Perusahaan
Mineral
Alumunium PT
INALUM (Persero)
KELOMPOK 2
PT. INALUM tidak menghasilkan alumina sendiri tetapi diperoleh dari negara lain
terutama dari negara Australia.
Tabel Spesifikasi Alumina
Item Satuan Spesifikasi
Loss on Ignition (300-
% 1,00 maks
1000oC)
SiO2 % 0,03 maks
Fe2O3 % 0,03 maks
TiO2 % 0,005 maks
Na2O % 0,600 maks
CaO % 0,060 maks
Al2O3 % 98,40 min
Spesific Surface Area M2/g 40-80
Particle Size - -
+ 100 mesh % 12,0 maks
+ 150 mesh % in
- 325 mesh % 12,0 maks
Angel of Refuse Deg 30-34
Item Satuan Spesifikasi
2) Anoda
Anoda adalah elektroda bermuatan listrik positif. Jenis anoda yang dipakai
adalah jenis anoda prebaked, anoda yang digunakan di seksi reduksi dibuat di
gedung karbon dengan bahan kokas dan hard pitch
Dalam Proses elektrolisis reaksi yang dapat terjadi pada anoda adalah :
C (s) + O2 (g) → CO2 (g)
C (s) + CO2 (g) → 2 CO (g)
Jika potensial sel elektrolisis lebih besar dari 1,02 volt maka reaksi yang dapat
terjadi adalah :
2 Al2O3 (sat) + 3 C (s) → 4 Al (l) + 3 CO2 (g)
Anoda karbon berfungsi sebagai reduktor dalam proses elektrolisis alumina.
Anoda karbon diproduksi pada pabrik karbon (Carbon Plant). Komposisi karbon
terdiri dari 60% kokas minyak, 15% hardpitch, dan 20% butt (puntung anoda).
Kemurnian 1,0 max 0,01 max 0,5 max 0,2 max 99,0 min 1,0 min %
3) Aluminium Fluorida (AlF3)
Aluminium fluorida berfungsi menjaga keasaman bath dan merupakan bahan yang dituangkan
secara manual jika kelebihan AlF3 kurang didalam bath. Spesifikasi AlF3 yang digunakan oleh
PT INALUM adalah: Tabel Spesifikasi AlF3
Item Unit Spesifikasi
AlF3 % 93 minimal
SiO2 % 0,25 maksimal
P2O5 % 0,02 maksimal
Fe2O3 % 0,07 maksimal
Moisture (water content) % 0,35 maksimal
Loss on Ignitation 300-
% 0,85 maksimal
1000oC
Bulk Density gram/cc 0,7 minimal
Particle Size (Tyler Mesh) - Typical
+ 150 mesh % 25-60
+ 200 mesh % 50-75
- 320 mesh % 75 minimal
PROSES PENGOLAHAN
◈ Proses Produksi Aluminium Ingot (PT INALUM)
Pabrik peleburan aluminium disebut juga sebagai proyek “Listrik Dalam
Kaleng”, sebab listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Listriknya, sebagian
besar digunakan untuk kepentingan pabrik peleburan. Listrik yang dihasilkan
melalui PLTA PT. Inalum yang terletak di sungai Asahan disalurkan ke pabrik
peleburan aluminium di Kuala Tanjung melalui 275 KV jaringan transmisi.
Bahan baku untuk aluminium dibongkar di pelabuhan PT. Inalum dan
dimasukkan ke dalam silo masing-masing melalui belt conveyor. Alumina di
dalam silo kemudian dialirkan ke Dry Scrubber System untuk direaksikan
dengan gas HF dari tungku reduksi sehingga menjadi Reacted Alumina
(HF.Al2O3). Reacted Alumina tersebut kemudian di bawa ke Hopper Pot
dengan Anode Changing Crane (ACC) dan dimasukkan ke dalam tungku reduksi.
Karbon yang akan menjadi anoda di dalam tungku reduksi berasal dari kokas.
Kokas tersebut disimpan di dalam silo karbon. Kokas yang ada di dalam silo
dicampur dengan butt atau puntung anoda dan dipanaskan dulu, dengan
menggunakan pitch sebagai perekatnya. Kemudian, semuanya di masukkan ke
Shaking Machine dan dibentuk menjadi blok karbon mentah. Blok karbon
kemudian dipanggang di Baking Furnace. Anoda yang sudah dipanggang, dibawa
ke pabrik Penagkaian untuk di-pouring ke stub tangkai sehingga memiliki tangkai
dan menjadi Anode Assembly.
Anode Assembly ini kemudian dibawa ke Pabrik Reduksi dengan kendaraan
khusus pengangkut anoda yaitu Anode Transport Car (ATC). Karbon digunakan
sebagai elektroda dalam proses elektrolisa. Setelah anoda dipakai kurang lebih 28
hari di dalam pot, sisa anoda diangkat dan diganti dengan yang baru. Sisa anoda
tersebut kemudian dipecah di Pabrik Penangkaian untuk dicampur dengan bahan
lainnya agar bisa digunakan kembali.
Di dalam tungku reduksi, alumina yang berupa bubuk akan dielektrolisa
menjadi aluminium cair. Setiap 32 jam, setiap pot reduksi akan dihisap 1,8 sampai 2
ton aluminium.Aluminium dihisap menggunakan Metal Ladle yang memiliki
kapasitas maksimum 9 ton. Ladle kemudian diangkut Metal Transport Car (MTC)
dan dibawa ke pabrik penuangan dan dituangkan ke dalam Holding Furnace.
Setelah mendapat proses lanjutan, aluminim cair ini dicetak di Casting Machine
menjadi ingot yang beratnya 22,7 kg per batang. Aluminium batangan (ingot) ini
kemudian diikat dan siap untuk dipasarkan.
Di PT. INALUM 510 unit pot/tungku reduksi yang terbagi menjadi 3 gedung,
sehingga di masing-masing gedung terdapat 170 pot. Arus listrik yang digunakan
sebesar 190 -195 KA, dengan tegangan rata-rata di setiap pot 4,3 Volt. Di dalam
tungku reduksi, alumina akan dielektrolisa menjadi aluminium cair, dengan prinsip
metode Hall-Heroult, yang di temukan secara bersama oleh Charles Hall di USA
dan paul Herlout di Perancis pada tahun 1886. Prosesnya adalah elektrolisa larutan
alumina (Al2O3) di dalam lelehan Kriolit (Na3AlF6) pada temperatur 955 ± 10,
sehingga menghasilkan aluminium cair.
Pot atau tungku reduksi berbentuk kotak baja persegi yang dindingnya berlapiskan
batu isolasi batu tahan api (Brick) dan pasta yang disebut Castable. Di dasar pot
terdapat katoda karbon yang dihubungkan dengan kolektor bar, yang berfungsi
sebagai penghantar listrik.Di bawah katoda dilapisi brick.
Tahapan-tahapan yang dilakukan di tungku reduksi antara lain:
1. Perakitan Katoda (Cathode Fastening)
Katoda merupakan komponen penghantar arus negatif pada pot yang terdiri dari
blok katoda yang merupakan karbon dan batang katoda berupa batang besi yang
akan disambung dengan jalur arus (busbar). Keduaya merupakan dua komponen
terpisah pada saat pengadakan dan dirakit di Lining Material Shop (LMP) oleh sub-
seksi cathode Fastening (CF). hasil perakitan disebut dengan Cathode Assembly.
perkaitan katoda merupakan proses penyambungan blok katoda dengan bar katoda
dengan menggunakan besi tuang sebagai bahan untuk mangabungnya.
Adapun tahap- tahap yang dilakukan adalah:
1.1 Proses pemeriksaan bahan yang akan dingunakan
1.2 Pembersihan bar katoda
1.3 Setting cathoda block dan cathoda bar
1.4 Pemanasan
1.5 Peleburan pig iron di dalam induction furnace
1.6 Pendinginan
Gambar Katoda
2. Operasi Tungku Reduksi
Pabrik peleburan aluminium PT Inalum beroperasi dengan kapasitas terpasang
510 pot, terbagi dalam tiga gedung, sehingga di masing-masing gedung
terdapat 170 pot. Arus listrik searah yang digunakan 190 ~ 195 KA, dengan
tegangan tiap pot sekitar 4,3 volt. Pot satu dengan pot lainnya dihubungkan
secara listrik seri dan diletakkan bersisian.
Diagram Pot
Reduksi
Di dalam operasi pot reduksi terdapat beberapa tahapan proses operasi yaitu:
◈ Baking ( Preheting )
Baking adalah pemanasan permukaan blok katoda secara bertahap, tujuannya
menghindari thermal shock yang mungkin terjadi bila pot yang masih dingin
tiba-tiba dioperasikan pada temperatur tinggi.
◈ Start Up
Merupakan proses menghidupkan pot yang baru diperbaiki maupun baru
dikontruksi ulang, sehingga elektrolit bisa berlangsung.
◈ Masa Transisi
Transisi adalah masa peralihan dari start-up menuju operasi normal. Selama
transisi, komposisi bath, tinggi metal dan tinggi bath, harus dijaga sesuai
dengan standarnya.
◈ Operasi Normal
Saat memasuki operasi normal kondisi pot diharapkan sudah stabil.
◈ Cut Out Pot ( mematikan pot)
Mematikan pot dilakukan bila terjadi kondisi sudah memburuk dan tidak
memungkinkan untuk di operasikan lagi.
KLASIFIKASI DAN PENGOLAHAN LIMBAH
Pengelolaan Limbah Padat
• Selain limbah padat yang dihasilkan, limbah dalam bentuk cair pun
dihasilkan dalam proses pengolahan bauksit menjadi aluminium.
• Limbah cair ini merupakan hasil dari proses bayer.
• Setelah bauksit melalui proses bayer akan menghasilkan limbah yang
mengandung senyawa sianida.
• Senyawa sianida ini sangat berbahaya bagi lingkungan dan juga bagi
manusia.
Water Way Lay out
Limbah dari Proses Peleburan Alumunium
PRODUK ALUMUNIUM
Produk utama dari perusahaan Inalum ini
terbentuk diawali dengan bauksit sebagai
bahan dasar pembuatan aluminium yang
akan diubah menjadi alumina. Setelah itu,
alumina ini akan dielektrolisa agar
membentuk aluminium ingot. Aluminium
ingot adalah produk turunan dari
aluminium berbentuk batangan.
Kegunaan dari aluminium ini terdiri dari
Gambar Aluminium
bahan pembuatan peralatan dapur, mobil,
Batangan (ingot) PT
pesawat terbang hingga tutup kaleng. INALUM (Persero)
PT INALUM (Persero) juga memproduksi aluminium billet. Billet adalah salah
satu bentuk produk aluminium yang paling banyak digunakan secara global. Billet
dibuat secara langsung melalui pengecoran kontinyu (continuous casting) atau
ekstrusi (extrusion) atau secara tidak langsung melalui hot rolling ingot atau bloom.
Gambar Alluminium billet PT INALUM (Persero)
Perseroan juga sedang mengembangkan alumunium alloy untuk memenuhi
kebutuhan industri otomotif di Indonesia yaitu foundry alloy A356.2 atau
aluminium alloy A356.2. Aluminium alloy A356.2 merupakan salah satu paduan
aluminium yang cocok dipakai untuk material velg-racing mobil. Karena paduan ini
mempunyai beberapa kelebihan seperti; ringan, tahan korosi dan warnanya
menarik, tetapi sifat mekaniknya belum memenuhi standar JIS H 5202. Oleh karena
itu maka sifat mekaniknya perlu ditingkatkan. Sifat mekanik paduan dapat
ditingkatkan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan mengubah
komposisi kimia dan perlakuan panas.