Anda di halaman 1dari 3

Operations Management – Process Strategy

26/03/2021

Strategi Proses/Strategi Transformasi:


Bagaimana seorang operation manager bisa menemukan cara memproduksi yang terbaik.
Strategi process akan membantu operation manager untuk bisa merancang suatu proses produksi.

Tujuan strategy process adalah menemukan suatu cara untuk memproduksi barang dan/atau jasa
yang memenuhi persyaratan/keinginan pelanggan yang ada dalam batasan biaya dan batasan
manajerial lainnya.

Pemilihan strategi process akan berdampak jangka panjang, akan memberikan dampak terhadap
efesiensi, produksi, fleksibilitas, biaya, kualitas barang yang diproduksi.

Bagaimana hubungan antara Proses, Volume, dan Variasi.


Volume adalah jumlah unit yang diproduksi oleh perusahaan.
Variasi adalah keragaman produk.

Empat strategi dasar:


a. Fokus pada proses:
- Volume barang yang dihasilkan jumlahnya sedikit (low volume), tapi variasinya banyak
(high variety).
- Fasilitas atau peralatan produksi akan di-organize/diposisikan di seputar kegiatan/proses
tersebut.
- Peralatan yang digunakan merupakan general purpose equipment (mesinnya umum).
- Kemampuan tenaga kerja terampil (skilled personnel)
- Tingkat fleksibilitasnya tinggi. Kalau dilihat dari biaya, biayanya tinggi (high cost).
Kenapa? Karena perusahaan tetap harus menanggung biaya tetap atas fasilitas produksi
meskipun produksinya hanya sedikit. Tetapi pemanfaatan akan peralatannya rendah.
Peralatan belum digunakan secara maksimal sesuai dengan kapasitasnya (low equipment
utilization). Kenapa? Karena jumlah yang diproduksinya sedikit.
- Aliran produknya bervariasi tergantung dari perencanaan dan penjadwalan.
- Contoh: Rumah sakit. Pasien-pasien akan datang ke departemen yang berbeda-beda
sesuai dengan penyakitnya dan akan menghasilkan output yang banyak dan berbeda juga
(many different outputs). Perawatan pasiennya bersifat unik / uniquely treated patients
(setiap pasien mendapatkan perawatan yang berbeda). Lalu, di pabrik ada bagian
pengelasan - penghalusan - pengecatan. Dan contoh lain restoran.
b. Repetitive focus (proses pengulangan): Volumenya sedang.
c. Produk focus: High volume, Low variety
d. Mass customization: High volume, High variety. Pada strategi ini, biasanya perusahaan bisa
mencapai skala ekonomis. Pada strategi ini, digabungkan dua strategi, yaitu fokus pada
proses (fleksibilitasnya) dan fokus pada produk (efisiensinya).

Crossover Chart
Sumbu horizontal (Volume)
Sumbu vertikal (Biaya)

Metode Pemilihan Peralatan/Fasilitas


a. Net Present Value
b. Internal Rate of Return, d.l.l

Process Analysis and Design


a. Apakah si proses yang kita rancang itu bisa mencapai keunggulan bersaing?
b. Apakah si proses tersebut bisa menghilangkan langkah-langkah yang tidak menambah nilai?
Contoh:
- Moving (Perpindahan): Gudang bahan baku memiliki jarak yang jauh dengan pabrik,
sehingga mengakibatkan adanya biaya tambahan.
- Inspeksi (Pengawasan): Memang penting untuk quality control, tetapi apakah perlu
dilakukan setiap tahapan proses? Karena proses inspeksi tentu juga akan mengeluarkan
biaya. Maka dari itu, bisa dilakukan pengurangan proses inspeksi, seperti hanya
dilakukan pada pertengahan dan akhir produksi.
c. Apakah bisa memaksimalkan nilai pelanggan? Apakah pelanggan puas?
d. Apakah proses ini bisa mendatangkan banyak permintaan/pesanan?

Service Blueprinting
Ada 3 level interaksi:
[Contoh]
a. Belum terjadi interaksi (pelanggan baru datang ke salon)
b. Sudah ada interaksi antara konsumen dengan penyedia jasa (“mau dipotong model apa
rambutnya?”
c. Jasa sudah diserahkan (deliver) ke konsumen

Desain Proses Jasa


Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan:
a. Interaksi dengan pelanggan (Sering mempengaruhi kinerja secara negative. Kalau kita
cenderung memenuhi keinginan pelanggan yang unik, karena sulit untuk menerapkan standar
pelayanannya).
b. Semakin baik interaksi dalam desain proses, maka semakin efisien dan efektif proses jasa
tersebut.
c. Kita harus menemukan kombinasi yang baik antara biaya dan interaksi pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai