Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ISU ETIKA SIGNIFIKAN DALAM DUNIA BISNIS DAN PROFESI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi yang diampu oleh

Andro Agil Nur Rakhmad, S.E.I., M.E.

Disusun Oleh:

1. Ababilia Nurjanah (170411617023)


2. Dina Cahyani (170411617024)
3. Enggar Sari (170411617037)
4. Enis Dyah Fatkhur R (160411606834)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
S1 PENDIDIKAN TATANIAGA
APRIL 2020
Isu Etika Signifikan dalam Dunia Bisnis dan Profesi

Isu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan
yang belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian. Isu adalah topic yang menarik
untuk didiskusikan dan sesuatu yang memungkinkan orang untuk mengemukakan pendapat
yang bervariasi. Isu muncul dikarenakan adanya perbedaan nilai. Etik merupakan bagian dari
filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalm menghargai suatu tindakan,
apakah benar atau salah dan apakah pernyataan itu baik atau buruk. Moral adalah keyakinan
individu bahwa sesuatu adalah mutlak baik, atau buruk walaupun situasi berbeda. Teori moral
mencoba menformulasikan suatu prosedur dan mekanisme untuk pemecahan masalah etik.
Issue moral (etik) adalah topik yang penting berhubungan dengan benar dan salah dalam
kehidupan sehari – hari, begitu juga dal dunia bisnis dan profesi.

A. Benturan kepentingan (conflict of Interest)

Ada 8 Kategori situasi benturan kepentingan (conflict of interest) tertentu, sebagai


berikut:

1. Segala konsultasi atau hubungan lain yang signifikan dengan atau berkeinginan
mengambil andil di dalam aktivitas pemasok, pelanggan atau pesaing (competitor).
Contoh:
Seorang karyawan disebuah perusahaan memeliki usaha dibidang penyedian bahan
baku, dan kemudian karyawan tersebut berusaha menggantikan aktifitas pemasok lain
dengan memasukkan pasokan bahan baku dari usaha yang dia miliki tersebut ke
perusahaan tempat dia bekerja.
2. Segala kepentingan pribadi yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
Contoh:
Ketika seorang karyawan mendapatkan tugas keluar kota dari perusahaan tempat dia
berkerja dia memanfaatkan sebagian dari waktu tersebut untuk sekalian berlibur
dengan anggota keluarganya.
3. Segala hubungan bisnis atas nama perusahaan dengan personal yang masih ada
hubungan keluarga (family) atau dengan perusahaan yang dikontrol oleh personal
tersebut.
Contoh:
Seorang karyawan di suatu perusahaan memasukkan anggota keluarganya untuk dapat
menempati suatu posisi di perusahaan tersebut tanpa harus melewati tahapan
recruitment seperti para pencari kerja lainnya.
4. Segala posisi dimana karyawan dan pimpinan perusahaan mempunyai pengaruh atau
control terhadap evaluasi hasil pekerjaan atau kompensasi dari personal yang masih
ada hubungan keluarga.
Contoh:
Seorang manajer memberikan evaluasi hasil kerja yang baik terhadap anggota
keluarganya yang bekerja di perusahaan itu juga, padahal kinerja dari anggota
keluarganya itu tidak sesuai dengan hasil laporan yang dilaporkan oleh manajer
tersebut.
5. Segala penggunaan pribadi maupun berbagai atas informasi rahasia perusahaan demi
suatu keuntungan pribadi, seperti anjuran untuk membeli atau menjual barang milik
perusahaan atau produk, yang didasarkan atas informasi rahasia tersebut.
Contoh:
Seorang karyawan disuatu perusahaan memberikan atau membocorkan rahasia
perusahaan kepada temannya yang berkerja disuatu perusahaan yang bergerak
dibidang usaha yang sama.
6. Segala penjualan pada atau pembelian dari perusahaan yang menguntungkan pribadi.
Contoh:
Perusahaan membeli kendaraan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan,
tetapi salah satu karyawan diperusahaan tersebut menggunakan kendaraan tersebut
untuk berekreasi ke suatu tempat.
7. Segala penerimaan dari keuntungan, dari seseorang / organisasi / pihak ketiga yang
berhubungan dengan perusahaan
Contoh:
Perusahaan menjual salah satu asetnya kepada perusahaan lain dengan harga yang
telah dimanipulasi sehingga perusahaan memperoleh keuntungan yang besar.
8. Segala aktivitas yang berkaitan dengan insider trading atas perusahaan yang telah go
public yang merugikan pihak lain.
Contoh:
Seorang karyawan dalam memberikan informasi kepada manajer investainya tentang
efek yang diperdagangkan yang dimana informasi tersebut tidak disediakan oleh
emiten, dan orang dalam tersebut melakukan transaksi atas efek perusahaan tersebut
B. Etika dalam tempat kerja

