Anda di halaman 1dari 10

Indonesian Journal of Economics and Management

Vol. 2, No. 3, July 2022, pp. 573 – 582


https://doi.org/10.35313/ijem.v2i3.3755

Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di LQ45: Kajian


Model Profitabilitas dan Rasio Pasar
Stock return on companies listed in LQ45: A study of profitability and market ratios models

Anastasya Priska Kusuma Dewi


Program Studi D3 Keuangan dan Perbankan, Politeknik Negeri Bandung
E-mail: anastasya.priska.kpn19@polban.ac.id

Kristianingsih
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung
E-mail: kristianingsih@polban.ac.id

Koernia Purwihartuti
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bandung
E-mail: koernia.purwihartuti@polban.ac.id

Abstract: This study aims to determine the effect of Return On Assets (ROA), Return On Equity
(ROE), and Earning Per Share (EPS) partially or simultaneously on stock returns in companies
listed in the LQ45 index on the Indonesia Stock Exchange for the 2016-2020 period. This study
uses associative and quantitative research methods. Based on the analysis of the research results, the
conclusions are (1) partially Return On Assets has a significant negative effect of 0.008 on Stock
Return, (2 ) partially Return On Equity has a significant positive effect of 0.026 on Stock Return,
(3) partially Earning Per Share has no and insignificant effect on Stock Return and (4)
Simultaneously Return On Assets, Return On Equity, and Earning Per Share has a significant
positive effect on Stock Return, as indicated by the calculated F value of 2.814 and the coefficient of
determination of 0.10.
Keywords: ROA, ROE, EPS, stock return, LQ45

1. Pendahuluan
Di era modern seperti ini, perekonomian Indonesia berkembang sangat pesat. Hal ini dapat
dilihat dari pertumbuhan perekonomian di tahun 2021 yang semakin membaik dan tumbuh sebesar
3,69% lebih tinggi dibanding capaian tahun 2020. Menurut Mardhiyah dan Safrin (2021),
perusahaan mulai memperbaiki kondisi manajemen dan operasionalnya serta giat lagi dalam
melakukan persaiangan salah satunya dengan marketing mix. Untuk itu diperlukan adanya tambahan
modal dengan melakukan penjualan saham di Bursa. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 menjelaskan bahwa pasar modal yang kegiatan berhubungan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, berkaitan dengan saham yang diterbitkan.
Untuk masyarakat, pasar modal digunakan sebagai sarana melakukan investasi dengan tujuan
akan memperoleh return. Dikarenakan perusahaan akan menjual sahamnya, sudah seharusnya
memiliki return yang menguntungkan. Bila masyarakat banyak membeli saham yang menyebabkan
permintaan akan saham tersebut meningkat, maka saham yang dibeli tersebut akan memiliki return
yang cenderung meningkat. Ini berarti return saham meningkat dapat dikarenakan kinerja dari
manajemen perusahaan yang baik (Kusumawati & Safiq, 2019). Namun disisi lain banyak kasus

Indonesian Journal of Economics and Management ISSN: 2747-0695 (Online) | 573


Anastasya Priska Kusuma Dewi, Kristianingsih, Koernia Purwihartuti

dimana investor banyak tertipu oleh investasi bodong, salah satunya investasi bodong binomo oleh
Indra Kenz.
Return saham adalah tingkat keuntungan yang akan didapatkan investor dari penanaman
modal yang ia lakukan di suatu perusahaan dan dimana merupakan hasil dari perubahan harga
saham di pasar efek (Artaya & Artini, 2014). Seringkali investor memperhatikan harga saham. Ini
berarti perusahan harus memperhatikan return sahamnya. Salah satu faktor yang menentukan return
saham adalah kondisi ekonomi investor. Bila kondisi ekonomi investor stabil maka return cenderung
tinggi (Inasari, 2018). Berikut menunjukkan pergerakan return saham pada 10 perusahaan indeks
LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.

