Anda di halaman 1dari 19

Actuating dalam

Management
Jumat, 23 September 2016

MAKALAH FUNGSI MANAGEMEN : ACTUATING (PENGGERAKAN)


KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kasih karunia-Nya makalah fungsi manajemen: actuating
(penggerakan)  ini dapat diselesaikan sebagai salah satu tugas mata
kuliah Manajemen Pendidikan.
Makalah ini berisi tentang pengertian actuating (penggerakan), fungsi dan
peranan actuating, pengaplikasian actuating dalam pendidikan, serta
pentingnya actuating dalam organisasi.
Kami menyadari bahwa Tuhanlah sumber segala ilmu pengetahuan
sehingga kami merasa memiliki kekurangan dalam penulisan makalah ini,
untuk itu kami membutuhkan saran dan kritik agar makalah ini menjadi
lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

                                                                                                    Karawang,
21 Agustus 2016

                                                                                                                   P
enyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah


Pada zaman sekarang baik individu maupun organisasi masih banyak
yang belum mampu untuk menerapkan managemen yang baik. Dalam
sebuah managemen yang baik harus memiliki empat fungsi penting dari
Planning (perencanaan), Organizing (penempatan), Actuating
(pengarahan/penggerakan), dan Controlling (pengendalian). Salah satu
fungsi tidak berjalan dengan baik dapat mempengaruhi segala aspek
managemen.
Banyak individu maupun organisasi yang tidak dapat melakukan
pengarahan organisasi dengan baik. Pengarahan dalam memotivasi tiap
anggotanya dan berkomunikasi antar anggota maupun mengatasi
masalah yang ada di dalam organisasi. Pengetahuan tentang actuating
(penggerakan/pengarahan) dikalangan para remaja zaman sekarang
harus ditingkatkan. Pengetahuan tentang actuating pun penting untuk
diketahui dan dipelajari. Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan akan
lebih meningkatkan pengetahuan kita mengenai penjelasan tentang
Actuating .
Pengarahan dalam ilmu manajemen merupakan aspek hubungan
manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk
bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif dan
efisien untuk mencapai sebuah tujuan. Directing bukan saja agar pegawai
melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula
berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif
tertuju kepada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Salah satu
fungsi manajemen yaitu pengarahan atau actuating. Di dalam aspek
pengarahan ini akan timbul hubungan manusiawi dalam kepemimpinan
yang mengikat bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan
tenaganya secara lebih berdaya guna untuk mencapai tujuan.

1.2.Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari actuating (penggerakan)?
2.      Sebutkan manfaat actuating (penggerakan)?
3.      Sebutkan prinsip actuating ( penggerakan ) ?
4.      Apakah pentingnya actuating (penggerakan) dalam organisasi?

1.3.Tujuan Penelitian
1.      Mengetahui pengertian dari actuating (penggerakan).
2.      Mengetahui manfaat actuating (penggerakan).
3.      Mengetahui prinsip actuating ( penggerakan ).
4.      Mengetahui pentingnya actuating (penggerakan) dalam organisasi.

1.4. Manfaat Penelitian


1.      Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai actuating
(penggerakan).
2.      Lebih meningkatkan jiwa manajemen pada diri mahasiswa melalui
actuating (penggerakan)

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................
.............. 
DAFTAR
ISI ..............................................................................................
.............
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar
Belakang....................................................................................................  
1.2  Rumusan
Masalah .............................................................................................. 
1.3  Tujuan .........................................................................................................
.......
1.4   Manfaat
Penelitian ............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian actuating
…………….......................................................................
2.2 Pengertian menurut para
ahli...............................................................................
2.3 Bagian bagian
actuating.......................................................................................
2.4 Manfaat
actuating.................................................................................................
2.5 Pinsip
actuating...................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. 
Simpulan ......................................................................................................
.......
B.  Saran ......................................................................................................
.............
DAFTAR
PUSTAKA ....................................................................................
..........

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN ACTUATING
Actuating (pengarahan) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang
sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi,
actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan
sendirinya atau dengan kesadaran bersama-sama untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan. Actuating adalah pelaksanaan untuk bekerja. Actuating
merupakan fungsi manajemen yang terpenting dan paling dominan dalam
proses manajemen. Fungsi ini baru dapat diterapkan setelah adanya
planning (rencana), organizing (organisasi) dan karyawan ada. Jika fungsi
ini diterapkan, maka proses manajemen dalam merealisasi tujuan dimulai.

