Disusun Oleh:
FREDI IRAWAN
2015030223
GILANG PURNAMA
2015030232
IKHDA PRIHASTOMO
2015030338
2015030390
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2016
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb.
bantuan
dari
memperlancar
pembuatan
berbagi
makalah
ini.
pihak,
Untuk
sehingga
itu
kami
09
Desember
2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................... ii
Daftar isi.....................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang................................................................................... 1
2
BAB II Pembahasan
A. Penambangan dan Pengolahan Bijih Bauksit................3
B. Pencucian Bijih Bauksit.................................................3
C. Pengolahan Bijih Bauksit..............................................4
1. Proses Bayer.............................................................4
2. Proses Hall-Heroult...................................................5
BAB III Penutup
A.Kesimpulan...................................................................9
B.Kritik dan Saran............................................................9
Daftar Pustaka.........................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium
hanya bisa didapatkan dari bauksit dengan proses kimia Whler.
Dibandingkan dengan elektrolisis, proses ini sangat tidak ekonomis dan harga
aluminium dulunya jauh melebihi harga emas. Karena dulu dianggap sebagai
logam berharga, Napoleon III dari Perancis (1808-1873) pernah melayani
tamunya yang pertama dengan piring aluminium dan tamunya yang kedua
dengan piring emas dan perak. Pada tahun 1886, Charles Martin Hall dari
Amerika Serikat (1863-1914) dan Paul L.T. Hroult dari Perancis (18631914) menemukan proses elektrolisis yang sampai sekarang membuat
produksi aluminium ekonomis.
Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor
atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium bukan
merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah
sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium
terdapat dalam penggunaan aditif makanan, antasida, buffered aspirin,
astringents, semprotan hidung, antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap
tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik dan
kembang api.
Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik, ringan, kuat tahan
korosi. Aluminium merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Dapat
ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi
batangan dengan bermacam-macam penampang.
B. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui
dan memahami proses-proses ekstraksi metalurgi (proses peleburan dan
pemurnian) bijih aluminium.
C. Permasalahan
Dalam makalah ini masalah yang akan dibahas yaitu mengenai proses
pengolahan bijih bauksit hingga ekstraksi metalurgi untuk mendapatkan bijih
aluminium.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode literatur,
dimana bahan-bahan penulisan berasal dari buku-buku pedoman, materi
kuliah, maupun sumber lain yang masih berkaitan dengan permasalahan yang
akan dibahas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penambangan dan Pengolahan Bijih Buksit
Aluminium didapatkan dari bijih bauksit yang ditambang terlebih
dahulu. Bauksit merupakan tanah laterit yang banyak ditemukan di daerah
tropis. Bauksit ditambang dari beberapa meter di atas permukaan hingga di
bawah tanah. Pada tahap awal penambangan dilakukan pembersihan lokal
(land clearing) dari tumbuh-tumbuhan yang terdapat di atas endapan bijih
bauksit. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam operasi selanjutnya
yaitu
kegiatan
pengupasan
lapisan
penutup
(overburden).
Metode
aluminium
diendapkan
dari
filtratnya
dengan
cara
aluminium
hidroksida
disaring,
dikeringkan
lalu
8Al + 6O2
5CO2 + 2CO
4Al2O3 + 7C
8Al + 5CO2 + 2CO
Pada reaksi diatas dapat kita lihat bahwa produk setelah reaksi
adalah logam aluminium, gas CO dan gas CO2. logam aluminium yang
didapat dari proses ini akan terendapkan pada dasar bejana elektrolisa,
hal ini disebabkan karena beret jenis logam aluminium lebih besar dari
pada berat jenis larutan campuran alumina dan kryolit. Logam aluminium
produk dari reaksi ini akan memiliki presentase (kadar) aluminium
sekitar 99,7 % dan siap untuk dipasarkan. Pemasaran logam ini biasanya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aluminium sebagai produk yang bernilai komersial didapatkan dari
pengolahan bijih bauksit. Bijih bauksit dari lokasi tambang terlebih dahulu
dilakukan pengecilan ukuran (reduksi) untuk memudahkan pada proses
selanjutnya. Pengolahan bijih bauksit ini dibedakan dalam dua proses yaitu
proses Bayer, yaitu proses pengolahan bijih bauksit untuk mendapatkan
alumina (Al2O3) dan proses Hall Heroult yaitu proses peleburan alumina
untuk mendapatkan aluminium. Adapun syarat alumina yang akan dilebur
menjadi logam aluminium adalah sebagai berikut:
1. Kadar Al2O3 98,50 % - 99,40 %
2. Kadar SiO2 0,015 % - 0,03 %
3. Kadar Fe2O3 0,015 % - 0,03 %
4. Kadar TiO2 0,001 % - 0,003 %
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.geologinesia.com/2016/05/proses-pengolahan-bauksit-menjadialumina-dan-aluminium.html
2. http://hendrapenelitikimia.blogspot.co.id/2012/10/pembuatanlogam-aluminium.html
3. http://www.madehow.com/Volume-5/Aluminum.html#b
4. http://chem-guide.blogspot.com/2010/04/sodium-occurrenceextraction-from-downs.html
10