Anda di halaman 1dari 18

KARBON (C)

Kimia Nonlogam

Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Yusuf ,S.Si ., M.Si.

Disusun Oleh : Kelompok 5

Bunayya Deju Nasution (4193210019)


Depi Irnasari Sipahutar (4193210015)
Hidayani (4193210011)
Indah Fitri (4193210005)
Referyeni Melani (4193210021)
Wirna Dewi Zebua (4192510009)

PSKM 19A

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah kelompok ini dengan baik. Makalah ini di susun berdasarkan tugas dari proses
pembelajaran yang di berikan oleh dosen pembimbing kepada kelompok kami. Makalah ini
di susun dengan menghadapi berbagai rintangan, namun dengan penuh kesabaran kami
mencoba untuk menyelesaikan makalah ini.
Dengan ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “KARBON (C)”,
butuh waktu yang cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimaksih kepada dosen pembimbing
yang telah banyak membantu dalam proses penyelesain makalah ini. Semoga makalah yang
kami buat dapat di nilai dengan baik dan bermanfaat oleh pembaca. Meski makalah ini masih
mempunyai kekurangan, kami selaku penyusun mohon kritik dan sarannya. Terima kasih.

Medan, 14 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………...……...............1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………..…..........1
1.3 Tujuan .............…………………………………………………………………................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Karbon………………….....………………………………………...………….....2

2.2 Keunikan Atom Karbon…………………...………………………………………………2

2.3 Bentuk Karbon…………………...........……………………...…………………………...2

2.4 Keberadaan Unsur Karbon di Alam……………………………………………….…… 3

2.5 Sifat Fisika dan Kimia Unsur Karbon.........................................................................4

2.6 Persenyawaan Karbon..............................................................................................6

2.7 Kegunaan Unsur Karbon..........................................................................................9

2.8 Kerugian Karbon....................................................................................................11

2.9 Teknik Ekstraksi Karbon.........................................................................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kessimpulan……………………………………………………….......................……14
3.2 Saran……………………………………………………………….......................……14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Balakang


Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur yang terdapat dalam golongan
IV A dan merupakan salah unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari karena terdapat
lebih banyak senyawaan yang terbentuk dari unsur karbon.
Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara alamiah untuk
mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin, tidak hanya dengan ikatan
tunggal, C-C, tetapi juga mengandung ikatan ganda C=C, serta rangkap tiga, C≡C.
Akibatnya, jenis senyawa karbon luar biasa banyaknya. Kini diperkirakan terdapat sekitar
dua juta jenis senyawa karbon, dan jumlah itu makin meningkat dengan laju kira-kira
lima persen per tahun. Alasan bagi kestabilan termal rantai-rantai karbon adalah kekuatan
hakiki yang tinggi dari ikatan tunggal C - C.
Konfigurasi elektron karbon dalam keadaan dasar adalah (1s2 2s2 2p2) mudah
terhibridasi menghasilkan perangkat orbital sp3, atau sp2+p, atau sp+p2. Lebih dari
sembilan puluh persen senyawa karbon merupakan senyawa sintetik, sedangkan sisanya
diperoleh dari mahluk hidup (tumbuh-tumbuhan, hewan, jamur, dan mikroorganisme)
serta fosil mereka (batubara dan minyak bumi).

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk karbon?
2. Bagaimana keberadaan unsur karbon di alam?
3. Apa keunikan dari karbon
4. Apa saja sifat sifat fisika dan kimia karbon?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk karbon
2. Untuk mengetahui keberadaan unsur karbon di alam
3. Untuk mengetahui keunikan dari karbon
4. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia unsur karbon
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Karbon
(Latin: carbo, arang) Karbon, suatu unsur yang telah ditemukan sejak jaman pra-
sejarah sangat banyak ditemukan di alam. Karbon juga banyak terkandung di matahari,
bintang-bintang, komet dan amosfir kebanyakan planet. Karbon dalam bentuk berlian
mikroskopik telah ditemukan di dalam beberapa meteor yang jatuh ke bumi. Berlian
alami juga ditemukan di kimberlite pipa gunung berapi, di Afrika Selatan, Arkansas dan
beberapa tempat lainnya. Berlian sekarang ini diambil dari dasar samudera di lepas pantai
Cape of Good Hope. Sekitar 30% berlian industri yang dipakai di AS sekarang ini
merupakan hasil sintesis. Energi dari matahari dan bintang-bintang dapat diatribusikan
setidaknya pada siklus karbon-nitrogen.

