Anda di halaman 1dari 8

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan


Dirvi Surya Abbas1, Ubay Dillah2, Sutardji3
1,2,3
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Jl.Perintis Kemerdekaan 1 No.33 Cikokol Tangerang, Kota Tangerang, Indonesia
abbas.dirvi@gmail.com; Ubaydillah969@yahoo.com; Soetardjid@gmail.com

Abstrak– Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan


Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun
2015-2018. Periode waktu penelitian yang digunakan adalah 4
tahun. Populasi penelitian ini berjumlah 21 perusahaan. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel
dengan bantuan Eviews versi 9.0. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa secara parsial ukuran perusahaan dan profitablilitas
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan,
sementara Intellectual Capital berpengaruh negatif namun tidak
signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Sedangkan, Likuiditas
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Nilai
Perusahaan.

Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Intellectual Capital,


Return on Asset, Current Rasio, dan Price Book
Value

I. PENDAHULUAN
Tindak hasil perekonomian Indonesia berdampak pada nilai perusahaan yang pada dasarnya
dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan. Harga
pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi
disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset
perusahaan sesungguhnya. Memaksimalkan nilai pasar perusahaan sama dengan memaksimalkan
harga pasar saham. Harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar.
Harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja keuangan perusahaan yang sangat penting
untuk mengetahui nilai perusahaan. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai
perusahaan.
Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan persepsi investor terhadap keberhasilan perusahaan.
Hal ini dapat ditunjukkan melalui harga saham suatu perusahaan karena harga saham dapat
menunjukkan nilai perusahaan. Semakin tinggi harga saham, semakin tinggi pula nilai perusahaan
yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Dengan demikian, tujuan
perusahaan untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham dapat diwujudkan dengan
memaksimalkan nilai perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa penentuan Price Earning Ratio
merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan.

Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 17 No. 01, April 2020 42


Dirvi Surya Abbas, Ubay Dillah, Sutardji

Tabel 1. Price Earning Ratio


Manufaktur yang terdaftar 2016-2018
NO PERUSAHAAN 2016 2017 2018
1 Alkindo Naratama Tbk. 17 23 18
2 Asahimas Flat Glass Tbk. 10 31 (13)
3 Arwana Citramulia Tbk. 47 21 20
4 Astra International Tbk. 22 18 13
5 Astra Otoparts Tbk. 26 18 13
6 Saranacentral Bajatama Tbk. 12 (12) (3)
Sumber data: IDX 2019

Data yang terlihat diatas pada tahun 2018 ada beberapa perusahaan yang mengalami
penurunan Price Earning Ratio. Adapun perusahaan manufaktur yang mengalami penurunan Price
Earning Ratio sebagai berikut PT. AMFG mengalami penurunan nilai Perusahaan perusahaan
sebesar 0,18 atau 18,0%. Lalu PT ALDO mengalami penurunan nilai perusahaan perusahaan sebesar
0,06 atau 6,00%. Demikian pula dengan PT AUTO, PT ARSII dan PT ARNA mengalami penurunan
nilai perusahaan secara variatif. Begitu pula sebaliknya yang terjadi pada PT. BAJA, tahun 2018 nilai
perusahaan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar -0,12 atau - 12,0%. Lalu PT. BAJA
juga mengalami pada tahun 2018, nilai perusahaan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya
sebesar 0,07 atau 7,00%. Fenomena yang dialami oleh perusahaan yang mengalami penurunan Price
Earning Ratio berbeda pula dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan,
maka akan semakin efesien pendanaan yang dibutuhkan dalam mengelola aktivitas perusahaan.
Para investor pada umunya menggunakan teknik analisis fundamental untuk menilai kinerja
perusahaan. Faktor fundamental dari perusahaan yang dapat menjelaskan kekuatan dan kelemahan
kinerja keuangan perusahaan diantaranya adalah rasio–rasio keuangan. Melalui rasio-rasio keuangan
kita bisa membuat perbandingan yang berarti dalam dua hal. Pertama, kita bisa membandingkan rasio
keuangan suatu perusahaan dari waktu ke waktu untuk mengamati kecenderungan (trend) yang
sedang terjadi. Kedua, kita bisa membandingkan rasio keuangan sebuah perusahaan dengan
perusahaan lain yang masih bergerak dalam industri yang relatif sama dengan periode tertentu.

