Zat Warna
Menurut Otto N. Witt (1876) bahwa zat warna dalam senyawa organik dikaitkan
dengan adanya gugus-gugus tertentu dalam molekul. Ia menyebut gugus tersebut yang
memberikan warna sebagai Kromofor. Berikut merupakan kromofor-kromofor yang
O
paling aktif: O
N O
N O N N
O-
O
O
p-
Nitroso Nitro Azo o-Quinoid
Quinoid
Senyawa Berwarna
NO2 NO2
NO2
Maritus
Picric Acid Naphtol Yellow S
Yellow
Azo
N=N
NH2
(H3C)2N C N(CH3)2 Cl
Auramina O
Xanthene
Br Br
H O O
O (C2H8)2N O N(C2H8)2
- +
O Na O O
C
C
Br C Br
+
COONa COOH
COONa+
Senyawa berwarna yang masuk dalam golongan phtaleins adalah Phenolphthalein. Phenolphthalein dibuat
dengan menganggabungkan 2 molekul fenol dan phthalic anhydride dengan katalisator ZnCl 2 pada suhu
1200C.
Phenolphthalein digunakan untuk indikator asam-basa. Jika dalam suasana basa, maka tak berwarna.
Sedangkan dalam suasana asam, maka akan berwarna kemerahan.
HO OH HO OH
HH ZnCl2
O O
-H2O
C O C O
C O
Indigoid
Sejak 5000 tahun yang lalu sudah ada senyawa berwarna golongan indigo ini dan juga
merupakan senyawa berwarna pertama kali yang diketahui. Indigo berasa dari tanaman
genus Indigofera. Pembuatan indigo ini dengan cara fermentasi daun indigofera
menggunakan air. Fermentasi tersebut menghasilkan -D-Glukosa dan Indoksil,
kemudian 2 indoksil teroksidasi menjadi indigo
O H O
Contoh senyawa berwarna golongan indigo
Br adalah Tyrian Purple dan Thioindigo.
N S
Br N S
H O O
OH
Alizarin (1,2-dihydroxyanthraquinone)
Zat Warna yang Ada di Alam
Zat warna tumbuhan bisa diperoleh dari akar, kulit, batang (kayu), bunga, dan daun. Zat
Warna Alami (ZPA) 2 zat tumbuhan yang dikenal oleh masyarakat Indonesia hingga
sekitar abad ke 8 dan dari Departemen Perindustrian, diantaranya
1. Daun pohon nila (Indigofera)
2. Kulit soga Jambal (Peltophorun ferrugineum)
3. Kulit pohon soga Tingi (Ceriops candoleana Am)
4. Kulit pohon soga Tegeran (Cudrania javanesis)
5. Akar pohon Mengkudu (Morinda citrifelia)
6. Temu lawak, Kunir, Gambir dan pinang, The, Pucuk gebang (Corypha gebanga)