamatan kerja pada seluruh personil pabrik
dan harus dipastikan bahwa diterapkan dengan baik di lingkungan pabrik
b. Bahaya karena Mekanik
Kecelakaan mekanik sering terjadi karena kesalahan pengerjaan yang tidak mengikuti
prosedur atau peraturan yang berlaku.Bahaya karena mekanik ini dapat membahayakan
keselamatan pekerja dan merusak peralatan yang digunakan.Kecerobohan pekerja karena
tidak mengetahui atau kurang memahami prosedur kerja dan kurang hati-hati dalam bekerja
dapat menyebabkan hal yang tidak diinginkan.
Untuk mencegah atau meminimalisir bahaya yang dapat terjadi perlu dilakukan
pelatihan kerja bagi para pekerja yang bekerja langsung di dalam proses agar lebih
memahami prosedur kerja dan prosedur keselamatan sehingga jika terjadi suatu hal yang
membahayakan dapat menguasai keadaan. Perlindungan keselamatan dan kontrol dilakukan
dengan memberikan sarana perlindungan keselamatan kepada para pekerja seperti safety
helmet dan safety shoes atau seragam khusus yang digunakan di lingkungan proses serta
disediakan kotak P3K.
12
3.5 Lokasi dan Tata Letak Pabrik
Dalam suatu perencanaan pabrik, salah satu faktor yang sangat penting yaitu penentuan
lokasi pabrik dan letak peralatan pabrik. Karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup pabrik yang akan didirikan di masa mendatang. Selain itu tata letak
komponen – komponen pabrik itu sendiri juga menentukan koefisien produksi. Untuk itu
diperlukan pengaturan yang sedemikian rupa hingga mampu memenuhi kualitas dan
kuantitas produk yang ingin dicapai
- Kapasitas sumber bahan baku dan berapa lama sumber bahan baku tersebut
dapat mencukupi kebutuhan pabrik
- Cara mendapatkan bahan baku dan pengangkutannya
- Kualitas dan kuantitas bahan baku harus sesuai dengan persyaratan yang berlaku
saat ini
2. Utilitas
Utilitas merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk melengkapi proses
produksi. Utilitas ini meliputi :
Air
13
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam suatu industri kimia. Air
digunakan untuk kebutuhan proses, media pendingin, air sanitasi dan kebutuhan
yang lain. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memilih lokasi pabrik
adalah :
- Berapa jauh sumber atau sungai ini dapat dijangkau dari pabrik
- Kualitas sumber air yang tersedia
- Pengaruh musim terhadap kemampuan penyediaan air yang diperlukan oleh
pabrik
Listrik
Listrik dalam industri merupakan bagian utilitas yang sangat penting, terutama
sebagai penggerak peralatan proses, selain sebagai penerangan dan keperluan
lainnya. Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :
- Ketersediaan (jumlah) listrik mampu memenuhi kebutuhan operasional
pabrik
- Harga tanaga listrik
- Persediaan listrik di masa mendatang
3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang berpendidikan tinggi, menengah, maupun tenaga terampil dapat
diperoleh dengan mudah.
4. Transportasi
Lokasi pabrik dapat dijangkau menggunakan jalur transportasi darat
5. Tenaga Listrik dan Bahan Bakar
Aliran listrik untuk pabrik disuplai oleh PLN, namun pabrik juga menggunakan
Generator (Genset) sebagai suplai listrik tambahan.
6. Pemasaran
Pemasaran dilakukan untuk kebutuhan industri maupun institusi di dalam maupun luar
Pulau Jawa. Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :
- Kebutuhan akan produk pada masa sekarang dan mendatang
- Pengaruh persaingan pasar yang ada
14
B. Faktor Sekunder
1. Rencana perluasan
Perencanaan pendirian pabrik juga disertakan lahan yang akan digunakan untuk
pengembangan pabrik pada tahun – tahun ke depan
2. Biaya tanah dan gedung
Biaya untuk pembelian tanah di lokasi pabrik masih relatif murah harganya.Bahan
bangunan mudah diperoleh dan upah pekerja bangunan relatif murah.
3. Fasilitas pelayanan dan kesejahteraan karyawan
Fasilitas pelayanan yang disediakan untuk memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan
karyawan, sebagai berikut :
- Perumahan atau mess
- Klinik pengobatan dan rujukan ke rumah sakit terdekat
- Sarana ibadah dan pendidikan
- Alat transportasi dan komunikasi yang memadai
- Koperasi untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari
4. Geografi
Lokasi pabrik terletak di daerah yang stabil dari gangguan gempa bumi, banjir, dan
tsunami.
5. Iklim dan alam sekitarnya
Hal – hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
- Faktor alam yang menyulitkan konstruksi bangunan dan mempengaruhi konstruksi
serta spesifikasi peralatan yang dibutuhkan
- Keadaan angin (kecepatan dan arah angin) pada situasi terburuk yang pernah
terjadi di lokasi pabrik
15
- Bahaya alam (gempa bumi, banjir) yang pernah terjadi di lokasi pabrik
- Kemungkinan untuk perluasan di masa mendatang
U
JALAN RAYA
B T
1 2 1 S
4
3
8 6 7
5 10
30 9
9
29 21 22 23 11
9 2
24
2
12
28
13
9 9
25
14
27
2 2
2
26 15
16
20 19 18 17 16
9
Gambar 4 Denah Pabrik Aluminium Sulfat
Keterangan Gambar 4. :
1. Pos satpam
2. Taman
3. Parkir karyawan
4. Parkir tamu
5. Parkir truk
6. Aula (ruang serba guna)
7. Perpustakaan
8. Area perkantoran
9. Toilet
10. Musholla
11. Poliklinik
12. Kantin
13. Pemeriksaan bahan baku
14. Gudang bahan baku
15. PMK
16. Unit pengolahan air
17. Ruang bahan bakar
18. Ruang boiler / ketel
19. Ruang listrik / genset
20. Area Waste Water Treatment
21. Ruang pertemuan
17
22. Ruang kepala staf dan pabrik
23. Ruang kontrol
24. Ruang proses
25. Area perluasan pabrik
26. Bengkel dan garasi
27. Gedung R & D
28. Laboratorium
29. Gudang produk
30. Pos penimbangan truk
BAB IV
KESIMPULAN
Dengan Asumsi pabrik aluminium sulfat kapasitas 50.000 ton/tahun layak (feasible)
dan menguntungkan (profitable) untuk didirikan. Dengan pendirian pabrik ini diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, menyerap tenaga kerja serta memberikan pajak
pada pemerintah.
18