Anda di halaman 1dari 6

AUDIT LINGKUNGAN

(Studi kasus Barito Pacific Timber Tbk. dan PT. Binajaya Rodakarya)

Dosen Pengampu : Fatmasari Suketi, SE., M,Si


Disusun Oleh :
1. Anis Ernawati E2B018324
2. Devky Adelia C E2B018318
3. Raisma Puji Pangesti E2B018332

FAKULTAS EKONOMI PRODI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2020
Bab I
Informasi Latar Belakang

Barito Pacific Timber Tbk. dan PT. Binajaya Rodakarya merupakan sebuah perusahaan
yang terletak di Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang bergerak dalam bidang kehutanan dan
perkayuan.

Tujuan dilakukannya audit ini adalah :


1. Untuk melakukan audit lingkungan teknis dari berbagai aktifitas yang sedang
berlangsung di PT. Barito Pacific Timber Tbk. dan PT.Binajaya Rodakarya.
2. Untuk Manajemen lapangan bisa menggunakan temuan audit ini untuk meningkatkan
penyelenggaraan lingkungan dari operasi-operasi tersebut.

Bab II
Kesimpulan Hasil Audit
Berikut ini adalah temuan-temuan auditor antara lain :

1. Limbah Kayu
Limbah kayu merupakan persoalan kritis di PT. Barito Pacific Timber Tbk. dan PT. Binajaya
Rodakarya, dan diidentifikasi sebagai salah satu dari persoalan-persoalan utama yang
memerlukan perhatian. Selama tinjauan lapangan terdapat banyak buangan dari sumber alamiah,
yaitu kayu, selama proses produksi. Hal ini meliputi :

 kayu yang dibuang selama proses penggergajian dalam jumlah banyak


 jumlah serbuk kayu hasil penggergajian yang cukup banyak masih belum dapat diatasi
 jumlah kayu gelondongan yang membusuk sebelum dipakai.
 sejumlah besar produk akhir, terutama kayu papan, ditumpuk di tempat terbuka dalam
jangka waktu yang lama dan kemungkinan tidak bisa dijual.
2. Air
Perusahaan PT. Barito Pacific Timber Tbk. dan PT. Binajaya Rodakarya letaknya berdekatan
dengan beberapa anak sungai, yaitu sungai Barito dan sungai Andjir Soebardjo. Areal pabrik dan
daerah luar kota di sekelilingnya rendah letaknya dan mudah kebanjiran.

Selama tinjauan ke lokasi ditemukan adanya kontaminasi hidrokarbon di sungai Barito sekitar
log pond (areal perairan) dan areal penggergajian. Terdapat sejumlah minyak dan pelumas di
bawah peralatan ini. Yang nyatanya kesehariannya sungai Barito juga dipakai para staf untuk
mandi dan mencuci. Sabun dan deterjen akan mengkontaminasi sungai.

3. Kualitas Udara
Debu merupakan persoalan diberbagai lokasi, tidak ada pengawasan debu yang dilaksanakan saat
ini terlebih lagi debu membahayakan lingkungan dan kesehatan serta keamanan. Sejumlah
cerobong asap di lapangan berhubungan dengan ketel yang menjalankan diesel, pembakaran
limbah kayu dan debu penggergajian, dan juga tempat pembakaran buangan limbah. Cerobong-
cerobong ini menghasilkan asap pencemar dalam jumlah yang besar dan karenanya memerlukan
pengawasan.

Areal luas yang sebelumnya digunakan sebagai lahan penimbunan kulit kayu dan limbah kayu
sebagai bagian dari upaya reklamasi sebagian tanah rawa di lokasi, dibakar. Aktifitas ini
menyebarkan banyak asap ke area lingkungan masyarakat sekitar dan ke atmosfer.
Bab III
Rekomendasi
Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus segera menjadi
perhatian pihak manajemen di masa yang akan datang. Rekomendasi yang diberikan :