Etika bisnis sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang


harmonis, serta untuk memberi citra positif pada perusahaan tempat Anda bekerja.
Meski ada sekelompok orang yang lebih mementingkan ketrampilan teknis dan
kecerdasan, namun sekarang makin banyak perusahaan yang lebih memilih karyawan
yang mampu bertata krama dengan sejawat, terlebih pada klien. Seperti kata John
Rockefeller (industriawan terkemuka Amerika di era-1870-an, pendiri cikal bakal
Exxon Mobile), “Kamampuan bertata krama terhadap orang lain akan saya nilai lebih
tinggi daripada kemampuan-kemampuan lain”.

Sikap baik menurut suatu tata krama bukan berarti bersikap sebagai seorang
yang tahu segalanya atau mengoreksi kesalahan orang lain. namun suatu usaha untuk
menghormati pihak lain dan memperlakukan mereka dengan sopan dan baik.

Banyak etika yang berlaku di tempat kerja, namun ada beberapa yang perlu
Anda cermat:

1. Menghormati Budaya Kerja Perusahaan Anda.

Bila budaya kerja perusahaan tempat Anda bekerja bersifat santai dan kasual,
jangan mengenakan suits mahal dari butik perancang italia. Hal ini disamping akan
membuat Anda ‘berbeda’ juga dimungkinkan menimbulkan kecemburuan sosial dari
rekan-rekan sejawat Anda. Jadi bagian dari mereka.

2. Hormat Senior Anda dan lakukan sebagaimana mestinya tanpa bersikap berlebihan.

Banyak perusahaan punya tingkat hierarki sendiri, pelajari dan sesuaikan sikap
Anda pada tiap tingkatan. Misal: Jangan anggap bos seperti teman bermain atau
bercanda.

3. Hormati Privacy Orang Lain.


Meski Anda bekerja dengan banyak orang, Anda harus tahu secara pasti batas-
batas pribadi mereka Jangan sok akrab dengan melakukan pendekatan yang tidak
perlu.
4. Hormati Cara Pandang Orang Lain.
Selesaikan pertentangan yang terjadi dengan luwes. Kenali perbedaan
pendapat tentang agama, politik, moral serta gaya hidup masing-masing orang, tapi
jangan paksakan apa yang menjadi keyakinan Anda.

5. Tangani Beban Kerja Anda

Tanpa perlu melimpahkannya pada orang lain. Stres memang tidak dapat
dihindari, namun saat mengalaminya Anda harus menyalurkannya pada hal yang lebih
positif, tanpa perlu marah atau membentak rekan kerja Anda.

6. Bersikap Sopan Pada Semua Orang Di Kantor.

Bahkan jika posisi Anda sudah lumayan tinggi sekalipun, bukan berarti Anda
dapat memerintah bawahan dengan sewenang-wenang. Karena semua orang berhak
dihormati dan didengar pendapatnya.

7. Tidak Semena-mena Menggunakan Fasilitas Kantor

Perlu Anda ketahui bahwa peralatan kantor disediakan untuk memudahkan


kerja banyak pihak, jadi rawatlah baik-baik semua fasilitas yang Anda pakai. Dan
hindari penggunaan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi. Misalnya,
menggunakan mobil dinas untuk keperluan-keperluan kantor dsb.

C. Akuntabilitas sosial

Akuntabilitas sosial merupakan proses keterlibatan yang konstruktif antara warga


negara dengan pemerintah dalam memeriksa pelaku dan kinerja pejabat publik, politisi
dan penyelenggara pemerintah.

Tujuan Akuntanbilitas Sosial, antara lain :

a. Untuk mengukur dan mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi
masyarakat yang ditimbulkan oleh aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan produksi
suatu perusahaan
b. Untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap
lingkungannya, mencakup : financial dan managerial social accounting, social
auditing.
c. Untuk menginternalisir biaya sosial dan manfaat sosial agar dapat menentukan suatu
hasil yang lebih relevan dan sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu
perusahaan.