2.2 Keunikan Atom Karbon


Meskipun karbon hanyalah salah satu unsur dari sekian banyak unsur dalam sistem
periodik, tetapi atom karbon dapat terikat secara kovalen dengan atom karbon yang lain
dan terhadap unsur-unsur lain menurut beragam cara sehingga dapat membentuk beegitu
banyak senyawa yang jumlahnya hamper tak terhingga. Atom karbon dan senyawanya
dapat dibedakan menjadi enpat jenis yaitu :
a. Atom C primer : atom C yang mengikat 1 atom C yang lain
b. Atom C sekunder : atom C yang mengikat 2 atom C yang lain
c. Atom C tersier : atom C yang mengikat 3 atom C yang lain
d. Atom C kuarter : atom C yang mengikat 4 atom C yang lain
Karbon dapat membentuk lebih banyak senyawa dibandingkan unsur lain sebab atom
karbbon tidak hanya dapat membentuk ikatan-ikatan karbon tunggal, rangkap dua dan
rangkap tiga, tetapi juga bias terkait satu sama lain membentuk struktur rantai dan cincin.

2.3 Bentuk Karbon


Karbon ditemukan di alam dalam tiga bentuk alotropik: amorphous, grafit dan berlian.
Diperkirakan ada bentuk keempat, yang disebut karbon “putihâ€. Ceraphite (serafit)
merupakan bahan terlunak, sedangkan belian bahan yang terkeras. Grafit ditemukan
dalam dua bentuk: alfa dan beta. Mereka memiliki sifat identik., kecuali struktur kristal
mereka. Grafit alami dilaporkan mengandung sebanyak 30% bentuk beta, sedangkan
bahan sintesis memiliki bentuk alfa. Bentuk alfa hexagonal dapat dikonversi ke beta
melalui proses mekanikal, dan bentuk beta kembali menjadi bentuk alfa dengan cara
memanaskannya pada suhu di atas 1000 derajat Celcius.
Pada tahun 1969, ada bentuk alotropik baru karbon yang diproduksi pada saat
sublimasi grafit pirolotik (pyrolytic graphite) pada tekanan rendah. Di bawah kondisi
free-vaporization (vaporisasi bebas) di atas 2550K, karbon terbentuk sebagai kristal-
kristal tranparan kecil pada tepian grafit.

2.4 Keberadaan Unsur Karbon di Alam


Keberadaan karbon di alam terjadi dalam dua wujud, yang pertama dalam wujud
mineral dan yang kedua dalam wujud grafit. Intan merupakan wujud mineral dari
karbon. Ikatan C-C dalam intan berupa tetrahedron, sedangkan dalam grafit membentuk
lingkar enam dalam bidang datar yang beresonansi. Intan merupakan molekul besar yang
melebar dalam tiga dimensi (ruang), sehingga atom-atomnya terikat sangat kuat satu sama
lain. Hal ini mengakibatkan intan menjadi sangat keras.
Molekul grafit melebar dalam dua dimensi (bidang) dan bidang tersebut dapat
berlapis-lapis. Antara lapisan diikat oleh gaya Van Der Waals yang lemah, sehingga
mudah bergeser dan lepas, seperti pensil dapat dituliskan karena ujungnya adalah grafit.
Elektron ikatan  (dalam ikatan rangkap) dapat berpindah-pindah, maka grafit bersifat
konduktor dan dipakai dalam sel elektrolisis.
Selain itu, unsur karbon di alam juga terdapat di dalam kerak bumi dalam bentuk
unsur bebas dan senyawa. Senyawa alamiah karbon yang utama adalah zat-zat organik,
misalnya senyawa organik dalam jaringan tubuh makhluk hidup baik tumbuhan maupun
hewan. Selain itu, dalam bahan yang berasal dari benda hidup seperti arang dan minyak
bumi. Juga terdapat dalam senyawa organik komersial, misalnya senyawa asam asetat
(CH3COOH) dan freon (CFC). Senyawa karbon lainnya adalah senyawa karbon
anorganik, yaitu senyawa karbondioksida (CO2) dan batuan karbonat (CO3) yang dikenal
sebagai mineral seperti karbonat dari unsur IIA (MgCO3, SrCO3, dan BaCO3). Juga
kebanyakan terdapat dalam senyawa karbonat dan bikarbonat, misalnya senyawa natrium
karbonat (Na2CO3) dan natrium bikarbonat (NaHCO3).
Di dalam kehidupan sehari-hari, karbon memang sangat berperan, terutama pada
mahluk hidup. Tanpa karbon, basis kehidupan menjadi mustahil. Sebagian besar mahluk
hidup mengandung atom karbon, ini dapat diketahui jika mahluk hidup tersebut dibakar
maka akan menyisakan zat yang berwarna hitam, seperti kayu dibakar, binatang dibakar
atau bahkan manusia yang terbakar. Zat hitam sisa dari pembakaran itu adalah karbon.

2.5 Sifat Fisika dan Kimia Unsur Karbon


1. Sifat Fisika
 Fasa pada suhu kamar : padat
 Bentuk kristalin : intan dan grafit
 Massa jenis : 2,267 g/cm³ (grafit) dan 3,513 g/cm³ (diamond)
 Titik leleh : 4300-4700 K
 Titik didih : 4000 K
 Densitas : 2,267 g/cm3 (grafit) 3,515 g/cm3 (diamond)
 Kalor lebur : 100 kJ/mol (grafit ) dan 120 kJ/mol (diamond)
 Kalor uap : 355,8 kJ/mol
 Kalor jenis : 8,517 J/molK (grafit) dan 6,115 J/molK (diamond)

2. Sifat Kimia
 Bilangan oksidasi : 4,3,2,1,0,-1,-2,-3,-4
 Elektronegatifitas : 2,55 (skala pauli)
 Energi ionisasi : 1086 kJ/mol
 Energi ionisasi ke-2 : 2352,6 kJ/mol
 Energi ionisasi ke-3 : 4620,5 kJ/mol
 Jari-jati atom : 70 pm
 Jari-jari kovalen : 77 pm
 Jari-jari Vander Waals : 170 pm
 konduktifitas termal : 119-165 (grafit) 900-2300 (diamond) W/mK
 Struktur Kristal : heksagonal

3. Sifat Kimia yang Lain Berdasarkan Bentuk Alotrop


Alotrop adalah sifat sejumlah tertentu unsur dimana unsur ini mampu berada
dalam dua atau lebih bentuk, pada setiap alotrop atom-atom unsur tersebut berikatan
dengan cara yang berbeda  sehingga membentuk modifikasi struktur yang berbeda
pula. Berbagai macam alotrop karbon adalah:
 Diamond
Diamond adalah salah satu contoh alotrop yang terbaik dari karbon dan
memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dimana sifatnya yang keras dan memiliki
optikal optis sehingga banyak dipakai dalam berbagai industri dan untuk bahan
baku perhiasan. Diamond menjadi mineral alami terkeras yang pernah ada, tidak
ada unsur alam yang dapat memotong diamond maupun menarik
(merenggangkan) diamond.
Setiap karbon yang terdapat dalam diamond berikatan secara kovalen pada
empat atom karbon yang lain dalam bentuk geometri tetrahedarl. Dan tetrahedarl
ini membentuk 6 cincin karbon seperti sikloheksana dalam bentuk konformasi
“kursi” sehingga hal ini mengakibatkan tidak adanya sudut ikatan yang
mengalami ketegangan. Jalinan struktur kovalen yang stabil inilah membuat sifat
diamond menjadi keras.
Panjang ikatan tunggal pada diamond adalah 0,154 nm. Dengan struktur
kristal kubus perbusat muka dan densitasnya sekitar 3,51 g/cm3. Diamond yang
murni memiliki indeks refraktori sebesar 2,465 pada 397 nm, 2.427 at 527 nm,
2.417 at 589 nm, 2.408 at 670 nm, and 2.402 at 763 nm.

 Grafit
Grafit berstruktur lapisan yang terdiri atas cincin atom karbon beranggotakan
6 yang mirip cincin benzen yang terkondensasi tanpa atom hidrogen. Jarak
karbon-karbon dalam lapisan adalah 142 pm dan ikatannya memiliki karakter
ikatan rangkap analog dengan senyawa aromatik. Karena jarak antar lapisan
adalah 335 pm dan lapis-lapis tersebut diikat oleh ikatan yang relatif lemah yakni
gaya van der Waals, lapisan-lapisan ini dengan mudah akan saling menggelincir
bila dikenai gaya. Hal inilah yang merupakan asal mula sifat lubrikasi grafit.
Berbagai molekul, seperti logam alkali, halogen, halida logam, dan senyawa
organik dapat menginterkalasi lapisan grafit dan membentuk senyawa interkalasi.
Grafit memiliki sifat semi-logam, konduktivitasnya (10-3 Ωcm paralel dengan
lapisan dan hantarannya sekitar 100 kali lebih kecil dalam arah tegak lurus
lapisan). Grafit lebih reaktif dibandingkan dengan karbon, disebabkan reaktan
dapat menetrasi diantara lapisan heksagonal grafit. Tidak bereaksi dengan asam
encer atau basa dan dapat dioksidasi oleh asam kromat menjadi CO 2. Grafit tidak
mencair akan tetapi mengalami sublimasi pada suhu 3500 OC. Kristal grafit
memiliki dua bentuk yaitu alfa-grafit dengan bentuk heksagonal dan beta grafit
dengan bentuk rombohedral.

 Grafena
Grafena merupakan lapisan tunggal dari grafit dengan ikatan karbon
sp2 membentuk susunan seperti sarang lebah (monolayer grafit). Ikatan karbon-
karbon memiliki panjang 0,142 nm. Grafena merupakan struktur dasar dari grafit,
karbon nano, dan fuleren, dan dapat didiskripsikan sebagai lapisan  molekul
aromatic.

 Karbon Amorfos
Karbon amorfos atau disebut sebagai karbon reaktif, merupakan alotop karbon
dimana tidak memiliki struktur kristalin. Karbon amorfos biasa disingkat sebagai
aC untuk karbon amorfos yang biasa, aC:H untuk karbon amorfos yang
terhidrogenasi, dan ta-C untuk tetrahedral karbon amorfos (seperti diamond).
Dalam bidang mineralogy, karbon amorfos  biasa digunakan untuk istilah coal dan
jenis karbon yang tak murni selain grafit dan diamond.

 Fuleren
Fuleren merupakan molekul yang keseluruhannya dibangun oleh atom karbon
dalam bentuk hollow, bulatan (sphere), ellipsoidal, atau tube. Fuleren yang
berbentuk spherical disebut buckyballs, dan yang berbentuk silinder disebut
sebagai karbon nanotube atau buckytubes. Fuleren memiliki struktur seperti grafit
akan tetapi hanya dibangun dari grafena yang saling berhubungan satu sama lain.
Penemuan fuleren menjadikan alotrop karbon semakin bervariasi dan menjadi
subyek penelitan yang penting untuk elektronik, ilmu bahan, dan nanoteknoligi.
Fullerene ditemukan pada oleh Robert Curl, Harold Kroto, dan Richard
Smalley di Universitas Sussex dan Universitas Rice tahun 1985, yang dinamai
berdasarkan Richard Buckminster Fuller yang menciptakan kubah geodesik.

2.6 Persenyawaan Karbon


1. Karbon Monoaksida
Bila bahan bakar yang mengandung karbon (misalnya, kayu, arang, bensin)
dibakar dengan ada udara yang banyak, praktis semua karbon iu bergabung dengan
oksigen membentuk karbon dioksia (CO2), tetapi sedikit sekali karbon monoksida
(CO),  terbentuk. Makin sedikit udara (oksigen) tersedia, makin besar jumlah relative
karbon monoksida yang terbentuk. Pada suhu yang lebih tinggi karbon dioksida
cenderung bereaksi dengan karbon panas.
CO2 + C    2CO
Secara komersial, karbon monoksida mempunyai beberapa kegunaan. Campuran gas
yang mengandung karbon monoksida, telah lama digunakan sebagai bahan bakar.

2. Karbon Dioksida
Karbon dioksida terdapat di atmosfer (300 ppm), dalam gas-gas vulkanik, dan
dalam larutan super jenuh dari mata air tertentu. Ia dilepaskan dalam skala besar oleh
proses fermentasi, kalsinasi batu kapur, dan semua bentuk pembakaran karbon dan
senyawa karbon. Ini termasuk dalam siklus geokimia demikian juga dalam
fotosintesis. Di laboratorium, ia dapat dibuat dengan pemberian panas atau asam pada
karbonat.

3. Karbonat dan Bikarbonat.


Sebagai senyawaan karbon anorganik yang paling melimpah, karbonat dan
bikarbonat adalaha zat yang berguna serta terkenal. Kebanyakan karbonat hanya
sedikit larut dalam air, misalnya kalsium karbonat (CaCO3), barium karbonat
(BaCO3), magnesium karbonat (MgCO3), dan timbal karbonat (PbCO3).Banyak
bikarbonat hanya stabil dalam larutan ai. Contohnya kalskum bikarbonat
(Ca(HCO3)2), dan magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2).
Karbon dan bikarbonat bereaksi dengan kebanyakan asam, menghasilkan
CO2. Reaksi ini sangat cepat dan gas itu dengan mudah terlepas. Misalnya, barium
karbonat bereaksi dengan asam bromide.
BaCO3  +  2HBr  BaBr2  +  H2O + CO2↑

Bikarbonat adalah zat amfoter, yaitu, ia dapat bereaksi baik dengan asam
maupun basa. Bikarbonat tidak stabil; bila dipanaskan, ia terurai membentuk
karbonat. Kalium bikarbonat bubuk digunakan dalam alat pemadam kebakaran karena
ia mudah terurai dengan menghasilkan karbon dioksida.
2KHCO3    K2CO3 + H2O  + CO2↑

4. Senyawaan dengan Ikatan-Ikatan C-N ; Sianida dan Senyawa yang Berhubungan


 Sianogen ( CN)2
Gas yang mudah menyala ini (titik didih -21O) stabil disamping fakta bahwa ia
sangat endotermis (ΔHfO298 = 297 Kj mol-1). Ia dapat diperolah dengan oksidasi
katalitik fase gas HCN oleh NO2.
2HCN + NO2  → (CN)2 + NO + H2O
NO + ½ O2  → NO2
Sianogen dapat pula diperoleh dari CN-  dengan oksidasi dengan air menggunakan
Cu2+.
Cu2+  + 2CN-  → CuCN + ½ (CN)2
Atau peroksodisulfat yang diasamkan. (CN)2 kering dapat dibuat dengan reaksi:
Hg(CN)2 + HgCl2  → Hg2Cl2 + (CN)2

 Hidrogen Sianida
HCN, seperti halida-halida higrogen, adalah zat molekular yang kovalen,
namun mampu terdisosiasi dalam larutan akua. Ia adalah gas yang sangat beracun,
tidak berwarna dan terbentuk bila sianida direaksikan dengan asam.
Hidrogen sianida dibuat dalam industri dari CH4 dan NH3 dengan reaksi-reaksi:
2CH2 + 3O2 + 2NH3  → 2HCN +6H2O ΔH= -475 Kj mol-1
CH4 + NH3  → HCN + 3H2        ΔH= +240 kJ mol-1

 Sianida
Natrium sianida dihasilkan dipabrik dengan peleburan kalsium sianamida
dengan karbon dan natrium karbonat:
CaCN2 + C + Na2CO3  → CaCO3 + 2NaCN
Sianida logam elektropositif larut dalam air, namun sianida dari Ag (I), Hg (I),
dan Pb(II)  sangat tidak larut. Ion sianida sangat penting sebagai ligan dan banyak
komplek siano logam transisi, Zn, Cd, Hg, dsb. Kompleksnya kadang-kadang
mirip kompleks halogeno, misalnya, Hg(CN)4- dan HgCl42-, namun ada jenis
lainnya peleburan alkali sianida dengan sulfur menghasilkan ion thiosianat, SCN-.
5. Senyawaan dengan ikatan-ikatan C – S
 Karbon disulfida, CS2
Cairan yang sangat beracun ini biasanya berwarna kuning pucat, dibuat
dengan skala besar dengan interaksi metana dan sulfur diatas katalis silika atau
alumina pada 1000o. CH4 +4 S → CS2 + 2H2S
CS2  adalah suatu molekul yang sangat teaktif dan mempunyai kimiawi yang luas,
banyak darinya adalah bersifat organik. Ia digunakan untuk membuat karbon
tetraklorida dalam industri: CS2 + 3Cl2  → CCl4 +  S2Cl2

 Dithiokarbomat
Biasanya dibuat sebagai garam Na olek reaksi amina primer dan sekunder
pada CS2 dengan adanya NaOH. Dithiokarbomat dari Zn, Mn, dan Fe digunakan
sebagai fungisida pertanian, dan garam-garam Zn digunakan sebagai pemercepat
dalam vulkanisasi karet.

2.7 Kegunaan unsur karbon


Karbon adalah suatu unsur yang sangat luwes dan berguna. Kegunaan karbon hanya
akan jelas terlihat apabila kita sebutkan satu persatu dalam berbagai bentuk kehidupan
sehari-hari.
1. Berdasarkan unsurnya kegunaan karbon terbagi menjadi dua, yaitu:
 Grafit, baik yang alamiah maupun sintetik mempunyai banyak kegunaan.
Kegunaannya itu di antaranya untuk bahan hitam dalam pensil biasa, pigmen
dalam cat hitam, bahan pembuatan krus (mangkok untuk bahan kimia), elektode
untuk penggunaan pada suhu yang sangat tinggi, pelumas kering, bila serbuk
grafit didispersikan dengan minyak akan dihasilkan pelumas cair.
 Intan, terutama yang bernoda dan kecil-kecil digunakan dalam industri untuk
membuat bubuk penggosok yang paling keras untuk roda pengasah, ujung mata
bor dan gigi gergaji.
 Amorf, karbon dalam bentuk amorf, seperti arang, kokas, batu bara, dan karbon
hitam memiliki sifat yang rapuh. Karbon amorf ini, antara lain digunakan sebagai
bahan bakar (batu bara), zat warna hitam, tinta cetak, dan sebagai pereduksi pada
proses peleburan logam. Karbon amorf yang diaktifkan (karbon aktif) digunakan
sebagai adsorben (penjerap) yang dapat menyerap bau-bauan, gas beracun,
mikroorganisme, dan kotoran dalam larutan. Obat sakit perut dan norit merupakan
contoh karbon amorf yang dapat menyerap mikroorganisme.

Selain itu, karbon juga diperlukan untuk pigmen hitam di dalam tinta cetak
untuk buku, majalah dan surat kabar, kertas karbon, bahan bakar mobil, semir sepatu,
penguat dan pengeras bahan karet, ban dalam dan barang-barang karet, dan sebagai
unsur penting untuk konstruksi bermacam-macam peralatan listrik dan nuklir, mulai
dari sapu penyedot debu untuk rumah tangga sampai dinamo yang paling besar dan
rektor nuklir. Busur karbon digunakan untuk membuat radiasi tampak dan ultraviolet
dalam sejumlah besar proses industri yang bergantung pada reaksi fotokimia.
Karbon juga memiliki manfaat dibidang pertanian yaitu sebagai pembangun
bahan organik karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik,
diambil tanaman berupa CO2.
Karbon juga berperan dalam pembuatan baja. Baja adalah logam paduan,
logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya.
Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai
grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan
lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah (titanium), krom (chromium), nikel,
vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Dengan memvariasikan kandungan karbon
dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan
kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan
tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta
menurunkan keuletannya (ductility).

2. Kegunaan karbon berdasarkan persenyawaannya, yaitu:


 Gas CO2 dalam air akan membentuk senyawa H2CO3. Asam karbonat H2CO3, bila
ditambahkan ke dalam minuman (minuman berkarbonasi), akan memberikan rasa
tajam yang menyegarkan. Asam karbonat H2CO3, merupakan bahan baku untuk
pembuatan garam-garam karbonat.
 CO2 dalam udara berfungsi untuk menjaga suhu permukaan bumi pada malam hari
agar tidak terlalu dingin. CO2 dalam udara dapat menyerap sinar infra merah
(sinar yang mengandung energi panas) dari sinar matahari yang dipantulkan bumi.
Pada malam hari CO2 melepaskan infra merah tersebut ke permukaan bumi yang
dingin sehingga permukaan bumi menjadi hangat.

2.8 Kerugian Karbon


Adapun senyawa karbon mempunyai dampak negatif sebagai berikut :
1. Karbon disulfida CS2, beracun bila terserap kulit serta mudah terbakar dan meledak
terutama bila mengalami gesekan
2. Karbon tetraklorida CCl4, beracun bila tertelan, terhisap, dan terserap kulit. Selain itu
pemicu terjadinya kanker
3. Sifat CO2 yang dapat menyerap sinar infra merah lalu memantulkannya kembali ke
permukaan bumi disebut efek rumah kaca (green house effect). Akan tetapi, bila kadar
CO2 terlalu besar di udara dapat mengakibatkan suhu permukaan bumi bertambah
panas sehingga terjadi pemanasan global (pemanasan yang merata di permukaan
bumi). Akibat dari pemanasan global di permukaan bumi tersebut, es di kutub akan
mencair dan dapat menimbulkan banjir di kota-kota pantai seluruh dunia.

2.9 Teknik Ekstraksi Unsur Karbon


1. Karbon dibuat dengan mereaksikan coke dengan silica SiO2
Karbon terdapat dialam sebagai grafit . Grafit buatan dengan mereaksikan
coke dengan silica SiO2 dengan reaksi sebagai berikut:
SiO2 + 3C (2500°C)  SiC + Si (g) + C(graphite)

2. Pembuatan karbon aktif


Karbon aktif merupakan bahan kimia yang saat ini banyak digunakan dalam
industri yang menggunakan proses absorbsi dan purifikasi. Karbon aktif adalah nama
dagang untuk arang yang mempunyai porositas tinggi, dibuat dari bahan baku yang
mengandung zat arang.
 Pembutan karbon aktif dari kulit singkong
Kulit singkong mengandung karbon sekitar 59%. Proses pembuatan karbon aktif
ini terdiri dari dua tahapan yaitu aktivasi dan karbonasi.
- tahap aktivasi
Kulit singkong kering diaktivasi secara kimia menggunakan KOH 0,3 N
selama 1 jam pada suhu 500 oC di dalam mixer kemudian dikeringkan.
- tahap karbonisasi
Karbonasi dilakukan di dalam furnace elektrik (oksigen terbatas) pada suhu
(3000, 4500, 6000, dan 7500)oC selama 1, 2, dan 3 jam.

Uji kualitas dan kuantitas karbon aktif meliputi uji kadar abu, kadar air, uji
daya serap karbon aktif, dan yield (hasil). Bilangan iodine optimal terbentuk pada
temperatur karbonisasi 3000 oC dan lamanya waktu karbonisasi 2 jam yaitu
606,589 mg/g dengan total kandungan kadar abu 4,934%, kadar air 1,419%, dan
yield 40,083% serta daya serap tinggi.

 Pembutan karbon aktif dari tempurung kelapa


Pemilihan tempurung kelapa sebagai bahan baku karbon aktif atas dasar
kualitas yang dihasilkan lebih baik dari bahan lain. Proses pembuatan karbon aktif
dari bahan baku tempurung kelapa terbagi menjadi dua tahapan utama yaitu
karbonisasi dan aktivasi.
- Proses pembuatan arang dari tempurung kelapa (karbonisasi)
Tempurung kelapa dipanaskan tanpa udara dan tanpa penambahan zat
kimia. Tujuan karbonisasi adalah untuk menghilangkan zat terbang. Proses
karbonisasi dilakukan pada temperature 400-600 oC.
Hasil karbonisasi adalah arang yang mempunyai kapasitas penyerapan rendah.
Untuk mendapat karbon aktif dengan penyerapan yang tinggi maka harus
dilakukan aktivasi terhadap arang hasil karbonisasi.
- Proses pembuatan karbon aktif dari arang (aktivasi)
Proses aktivasi dilakukan dengan tujuan membuka dan menambah
pori-pori pada karbon aktif. Bertambahnya jumlah pori-pori pada karbon aktif
akan meningkatkan luas permukaan karbon aktif yang mengakibatkan
kapasitas penyerapannya menjadi bertambah besar. Proses aktivasi dapat
dilakukan dengan dua metode yaitu teknik aktivasi fisik dan teknik aktivasi
kimia.
a. Teknik aktivasi fisik
Di lakukan dengan cara mengalirkan gas pengaktif melewati tumpukan
arang tempurung kelapa hasil karbonisasi yang berada dalam suatu tungku.
b. Teknik aktivasi kimia
Di lakukan dengan menambahkan bahan baku dengan zat kimia tertentu
pada saat karbonisasi. Zat itu seperti ZnCl2, NaOH, KOH, H3PO4.

Ada tiga jenis karbon aktif yang terbuat dari tempurung kelapa yang banyak
dipasaran yaitu:
- Bentuk serbuk. Karbon aktif berbentuk serbuk dengan ukuran lebih kecil dari
0,18 mm. Terutama digunakan dalam aplikasi fasa cair dan gas. Digunakan
pada industry pengolahan air minum, industry farmasi, terutama untuk
pemurnian monosodium glutamate, penghalus gula, pemurnian asam sitrat,
pemurnian glukosa dan pengolahan zat pewarna kadar tinggi.
- Bentuk Granular. Karbon aktif bentuk granular/tidak beraturan dengan ukuran
0,2 -5 mm. Jenis ini umumnya digunakan dalam aplikasi fasa cair dan gas.
Beberapa aplikasi dari jenis ini digunakan untuk: pemurnian emas, pengolahan
air, air limbah dan air tanah, pemurni pelarut dan penghilang bau busuk.
Karbon aktif itu mampu menyerap 99,98 persen kandungan tembaga dalam air
limbah.
- Bentuk Pellet. Karbon aktif berbentuk pellet dengan diameter 0,8-5 mm.
Kegunaaan utamanya adalah untuk aplikasi fasa gas karena mempunyai
tekanan rendah, kekuatan mekanik tinggi dan kadar abu rendah. Di gunakan
untuk pemurnian udara, control emisi, penghilang bau kotoran dan pengontrol
emisi pada gas buang.

 Karbon dibuat dari pembakaran hidrokarbon atau coal


Karbon juga dapat dibuat dari pembakaran hidrokarbon atau coal, atau yang
lainnya dengan kondisi udara yang terbatas sehigga terjadi pembakaran yang tidak
sempurna.
Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat unsur karbon. Hal ini dapat dibuktikan
secara sederhana dengan membakar bahan-bahan yang berasal dari makhluk
hidup, misalnya kayu, beras, dan daging. Ketika dibakar, bahan-bahan tersebut
akan menjadi arang (karbon).

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karbon merupakan unsur utama dalam senyawa organik dan anorganik yang
begitu banyak jumlah dan jenisnya. Karbon dapat membentuk lebih banyak senyawa
dibandingkan unsur lain sebab atom karbbon tidak hanya dapat membentuk ikatan-
ikatan karbon tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga, tetapi juga bias terkait satu sama
lain membentuk struktur rantai dan cincin. Karbon mengisi tempat khusus diantaranya
unsur-unsur dalam keragaman dan kekompleksan dalam senyawa yang dapat
dibentuknya. Karbon juga merupakan zat padat yang tegar, yang biasa diangggap
sebagai molekul raksasa yang tediri dari banyak sekali atom. Karbon terbentuk dalam
dua bentuk kristalin yaitu :
• Grafit, yang merupakan zat hitam yang benar-benar terasa berminyak sebagai bubuk
kering yang digunakan sebagai pelumas.
• Intan, yang merupakan zat padat tidak berwarna yang bisa diasah menjadi kristal-
kristal gemerlapan yang merupakan mineral yang paling keras dan paling baik untuk
menggosok. Intan biasa dikenan orang merupakan molekul besar yang melebar dari
toga dimensi (ruang) sehingga atom-atomnya terikat sangat kuat satu sama lain. Hal
ini mengakibatkan intan sangat keras.
Keberadaan karbon di alam terjadi dalam dua wujud, yang pertama dalam
wujud mineral dan yang kedua dalam wujud grafit. Intan merupakan wujud mineral
dari karbon. Sedangkan dalam grafit membentuk lingkar enam dalam bidang datar
yang beresonansi. Selain itu, unsur karbon di alam juga terdapat di dalam kerak bumi
dalam bentuk unsur bebas dan senyawa.

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini mampu membantu mahasisiwa untuk
menjawab masalah-masalah dalam kimia khususnya yang menyamgkut hal yang
berkaitan dengan unsur karbon. Diharapkan kepada pembaca agar mampu
memberikan saran yang membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya agar lebih
baik dari yang telah ada sekarang. Diharapkan makalah ini mampu menambah
literatur di perpustakaan untuk menambah pengetahuan pembaca khusunya
mahasiswa.

DAFTAR PUDTAKA
Cotton, F.A. dan Wilkinson, G. 1989. Kimia anorganik I. Universitas Indonesia: Jakarta

Green Wood, N.N dan Earshshaw, A., 1989. Chemistry of Elements. Pergamon Press:
Newyork

H Petruci, Ralph.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Bogor.

http://fairuz-juwel.blogspot.com/2012/06/makalah-karbon.html, Diakses Tanngal 29


November 2012, Pukul: 19:05.

Keenan Kleinfelter, W. 1984. Kimia Untuk Universita. Erlangga: Jakarta

Oxtoby, dkk. 2003. Prinsip-Prinsip Kimia Modern / ED.4/JL.2. Erlangga: Jakarta

S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. ITB: Bandung

Saito, Taro. 1996. Buku Teks Kimia Anorganik Online. Tokyo

Sugiyarto, Kristian H. Kimia Anorganik 1. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.

Sutresna, Nana. 2007. Kimia untuk kelas XII semester I SMA. Grafindo Media: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai