Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN

TERHADAP RETURN SAHAM PADA BANK UMUM YANG


TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2014-2018
Aminar Sutra Dewi1), Ari Wandra 2)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KBP1,2)
1)
aminarsutradewi@akbpstie.ac.id
2)
ariwandra21@gmail.com

ABSTRACT

One option that can be done is to invest through stock investments in the capital market.
Expectations of investors in investing is to obtain the rate of profit which is termed the stock
return. The nature of this research is a quantitative approach because the data used are in
the form of numbers in statistical analysis. The purpose of this study to determine the
significance of the effect of Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Price Earning Ratio and
Earning Per Share of the stock returns on the company’s General Bank sector in Indonesia
Stock Exchange from 2014 to 2018. Samples obtained by a number of 18 companies. Based
on the results of the partial test (t test) on the real level (α) = 5% can be seen that the Debt to
Equity Ratio variable, Price Earning Ratio and Earning Per Share has a positive significant
impact on stock returns, while Return On Assets variable have a negative significant effect
on stock returns.

Keywords : stock return, debt to equity ratio, return on equity, price earning ratio, earning
per share.

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia perdagangan di Indonesia yang pesat merupakan


indicator bahwa dunia perdagangan merupakan alternatif sumber dana disamping
perbankan, selain itu dengan semakin berkembangnya dunia perdagangan juga
menunjukkan bahwa kepercayaan pemodal akan investasi di dunia perdagangan
Indonesia cukup baik (Sudarma, 2011). Return saham merupakan salah satu daya tarik
bagi investor dalam menanamkan modalnya dalam bentuk saham, dimana return dapat
memberikan keuntungan yang cukup besar, namun kadang juga mampu memberikan
kepuasan tersendiri. Investor harus mempertimbangkan faktor teknikal dan faktor
fundamental dalam pengambilan investasinya (Dewi,2016). Return saham artinya
semakin besar aktiva perusahaan, semakin baik penilaian investor dan meningkatkan
minat investor melakukan pembelian saham tersebut. Peningkatan permintaan saham
menyebabkan harga saham naik sehingga return yang diterima investor meningkat
(Dwialesi, Putu, & Darmayanti, 2016).

Isu utama return saham dimulai ketika investor yang menanamkan dananya
dalam bentuk saham mempertimbangkan informasi yang relevan dengan kondisi pasar
modal sehingga dapat terhindar dari kesalahan pengambilan keputusan untuk
berinvestasi (Sha, Ekonomi, & Tarumanagara, 2015). Seorang Investor yang akan
melakukan investasi dalam bentuk saham, selalu meperhitungkan hasil dari return
yang akan diperolehnya. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
digunakan sebagai acuan untuk membuat suatu analisis yang dapat menilai besarnya
return yang akan diterima investor (Inasari, 2018).

Prestasi baik yang dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan
yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten). Laporan keuangan ini sangat berguna
bagi investor untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi, seperti
menjual, membeli, atau menanam saham (Apriliani & Hartini, 2017). Hal tersebut
dapat dilihat dari tabel perkembangan return saham perusahaan perbankan berikut ini :
Tabel 1.1
Return Saham Pada Bank Periode 2014-2018
Kode Return Saham
No
Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
1 BBCA 0,3671 0,0133 0,1654 0,4129 0,1872
2 BBNI 0,5443 -0,1819 0,1072 0,7918 -0,1111
3 BBTN 0,3850 0,0746 0,3436 1,0517 -0,2885
4 BBRI 0,6068 -0,0193 0,0218 -0,6882 0,0054
5 BMRI 0,3726 -0,1415 0,2513 -0,3088 -0,0781
Sumber : Data IDX.com 2014-2018

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat return saham lima perbankan besar
yang ada di Indonesia mengalami fluktuasi. Return Saham pada BBCA tercatat
tertinggi sebesar 0,4129 di tahun 2017. Kemudian BBNI mencatat return saham
tertinggi sebesar 0,7918 di tahun 2017. Saham BBTN, BBRI dan BMRI mencatat
returnya tertinggi di tahun 2014 masing-masing sebesar 0,3850 lalu 0,6068 dan
0,3726. Alhasil return saham tertinggi dicatat BBNI di tahun 2017 sebesar 0,7918
sedangkan return saham terendah tercatat sebesar -0,6882 oleh BBRI. Melihat fakta
bahwa terjadinya pergerakan naik turunnya return saham tersebut menunjukkan tidak
ada kepastian mengenai return yang akan didapatkan oleh investor ketika melakukan
investasi saham, Maka investor perlu pertimbangan rasional dengan mengumpulkan
berbagai jenis informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan investasi.

Rasio keuangan yang digunakan dalam memprediksi return saham pada


penelitian ini meliputi price earning ratio (PER), dan return on equity (ROE) Debt to
equit ratio ( DER). Alasan peneliti menggunakan PER, ROE dan DER sebagai
variabel independen pada penelitian ini adalah karena adanya inkonsistensi hasil
penelitian terdahulu terkait dengan pengaruh enam variabel tersebut terhadap return
saham.(Hakim, 2013)

Faktor fundamental perusahaan Rasio keuangan ini digunakan untuk


melakukan analisis fundamental. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari
hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Raharjo, 2013). Informasi
fundamental secara umum dapat digambarkan sebagai informasi yang berkaitan
dengan data keuangan historis suatu perusahaan. Rasio keuangan yang dapat
digunakan untuk memprediksi return saham antara lain Debt to equit ratio (DER),
return on equity (ROE), price earning ratio (PER), Earning Per Share(EPS)
memiliki pengaruh terhadap return saham (Supadi, 2012).

Debt to equity ratio (DER) memberikan gambaran kemampuan perusahaan


melunasi seluruh utangnya bila dibandingkan dengan modal yang dimiliki. Semakin
tinggi debt to equity ratio (DER) menunjukan kinerja keuangan perusahaan tidak baik,
karena tingkat hutang yang dimiliki perusahaan semakin tinggi berarti beban bunga
akan semakin besar yang berarti akan mengurangi keuntungan, sehingga return akan
menjadi kecil (Luh & Suantari, 2016).

Penelitan terdahulu yang diperlihatkan Luh & Suantari (2016) yang berjudul
Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity Ratio
(ROE), Inflasi Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015. Hasil
penelitian Debt to equity ratio (DER) berpengaruh positif terhadap return saham.
Semakin tinggi debt to equity ratio (DER) menunjukan kinerja keuangan perusahaan
tidak baik dalam artian memerlukan bantuan sumber dana.

Anisa (2015) yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Automotive And Components
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014). Hasilnya secara parsial
DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. penggunaan hutang
yang makin banyak, yang dicerminkan oleh debt ratio yang makin besar, pada
perolehan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang sama akan menghasilkan laba
per saham yang lebih besar. Jika laba per saham meningkat, maka minat para investor
pun akan meningkat.

Inasari (2018) mengenai Pengaruh ROA, ROE, EPS dan DER Terhadap Return
Saham Pada Perusahaan Indeks LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2014-2016. DER berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap
return saham. Artinya Utang yang tinggi menunjukan resiko yang tinggi, namun
demikian resiko yang tinggi berbanding lurus dengan return yang tinggi. Berdasarkan
uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini yang dapat diajukan adalah:

H1: DER Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Return Saham

ROE merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan


keuntungan dengan menggunakan modal sendiri, sehingga ROE sering disebut sebagai
rentabilitas modal sendiri. Tingkat ROE yang tinggi menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham. Jika perusahaan dapat
menghasilkan laba yang tinggi, maka permintaan akan saham akan meningkat dan
selanjutnya akan berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan. Ketika
harga saham semakin meningkat maka return saham juga akan meningkat (Apriliani &
Hartini, 2017).

Penelitian Widjanarko (2011) yang berjudul Determinan Faktor Fundamental


Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan yang Masuk ILQ 45 di Bursa Efek
Indonesia) dengan hasil ROE mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap
return saham. Artinya, bahwa bagi para pemegang saham semakin tinggi angka rasio
berpengaruh terhadap return saham yang diterima oleh pemegang saham dan
eenderung semakin naik return saham yang diterima oleh pemegang saham.

Penelitian Andini (2016) yang berjudul Pengaruh Return On Equity (ROE),


Price Earning Ratio (PER), Total Asset Turn Over (TATO) Dan Price To Book Value
(PBV) Terhadap Return Saham dimana penelitian ini dilakukan pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bei Periode 2008-
2014. Hasil penelitian menunjukkan ROE mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap return saham. Artinya semakin tinggi nilai return on asset maka
semakin tinggi juga return saham perusahaan.