Gambar 1. Perkembangan Return Saham 10 Perusahaan Indeks LQ45 Periode 2016-2020


Berdasarkan Gambar 1. untuk perkembangan return saham dari seluruh perusahaan yang
menjadi sampel, pada tahun 2016 return saham tertinggi dengan kode ASII sebesar 37,92% dan
terendah dengan kode HMSP sebesar 1,86%. Tahun 2017, return saham tertinggi dengan kode
BBTN sebesar 105,17% dan terendah dengan kode ASII sebesar 0,30%. Tahun 2018, return saham
tertinggi dengan kode AKRA sebesar 48,02% dan terendah dengan kode BBTN sebesar -28,85%.
Tahun 2019, return saham tertinggi dengan kode BBCA sebesar 28,56% dan terendah dengan kode
HMSP sebesar -43,40%. Tahun 2020, return saham tertinggi dengan kode AKRA sebesar 19,58%
dan terendah dengan kode HMSP sebesar -28,33%.
Dengan demikian, salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan oleh investor dalam
menilai suatu saham yaitu dengan menggunakan metode analisis teknikal dan analisis pendekatan
fundamental kinerja keuangan. Salah satunya dalam penelitian ini adalah analisis pendekatan
fundamental, investor melihat dan menganalisis kinerja keuangan yang tertuang dalam laporan
keuangan (annual report) suatu perusahaan yang diterbitkan setiap tahun (Wardiyah, 2017). Dalam
penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas yang di wakili oleh Return On Asset (ROA) dan Return
On Equity (ROE) serta rasio pasar yang diwakili Earning Per Share (EPS).
Return On Asset (ROA) ini mengukur bagaimana perusahaan menghasilkan keuntungan yang
ditanamkan dalam aset (Darmawan, 2020). Rasio ini dapat mengukur kemampuan operasional
perusahaan dalam mendapatkan pendapatan. Dengan demikian, apabila keuangan perusahaan
semakin baik maka investor akan menilai bahwa saham memiliki nilai yang tinggi sehingga
diharapkan dapat memberikan return yang tinggi pula. Terdapat beberapa hasil mengenai penelitian
ROA terhadap return saham yaitu pada penelitian Bakhtiar (2017) yang membuktikan bahwa ROA
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Daniswara & Daryanto (2019) membuktikan bahwa ROA tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham.
Return On Equity ROE) ini mengukur bagaimana perusahaan menghasilkan keuntungan

Indonesian Journal of Economics and Management ISSN: 2747-0695 (Online) | 574


Anastasya Priska Kusuma Dewi, Kristianingsih, Koernia Purwihartuti

bersih dari modal yang investor berikan yang telah digunakan perusahaan (Darmawan, 2020).
Menurut Darmawan (2020), apabila rasio ini semakin tinggi, maka penilaian akan kinerja
perusahaan akan tinggi, begitu pula harapan tingkat pengembalian akan tinggi. Terdapat beberapa
hasil mengenai penelitian ROE terhadap return saham yaitu pada penelitian Hafni, L., Sarisa., &
Safari, S (2019) menyatakan bahwa ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada return
saham. Sedangkan, pada penelitian Apriliani & Hartini (2016) menyatakan bahwa ROE memiliki
pengaruh signifikan pada return saham.
Menurut Darmawan (2020), EPS adalah rasio yang menunjukkan berapa besar pengaruh
dan kemampuan dari perlembar saham untuk menghasilkan keuntungan. Terdapat beberapa hasil
mengenai penelitian EPS terhadap return saham yaitu pada penelitian Hafni, L., Sarisa., & Safari, S
(2019) menyatakan bahwa EPS tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada return saham.
Sedangkan pada penelitian Bakhtiar (2017) menyatakan bahwa EPS memiliki pengaruh yang
signifikan pada return saham.