Salah satu alasan utama kemajuan akuntabilitas sosial menjadi lambat yaitu
kesulitan dalam pengukuran kontribusi dan kerugian. Prosesnya terdiri dari atas tiga
langkah, diantaranya:

a. Menentukan biaya dan manfaat sosial. sistem nilai masyarakat merupakan faktor
penting dari manfaat dan biaya sosial. Masalah nilai diasumsikan dapat diatasi dengan
menggunakan beberapa jenis standar masyarakat dan mengidentifikasikan kontribusi
dan kerugian secara spesifik
b. Kuantifikasi terhadap biaya dan manfaat. Saat aktivitas yang menimbulkan biaya dan
manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta kontribusi
c. Menempatkan nilai moneter pada jumlah akhir. Tanggung Jawab Sosial bisnis dunia.
bisnis hidup ditengah-tengah masyarakat, kehidupannya tidak bisa lepas dari
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu ada suatu tanggungjawab social yang dipikul
oleh bisnis. Banyak kritik dilancarkan oleh masyarakat terhadap bisnis yang kurang
memperhatikan lingkungan.

Banyak timbul perbedaan pendapat mengenai bahwa tanggungjawab bisnis hanya


terbatas sampai menghasilakan barang dan jasa buat konsumen dengan harga yang murah,
atau juga ada yang mengatakan tanggungjawab bisnis adalah jangan mengambil
keuntungan besar, tetapi yang sewajarnya. Dalam dunia bisnis juga semua orang tidak
mengharapkan memperoleh perlakuan tidak jujur dari sesamanya, banyak praktik
manipulasi tidak akan terjadi jika dilandasi dengan moral tinggi.

Moral dan tingkat kejujuran rendah akan menghancurkan tata nilai etika bisnis itu
sendiri, karena masalahnya nilai etika hanya ada di dalam hati nurani seseorang. Etika
mempunyai kendali intern dalam hati, berbeda dengan hokum yang mempunyai unsur
paksaan ekstern. Akan tetapi bagi orang-orang yang berkecimpung dalam bidang bisnis
yang dilandasi oleh rasa keagamaan mendalam akan mengetahui bahwa perilaku jujur
akan memberikan kepuasan tersendiri dalam kehidupannya baik dalam duniawi maupun
akhirat.

D. Manajemen Krisis
Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian
yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal. Artinya terjadi
gangguan pada proses bisnis ‘normal’ yang menyebabkan perusahaan mengalami
kesulitan untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada, dan dengan demikian dapat
dikategorikan sebagai krisis. Kejadian buruk dan krisis yang melanda dunia bisnis dapat
mengambil beragam bentuk. Mulai dari bencana alam seperti Tsunami, musibah
teknologi (kebakaran, kebocoran zat-zat berbahaya) sampai kepada karyawan yang
mogok kerja. Segala kejadian buruk dan krisis, berpotensi menghentikan proses normal
bisnis yang telah dan sedang berjalan, membutuhkan penanganan yang segera
(immediate) dari pihak manajemen. Penanganan yang segera ini kita kenal sebagai
manajemen krisis (crisis management).

Saat ini, manajemen krisis dinobatkan sebagai new corporate discipline.


Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang
dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal. Pendekatan yang
dikelola dengan baik sebagai respon terhadap kejadian itu terbukti secara signifikan
sangat membantu meyakinkan para pekerja, pelanggan, mitra, investor, dan masyarakat
luas akan kemampuan organisasi melewati masa krisis.

Aspek dalam Penyusunan Rencana Bisnis setidaknya terdapat enam aspek yang
mesti kita perhatikan jika kita ingin menyusun rencana bisnis yang lengkap. Yaitu
tindakan untuk menghadapi :

1. Situasi darurat (emergency respon).


2. Skenario untuk pemulihan dari bencana (disaster recovery)
3. Skenario untuk pemulihan bisnis (business recovery)
4. Strategi untuk memulai bisnis kembali (business resumption)
5. Menyusun rencana-rencana kemungkinan (contingency planning), dan
6. Manajemen krisis (crisis management).Penanganan Krisis Pada hakekatnya dalam
setiap penanganan krisis, perusahaan perlu membentuk tim khusus.

Tugas utama tim manajemen krisis ini terutama adalah mendukung para karyawan
perusahaan selama masa krisis terjadi. Kemudian menentukan dampak dari krisis yang
terjadi terhadap operasi bisnis yang berjalan normal, dan menjalin hubungan yang baik
dengan media untuk mendapatkan informasi tentang krisis yang terjadi. Sekaligus
menginformasikan kepada pihak-pihak yang terkait terhadap aksi-aksi yang diambil
perusahaan sehubungan dengan krisis yang terjadi.

