Planning (MRP)
Pengendalian terhadap inventori dalam konteks permintaan yang dependen
(Dependent Demand) dapat menggunakan Sistem Material Requirement
Planning (MRP).
Tiga sumber tersebut, skedul master, bill of material, dan inventory record menjadi
sumber data bagi MRP yang akan menjabarkan skedul produksi menjadi rencana
skedul pemesanan secara detil untuk keseluruhan urutan produksi.
Format Skedul Material Requirement Planning (MRP)
Untuk dapat menentukan kapan suatu komponen harus dipesan dan berapa jumlah
yang harus dipesan, serta kapan produk akhir harus dikerjakan dan kapan harus
dikirim kepada pelanggan dengan pendekatan MRP, maka perlu dibuat skedul MRP
dengan format:
Dalam terminologi MRP, periode waktu (time periods) disebut buckets
dan biasanya satu minggu.
MRP mengendalikan inventori dan produksi dengan menggunakan
konsep Time-phasing yakni penghitungan waktu penyelesaian produk
akhir dimana perhitungan berjalan mundur untuk menentukan kapan
setiap komponen harus dipesan.
Aggregate
Production Plan Figure 14.2
Weeks 1 2 3 4 5 6 7 8
Master Production Schedule
(menunjukkan type dan jumlah
amplifier yang diproduksi)
B
2 weeks
E
A
2 weeks 1 week
E
2 weeks 1 week
G C
3 weeks
F
1 week
D
| | | | | | | |
1 2 3 4 5 6 7 8
Time in weeks
MRP Structure
Figure 14.4
MRP by
BOM Master period report
production schedule
MRP by
date report
Lead times
(Item master file) Planned order
report
Inventory data
Purchase advice
Material
requirement
planning
programs
(computer and Exception reports
Purchasing data software)
Order early or late
or not needed
2 × number of As = 80
3 × number of As = 120
Net Requirements Plan
2 × number of Bs = 130
2 × number of Cs = 200
2 × number of Cs = 200
2 × number of Bs = 130
2 × number of Fs = 390
1 × number of Fs = 195
Menentukan Kebutuhan Netto
▶Mulai dengan jadwal produksi untuk item
akhir - 50 unit Item A dalam minggu 8
▶Karena ada 10 Item tersedia, hanya 40 yang
benar-benar diperlukan - (kebutuhan bersih) =
(kebutuhan kotor - persediaan tersedia)
▶Tanda terima pesanan yang direncanakan
untuk Item A dalam minggu 8 adalah 40 unit
yaitu 40 = 50 - 10
Determining Net Requirements
▶Mengikuti prosedur offset waktu tunggu, rilis pesanan yang
direncanakan untuk Item A sekarang 40 unit dalam minggu 7
▶Kebutuhan kotor untuk Item B sekarang 80 unit dalam minggu
7
▶Ada 15 unit Item B tersedia, sehingga kebutuhan bersih adalah
65 unit dalam minggu 7
▶Tanda terima pesanan yang direncanakan 65 unit dalam
minggu 7 menghasilkan rilis pesanan yang direncanakan
sebesar 65 unit dalam minggu 5
Determining Net Requirements
▶Catatan inventaris yang tersedia untuk Item B
diperbarui untuk mencerminkan penggunaan 15
item dalam inventaris dan tidak menunjukkan
inventaris tersedia pada minggu ke 8
▶Ini disebut sebagai perhitungan Gross-to-Net
dan merupakan fungsi dasar ketiga dari proses
MRP
Gross Requirements Schedule
• Gross Requirement MRP dapat menggabungkan beberapa produk, suku cadang,
dan barang yang dijual langsung.
• Gambar 14.5 menunjukkan jadwal beberapa produk, termasuk kebutuhan untuk
komponen yang dijual langsung, dapat berkontribusi pada rencana Gross
Requirement MRP.
• Beberapa Jadwal yang Berkontribusi pada Jadwal Kebutuhan Bruto untuk B Satu
B di A, dan satu B di S; selain itu, 10 Bs yang dijual langsung dijadwalkan pada
minggu 1, dan 10 Bs yang dijual langsung dijadwalkan pada minggu 2.
Gross Requirements Schedule
Figure 14.5
A S
B C B C
Master schedule
Lead time = 4 for A Lead time = 6 for S for B
Master schedule for A Master schedule for S sold directly
Periods 5 6 7 8 9 10 11 8 9 10 11 12 13 1 2 3
40 50 15 40 20 30 10 10
Periods 1 2 3 4 5 6 7 8
Therefore, these
40+10 15+30
Gross requirements: B 10 40 50 20 are the gross
=50 =45 requirements for B
Net Requirements Plan
The logic of net requirements
Gross + Allocations
requirements
Total requirements
On Scheduled Net
– + = requirements
hand receipts
Available inventory
MRP Planning Sheet
Figure 14.6
Langkah Dasar Proses MRP
1. Tahap pertama adalah tahap menentukan kapan pekerjaan harus
selesai atau material harus tersedia agar jadwal induk produksi
(MPS) terpenuhi
2. Netting, yaitu perhitungan kebutuhan bersih yang besarnya
merupakan selisih antara kebutuhan kotor dan keadaan persediaan.
3. Lotting, yaitu perhitungan untuk menentukan besarnya pesanan
setiap individu berdasarkan hasil perhitungan netting. Dengan
demikian Lotting merupakan proses penentuan ukuran pemesanan
untuk memenuhi kebutuhan bersih untuk satu atau beberapa
periode sekaligus sehingga dapat meminimalkan persediaan.
4. Offsetting, yaitu perhitungan untuk menentukan saat yang tepat dalam melakukan
rencana pemesanan untuk memenuhi kebutuhan bersih (netting), dimana rencana
pemesanan diperoleh dengan mengurangkan saat awal tersedianya kebutuhan bersih
yang diinginkan dengan Lead Time.
Dengan kata lain, menentukan pelaksanaan perencanaan pemesanan (planned order
released), kapan pemesanan atau pembatalan harus dilakukan dengan
mempertimbangkan Lead Time. Waktu tunggu (lead time) yang diperlukan untuk
menentukan saat/tanggal perintah pesanan, di mana untuk menentukan saat/tanggal
perintah pesanan tersebut tergantung pada :
Asumsi yang harus dipenuhi untuk dapat berhasil mengoperasikan MRP antara lain:
1. Tersedia data file yang terintegrasi yang berisi data status persediaan dan data
tentang struktur produk (harus teliti, lengkap dan up to date).
2. Lead time untuk semua item diketahui atau diperkirakan.
3. Terkendalinya setiap item diketahui atau dapat diperkirakan.
4. Tersedianya semua komponen untuk setiap perakitan, pada saat pesanan
perakitan tersebut dilakukan. Maksudnya agar jumlah dan waktu kebutuhan
kotor dari perakitan tersebut dapat ditentukan.
5. Pengadaan dan pemakaian terhadap komponen bahan bersifat diskrit.
6. Proses pembuatan suatu item bersifat independent (tidak tergantung) terhadap
proses pembuatan item lainnya.
Lot Sizing dalam Sistem MRP
There are
Gross
requirements
seven35setups
30 for this
40 0 item
10 in this
40 30 plan
0 30 55
Total ordering cost = 7 x $100 = $700
Scheduled
receipts
Projected on 35 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0
hand
Net
0 30 40 0 10 40 30 0 30 55
requirements
Planned order 30 40 10 40 30 30 55
receipts
Planned order
30 40 10 40 30 30 55
releases
Scheduled
receipts
Projected on 35 35 0 40 0 0 70 30 0 0 55
hand
Net
0 30 0 0 10 0 0 55 0
requirements
Planned order 70 80 0 85 0
receipts
Planned order
70 80 85
releases
Figure 14.11
ERP in the Service Sector
• Sistem ERP telah dikembangkan untuk perawatan kesehatan,
pemerintah, toko ritel, hotel, dan layanan keuangan
• Juga disebut sistem respons konsumen yang efisien (efficient
consumer response - ECR) dalam industri bahan makanan
• Tujuannya adalah untuk mengikat penjualan dengan pembelian,
inventaris, logistik, dan produksi