II. KAJIAN LITERATUR


2.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Hakim, M.Z., & Abbas, D. S. (2019) Ukuran perusahaan dinyatakan dengan total
aset, jika semakin besar total aset perusahaan maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan
tersebut. Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut relatif
stabil dan mampu menghasilkan laba yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang
memiliki total aset sedikit atau rendah.. Menurut Seftianne dan Handayani (2011) Hal ini
dikarenakan perusahaan yang berskala besar akan lebih mudah dalam mendapatkan investor yang
hendak menanamkan modal dan dalam hal perolehan kredit dibanding perusahaan kecil, maka
semakin besar ukuran suatu perusahaan semakin besar pula kesempatan perusahaan tersebut
memperoleh pendanaan eksternal. H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
2.2. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Jayanti & Binastuti (2017) menyatakan bahwa
Intellectual Capital Berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan, hasil penelitian tersebut di
perkuat oleh Septia (2018) yang sama sama menyatakan bahwa Intellectual Capital berpengaruh
Positif terhadap Nilai perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari &
Sapitri (2016) yang menyatakan bahwa Intellectual Capital. Hal ini, dapat dijelaskan bahwa investor
kurang mempertimbangkan intellectual capital dalam menilai atau mengukur kinerja perusahaan,
mungkin investor lebih melibat faktor lain dalam mengukur nilai perusahaan seperti harga saham
perusahaan. H2: Intellectual Capital berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 17 No. 01, April 2020 43


Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan

2.3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan


Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Devi, Budiasih & Badera (2017) menunjukkan
bahwa Profitabilitas berpengaruh Positif terhadap nilai perusahaan, hasil penelitian tersebut sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh dan Azhar, Ngatno, Wijayanto (2018) yang
menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh Positif terhadap nilai perusahaan. Namun hasil
penelitian ini tidak dengan hasil penelitian Gultom dan Syarif (2009) yang menyatakan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. H3: Profitabilitas berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan.
2.4. Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan yang diperoleh atas kegiatan operasional selama beberapa tahun ditentukan
oleh kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Meningkatnya nilai suatu perusahaan merupakan
sebuah prestasi, karena hal ini berarti kesejahteraan perusahaan beserta pemilik juga semakin
meningkat. Sedangkan rasio likuiditas yang menggambarkan kinerja keuangan perusahaan dari segi
kewajiban dapat mempengaruhi penilaian masyarakat khususnya investor dalam rangka memberikan
kepercayaan kepada perusahaan untuk menanamkan modal. Jika perusahaan masih memiliki
kemampuan yang bagus dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (periode satu tahun) dengan
menggunakan aktiva lancar maka perusahaan dapat dikatakan likuid. Dengan demikian investor tidak
perlu khawatir dalam menginvestasikan dananya, jika suatu saat terjadi hal yang tidak diinginkan.
H4: Likuiditas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

III. METODE PENELITIAN


3.1. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode 2015-2018. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel yaitu
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2015-2018, Perusahaan mempublikasikan
laporan keuangan dengan lengkap dan Laporan keuangan tahunan yang diterbitkan menggunakan
nilai mata uang rupiah (Rp).

3.2. Variabel Dependen


Nilai Perusahaan (Y)
Nilai Perusahaan adalah perbandingan antara harga saham perusahaan dengan nilai buku per
lembar saham. Nilai Perusahaan diproksikan dengan Price Earning Ratio (PER) yang dapat dihitung
dengan rumus:

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚


𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = (1)
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

3.3. Variabel Independen


Ukuran Perusahaan (X1)
Ukuran perusahaan biasa dilihat dari total aset untuk menunjukkan seberapa besar kapasitas
suatu perusahaan. Total aset menggambarkan banyaknya kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan,
semakin besar aset yang dimiliki perusahaan semakin besar ukuran perusahaan tersebut. Variabel
ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan (Brian
& Suarjaya 2014).

Ukuran Perusahaan (𝑠𝑖𝑧𝑒) = Ln (total aset) (2)

Intellectual Capital (X2)


Intellectual Capital yang diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh Human
Capital Efficiency (HCE), Structural Capital Efficiency (SCE), dan Capital Employed Efficiency

Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 17 No. 01, April 2020 44


Dirvi Surya Abbas, Ubay Dillah, Sutardji

(CEE). Kombinasi dari ketiga value added tersebut disimbolkan dengan nama VAICTM yang
diciptakan oleh Pulic (1998). Berikut formulasi dan tahapan perhitungan VAICTM yang dimuat pada
penelitian (Pulic, 2008) dalam Handayani (2015) adalah sebagai berikut :

𝑉𝐴 = 𝑂𝑢𝑡 − 𝐼𝑛 (3)
𝐻𝐶𝐸 = 𝑉𝐴/𝐻𝐶 (4)
𝑆𝐶 = 𝑉𝐴 − 𝐻𝐶 (5)
𝑆𝐶𝐸 = 𝑆𝐶/ 𝑉𝐴 (6)
𝐶𝐸𝐸 = 𝑉𝐴/𝐶𝐸 (7)
𝑉𝐴𝐼𝐶 = 𝐻𝐶𝐸 + 𝑆𝐶𝐸 + 𝐶𝐸𝐸 (8)
Profitabilitas (X3)
Profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan suatu laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset maupun modal
saham tertentu selama periode waktu tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat
efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas disini diliat dari laba
yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode
analisis rasio profitabilitas karena masyarakat pada umumnya, berpandangan bahwa pengukuran
tingkat keberhasilan operasional dan efektivitas perusahaan didasarkan pada tingkat profitabilitas
yang dicapai perusahaan, profitabilitas diukur dengan return on assets (ROA) (Tias Nurrahman, et
al.; 2018)

Net Profit
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 (9)

Likuiditas (X4)
Current Ratio merupakan rasio yang menunjukkan bagaimana kewajiban lancar ditutupi oleh
aset yang akan diubah menjadi kas dalam waktu dekat. Cara untuk mengukur rasio ini adalah sebagai
berikut

Current Asset
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 (10)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif


NP UP IC PR LK
Mean 3.317024 9.927500 6.921190 0.135357 3.063452
Median 2.180000 9.260000 5.855000 0.100000 2.775000
Maximum 16.13000 13.26000 34.06000 0.930000 6.570000
Minimum 0.120000 6.320000 -2.900000 0.000000 1.050000
Std. Dev. 3.208685 2.252919 5.832280 0.135090 1.450498
Skewness 2.069930 -0.050180 2.607181 3.201931 0.616824
Kurtosis 7.871593 1.325797 11.75672 16.67696 2.361213

Jarque-Bera 143.0480 9.845602 363.5443 798.2402 6.754772


Probability 0.000000 0.007279 0.000000 0.000000 0.034137

Sum 278.6300 833.9100 581.3800 11.37000 257.3300


Sum Sq. Dev. 854.5400 421.2784 2823.286 1.514689 174.6275

Observations 84 84 84 84 84

Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 17 No. 01, April 2020 45


Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan

a. Berdasarkan tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa Nilai Perusahaan sebagai variabel
dependen (y) memiliki nilai terendah 0,12 dan nilai tertinggi 16,13 nilai rata- rata (mean) sebesar
3,317 dengan standar deviasi sebesar 3,208. Nilai mean sebesar 3,317 (33,17%) menunjukkan
bahwa rata-rata Nilai Perusahaan sampel yang diteliti adalah sebesar 33,17% dari total nilai
perusahaan. Standar deviasi sebesar 32,0% menunjukkan bahwa nilai perusahaan dari
perusahaan-perusahaan sampel yang diteliti memiliki perbedaan yang relative tinggi.
b. Variabel Ukuran Perusahaan (X1) memiliki nilai minimum 6,32 dan nilai maksimum 13,260,
nilai mean sebesar 9,927 dan standar deviasi sebesar 2,252, hal ini menunjukkan bahwa 22,5%
rata-rata Ukuran Perusahaan. Standar deviasi sebesar 22,5% menunjukkan total nilai perushaan
dari perusahaan-perusahaan sampel yang diteliti memiliki perbedaan yang relatif tinggi.
c. Variabel Intellectual Capital (X2) memiliki nilai minimum -2,900 dan nilai maksimum 34,060,
nilai mean sebesar 6,921 dan standar deviasi sebesar 5,832. Hal ini menunjukkan bahwa 58,3%
rata rata Intellectual Capital. Standar deviasi sebesar 58,3% menunjukkan Intellectual Capital
dari perusahaan - perusahaan sampel yang diteliti memiliki perbedaan yang relatif tinggi.
d. Variabel Profitabilitas (X3) memiliki nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum 0,93, nilai mean
sebesar 0,135 dan standar deviasi sebesar 0,135. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
Profitabilitas sebesar 13,5% dari perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel penelitian.
Standar deviasi sebesar 13,5% menunjukkan Profitabilitas pada perusahaan-perusahaan sampel
yang diteliti memiliki perbedaan relatif rendah.
e. Variabel Likuiditas (X4) memiliki nilai minimum 1,05 dan nilai maksimum 6,57 , nilai mean
sebesar 3,06 dan standar deviasi sebesar 1,450. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata Likuiditas
sebesar 30,6% dari perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Standar deviasi
sebesar 14,5% menunjukkan Likuiditas pada perusahaan- perusahaan sampel yang diteliti
memiliki perbedaan yang relatif rendah.

Estimasi Regresi Data Panel


Random Effect Model
Random Effect Model akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin
saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Pada model Random Effect perbedaan intersep
diakomodasi oleh error terms masing-masing perusahaan. Keuntungan menggunakan model
Random Effect yakni menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini juga disebut teknik Generalized
Least Square (GLS) (Eksandy & Heriyanto, 2017). Bentuk estimasi Random Effect Model adalah
sebagai berikut:

Tabel 3. Random Effect Model


Dependent Variable: NP
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 10/06/19 Time: 11:39
Sample: 2015 2018
Periods included: 4
Cross-sections included: 21
Total panel (balanced) observations: 84
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 8.727839 2.719863 3.208926 0.0019
UP -0.568634 0.265305 -2.143321 0.0352
IC -0.002855 0.017413 -0.163965 0.8702
PR -2.065554 0.960504 -2.150491 0.0346
LK 0.174199 0.131151 1.328238 0.1879
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 2.773449 0.9382

Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 17 No. 01, April 2020 46


Dirvi Surya Abbas, Ubay Dillah, Sutardji

Idiosyncratic random 0.712056 0.0618


Weighted Statistics
R-squared 0.144217 Mean dependent var 0.422341
Adjusted R-squared 0.100886 S.D. dependent var 0.775202
S.E. of regression 0.735059 Sum squared resid 42.68463
F-statistic 3.328272 Durbin-Watson stat 1.377241
Prob(F-statistic) 0.014263
Unweighted Statistics
R-squared 0.067080 Mean dependent var 3.317024
Sum squared resid 797.2178 Durbin-Watson stat 0.073740
Sumber: Hasil Olahan Eviews 9.0, 2019

Pemilihan Model Estimasi Model


Hasil pengujian disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Kesimpulan Model


No. Metode Pengujian Hasil
1 Uji Chow CEM vs FEM FEM
2 Uji Hausman REM vs FEM FEM
3 Uji Langrange Multiplier CEM vs REM REM
Sumber: Hasil Olahan Eviews 9.0, 2019

Berdasarkan hasil pengujian yang sudah dilakukan diketahui bahwa pada uji chow terpilih
model FEM dengan nilai cross-section f sebesar 0.0000 lebih kecil dari 0,05 dan pada uji hausman
model yang terpilih adalah estimasi model FEM dengan nilai cross section random sebesar 0.0566
lebih besar dari 0,05. Lalu, pada uji Lagrange Multiplier model yang terpilih adalah estimasi model
REM dengan nilai Breusch-Pagan sebesar 0.0000 lebih kecil dari 0,05. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa model estimasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model Random
Effect Model (REM).
Uji Hipotesis
Uji Adjusted R2 (Koefisien determinasi)
Oleh karena itu, penggunaan Adjusted R-Square dianggap lebih baik dari R2. Karena nilai
Adjusted R-Square dapat naik atau turun dengan adanya penambahan variabel baru, tergantung dari
korelasi anatar variabel bebas tambahan tersebut dengan variabel terikatnya. Nilai Adjusted R-Square
berkisar antara 0 hingga 1, artinya semakin mendekati 1 berarti variabel-variabel independen dalam
model regresi semakin besar kemampuannya dalam menjelaskan varians dari variabel dependennya.

Tabel 5. Uji Adjusted R2


Adjusted R-squared 0.100886
Sumber: Hasil Olahan Eviews 9.0, 2019

Hasil Adjusted R-Squared pada model ini adalah 0,100886 artinya bahwa variasi perubahan
naik turunnya Nilai Perusahaan dapat dijelaskan oleh Ukuran Perusahaan, Intellectual Capital,
Profitabilitas dan Likuiditas sebesar 10.08%, sedangkan sisanya 89.92% disebabkan oleh variabel
atau hal lain diluar dari variabel yg diteliti.

Uji t Parsial
Tabel 6. Uji t Parsial
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 8.727839 2.719863 3.208926 0.0019
UP -0.568634 0.265305 -2.143321 0.0352

Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 17 No. 01, April 2020 47


Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan

IC -0.002855 0.017413 -0.163965 0.8702


PR -2.065554 0.960504 -2.150491 0.0346
LK 0.174199 0.131151 1.328238 0.1879

Berdasarkan hasil uji t pada analisis resgresi panel menunjukan, maka dapat disimpulkan hasil
hipotesis sebagai berikut:
a. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Nilai Nilai t-statistic Ukuran Perusahaan sebesar -2.143, sementara ttabel dengan tingkat α =
5%, df (n-k) = 84-4 didapat nilai ttabel sebesar 1.664. Dengan demikian t-statistic profitabilitas (-
2.143) < t tabel (-1.664) dan nilai Prob. 0,0352 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Ukuran Perusahaan dalam penelitian ini memiliki pengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Ukuran
Perusahaan mempunyai koefisien regresi kearah negatif sebesar 2,143 (21,43%). Hal ini berarti
semakin rendah nilai Ukuran Perusahaan, maka Nilai Perusahaan akan semakin rendah.
b. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan
Nilai t-statistik Intellectual Capital sebesar -0.163 sementara ttabel dengan tingkat α = 5%,
df (n-k) = 84-4 didapat nilai ttabel sebesar 1.664. Dengan demikian t-statistic Intellectual Capital
(-0.163) > ttabel (-1.664) dan nilai Prob. 0.8702 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Intellectual Capital dalam penelitian ini tidak memiliki pengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
Intellectual Capital mempunyai koefisien regresi kearah negatif sebesar 0,163 (1,63%). Hal ini
berarti semakin rendah nilai Intellectual Capital suatu perusahaan maka Nilai Perusahaan akan
semakin rendah.
c. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Nilai t-statistik Profitabilitas sebesar -2.150 sementara t tabel dengan tingkat α = 5%, df (n-
k) = 84-4 didapat nilai ttabel sebesar 1,664. Dengan demikian t-statistic Profitabilitas (-2,150) < t
tabel (-1,664) dan nilai Prob. 0,0346 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas
dalam penelitian ini memiliki pengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Profitabilitas mempunyai
koefisien regresi kearah negatif sebesar 2,150 (21,50%). Hal ini berarti semakin rendah nilai
Profitabilitas suatu perusahaan maka Nilai Perusahaan akan semakin rendah.
d. Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan
Nilai t-statistik Likuiditas sebesar 1.328 sementara ttabel dengan tingkat α = 5%, df (n-k)= 84-
4 didapat nilai ttabel sebesar 1,664. Dengan demikian t-statistic (1,328) < t tabel (1,664) dan nilai
Prob. 0,1879 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Likuiditas dalam penelitian ini tidak
memiliki pengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Likuiditas mempunyai koefisien regresi kearah positif
sebesar 1,328 (13,28%). Hal ini berarti semakin besar nilai Likuiditas suatu perusahaan, maka Nilai
perusahaan akan semakin tinggi.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan hipotesis, analisis pengujian data, dan hasil pembahasan pada pembahasan
sebelumnya. penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan,
Intellectual Capital, Profitablitas, dan Likuiditas terhadap nilai perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2018 maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2018.
2. Intellectual Capital berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2018.
3. Profitablilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2018.
4. Likuiditas berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2018.

Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 17 No. 01, April 2020 48


Dirvi Surya Abbas, Ubay Dillah, Sutardji

DAFTAR PUSTAKA

Devi, Sunitha. Budiasih, I Gusti Nyoman & Badera, I Dewa Nyoman. 2017. Pengaruh Pengungkapan
Enterprise Risk Management Dan Pengungkapan Intellectual Capital Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 14(1): 20 – 45.
Eksandy, Arry dan Heriyanto, Fredy. 2017. Analisis Regresi Data Panel dan Regresi Logistik Data
Panel Menggunakan Program Eviews. Modul Metode Penelitian Akuntansi dan Keuangan.
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Ganerse, I Made Brian & Suarjaya, Anak Agung Gede. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan
Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham (Pada Perusahaan Food and Beverages). E-
Journal Manjemen, 3(6).
Gultom, Corry Margaretha dan Firman Syarif. Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan Deviden,
dan Earning Per Share Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi. 47.
Hakim, M.Z., & Abbas, D. S. 2019. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Likuiditas,
Investment Opportunity Set (IOS), Dan Profitabilitas Terhadap Kualitas Laba (Perusahaan
Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017).
Competitive 3(2): 26-51.
Handayani, Indrie. 2015. Pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. e-Jurnal Katalogis, 3 (9): 21-30.
Jayanti, Lutfia Dwi & Binastuti, Sugiharti. 2017. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi Bisnis. 22(3).
Lestari, Nanik & Sapitri, Rosi Candra. 2016. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis. 4(1): 28-33.
Seftianne & Handayani, Ratih. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi. 13(1): 39 – 56.
Septia, Erfa Rezi. 2018. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2014-
2016). Artikel Ilmiah. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang 2018
Tias Nurrahman, et al.. 2018. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Influence of
Profitability on Company Value. Prosiding Akuntansi.

Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 17 No. 01, April 2020 49

Anda mungkin juga menyukai