Dalam menghadapi krisis dibutuhkan kepemimpinan yang efektif. Sang


pemimpin mesti mengetahui tujuan dan strategi yang jelas untuk mengatasai krisis. Tentu
harus dilandasi oleh rasa optimisme terhadap penyelesaian krisis. Mintalah dukungan dari
semua orang, dan tunjukkan bahwa perusahaan mampu menghadapi krisis yang terjadi ini
dengan baik. Tenangkan hati mereka. Ajaklah seluruh anggota organisasi untuk terlibat
dalam mencari dan menjalani solusi krisis yang telah disusun bersama.

Disamping masalah yang sangat besar, tidak jarang perusahaan dilanda oleh
masalah yang implikasinya hanya terbatas pada ruang lingkup satu perusahaan saja.
Beberapa contoh krisis yang dihadapi perusahaan adalah :

a. masalah pencemaran lingkungan oleh pabrik.


b. masalah unjuk rasa oleh pekerja.
c. masalah produk yang tidak bisa dipasarkan.
d. masalah kericuhan dengan pemerintah dalam hal peraturan yang berkaitan dengan izin
usaha.
1. Definisi Krisis.

Krisis adalah situasi yang merupakan titik balik (turning point) yang dapat membuat
sesuatu tambah baik atau tambah buruk. Jika dipandang dari kaca mata bisnis suatu krisis
akan menimbulkan hal-hal seperti berikut :

a. Intensitas permasalahan akan bertambah.


b. Masalah akan dibawah sorotan publik baik melalui media masa, atau informasi dari
mulut ke mulut.
c. Masalah akan menganggu kelancaran bisnis sehari-hari
d. Masalah menganggu nama baik perusahaan
e. Masalah dapat merusak sistim kerja dan menggoncangkan perusahaan secara
keseluruhan.
f. Masalah yang dihadapi disamping membuat perusahaan menjadi panik, juga tidak
jarang membuat masyarakat menjadi panik.
g. Masalah akan membuat pemerintah ikut melakukan intervensi.
2. Level Perkembangan Krisis.
Suatu krisis menurut pendapat Steven Fink (1986) dapat dikategorikan
kedalam empat level perkembangan, yakni :

a. Masa pre-krisis
Suatu krisis yang besar biasanya telah didahului oleh suatu pertanda bahwa
bakal ada krisis yang terjadi. Masa terjadinya atau munculnya pertanda ini disebut
masa pre-krisis.Seringkali tanda-tanda ini oleh karyawan yang bertugas sudah
disampaikan kepada pejabat yang berwenang, tetapi oleh pejabat yang berwenang
tidak ditanggapi. Oleh karena sipelapor merasa laporannya tidak ditanggapi dia
ikut diam saja. Bila keadaan yang lebih buruk terjadi dia lebih baik memilih diam
daripada laporan dia tidak ditanggapi.
Seringkali suatu krisis sudah diantisipasi bakal terjadi, namun tidak ada cara
untuk menghindarinya. Misalnya kasus kapal di laut yang akan dilanda oleh
topan, dan tidak ada jalan keluar kecuali menghadapi topan tersebut. Namun oleh
karena sudah diantisipasi terjadinya, sang nakhoda akan lebih siap menghadapi
krisis tersebut. Misalnya mengarahkan kapalnya ke batu karang. Dari contoh ini
kita dapat menarik pelajaran bahwa menghadapi krisis yang tidak terelakkan bila
kita sudah tahu, kita akan lebih siap.
b. Masa Krisis Akut (Acute stage).

