Anda di halaman 1dari 15

SIKLUS HIDUP PRODUK

PRAKTIKUM IV

(Praktikum Mata Kuliah Pemasaran Produk Agroindustri)

Kelas 5A
Kelompok 5

Bayu Praja Santama 1802301031


Deni Riski Pratama 1802301046
Muhammad Firdaus 1802301042
Massayid 1802301012

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada prinsipnya, Hampir setiap produk di dunia ini mengalami Siklus
Hidup Produk. Namun jangka waktu siklus hidup produk pada setiap produk
tersebut berbeda-beda, ada yang cepat hilang, ada juga yang dapat bertahan
dalam jangka waktu yang relatif lama. Apalagi pada produk-produk yang
berorientasi pada Teknologi seperti pada produk-produk Elektronika (Ponsel,
Komputer, Televisi), Siklus Hidup suatu produk akan semakin terasa.
Mungkin banyak diantara kita yang kurang memperhatikannya, namun itulah
yang sering terjadi di kehidupan kita.
Pada dasarnya, Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) adalah
tahapan-tahapan proses perjalanan hidup suatu produk mulai dari
diperkenalkannya kepada pasar (market) hingga pada akhirnya hilang dari
pasaran. Untuk memperpanjang umur hidup suatu produk, produsen harus
bekerja keras melakukan berbagai strategi agar produknya dapat bertahan
lebih lama lagi di pasar (market).
Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle ini yakni suatu grafik
yang menggambarkan suatu riwayat produk sejak diperkenalkan ke dalam
pasar sampai dengan ditarik dari pasar. Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle) ini adalah suatu konsep yang penting didalam pemasaran
dikarenakan memberikan pemahaman yang mendalam tentang dinamika
bersaing suatu produk. Pada umumnya, Siklus Hidup Produk atau Product
Life Cycle memiliki 4 Tahapan yaitu Perkenalan (Introduction),
Perkembangan (Growth), Kedewasaan (Maturity), Penurunan (Decline).
Sehingga pada praktikum ini dilakukan pengamatan tentang siklus
hidup produk yang ada di sebuah UKM. UKM yang kami pilih yaitu UKM
“DONESI”, UKM ini terletak didesa panggung kec. pelaihari, kab. tanah laut
provinsi Kalimantan selatan. Di UKM ini banyak membuat berbagai kue
kering seperti kue akar pinang, kue pastel, kue pelintiran dan masih banyak
lagi, karena pabrik tersebut membuat 7 jenis kue yang berbeda. Produk yang
kami pilih dari UKM “Donesi” yaitu kami memilih kue untir-untir atau
pelintiran, Kami melakukan praktikum ini untuk mengetahui siklus hidup
produk kue untir-untir dari awal mula berkembang sampai sekarang, sehingga
kami dapat mencari solusi untuk memperpanjang siklus hidup produk tersebut
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan siklus hidup
produk salah satu UKM yang dipilih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Siklus/Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)