2.2  PENGERTIAN ACTUATING MENURUT PARA AHLI


1. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Pengarahan yaitu mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja
sama dan bekerja secara efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.
2. George R. Terry
Actuating is setting all members of the group to want to achieve and
to strike to achieve the objective willingly and keeping with the
managerial planning and organizing efforts.
Artinya :
Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok, agar mau
bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai
tujuan sesuai dengan  perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.
3. Koontz dan O’Donnel
Directing and leading are the interpersonal  aspects of managing by
which subordinate are led to understand and contribute effectively and
efficiency to the attainment of enterprise objectives.
Artinya :
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya  pengaturan terhadap bawahan - bawahan untuk
dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan
perusahaan yang nyata.
Jadi, pengarahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk
membimbing, menggerakkan, mengatur segala kegiatan yang telah diberi
tugas dalam melaksanakan sesuatu kegiatan usaha.
4. Keith Davis
Actuating adalah kemampuan membujuk orang-orang mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
2.3 BAGIAN BAGIAN ACTUATING
1.      Staffing
Actuating terbagi ke dalam 5 bagian, yaitu :
Staffing (pengisian jabatan) adalah kegiatan untuk memperoleh
karyawan yang efektif yang akan mengisi jabatan-jabatan kosong di
organisasi perusahaan.
Pengisian jabatan ini bertujuan agar semua jabatan ada pejabatnya
yang akan melaksanakan tugas-tugas pada setiap jabatan tersebut,
sehingga sasaran perusahaan dapat tercapai. Pengisian jabatan ini,
dilakukan dengan cara penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan
yang baik, sehingga para karyawan dapat bekerja efektif dalam
melakukan tugas-tugasnya.
Asas pengisian jabatan ini adalah “penempatan orang-orang yang
tepat pada tempat yang tepat dan penempatan orang-orang yang tepat
pada pekerjaan yang tepat” atau the right man in the right place and the
right man in the right job. Asas ini perlu dihayati dan diterapkan untuk
menghindari terjadinya mismanagement dalam kepegawaian. Pokok
masalah yang akan dipelajari pada fungsi pengisian jabatan ini, adalah :
·         Pengadaan (procurement)
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi,
dan induksi untuk mendapatkan karyawan, baik kualitas maupun
kuantitasnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Untuk mendapatkan
karyawan yang kualitas dan kuantitasnya baik, sehingga efektif
mengerjakan tugas-tugasnya harus dilakukan dengan cara :
a.)    Job Analysis (analisis jabatan)
Adalah menganalisis pekerjaan-pekerjaan apa aja yang harus
dilakukan pada suatu jabatan, mengapa pekerjaan itu dilakukan dan
bagaimana melakukannya. Hasil analisis jabatan ini adalah uraian
pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.
b.)   Job Description (uraian pekerjaan)
Adalah uraian mengenai tugas-tugas dan tanggung jawab seorang
pejabat pada suatu jabatan atau apa hak dan kewajibannya.
c.)     Job Specification (spesifikasi pekerjaan)
Adalah uraian syarat-syarat orang yang dapat memangku suatu
jabatan tertentu, agar ia dapat bekerja secara efektif.
·         Penarikan (recruiting)
Penarikan adalah kegiatan mencari dan mempengaruhi tenaga kerja
agar mau melamar lowongan pekerjaan yang masih kosong di
perusahaan. “mencari” yaitu menetapkan sumber-sumber tenaga kerja
yang akan ditarik. “mempengaruhi” adalah menetapkan cara-cara
penarikannya, seperti melalui iklan pada media massa dan melalui para
karyawan yang telah ada. Penarikan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
penarikan dengan cara internal maupun dengan cara eksternal.
Penarikan dengan cara internal, yakni karyawan yang akan mengisi
lowongan jabatan yang kosong, ditarik dari karyawan yang telah ada
dalam perusahaan. Penarikan dilakukan dengan cara “mutasi atau
transfer”, baik yang sifatnya vertikal (promosi,demosi) maupun horizontal
(rotasi).
a)      Promosi adalah mutasi dengan menaikkan pangkat atau jabatan
seseorang, sehingga authority dan responsibility-nya semakin besar
biasanya diikuti kenaikan pendapatan. Promosi diartikan peningkatan
status (jabatan) seseorang karyawan, seperti karyawan percobaan atau
calon pegawai menjadi karyawan tetap,  atau karyawan operasional
diangkat menjadi karyawan manajerial. Dengan peningkatan status
(promosi) ini maka hak, kewajiban, dan pendapatannya akan semakin
besar pula. Dasar-dasar promosi dikenal atas:
1.  Senioritas, yaitu promosi yang didasarkan pada lamanya pengalaman
kerja seorang karyawan. Kelemahan senioritas sebagai dasar
promosi  adalah seorang karyawan yang kemampuannya sangat terbatas,
tetapi karena masa kerjanya lebih lama ia yang di promosikan. Kebaikan
dasar ini adalahlabour turn over relatif kecil.
2.      Ability (kecakapan), yaitu promosi yang didasarkan atas kecakapan
seorang karyawan, yang kecakapannya lebih baik mendapat prioritas
pertama untuk di promosikan.
3.      Kombinasi senioritas dan ability adalah promosi yang dilakukan
berdasarkan lamanya masa kerja dan tingkat pendidikan formal melalui
ujian kenaikan golongan. Dasar promosi kombinasi ini akan lebih baik,
lebih lebih objektif, dan akan menempatkan orang terbaik pada suatu
jabatan.
b)     Demosi adalah mutasi dengan cara penurunan pangkat atau jabatan
seseorang karyawan.           Kebaikannya :
1.      Biaya-biaya penarikan relatif kecil.
2.      Perilaku karyawannya telah diketahui.
3.      Karyawannya telah berpengalaman.
4.      Orientasi dan induksi tidak diperlukan lagi.
5.      Karyawan yang cakap ada kesempatan untuk promosi.
6.      Memotivasi semangat kerja karyawan.
7.      Loyalitas dan kedisiplinan karyawan lebih baik.
8.      Dan lain sebagainya. 
Keburukannya :
1.  Masalah pengisian lowongan tidak terselesaikan, karena mutasi akan
menimbulkan lowongan yang kosong kembali.
2.      Pelaksanaan sistem kerja hanya tetap begitu-begitu saja.
3.      Kewibawaan pejabat yang dipromosikan relatif kurang.
4.      Promosinya sering didasarkan atas nepotisme.
5.      Dan lain sebagainya.
c)      Rotasi (mutasi horizontal) adalah pemindahan seorang karyawan dari
suatu jabatan ke jabatan lainnya, tetapi pangkatnya teta, hanya
pekerjaannya yang berbeda. Mutasi/transfer karyawan dilakukan atas
“keinginan karyawan atau keinginan perusahaan”. Mutasi dilakukan
bertujuan untuk penempatan kembali karyawan, ke jabatan yang lebih
sesuai dengan keahliannya.
Penarikan dengan cara eksternal,  yakni pelamar pekerjaan yang
mengisi lowongan jabatan yang kosong ditarik orang-orang dari luar
perusahaan, yaitu :
1.      Lembaga-lembaga pendidikan
2.      Kantor penempatan tenaga kerja
3.      Pasar tenaga kerja (umum)
4.      Nepotisme atau kawan-kawan karyawan
Penarikan tenaga kerja atau sumber daya manusia ini dilakukan
melalui iklan pada media massa, seperti pada surat kabar, radio dan
televisi.
Untuk memperoleh pelamar yang banyak, hendaknya iklan itu dimuat
pada media massa terkenal dan peredarannya cukup luas. Semakin
banyak pelamar yang memasukkan lamarannya maka kesempatan untuk
memperoleh karyawan yang sangat memenuhi persyaratan akan semakin
banyak.
·         Seleksi  (selection)
Seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar
yang diterima atau yang ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan itu.
Dasar seleksi adalah job specification dari perusahaan bersangkutan.
Metode seleksi dikenal atas: “metode nonilmiah dan metode ilmiah”.
Metode nonilmiah,  yaitu seleksi yang dilaksanakan tidak
didasarkan kepada kiteria/standar atau spesifikasi kebutuhan nyata
pekerjaan atau jabatan, tetapi hanya didasarkan kepada perkiraan dan
pengalaman saja.
Seleksi dalam hal ini tidak berpedoman kepada job description dan job
specifiction dari jabatan yang akan diisi itu. Seleksi nonilmiah (observation
method) ini, kurang dapat dipertanggung jawabkan, karena kualitas dan
kuantitas karyawan yang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan
perusahaan bahkan sering menimbulkan mismanagement kepegawaian.
Metode ilmiah, adalah seleksi yang didasarkan kepada ilmu
pengetahuan dan kebutuhan nyata jabatan yang akan diisi serta
berpedoman kepada kriteria spesifikasi dan standar-standar tertentu.
Dengan seleksi ilmiah ini diharapkan akan diperoleh karyawan yang
qualified dan penempatannya yang tepat, sehingga pembinaannya dan
pengembangannya relatif lebih murah.
1.      Prosedur Seleksi
a.      Seleksi surat-surat lamaran
b.      Pemeriksaan referensi
c.       Wawancara pendahuluan
d.      Seleksi ilmu pengetahuan
e.      Tes psikologi
f.        Tes kesehatan
g.      Wawancara akhir dengan atasan langsungnya
h.      Memutuskan diterima atau tidak
2.      Tingkat-tingkat Seleksi
a.      Seleksi tingkat pertama adalah seleksi yang dilakukan menurut prosedur
yang telah ditetapkan perusahaan bersangkutan dan jika lulus maka
pelamar dinyatakan diterima dengan status karyawan percobaan atau
calon pegawai (capeg).
b.      Seleksi tingkat kedua adalah seleksi yang dilakukan selama masa
percobaan (capeg) dengan cara mengamati dan menilai mental, perilaku,
kedisiplinan dan kemampuan nyata calon karyawan dalam menyelesaikan
tugas-tugasnya.
c.       Seleksi tingkat ketiga adalah seleksi dengan mengikuti prajabatan atau
pelatihan, jika lulus maka calon karyawan (capeg) dingkat menjadi
karyawan tetap. Dengan status karyawan tetap ini maka semua haknya
sebagai karyawan akan diterima.
3.      Penyeleksi
Penyeleksi adalah orang-orang yang melaksanakan seleksi itu, baik
dilakukan secara individu maupun kolektif. Penyeleksi ini harus jujur,
objektif, dan bebas dari pengaruh “halo efek dan nepotisme”. Jadi
keputusan mereka harus berdasarkan nilai nyata yang dicapai peserta
seleksi itu.
Penyeleksi ini dapat dilakukan oleh :
a)      Bagian Urusan Sumber Daya Manusia (USDM = bagian personalia).
b)      Pihak ketiga yang profesional.
c)      Kombinasi USDM dan pihak ketiga.
USDM, dimana seleksi itu dilakukan oleh orang-orang dalam
perusahaan bersangkutan saja.
Pihak ketiga profesional, artinya seleksi dilakukan oleh orang-orang
dari luar perusahaan, misalnya tes psikologi dilakukan oleh ikatan sarjana
psikologi dan lain-lainnya.
Kombinasi USDM dan pihak ketiga. Misalnya tes psikologi dan
pengetahuan umum dilakukan pihak ketiga, sedang wawancara dilakukan
oleh kombinasi USDM dan pihak ketiga, hasilnya akan lebih baik.
Pelaksanaan seleksi yang baik akan memperoleh karyawan yang kualitas
dan kuantitasnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan, sehingga
mismanagement kepegawaian dapat dihindarkan.
·         Penempatan (placement)
Penempatan adalah kegiatan untuk menempatkan orang-orang
yang telah lulus seleksi pada jabatan-jabatan tertentu sesuai dengan
uraian pekerjaan dan klasifikasi-klasifikasi pekerjanya (Drs. H. Malayu S.P.
Hasibuan). Penempatan ini sangat penting, karena aktivitas-aktivitas
perusahaan baru dapat dilakukan, jika semua jabatan ada pekerjanya.
Dalam penempatan karyawan baru ini harus dilakukan orientasi
dan induksi.
Orientasi, artinya memberitahukan kepada karyawanbaru tentang
hak dan kewajibannya, tugas dan tanggung jawabnya, peraturan-
peraturan perusahaan, sejarah dan struktur organisasi perusahaan serta
memperkenalkannya kepada para karyawan lama.
Induksi, adalah kegiatan untuk mempengaruhi tingkah laku
karyawan baru yang telah ditempatkan, agar ia menaati peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Drs. H. Malayu S.P.
Hasibuan).
·         Pelatihan (training)
Pelatihan karyawan perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas kerjanya. Pelatihan ini memerlukan biaya tetapi biaya-
biaya ini menjadi investasi jangka panjang di bidang sumber daya
manusia bagi perusahaan bersangkutan.
Pelatihan adalah proses peningkatan kemampuan teknis dan moral
kerja karyawan operasional sesuai dengan kebutuhan tugas-tugasnya
(Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan).
Training is the short term education process utilizing a systematic
and organized procedure by which nonmanagerial personnel learn
technical knowledge and skills for a definite purpose (Andrew F. Sikula).
Artinya :
Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang
menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisasi, yang dalam
kesempatan itu karyawan operasional belajar pengetahuan teknik
pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu.
·         Pemberhentian (separation)
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seorang karyawan
dengan suatu perusahaan. Pemberhentian (PHK) ini disebabkan oleh
keinginan perusahaan, keinginan karyawan, kontrak kerja habis,
peraturan perburuhan, pensiun, dan atau meninggal dunia.
Pemberhentian ini diatur berdasarkan Undang-undang No. 12 Tahun
1964, P4 D, P4 P, keputusan pengadilan atau pasal 1603, ayat (1) KUHP.
Pemberhentian ini berhubungan erat dengan status karyawan
bersangkutan. Status karyawan dikenal atas karyawan tetap, karyawan
kontrak, karyawan harian lepas, karyawan honorer, dan karyawan
percobaan.  Karyawan tetap dan karyawan kontrak dapat diberhentikan
perusahaan tanpa memberikan pesangon, jika  pemberhentian itu
didasarkan karen memukul atasan atau asusila di perusahaan. Jika
karyawan berhenti atas keinginan sendiri, pesangon tidak diberikan,
kecuali atas keijaksanaan perusahaan saja. Bagi karyawan harian lepas,
honorer dan percobaan, jika diberhentikan tidak mendapat
pesangon. Setiap karyawan yang berhenti selalu membawa biaya-biaya,
seperti biaya penarikan, seleksi, dan pelatihan yang merugikan
perusahaan. Jika turn-over karyawan suatu perusahaan sering terjadi, hal
ini menunjukkan bahwa manajemen perusahaan itu kurang baik.
Labour turn-over (perputaran karyawan) adalah perbandingan
antara masuk dan berhentinya karyawan suatu perusahaan.
2.      Koordinasi
Definisi-definisi koordinasi yang dikemukakan para ahli sebagai berikut.
A.     Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan, dan
mengkoordinasikan, unsur-unsur manajemen (6M) dan pekerjaan-
pekerjaan serta para bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.
B.      E.F.L Brech
Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan
memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing
dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang
semestinya di antara para anggota itu sendiri.
C.      G.R. Terry
Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk
menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan
pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan
harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Definisi G.R. Terry ini
berati bahwa koordinasi adalah pernyataan usaha dan meliputi ciri-ciri
sebagai berikut.
1.      Jumlah usaha, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif
2.      Waktu yang tepat dari usaha-usaha ini
3.      Pengarahan usaha-usaha ini
D.     Dr. Awaluddin Djamin, M.P.A
Koordinasi adalah suatu usaha kerjasama antara badan, instansi,
unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu sedemikian rupa, sehingga
terdapat saling mengisi, saling membantu, dan saling melengkapi.
Tipe – tipe Koordinasi
1)      Koordinasi vertikal (vertical coordination) adalah kegiatan-
kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap
kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang
dan tanggung jawabnya.
2)      Koordinasi horizontal (horizontal coordination) adalah
mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan,
pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan penyatuan,
pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam setingkat
organisasi (aparat) yang setingkat. Koordinasi horizontal dibagi
atas interdisciplinary dan interrelated.
Interdisciplinary adalah suatu koordinasi dalam rangka
mengarahkan, menyatukan tindakan-tindakan, mewujudkan, dan
menciptakan disiplin antara unit yang satu dengan yang lain secara intern
maupun secara ekstern pada unit-unit yang sama tugasnya.
Interrelated adalah koordinasi antarbadan(instansi),unit-unit yang
fungsinyaberbeda, tetapi instansi yang satu dengan yang lain saling
begantungan atau mempunyai kaitan baik, secara intern maupun ekstern
yang levelnya setaraf.

3.      Komunikasi
Komunikasi (communication) merupakan hal yang terpenting dalam
manajemen, karena proses manajemen baru terlaksana, jika komunikasi
dilakukan. Pemberian perintah, laporan, informasi, berita, saran, dan
menjalin hubungan-hubungan hanya dapat dilakukan dengan komunikasi
saja, tanpa komunikasi proses manajemen tidak terlaksana.
Henry Clay Lindgren mengatakan bahwa effective leadership means
effective communication atau kepemimpinan yang efektif berarti
komunikasi yang efektif.
Lawrence D. Brenan, mengemukakan bahwa management is
communication atau manajemen adalah komunikasi. Untuk jelasnya
pengertian komunikasi ini, penulis mengutip beberapa definisi komunikasi
sebagai berikut :
A.     Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Komunikasi adalah suatu alat untuk menyampaikan perintah,
laporan, berita, ide, pesan atau informasi dari komunikator kepada
komunikan agar di antara mereka terdapat interaksi.
B.      Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Communication is received as the transfer of information from one
person to an other whether or not it elicits confidence. But the information
transfered must be understandable to the receiver.
Artinya :
Komunikasi digambarkan sebagai pemindahan informasi dari
seseorang ke orang lain terlepas dari dipercayai atau tidak. Tetapi
informasi yang ditransfer tentulah harus dipahami si penerima.
C.      R.C. Davis
Communication is the phase of the managerial process that
transmits ide as from one person to another for use in the performance of
managerial function.
Artinya :
Komunikasi adalah suatu tahap dari proses kepemimpinan, yang
memindahkan ide seseorang ke orang lain untuk digunakan dalam fungsi-
fungsinya memimpin pekerjaan.
D.     William Albig
Communication is the process of transmitting meaningful symbols
between individuals.
Artinya :
Komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang
mengandung pengertian antara individu-individu.
Kesimpulan dari definisi-definisi di atas, yaitu :
1.      Komunikasi hanya dapat dilakukan, jika ada komunikator (giver) dan
komunikan (receiver)
2.      Komunikasi hanya merupakan alat untuk menyampaikan perintah,
laporan, informasi, dan lain-lainnya dari seorang komunikator kepada
komunikan, jadi bukanlah tujuan.
3.      Komunikasi haruslah dapat dipahami oleh si penerima atau komunikan,
sehingga menimbulkan interaksi. Jika komunikasi dipahami maka
pelaksanaan tugas akan benar.
Tujuan komunikasi, yaitu untuk memberikan perintah, laporan,
informasi, ide, saran, berita, dan menjalin hubungan-hubungan dari
seorang komunikator kepada komunikan atau penerimanya.
Proses Komunikasi
Unsur-unsur Komunikasi
a)      Komunikator (pemberi = giver) adalah orang yang menyampaikan pesan
komunikasi itu.
b)      Pesan yaitu informasi, perintah, laporan, berita, dan lain-lainnya yang
disampaikan itu.
c)      Saluran (simbolis = channel) adalah alat (simbol) yang dipergunakan
untuk berkomunikasi.
d)      Komunikan (penerima = receiver) yaitu orang yang menerima pesan
komunikasi tersebut.
e)      Feedback (action),  adalah reaksi yang ditimbulkan oleh komunikasi itu.
Lambang-lambang Komunikasi
a.      Lambang (simbol = channel) adalah alat yang dipergunakan
komunikator untuk menyampaikan pesan yang dikomunikasikan kepada
komunikan, yaitu :
b.      Suara yaitu pesan komunikasi disampaikan dengan suara oleh
komunikator.
c.       Tulisan (gambar), yaitu pesan komunikasi disampaikan dengan tulisan
atau gambar-gambar oleh komunikator kepada komunikannya.
d.      Gerak-gerik, yaitu pesan komunikasi disampaikan dengan gerak-gerik
oleh komunikator kepada komunikannya, misalnya dengan raut muka,
telunjuk, kedipan mata, dan lain-lainnya.
e.      Warna yaitu pesan komunikasi disampaikan dengan warna oleh
komunikator kepada komunikan, misalnya lampu petunjuk jalan pada
perempatan, merah berhenti, kuning siap untuk jalan, dan hijau boleh
jalan, bendera putih tanda menyerah, dan lain-lainnya.
Fungsi-fungsi Komunikasi
1.      Instructive, artinya komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk
memberikan perintah dari atasan kepada bawahannya.
2.      Evaluation, artinya komunikasi berfungsi untuk menyampaikan laporan
dari bawahan kepada atasannya.
3.      Informative, adalah komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk
menyampaikan informasi, beita, dan pesan-pesan lainnya.
4.      Influencing, artinya komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk
memberikan saran-saran, nasehat-nasehat dari seseorang kepada orang
lain.
Ruang Lingkup Komunikasi
1.      Public Communication (komunikasi massa) adalah komunikasi dalam arti
luas, artinya pesan komunikasi itu ditunjukkan kepada masyarakat luas,
baik yang dikenal maupun tidak. Misalnya : tulisan dalam surat kabar,
majalah, buku, pidato di televisi, dan radio.
2.      Business Communication adalah komunikasi dalam arti sempit, artinya
pesan komunikasi itu dilakukan dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Pesan komunikasi itu biasanya berfungsi
untukinstructive dan evaluative, seperti memberikan perintah dan
laporan-laporan.
Tipe-tipe Komunikasi
1.      Komunikasi Formal (formal communication) adalah komunikasi dalam
organisasi formal, pesannya instructive dan evaluative yang dilakukan
mengikuti rangkaian hierarki formal organisasi serta hubungannya
dengan tugas-tugas dan tanggung jawab. Pesan komunikasi ini dilakukan
secara vertikal dari atasan ke bawahan (perintah) atau dari bawahan ke
atasan (laporan).
2.      Komunikasi Informal (informal communication = the grapevine = pohon
anggur) adalah komunikasi dalam organisasi informal atau formal. Pesan
komunikasinya berfungsi informative dan evaluative, jadi tidak
berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab. Komunikasi bertujuan
memberikan berita atau pesan dan menciptakan hubungan-hubungan
manusia.
 Komunikasi efektif artinya jika komunikan mengerti, mempersepsi
dan melaksanakan reaksi (action) atau tugas-tugas sesuai dengan pesan
yang diberikan oleh komunikatornya dan ada feedback-nya.
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan mengemukakan syarat komunikasi
yang baik, yaitu :
1.      Disampaikan pada waktu dan kondisi yang tepat.
2.      Channel dan simbol-simbol komunikasi yang baik dan jelas.
3.      Mempergunakan kata-kata dan kalimat-kalimat yang mudah dipahami
dan persepsinya jelas.
4.      Memperhatikan kemampuan daya tangkap dan daya nalar komunikan.
5.      Komunikator menyampaikannya dengan tenang dan tidak emosional.
6.      Disampaikan secara jelas dengan menghindari hambatan-hambatan
komunikasi.
7.      Dilakukan dengan komunikasi dua arah (two way traffic).
8.      Pesan disampaikan secara lengkap dan menyeluruh.
9.      Jika dipahami maka terjadi reaksi (action) dan feed back positif yang
menimbulkan interaksi.
4.      Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa Latin, Mavere yang berarti dorongan
atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia,
khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi mempersoalkan
bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau
bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan
keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Pada dasarnya
perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu,cakap, dan
terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan
berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Motivasi penting,
karena dengan motivasi ini, diharapkan setiap individu karyawan mau
bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang
tinggi.

Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli


1.      Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
            Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja
efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai
kepuasan.
2.      Harold Koontz
Motivation refers to the drive and effort to satisfy a want or goal.
Artinya :
            Motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan
kebutuhan atau suatu tujuan.
3.      Wayne F. Cascio
            Motivation is a force that results from an individuals desire to
satisfy their needs (e.g. hunger, thirst, social approval). 
Artinya :
            Motivasi adalah suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan
seseorang untuk memuaskan kebutuhannya (misalnya: rasa lapar, haus,
dan bermasyarakat).
4.      Stephen P. Robbine
            We will define motivation as the willingness to exert high levels
of effort toward organizational goals, conditional by efforts ability to
satisfy some individual need.
Artinya :
            Kita akan mendefinisikan motivasi sebagai suatu kerelaan untuk
berusaha seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang
dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa
kebutuhan individu.
5.      American Encyclopedia
            Motivation: That predisposition (it self the subject of much
controvency) within the individual which arouses sustain and direct his
behavior. Motivation involve such factor as biological and emotional needs
that can only be inferred from observation behavior.
Artinya :
            Motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan
pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkit topangan
dan mengarahkan tindak-tanduknya.
            Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang
hanya apat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
6.      Merle J. Moskowits
            Motivaton is usually defined the initiation and direction of behavior
and the study of motivation is in effect the study of course of behavior.
Artinya :
            Motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiatif dan
pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan
pelajaran tingkah laku.
Aspek dan Pola Motivasi
Aspek motivasi dibedakan antara aspek aktif atau dinamis dan aspek pasif
atau statis.
            Dalam aspek aktif atau dinamis, motivasi tampak sebagai
suatu usaha positif dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya
manusia agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.
            Dalam aspek pasif atau statis, motivasi akan tampak sebagai
kebutuhan dan juga sekaligus sebagai perangsang untuk dapat
mengarahkan dan menggerakkan potensi sumber daya manusia ke arah
tujuan yang diinginkan.
            Dr. David McClelland mengemukakan pola motivasi sebagai
berikut :
1.      Achievement Motivation, adalah suatu keinginan untuk mengatasi atau
mengalahkan suatu tantangan, untuk kemajuan dan pertumbuhan.
2.      Affiliation Motivation, adalah dorongan untuk melakukan hubungan-
hubungan dengan orang lain.
3.      Competence Motivation, adalah dorongan untuk berprestasi baik dengan
melakukan pekerjaan yang bermutu tinggi.
4.      Power Motivation, adalah dorongan untuk dapat mengendalikan suatu
keadaan dan adanya kecenderungan mengambil resiko dalam
menghancurkan rintangan-rintangan yang terjadi.

            Tujuan Pemberian Motivasi


1.      Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan.
2.      Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
3.      Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
4.      Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan.
5.      Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan.
6.      Mengefektifkan pengadaan karyawan.
7.      Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
8.      Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan.
9.      Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
10.  Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
11.  Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Jenis-Jenis Motivasi
1.      Motivasi Positif (insentif positif) manajer memotivasi bawahan dengan
memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan
motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena
manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja.
2.      Motivasi Negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahannya
dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang
baik (prestasinya rendah). Dengan motivasi negatif ini, semangat kerja
bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat, karena mereka
takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang
baik.

Metode-Metode Motivasi
1.      Metode Langsung (direct motivation), adalah motivasi (material dan
nonmaterial) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu
karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Jadi, sifatnya
khusus seperti memberikan pujian, penghargaan, bonus, piagam dan lain
sebagainya.
2.      Motivasi Tidak Langsung (indirect motivation), adalah motivasi yang
diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta
menunjang gairah kerja/kelancaran tugas, sehingga para karyawan betah
dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya: kursi yang empuk,
mesin-mesin yang baik, ruangan kerja terang dan nyaman, suasana dan
lingkungan pekerjaan yang baik, penempatan karyawan yang tepat dan
lain-lainnya. Motivasi tidak langsung ini besar pengaruhnya untuk
merangsang semangat bekerja karyawan, sehingga produktivitas kerja
meningkat.

5.      Leadership (kepemimpinan)
            Kepemimpinan merupakan intisari manajemen. Dengan
kepemimpinan yang baik, proses manajemen akan berjalan lancar dan
karyawan bergairah melaksanakan tugas-tugasnya. Gairah kerja,
produktivitas kerja, dan proses manajemen suatu perusahaan akan baik,
jika tipe, gaya, cara atau stylekepemimpinan yang diterapkan manajernya
baik.
            Tegasnya baik atau buruknya, tercapai atau tidaknya tujuan suatu
perusahaan sebagian besar ditentukan oleh kecakapan manajer dalam
melaksanakan kepemimpinannya untuk mengerahkan para bawahannya.
Kecakapan dan kewibawaan seorang manajer melakukan
kepemimpinannya akan mendorong gairah kerja, kreativitas, partisipasi,
dan loyalitas para bawahan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
            Leader adalah orangnya, sedangkan leadership ialah gaya
atau styleseorang manajer untuk mengarahkan, mengkoordinasi, dan
membina para bawahannya agar mau bekerja sama dan bekerja produktif
mencapai tujuan perusahaan.
Definisi-definisi kepemimpinan yang dikemukakan para penulis adalah
sebagai berikut.
·       Menurut Pancasila
            Kepemimpinan yang berdasarkan Pancasila ialah kepemimpinan
yang memiliki jiwa Pancasila, yang memiliki wibawa dan daya untuk
membawa serta memimpin masyarakat lingkungannya ke dalam
kesadaran kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
·       Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
            Kepemimpinan adalah seni seorang pemimpin mempengaruhi
perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif
untuk mencapai tujuan organisasi.
·       Chester Irving Barnard
            Kepemimpinan adalah kemampuan pribadi untuk menegaskan
keputusan yang memberikan dimensi mutu dan dimensi kesusilaan
terhadap koordinasi kegiatan organisasi dan perumusan tujuannya.
·       Ordway Tead
            Leadership is the activity of influencing people to cooperate
toward some goals which come to find desirable.
Artinya :
            Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar
mau bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka
inginkan.
·       William G. Scott
            Leadership as the process of influencing the activities of an
organized group in it efforts toward goals setting and goal achievement.
Artinya :
            Kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang
diorganisasi dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan
yang telah ditentukan.
·       John D. Pfiffner & Robert Presthus
            Leadership is the art of coordinating and motivating individuals
and group to achieve desired ends.
Artinya :
            Kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan memotivasi
individu-individu dan kelompok-kelompok untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
·       Harold Koontz dan Cyrill O’Donnell
            Leadership is the art of inducing subordinates to accomplish
their assignment with zeal and confidence.
Artinya :
            Kepemimpinan adalah seni membujuk bawahan untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya dengan semangat keyakinan.
·       Kae H. Chung dan Leon C. Megginson
            Leadership is the process of influencing other people for the
purpose of achieving shared goals.
Artinya :
            Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain dengan
maksud untuk mencapai tujuan bersama.
·       Paul Hersey dan Kennet H. Blanchard
            Leadership is the process of influencing the activities of an
individual or a group in effort toward goal achievement in a given
situation.
Artinya :
            Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu
atau kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi
tertentu.
Unsur-Unsur Kepemimpinan
1.      Pemimpin (leader = head) adalah orang yang memimpin.
2.      Bawahan (pengikut) adalah orang-orang yang dipimpin.
3.      Organisasi adalah alat dan wadah untuk melakukan kepemimpinan.
4.      Tujuan (objective) adalah sasaran yang ingin dicapai.
5.      Lingkungan adalah internal dan eksternal perusahaan.
Cara/Gaya/Tipe/Style Kepemimpinan
            Cara atau gaya-gaya kepemimpinan yang dilakukan seorang
pemimpin dalam mempengaruhi para bawahannya tidak sama.
                             Gaya-gaya kepemimpinan menurut Drs. H. Malayu S.P.
Hasibuan, adalah :
1.      Kepemimpinan Otoriter, yaitu jika seorang pemimpin menganut sistem
sentralisasi wewenang. Falsafah pemimpin, bawahan adalah untuk
pemimpin (atasan) dan menganggap dirinya yang paling berkuasa, paling
pintar dan mampu.
2.      Kepemimpinan Partisipatif, yaitu jika seorang pemimpin dalam
melaksanakan kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif,
menciptakan kerja syang serasi, menumbuhkan loyalitas dan partisipasi
bawahannya.
3.      Kepemimpinan Delegatif, yaitu jika seorang pemimpin mendelegasikan
wewenang kepada bawahannya dengan agak lengkap, sehingga bawahan
itu dapat mengambil keputusan dan kebijakan-kebijakan dengan agak
bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya.
            Gaya-gaya kepemimpinan menurut Stephen J. Carroll dan Henry L.
Tosi, adalah Kharismatik: Mereka memiliki kesetiaan dan tanggung jawab
dari pengikutnya, bukan karena mereka memiliki kemahiran khusus atau
ada pada kedudukan khusus, tetapi karena para pengikutnya
menanggapinya sebagai individu. Pengaruh kharismatik tidak dapat
dipindahkan kepada orang lain.
2.4 MANFAAT ACTUATING
            Memberi pengarahan efektif dapat dilaksanakan oleh seorang
untuk suatu kelompok. Biasanya, manajer yang melaksanakan
pengarahan karena manajer mengetahui keahlian dan kemampuan
karyawan, mengerti kapasitas dan keinginan karyawan, mengetahui hasil
dan , mengamati etos kerja karyawan. Dengan semua latar belakan
tersebut, manajer akan mampu memilih teknik memberikan pengarahan
yang efektif untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dengan cara yang
terbaik.Manajer yang mengarahkan karyawan, harus menggunakan
instruksi-instruksi yang menunjang pengetahuan tentang aspek untuk
melakukan suatu tugas tertentu. Demikian pula untuk dapat mengikuti
tujuan, maka diliput berbagai situasi,diberi data yang rinci, dan
dikemukakan urutan langkah-langkah yang harus ditempuh.

2.5 PRINSIP – PRINSIP ACTUATING


Ø  Pengarahan harus jelas
Ø  Pengarahan diberikan satu per satu
Ø  Pengarahan harus positif
Ø  Pengarahan harus diberikan kepada orang yang tepat
Ø  Pengarahan harus erat dengan motivasi
Ø  Perintah satu aspek berkomunikasi

Mengendalikan Fungsi Manajemen


Prinsip Actuating dalam manajemen, menurut Kurniawan ( 2009 ) :
1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik – baiknya
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena
disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku
dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku
yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda
pula.

Pentingnya Actuating dalam Organisasi


Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang
berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak
diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan
nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang
ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan
peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi,
misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Actuating adalah fungsi managemen yang berhubungan dengan
kegiatan mengarahkan, membimbing, menggerakan semua karyawan
agar mau bekerjasama dan bekerja efektif secara efisien, agar
terwujudnya tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi pengarahan agar karyawan mampu bekerjasama dan bekerja
secara efektif untuk mencapai tujuan perusahaan yang nyata.
Dan unsur yang paling penting dalam pengarahan yaitu motivasi
dan komunikasi. Seorang manager harus mampu memotivasi karyawan
agar mau mangikutinya. Dan harus memiliki kemampuan berkomunikasi
dengan baik.
SARAN
Menjadi seorang manager dalam perusahaan harus mampu
mengendalikan lima fungsi managemen, terutama adalah pengarahan
dan pergerakan. Demikianlah makalah yang sederhana ini kami susun
semoga dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu S.P, Haji. 2011. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan
Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
http://joemarnioye.blogspot.co.id/2013/02/makalah-fungsi-manajemen-
actuating.html
(Diakses 1 Agustus 2013)
http://ratnairmanurakbar.blogspot.co.id/2014/05/pengarahan-
actuating.html
(Diakses 23 Mei 2014)

Anda mungkin juga menyukai