Anda di halaman 1dari 21

BAB

ALAT BOR

Cara paling sederhana membuat lubang bor dalam batuan adalah


dengan memukulkan sebatang pasak baja dengan menggunakan palu.
Dahulu para penambang menggunakan teknik sederhana ini dengan
memuaskan. Perancang alat bor mekanik saat ini diilhami dengan cara
kerja seperti itu. Awalnya pada rancangan alat bor tersebut menggunakan
prinsip piston drill, yaitu keseluruhan rangkaian pemboran dilekatkan
pada piston dan bergerak secara naik-turun (reciprocates). Memerlukan
waktu sekitar 50 tahun untuk merancang peralatan atau metode untuk
memisahkan dua elemen tersebut (palu dan batang bor) sehingga dapat
berfungsi seperti pukulan palu sebagaimana digunakan pada hand
drilling.

4.1. Klasifikasi Rock-Drill

Untuk memenuhi bebagai kondisi yang ditemui pada pemboran


batuan, maka dikembangkan beberapa tipe alat bor. Umumnya, pemboran
batuan dapat diklasifikasikan sebagai hand-held atau mounted.
Termasuk hand-held adalah jackhammer atau sinker, jackdrill atau
jackleg, dan stoper. Sedangkan mounted umumnya dikenal sebagai
drifter. Tabel 2.1. memperlihatkan masing-masing tipe pemboran
dengan ukurannya.

4.1.1. Hand-Held Jackhammer Drills


Alat bor ini juga dikenal sebagai pluggers. Penggunaan
utamanya untuk pemboran ke arah bawah dan alat bornya dipegang
dengan tangan. Sering dipakai pada pembuatan shaft (shaft sinking) dan
pemboran batuan berukuran besar (oversize rock) pada lubang penarikkan
atau drawpoints. Pluggers dikelompokkan menurut beratnya, berkisar 25
sampai 70 lb. Hampir semua hand-held jackhammers yang digunakan
pada bawah tanah adalah yang termasuk dalam kelas terberat.

Jackhammer atau sinker, Gambar 2.1. terutama digunakan untuk


pekerjaan tambang secara umum seperti pemboran anchor holes (lubang
tegak pendek untuk baut atau mesin anchor), pin holes( lubang pendek,
biasanya horisontal untuk sheave), poholes(peledakan bongkah batuan),
dan aplikasi sejenisnya, termasuk sebagai pembuatan sumuran tegak (shaft
sinking). Jackhammer diklasifikasikan menurut beratnya, dan berkisar 7
sampai 30 kg (15 sampai 65 lb).

4.1.2. Drifter Drills

Alat bor ini adalah alat bor terberat yang digunakan pada bawah
tanah dan dikelompokkan menurut ukuran torak, yaitu berkisar 2-5/8
sampai 5-1/4. Alal bor ini biasanya dilekatkan pada batang hidraulik,
column mountings, atau portable mountings dengan rangka yang
berban karet atau berban kelabang (crawler). Alat bor dengan ukuran torak
4 atau lebih umumnya dilengkapi dengan reverse rotation untuk
mempermudah proses pelepasan batang bor dalam suatu lubang. Alat bor
ini dapat dilekatkan pada suatu motor untuk membor pada sudut yang
dinginkan. Alat bor drifters sebagai mana namanya, digunakan untuk
kegiatan drfiting dan cross cutting suatu tambang bawah tanah dan
terowongan, dan kegiatan pemboran lainnya dengan arah horizontal. Rock
drill awalnya dikenal sebagai jackleg dibuat dengan melekatkan sebuah
silinder pneumatic atau leg pada sebuah jackhammer. Silinder tersebut
berfungsi untuk menopang berat mesin bor dan mengarahkan pemboran ke
arah horisontal atau miring. Jackdrill yang modern memperbaiki konsep
ini, dengan membuat hinged pivot yang terintegrasi dengan silinder dan
kontrol-kontrol lainnya. Gambar 2.2. memperlihatkan sebuah jackdrill.
Jackdrill ini dikelompokkan menurut ukuran cylinder bore, berkisar 60
sampai 83 mm (2,375 in sampai 3,25 in). Karena beratnya ringan dan
dapat digunakan pada berbagai kondisi, jackdrill sangat efektip pada
pembuatan drift kecil, tunnel kecil, dan stoping. Mesin yang
berukuran besar digunakan untuk formasi batuan keras dan aplikasi
dimana kecepatan pemboran merupakan pertimbangan utamanya. Pada
formasi lunak dimana dipentingkan berat alat yang kecil, lebih disukai
menggunakan mesin yang lebih ringan dengan ukuran bores lebih kecil.