Daur hidup produk (Product Life Cycle) merupakan perjalanan dari
penjualan dan keuntungan produk selama masa hidupnya (Kotler, 2000).
Setiap produk yang diciptakan dan dipasarkan pasti akan mengalami tahap
daur hidup dan selalu memiliki masa hidup yang berbeda-beda. Masa
hidup suatu produk mulai saat dikeluarkan oleh agroindustry ke
masyarakat luar sampai dengan menjadi tidak disenanginya produk
tersebut merupakan daur kehidupan produk.
Konsep daur hidup produk cenderung lebih berguna untuk
perencanaan strategik dan aktivitas-aktivitas pengendalian dibandingkan
peyusunan ramalan/proyeksi jangka pendek dan program pemasaran.
Konsep daur hidup produk sangat baik digunakan untuk
menginterpretasikan dinamika produk dan pasar. Konsep daur hidup
produk dipandang sulit diterapkan. Hal ini disebabkan dengan ketidak
mampuan para pemasar untuk memastikan secara akurat dalam tahap
mana persisnya sebuah produk berada pada periode tertentu. Kelemahan
lainnya, yaitu kurang dapat digunakan sebagai alat prediksi karena sejarah
penjualan menunjukkan pola yang beragam,dan tahap-tahapnya itu
berbeda durasinya.
Umur suatu produk tergantung dari strategi yang dijalankan oleh
agroindustri. Walaupun umur produk ada yang sangat singkat dan tidak
sedikit juga produk yang memiliki umur yang relatif panjang. Kehidupan
suatu produk biasanya di ukur dari tingkat penjualan dan laba yang diraih
oleh produk tersebut. Maka, melalui identifikasi posisi agroindustri dalam
daur hidup produk, berbagai sasaran pokok, keputusan, masalah dan
transisi organisasional yang dibutuhkan untuk masa depan dapat di
antisipasi. Dengan demikian, produsen dapat merencanakan setiap
perubahan yang dipandang perlu (dan tidak bersikap pasif) untuk
merespon kondisi-kondisi yang telah dapat diprediksi sebelumnya.
Daur hidup produk sebagai usaha untuk mengetahui tahap-tahap
khusus tertentu selama masa hidup suatu produk. Pada tahap-tahap
tersebut terkandung peluang-peluang dan juga persoalan khusus
sehubungan dengan strategi pemasaran serta keuntungan yang ingin
diperoleh. Agroindustri atau produsen dapat menentukan rencana
pemasaran yang lebih baik dengan mengetahui dimana produk sedang
berada atau kemana produk sedang mengarah. Strategi penetapan posisi
dan diferensiasi agroindustriharus berubah karena produk, pasar, dan
pesaing berubah sepanjang daur hidup produk. Menurut Kotler (2000),
produk memiliki siklus hidup berarti menegaskan empat hal :
1) Produk memiliki umur yang terbatas.
2) Penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbeda dan setiap
tahap memberi tantangan yang berbeda kepada produsen.
3) Laba naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama daur
hidup produk.
4) Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, produksi,
personalia maupun pembelian pada setiap tahap dalam daur hidup
produk.
Tahap daur hidup produk memiliki strategi pemasaran yang
berbeda, agar tujuan dan sasaran agroindustry di bidang pemasaran dapat
dicapai. Strategi pemasaran suatu produk seharusnya disesuaikan dengan
kondisi masing-masing tahap daur hidup produk
2.2 Tahap Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)
2.2.1 Tahap Perkenalan
Tahap pertama dalam daur hidup produk adalah tahap
perkenalan. Ciri-ciri umum dalam tahap ini adalah produk belum
dikenal oleh konsumen sehingga membutuhkan biaya besar untuk
perancangan, pengujian, produksi, dan peluncurannya. Penjualan
yang masih rendah, persaingan yang masih relatif kecil, tingkat
kegagalan relatif tinggi (Tjiptono, 2015). Kebanyakan pasar
sasaran belum mengetahui dan belum familiar dengan produk baru
yang bersangkutan. Ketersediaan produk masih sangat terbatas
lingkupnya, volume penjualan biasanya rendah dan
pertumbuhannya lambat serta biaya promosi dan pemasaran sangat
tinggi.
Permintaan dalam tahap perkenalan datang dari core
market, yaitu konsumen yang mempunyai dana berlebih dan
mencari produk yang benar-benar di inginkannya. Laba masih
sangat rendah bahkan merugi dikarenakan besarnya biaya
pemasaran terutama promosi sementara penjualan masih rendah.
Biaya promosi menjadi tinggi dikarenakan untuk
menginformasikan konsumen akhir tentang keberadaan produk
serta untuk menarik minat distributor.
Menurut Kotler (2000), strategi pemasaran yang umum
pada tahap perkenalan adalah mengkombinasikan penetapan harga
dan kegiatan promosi, strategi ini ada empat bentuk antara lain :
a) Strategi Peluncuran Cepat (Rapid-Skimming-Strategy)
Peluncuran produk dilakukan dengan menetapkan
harga tinggi dan level promosi yang tinggi. Penetapan
harga yang tinggi artinya agar bisa diperoleh laba kotor
yang tinggi per unit produk. Promosi yang tinggi artinya
untuk menyakinkan konsumen tentang nilai produk
meskipun harga produk itu sendiri juga tinggi. Promosi ini
untuk mempercepat laju penetrasi pasar. Syarat-syarat
keberhasilan strategi ini yaitu sebagian besar pasar
potensial belum menyadari kehadiran produk ini, mereka
yang hendak membeli mampu membayar dengan harga
berapapun, dan agroindustry menghadapi pesaing
potensial dan ingin membangun preferensi atas mereknya.
b) Strategi Peluncuran Lambat (Slow-Skimming-Strategy)
Peluncuran produk baru dengan penetapan strategi
harga tinggi dan sedikit promosi. Strategi harga tinggi agar
diperoleh laba kotor yang tinggi, sedangkan promosi yang
sedikit dilakukan agar biaya pemasaran tidak terlalu besar.