Penelitian Luh & Suantari (2016) yang berjudul Pengaruh Current Ratio (CR),
Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity Ratio (ROE), Inflasi Dan Tingkat
Suku Bunga Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015. Hasil penelitian menunjukan bahwa return
on equity ratio (ROE) berpengaruh positif terhadap return saham. Jadi Tingkat return
on equity (ROE) yang menunjukan ke mampuan perusahaan dalam meng- hasilkan
laba, jika perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi maka permintaan akan
saham akan meningkat dan selanjutnya akan berdampak pada meningkatnya harga
saham perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini yang
dapat diajukan adalah:

H2: ROE Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Return Saham

PER merupakan rasio yang membandingkan antara harga saham yang


diperoleh dari pasar modal dan laba per saham yang diperoleh pemilik perusahaan
yang disajikan dalam laporan keuangan. Semakin tinggi rasio PER akan
mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan juga semakin membaik. Akan tetapi
sebaliknya, jika PER terlalu tinggi juga dapat mengidikasikan bahwa harga saham
yang ditawarkan sudah sangat tinggi atau tidak rasional (Anisa, 2015).

Penelitian dari Sudarma (2011) yang berjudul Analisis Pengaruh Faktor


Fundamental Perusahaan Dan Risiko Sistematis Terhadap Return Saham, dimana PER
mempunyai hubungan positif dengan harga saham khususnya return perusahaan, PER
juga merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan sehingga semakin
tinggi PER maka semakin tinggi pula harga saham begitu juga return perusahaan.
Penelitian Andini (2016) yang berjudul Pengaruh Return On Equity (ROE),
Price Earning Ratio (PER), Total Asset Turn Over (TATO) Dan Price To Book Value
(PBV) Terhadap Return Saham dimana penelitian ini dilakukan pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bei Periode 2008-
2014. Hasil penelitian menunjukkan PER berpengaruh positif terhadap Return Saham.
Hal ini menunjukkan bahwa, apabila nilai PER meningkat maka akan menaikan
Return Saham perusahaan

Penelitian Widjanarko (2011) yang berjudul Determinan Faktor Fundamental


Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan yang Masuk ILQ 45 di Bursa Efek
Indonesia). Jadi PER mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap return
saham. Artinya, semakin keeil PER suatu saham semakin bagus karena saham tersebut
semakin murah, sehingga pada saat harga saham mengalami kenaikan para investor
yang membeli saham dengan PER yang rendah, maka akan mendapatkan return saham
yang tinggi. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini yang dapat
diajukan adalah:

H3: PER Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Return Saham

Earning per share (EPS) merupakan rasio yang mengukur perbandingan antara
laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan.
Nilai EPS yang lebih besar menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar
dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai
EPS akan semakin menarik minat investor dalam menanamkan modalnya, karena EPS
menunjukkan laba yang berhak didapatkan oleh pemegang saham atas satu lembar
saham yang dimilikinya. (Raharjo, 2013).

Penelitian Arief, Wahono, & Salim (2016) Pengaruh EPS, DER, Dan PER
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2014-2016. Hasil ini menyatakan earning per
share secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Hal ini
dapat dijelaskan bahwa jika perusahaan mampu untuk meningkatkan keuntungan
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik maka keuntungan tersebut
akan diperoleh semakin besar.

Penelitian Sari (2012) yang berjudul Pengaruh Earning Per Share (EPS) Dan
Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2009. Artinya Earning Per
Share (EPS) berpengaruh signifikan positif dengan return saham. Hal ini dikarenakan
para investor dalam melakukan investasi dilandasi motif untuk mendapatkan
pendapatan (earning) yang sebesar-besarnya.

Penelitian Hakim (2013) mengenai Analisis Pengaruh Faktor Fundamental


Perusahaan Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Properti Tahun 2008-2013.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa EPS berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham. Artinya, semakin meningkat EPS secara signifikan, maka
mampu meningkatkan return saham yang diharapkan oleh pemegang saham. Sehingga
investor dapat menjadikan EPS sebagai indikator dalam mengambil keputusan
investasi. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini yang dapat
diajukan adalah:
H4: EPS Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Return Saham

METODE PENELITIAN

Populasi Dan Sampel

Jenis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah data panel. Jenis
penelitian yang diambil dalam penelitian ini berupa jenis kuantitatif (Sugiyono, 2015).
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
dengan total populasi perusahaan perbankan sebanyak 45 perusahaan. Pemilihan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sampling
purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2015). Kriteria tersebut adalah : (1) Perusahaan Perbankan yang telah terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2014-2018 (2) Sampel tergolong dalam
kelompok perusahaan Perbankan berdasarkan pengklasifikasian oleh Bursa Efek
Indonesia. (3) Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan jelas untuk
periode terpilih. Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disebutkan di atas, maka
perusahaan perbankan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel penelitian
berjumlah 18 perusahaan perbankan dengan jumlah sampel sebanyak 90 data.

Defenisi Operasional Variabel

Tabel 2
Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Sumber

Debt Equity DER adalah (Supadi,


Ratio (DER) tingkat 2012)
penggunaan Total Utang
DER=
(X1) hutang Total Ekuitas
terhadap total
shareholder’s
equity yang
dimiliki
perusahaan.
Rasio
ReturnOn perbandingan (Supadi,
Equity (ROE) laba setelah 2012)
(X2) pajak dengan ROE= Laba Bersih
total modal. Total Ekuitas

Price PER (Suselo,


Earnings merupakan 2015)
Ratio (PER) rasio yang
mengukur
(X3) PER
seberapa besar
jumlah yang Harga per lbr saham
bersedia ¿
Laba Perlembar Saham
dibayarkan
oleh investor
untuk setiap
rupiah
perolehan laba
perusahaan
dalam waktu
tertentu.

Earnings Per EPS (Supadi,


Share (EPS) merupakan 2012)
perbandingan Laba Bersih
EPS¿
(X4) antara laba Total Saham
bersih setelah
pajak pada satu
tahun buku
dengan jumlah
saham yang
diterbitkan.

Return Saham Return saham (Sari, 2012)


merupakan
(Y) hasil yang Ri = HS Skrg−HS Sebelumnya
diperoleh dari Harga Saham Sebelumnya
investasi.

Sumber : Data Primer,2020

Teknik Analisis Data

Pembuktian mengenai kebenaran hipotesis maka digunakan metode analisis


dengan cara kuantitatif, dilakukan menggunakan pembentukan metode pengujian
kelayakan model Effect Regresi Panel yaitu Regresi Fixed Effect Model dan Random
Effect Model (Winarno, 2017).

Hasil Dan Pembahasan

Statistik Deskriptif
Tabel 3
Uji Statistik Deskriptif
Price
Debt Equity Return On Earning Per Return
Earning
Ratio Equity Share Saham
Ratio
  Mean  3.598889  2.348444  15.85033  1034.344  0.489889
  Median  3.485000  2.320000  16.94000  738.5000  0.650000
  Maximum  7.820000  8.540000  27.27000  2900.000  2.870000
  Minimum  0.290000 -4.200000  2.050000  109.0000 -4.210000
  Std. Dev.  1.376008  2.854134  4.937466  883.2169  1.187801
  Observation
s  90  90  90  90  90
Sumber : Data Sekunder yang diolah Eviews 8

Pada tabel 3 variabel Debt Equity Ratio (DER) memiliki nilai maksimum
pada 18 bank umum di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian adalah
sebesar 7.82 yaitu di PT. Bank Central Asia Tbk. Nilai minimum diketahui sebesar
0.29 berada pada PT. Bank Mega Tbk. Nilai mean dari variabel DER dalam
pengujian adalah 3.59 sedangkan nilai standar deviasi adalah 1.37. Hasil ini
menunjukkan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari pada nilai mean-nya yang
berarti dapat disimpulkan variasi data Debt Equity Ratio (DER) pada penelitian ini
mempunyai data yang tidak variatif atau homogen.

Variabel Return On Equity (ROE) memiliki nilai maksimum pada 18 bank


umum di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian adalah sebesar 8.54 yaitu
pada PT. Bank Bumi Arta Tbk. Nilai minimum diketahui sebesar -4.20 adalah PT.
Bank Mega Tbk. Nilai mean dari variabel DER dalam pengujian adalah 2.34
sedangkan nilai standar deviasi adalah 2.85. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai
standar deviasi jauh lebih besar dari pada nilai meannya yang berarti dapat
disimpulkan bahwa Return On Equity (ROE) yaitu data bervariatif bersifat heterogen.