4.1.3. Stoppers

Alat bor ini termasuk dalam katagori berat yang menengah (70
- 130 lb), digunakan untuk pembuatan lubang bor tegak atau lubang yang
miring ke atas. Alat bor ini dikembangkan untuk pekerjaan pada ruang
yang sempit dan timbul kesulitan apabila menggunakan alat bor drifter.
Alat bor ini disangga oleh kaki pneumatic telecosping, yang mempunyai
gerakan dari 18 sampai 24. Ujung dari batang pneumatic telescoping
diletakkan pada tanah dan tekanan udara akan memungkinkan lengan
bergerak dan menempatkan alat bor pada posisi yang diinginkan.
Sebagaimana namanya, stoppers digunakan untuk pemboran ke atas
(stoping), pembuatan lubang tegak (raising) dan pekerjaan lainnnya dan
lubang bor membentuk sudut ke atas.
Stoper adalah jackhammer yang dilekatkan dengan silinder
pneumatic secara tetap. Silinder atau leg tersebut dapat bersifat in line
dengan alat bor, atau bersifat offset untuk memberikan panjang
rangkaian yg pendek guna pemboran permuka kerja yang rendah. Gambar
2.3. adalah sebuah stoper dengan silinder in line, dan Gambar 2.4.
adalah silinder offset.
Stoper seringkali dirancang dengan sebuah jackdrill sebagai
basisnya, sehingga stoper mempunyai kisaran ukuran bore sebagaimana
jackdrills. Walaupun demikian. Stoper diklasifikasikan menurut beratnya,
berkisar 34 sampai lebih 45 kg (75 sampai 100 lb).
Gambar 2.5. memperlihatkan sebuah drifter (mounted rock drill).
Mesin tipe ini terlalu berat untuk disangga oleh pekerja, sehingga
biasanya disangga dengan sebuah hydraulic boom, column mounting,
atau portable mounting yang bergerak pada roda karet atau roda
kelabang (crawler). Drifter terutama digunakan untuk pekerjaan pemboran
horisontal pada pembuatan drift, crosscut, tunnel. Drifter
diklasifikasikan menurut ukuran bore berkisar 83 sampai lebih 114 mm
(3,25 sampai 4,5 in).

4.2. Percussion-Drill JUMBOS

Dalam industri tambang, drill jumbo adalah sebuah unit


pemboran dengan satu atau lebih alat bor dan dilekatkan pada alat gerak
mekanik. Jumbo dapat tersusun oleh beberapa alat bor yang dilekatkan
pada lengan baja dimana beberapa unit alat bornya bekerja, dan
keseluruhan alat digerakkan oleh mesin diesel dan dilengkapi oleh kontrol
otomatis maupun kabin peredam suara.
Masing-masing Jumbos umumnya dirancang untuk penggunaan
khusus, seperti fan drilling untuk operasi sublevel caving. Unit lainnya,
seperti development jumbos dapat digunakan untuk beberapa fungsi
selain fungsi normalnya, misal untuk produksi pemboran pada operasi
room-and-pillar, stoping pada penambangan cut-and-fill, dll.
Operator tambang dapat membeli komponen dari pabrik, merakit
komponen tersebut menjadi sebuah jumbo yang bekerja pada kondisi yang
diinginkan. Hal ini dimungkinkan mengingat komponen jumbo dirancang
untuk dapat dipakai atau saling ditukarpakaikan dengan jumbo lainnya..
Walaupun demikian, pekerja harus mempunyai pemahaman teknik dan
mekanik yang mencukupi.

4.2.1 Kriteria Pemilihan Secara Umum

Mengingat kondisi pemakaian jumbo pada tambang bawah tanah


sangat bervariasi, rancangan jumbo harus dicocokkan dengan karateristik
individu tambang. Perimbangan yang diperlukan termasuk ruang masuk
(access space) ke dalam daerah kerja, kemiringan lantai rata-rata, jari-jari
belokan, suhu, karakteristik batuan, keasaman (pH) air tambang, dll.

