PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hutan merupakan sumberdaya yang tidak ternilai karena didalamnya
terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah, sumber
hasil hutan kayu dan non-kayu, pencegah banjir dan erosi, serta sebagai
perlindungan alam hayati untuk kepentingan ilmu pengetahuan, kebudayaan,
rekreasi, pariwisata dan sebagainya. Hutan juga merupakan salah satu sumber
daya alam yang berperan dalam menjaga, mempertahankan dan meningkatkan
ketersediaan air dan kesuburan tanah. Ketersediaan air dan kesuburan tanah
merupakan urat nadi kehidupan manusia. Selain itu,hutan dapat memberikan
manfaat
ekonomis
sebagai
penyumbang
devisa
bagi
kelangsungan
1.2
Rumusan Masalah
Untuk mempermudah penganalisaan materi yang dibahas, maka dibuat
beberapa rumusan masalah
1. Apa definisi hutan?
2. Bagaimana manfaat hutan?
3. Apa penyebab dan akibat dari adanya kerusakan hutan?
4. Bagaimana solusi untuk mengurangi kerusakan hutan?
5. Bagaimana kebakaran hutan di Indonesia?
6. Apa penyebab dan dampak kebakaran hutan?
7. Bagaimana upaya untuk menanggulangi kebakaran hutan?
1.3
1.4
Tujuan
Tujuan dilakukan penelitian mengenai hutan ini adalah:
1. Memenuhi tugas salah satu mata kuliah yaitu Pengantar Ilmu Lingkungan.
2. Menambah pengetahuan mengenai akibat dari kerusakan hutan dan
bagaimana solusi untuk mengurangi kerusakan hutan.
Manfaat
Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan dapat memberi dorongan agar
tidak dilakukan pembakaran hutan dan eksploitasi sumberdaya yang ada di
hutan secara berlebihan. Dengan demikian, tidak terjadi lagi kerusakan hutan.
1.5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Hutan
Definisi dari hutan menurut Undang-undang no 41 Tahun 1999 tentang
kehutan adalah hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan YME yang
dianugerahkan kepada bangsa Indonesia merupakan kekayaan yang dikuasai
oleh negara, memberikan manfaat serbaguna bagi umat manusia, karenanya
wajib disyukuri, diutus, dan dimanfaatkan secara optimal, serta dijaga kelestarian
untuk sebesar besar kemakmuran rakyat, bagi generasi sekarang maupun
2.2
mendatang
Macam macam Hutan
Banyak ilmuwan yang mengelompokkan hutan berdasarkan variasi sistem
ekologi. Hutan dengan iklim, tanah dan kelembaban yang mirip dikelompokkan
menjadi enam kelompok, yaitu:
1. Hutan Hujan Tropis (Tropical Rain Forests)
Hutan hujan tropis adalah ekosistem terkaya di bumi. Hutan hujan tropis
mengandung setidaknya setengah dari spesies bumi dari tanaman terestrial
dan hewan (lebih dari 2 juta spesies). masyarakat yang membentuk hutan
hujan tropis yang beragam dalam setiap jenis hewan, tanaman atau
mikroorganisme sering diwakili di daerah tertentu oleh beberapa individu. Di
Indonesia, hutan hujan tropis sedang dirusak yang spesies yang tak terhitung
jumlahnya, banyak dari mereka tidak pernah dilihat oleh manusia.
Hutan hujan tropis tumbuh di dekat garis equator, dimana iklim sepanjang tahun
hangat dan basah. Sebagian besar hutan ini tumbuh di lembah sungai Amazon,
lembah sungai Kongo, dan di wilayah Asia Tenggara. Dari ke enam kelompok jenis
hutan, hutan hujan tropis paling banyak memiliki keragaman pohon, sekitar 100
species bisa tumbuh pada wilayah seluas 2,6 Km2. Sebagian besar pohon berdaun
lebar dan selalu hijau sepanjang tahun, terdapat juga pohon palm dan paku-pakuan.
Kebanyakan hutan pohonnya membentuk tiga lapisan selubung (canopy).
5. Boreal Forest
Hutan luruh iklim sedang tumbuh di sebelah timur Amerika utara, eropa barat
dan asia timur. Wilayah ini memiliki musim panas dan musim dingin. Lapisan canopy
mencapai ketinggian 30 meter, dua jenis pohon atau lebih mendominasi lapisan
canopy, yang berguguran daunnya di musim gugur. Lapisan tengah dan semak
mungkin agak tebal. Juga dihuni binatang besar seperti beruang, rusa, dan serigala.