Strategi ini berhasil apabila luas pasar terbatas, sebagian
besar pasar menyadari kehadiran produk ini, pembeli
bersedia membeli harga yang tinggi serta persaingan
potensial tidak tampak.
c) Strategi Penetrasi Cepat (Rapid-Penetration-Strategy)
Strategi penetrasi dilakukan dengan menetapkan
harga yang rendah dan promosi yang besar-besaran.
Strategi ini ditujukan agar menghasilkan penetrasi atau
penerobosan pasar yang cepat. Strategi ini dapat berhasil
apabila ukuran pasar sangat luas, pasar tidak menyadari
kehadiran produk, kebanyakan pembeli sangat peka
terhadap harga, ada indikasi persaingan yang hebat di
pasar, dan harga pokok produksi cenderung menurun
mengikuti peningkatan skala produksi.
d) Strategi Penetrasi Lambat (Slow-Penetration-Strategy)
Peluncuran produk dilakukan dengan penentuan
harga rendah dan promosi rendah. Strategi ini dilakukan
dengan analisis yang mendasari keyakinan bahwa harga
sangat peka bagi konsumen sedangkan promosi kurang
berpengaruh dalam merubah situasi pasar. Strategi ini
dapat berhasil apabila pasar sangat luas, pasar sangat
menyadari kehadian produk, pasar sangat peka terhadap
harga, serta hanya sedikit persaingan potensial.
2.2.2 Tahap Pertumbuhan
Dalam tahap pertumbuhan, produk mulai dikenal
konsumen. Produk tersebut telah dicoba dan masalah-masalah yang
muncul pada tahap perkenalan sudah diatasi (Kotler, 2000).
Permintaan dalam tahap ini sudah sangat meningkat dan
masyarakat sudah mengenal barang yang bersangkutan, maka
promosi yang dilakukan oleh agroindustry tidak seperti dalam
tahap perkenalan. Konsumen mulai menyadari manfaat dan
menyukai produk sehingga volume penjualan mulai meningkat
pesat dan para pesaing mulai memasuki pasar yang sama.
2.2.3 Tahap Kedewasaan
Pada tahap kedewasaan penjualan mencapai titik tertinggi
atau puncak, pertumbuhan pasar mulai melambat dan cenderung
menurun serta persaingan di pasar juga meningkat (Tjiptono,
2015). Menurut Kotler (2000) tahap kedewasaan dibagi dalam tiga
fase. Fase pertama yaitu kedewasaan tumbuh, tingkat pertumbuhan
penjualan mulai turun, tidak ada saluran distribusi baru yang dapat
diisi, dan beberapa pembeli yang terlambat masih memasuki pasar.
Fase kedua yaitu kedewasaan stabil, penjualan menjadi datar dalam
basis per kapita karena kejenuhan pasar, sebagian besar konsumen
potensial telah mencoba produk itu,dan penjualan masa depan
ditentukan oleh pertumbuhan populasi dan permintaan pengganti.
Fase ketiga yaitu kedewasaan menurun, tingkat penjualan absolut
mulai menurun, pelanggan mulai beralih ke produk itu, dan
pelanggan beralih ke produk substitusinya.
2.2.4 Tahap penurunan
Dalam tahap penurunan penjualan mengalami penurunan
karena produk tersebut sampai pada titik kejenuhan. Penurunan
volume penjualan disebabkan dari perubahan selera konsumen,
produk substitusi mulai diterima konsumen, atau perubahan
teknologi (Tjiptono, 2015). Penurunan penjualan bisa berangsur-
angsur menurun, bisa pula sangat cepat. Hal ini terjadi karena
masuknya produk baru yang menggantikan produk lama.
Pada tahap ini konsumen akan meninggalkan dan tidak lagi
mau menggunakan produk tersebut. Kondisi pengusaha harus
sudah mengantisipasi dan menyiapkan produk pengganti yang
diharapkan akan menggantikan posisi produk yang sudah akan
mati. Produk yang tidak sanggup bertahan akan keluar dari area
persaingan.
2.3 Pengembangan Usaha
Menurut Anoraga (2007) pengembangan usaha merupakan
tanggung jawab dari setiap produsen atau pengusahayang membutuhkan
pandangan kedepan, motivasi, dan kreativitas. Jika hal tersebut dapat
dilakukan oleh produsen atau pengusaha, maka besarlah harapan untuk
dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah
bahkan menjadi sebuah skala besar.
Pengembangan usaha menuntut perencanaan yang matang serta
tidak ada sesuatu yang instan yang dapat membuat ide cemerlang pasti
akan sukses dipasarkan. Kemudian, tidak adanya jaminan bahwa usaha
pasti akan sukses dari beberapa usaha sebelumnya. Sebagian besar usaha
mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain :
a) Target pasar yang dituju terlampau kecil, sehingga penjualan tidak
dapat menutupi biaya riset dan pengembangan, biaya produksi, dan
biaya pemasaran.
b) Kualitas produk tidak memadai dan bahkan tidak lebih bagus
dibandingkan produk-produk yang sudah ada.
c) Agroindustri tidak memilikia kses ke distributor dan pasar.
Contohnya kalah bersaing dalam mendapatkan tempat dalam rak-
rak pajangan pasar swalayan atau toko pengecer lainnya.
d) Timing tidak tepat, dimana produk baru diluncurkan terlalu cepat,
terlalu lambat, atau bahkan pada saat selera konsumen telah
berubahsecara drastis.
BAB III
METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis 13 Agustus 2020 pukul
10.00 WITA-Selesai yang bertempat di lapangan melalui survei/pengamatan
di UKM.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan yaitu Laptop, handphone
(dokumentasi), kertas, bolpoint.
3.3 Prosedur Kerja
1. Dipilih 1 UKM pengolahan produk
2. Ditentukan produk apa yang akan dipilih
3. Dilakukan pengamatan tentang produk yang di buat
4. Diidentifikasi proses mulai usaha produk tersebut
5. Diidentifikasi dengan menggunakan 4 tahapan siklus hidup
6. Ditentukan saat ini produk tersebut berada pada tahap siklus hidup
yang mana
7. Ditentukan solusi untuk memperpanjang siklus hidup produk tersebut
1.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Survei/pengamatan