Jalan masuk ke daerah tambang

Daerah kerja harus dapat dimasuki oleh jumbo yang telah dipilih.
Seringkali, jumbo harus diurai menjadi ukuran tertentu sehingga dapat
melewati lubang tegak tambang (mine shafts). Oleh sebab itu konstruksi
sistim baut yang memungkinkan mengurai jumbo menjadi ukuran dan
berat yang cocok sangat diperlukan pada kebanyakan aplikasi jumbo.

Tipe penggerak

Umumnya, penggerak tipe roda kelabang (crawler-type


undercarriage) seyogyanya tidak digunakan pada tambang trackless
yang mempunyai air tambang bersifat asam. Air bersifat asam
menyebabkan aksi elektrolitik dan menyebabkan korosi dan kerusakan
lebih cepat.

Propulsion

Penggerak dua roda pada jumbo berban karet mempunyai


kemampuan terbatas / marginal pada kemiringan sampai 12%. Untuk unit
penggerak empat roda dengan distribusi berat kendaraan yang bagus,
sanggup dioperasikan pada kemiringan sampai 35%. Setidak-tidaknya
30% dari gross vehicle weight (GVW) seyogyanya ditanggung oleh
roda kemudi, apabila ini tidak dipenuhi maka roda kemudi tidak
mempunyai tarikan mencukupi pada permukaan jalan yang lepas dan
akan terjadi selip.

Untuk menjamin operasi yang stabil pada tambang dengan


kemiringan curam, titik pusat berat kendaraan jumbo seyogyanya
dipertimbangkan. Selipnya atau ketidakmampuan kendaraan mengatasi
kemiringan yang ditemukan dalam tambang harus dihindari.

Kemampuan membelok

Pada daerah yang terbatas, unit skid-steering atau crawler


mempunyai kelincahan gerak yang bagus. Jumbo yang dibawa oleh unit
articulated lebih disukai apabila menggunakan base-rotated parallel
booms.

Sedangkan rigid-frame jumbo dengan kemudi otomatis adalah


lebih kompak dan ekonomis, memerlukan perawatan lebih sedikit
dibandingkan dua tipe sebelumnya. Walaupun demikian kemampuan
berputar unit rigid-frame ini lebih lebar dibandingkan unit skid-
steering atau articulated, dan kemampuan membelok yang lebih lebar
ini akan menjadi kendala pada tambang dengan drifts sempit.

4.2.2 Komponen Jumbo

Rail Undercarriage

Tambang dengan sitim transportasi rel umumnya menggunakan


drill jumbo yang diletakkan pada rail-type undercarriage. Dengan
beban ringan dan distribusi berat yang bagus, alat ini tersusun oleh
kerangka dengan dua sumbu dan empat roda. Apabila kedalaman
pemboran semakin dalam dan kecepatan penetrasi meningkat, berat
peralatan yang dipasang pada kerangka juga meningkat.

Problem terbesar dengan beban yang berat adalah pada


keseimbangan alat. Unit dengan tiga boom memerlukan beban
counterweighting yang harus diletakan pada alat jumbo untuk
menghasilkan keseimbangan beban sumbu. Walaupun dengan
memperpanjang kerangka akan membantu menyeimbangkan jumbo,
kerangka yang semakin panjang akan memperbesar radius belokan.
Sebagai pedoman pada undercarriage empat roda adalah dengan
membuat nisbah antara panjang roda kerangka terhadap lebar rel (track
gade-width) tidak melebihi 2,5 sampai 1,0

Umumnya jumbo yang bergerak di atas rel tidak mempunyai


penggerak tersendiri, melainkan penempatan di suatu medan kerja ditarik
oleh lokomotif. Kadang-kadang beberapa bukaan dibuat pada tempat
yang saling berdekatan, untuk ini maka jumbo yang mempunyai
penggerak tersendiri lebih cocok. Pada tambang dengan sistim listrik,
digunakan jumbo dengan tenaga gerak bateri.
Kekuatan tarik yang diperlukan untuk jumbo yang bergerak di atas
rel dapat dihitung dengan rumus :

HP = [(RR + GR) X S] / [33.000 X Em X Eh]

HP = horsepower mesin neto yang diperlukan

RR = tahanan gulir, lb

= 15 sampai 30 X W X 0,001, dimana W adalah GVW dalam


pound

GR = tahanan tanjakan, lb

= %GR X W X 0,001

Em = efisiensi mekanis penggerak

= 0,80 sampai 0,98

Eh = efisiensi hidrostatik penggerak

= 0,50 sampai 0,75

S = kecepatan jumbo, berkisar 80 sampai 500 fpm

Crawler Undercarriage

Alat pembawa jumbo sistim crawler digunakan pada tambang


tracless dimana pada tambang tersebut tidak dijumpai air tambang
yang korosif. Tambang yang menghasilkan air tambang korosif antara
lain, kebanyakan tambang batubara, beberapa tambang besi, tambang
penghasil material alkalin, dll. Kendala pemakaian crawler
undercarriage yang lain adalah kecenderungan menghasilkan
permukaan jalan yang bergelombang tajam pada saat membelok,
sehingga akan mempercepat kerusakkan peralatan beban karet yang
digunakan seperti unit load-haul-dump (LHD).

Unit crawler memberikan tekanan pada tanah yang rendah (low


ground preassure), dapat bekerja pada tumpukan lepas, dan mempunyai
kestabilan kerja yang bagus. Pada penggunaan komponen dan operasi
yang layak, biaya perawatan alat ini adalah rendah.

Crawler dapat digerakan oleh udara, listrik dan atau mesin diesel.
Unit yang digerakan udara mempunyai kecepatan rendah dengan
kecepatan maksimum 1,6 km/jam (1,0 mph), sehingga untuk perjalanan
yang jauh biasanya memerlukan penarik.

Untuk perjalanan yang jauh dengan kecepatan tinggi, unit ini


dimungkinkan dilengkapi dengan transmisi hidrostatik. Kekuatan tarik
yang diperlukan unit ini dapat dihitung dari persamaan :

HP = [(RR + GR) X S] / [33.000 X Em X Eh]

HP = horsepower mesin neto yang diperlukan

RR = tahanan gulir, lb

= 200 sampai 400 X W X 0,001, dimana W adalah GVW dalam


pound

GR = tahanan tanjakan, lb

= %GR X W X 0,001

Em = efisiensi mekanis penggerak


= 0,80 sampai 0,98

Eh = efisiensi hidrostatik penggerak

= 0,50 sampai 0,75

S = kecepatan jumbo, berkisar 80 sampai 500 fpm

Pneumatic-Tired Undercarriage

Pada tambang tracless, peralatan berban karet dapat digunakan


hampir pada semua kepentingan tambang. Ban karet tidak dipengaruhi
oleh air tambang yang korosif (pada tambang tembaga), kurang bersifat
merusak permukaan jalan sebagaimana tipe peralatan crawler, dan
memungkinkan berjalan dengan kecepatan lebih tinggi.

Secara ringkas alat pembawa jumbo berban karet dibagi menjadi


tiga, yaitu (1) rigid-frame carriers with tractor type skid steering (2)
rigid-frame carriers with automotive-type steering dan (3) articulated-
frame carriers with centre-articulated steering. Kondisi oparasi dan tipe
pemboran akan menentukan pemilihan alat pembawa jumbo berban
karet.

Skid steering : Mengingat kemampuannya untuk berbelok secara


seketika, pembawa tipe skid-steering akan menjadi pertimbangan
pada drift yang sempit dimana crosscuts seringkali harus dibuat
memotong drift ini. Walaupun demikian, skid steering tidak aman
pada kecepatan tinggi, dan kecepatan unit ini seyogyanya dipertahankan
antara 1,6 sampai 3,2 km/jam (1,0 sampai 2,0 mph). Pemakaian ban akan
meningkat karena pengaruh selip pada mekanisme geraknya dan kadang-
kadang digunakan solid rubber pada unit ini. Pada unit ini dapat
dilengkapi dengan peralatan pelurus arah pemboran secara manual atau
otomatis.

Automotive steering : Pada automotive-steering memungkinkan


unit dirancang menjadi sederhana dan kompak. Oleh sebab itu tipe
pembawa jumbo seperti ini menjadi terkenal (populer) untuk kegiatan
development dimana ruang yang tersedia terbatas. Cara kemudi ini
meningkatkan keamanan operasi dan memungkinkan kecepatan lebih
tinggi. Walaupun radius putar alat pembawa jumbo ini lebih lebar
dibandingkan skid-steered atau articulated, hal ini tidak menjadi
suatu kendala apabila telah dirancang layout tambang yang layak.
Apabila unit ini telah dilengkapi dengan peralatan pelurus pemboran
secara manual, Automotive-steering jumbo merupakan alat fleksibel
yang dapat digunakan pada kebanyakan aplikasi pemboran.