Ada juga ratusan binatang menyusui yang lebih kecil dan burung
6. Padang Rumput Tropis Kering (Savanna)
Padang rumput tropis kering adalah suatu daerah yang memiliki pohon dengan
jarak luas.Beberapa padang rumput pohon tumbuh dalam satu gerombolan, ada
juga yang tumbuh menyendiri. Sebagian besar tanah ditumbuhi oleh semak dan
tumbuhan herbal, terutama rumput, sehingga savana disamakan dengan padang
rumput. Savana terutama ditemukan diwilayah yang memiliki sedikit curah hujan,
tanah yang tidak subur, sering timbul kebakaran, atau hal lain yang menghambat
tumbuhnya pohon.Binatang yang hidup di padang rumput diantaranya, kijang
,banteng, jerapah, singa, macan dan zebra. Di sabana, banyak hewan dan
tumbuhan yang aktif hanya selama musim hujan. Pada skala global, bioma savana
adalah transisi antara hutan hujan tropis dan gurun. Sebagai sabana ini semakin
dikonversi ke agricutural digunakan untuk memberi makan populasi manusia
berkembang pesat.
2.3
Manfaat Hutan
Energi dari matahari mengalir kepada makhluk hidup di bumi. Kehidupan
berjalan di bumi karena ada beberapa cahaya dapat ditransformasikan menjadi
energi kimia lalu digunakan untuk fotosintesis dan membuat molekul organik.
Molekul kimia lalu digunakan untuk fotosintesis dan membuat molekul organik.
Molekul inilah yang disebut dengan makanan. Organisme yang pertama kali
menangkap energi atau disebut produsen, adalah tumbuhan (dan beberapa
bakteri dan alga). Organisme lain disebut konsumen. Apabila rusak akan
mengacaukan
jaring
makanan
kompleks
tersebut.
Pada ekosistem hutan contohnya hutan hujan tropis, lebih dari 90%
5
konversi
hutan
mengakibatkan
penurunan
kualitas
terancamnya kelestarian satwa dan flora di Indonesia utamanya flora dan fauna
endemik. Satwa-satwa endemik yang semakin terancam kepunahan akibat
deforestasi hutan misalnya lutung jawa (Trachypithecus auratus), dan merak
(Pavo muticus), owa jawa (Hylobates moloch), elang jawa (Spizaetus bartelsi,
dan gajah sumatera (Elephant maximus sumatranus).
2.5
membuka
lahan
dengan
cara
membakar,
bila
4. Perladangan berpindah.
Pengertian dan definisi dari Perladangan berpindah adalah suatu
sistem bercocok tanam yang dilakukan oleh masyarakat secara
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara membuka
lahan hutan primer maupun sekunder. Perladangan berpindah dilakukan
oleh masyarakat tradisional dalam pengolahan lahan untuk menghasilkan
bahan pangan. Bercocok tanam secara tradisional dilakukan dengan
membuka lahan baru ketika hasil panen dari suatu lahan mulai menurun.
Perladangan berpindah adalah warisan turun-temurun karena sudah
menjadi tradisi dalam bercocok tanam.
Perladangan berpindah memberikan kontribusi yang nyata terhadap
kerusakan ekosistem hutan terutama pada pulau-pulau yang berukuran
kecil. Selain itu perladangan berpindah dan kebakaran memiliki korelasi
yang positif, karena musim berladang umumnya pada musim kemarau.
Hasil penelitian menunjukan pada setiap musim kemarau terjadi
kebakaran hutan karena faktor pembukaan lahan dengan cara membakar.
5. Pertambangan.
Usaha pertambangan yang dilakukan berbentuk pertambangan
tertutup dan pertambangan terbuka. Pertambangan terbuka adalah
pertambangan yang dilakukan di atas permukaan tanah. Bentuk
Pertambangan ini dapat mengubah bentuk topografi dan keadaan muka
tanah (land impact), sehingga dapat mengubah keseimbangan sistem
9
6. Transmigrasi.
Tujuan utama program transmigrasi adalah untuk mengurangi
kemiskinan dan kepadatan penduduk di pulau Jawa, memberikan
kesempatan bagi orang yang mau bekerja, dan memenuhi kebutuhan
tenaga kerja untuk mengolah sumber daya di pulau-pulau lain seperti
Papua,
Kalimantan,
Sumatra,
dan
Sulawesi.
semakin
meningkat.