Identifikasi proses Usaha produk aneka kue ulang tahun, kue pengantin
mulai usaha produk dan aneka roti pada UKM “Shiren Bakery” mulai
berdiri dan beroperasi pada tahun 2005 dengan
menggunakan produksi manual. Industri rumahan ini
diberi nama “Shiren Bakery” oleh ibu Eviandri
Kusumawati. Industri rumahan ini menggunakan
bahan baku lokal yang dipakai untuk menghasilkan
produk yang maksimal. Pada awal mulanya Industri
ini menjual produknya di pasar-pasar tradisonal yang
ada di sekitar wilayah.
Identifikasi 4 1. Perkenalan (Introduction)
tahapan siklus Pada tahun 2005 Produk kue ulang tahun, kue
hidup pengantin, dan aneka roti yang di hasilkan dari
UKM “Shiren Bakery” belum terkenal yang mana
awal mula produk tersebut di pasarkan pada
pasar-pasar tradisional yang ada di sekitar
wilayah pelaihari.
2. Perkembangan (Growth)
Produk kue ulang tahun, kue pernikahan dan
aneka roti mulai mengalami pertumbuhan ketika
produsen memasarkan produk kue ulang tahun
dan kue pengantin secara online. Sehingga
banyak konsumen yang mulai mengenal produk
kue ulang tahun, kue pengantin dan aneka roti
dari ibu Evi.
3. Kedewasaan (Maturity)
Produk aneka kue ulang tahun, kue pernikahan
dan aneka roti di UKM ”Shiren Bakery”
mengalami penjualan mencapai titik kesuksesan,
yang mana penjualan tersebut merambat pada
minimarket-minimarket yang ada disekitaran
wilayah Pelaihari
4. Penurunan (Decline)
-
Tahap siklus hidup Pada UKM “Shiren Bakery” yang terletak di
produk pada UKM Jl.Samudera RT.01 Rw.004 Kel Pelaihari, Kec
Pelaihari, UKM tersebut berada pada siklus hidup
produk di tahap Kedewasaan yang mana penjualan
mencapai titik kesuksesan, namun pertumbuhan
pasar mulai melambat dan cenderung menurun serta
persaingan di pasar juga meningkat.
Solusi untuk - Modifikasi pasar
memperpanjang Dengan memasuki segmen pasar baru.
siklus hidup - Modifikasi produk
produk Dengan meningkatkan volume penjualan dengan
cara memodifikasi karakteristik produk melalui
peningkatan mutu produk, peningkatan ciri-ciri
produk, dan peningkatan model produk.
- Modifikasi bauran pasar
Dengan memberikan diskon harga, distribusi,
iklan, sales, dan pelayanan (services).

