Diterima: 6 Maret 2015, revisi akhir: 4 Juni 2015, dan disetujui untuk diterbitkan: 12 Juni 2015
ABSTRAK
Penelitian pemanfaatan daun ubi kayu dalam pembuatan dendeng sebagai sumber protein
bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan daun ubi kayu menjadi produk olahan yang
enak, disukai dan sebagai sumber protein bagi vegetarian. Pengolahan daun ubi kayu menjadi
dendeng dilakukan dengan beberapa tahapan proses dan penambahan bahan pengisi, tepung,
dan bumbu-bumbu yang lain sehingga dihasilkan dendeng yang empuk dengan rasa yang
disukai. Tahap awal dilakukan untuk mendapatkan proses yang tepat dan variasi penambahan
tepung yaitu kontrol (0%) versi pengrajin, penambahan tepung tapioka 25, 50, dan 75%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perbandingan penambahan tepung berpengaruh terhadap
kadar protein, karbohidrat, dan organoleptik dendeng daun ubi kayu. Pembuatan dendeng
daun ubi kayu dengan perlakuan penambahan tepung tapioka 50% menunjukkan hasil yang
optimal dengan kadar air 2,91%, kadar abu 4,47 %, protein 14,01%, lemak 20,15%, dan serat
kasar 11,10%, dan uji organoleptik rasa, warna, aroma dan tekstur disukai. Dendeng daun ubi
kayu dengan kemasan plastik pada suhu ruang masih dalam kondisi baik secara visual selama
tiga bulan penyimpanan.
ABSTRACT
The research on utilization of cassava leaves in making of jerky as a protein source was aimed
to optimilize the utilization of cassava leaves became products which were delicious, preferably
and as a source of protein for vegetarians. The processing of cassava leaves became jerky was
made by several stages of the process and addition of fillers, flour, and other seasoning
condiment to produce a soft jerky with preferred taste. The first stage was done to get the right
process and variation of flour addition, control (0%) craftsmen version, the addition of tapioca
flour 25%, 50% and 75%. The results showed that the addition of flour ratio affected the levels of
protein, carbohydrate and organoleptic of cassava leaves jerky. The making of cassava leaves
jerky by treatment tapioca flour addition of 50% indicated optimal results with water content
2.91%, ash content 4.47%, protein 14.01%, fat content 20.15%, and crude fiber 11.10 %, and
organoleptic testing for taste, color, aroma and texture were preferred. Observations storability
of cassava leaves jerky with plastic packaging at room temperature was still in good condition
visually for three months of storage.
61
Jurnal Litbang Industri Vol. 5 No. 1, Juni 2015: (61-69)
62
Pemanfaatan daun ubi kayu menjadi dendeng................ (Firdausni dan Inda Three Anova)
63
Jurnal Litbang Industri Vol. 5 No. 1, Juni 2015: (61-69)
64
Pemanfaatan daun ubi kayu menjadi dendeng................ (Firdausni dan Inda Three Anova)
tubuh. Protein daun ubi kayu sekitar 6,8% Serat kasar penting dalam penilaian
dalam 100 gr daun ubi kayu Daun ubi kayu bahan makanan yang merupakan indeks
mempunyai kadar protein yang lebih tinggi dan menentukan nilai gizi makanan. Serat
dibandingkan dengan ubi kayu. Proses kasar adalah bagian yang tidak dapat
pengolahan yang melibatkan pemanasan, dihidrolisis oleh asam atau basa kuat.
bahan kimia, dan perlakuan mekanik Dengan adanya serat membantu memper-
mengakibatkan perubahan struktur kimia cepat sisa makanan melalui saluran
protein. Penambahan tepung tapioka 75% pencernaan untuk dieksresikan keluar
pada pembuatan dendeng mengandung (Parman et al., 2008).
