Produk Standar
Economic of Scale
1. Produksi massal
2. Promosi massal
3. Distribusi massal
Biaya Rendah
Harga Murah
( sebagai daya saing)
• Perubahan kunci dalam bisnis adalah meningkatnya harapan
pelanggan (customer expectation) terhadap fungsionalitas dan
kualitas produk. Sehingga perusahaan berusaha untuk
menambah model baru dan produk baru secepat mungkin.
• Dengan tingginya persaingan global, mau tidak mau manajer
perusahaan harus merubah paradigma manajemen untuk
bersaing karena paradigma manajemen lama sudah tidak
memadai lagi untuk dijadikan alat persaingan. Maka perusahaan
harus merubah dari fokus produksi ke fokus pelanggan,
Karenanya, fokus pelanggan merupakan perubahan mendasar
dalam paradigma manajemen baru. Dalam hal ini, konsep
pemasaran digunakan sebagai konsep untuk bersaing. Konsep
pemasaran menetapkan bahwa kunci utama untuk mencapai
tujuan perusahaan adalah harus lebih unggul dari pesaing.
• Konsep ini juga mengasumsikan bahwa terjadi persaingan sangat
tajam karena penawaran produk (supply) lebih besar dari
permintaan (demand). Karenanya, untuk bisa menjadi market
leader, manajemen perusahaan harus mampu memadukan
beberapa keunggulan sebagai daya saing seperti kualitas tinggi,
harga murah, pelayanan cepat, inovatif, dan banyak ragam produk
yang dihasilkan.
• Untuk memenuhi tuntutan pelanggan tersebut, manajemen harus
melakukan perubahan dalam pengelolaan perusahaan. Karenanya
manajemen yang sukses adalah manajemen yang mampu
memuaskan pelanggan. Akibat tuntutan pelanggannya, manajemen
perusahaan menuntut banyak pada akuntan. Manajemen tidak
hanya menuntut informasi akuntansi yang akurat, tepat waktu,
tetapi juga informasi akuntansi yang dapat digunakan untuk
menciptakan strategi dan daya saing perusahaan. Manajemen
menuntut akuntan untuk dapat menyajikan informasi akuntansi
biaya yang bernilai tambah untuk pengambilan keputusan
• Paradigma manajemen BARU
Fokus pada pelanggan
Asumsi :
1. Persaingan tajam
2. Teknologi memadai
3. Padat modal
Produk beragam
Faktor utama
kesuksesan Analisis Rantai
Biaya Nilai Menyeluruh
Kualitas
Waktu
inovasi
Kepuasan
Pelanggan
adalah no.1
1. Perubahan dari satu macam produk standar (single standardized prduct) ke banyak ragam produk
(multiproduct). Penghitungan biaya untuk satu macam produk lebih relatif lebih mudah dibandingkan
dengan banyak ragam produk. untuk menghitung harga pokok satu macam produk dapat secara
langsung membagi total biaya produk dengan jumlah unit yang dihasilkan. Untuk produk yang dihasilkan
beragam perlu mengalokasikan total biaya produk ke masing-masing jenis produk terlebih dahulu, baru
selanjutnya membagi total biaya untuk masing-masing jenis produk dengan jumlah unit yang dihasilkan
oleh setiap jenis produk.
2. Perubahan dari padat karya ke padat modal. Perubahan ini akan berdampak pada perubahan komposisi
biaya produksi. Pada perusahaan padat karya, Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung
memiliki komposisi biaya yang signifikan sedangkan Biaya Overhead memiliki komposisi tidak signifikan.
Sebaliknya, pada perusahaan padat modal, Biaya Overhead memiliki komposisi yang lebih besar
dibandingkan dengan Biaya Tenaga Kerja Langsung sehingga Biaya Tenaga Kerja Langsung dapat
digabungkan ke dalam Biaya Overhead. Untuk itu, biaya produksi berubah menjadi tiga unsur, yaitu
Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik.
3. Perbaikan berkelanjutan. Untuk membantu manajemen dalam melakukan perbaikan berkelanjutan,
peranan akuntansi biaya sangat penting. Akuntansi biaya harus mampu menyajikan informasi biaya
bernilai tambah (value added cost) dan biaya tidak bernilai tambah (non value added cost). Hal ini dapat
dilakukan dengan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah dan aktivitas yang tidak
bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah harus menjadi target untuk dihilangkan melalui
perbaikan berkelanjutan
DAMPAK PERUBAHAN PARADIGMA MANAJEMEN DALAM
AKUNTANSI BIAYA