Variabel Price Earning Ratio (PER) memiliki nilai maksimum pada 18 bank
umum di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian adalah sebesar 27.27 yakni
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Nilai minimum diketahui dimiliki oleh PT. Bank
OCBC NISP Tbk sebesar 2.05. Nilai mean dari variabel DER dalam pengujian adalah
15.85 sedangkan nilai standar deviasi adalah 4.93. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai
standar deviasi lebih kecil dari pada nilai mean-nya yang berarti dapat disimpulkan
variasi data Price Earning Ratio (PER) pada penelitian ini mempunyai data yang
tidak variatif atau homogen.

Variabel Earning Per Share (EPS) memiliki nilai maksimum pada 18 bank
umum di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian adalah sebesar 2.900 adalah
PT. Bank Victoria Internasional Tbk. Nilai minimum yaitu PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk sebesar 109. Nilai mean dari variabel DER dalam pengujian
adalah 1034.34 sedangkan nilai standar deviasi adalah 883.21.

Variabel dependen yaitu return saham memiliki nilai maksimum pada 18


bank umum di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian adalah PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar 2.87. Nilai minimum diketahui sebesar -4.21
dimiliki PT.Bank OCBC NISP Tbk. Nilai mean dari variabel DER dalam pengujian
adalah 0.48 sedangkan nilai standar deviasi adalah 1.18.

Pengujian Chow Test


Tabel 4
Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic   d.f.  Prob. 

Cross-section F 5.040786 (17,68) 0.0000


Cross-section Chi-square 73.390663 17 0.0000

Sumber : Pengolahan Data Eviews 8, 2020

Hasil uji Chow pada Tabel 5 nilai Probabilitas = 0.000 untuk Cross-section
Chi-square < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang
berarti metode yang digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM).

Hasil Uji Normalitas


Tabel 5
Hasil Uji Normalitas
Sumber : Pengolahan Data Eviews 8, 2020

Berdasarkan hasil pengujian normalitas yang ditunjukkan pada histogram


tersebut diperoleh nilai probabilitysebesar 0,062883. Dimana nilai probability Jarque
– Bera lebih besar dari pada tingkat signifikansi yang disyaratkan yaitu sebesar 0,05,
sehingga dapat dikatakan bahwa data yang dihasilkan tersebut telah memenuhi syarat
asumsi normalitas yaitu data terdistribusi normal.

Analisis Regresi Data Panel (Fixed Effect Model)


Tabel 6
Hasil Regresi Data Panel

Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Sample: 2014 2018
Periods included: 5
Cross-sections included: 18
Total panel (balanced) observations: 90

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C -1.882698 0.626769 -3.003817 0.0037


DER 0.236836 0.098690 2.399787 0.0191
ROE -0.057648 0.048770 -1.182051 0.2413
PER 0.065517 0.028611 2.289896 0.0251
EPS 0.000597 0.000257 2.321101 0.0233

Sumber : Data Sekunder Yang di Olah Eviews 8

Berdasarkan tabel 7 diatas maka diperoleh persamaaan regresi data panel


sebagai berikut:

RETURN = -1.882698 + 0.236836DER – 0.057648ROE + 0.065517PER +


0.000597EPS
Berdasarkan model persamaan regresi diatas, dapat diinterpretasikan
konstanta bernilai -1.882698. Ini menjelaskan bahwa jika diasumsikan variabel debt
equity ratio, return on equity, price earning ratio dan earning per share bernilai 0
(tidak ada) maka return saham bernilai konstan sebesar -1.882698.

Nilai koefisien regresi variabel DER adalah 0.236836 yang artinya bahwa
setiap kenaikan DER sebesar 1 satuan maka akan berpengaruh positif atau naiknya
tingkat return saham perusahaan Bank Umum sebesar 0.236836 dengan asumsi
variabel independen lain nilainya tetap.

Nilai koefisien regresi variabel ROE adalah -0.057648 yang artinya bahwa
setiap kenaikan ROE sebesar 1 satuan maka akan berpengaruh negatif atau
menurunkan tingkat return saham perusahaan Bank Umum yaitu nilai sebesar -
0.057648 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.

Nilai koefisien regresi variabel PER adalah 0.065517 yang artinya bahwa
setiap kenaikan PER sebesar 1 satuan maka akan berpengaruh positif atau naiknya
tingkat return saham perusahaan Bank Umum sebesar 0.065517 dengan asumsi
variabel independen lain nilainya tetap.

Nilai koefisien regresi variabel EPS adalah 0.000597 yang artinya bahwa
setiap kenaikan EPS sebesar 1 satuan maka akan berpengaruh positif atau naiknya
tingkat return saham perusahaan bank umum sebesar 0.000597 dengan asumsi
variabel independen lain nilainya tetap.

Uji Hipotesis
Tabel 8
Hasil Uji Parsial
Probability Level
Variabel Kesimpulan
Value Signifikansi
DER 0.0191 0.05 H1 Diterima
ROE 0.2413 0.05 H2 Ditolak
PER 0.0251 0.05 H3 Diterima
EPS 0.0233 0.05 H4 Diterima
Sumber : Data Sekunder Yang di Olah Eviews 8

Berdasarkan tabel 8 diperoleh hasil estimasi variabel Debt Equity Ratio


(DER) dengan probabilitas sebesar 0.0191 dan nilai koefisien regresi dengan arah
positif sebesar 0.236836 (tabel 7). Nilai signifikansi kurang dari tingkat signifikansi
yang digunakan (0,0191<0,05), hal ini berarti bahwa variabel Debt Equity Ratio
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham pada bank umum yang
terdaftar di BEI periode 2014-2018. Jadi dapat disimpulkan dalam penelitian ini
hipotesis pertama diterima.
Hasil estimasi variabel Return On Equity (ROE) dengan probabilitas sebesar
0.2413 dan nilai koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -0.057648 (tabel 4.7).
Nilai signifikansi kurang dari tingkat signifikansi yang digunakan (0,2413<0,05), hal
ini berarti bahwa variabel Return On Equity berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Return Saham pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2014-2018.
Jadi dapat disimpulkan dalam penelitian ini hipotesis kedua ditolak.

Hasil estimasi variabel Price Earning Ratio (DER) dengan probabilitas


sebesar 0.0251 dan nilai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 0.065517 (tabel
4.7). Nilai signifikansi kurang dari tingkat signifikansi yang digunakan
(0.0251<0,05), hal ini berarti bahwa variabel Price Earning Ratio berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Return Saham pada bank umum yang terdaftar di BEI periode
2014-2018. Jadi dapat disimpulkan dalam penelitian ini hipotesis ketiga diterima.

Hasil estimasi variabel Earning Per Share (EPS) dengan probabilitas sebesar
0.0233 dan nilai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 0.000597 (tabel 4.7).
Nilai signifikansi kurang dari tingkat signifikansi yang digunakan (0.0233 <0,05), hal
ini berarti bahwa variabel Earning Per Share berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Return Saham pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2014-2018.
Jadi dapat disimpulkan dalam penelitian ini hipotesis keempat diterima.

Pembahasan

Pengaruh Debt Equity Ratio Terhadap Return Saham Pada Bank Umum Yang
Terdaftar Di BEI Periode 2014-2018

Berdasarkan pengujian statistik yang telah dilakukan maka didapatlah variabel


debt equity ratio berpengaruh positif terhadap return saham dan hipotesis ini dterima.
Artinya bahwa Utang yang tinggi menunjukan resiko yang tinggi, namun demikian
resiko yang tinggi berbanding lurus dengan return yang tinggi.

Peningkatan hutang ini mengakibatkan proporsi hutang dalam struktur modal


perusahaan naik, tetapi satu sisi akan meningkatkan jumlah aktiva perusahaan,
dimana peningkatan aktiva ini berasal dari sejumlah investasi baru yang diambil
perusahaan. Kemudian investasi tersebut diharapkan akan memberikan tambahan
penghasilan atau pendapatan kepada perusahaan di kemudian hari, kenaikan
penghasilan ini akan membuat laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham akan
bertambah (Kennedy, (2015).

Hasil Penelitian ini sesuai dengan hipotesis awal yang diajukan yaitu dari
Luh & Suantari (2016), Anisa (2015) dan Inasari (2018). sejumlah investor lebih
menyukai perusahaan yang menggunakan utang dalam struktur pendanaannya dan
secara langsung mengakibatkan harga saham perusahaan dan return saham akan naik;
sebab mereka akan lebih memilih saham perusahaan yang menggunakan hutang
sebagai salah satu sumber pendanaannya.
Pengaruh Return On Equity Terhadap Return Saham Pada Bank Umum Yang
Terdaftar Di BEI Periode 2014-2018

Berdasarkan pengujian statistik yang telah dilakukan maka didapatlah variabel


debt equity ratio berpengaruh negatif terhadap return saham dan hipotesis ini ditolak.
Hasil ini mengindikasikan bahwa tingkat pengembalian yang akan diterima investor
rendah, sehingga investor tidak tertarik membeli saham yang memiliki niali ROE
rendah sehingga harga saham akan turun.