Articulated carrier : Pemanfaatan alat pembawa jumbo


articulated paling efektif apabila dikombinasikan dengan automatic
parallel drill booms. Unit ini dengan sistim articulationnya
memungkinkan mengatur perlengkapan pemboran supaya tegak lurus
dengan permuka kerja. Lagipula kerangka articulated memberikan
keuntungan apabila digunakan untuk drill jumbo yang panjang, yang
mempunyai peralatan listrik, peralatan hidraulik, kabel, dll. Tanpa
pembawa articulated, unit ini akan sukar untuk bergerak dalam ruang
bawah tanah yang terbatas / sempit. Apabila dibandingkan dengan unit
rigid-frame, kerugian kerangka articulated adalah sifat
ketidakstabilannya pada lereng (side slope), memerlukan perawatan lebih
besar, dan harga lebih mahal.

Tenaga tarik yang diperlukan untuk jumbo berban karet dapat


dihitung dari rumus :
HP = [(RR + GR) X S] / [33.000 X Em X Eh]

HP = horsepower mesin neto yang diperlukan

RR = tahanan gulir, lb

= 100 sampai 250 X W X 0,001, dimana W adalah GVW dalam


pound

GR = tahanan tanjakan, lb

= %GR X W X 0,001

Em = efisiensi mekanis penggerak = 0,90 sampai 0,98

Eh = efisiensi hidrostatik penggerak = 0,50 sampai 0,75

S = kecepatan jumbo, berkisar 80 sampai 1.000 fpm

Booms

Booms merupakan bagian struktural alat yang menggerakkan dan


meluruskan pemboran dan mengarahkan ke permukaan terowongan.
Hampir semua booms modern digerakkan secara hidraulik dan
remotely controlled.

Feed Shell

Feed shell mengarahkan dan mendorong alat bor kedepan selama


operasi pemboran dan menarik alat bor sesudah lubang bor terbentuk.
Feed shell tersusun oleh structural guide, unit penggerak motor atau
silinder dan pengatur kelurusan batang bor.

Sebuah jumbo yang dilengkapi dengan air drills atau air jumbo
drill umumnya menggunakan air-motor feed shells dengan tipe
sekerup atau rantai. Sebuah hydraulic jumbo drill umumnya dilengkapi
dengan feed shells yang digerakkan dengan silinder hidraulik.

Drills

Tipe alat bor yang digunakan pada jumbos meliputi prcusion


drills, rotary drills, rotary-percusion drills dan auger drills.
Percusion drlls digunakan pada tambang yang mempunyai batuan dengan
kuat tekan melebihi 138.000 kPa (20.000 psi). Rotary-percusion drills
digunakan pada batuan dengan kuat tekan antara 82.700 sampai 165.000
kPa (12.000 sampai 24.000 psi), termasuk beberapa tambang
batugamping dan timah hitam/seng. Rotary drills dilengkapi dengan
drag bits dan digunakan pada tambang dengan kuat tekan antara 55.200
sampai 110.300 kPa (8.000 sampai 16.000 psi). Auger drill digunakan
pada tambang batubara, talk, garam dan tambang sejenis yang
mempunyai perlapisan.

Perkembangan alat bor saat ini menggunakan hydraulic percusion


drills pada jumbos. Keunggulan utama hydraulic percusion drills
terhadap air drills adalah efisiensinya lebih tinggi dan kemampuan
mengkonsentrasikan energi tumbukan pada lubang bor yang ada. Apabila
diperbandingkan efisiensi secara keseluruhan dari sistem tumbukan dari
compressed air terhadap sistim tumbukan hydraulic, maka sistem
tumbukan compressed-air mempunyai efisiensi sekitar 15 sampai 20%,
sedangkan sistem hydraulic mencapai 30 sampai 35%.
Beberapa sistem penumbuk hydraulic juga mampu beroperasi
pada frekuensi tumbukan lebih tinggi dibandingkan air drills. Oleh
sebab itu penumbuk hydraulic mampu memasok energi total lebih
banyak untuk mata bor, sehingga menghasilkan laju penembusan lebih
cepat.

4.3. Aplikasi Jumbo Drill

Shaft

Shaft jumbo drills ini membuat lubang bor untuk lubang tegak
(vertical shaft) dan lubang miring (inclined shaft). Jumbo ini umumnya
tersusun oleh sebuah kolom dengan platform horisontal untuk
meletakan lengan alat bor. Secara keseluruhan untuk mendapatkan posisi
yang datar, maka struktur shaft jumbo dapat diatur dengan mekanisme
hidraulik atau screw jacks.

Shaft jumbo dirancang supaya dapat dikemas menjadi bentuk yang


kompak, sehingga memungkinkan melewati bukaan yang ada selama
tahap pembuatan shaft (shaft sinking) Umumnya bukaan yang tersedia
mempunyai diamter 1,5 sampai 2,1 meter (5 sampai 7 feet). Salah satu
teknik pembuatan lubang tegak adalah dengan mengawali pembuatan
pilot raise kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pembesaran bukaan
dengan menggunakan shaft jumbo

Development

Development drift pada tambang mempunyai penampang berkisar


tinggi 2,1 m dan lebar 2,1 m (tinggi 7,0 ft dan lebar 7,0 ft) sampai lebih
dari tinggi 5,5 m dan lebar 6,7 m (tinggi 18,0 ft dan lebar 22,0 ft). Drift
tersebut mungkin relatif lurus dan datar , sedikit miring (steeply) ,
menikung tajam, atau mengikuti jalur spiral. Oleh sebab itu untuk
memenuhi kondisi kerja, dikembangkan jumbo yang khusus disesuaikan
dengan kondisi kerja yang dijumpai, yaitu

1) Jumbo dengan lebar 1,5 m (5,0 ft) digunakan untuk tambang


dengan bukaan yang sempit, belokan tajam dan banyak crosscut.
Jumbo seperti ini digerakan dengan udara atau mesin diesel, dan biasanya
mempunyai dua lengan bor, feeds untuk panjang lubang 2,4 m (8,0 ft),
diameter mata bor 31,8 sampai 41,3 mm (1,25 sampai 1,625 inci).
Pembawa alat tipe skid-steering memberikan kelincahan gerak, tetapi
apabila alat ini harus sering dipindah-pindahkan untuk jarak jauh, maka
pembawa alat tipe articulated mungkin lebih sesuai. Jumbo dengan
klasifikasi ukuran seperti ini umum dikenal sebagai Minibore TM
, dan
digunakan untuk drift dengan ukuran lebar 2,1 m dan tinggi 2,1 m
(lebar 7,0 ft dan tinggi 7,0 ft) sampai lebar 5,5,m dan tinggi 3,7 m (lebar
18,0 ft dan tinggi 12,0 ft). Gambar 2.6. memperlihatkan tipe jumbo
seperti ini.

2) Jumbo dengan lebar 2,0 m (6,5 ft) digunakan pada tambang yang
kondisinya tidak memungkinkan digunakan jumbo konvensional lebar
2,4 m (8,0 ft), tetapi tidak terlalu menyalahi apabila digunakan unit
Minibore TM
. Jumbo seperti ini dapat digunakan pada sublevels
dengan penampang 2,4 m X 2,4 m (8,0 ft X 8,0 ft), tetapi jumbo ini
mampu membor permuka kerja dengan ukuran lebar 9,1 m dan tinggi 5,5
m (lebar 30,0 ft dan tinggi 18,0 ft) dalam satu posisi. Jumbo ini
merupakan alat yang kompak dengan dua atau tiga unit bor yang
dipasang pada alat dengan kerangka yang rigid dengan automotive
steering. Gambar 2.7. memperlihatkan tipikal jumbo seperti ini.
3) Jumbo dengan lebar 2,4 m (8,0 ft) paling umum digunakan untuk
development tambang pada batuan keras. Alat ini merupakan peralatan
tambang yang efisien dan terpercaya, dan mungkin dipakai untuk
tambang room-and-pillar, memasang baut batuan dan pekerjaaan
konstruksi lainnya. Jumbo dengan ukuran seperti ini digunakan untuk
drift dengan ukuran lebar 3,7 m dan tinggi 3,0 m (lebar 12,0 ft dan
tinggi 10,0 ft) sampai lebar 9,8 dan tinggi 6,7 m (lebar 32,0 ft dan tinggi
22,0 ft). Jumbo untuk development umumnya dilengkapi dengan tiga
buah lengan dan dioperasikan oleh dua atau tiga pekerja tergantung laju
penetrasi alat dan kontrol alatnya. Jumbo berlengan ganda yang modern
merupakan mesin yang kompleks dan memerlukan perawatan berkala
untuk mendapatkan operasi yang efisien.

Gambar 2.8 Jumbo drill hidraulik untuk development tambang


dilengkapi dengan :

1) Kabel listrik 380 sampai 500 V. 2) Lampu di depan dan belakang.


3) Kompresor untuk sistim pengereman. 4) Pompa hidraulik untuk
gerakan kemudi dan lengan selama berjalan. 5) Cadangan tangki cairan
hidraulik. 6) Kompresor untuk membersihkan dan melumasi mata bor.
7) Power cabinet 8) Tangki utama cairan hidraulik. 9) Unit pompa
hidraulik. 10) Motor listrik. 11) Leveling jack. 12) Oil-fog
lubricator untuk alat bor. 13) Panel kontrol untuk alat bor. 14) Control
and fuse cabinel. 15) Kontrol untuk lengan hidraulik. 16) Kontrol
untuk leveling jack. 17) Hydraulic adjustable height protective roof.
18) Lengan hidraulik. 19) Saklar otomatis untuk mengawali dan
mengakhiri pemboran. 20) alat bor hidraulik. 21) Lengan untuk
pijakan pekerja.
Gambar 2.9. dan 2.10. melukiskan alat bor jumbo berlengan dua untuk
development yang diletakkan pada pembawa berban karet articulated
dan dilengkapi dengan alat bor tumbuk hidraulik dan lengan sejajar yang
base rotated.

Tambang room-and-pillar

Ukuran ruang dan pola pemboran akan mempengaruhi dalam


pemilihan jumbo yang digunakan untuk tambang room-and-pillar.
Walaupun development jumbo yang umum, digunakan pada room
sampai lebar 7,9 m dan tinggi 5,5 m (lebar 26 ft dan tinggi 18 ft),
diperlukan rancangan khsusus untuk rooms yang lebih besar - lebar
15,2 m dan tinggi 18,3 m (lebar 50 ft dan tinggi 60 ft) pada tambang
batugamping, oil shale, dan tambang sejenisnya. Permuka kerja dengan
lebar sampai 7,9 m (26 ft) mungkin efisien digunakan pola pemboran
burned-cut, tetapi umumnya lebih ekonomis digunakan V-cut untuk
permuka kerja yang lebih lebar.

Cut-and-fill stoping

Petimbangan utama merancang jumbo untuk cut-and-fill stoping


termasuk kekuatan isian, tinggi back, lebar stope, sarana jalan ke
permuka kerja, ukuran dan panjang lubang, dan pola pemboran.

Jumbo dengan biaya murah dimungkinkan apabila tersusun oleh


pembawa ban karet beroda tiga. Pembawa ini digerakan oleh motor udara
dan dikemudikan secara manual. Keuntungan alat ini mempunyai biaya
murah dan berat ringan. Kerugiannya memerlukan pengaturan alat
kembali setiap pembuatan dua lubang bor, alat bor pertama harus
menunggu alat bor ke dua selesai sebelum unit ini dapat berpindah, dan
kurangnya kelincahan gerak pada stope yang ireguler dan di bawah
kondisi operasi yang sulit.

Ring drilling

Pemboran longhole pada open stope memerlukan ketepatan


pemboran yang tinggi untuk setiap operasi pemboran produksinya.
Column-and-arm mountings yang pertama kali dikembangkan ternyata
masih mempunyai kelemahan dalam penempatan posisi lubang bor dan
memberikan masalah keselamatan selama persiapan dan pemboran.
Ring-drilling jumbo modern meningkatkan produktifitas, ketepatan
pemboran, dan keamanan pekerja.

Unit jumbo modern dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu single
ring drill untuk laju penembusan cepat dan twin ring drill untuk laju
penembusan yang memungkinkan mengoperasikan dua alat bor oleh
seorang pekerja. Pembawa alat berban karet lebih disukai dibandingkan
crawlers karena drill cutting cenderung masuk dalam celah-celah
crawlers dan akan menghambat gerakannya

Sublevel caving
Pada sublevel caving produksi yang besar dapat dicapai dengan
melakukan pemboran yang intensif. Oleh sebab itu pemilihan peralatan
yang efisien adalah sangat penting. Saat ini untuk metode sublevel
caving memungkinkan menggunakan peralatan yang dirancang secara
efisien maupun kenyamanan operator. Hasilnya adalah produktivitas
yang tinggi.
Jumbo yang digunakan pada sublevel caving dikenal sebagai
fan drill, umumnya mempunyai dua alat bor dan feeds, dan membor
dengan pola berbentuk kipas (fan-shaped pattern). Dalam jumlah
terbatas, juga digunakan unit yang terdiri dari tiga alat bor. Alat bor
diletakan di depan operator sehingga diperoleh pandangan yang baik.
Remote controls diletakkan di samping jumbo, memungkinkan secara
bersamaan mengoperasikan dua alat bor tersebut. Posisi operator adalah
jauh dari percikan air pembilas dan dapat dicapai dari bagian belakang
jumbo. Mengingat kelurusan (penempatan) jumbo terhadap drift
centerline sangat penting, lebih disukai menggunakan skid-steering
undercarriage. Jumbo untuk sublevel caving dilukiskan pada Gambar
2.11.

Roof bolting

Kelas jumbo yang digunakan untuk baut batuan secara umum


dikelompokan menjadi dua. Pertama digunakan untuk tambang batubara,
dirancang pada operasi dengan headroom rendah dan dilengkapi
dengan alat bor putar (rotary drills). Ke dua adalah rockbolter yang
digunakan pada tambang dengan batuan keras, dirancang mempunyai
headroom tinggi, dan biasanya dilengkapi dengan alat bor tumbuk
(percussion drills).
Unit untuk tambang batubara dirancang untuk ketebalan lapisan
berkisar kurang dari 760 mm (30 inci) sampai lebih dari 3 m (10 ft).
Mengingat kedalaman lubang seringkali melebihi tebal lapisan, unit
yang dirancang untuk headroom rendah harus memungkin untuk
operasi dengan batang bor yang bersambung-sambung. Sumber tenaga
biasanya dengan listrik, diperoleh dari sistim terminal tambang.
Pembawanya adalah berban karet dan digerakan oleh lsitrik atau motor
hidraulik. Alat bor yang dipakai bertipe putaran atau putaran-tumbukan
(rotary-percussion), dan digerakan dengan hidraulik. Diperlukan
perlindungan terhadap kemungkinkan jatuhnya batuan atap, baik untuk
operator dan alat. Gambar 2.12. melukiskan roof bolter untuk lapisan
tipis.

Pembaut batuan untuk tambang batuan keras biasanya dirancang


dioperasikan dibawah suatu back yang mempunyai tinggi dari 3 sampai
6,1 m (10,0 sampai 20 ft). Pada daerah dengan headroom lebih rendah,
umumnya lebih praktis menggunakan hand-held stopers, sementara
sedang dikembangkan jumbo yang dapat beroperasi untuk tinggi back
lebih tinggi dari 6,1 m (20,0 ft). Biasanya, pembawa jumbo ini digerakan
diesel dan berban karet, tekanan udara dari tambang memasok tenaga
percussion drills. Lengan telescopic memungkinkan alat bor
menjangkau tempat yang diinginkan dan fleksibel, dan platforms atau
baskets yang diletakan pada lengan digunakan untuk mengangkat dan
menempatkan operator untuk memasang baut batuan. Urutan operasi
untuk pembaut batuan dengan dua lengan termasuk :

1) menggunakan remote controls, operator pada konsol jumbo membuat


lubang bor pada tempat-tempat yang dicapai oleh lengan teleskopik.
2) apabila pemboran selesai, lengan diturunkan, dan operator masuk dalam
baskets yang dilekatkan pada lengan.
3) meggunakan kontrol lengan yang ada dalam baskets, pekerja
memperkirakan bahwa semua lubang yang telah ada dapat dicapai.
4) menyisipkan baut batuan dalam lubang dan mengencangkan dengan
mekanisme putaran atau pukulan.

Anda mungkin juga menyukai