2. Kajian Pustaka
2.1. Signalling Theory
Menurut Brigham dan Houston (2014), Signalling Theory adalah tentang bagaimana seharusnya
perusahaan memberikan sinyal kepada para pengguna dari laporan keuangan dikarekana adanya
asimetris informasi yang diberikan oleh perusahaan kepada penggunannya. Dengan adanya sinyal
akan meminimalisir ketidakpastian suatu perusahaan dan dapat melihat prospek perusahaan.
2.2. Agency Theory
Menurut Jensen dan Meckeling (1976), Agency Theory adalah dimana manajemen bertidak
sebagai agen yang lebih mengenal seluk beluk dari perusahaan dan bertanggung jawab dalam
mengoptimalkan keuntungan yang akan diperoleh para investor.
2.3. Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) adalah rasio yang memiliki tujuan sebagai penilai atas tingkat
partisipasi aset dalam rangka menghasilkan keuntungan bersih (Sari, 2020). Menurut Darmawan
(2020), ROA yang tinggi akan menghasilkan laba bersih yang tinggi dan return yang tinggi pula.
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌
𝑹𝑶𝑨 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂
2.4. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) adalah rasio yang menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih yang dipergunakan untuk pengembalian ekuitas investor. Rasio ini
menilai kontribusi ekuitas dalam menghasilkan laba bersih (Sari, 2020). Menurut Darmawan (2020),
ROE yang tinggi akan menghasilkan laba bersih yang tinggi dan return yang tinggi pula.
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌
𝑹𝑶𝑬 =
𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔
2.5. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan bagaimana kinerja dari perlembar
saham dalam menghasilkan keuntungan yang nantinya akan diperoleh investor dan memberikan
indikasi keberhasilan yang telah dicapai perusahaan (Adnyana, 2020).
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 − 𝑫𝒊𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏
𝑬𝑷𝑺 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑳𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝑩𝒆𝒓𝒆𝒅𝒂𝒓

Indonesian Journal of Economics and Management ISSN: 2747-0695 (Online) | 575


Anastasya Priska Kusuma Dewi, Kristianingsih, Koernia Purwihartuti

2.6. Return Saham


Return saham menurut Putra dan Kindangen (2016) adalah pembayaran yang didapatkan oleh
investor karena hak kepemilikannya yang merupakan hasil pertambahan dari perubahan harga pasar
yang kemudian dibagi dengan harga awal investasi. Semakin tinggi perubahan harga saham maka
makin tinggi return saham yang akan dihasilkan.
𝑷𝒕 − 𝑷(𝒕−𝟏)
𝑹𝒕 =
𝑷(𝒕−𝟏)

2.7. Kerangka Berfikir dan Perumusan Masalah


2.7.1. Hubungan ROA dengan Return Saham
ROA adalah rasio yang mengukur serta membandingkan manajemen dalam menunjukan
seberapa efektifkah aset yang perusahaan gunakan dalam menghasilkan keuntungan bersih.
Semakin tinggi tingkat ROA maka kinerja perusahaan baik dan akan menghasilkan keuntungan
yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Romadhan (2019)
menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham yang tergabung dalam
indeks LQ45. Sehingga dalam penelitian, hipotesisnya adalah ROA berpengaruh positif terhadap
return saham kategori LQ45.
H1 : ROA Secara Parsial Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Return Saham Kategori LQ45
2.7.2. Hubungan ROE dengan Return Saham
ROE adalah rasio yang mengukur earning after tax dengan equity dan menunjukkan efisiensinya.
Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi perusahaan semakin kuat, demikian pula
sebaliknya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Apriliani & Hartini (2016) yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan ROE terhadap return saham Emiten LQ45. Sehingga dalam
penelitian, hipotesisnya adalah ROE berpengaruh positif terhadap return saham kategori LQ45.
H2 : ROE Secara Parsial Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Return Saham Kategori LQ45
2.7.3. Hubungan EPS dengan Return Saham
EPS adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan dari perlembar saham dalam
menghasilkan keuntungan yang akan diperoleh investor dan memberikan indikasi keberhasilan
yang telah dicapai perusahaan. Pemegang saham perlu memperhatikan indikator ini karena dari
EPS ini dapat menunjukkan besar kecilnya keuntungan yang didapatkan para pemegang saham atas
setiap lembar kepemilikan saham di suatu perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Daniswara & Daryanto (2019) menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif signifikan terhadap
return saham. Sehingga dalam penelitian, hipotesisnya adalah EPS berpengaruh positif terhadap
return saham kategori LQ45.
H3 : EPS Secara Parsial Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Return Saham Kategori LQ45
Berdasarkan penjelasan diatas, berikut gambaran untuk alur penelitian yang akan dilakukan:

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Indonesian Journal of Economics and Management ISSN: 2747-0695 (Online) | 576


Anastasya Priska Kusuma Dewi, Kristianingsih, Koernia Purwihartuti

3. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, tipe metode penelitian yang dipakai adalah penelitian asosiatif dan
penelitian kuantitatif. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari website BEI dan
yahoofinance.com dengan jumlah populasi sebanyak 65 perusahaan dan sampel sebanyak 10
perusahaan yang diperoleh dengan metode purposive sampling. Metode analisis data dalam penelitian
ini menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, dan uji hipotesis dengan
menggunakan alat analisis IBM SPSS versi 25.

4. Hasil dan Pembahasan


4.1. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Tabel 1. Uji Normalitas
Unstandardized Residual Kesimpulan
N 50 Data Berdistribusi
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200 Normal
Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa hasil dari uji normalitas didapatkan hasil
Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,200. Hasil ini menggambarkan 0,200 lebih besar dari 0,05.
Sesuai dengan teori, data ini berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Tabel 2. Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Variabel Kesimpulan
Tolerance VIF
ROA 0,269 3,712 Tidak Terjadi Multikoliniaritas
ROE 0,272 3,681 Tidak Terjadi Multikoliniaritas
EPS 0,95 1,052 Tidak Terjadi Multikoliniaritas
Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat bahwa hasil dari uji multikolinearitas diperoleh
nilai tolerance dan VIF dari variabel bebas secara berturut- turut adalah 0,269, 0,272, dan
0,950 dan 3,712, 3,681, dan 1,052. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas diantara semua variabel bebas yang diuji.
3. Uji Autokolerasi
Tabel 3. Uji Autokolerasi
Model Durbin Watson Kesimpulan
1 2,209 Tidak Terdapat Autokorelasi
Berdasarkan Tabel 3, , nilai DW berada diantara du dan 4 – du atau 1,6739 < 2,209
< 4–du (2,3261). Maka, dapat disimpulkan bahwa dalam data ini tidak terdapat autokorelasi.
4. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4. Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig. Kesimpulan
ROA 0,369 Tidak Terkena Heteroskedastisitas
ROE 0,179 Tidak Terkena Heteroskedastisitas
EPS 0,756 Tidak Terkena Heteroskedastisitas
Berdasarkan Tabel 4, tidak terdapat gejala heteroskedastisitas dimana nilai Sig. lebih
besar dari 0,05. Pada variabel ROA nilai Sig. nya adalah 0,369 yang berarti 0,369 > 0,05.
Pada variabel ROE nilai Sig. nya adalah 0,179 yang berarti 0,179 > 0,05. Pada variabel EPS
nilai Sig. nya adalah 0,756 yang berarti 0,756 > 0,05.

Indonesian Journal of Economics and Management ISSN: 2747-0695 (Online) | 577


Anastasya Priska Kusuma Dewi, Kristianingsih, Koernia Purwihartuti

4.2. Analisis Regresi Linear Berganda


Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Unstandardized Coefficients
Variabel T Sig. Kesimpulan
B Std. Error
(Constant) -9,658 12,668 -0,762 0,450
ROA -2,727 0,982 -2,777 0,008 Berpengaruh Negatif Signifikan
ROE 2,223 0,967 2,300 0,026 Berpengaruh Positif Signifikan
EPS -0,001 0,003 -0,212 0,833 Tidak Berpengaruh
Berdasarkan Tabel 5. Maka persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:
𝑹𝑺 = −𝟗, 𝟔𝟓𝟖 − 𝟐, 𝟕𝟐𝟕𝐑𝐎𝐀 + 𝟐, 𝟐𝟐𝟑𝐑𝐎𝐄 − 𝟎, 𝟎𝟎𝟏𝐄𝐏𝐒 + 𝒆
1. Konstanta (a) sebesar -9,658 serta berarah hubungan yang negatif menunjukkan bahwa jika
variabel independen ROA, ROE, dan EPS diasumsikan tetap atau sama dengan 0, maka return
saham akan mengalami penurunan sebesar 9,658.
2. Koefisien ROA sebesar -2,727 serta berarah hubungan yang negatif menunjukkan bahwa
setiap kenaikan 1% variabel ROA menyebabkan return saham akan menurun sebesar 2,727
dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol/konstan.
3. Koefisien ROE sebesar 2,223 serta berarah hubungan yang positif menunjukkan bahwa setiap
kenaikan 1% variabel ROE menyebabkan return saham akan meningkat sebesar 2,223 dengan
asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol/konstan.
4. Koefisien EPS sebesar -0,001 serta berarah hubungan yang negatif menunjukkan bahwa setiap
kenaikan 1% variabel EPS menyebabkan return saham akan menurun sebesar 0,001 dengan
asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol/konstan.
4.3. Uji Hipotesis
1. Uji T
Tabel 6. Hasil Uji t
Variabel B T Sig. Kesimpulan
(Constant) -9,658 -0,762 0,450
ROA -2,727 -2,777 0,008 Berpengaruh Negatif Signifikan
ROE 2,223 2,300 0,026 Berpengaruh Positif Signifikan
EPS -0,001 -0,212 0,833 Tidak Berpengaruh
a. Hubungan ROA terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh secara individual (parsial) ROA terhadap return
saham pada perusahaan indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2016 – 2020 didapatkan hasil bahwa, variabel ROA memiliki - thitung < - ttabel atau – 2,777 < -
2,0129 dengan tingkat signifikansi 0,008 < 0,05. Ini berarti bahwa H o ditolak dan H1 diterima
atau ROA berpengaruh yang negatif secara individual (parsial) yang signifikan terhadap return
saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode
2016-2020.
Return On Assets (ROA) adalah rasio yang memiliki tujuan sebagai penilai atas tingkat
partisipasi aset dalam rangka menghasilkan keuntungan bersih. ROA merupakan rasio yang
mengukur kemampuan atau kinerja perusahaan secara menyeluruh dalam menghasilkan
keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. ROA yang
berarah negatif ini dapat disebabkan oleh kondisi dimana laba dari perusahaan berstatus negatif
(rugi). Ini menunjukkan bahwa terdapat ketidakmampuan keseluruhan aset dalam memperoleh
keuntungan.
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Putro (2020),
Simorangkir (2019), dan Sudarsono & Sudiyatno (2016) yang menyimpulkan bahwa ROA

Indonesian Journal of Economics and Management ISSN: 2747-0695 (Online) | 578


Anastasya Priska Kusuma Dewi, Kristianingsih, Koernia Purwihartuti

memiliki pengaruh negatif yang signifikan secara individual (parsial) terhadap return saham.
Namun hasil ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Daniswara &
Daryanto (2019) dan Bakhtiar (2017) yang menyimpulkan bahwa ROA memiliki pengaruh
positif signifikan secara individual (parsial) terhadap return saham.
b. Hubungan ROE terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh secara individual (parsial) ROE terhadap return
saham pada perusahaan indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2016 – 2020 didapatkan hasil bahwa, variabel ROE memiliki t hitung > ttabel atau 2,300 > 2,0129
dengan tingkat signifikansi 0,026 < 0,05. Ini berarti bahwa H o ditolak dan H2 diterima atau
ROE berpengaruh positif secara individual (parsial) yang signifikan terhadap return saham pada
perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.
Return On Equity (ROE) adalah rasio yang menunjukkan bagaimana kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang dipergunakan untuk pengembalian ekuitas
investor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positif secara individual
(parsial) terhadap return saham. Ini artinya bila ROE tinggi maka perusahaan memiliki
pengelolaan serta kemampuan modal yang baik sehingga dapat menghasil laba yang tinggi.
Para investor sangat menyukai adanya return yang dimana tercerminkan dalam ROE. Jika ROE
mengalami peningkatan itu dapat dikatakan baik karena akan mampu menghasilkan return
saham yang tinggi.
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Apriliani &
Hartini (2016), Bakhtiar (2017), dan Devi & Artini (2019) yang menyimpulkan bahwa ROE
memiliki pengaruh positif secara individual (parsial) terhadap return saham. Namun hasil ini
tidak sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hafni, Sarisa & Safari (2019),
menyimpulkan bahwa ROE tidak memiliki pengaruh secara individual (parsial) terhadap return
saham.
c. Hubungan EPS terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh secara individual (parsial) EPS terhadap return
saham pada perusahaan indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2016 – 2020 didapatkan hasil bahwa, variabel EPS memiliki jika - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel atau -
2,0129 ≤ – 0,212 ≤ 2,0129 dengan tingkat signifikansi 0,832 > 0,05. Ini berarti bahwa H o
diterima dan Ha ditolak atau EPS berpengaruh negatif secara individual (parsial) dan tidak
signifikan terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa
Efek Indonesia periode 2016-2020.
Earning per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan bagaimana kinerja dari perlembar
saham dalam menghasilkan keuntungan yang nantinya akan diperoleh investor dan
memberikan indikasi keberhasilan yang telah dicapai perusahaan. EPS menunjukkan tingkat
kesejahteraan dan kinerja perusahaan semakin baik akan memberikan return yang besar kepada
para pemegang saham. Ketika EPS berpengaruh ngatif tidak signifikan terhadap return saham
itu dapat dikarenakan keengganan dalam melihat EPS sebagai bahan acuan untuk meramalkan
berapa besar return saham yang akan diperoleh. Karena para investor memiliki anggapan bahwa
EPS dihitung dari laba bersih setelah pajak namun pada kenyataannya pembagian laba tidak
seluruhnya dari earning after tax tapi pada besarnya persentase perolehan pada RUPS. Selain itu,
EPS juga digunakan oleh perusahaan dalam reinvestasi bisnis salah satunya dalam pembukaan
kantor atau perusahaan baru.
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Hafni, Sarisa,
& Safari (2019), menyimpulkan bahwa EPS tidak memiliki pengaruh secara individual (parsial)
terhadap return saham. Namun hasil ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

Indonesian Journal of Economics and Management ISSN: 2747-0695 (Online) | 579


Anastasya Priska Kusuma Dewi, Kristianingsih, Koernia Purwihartuti

oleh Daniswara & Daryanto (2019) dan Bakhtiar (2017) yang menyimpulkan bahwa EPS
memiliki pengaruh secara individual (parsial) terhadap return saham.
2. Uji F
Tabel 7. Hasil Uji F
Model F Sig. Kesimpulan
Regression 2,814 0,008 Berpengaruh Signifikan
Berdasarkan Gambar 7, menggambarkan daerah penerimaan dan penolakan terhadap uji F.
Dapat terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel atau 2,814 > 2,80, maka Ho ditolak atau Ha diterima
dengan nilai signifikansi 0,008 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
simultan yang signifikan antara ROA, ROE, dan EPS terhadap return saham pada perusahaan yang
terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.
3. Koefisien Determinasi
Tabel 8. Koefisien Determinasi
Predictors Adjusted R Square
(Constant), ROA, ROE, EPS 0,100
Berdasarkan Tabel 8, nilai dari Adjusted R Square adalah sebesar 0,100. Ini berarti 10% faktor-
faktor yang mempengaruhi return saham dapat dijelaskan oleh ROA, ROE, dan EPS. Sedangkan
untuk 90% lainnya dijelaskan oleh faktor lainnya yang tidak diteliti oleh peneliti. Mungkin salah
satunya disebabkan oleh data yang beragam.

5. Penutup
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan mengenai variabel Return On Assets
(ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) dapat menjelaskan Return Saham pada
perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020, maka
kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
• Hasil uji parsial variabel Return On Assets (ROA) memiliki pengaruh negatif yang signifikan
terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa Efek
Indonesia periode 2016-2020. Hal ini dibuktikan dari koefisien regresi sebesar -2,727, uji t
sebesar -2,777 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,008.
• Hasil uji parsial variabel Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa Efek
Indonesia periode 2016-2020. Hal ini dibuktikan dari koefisien regresi sebesar 2,223, uji t
sebesar 2,300 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,026.
• Hasil uji parsial variabel Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di
Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020. Hal ini dibuktikan dari koefisien regresi sebesar
-0,001, uji t sebesar -0,212 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,833.
• Hasil uji simultan yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa semua variabel bebas
yang terdiri dari Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share
(EPS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan yang
terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020. Dengan Fhitung
sebesar 2,814 dan tingkah pengaruh 10%.
5.2. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan, maka saran yang bisa penulis sampaikan

Indonesian Journal of Economics and Management ISSN: 2747-0695 (Online) | 580


Anastasya Priska Kusuma Dewi, Kristianingsih, Koernia Purwihartuti

adalah sebagai berikut:


• Bagi calon investor sebaiknya dalam mengambil keputusan untuk pembelian saham melihat
laporan keuangan pada rasio ROE dikarekan ROE memiliki pengaruh yang positif terhadap
return saham artinya dapat menghasilkan return yang tinggi dengan range ROE 10% sampai
30%.
• Bagi manajemen perusahaan sebaiknya lebih mengefisiensikan berbagai faktor pendukung
dalam kegiatan operasional perusahaan.
• Bagi peneliti dengan topik sejenis sebaiknya menggunakan atau menambah variabel lainnya
yang dapat mempengaruhi Return Saham karena koefisien determinasinya kecil sebesar
10%. Dapat memperpanjang periode penelitian dan memperbanyak jumlah sampel untuk
mendapatkan hasil yang sesungguhnya terjadi.

Daftar Pustaka
Adnyana, I. M. (2020). Manajemen Investasi dan Portofolio. Jakarta: Lembaga Penerbitan Universitas
Nasional (LPU-UNAS).
Apriliani, F., & Hartini, E. F. (2016, Desember). Pengaruh Return on Equity (ROE) dan Return
On Asset (ROA) Terhadap Return Saham Emiten LQ45. Jurnal Pengembangan Wiraswasta,
18(3). Dipetik Februari 22, 2022, dari
http://ejurnal.stieipwija.ac.id/index.php/jpw/article/view/50
Artaya, M. P., & Artini. (2014). Pengaruh Faktor Ekonomi Makro, Risiko Investasi dan kinerja
Keuangan terhadap Return Saham di BEI. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana,
3(12), 689.
Bakhtiar, A. R. (2017). Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To
Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap
Return Saham. Busines Administration, VI(3). Dipetik Februari 22, 2022, dari
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jiab/article/view/16652
Brigham, H. (2014). Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Daniswara, H. P., & Daryanto, W. M. (2019). Earning per Share (EPS), Price Book Value (PBV),
Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), and Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) Effect on Stock Return. South East Journal of Contempory Business, economics, and Law,
XX(1). Dipetik February 23, 2022
Darmawan. (2020). Dasar-dasar Rasio & Laporan Keuangan. Yogyakarta: UNY Press.
Devi, N. N., & Artini, L. G. (2019). Pengaruh Return on Equity (ROE), Debt to Earning Ratio
(DER), Price to Earning Ratio (PER), dan Nilai Tukar Terhadap Return saham. E-Journal
Manajemen, 8(7).
Hafni, L., Sarisa, & Safari, S. (2019). Analisis Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio
(DER), Return on Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham
LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016. Bilancia: Jurnal Ilmiah
Akuntansi, III(3), 324-334. Dipetik Februari 22, 2022, dari
https://www.ejournal.pelitaindonesia.ac.id/ojs32/index.php/BILANCIA/article/view/4
99
Inasari, D. (2018). Pengaruh ROA, ROE, EPS, dan DER Terhadap Return Saham pada Perusahaan
Indeks LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016. Skripsi.
Jensen, M., & Meckling, W. (1976). Theory of the firm: Managerial Behavior Agency Cost and
Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 305-360.

Indonesian Journal of Economics and Management ISSN: 2747-0695 (Online) | 581


Anastasya Priska Kusuma Dewi, Kristianingsih, Koernia Purwihartuti

doi:https://doi.org/10.1016/0304-405X(76)90026-X
Kusumawati, D., & Safiq, M. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investment
Opportunity Set dan Implikasinya Terhadap Return Saham. Jurnal STEI Ekonomi, 28(1), 1-
27. Dipetik Maret 25, 2022, dari
https://ejournal.stei.ac.id/index.php/JEMI/article/download/258/175
Mardhiyah, A., & Safrin, F. A. (2021). Persaingan Usaha Warung Tradisional dengan Toko Modern.
Jurnal Bisnis dan Manajemen, 8(1), 91-99. Dipetik Maret 25, 2022, dari
https://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jbm/article/download/5454/2977
Putra, F. E., & Kindangen, P. (2016). Pengaruh Return on Asset (ROE), Net Profit Margin (NPM),
dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Perusahaan Makanan dan Minuman
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 2010-2014). Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi, 4(3), 236–245.
Romadhan, Y. P. (2019). Pengaruh ROA, ROE, NPM, dan EPS Terhadap Return Saham LQ45 di
BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Dipetik February 24, 2022
Sari, M. K. (2020). Analisis Laporan Keuangan. Semarang: Politeknik Negeri Semarang.
Simorangkir, R. T. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham Perusahaan
Pertambangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 21(2), 155-164.
Sudarsono, B., & Sudiyatno, B. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi Return Saham. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi, 23(1), 30-51.
Wardiyah, M. L. (2017). Manajemen Pasar Uang dan Pasar Modal. Bandung: CV Pustaka Setia.

Indonesian Journal of Economics and Management ISSN: 2747-0695 (Online) | 582

Anda mungkin juga menyukai