Terbatasnya
daerah
yang
dapat
yang
memadai.
di
sekitar
kita,
mengenai
kerusakan
lingkungan
akibat
ekosistem
menjadi
terganggu
akibat
penurunan
12
biodiversitas,
pencemaran
lingkungan
dari
input
peptisida
yang
pernah
dilakukan
untuk
memenuhi
kebutuhan
pangan
bahaya
kebakaran
hutan,
memberikan
sumbangan
dan
pemahaman
masyarakat
dalam
pengelolaan
keselamatan
penerbangan.
Api yang timbul pada kebakaran hutan terjadi akibat gesekan batang atau
cabang pohon. Dari penginderaan jauh lewat satelit dapat dilihat "hot
14
spot" yang muncul di dalam areal hutan bila terjadi suatu kebakaran
hutan.
Selain musim kemarau yang berkepanjangan sebagai salah satu faktor
penyebab terjadi kebakaran hutan, ada juga beberapa faktor pemicu
terjadi kebakaran hutan yaitu pembukaan lahan gambut sehingga sinar
matahari masuk ke lantai hutan dan menyebabkan areal gambut menjadi
kering dan mudah terbakar.
2. Letusan Gunung Berapi.
Bencana alam gunung meletus merupakan suatu daya alam yang
dapat merusak hutan dan habitat satwa liar bahkan memusnakan
kehidupan yang ada di wilayah tersebut. Gunung meletus adalah gejala
vulkanis yaitu peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari
dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan
cair, liat serta sangat panas yang berada dalam perut bumi. Aktifitas
magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang
terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan
pergeseran lempeng kulit bumi. Peristiwa vulkanik yang terdapat pada
gunung berapi setelah meletus (post vulkanik), antara lain: terdapatnya
sumber gas H2 S, H2O,dan CO2 dan Sumber air panas atau geiser.
Sumber gas ini ada yang sangat berbahaya bagi kehidupan.
3. Naiknya air permukaan laut dan tsunami
Permukaan air laut yang naik termasuk didalamnya bencana
tsunamii dapat mengakibatkan kerusakan hutan. Hutan-hutan di bagian
pesisir menjadi rusak karena aktivitas alam ini. Walaupun hutan-hutan di
pesisir dianggap suatu cara untuk mengurangi dampak kerusakan dari
tsunami tetapi hutan tersebut juga ikut terkena dampaknya
2.6
15
erosi
permukaan.
mencapai 1-2 juta hektar per tahun tidak dapat dicegah maka hutan-hutan
tropis ini akan hilang.
3. Kemiskinan dan Kerugian secara ekonomis
Masyarakat Indonesia akan bertambah miskin jika kita tidak
mempunyai hutan, itulah yang dikatakan Presiden Bambang Yudhoyono.
Departemen Kehutanan mengemukakan bahwa kerugian negara per hari
mencapai Rp. 83 milyar, itu hanya dari kerusakan hutan akibat
penebangan liar. Berapakah kerugian jika semua faktor dan penyebabkan
kerugian kita hitung?
4. Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Hutan sebagai paru-paru dunia penghasil oksigen bagi semua
mahluk di bumi tidak bisa menjalankan fungsinya mendaur ulang
karbondioksida. Karbondioksida di udara semakin tinggi menyebabkan
efek gas rumah kaca.
5. Kerusakan Ekosistem Darat maupun Laut
Pengertian dan definisi hutan sebagai suatu kesatuan ekosistem
berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi
jenis pepohonan dalam persekutuan dengan lingkungannya, yang satu
dengan lain tidak dapat dipisahkan. Jika salah satu komponen hutan di
rusak, akan berpengaruh terhadap komponen ekosistem yang lain.
Hubungan keterkaitan antara struktur dan fungsi di dalam ekosistem
berjalan dalam keseimbangan yang harmonis, tetapi bila struktur hutan
menjadi rusak, akibat dan dampaknya akan mempengaruhi fungsi hutan
itu sendiri.
Kerusakan tidak hanya terjadi pada ekosistem hutan di darat,
namun berdampak pada kerusakan ekosistem di laut juga. Akibat
17
kerusakan hutan terjadi erosi dan banjir membawa sedimen ke laut yang
merusakan ekosistem laut. Ikan dan Terumbu karang sebagai mahluk
hidup diperairan mendapat akibat dari aktivitas pengrusakan di darat.