Bila pre-krisis tidak dideteksi dan tidak diambil tindakan yang sesuai maka
masa yang paling ditakuti akan terjadi. Kasus biskuit beracun setelah korban
berjatuhan, misalnya cepat sekali mendapat sorotan media massa sebagai suatu
berita yang hangat dan masuk halaman pertama. Keadaan yang demikian akan
menimbulkan suasana yang paling kritis bagi perusahaan, khususnya bagi
perusahaan yang produknya tercemar racun. Informasi tersebut berkembang
dengan cepat dikalangan masyarakat dari mulut ke mulut. Setelah itu berkembang
masalah baru berupa ‘rumor’ bahwa banyak makanan lain yang ikut tercemar.
Beberapa bahan makanan yang dilaporkan tercemar racun adalah minyak goreng,
bakso, bakmi, rokok, dan beberapa jenis jajanan pasar. Memang isu keracunan ini
akan merembet ke makanan yang sejenis Hal ini disebut dengan proses
generalisasi. Fenomena generalisasi ini juga terjadi pada pabrik yang mempunyai
cabang di tempat lain, atau pabrik yang memproduksi barang yang hampir sama.
Pada masa krisis akut ini tugas utama perusahaan adalah menarik produk secepat
mungkin agar tidak ada lagi korban yang menjadi korban produk. Pada masa ini
tugas perusahaan bukanlah diprioritaskan untuk mencari penyebab kenapa
masalah itu terjadi. Tetapi tugas pokoknya adalah mengontrol semaksimal
mungkin agar jatuhnya korban dapat ditekan.Masa krisis akut ini jika
dibandingkan dengan masa krisis kronis jauh lebih singkat. Tetapi masa akut
adalah masa yang paling menegangkan dan paling melelahkan anggota tim yang
menangani krisis.

c. Masa kronis krisis.

Masa ini adalah masa pembersihan akibat dari krisis akut. Masa ini adalah
masa ‘recovery’, masa mengintrospeksi kenapa krisis sampai terjadi. Masa ini
bagi mereka yang gagal total menangani krisis adalah masa kegoncangan
manajemen atau masa kebangkrutan perusahaan. Bagi mereka yang bisa
menangani krisis dengan baik ini adalah masa yang menenangkan.Masa kronis
berlangsung panjang, tergantung pada jenis krisis. Masa kronis adalah masa
pengembalian kepercayaan publik terhadap perusahaan.

d. Masa kesembuhan dari krisis.

Masa ini adalah masa perusahaan sehat kembali seperti keadaan sediakala.
Pada fase ini perusahaan akan semakin sadar bahwa krisis dapat terjadi sewaktu-
waktu dan lebih mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
STUDI KASUS

a. Sehubungan dengan akan berakhirnya sertifikat Halal dari MUI untuk AJI-NO-MOTO
pada September 2000, maka PT Ajinomoto Indonesia mengajukan perpanjangan sertifikat
Halalnya pada akhir Juni 2000. Audit kemudian dilakukan oleh LPPOMMUI (Lembaga
Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia)Pusat (2 orang),
LPPOMMUI Jatim, BPOM, Balai POM Surabaya dan dari Departemen Agama pada
tanggal 7 Agustus 2000.
b. Pada 7 Oktober 2000, Komisi Fatwa memutuskan bahwa Bactosoytone tidak dapat
digunakan sebagai bahan dalam media pembiakan mikroba untuk menghasilkan MSG. PT
Ajinomoto Indonesia diminta untuk mencari alternatif bahan pengganti Bactosoytone.
c. LPPOMMUI melakukan audit sehubungan dengan penggantian Bactosoytone dengan
Mameno pada 4 Desember 2000. Mereka memutuskan Mameno dapat digunakan dalam
proses pembiakan mikroba untuk menghasilkan MSG.  Komisi Fatwa melakukan rapat
kedua pada 16 November 2000. LPPOMMUI menyampaikan hasil rapat tersebut kepada
PT Ajinomoto Indonesia pada 18 Desember 2000, bahwa produk yang menggunakan
Bactosoytone dinyatakan Haram.
d. MUI mengirim surat kepada PT Ajinomoto Indonesia pada 19 Desember 2000 untuk
menarik semua produk Ajinomoto yang diproduksi dan diedarkan sebelum tanggal 23
November 2000 (Produk yang dihasilkan setelah 23 November 2000 sudah menggunakan
Mameno). Namun, pada tanggal tersebut perusahaan sudah memasuki libur bersama Natal
dan Tahun Baru.Sekertaris Umum MUI mengumumkan di media massa pada 24
Desember 2000, bahwa produk AJI- NO-MOTO mengandung babi dan masyarakat
diminta untuk tidak mengonsumsi bumbu masak AJI-NO- MOTO yang diproduksi pada
periode 13 Oktober hingga 16 November 2000
e. Kerugian karena penarikan produk secara massal dan mengganti kerugian distributor.
Ajinomoto menderita kerugian total 55 miliar rupiah karena harus mengeluarkan biaya
sebagai usaha proaktif mendatangi pedagang dan pengecer untuk menarik produknya yang
diperkirakan mencapai 3.500 ton dan menggantinya sesuai dengan harga pasar. Tidak
hanya di Indonesia, Singapura sebagai negara pengimport bumbu masak Ajinomoto dari
Indonesiapun menarik produk ini dari pertokoan negeri tersebut.
f. Penyegelan gudang Ajinomoto dan penutupan sementara pabrik, namun semua karyawan
tetap masuk kerja untuk menarik produk dari pasar dan mengatur penerimaan barang di
pabrik agar tidak beredar lagi di pasar. Seluruh karyawan bahu- membahu agar persoalan
yang menimpa perusahaan segera selesai..  Turunnya saham Ajinomoto saat tersiar
kabar ini sebesar 30 poin di bursa.
g. Dalam siaran pers yang dipublikasikan oleh Departemen Manajer PT Ajinomoto Indonesia
Tjokorda Bagus Sudarta, Ajinomoto mengakui bahwa mereka menggunakan bactosoytone
yang diekstraksi dari daging babi untuk menggantikan polypeptone yang biasa diekstrasi
dari daging sapi karena lebih ekonomis. Ekstraksi ini hanya medium dan tidak
berhubungan dengan produk akhir. Sehingga tidak benar bahwa produk akhir MSG
Ajinomoto mengandung unsur enzim babi yang dikenal sebagai “porcine”. Namun untuk
menghilangkan keresahan dan menjaga ketenangan masyarakat dalam mengonsumsi
produk Ajinomoto maka pihaknya akan menarik secara serentak di seluruh Indonesia
produk MSG Ajinomoto dan meminta maaf akan kejadian ini. Sebagai tindak lanjut dari
masalah ini PT.
h. Ajinomoto akan kembali berproduksi menggunakan bahan mameno sesuai anjuran
(peraturan) Ditjen POM. Mameno ini merupakan resep lama, sedangkan produk
Ajinomoto yang dipermasalahkan MUI memakai Bactosoytone merupakan resep baru.
Total produksi Ajinomoto di Indonseia berjumlah 10 ribu ton, 7000 diantaranya diekspor,
sedangkan sisanya dijual di dalam negeri.  Ajinomoto pun akan mendatangkan ahli
fermentasi dari Jepang, Mr. Koyama untuk meneliti produk vetsin yang dinyatakan MUI
mengandung lemak babi tersebut dimana akan diadakan pengujian dengan disaksikan
unsure MUI Mojokerto dan Muspida di kantor Bupati Mojokerto.
i. Prof. Dr. H. Umar Anggoro Jenie guru besar fakultas farmasi Universitas Gajah Mada dan
mantan Ketua ICMI Yogyakarta menyatakan bahwa sebenarnya produk MSG Ajinomoto
tidaklah tergolong haram karena Bacto Soytone bukan termasuk bahan aktif dalam
produksinya, melainkan hanyaanalogi lele dumbo yang banyak dikembakbiakan sehari-
harinya diberi makan bangkai yang haram, namun ulama tidak sebagai katalis pembuatan
MSG. Sebagai mengharamkan lele. Pada contoh lain pada tumbuhan yang diberi pupuk
dari kotoran manusia atau binatang dimana pada dua contoh ini unsur “haram” malah
termasuk dalam proses produksi namun produk akhirnya tidak dinyatakan haram.
Sementara untuk kasus enzim, tidak masuk dalam proses produksi melainkan hanya
sebagai katalis
j. Manejemen krisis yang dillakukan oleh PT Ajinamoto adalah menarik kembali seluruh
produknya dari pasaran untuk menghilangkan keresahan dalam masyarakat akan takutnya
mengkonsumsi produk ajinamoto dan menganti rugi kerugian distributor dengan harga
pasaran agar kelak jika ajinomoto meluncurkan produk barunya lagi distributor tetap setia
memasarkan produknya sehingga saat itu produk ajinamoto benar – benar habis dipasaran
(bahkan menarik produk sampai diluar negeri yang masy mayoritas non muslim pun
padahal mereka tidak peduli dengan bactoytone asal masih aman dikonsumsi)
DAFTAR PUSTAKA

Badroen, Faisal, et al. 2006. Manajemen Krisis. Jakarta: Kencana.

Http://sigit130589.wordpress.com/2011/04/10/harmonisasi-akuntasi-internasional/

http://ancok.staff.ugm.ac.id/

http://awhiemn-wontibingkari.wordpress.com/2011/10/isu-etika-signifikan-dalam-dunia-
bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai