Anda di halaman 1dari 24

Ginandrea Saputra (122.15.

007)
Naomi Debora Lela (122.15.008)
Laras Sevtie M (122.15.009)
Bauksit adalah bijih utama alumunium yang terdiri dari hydrous
alumunium oksida dan alumunium, yaitu berupa mineral buhmit
(Al2O3.H2O), gibsit (Al2O3.3H2O), dan diaspore (α-AlO (OH)),
bersama-sama dengan oksida besi goethite dan bijih besi, mineral
kaolinit, dan sejumlah kecil anastase TiO2.

Gambar 1 : bauksit
Secara umum, bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45-65%,
SiO2 sebanyak 1-12%, Fe2O3 sebanyak 2-25%, TiO2 >3%, dan
H2O sebanyak 14-36%. Secara kenampakan megaskopis,
mineral bauksit berwarna coklat dan orange kekuningan dengan
angka kekerasan 1-3 berdasarkan skala mohs.
Bauksit pertama kali digunakan oleh Berthier pada tahun 1821
untuk endapan batuan yang berkadar aluminium oksida (Al2O3)
relatif tinggi yang ditemukan di Les Baux di dekat Avignon,
Prancis Selatan.

Gambar 2 : Peta
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan
memungkinkan pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari
batuan sedimen yang mempunyai kadar Al tinggi, kadar Fe
rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan
tidak mengandung sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit
dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung,
lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami
proses lateritisasi,yang kemudian oleh proses dehidrasi akan
mengeras menjadi bauksit.
 Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi
kedudukannya di kedalaman tertentu.
 Bauksit menggunakan proses penambangan shallow open pit
 Di Indonesia bauksit diketemukan di Pulau Bintan dan sekitarnya,
Pulau Bangka dan Kalimantan Barat.
 Di luar negeri yaitu terdapat di Australia, jamaica, brazil.

Gambar 3: shallow open pit gambar 4: peta pulau bintan


Sampai saat ini penambangan bauksit di
Pulau Bintan satu-satunya yang terbesar di
Indonesia. Beberapa tempat antara lain:
 Sumatera
 Riau
 Kalimantan Barat
 Bangka Belitung
Proses Pengolahan
Bahan Galian
Bauksit

Bayer Proses Hall-Heroult


a. Proses penggilingan bauksit sampai ukuran tertentu, umpamanya
sampai ukuran
minus 35 mesh atau 0,417 mm.
b. Proses melarutkan (𝐴𝑙2𝑂3) yang terdapat pada bauksit dengan
larutan soda api
(caustic soda) dengan kosentrasi dan temperatur tertentu dengan
menggunakan
uap sebagai media penghantar panas dalam tabung baja yang tahan
terhadap tekanan yang ditimbulkan uap.
c. Proses untuk memisahkan larutan (𝐴𝑙2𝑂3) dari benda-benda padat
yang tidak
larut dan di silication product, endapan dari persenyawaan yang
terbentuk karena silika dengan 𝑁𝑎2𝑂 dan 𝐴𝑙2𝑂3
d. Penyaringan larutan 𝐴𝑙2𝑂3 dari koloid-koloid dan benda-benda padat
lainnya
sehingga diperoleh larutan 𝐴𝑙2𝑂3 yang bening.
e. Endapan benda-benda padat, sebelum dikumpulkan ketempat penimbunan,
terlebih dahulu diusahakan mengambil larutan-larutan 𝐴𝑙2𝑂3 dan caustic soda
yang masih terdapat bersama benda-benda padat itu.
f. Terdapat larutan 𝐴𝑙2𝑂3 bening dilanjutkan dengan proses presipitasi 𝐴𝑙2𝑂3
dan
dengan menambahkan seed yang terdiri dari hidrat 𝐴𝑙2𝑂3 yang halus, proses
presipitasi dipercepat dan membangun partikel-partikel 𝐴𝑙2𝑂3 yang lebih
besar
akan tetapi tidak mudah pecah.
g. Endapan hidrat 𝐴𝑙2𝑂3 yang terjadi, selanjutnya diseleksi, hidrat
𝐴𝑙2𝑂3 yang berukuran lebih besar diambil sebagai produksi,
sedangkan hidrat
𝐴𝑙2𝑂3 yang
masih halus dikembalikan kedalam proses presipitasi sebagai seed.
h. Hidrat 𝐴𝑙2𝑂3yang brukuran lebih besar, selanjutnya dikalsinasi
(dipanggang)
sedemikian rupa untuk mengeluarkan kadar air dan molekul air yang
terikat dalam
partikel 𝐴𝑙2𝑂3
i. Alumina hasil dari kalsinasi adalah hasil akhir dari pabrik alumina,
yang siap
untuk dikapalkan kepabrik peleburan untuk dilebur menjdi logam
aluminium.
Proses ini menghasilkan aluminium primer yang didapat dari
proses elektrolisis alumina. Alumina dilarutkan dalam larutan
kriolit dan di elektrolisis dalam reduksi sel dengan arus searah.
Sel terhubung dalam suatu rangkaian meliputi sebuah katoda
karbon yg diisolasi dengan alumina atau batu bata tahan panas
didalam kulit besi.
Penambangan dan ekspor bauksit dimulai sejak 1935 dan industri
hilir PT. Inalum didirikan pada 1976. Menurut Ketua Asosiasi
Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I ), Erry Sofyan,
potensi cadangan mineral bauksit di Indonesia mencapai 7,55
milyar ton. Belum ada fasilitas pengolahan dan permurnian atau
dikenal sebagai smelter di Indonesia. Jadi tak salah jika hasil
mineral bauksit ini diekspor keluar negeri untuk diolah menjadi
alumina. Kemudian alumina ini diekspor kembali ke Indonesia
sebagai bahan baku pembuatan aluminium.
Peralatan yang dipakai antara lain adalah :
 Jaw crusher
 Gyratory crusher
 Cone crusher
 Roll crusher
 Impact crusher
 Rotary breaker
 Hammer mill
 Membebaskan atau meliberasi (to liberate) mineral berharga
dari material pengotornya.
 Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan
kebutuhan pada proses berikutnya.
 Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat
kontak dengan zat lain, misalnya reagen flotasi.
 Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :
 Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau
keramik.
 Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang
baja.
 Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian
adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.
 Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian
atau bijihnya sendiri.
 Pemanfaatan Untuk Pembuatan Peralatan Sehari-Hari
 Dari alumunium tersebut akan di buat berbagai peralatan yang
dibutuhkan sehari-harinya seperti: bahan utama pembuatan wajan,
pembuatan lapisan luar panci, bahan paling luar pada kaleng
makanan.
 Pemanfaatan Untuk Industri
 Selain itu sifat yang dimiliki alumunium adalah memiliki berat yang
ringan namun memiliki kerapatan yang cukup baik, secara kekuatan
juga besar. Sehingga di gunakan untuk pembuatan teknologi di
zaman modern ini, seperti: pembuatan badan pesawat terbang,
pembuatan atap sebuah pabrik atau rumah.
 Pemanfaatan di Berbagai Keperluan Lainnya
 Selain pemanfaat utama untuk dijadikan alumunium, bauksit juga
memiliki banyak kegunaan untuk industri lainnya.
Indonesia belum memiliki pabrik pengolahan bauksit menjadi
smelter alumina sehingga alumina sebagai bahan baku untuk
pembuatan aluminium harus diimpor dari negara Australia dan
India. Meski kaya akan bauksit, PT Inalum (Persero), BUMN yang
memproduksi aluminium, terpaksa harus mengimpor bahan baku.
Sebab, bauksit harus diolah dulu menjadi alumina, baru setelah
itu bisa diolah menjadi aluminium ingot.
Inalum berencana membangun industri alumina di dalam negeri.
Menurut Direktur Utama Inalum, Winardi Sunoto, Indonesia
memiliki cadangan bauksit begitu besar tapi belum punya smelter
untuk pengolahan bauksit menjadi alumina. P.T Inalum masih harus
mengimpor bahan baku. Kita harus membangun refinery alumina.
Nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan bauksit menjadi
alumina mencapai 8 kali lipat. Kalau bauksit diolah sampai
menjadi aluminium ingot, nilainya bertambah 30 kali lipat.
Winardi menambahkan, Inalum akan terus meningkatkan
kapasitas produksinya karena sebagian besar kebutuhan
aluminium di dalam negeri masih harus dipenuhi dari impor. Akan
dibangun pabrik aluminium. Baru di Kalimantan Utara (Kaltara).
Kaltara dipilih karena memiliki potensi air yang besar untuk
sumber tenaga listrik dengan harga sangat efisien.
• Dapat diketahui bauksit menghailkan suatu alumina, bauksit memiliki
banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Kandungan alumina
yang terdapat di dalam mineral bauksit dapat dimanfaatkan
sebagai penyangga (buffer) katalis yang digunakan dalam proses
Hydrotreating yang bertujuan untuk menghilangkan pengotor-
pengotor yang masih terdapat pada minyak bumi seperti senyawa
sulfur, nitrogen dan logam. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk
membuat perabotan rumah tangga seperti wajan, panci dan lain-
lain. Bauksit juga dapat digunakan sebagi bahan industri, keramik,
logan dan abrasive.
• Indonesia adalah salah satu produsen bauksit terbesar didunia,
tetapi sebagai salah satu penghasil bauksit terbesar, Indonesia belum
memiliki pabrik pengolahan bauksit menjadi smelter alumina
sehingga alumina sebagai bahan baku untuk pembuatan aluminium
harus diimpor dari negara Australia dan India.
http://extractivemetallurgy.blogspot.com/2008/12/proses-
pengolahan-bijih-bauksit.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bauksit
http://geology.com/minerals/bauxite.shtml
https://www.scribd.com/doc/60066315/Eksplorasi-Endapan-
Bauksit

Anda mungkin juga menyukai