ROE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih


setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimliki oleh perusahaan.
Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi
pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manejemen perusahaan ROE
mengindikasikan kesuksesan manajemen dalam menghasilkan keuntungan bagi
pemegang saham (Ludyah et all, (2017). Untuk menaikkan nilai return saham pada
ROE, nilai ROE harus tinggi bila disesuaikan teori semakin besar laba perusahaan
yang didapat akan semakin tinggi pula nilai return saham yang bias diterima oleh
pemegang saham. (Kurnaeni, (2011).

Hasil Penelitian ini sejalan dengan Widjanarko (2011), Andini (2016) dan
Luh & Suantari (2016) Pada penelitian ini masih banyak perusahaan yang memiliki
ROE negatif dan terus mengalami penurunan didukung oleh minimnya laba yang
dihasilkan oleh perusahaan. Sehingga harga saham pun dinilai rendah dan return
saham yang didapat para inevestor pun juga akan mengalami penurunan.

Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Return Saham Pada Bank Umum Yang
Terdaftar Di BEI Periode 2014-2018

Berdasarkan pengujian statistik yang telah dilakukan maka didapatlah variabel


Price Earning Ratio berpengaruh positif terhadap return saham dan hipotesis ini
dterima. Artinya, semakin keeil PER suatu saham semakin bagus karena saham
tersebut semakin murah, sehingga pada saat harga saham mengalami kenaikan para
investor yang membeli saham dengan PER yang rendah, maka akan mendapatkan
return saham yang tinggi.

Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang


diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan
perusahaan pada suatu periode tertentu (Puspita & Rahayuda, 2016). Arah positif
pada hasil penelitian ini menunjukkan jika PER mengalami kenaikan maka return
saham akan mengalami kenaikan dan sebaliknya. Semakin tinggi PER menunjukkan
prospek harga saham dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan per
lembar sahamnya, sehingga PER yang semakin tinggi juga menunjukkan semakin
mahal saham tersebut terhadap pendapatan per lembar sahamnya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudarma (2011),
Andini (2016) dan Widjanarko (2011). Perusahaan yang memiliki PER yang tinggi
biasanya memiliki peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, sehingga menyebabkan
ketertarikan investor untuk membeli saham perusahaan yang kemudian dapat
meningkatkan harga saham dan selanjutnya akan berdampak pada peningkatan return
saham.

Pengaruh Earning Per Share Terhadap Return Saham Pada Bank Umum Yang
Terdaftar Di BEI Periode 2014-2018

Berdasarkan pengujian statistik yang telah dilakukan maka didapatlah variabel


Price Earning Ratio berpengaruh positif terhadap return saham dan hipotesis ini
dterima. Artinya jika perusahaan mampu untuk meningkatkan keuntungan dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik maka keuntungan tersebut akan
diperoleh semakin besar.

Earning Per Share (EPS) merupakan informasi terpenting karena bisa


menggambarkan prospek earnings diperusahaan masa depan. Koefisien regresi
variabel EPS bertanda positif yang menunjukkan adanya hubungan positif dari EPS
yang menyebabkan kenaikan terhadap return saham. Hal ini di karenakan EPS
menggambarkan jumlah rupiah yang di peroleh untuk setiap lembar saham biasa. Hal
ini disebabkan karena pendapatan per lembar saham akan menentukan keputusan
investor dalam investasi dananya. Di samping itu EPS menunjukkan nilai perusahaan
(Hardianto, 2013).

Penelitian ini sejalan dengan hipotesis yang diajukan yaitu Arief, Wahono, &
Salim (2016) dan Sari (2012). EPS yang semakin besar akan menunjukkan bahwa
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak semakin
meningkat, dengan meningkatnya laba bersih setelah pajak yang dihasilkan oleh
perusahaan maka total return yang diterima oleh para pemegang saham juga semakin
meningkat.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat dipetik kesimpulan adalah: (1) Variabel


Debt Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada
Bank Umum Yang Terdaftar Di BEI Periode 2014-2018.(2) Variabel Return On
Equity berpengaruh negatif terhadap return saham pada Bank Umum Yang Terdaftar
Di BEI Periode 2014-2018.(3) Variabel Price Earning Ratio berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham pada Bank Umum Yang Terdaftar Di BEI Periode
2014-2018. (4) Variabel Earning Per Share berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham pada Bank Umum Yang Terdaftar Di BEI Periode 2014-2018.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: Ibu Aminar Sutra Dewi, SE,
M.Si Selaku ketua STIE “KBP” Padang lalu Bapak Maizul Rahmizal, SE, M.Sc
Selaku wakil ketua STIE “KBP” Padang lalu Ibu Febsri Susanti, SEI, MM. selaku
ketua Program Studi Manajemen dan Ibuk Riri Mayliza,SE,MM serta kepada Ibuk
Aminar Sutra Dewi, SE, M.Si sebagai dosen pembimbing penulis terima kasih atas
masukan dan saran serta motivasi yang di berikan kepada peneliti.

DAFTAR PUSTAKA
Andini, R. (2016). Pengaruh Return On Equity (Roe), Price Earning Ratio (PER),
Total Asset Turn Over (TATO) DAN Price To Book Value (PBV) Terhadap
Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di BEI Periode 2008-2014). Of Accounting, 2(2), 82–
97.

Anisa, N. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham (Studi


Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Automotive And Components Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014). Dinamika Akuntansi,
1(November), 72–86.

Apriliani, F., & Hartini, E. F. (2017). Pengaruh Return On asset Dan Return On
Equity Terhadap Return Saham Emiten LQ45. Jurnal Manajemen, 199–208.

Arief, M. Z., Wahono, B., & Salim, M. A. (2016). Pengaruh Eps, Der, Dan Per
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2014-2016. Jurnal Bisnis,
123–141.

Dewi, Aminar Sutra. (2016). Pengaruh Rasio Camel Terhadap Return Saham Pada
PT Bank Mandiri Tbk. Pekbis Jurnal, Vol.8, No.2, Juli 2016 : 120-129.

Desy Arista. (2012). Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham
(Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI periode tahun 2005
- 2009). Manajemen dan Akuntansi, 3(1), 1–15.
Dwialesi, J. B., Putu, N., & Darmayanti, A. (2016). Pengaruh Faktor-Faktor
Fundamental Terhadap Return Saham Indeks Kompas 100. Jurnal Manajemen,
5(4), 2544–2572.
Hakim, L. (2013). ANalisis Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap
Return Saham Perusahaan Sektor Properti. Jurnal Ilmu Manajemen, 1, 815–826.
Hardianto, B. (2013). Pengaruh EPS dan PER Terhadap Return Saham Pada Sektor
Perdagangan Besar dan Ritel Periode 2008-2012 di BEI. Jurnal Manajemen.
Kennedy, Harjito. (2015). Manajemen Keuangan Edisi 6. Yogyakarta : Penerbit
Ekonisia
Kurnaeni, Rusman. (2011). Analisis Fundamental Terhadap Return Saham Pada
Periode Bullish dan Bearish IHSG. Jurnal Akuntansi dan keuangan, Vol. 9 No.2
Ludyah, Nur & Bambang Saputra. (2017). Analisis Pengaruh Price Earning Ratio
dan Return On equity Terhadap Return Saham Pada Industri Real Estate dan
Properti di BEI 2012-2016. Jurnal Manajemen.
Puspita, Wirawati & Rahayuda Putra. (2016). Analisa Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ45 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Akuntansi, Vol. 6 No.3
Sari, L. W. (2012). Pengaruh Earning Per Share (Eps) Dan Price Earning Ratio (Per)
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa
Efek Indonesia (Bei) Periode 2006-2009. 2(31).
Sudarma. (2011). Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan Dan Risiko
Sistematis Terhadap Return Saham. 1–29.
Sugiyono. (2015). Statistik nonparametris untuk penelitian (Bayu Rahma).
Supadi, Dwi Budi Prasetyo. (2012). Pengaruh Faktor Fundamental Dan Risiko
Sistematis Terhadap Return Saham Syariah. 12(2), 23–45.
Widjanarko, H. (2011). Determinan Faktor Fundamental Terhadap Return Saham
( Studi pada Perusahaan yang Masuk ILQ 45 di Bursa.
Winarno, Wing Wahyu. (2017). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
EViews. UPP STIM YKPN.

Anda mungkin juga menyukai