4.2 Pembahasan
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) adalah tahapan-tahapan
proses perjalanan hidup suatu produk mulai dari diperkenalkannya kepada
pasar (market) hingga pada akhirnya hilang dari pasaran. Untuk
memperpanjang umur hidup suatu produk, produsen harus bekerja keras
melakukan berbagai strategi agar produknya dapat bertahan lebih lama lagi di
pasar (market). Pada umumnya, Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle
memiliki 4 Tahapan yaitu Perkenalan (Introduction), Perkembangan
(Growth), Kedewasaan (Maturity), Penurunan (Decline).
Berdasarkan hasil survai yang di lakukan pada UKM usaha produk
aneka kue ulang tahun, kue pengantin dan juga aneka roti yang terletak di
desa jl.samudera kec. pelaihari, UKM tersebut memulai Usaha produk pada
tahun 2005 dengan menggunakan produksi manual. UKM tersebut
menggunakan bahan baku lokal yang di pakai untuk menghasilkan produk
yang maksimal. Pada awal berdirinya UKM ini, produk yang telah di olah
akan di pasarkan secara online di media sosial dan juga dipasarkan dipasar
tradisional yang ada di sekitar wilayah pelaihari. Tahap siklus hidup tersebut
merupakan tahap perkenalan, yang mana UKM tersebut masih menjual
produk yang belum terkenal. Tetapi untuk beberapa tahun selanjutnya UKM
tersebut sudah memberanikan memasarkan produk aneka kue ulang tahun,
kue pernikahan, dan aneka roti yang mereka buat ke minimarket dan toko-
toko terdekat, Sehingga banyak konsumen yang mulai mengenal produk kue
ulang tahun, kue pengantin dan aneka roti ini. Tahap tersebut merupakan
tahap pertumbuhan yang mana produk kue dan roti mulai dikenal para
konsumen. Produk kue ulang tahun dan kue pernikahan dan juga aneka roti
ini mengalami penjualan yang bagus yang mana penjualan tersebut mencapai
titik peluang kesuksesan, penjualan tersebut merambat pada minimarket-
minimarket yang ada di Pelaihari, seperti di alfamart angsau, indomart
angsau. Tetapi untuk tahap ini pesaingan dipasar juga sangat meningkat, yang
mana banyak produsen lain yang meniru produk yang di jual. Sehingga pada
tahap kedewasaan ini harus di cari solusi untuk memperpanjang siklus hidup
produk, agar produk dapat bertahan di pasaran. Salah satu solusi untuk
memperpanjang siklus produk dipasaran yaitu dengan cara memodifikasi
pasar, produk dan bauran pasaran, untuk modifikasi pasar dilakukan dengan
cara memasuki segmen pasar baru, dengan cara ini produk yang dijual tidak
hanya terjual di wilayah Pelaihari saja, tetapi produk ini juga dapat terjual di
luar Pelaihari seperti Batulicin, Sungai Danau, Banjarmasin dan juga
Banjarbaru melewati paket pengantaran (online).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil survai pada lapangan didapat kesimpulan bahwa
UKM yang kami survei memiliki tahap siklus hidup produk pada tahap
kedewasaan yang mana produk kue kering yang di produksi di UKM ini
memiliki penjualan yang sangat bagus, yang mana penjualan mencapai titik
tertinggi (puncak), serta pesaingan yang ada dipasar juga meningkat. Untuk
memperpanjang siklus hidup produk di UKM ini harus di cari solusi yang
tepat agar produk bertahan di pasaran, salah satunya yaitu dengan
memodifikasi produk yang mana produk akan dimodifikasi karakteristik
produk melalui peningkatan mutu produk, peningkatan ciri-ciri produk, dan
peningkatan model produk.
5.2 Saran
Saran yang didapat berdasarkan pengamatan survei yang telah di
lakukan di UKM yaitu setelah melakukan identifikasi pada siklus hidup
produk aneka kue ulang tahun, kue pengantin dan aneka roti harus dicari
solusi yang paling tepat untuk dapat memperpanjang siklus hidup prodak,
agar Produk dapat bertahan dipasaran sebelum ketangan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P. 2007. Pengantar Bisnis Pengelolaan Bisnis dalam EraGlobalisasi. PT


Rineka Cipta. Jakarta.

Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium 1. PT Ikrar Mandiriabadi.


Jakarta.

Tjiptono, F. 2015. Strategi Pemasaran Edisi Keempat. CV Andi Offset.


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai