I. PENDAHULUAN
Tindak hasil perekonomian Indonesia berdampak pada nilai perusahaan yang pada dasarnya
dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan. Harga
pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi
disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset
perusahaan sesungguhnya. Memaksimalkan nilai pasar perusahaan sama dengan memaksimalkan
harga pasar saham. Harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar.
Harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja keuangan perusahaan yang sangat penting
untuk mengetahui nilai perusahaan. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai
perusahaan.
Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan persepsi investor terhadap keberhasilan perusahaan.
Hal ini dapat ditunjukkan melalui harga saham suatu perusahaan karena harga saham dapat
menunjukkan nilai perusahaan. Semakin tinggi harga saham, semakin tinggi pula nilai perusahaan
yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Dengan demikian, tujuan
perusahaan untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham dapat diwujudkan dengan
memaksimalkan nilai perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa penentuan Price Earning Ratio
merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan.
Data yang terlihat diatas pada tahun 2018 ada beberapa perusahaan yang mengalami
penurunan Price Earning Ratio. Adapun perusahaan manufaktur yang mengalami penurunan Price
Earning Ratio sebagai berikut PT. AMFG mengalami penurunan nilai Perusahaan perusahaan
sebesar 0,18 atau 18,0%. Lalu PT ALDO mengalami penurunan nilai perusahaan perusahaan sebesar
0,06 atau 6,00%. Demikian pula dengan PT AUTO, PT ARSII dan PT ARNA mengalami penurunan
nilai perusahaan secara variatif. Begitu pula sebaliknya yang terjadi pada PT. BAJA, tahun 2018 nilai
perusahaan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar -0,12 atau - 12,0%. Lalu PT. BAJA
juga mengalami pada tahun 2018, nilai perusahaan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya
sebesar 0,07 atau 7,00%. Fenomena yang dialami oleh perusahaan yang mengalami penurunan Price
Earning Ratio berbeda pula dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan,
maka akan semakin efesien pendanaan yang dibutuhkan dalam mengelola aktivitas perusahaan.
Para investor pada umunya menggunakan teknik analisis fundamental untuk menilai kinerja
perusahaan. Faktor fundamental dari perusahaan yang dapat menjelaskan kekuatan dan kelemahan
kinerja keuangan perusahaan diantaranya adalah rasio–rasio keuangan. Melalui rasio-rasio keuangan
kita bisa membuat perbandingan yang berarti dalam dua hal. Pertama, kita bisa membandingkan rasio
keuangan suatu perusahaan dari waktu ke waktu untuk mengamati kecenderungan (trend) yang
sedang terjadi. Kedua, kita bisa membandingkan rasio keuangan sebuah perusahaan dengan
perusahaan lain yang masih bergerak dalam industri yang relatif sama dengan periode tertentu.
(CEE). Kombinasi dari ketiga value added tersebut disimbolkan dengan nama VAICTM yang
diciptakan oleh Pulic (1998). Berikut formulasi dan tahapan perhitungan VAICTM yang dimuat pada
penelitian (Pulic, 2008) dalam Handayani (2015) adalah sebagai berikut :
𝑉𝐴 = 𝑂𝑢𝑡 − 𝐼𝑛 (3)
𝐻𝐶𝐸 = 𝑉𝐴/𝐻𝐶 (4)
𝑆𝐶 = 𝑉𝐴 − 𝐻𝐶 (5)
𝑆𝐶𝐸 = 𝑆𝐶/ 𝑉𝐴 (6)
𝐶𝐸𝐸 = 𝑉𝐴/𝐶𝐸 (7)
𝑉𝐴𝐼𝐶 = 𝐻𝐶𝐸 + 𝑆𝐶𝐸 + 𝐶𝐸𝐸 (8)
Profitabilitas (X3)
Profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan suatu laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset maupun modal
saham tertentu selama periode waktu tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat
efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas disini diliat dari laba
yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode
analisis rasio profitabilitas karena masyarakat pada umumnya, berpandangan bahwa pengukuran
tingkat keberhasilan operasional dan efektivitas perusahaan didasarkan pada tingkat profitabilitas
yang dicapai perusahaan, profitabilitas diukur dengan return on assets (ROA) (Tias Nurrahman, et
al.; 2018)
Net Profit
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 (9)
Likuiditas (X4)
Current Ratio merupakan rasio yang menunjukkan bagaimana kewajiban lancar ditutupi oleh
aset yang akan diubah menjadi kas dalam waktu dekat. Cara untuk mengukur rasio ini adalah sebagai
berikut
Current Asset
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 (10)
Observations 84 84 84 84 84
a. Berdasarkan tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa Nilai Perusahaan sebagai variabel
dependen (y) memiliki nilai terendah 0,12 dan nilai tertinggi 16,13 nilai rata- rata (mean) sebesar
3,317 dengan standar deviasi sebesar 3,208. Nilai mean sebesar 3,317 (33,17%) menunjukkan
bahwa rata-rata Nilai Perusahaan sampel yang diteliti adalah sebesar 33,17% dari total nilai
perusahaan. Standar deviasi sebesar 32,0% menunjukkan bahwa nilai perusahaan dari
perusahaan-perusahaan sampel yang diteliti memiliki perbedaan yang relative tinggi.
b. Variabel Ukuran Perusahaan (X1) memiliki nilai minimum 6,32 dan nilai maksimum 13,260,
nilai mean sebesar 9,927 dan standar deviasi sebesar 2,252, hal ini menunjukkan bahwa 22,5%
rata-rata Ukuran Perusahaan. Standar deviasi sebesar 22,5% menunjukkan total nilai perushaan
dari perusahaan-perusahaan sampel yang diteliti memiliki perbedaan yang relatif tinggi.
c. Variabel Intellectual Capital (X2) memiliki nilai minimum -2,900 dan nilai maksimum 34,060,
nilai mean sebesar 6,921 dan standar deviasi sebesar 5,832. Hal ini menunjukkan bahwa 58,3%
rata rata Intellectual Capital. Standar deviasi sebesar 58,3% menunjukkan Intellectual Capital
dari perusahaan - perusahaan sampel yang diteliti memiliki perbedaan yang relatif tinggi.
d. Variabel Profitabilitas (X3) memiliki nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum 0,93, nilai mean
sebesar 0,135 dan standar deviasi sebesar 0,135. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
Profitabilitas sebesar 13,5% dari perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel penelitian.
Standar deviasi sebesar 13,5% menunjukkan Profitabilitas pada perusahaan-perusahaan sampel
yang diteliti memiliki perbedaan relatif rendah.
e. Variabel Likuiditas (X4) memiliki nilai minimum 1,05 dan nilai maksimum 6,57 , nilai mean
sebesar 3,06 dan standar deviasi sebesar 1,450. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata Likuiditas
sebesar 30,6% dari perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Standar deviasi
sebesar 14,5% menunjukkan Likuiditas pada perusahaan- perusahaan sampel yang diteliti
memiliki perbedaan yang relatif rendah.
Berdasarkan hasil pengujian yang sudah dilakukan diketahui bahwa pada uji chow terpilih
model FEM dengan nilai cross-section f sebesar 0.0000 lebih kecil dari 0,05 dan pada uji hausman
model yang terpilih adalah estimasi model FEM dengan nilai cross section random sebesar 0.0566
lebih besar dari 0,05. Lalu, pada uji Lagrange Multiplier model yang terpilih adalah estimasi model
REM dengan nilai Breusch-Pagan sebesar 0.0000 lebih kecil dari 0,05. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa model estimasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model Random
Effect Model (REM).
Uji Hipotesis
Uji Adjusted R2 (Koefisien determinasi)
Oleh karena itu, penggunaan Adjusted R-Square dianggap lebih baik dari R2. Karena nilai
Adjusted R-Square dapat naik atau turun dengan adanya penambahan variabel baru, tergantung dari
korelasi anatar variabel bebas tambahan tersebut dengan variabel terikatnya. Nilai Adjusted R-Square
berkisar antara 0 hingga 1, artinya semakin mendekati 1 berarti variabel-variabel independen dalam
model regresi semakin besar kemampuannya dalam menjelaskan varians dari variabel dependennya.
Hasil Adjusted R-Squared pada model ini adalah 0,100886 artinya bahwa variasi perubahan
naik turunnya Nilai Perusahaan dapat dijelaskan oleh Ukuran Perusahaan, Intellectual Capital,
Profitabilitas dan Likuiditas sebesar 10.08%, sedangkan sisanya 89.92% disebabkan oleh variabel
atau hal lain diluar dari variabel yg diteliti.
Uji t Parsial
Tabel 6. Uji t Parsial
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 8.727839 2.719863 3.208926 0.0019
UP -0.568634 0.265305 -2.143321 0.0352
Berdasarkan hasil uji t pada analisis resgresi panel menunjukan, maka dapat disimpulkan hasil
hipotesis sebagai berikut:
a. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Nilai Nilai t-statistic Ukuran Perusahaan sebesar -2.143, sementara ttabel dengan tingkat α =
5%, df (n-k) = 84-4 didapat nilai ttabel sebesar 1.664. Dengan demikian t-statistic profitabilitas (-
2.143) < t tabel (-1.664) dan nilai Prob. 0,0352 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Ukuran Perusahaan dalam penelitian ini memiliki pengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Ukuran
Perusahaan mempunyai koefisien regresi kearah negatif sebesar 2,143 (21,43%). Hal ini berarti
semakin rendah nilai Ukuran Perusahaan, maka Nilai Perusahaan akan semakin rendah.
b. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan
Nilai t-statistik Intellectual Capital sebesar -0.163 sementara ttabel dengan tingkat α = 5%,
df (n-k) = 84-4 didapat nilai ttabel sebesar 1.664. Dengan demikian t-statistic Intellectual Capital
(-0.163) > ttabel (-1.664) dan nilai Prob. 0.8702 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Intellectual Capital dalam penelitian ini tidak memiliki pengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
Intellectual Capital mempunyai koefisien regresi kearah negatif sebesar 0,163 (1,63%). Hal ini
berarti semakin rendah nilai Intellectual Capital suatu perusahaan maka Nilai Perusahaan akan
semakin rendah.
c. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Nilai t-statistik Profitabilitas sebesar -2.150 sementara t tabel dengan tingkat α = 5%, df (n-
k) = 84-4 didapat nilai ttabel sebesar 1,664. Dengan demikian t-statistic Profitabilitas (-2,150) < t
tabel (-1,664) dan nilai Prob. 0,0346 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas
dalam penelitian ini memiliki pengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Profitabilitas mempunyai
koefisien regresi kearah negatif sebesar 2,150 (21,50%). Hal ini berarti semakin rendah nilai
Profitabilitas suatu perusahaan maka Nilai Perusahaan akan semakin rendah.
d. Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan
Nilai t-statistik Likuiditas sebesar 1.328 sementara ttabel dengan tingkat α = 5%, df (n-k)= 84-
4 didapat nilai ttabel sebesar 1,664. Dengan demikian t-statistic (1,328) < t tabel (1,664) dan nilai
Prob. 0,1879 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Likuiditas dalam penelitian ini tidak
memiliki pengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Likuiditas mempunyai koefisien regresi kearah positif
sebesar 1,328 (13,28%). Hal ini berarti semakin besar nilai Likuiditas suatu perusahaan, maka Nilai
perusahaan akan semakin tinggi.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hipotesis, analisis pengujian data, dan hasil pembahasan pada pembahasan
sebelumnya. penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan,
Intellectual Capital, Profitablitas, dan Likuiditas terhadap nilai perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2018 maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2018.
2. Intellectual Capital berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2018.
3. Profitablilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2018.
4. Likuiditas berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2018.
DAFTAR PUSTAKA
Devi, Sunitha. Budiasih, I Gusti Nyoman & Badera, I Dewa Nyoman. 2017. Pengaruh Pengungkapan
Enterprise Risk Management Dan Pengungkapan Intellectual Capital Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 14(1): 20 – 45.
Eksandy, Arry dan Heriyanto, Fredy. 2017. Analisis Regresi Data Panel dan Regresi Logistik Data
Panel Menggunakan Program Eviews. Modul Metode Penelitian Akuntansi dan Keuangan.
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Ganerse, I Made Brian & Suarjaya, Anak Agung Gede. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan
Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham (Pada Perusahaan Food and Beverages). E-
Journal Manjemen, 3(6).
Gultom, Corry Margaretha dan Firman Syarif. Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan Deviden,
dan Earning Per Share Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi. 47.
Hakim, M.Z., & Abbas, D. S. 2019. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Likuiditas,
Investment Opportunity Set (IOS), Dan Profitabilitas Terhadap Kualitas Laba (Perusahaan
Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017).
Competitive 3(2): 26-51.
Handayani, Indrie. 2015. Pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. e-Jurnal Katalogis, 3 (9): 21-30.
Jayanti, Lutfia Dwi & Binastuti, Sugiharti. 2017. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi Bisnis. 22(3).
Lestari, Nanik & Sapitri, Rosi Candra. 2016. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis. 4(1): 28-33.
Seftianne & Handayani, Ratih. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi. 13(1): 39 – 56.
Septia, Erfa Rezi. 2018. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2014-
2016). Artikel Ilmiah. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang 2018
Tias Nurrahman, et al.. 2018. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Influence of
Profitability on Company Value. Prosiding Akuntansi.