kadar protein tertinggi. Tepung tapioka Analisis serat kasar pada dendeng
mempunyai pati yang tinggi, pati ubi kayu daun singkong dengan berbagai perlakuan
mempunyai suhu gelatinisasi yang rendah. berkisar antar 11,10% - 19,71%. Tingginya
Menurut Pomeranz (1991), suhu hasil analisis serat kasar pada dendeng
gelatinisasi tapioka berkisar antara 52-640C. disebabkan daun singkong merupakan
Perbedaan kadar protein pada perlakuan sumber serat yang tinggi. Perlakuan kontrol
mungkin disebabkan daya serap tapioka dengan serat kasar tertinggi, hal ini
terhadap daun singkong, dimana disebabkan karena banyaknya daun
penambahan tepung tapioka 50% singkong yang ditambahkan dibandingkan
merupakan perlakuan yang baik dengan dengan perlakuan lainnya, sedangkan
kadar protein yang tinggi dibandingkan perlakuan lainnya mempunyai persentase
dengan perlakuan lainnya. Tepung tapioka serat kasar yang hampir sama. Serat kasar
mempunyai pati, dimana granula pati terdiri merupakan komponen sisa hasil hidrolisis
dari dua fraksi yang dipisahkan dengan air suatu bahan dengan asam kuat sehingga
panas, fraksi terlarut disebut amilosa dan terjadi kehilangan selulosa sekitar 50% dan
fraksi tidak terlarut amilopektin (Winarno, hemiselulosa 85%.
2002). Perlakuan pemasakan tidak
berpengaruh nyata terhadap serat kasar.
Serat kasar dendeng daun ubi kayu Perebusan dan pengukusan pada
pengolahan dendeng memberikan serat
Serat bahan pangan merupakan kasar yang hampir sama. Serat kasar
karbohidrat atau polisakarida. Menurut tertinggi pada perlakuan kontrol dengan
Winarno (2004) serat kasar pada tanaman cara pengukusan 19,71%. Hal ini
atau bahan makanan, terdapat pada dinding disebabkan kandungan serat kasar tidak
sel yang secara kimia dinding sel tersebut larut dengan pemanasan direbus maupun
terdiri dari beberapa jenis karbohidrat seperti dikukus.
s el u l o sa , h em i s e l ul os a , p e kt i n da n
nonkarbohidrat seperti polimer lignin, Jumlah Kalori
beberapa gum, dan mucilage.
Jenis makanan mempunyai jumlah
kalori yang bervariasi. Tubuh manusia
membutuhkan kalori untuk bertahan hidup.
Jumlah kalori pada dendeng daun ubi kayu
merupakan kalori yang dihasilkan dari
jumlah karbohidrat, protein dan lemak. Pada
1 g karbohidrat mengandung 4 kalori, 1 g
protein mengandung 4 kalori dan 1 g lemak
mengandung 9 kalori. Jumlah kalori pada
dendeng daun ubi kayu seperti pada
Gambar 3.
Jumlah kalori dendeng daun ubi kayu
420,73 kal - 433,76 kal, nilai kalori yang
rendah pada perlakuan penambahan
Gambar 2. Kadar serat kasar dendeng daun tepung tapioka 75%. Apabila dilihat pada
ubi kayu pada substitusi bahan jumlah kalori dendeng daging yaitu (85 -326
pengisi tapioka kal/ 100 g bahan), nilai kalori dendeng daun
65
Jurnal Litbang Industri Vol. 5 No. 1, Juni 2015: (61-69)
66
Pemanfaatan daun ubi kayu menjadi dendeng................ (Firdausni dan Inda Three Anova)
terbakar tetapi zat anorganiknya tidak dengan nilai 3,85–4,11. Perlakuan substitusi
terbakar. tepung tapioka meningkatkan nilai
penampakan dendeng. Tepung tapioka
Kadar Lemak sebagai bahan pengisi dapat memberikan
tampilan dan penampakan yang lebih baik
Hasil analisa terhadap kadar lemak dibandingkan kontrol. Sedangkan tekstur
dendeng daun ubi kayu dengan beberapa dendeng juga disukai panelis. Tekstur
perlakuan 17,32%-20,48%, dimana dendeng daun ubi kayu lebih halus tanpa
perlakuan penambahan tepung tapioka 25% serat dibandingkan dengan dendeng dari
mempunyai kadar lemak tertinggi. daging, ini menyebabkan dendeng daun ubi
kayu lebih renyah dan krispi tanpa ada serat
sehingga memudahkan dalam meng-
konsumsinya.
Uji organoleptik dilakukan panelis Keterangan : Angka-angka pada lajur yang sama
terhadap tekstur, aroma, rasa dan dendeng diikuti huruf kecil yang sama, berbeda tidak nyata
daun ubi kayu seperti pada Tabel 3. Nilai menurut DNMRT pada taraf 5%.
or g an ol ep t ik t er h ad ap pe na mp ak an
dendeng daun ubi kayu disukai panelis
67
Jurnal Litbang Industri Vol. 5 No. 1, Juni 2015: (61-69)
Hasil penelitian terhadap aroma, rasa kasar 11,10%, dan abu 4,47% dengan nilai
dan warna dendeng daun ubi kayu dapat organoleptik terhadap aroma 4,16 (disukai),
dilihat pada Tabel 4. Penambahan tepung rasa 4,16 (disukai- sangat suka), warna 3,59
tapioka memberikan nilai aroma lebih (suka), penampakan 4,11(suka-sangat
rendah dibandingkan kontrol. Hal ini disukai), tekstur 4,20 (suka-sangat disukai).
disebabkan komposisi daun ubi kayu lebih
sedikit dibandingkan kontrol sehingga waktu
proses terakhir aromanya kurang muncul. DAFTAR PUSTAKA
Daun ubi kayu mempunyai kandungan
berbagai mineral sehingga pada proses Angraini, N. 2002. Pengaruh konsentrasi
pemasakan akan menghasilkan aroma t epung t apioka, s uhu d an w aktu
spesifik. Tingkat kesukaan panelis terhadap perebusan terhadap mutu kamaboko
rasa bervariasi dimana penambahan tepung i kan b awal a ir t awar (Colossoma
tapioka 50% menghasilkan rasa yang tinggi. Macropomum).
Perlakuan kontrol tanpa penambahan
tepung tapioka memberikan nilai rasa yang Askar, S. 2014. Daun ubi kayu dan
rendah, karena komposisi daun ubi kayu pemanfaatannya terutama sebagai
yang lebih dominan menyebabkan rasa pakan tambahan. JITV. 19.2.
de nd eng l eb i h r e nd ah. Be gi t u j u ga
penambahan tepung tapioka yang tinggi Astawan, M. 2008. Khasiat warna-warni
juga akan menurunkan nilai rasa dendeng. makanan. Gramedia Pustaka Utama.
Melalui penambahan komposisi tepung
tapioka dan daun ubi kayu yang sesuai akan Clark, M. J., & Slavin, J. L. 2013. The effect of
menghasilkan cita rasa dendeng yang tinggi. fiber on satiety and food intake: a
Organoleptik warna dendeng disukai systematic review. Journal of the
(3,20-3,59), dengan nilai warna tertinggi American College of Nutrition, 32,
pada perlakuan penambahan 50% tapioka 200–11.
yaitu 3,59 disukai sampai sangat disukai.
Astawan (2008) menyebutkan bahwa warna Hidayat, A., Zuaraida, N., Hanarida, I., &
makanan dapat menggugah selera, dalam Damardjati, D. S. 2000. Cyanogenic
seni tata saji, warna merupakan faktor content of cassava root of 179 cultivars
penting yang harus diperhatikan. Padu grown in Indonesia. Journal of Food
padan warna yang apik, merupakan salah Composition and Analysis, 13(1),
satu faktor yang akan menjadi nilai jual suatu 71–82.
hidangan. Winarno (1997) menambahkan,
warna bahan pangan tergantung pada Husein, R. N. 2009. Pegaruh penambahan
penampakan bahan pangan tersebut dan t ep u n g t ap i ok a t e r h a da p m u t u
kemampuan dari bahan pangan memantul- dendeng ikan runcah. Skripsi Jurusan
kan, menyebarkan, atau menyerap sinar. Teknologi Hasil Perikanan. Universitas
Riau. Pekanbaru.
KESIMPULAN
Lakitan, B. 1995. Pemuliaan t anaman
Daun ubi kayu dapat diolah menjadi secara in vitro dengan memanfaatkan
dendeng dengan hasil uji organoleptik v ariasi s omaklonal : prospek dan
disukai panelis. Perlakuan penambahan masalahnya. Seminar Bioteknologi
tepung tapioka memberikan pengaruh pada dan Pelatihan Teknologi DNA .
tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur, Fakultas Pertanian UISU, Medan.
rasa, dan penampakan dengan kadar
protein 13,06–14,01%, serat kasar 11,02- Lina, W. 2014. Ibm dusun Ranupakis dalam
19,71% dan lemak 17,32-,48%. pemanfaatan daun ubi kayu menjadi
Penambahan tepung tapioka 50% abon dan nugget melalui PKK dan
memberikan hasil optimal dengan kadar air Koperasi di Kecamatan jatiroto-
2,91%, protein 14,01%, lemak 20,15%, serat lumajang.
68
Pemanfaatan daun ubi kayu menjadi dendeng................ (Firdausni dan Inda Three Anova)
Marsono, Y. 2004. Serat pangan dalam Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi.
perspektif ilmu gizi. Pidato 1984. Prosedur analisa untuk bahan
pengukuhan Guru Besar. Majelis Guru makanan dan pertanian. Yogyakarta.
Besar Universitas Gadjah Mada, Liberty. 178.
Jogjakarta.
Sujana, E., Wahyuni, S., dan Burhanuddin,
Parman, Sarjana, dan Harnina, S. 2008. H. 2006. Efek pemberian ransum yang
Pertumbuhan, kandungan klorofil dan mengandung tepung daun singkong,
serat kasar pada defoliasi pertama daun ubi jalar, dan eceng gondok
Alfalfa (Medicago sativa L) akibat sebagai sumber pigmen karotenoid
pemupukan mikorisa. Jurnal Anatomi t erhadap k ualitas k uning telur itik
Fisiologi. Tegal. Jurnal Ilmu Ternak.
Pomeranz, Y. 1991. Starch and enzyme- Suryati, T., Astawan, M., Lioe, H. N.,
resistant starch from high-amylose Wresdiyati, T., & Usmiati, S. 2014.
barley. Cereal Chem, 68(6), 589-596. Nitrite residue and malonaldehyde
reduction in dendeng - Indonesian
Priyanto, R., dan E. Gurnadi. 2010. Sifat dried meat - influenced by spices,
fisiko-kimia dendeng daging giling curing methods and precooking
terkait cara pencucian (leaching) dan preparation. Meat Science, 96.
jenis daging yang berbeda. Media
Peternakan-Journal of Animal Science Susilawati, I. 2007. Kajian metode penga-
and Technology 31.2. sapan dalam pengolahan dendeng
batokok produk khas Sumatera Barat.
Purnomo, H.1997. Studi tentang stabilitas Laporan Penelitian. Institut Pertanian
protein daging kering dan dendeng Bogor. Bogor.
se l am a p enyi m pan an. Lap or an
penelitian. FP-Unibraw Press, Malang. Winarno, FG. 2002. Kimia pangan dan gizi.
Jakarta. Gramedia.
Purwanti, S. 2005. Pengaruh perlakuan
terhadap kadar asam sianida (HCN )
kulit ubi kayu sebagai pakan alternatif.
69