Kerusakan seperti ini sangat dirasakan oleh pulau-pulau kecil di
Indonesia, dengan ciri daerah das yang pendek dan topografi yang curam
sangat cepat pengaruhnya terhadap lingkungan laut.
6. Abrasi Pantai
Bila pohon-pohon di pesisir pantai ditebang maka tidak ada lagi
perlindungan bagi kawasan pantai. Salah satu fungsi hutan mangrove
maupun hutan pantai adalah menjaga daerah pantai dari hempasan
ombak laut.
Ombak
laut
yang
menerjang
pesisir
pantai,
dapat
hutan
mangrove
dan
hutan
pantai
dirusakan.
Ditambah
18
2.7
Kebakaran Hutan
Istilah Kebakaran hutan di dalam Ensiklopedia Kehutanan Indonesia
disebut juga Api Hutan. Selanjutnya dijelaskan bahwa Kebakaran Hutan atau Api
Hutan adalah Api Liar yang terjadi di dalam hutan, yang membakar sebagian
atau seluruh komponen hutan. Dikenal ada 3 macam kebakaran hutan, Jenisjenis kebakaran hutan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Api Permukaan atau Kebakaran Permukaan yaitu kebakaran yang terjadi
pada lantai hutan dan membakar seresah, kayu-kayu kering dan tanaman
bawah. Sifat api permukaan cepat merambat, nyalanya besar dan panas,
namun cepat padam. Dalam kenyataannya semua tipe kebakaran berasal
dari api permukaan.
2. Api Tajuk atau Kebakaran Tajuk yaitu kebakaran yang membakar seluruh
tajuk tanaman pokok terutama pada jenis-jenis hutan yang daunnya mudah
terbakar. Apabila tajuk hutan cukup rapat, maka api yang terjadi cepat
merambat dari satu tajuk ke tajuk yang lain. Hal ini tidak terjadi apabila tajuktajuk pohon penyusun tidak saling bersentuhan.
3. Api Tanah adalah api yang membakar lapisan organik yang dibawah lantai
hutan. Oleh karena sedikit udara dan bahan organik ini, kebakaran yang
terjadi tidak ditandai dengan adanya nyala api. Penyebaran api juga sangat
lambat, bahan api tertahan dalam waktu yang lama pada suatu tempat.
2.8
bahkan
hingga
tindakan
vandalisme
dari
segelintir
atau
20
dengan terbakarnya hutan berarti hilang pula area kerja (mata pencarian).
4. Meningkatnya hama; Kebakaran hutan akan memusnahkan sebagian spesies
dan merusak kesimbangan alam sehingga spesies-spesies yang berpotensi
menjadi hama tidak terkontrol. Selain itu, terbakarnya hutan akan membuat
sebagian binatangkehilangan habitat yang kemudian memaksa mereka untuk
keluar dari hutan dan menjadi hama seperti gajah, monyet, dan binatang lain.
5. Terganggunya kesehatan; Kebakaran hutan berakibat pada pencemaran udara
oleh debu, gas SOx, NOx, COx, dan lain-lain dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap kesehatan manusia, antara lain infeksi saluran pernafasan,
sesak nafas, iritasi kulit, iritasi mata, dan lain-lain.
6. Tersedotnya anggaran negara; Setiap tahunnya diperlukan biaya yang besar
untuk menangani (menghentikan) kebakaran hutan. Pun untuk merehabilitasi
hutan yang terbakar serta berbagai dampak lain semisal kesehatan masyarakat
dan bencana alam yang diambilkan dari kas negara.
7. Menurunnya devisa negara. Hutan telah menjadi salah satu sumber devisa
negara baik dari kayu maupun produk-produk non kayu lainnya, termasuk
pariwisata. Dengan terbakarnya hutan sumber devisa akan musnah. Selain itu,
menurunnya produktivitas akibat kebakaran hutan pun pada akhirnya
berpengaruh pada devisa negara.
B. Dampak Terhadap Ekologis dan Kerusakan Lingkungan. Kebakaran hutan
memberikan dampak langsung terhadap ekologi dan lingkungan yang diantaranya
adalah:
endemik(tumbuhan
maupun
hewan)
terancam
sekalipun.
3. Alih fungsi hutan; Kawasan hutan yang terbakar membutuhkan waktu
yang lama untuk kembali menjadi hutan. Bahkan sering kali hutan
mengalami perubahan peruntukan menjadi perkebunan atau padang
ilalang.
4. Penurunan kualitas air; Salah satu fungsi ekologis hutan adalah dalam
daur hidrologis. Terbakarnya hutan memberikan dampak hilangnya
kemampuan hutan menyerap dan menyimpan air hujan.
5. Pemanasan global; Kebakaran hutan menghasilkan asap dan gas CO2
dan gas lainnya. Selain itu, dengan terbakarnya hutan akan menurunkan
kemampuan hutan sebagai penyimpan karbon. Keduanya berpengaruh
besar pada perubahan iklim dan pemansan global.
6. Sendimentasi sungai; Debu dan sisa pembakaran yang terbawa erosi
akan mengendap di sungai dan menimbulkan pendangkalan.
7. Meningkatnya bencana alam; Terganggunya fungsi ekologi hutan akibat
kebakaran hutan membuat intensitas bencana alam (banjir, tanah
longsor, dan kekeringan) meningkat.
C. Dampak Terhadap Hubungan Antar Negara; Asap hasil kebakaran hutan menjadi
masalah serius bukan hanya di daerah sekitar hutan saja. Asap terbawa angin
hingga ke daerah lain bahkan mencapai berbagai negara tetangga seperti
Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
D. Dampak Terhadap Perhubungan dan Pariwisata; Kebakaran hutan pun
berdampak pada pariwisata baik secara langsung ataupun tidak. Dampaknya
seperti ditutupnya obyek wisata hutan dan berbagai sarana pendukungnya,
terganggunya transportasi, terutama transportasi udara. Kesemunya berakibat pada
penurunan tingkat wisatawan secara nasional.
2.10
22
a. Pemerintah
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
penerapan sistem perngatan dini dan tindakan dini kepada seluruh lapisan
masyarakat dan perusahaan perkebunan
11)
pelatihan bagi regu atau satgas pemadaman tentang strategi dan teknik
penanggulangan kebakaran
12)
b. Perusahaan perkebunan
1)
2)
4)
5)
6)
melaporkan
uapaya-upaya
apa
saja
yang
telah
dilakukan
serta
c. Masyarakat
1)
2)
3)
2.11
siaga
menghadapi
kemungkinan
penyakit
terkait
gangguan
Menggunakan
peralatan
sederhana,
relawan
pemadam
untuk
28
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Hutan merupakan sumberdaya yang tidak ternilai karena didalamnya
terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah, Sumber
hasil hutan kayu dan non-kayu, pencegah banjir dan erosi, serta sebagai
perlindungan alam hayati untuk kepentingan ilmu pengetahuan, kebudayaan,
rekreasi, pariwisata dan sebagainya. Hutan juga merupakan salah satu sumber
daya alam yang berperan dalam menjaga, mempertahankan dan meningkatkan
ketersediaan air dan kesuburan tanah.
Begitu banyak manfaat yang kita dapat dari hutan, tetapi eksploitasi hutan
semakin meningkat dan mengakibatkan populasi mahkluk hidup di dalam hutan
semakin berkurang dan ekosistem menjadi tidak stabil. Contohnya seperti
kebakaran hutan yang mengakibatkan kabut asap yang terjadi beberapa pekan
lalu di pulau Sumatera, pulau Kalimantan, dan Kepulauan Riau. Kabut asap ini
mengakibatkan banyak efek yang merugikan banyak pihak seperti ganggguan
pernafasan, polusi udara, terbatasnya jarak pandang masyarakat, terhentinya
aktivitas penerbangan, dan terganggunya aktivitas masyarakat. Oleh karena itu,
untuk menjaga kelestarian hutan, perlu pencegahan baik dari pemerintah,
perusahaan maupun masyarakat.
3.2 Saran
Terdapat beberapa saran yang disampaikan untuk berbagai pihak. Bagi
masyarakat dan perusahaan, disarankan untuk menjaga kelestarian hutan
dengan tidak melakukan penebangan yang berlebihan dan melakukan
pembakaran hutan demi kebutuhan ekonomi. Bagi pemerintah, disarankan untuk
lebih tegas dan lebih waspada akan penebang liar dan perusak hutan-hutan
yang ada di Indonesia.
29