ALUMUNIUM SULFAT
Al2(SO4)3
DISUSUN OLEH
RHAMDALIA FANNY
(151424025)
(151424029)
Kelas: 1A TKPB
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam suatu kehidupan kita khususnya pada lingkungan sekitar kita erat kaitannya
dengan sampah atau limbah, terutama penyebabnya dihasilkan oleh kegiatan industri. Dalam
pembahasan makalah ini penulis mencoba menjelaskan mengenai salah satu senyawa
anorganik dari salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang dapat
dimanfaatkan, yaitu tawas atau dengan rumus kimianya adalah Al2(SO4)3 / Alumunium Sulfat.
Dari senyawa tersebut dapat kita lihat bahwa senyawa tersebut mengandung alumunium.
Seperti yang telah dilakukan pada kegiatan praktikum sebelumnya dalam pembuatan tawas,
proses tersebut memanfaatkan alumunium foil untuk mengubahnya menjadi tawas. Seperti
yang telah kita ketahui bahwa alumunium foil itu kebanyakan industri menggunakannya
dalam pengemasan suatu produk misalnya, pembungkus susu formula, pembungkus coklat,
pembungkus permen, dan lain-lain. Namun, kita tidak menyadari bahwa hal tersebut dapt kita
manfaatkan.
Dari uraian di atas tersebut penulis terinspirasi untuk terus mengeksplor pengetahuan
ataupun informasi mengenai tawas lebih jauh lagi guna menyempurnakan pengetahuan
praktikum yang telah dilakukan dan memahami betul proses-proses yang terjadi, sehingga hal
tersebut dapat kita aplikasikan pula dalam kehidupan sehari-hari guna mengurangi dan
meminimalisir sampah ataupun limbah yang ada di sekitar lingkungan kita. Tawas sendiri
dapat dimanfaatkan, misalnya dalam penjernihan air melalui proses filtrasi. Untuk itu penulis
mengharapkan dengan adanya makalah ini dapat menginspirasi bagi pembaca agar dapat
memanfaatkan alumunium foil serta mengubahnya menjadi senyawa kimia seperti tawas
yang bermanfaat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Alumunium Sulfat
Sulfat Aluminium (Al2 (SO4) 3), biasa disebut alum, diproduksi sebagai kristal putih
yang non-mudah terbakar dan larut dalam air. Dry hidrat (Al2 (SO4) 3.14H2O) adalah 17%
Al2O3 dan juga dijual sebagai 47% b / b sulfat aluminium yang 8% Al2O3. Dijual dalam
bentuk padat sebagai dipecah, tanah atau debu.
2. Produksi Alumunium Sulfat
Aluminium sulfat, Al2 (SO4) 3, banyak digunakan oleh industri di Selandia Baru.
Aplikasi yang paling umum dalam industri pulp dan kertas dan dalam pemurnian air. Dalam
kedua kasus ini alum digunakan sebagai sumber Al3 +, spesies ionik sangat dituntut. partikel
negatif, seperti yang mengubah warna pasokan air baku kami, tertarik untuk kation ini,
bereaksi dengan itu dan kemudian mengendap dari larutan sebagai padatan ionic.
KEBUTUHAN DUNIA
Sejak tahun 1993 alumunium sulfat sangat dibutuhkan, dapat dilihat bahwa saat itu
600.000 ton per tahun dibutuhkan alumunium sulfat di Amerika Serikat, 720.000 ton per
tahun dibutuhkan alumunium sulfat di Eropa bagian barat, dimana 90.000 ton per tahunnya
diproduksi oleh Swedia yang merupakan negara maju di Eropa bagian barat. Di pasaran,
kebutuhan akan alumunium sulfat sangat terlihat dari data import barang tersebut, dimana
dapat dilihat pada tabel berikut.
IMPORTS OF ALUMUNIUM SULPHATE (TONNES)
Year
1997
Imports
20.16
1998
80.38
1999
26.13
2000
2001
197.52
2002
90.00
2003
570.00
2004
913.08
4
2005
1001.31
2006
Average
1022.10
435.63
Tabel 1.1 Data import alumunium sulfat
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kebutuhan akan alumunium sulfat fluktuatif akan tetapi
dari tahun 2003-2006 kebutuhannya meningkat, sehingga dapat diproyeksikan untuk
beberapa tahun kedepan bahwa kebutuhan akan alumunium sulfat pun akan meningkat.
Sebagai pelekat kertas yang digunakan pada proses pembuatan pulp dan kertas yaitu
untuk mengendapkan damar yang larut dalam kanji pada serat kertas, mengontrol pH pada
bubur kertas, setting ukuran kertas dan membantu mengolah air pulp dengan cara
menambahkan aluminium sulfat kedalam pulp kertas sebelum masuk kedalam mesin pembuat
kertas.
b)
Untuk menjernihkan air, mengontrol pH air dan membantu mengolah air buangan yaitu
sebagai koagulan yang dapat mengendapkan bermacam-macam kotoran dan bakteri sehingga
air itu menjadi bersih terbebas dari pemcemaran dan memenuhi standar air minum yang
diijinkan.
Gambar disamping merupakan
Flowsheet penjernihan air
c)
Sebagai bahan baku pembuatan kaleng untuk mengawetkan makanan, sebagai koagulan
pada industri karet sintetis, sebagai isolasi atau penyekatan selulosa, sebagai bahan pembantu
pada proses pencelupan batik (tekstil), pembuatan bahan-bahan kimia, katalis, pencegah api
pada bahan penyekat, kosmetik, obat-obatan, alat pemadam api, bahan cat, penyamakan kulit,
semen, plastik. (Mc.Ketta,vol.3,p.122 dan Kirk Othmer,vol.2,p.246)
d) Bahan Kosmetik
Tawas sebagai deodorant yang dijual di India
Karena pembentuk koloid, maka sifat yang sangat penting pada tawas adalah adsorpsi. Tawas
dapat mengadsorpsi kotoran, racun dan lainnya.
Tawas bisa digunakan untuk menghilangkan bau badan atau anti-deodorant. Cara untuk
menghilangkan bau badan sangat mudah, yaitu ambil satu buah tawas lalu celupkan ke air
dan oleskan ke ketiak anda secukupnya. Kalau untuk menghilangkan warna hitam di ketiak,
yaitu gunakan tawas secukupnya yang dicampur air hangat lalu oleskan pada ketiak anda
yang gelap warnanya secara rutin
e) Bahan Anti Api
Karena Alum kalium memiliki titik leleh 900C. Tipe lain dari alum adalah aluminium sulfat
yang mencakupi alum natrium, alum amonium, dan alum perak. Alum digunakan untuk
pembuatan bahan tekstil yang tahan api.
Tawas merupakan komponen dari foamite yang digunakan dalam alat pemadam kebakaran.
Larutan yang mengandung tawas digunakan pada berbagai benda seperti kayu, kain, dan
kertas untuk meningkatkan ketahanannya terhadap api.
Produk yang dihasilkan sampai pertengahan 1960-an adalah aluminium kelas sulfat lebih
rendah terbuat dari bauksit atau tanah liat alumina tinggi. Produk ini dihasilkan limbah silika
dan memiliki tingkat terlalu tinggi dari besi untuk pembuatan kertas, pengguna utama tawas.
Pada tahun 1965 petani Pupuk NZ Ltd berubah untuk menggunakan aluminium trihidrat
sebagai bahan baku untuk tawas untuk memenuhi pasar kertas.
Reaksi-reaksi lain yang memungkinkan dapat terjadi :
1. Reaksi aluminium dengan KOH (langkah pembubaran)
2 Al (s) + 2 KOH (aq) + 6 H2O (l) 2 KAL (OH) 4 (aq) + 3 H2 (g)
2. Selain Awal asam sulfat (pengendapan Al (OH) 3)
2 kal (OH) 4 (aq) + H2SO4 (aq) 2 Al (OH) 3 (s) + K2SO4 (aq) + 2 H2O (l)
3. Selain lebih lanjut dari asam sulfat (pelarutan Al (OH) 3)
2 Al (OH) 3 (s) + H2SO4 (aq) Al2 (SO4) 3 (aq) + 6 H2O (l)
4. Air hujan dari tawas pada pendinginan
K2SO4 (aq) + Al2 (SO4) 3 (aq) + 24 H2O (l) 2 KAL (SO4) 2 12 H2O (s)
b. Bahan baku
Aluminium trihidrat dimurnikan dari bauksit. Komersial bauksit (30-75% Al2O3) deposito
terjadi di Australia, Jamaika, Prancis, Guyana, Guinea, Amerika Serikat dan Brasil. bijih
bauksit dilarutkan dalam soda kaustik kuat untuk membentuk natrium aluminat. The trihidrat
aluminium kemudian diendapkan oleh netralisasi (biasanya dengan karbon dioksida) atau
dengan autoprecipitation (proses Bayer).
Bahan baku lainnya, asam sulfat, diproduksi untuk produksi superfosfat Petani
Pupuk Ltd Acid tiba oleh kapal tanker jalan dan dipompa ke tangki penyimpanan. Dalam
pembuatan aluminium sulfat digunakan bahan baku Al2O3 (61,2 %) dan H2SO4 (80 %) yang
direaksikan dalam reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) pada kondisi operasi yaitu
temperatur 105-110Cdan tekanan 1 atm.Perbandingan mol Al2O3 : H2SO4 = 1 : 3
Pada prarancangan ini pabrik aluminium sulfat didasarkan pada reaksi netralisasi
yaitu reaksi antara senyawa basa dengan senyawa asam yang membentuk senyawa garam dan
air. Semua atom H dari asam diganti dengan atom logam, jadi ion H + dari H2SO4 diganti
dengan ion Al3+ sehingga membentuk senyawa Al2(SO4)3 dalam reaktor. Reaksi yang terjadi :
Al2O3 + 3 H2SO4
===>
Al2(SO4)3 + 3 H2O
c. Metode yang digunakan dalam pembuatan alum, terdapat dua metode yaitu
1) Proses kering
Bauksit dari silo penyimpan bahan baku diangkut dengan conveyor dan dilarutkan dalam
suatu tangki yang dilapisi timah hitam untuk memperoleh konsentrasi larutan. Kemudian
larutan NaOH 10 % dimasukkan kedalamnya, dipanaskan dengan agitasi. pH campuran
diatur 7-10 dengan jalan mengencerkannya dengan air. Al2(OH)3 yang terbentuk kemudian
diendapkan dalam alat yang disebut tangki pengendapan. Endapan yang terbentuk
selanjutnya disaring pada drum berputar penyaring hampa dan sebagian dikembalikan
sebagai pembawa yang bertujuan untuk mempercepat proses pengendapan. Aluminium
hidroksida yang tersaring kemudian disuspensikan kedalam sejumlah air pada suatu tangki
dan selanjutnya dilarutkan lagi dalam NaOH dengan memanaskan larutan CO 2 dilewatkan
terhadap larutan ini untuk mengatur pH antara 7-10. Disini akan terbentuk endapan yang
berbentuk gel. Hasil endapan yang berbentuk alumina gel disaring dan dicuci di alat
penggerak pengering berputar , gel dikeringkan pada suhu 400-800C. Kemudian didinginkan
di alat pendingin berputar, selanjutnya dimasukkan ke alat mesin penghancur sehingga
didapatkan produk yang diinginkan. (Mc.Ketta,1997,vol.3)
Pada proses ini aluminium sulfat dibuat dengan cara memanaskan bahan yang mengandung
Al2O3 dengan asam sulfat pada suhu 170C dan tekanan 1 atm. Bahan yang umum digunakan
dalam proses ini adalah kaolin. (I.B. Agra,1975)
2) Proses basah
Pada proses ini aluminium sulfat dibuat dengan cara melarutkan bahan yang mengandung
Al2O3 dengan asam sulfat 60Be (asam sulfat 80 %) dalam suatu reaktor pada suhu 105-110C
dan tekanan 1 atm. Bahan yang umum digunakan dalam proses ini adalah bauksit.
Bauksit dari silo penyimpan bahan baku diangkut dengan conveyor dan diumpankan kedalam
reaktor. Sementara asam sulfat (H2SO4) yang berasal dari tangki penyimpan dialirkan dengan
pompa dan dipanaskan lewat pemanas dan diumpankan kedalam reaktor. Didalam reaktor
terjadi reaksi selama 15-20 jam. Reaksinya adalah :
===>Al2O3 + 3 H2SO4
Al2(SO4)3 + 3 H2O
Produk yang keluar dari reaktor dipompa ke netralizer untuk menetralkan asam sulfat sisa
dengan penambahan BaS sehingga terbentuk barium sulfat. Larutan ditambahkan glue
8
Alat yang digunakan pada proses basah lebih sedikit sehingga dapat menghemat uang.
Limbah yang dihasilkan berupa debu yang berbentuk serbuk yang sangat halus, dapat
membahayakan paru-paru manusia.
. Alat yang digunakan pada proses kering terlalu banyak sehingga banyak mengeluarkan
uang.
d. Implikasi Lingkungan
Semua situs limbah dikelola oleh Distributed Control System (DCS). Situs lari dan tumpahan
dikumpulkan dalam genangan air. Semua genangan air koleksi memiliki probe tingkat yang,
setelah batas tercapai, mulai pompa bah yang memompa air melalui pot pH umum. Jika pH
adalah batas luar maka air masuk ke holding tank di mana ia digunakan dengan air reaksi.
Jika pH diterima air dibuang ke aliran limbah. Aliran limbah adalah pH dipantau dan
dianalisis untuk padatan tersuspensi. Berbagai senyawa dan elemen termasuk aluminium larut
dianalisis untuk off-site dan hasilnya dilaporkan kepada Lingkungan Waikato.
Tas trihidrat baik dijual untuk digunakan kembali atau diberikan kepada dewan lokal sebagai
wadah untuk daur ulang plastik dan aluminium kaleng.
e. Peran Laboratorium Independen
Produk ini dianalisis untuk Al2O3, kebasaan, pH dan insolubles di laboratorium di lokasi
sebelum pengiriman ke pelanggan. Secara berkala sampel acak dianalisis untuk logam berat
oleh laboratorium independen. Produk ini diproduksi sesuai dengan Standar NZ for Supply
dari Aluminium Sulfat untuk Penggunaan di Water Treatment.
f. flowsheet pembatan alum
10
11
6. KESELAMATAN KERJA
- Gunakan APD saat mereaksikan senyawa ini seperti sarung tangan dan lain lain
- Membaca MSDS terlebih dahulu
- Gunakan ruang asam jika mereaksikan senyawa ini dengan asam
- Ketika menggunakanzat ini, pastikan ventilasi ruangan bekerja dengan baik
- Jika emisi debu dari zat tidak bisa dikontrol pada batas, gunakan perlindungan pernafasan
yang dianjurkan.
- Gunakan jas laboratorium serta pelindung mata (googles) karena berbahaya terhadap mata
- Gunakan krim pelindung kulit untuk mengurnagi bahaya iritasi jika terkena zat
Bahaya :
Resiko serius jika terkena mata
Pertolongan :
Secara umum
Dalam semua kasus bahaya, dimohon untuk memusatkan pada pertolongan medis
Terhirup
Pindahkan korban ke tempat yang segar, jika tidak pulih dengan cepat, cari
pertolongan medis.
Tertelan
Jangan dimuntahkan.jika secara spontan dimuntahkan, pastikan bahwa si korban
memuntahkan semuanya, karena jika tidak ditakutkan korban akan tercekik. Jika
korban dalam keadaan sadar,suruh korban minum air yang banyak kira-kira 500 ml,
istirahatkan korban dan cari pertolongan medis.
Kulit
Lepaskan pakaian yang tekena zat, cuci bagian kulit yang terkena zat dengan sabun
dan air, jika terjadi iritasi cari pertolongan medis. Cuci pakaian yang terkena zat
sebelum dipakai.
Mata
Segera cuci mata dengan air yang banyak sambil mengangkat kelopak mata, cuci
selama 15 menit dan cari pertolongan medis.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Fernz Chemicals NZ Ltd, Morrinsville adalah ISO9002 terdaftar.
Pradyot Patnaik. Handbook of Inorganic Chemicals. McGraw-Hill, 2002, ISBN 0-07049439-8
Truman State University.Preparation and Analysis of Alum.
http://chemlab.truman.edu/CHEM130Labs/Alum.asp. [Diakses 6 April
2016]
NN.TT. Syntetist of alum from aluminum.
http://www.mesacc.edu/~paudy84101/CHM151LL/6B%20Alum.pdf.
[Diakses 6 April 2016]
NN.TT. Aluminum Sulfate. https://en.wikipedia.org/wiki/Aluminium_sulfate.
[Diakses 6 April 2016]
14