1. Limbah kayu
Hal ini harus menggabungkan tinjauan menyeluruh dari rata-rata pemerolehan kayu berdasarkan
semua proses dari saat kedatangan kayu sampai pada pengolahan akhir, dan juga keefektifan
mesin pengolahan yang digunakan. Hasil-hasil tinjauan ini bisa dipakai untuk
mengidentifikasikan areal-areal yang mempunyai buangan terbesar dan bisa dipakai untuk
meningkatkan rata-rata pemerolehan. Distribusi kayu harus juga diperhatikan, karena sejumlah
besar kayu olahan di lapangan nampaknya ditimbun dalam jangka waktu lama, yang terbuka bagi
elemen-elemen tersebut. Akibatnya, tumpukan-tumpukan ini akan berkurang nilainya. Dalam
menangani permasalahan limbah berupa hasil penggergajian seharusnya dapat diatasi dengan
menjalin kerja sama dengan perusahaan lain yang membutuhkan bakan baku berupa serbuk kayu
hasil penggergajian tersebut.

2. Air
– Pengujian Kualitas Air di Saluran Air

Pengujian kualitas air di saluran air permukaan dekat areal-areal pemrosesan menunjukkan
tingkat polutan yang meninggi. Sebagai alternatif, air limbah dari parit-parit (saluran air)
penampungan ini harus menjadi bagian dari sistem drainase yang tertutup dan dialihkan ke pusat
pengolahan limbah cair di lapangan.

– Pemeliharaan Saluran Air Permukaan

Saluran air permukaan di lokasi pabrik diketahui memiliki kotoran dan lapisan berminyak di
beberapa tempat. Saluran-saluran ini langsung berhubungan ke sungai Barito dan mudah
kebanjiran. Jika saluran ini ditutup, penutup betonnya harus diperbaiki, dan langkah-langkah
lanjutan harus diambil karena untuk menjamin bahwa saluran-saluran ini tidak tercemar. Jika
kenyataannya terdapat polusi di saluran ini, air limbah harus dipindah dan diolah di pusat
pengolahan air limbah.

3. Kualitas udara
– Debu

Debu dipandang sebagai masalah di lapangan. Direkomendasikan agar pengawasan debu


dilaksanakan dengan mengimplementasikan prosedur-prosedur pengurangan jumlah debu yang
dapat mencemari udara

– Pengawasan Kualitas Udara

Pengawasan kualitas udara harus dilaksanakan dan hasilnya ditindaklanjuti seperti yang
ditentukan, dengan mengurangi jumlah bahan kimia yang dilepaskan ke atmosfer, terutama
formalin.
Bab IV
Ruang Lingkup Audit
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi
masalah yang terjadi di lingkungan sekitar saat dilakukannya proses produksi pada PT. Barito
Pacific Timber Tbk. dan PT. Binajaya Rodakarya. Audit kami mencakup pemeriksaan terhadap
lingkungan sekitar yang letaknya berdekatan dengan tempat proses produksi.

Saran

Agar audit lingkungan dapat berlangsung dengan efektif, ada 5 elemen yang harus
diperhatikan. Pertama diperlukan komitmen dari perusahaan itu agar mau terbuka dan jujur
dalam memberikan data. Hal tersebut memang agak riskan mengingat pengusaha biasanya sulit
untuk membuka ‘jati dirinya’ karena persaingan bisnis misalnya. Kedua, adanya Auditor yang
mandiri yang tidak mempunyai kepentingan apapun akan fasilitas yang sedang diaudit. Ini
penting untuk menjaga keobyektifan penilaian, kemandirian auditor harus pula dijaga agar tidak
terpengaruh oleh situasi atau tekanan lainnya ketika mereka melakukan kunjungan lapangan.
Verifikasi prosedur dan pengukuran kinerja, merupakan dua hal berikutnya dari elemen Audit
Lingkungan. Hal ini penting dilakukan agar ada kepastian bahwa informasi yang didapat benar-
benar akurat. Terakhir, harus ada mekanisme tindak lanjut dari rekomendasi yang didapat selama
Audit Lingkungan. Jika tidak, maka usaha Audit Lingkungan yang telah dilakukan tidak akan
ada hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai