Apriyanto 07311013
Nalafado Tanius 07311066
Samuel Djohan Kristanto 07311090
Stanislaus R.
Di pasar global, aluminium pun merupakan komoditi logam yang cenderung stabil. Hal ini
mengingat kebutuhan dunia akan produk aluminium terus meningkat dari tahun ketahun. Saat ini
produksi dunia mencapai 41 juta ton yang dihasilkan oleh 43 negara termasuk Indonesia. China
merupakan produsen aluminium terbesar dunia, dengan kemampuan produksi 16,8 juta ton
pertahun. Berikutnya Rusia (3,850 juta ton), Kanada (2,920 juta ton), Australia (1,950 juta ton),
Amerika (1,720 juta ton), Brazil (1,550 juta ton), India (1,400 juta ton), United Arab Emirates
(1,400 juta ton).
Posisi Indonesia sendiri berada diperingkat ke 25, dengan produksi sekitar 250 ribu ton per tahun.
Dari sisi konsumsi aluminium, Indonesia memang masih rendah jika dibandingkan dengan negara
maju lainnya. Jerman, Kanada, Amerika, Jepang, Korea, Australia, Italia, China, rata-rata
konsumsi dan kebutuhannya mencapai 17,6 kg per kapita, sedangkan rata-rata konsumsi dunia
mencapai 6,2 kg perkapita.
Rata-rata negara Asean sekitar 2,7 kg per kapita. Sementara Indonesia masih berada pada level 1,4
kg per kapita. Lalu dari sisi harga, mengacu pada London Metal Exhange (LME), indeks
permintaan (demand) aluminium masih sangat tinggi. Rata-rata harga LME 3M (permintaan per 3
bulan), sepanjang lima tahun terakhir 2006-2010 bertengger di level US$2322 per ton. Bahkan
pada Januari-Oktober 2011 berada di level US$ 2494 per ton. Menjelang penghujung 2011, harga
aluminium di pasar dunia memang agak anjlok, yaitu pada kisaran US$2136, sebelum akhirnya
menukik di harga US$20.80, sebagai akibat krisis yang masih berlangsung di tiga titik, yaitu Eropa,
Amerika, dan Jepang.