Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Paradigma vol XVI no.

1 Maret 2014

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KONDISI KERJA TERHADAP


KEPUASAN KERJA KARYAWAN

PRIATNO
Program Studi Manajemen Informatika
AMIK BSI Jakarta
Jl. R.S. Fatmawati No.24 Pondok Labu Jakarta
Email: priatno.prn@bsi.ac.id

ABSTRACT

The research aims to know the influence of work motivation and working conditions toward the
job satisfaction of employees of PT. Sentana Mitra Kualita. Data analysis being technic used is
qualitative analysis. The results show that there is a positive influence between working motivation
towards work satisfaction, and working condition toward work satisfaction. The technique of
sampling used is Stratified Random Sampling. The results of the research show that the motivation
factors have a significant influence on employee work satisfaction variables, indicates that the
higher motivation factors is given will the work employees increase employees satification of the
employess. Work environment, level of education, wishes and needs are enough influence on
employee work satisfaction. Partially the employees variabel needs are the dominant influence on
work satisfaction, while the work environment education level variable are less significant toward
employees satification.

Keywords: Work Motivation, Work Satisfaction, Qualitative Analysis

1. Pendahuluan yang satu dan yang lainnya, sesuai dengan


Adanya perhatian hubungan kemanusiaan nilai-nilai yang berlaku pada diri individu
yang dirasakan oleh para karyawan dari tersebut. Semakin banyak faktor dalam
organisasi dimana mereka bekerja, hal ini dapat pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan
memberikan pengaruh yang positif atau baik kebutuhan individu maka semakin tinggi
untuk perkembangan organisasi di masa yang tingkat kepuasan yang didapatnya, demikian
akan datang. Setiap organisasi sangat perlu pula sebaliknya. Kepuasan kerja menjadi
mengelola sebaik mungkin sumber daya masalah yang cukup penting dan menarik
manusia ini, dikarenakan kunci sukses suatu karena terbukti besar manfaatnya bagi
organisasi bukan hanya terletak pada kepentingan pribadi karyawan, organisasi, dan
keunggulan teknologi yang dipergunakan serta juga masyarakat. Bagi individu karyawan,
modal atau investasi yang besar, melainkan pengertian tentang sebab-sebab dan sumber-
faktor sumber daya manusia yang menentukan sumber kepuasan kerja memungkinkan
maju mundurnya suatu organisasi. Guna timbulnya usaha peningkatan kebahagiaan
mencapai suatu tujuan yang positif, diperlukan hidup mereka dan keinginan untuk tahu lebih
peran aktif manajer di dalam menumbuhkan banyak akan pekerjaannya demi peningkatan
tingkat motivasi kerja yang tinggi dan para karier mereka.
karyawan agar seorang karyawan merasa puas Variabel hubungan kerja berarti masalah
dan menyenangi pekerjaannya sehingga komunikasi antar karyawan dominan penting
tercipta rasa memiliki dan tanggung jawab dalam ikut menciptakan keharmonisan
tinggi terhadap pekerjaan yang dilimpahkan hubungan antar karyawan. Menurut Nitisemito
kepadanya. Untuk itu, terutama sekali kepuasan (Nitisemito, 2002) keuntungan yang diperoleh
kerja para karyawan harus menjadi prioritas dengan mengadakan komunikasi yang baik
utama perhatian agar tingkat produktivitas adalah (1) kelancaran tugas-tugas dapat lebih
organisasi semakin tinggi. terjamin. Sebab dengan komunikasi yang baik,
Akan tetapi, pada dasarnya kepuasan berarti apa yang dikomunikasikan dapat
kerja adalah sesuatu yang bersifat individual dimengerti dan jelas sehingga tidak perlu
atau pribadi. Seitap individu akan memiliki mengadakan pengulangan terhadap komunikasi
tingkat kepuasan yang berbeda-beda antara yang telah disampaikan. (2) Biaya-biaya yang

46
Jurnal Paradigma vol XVI no.1 Maret 2014

ditekan. Jika komunikasi kurang baik, selain pekerjaan dan (3) apakah mereka dapat merasa
menggangu kelancaran tugas-tugas, sering pula bangga menjadi bagian dari lembaga tempat
dapat menyebabkan tambahan biaya. (3) Dapat mereka bekerja. Di samping itu terdapat
meningkatkan partisipasi. Partisipasi baik beberapa aspek yang berpengaruh terhadap
berarti harus ada komunikasi timbal balik. Hal motivasi kerja staf, yakni: rasa aman dalam
ini dapat menimbulkan pengikutsertaan dari bekerja, mendapatkan gaji yang adil dan
bawahan kepada organisasi. (4) Pengawasan kompetitif, lingkungan kerja yang
dapat dilakukan dengan lebih baik. Komunikasi menyenangkan, penghargaan atas prestasi kerja
yang baik berarti hubungan antar bawahan dan dan yang menjelaskan tentang "apa" dari
atasan akan terjalin baik sehingga pengawasan motivasi. Dari definisi diatas, maka motivasi
terhadap tugas-tugas dapat berjalan lancar. dapat didefinisikan sebagai masalah yang
Berkaitan dengan hal di atas, PT. Sentana sangat penting dalam setiap usaha kelompok
Mitra Kualita, khususnya para karyawan orang yang bekerja sama untuk mencapai
bagian klaim, sangat memerlukan dorongan tujuan organisasi, masalah motivasi dapat
atau motivasi dan kondisi kerja yang baik. dianggap simpel karena pada dasarnya manusia
Namun, selama ini banyak kekurangan dan mudah dimotivasi, dengan memberikan apa
banyak keluhan yang terjadi di antara para yang diinginkannya.
karyawan bagian klaim. Ini menunjukkan A. Pendekatan-pendekatan Teori Motivasi
bahwa tingkat kepuasan kerja karyawan belum Pengelompokkan atau klasifikasi teori-
diperhatikan secara maksimal oleh pihak teori motivasi ada tiga kelompok yaitu :
manajemen perusahaan. Jika hal ini tidak (Hasibuan, 2001).
segera dilakukan evaluasi serta perbaikan oleh a. Teori Kepuasan Proses (Process Theory)
pihak manajemen, tentu saja akan dapat yang memfokuskan pada apanya motivasi.
mempengaruhi kinerja dan tingkat b. Teori Motivasi Proses (Motivation Theory)
produktivitas perusahaan. yang memusatkan pada bagaimananya
motivasi.
2. Kajian Literatur c. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Menurut Hasibuan (Hasibuan, 2001) yang menitikberatkan pada cara dimana
motivasi adalah pemberian daya penggerak perilaku dipelajari.
yang menciptakan kegairahan kerja seorang, Gambaran teori Hierarkhi Kebutuhan Maslow
agar mereka dapat berkerjasama, bekerja adalah salah satu teori motivasi yang
efaktif dan terintregasi dengan segala daya dihubungkan dengan 3 (tiga), atas dasar
upayanya untuk mencapai kepuasan. sebagai berikut :
Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu 1. Manusia adalah mahluk sosial yang
yang invisible yang memberikan kekuatan berkeinginan. Ia selalu menginginkan lebih
untuk mendorong individu bertingkah laku banyak. Keinginan ini terus-menerus dan
dalam mencapai tujuan hanya akan berhenti bila akhir hayatnya
Menurut Rivai (Rivai, 2005) Dorongan tiba.
tersebut terdiri dan 2 (dua) komponen, yaitu: 2. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan
arah perilaku (kerja untuk mencapai tujuan), tidak menjadi alat motivator bagi
dan kekuatan perilaku (seberapa kuat usaha pelakunya, hanya kebutuhan yang belum
individu dalam bekerja). Motivasi meliputi terpenuhi yang akan menjadi motivator.
perasaan unik, pemikiranan dan pengalaman 3. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu
masa lalu yang merupakan bagian dari jenjang atau hierarkhi, yakni dimulai dari
hubungan internal dan eksternal lembaga. tingkat kebutuhan yang terendah
Selain itu motivasi dapat pula diartikan sebagai physiological, safety and security,
dorongan individu untuk melakukan tindakan affiliation or acceptance, esteem or status
karena mereka ingin melakukannya. Apabila dan terakhir self actualization.
individu termotivasi, mereka akan membuat B. Faktor-faktor Motivasi
pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu, Menurut Ghozali (Ghozali, 2000),
karena dapat memuaskan keinginan mereka. motivasi negatif (incentive negative) adalah
Pada dasarnya motivasi dapat memacu staf mendorong pegawai dengan ancaman
untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai hukuman, artinya jika prestasinya kurang dari
tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan prestasi standar akan dikenakan hukuman.
produktivitas kerja staf sehingga berpengaruh Sedangkan jika prestasi diatas standar tidak
pada pencapaian tujuan lembaga. diberikan hadiah.
Menurut Rivai (Rivai, 2005) Sumber
motivasi ada tiga faktor, yakni (1) C. Faktor-faktor Motivasi
kemungkinan untuk berkembang, (2) jenis

47
Jurnal Paradigma vol XVI no.1 Maret 2014

Menurut Ghozali (Ghozali, 2000) dalam 4. Ventilasi untuk keluar masuknya udara
bukunya, “Manajemen Sumber Daya Manusia” segar yang cukup.
mengelompokkan faktor-faktor motivasi 5. Tersedianya tempat istirahat untuk
kedalam dua kelompok yaitu, faktor eksternal melepas lelah, seperti kafetaria baik dalam
(karakteristik organisasi) dan faktor internal lingkungan perusahaan atau sekitarnya
(karakteristik pribadi). Faktor eksternal yang mudah dicapai karyawan.
(karakteristik organisasi) yaitu: lingkungan 6. Tersedianya tempat ibadah keagamaan
kerja yang menyenangkan, tingkat kompensasi, seperti masjid atau musholla, baik
supervisi yang baik, adanya penghargaan atas dikelompokkan organisasi maupun
prestasi, status dan tanggung jawab. Faktor disekitarnya.
internal (karakteristik pribadi) yaitu: tingkat 7. Tersedianya sarana angkutan, baik yang
kematangan pribadi, tingkat pendidikan, diperuntukkan karyawan maupun angkutan
keinginan dan harapan pribadi, kebutuhan, umum yang nyaman, murah dan mudah
kelelahan dan kebosanan. diperoleh.
B. Lingkungan kerja non fisik
2.2. Lingkungan Kerja Lingkungan kerja non fisik adalah
2.2.1 Definisi Lingkungan Kerja lingkungan kerja yang menyenangkan dalam
Definisi lingkungan kerja menurut arti terciptanya hubungan kerja yang harmonis
Komarudin (Komarudin, 2001) adalah antara karyawan dan atasan, karena pada
kehidupan sosial psikologi dan fisik dalam hakekatnya manusia dalam bekerja tidak
organisasi yang berpengaruh terhadap mencari uang saja, akan tetapi bekerja
pekerjaan karyawan dalam melakukan merupakan bentuk aktivitas yang bertujuan
tugasnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan kepuasan seperti halnya:
lingkungan kerja adalah keadaan di sekitar para 1. Ciptakan lingkungan kerja yang menarik
pekerja sewaktu pekerja melakukan tugasnya dan menyenangkan bagi karyawan
yang mana keadaan ini mempunyai pengaruh 2. Menetapkan ekspetasi atau harapan yang
bagi pekerja pada waktu melakukan jelas. Sama halnya dengan organisasi,
pekerjaannya dalam rangka menjalankan karyawan juga membutuhkan fokus yang
operasi perusahaan. Lingkungan kerja jelas, terlebih ketika berada dalam situasi
mempunyai makna yang penting bagi pekerja tidak menentu yang bisa mengancam
dalam menyelesaikan tugasnya. pendapatan ataupun kelangsungan hidup
Tujuan utama pengaturan lingkungan organisasi. Untuk menghindari
kerja adalah naiknya produktivitas perusahaan. kekhawatiran, ketakutan, demotivasi dan
Oleh karenanya pengadaan fasilitas lingkungan kecemasan berlebihan, organisasi periu
kerja yang baik adalah secukupnya saja, jangan mengkomunikasikan secara terus-menerus
sampai tenaga kerja merasa terlalu dimanja kepada para karyawannya apa yang
dalam bekerja, sehingga hasil yang dicapai sesungguhnya terjadi dan rencana apa
tidak sesuai dengan yang diharapkan. yang akan dilakukan organisasi kemudian
Sehubungan dengan hal tersebut, maka jelaskan apa yang diharapkan organisasi
perencanaan dan pengaturan lingkungan kerja dari para karyawannya untuk menghadapi
tidak dapat diabaikan begitu saja, karena hal itu situasi ini.
berpengaruh pada jalannya operasi perusahaan. 3. Tunjukkan bahwa organisasi menghargai
karyawannya
2.2.2 Jenis lingkungan kerja 4. Organisasi dapat menyepakati fleksibilitas
Menurut Siagian (Siagian, 2001) waktu kerja bersama karyawan. Dengan
berpendapat bahwa lingkungan kerja ada dua begitu, karyawan akan merasa dihargai
macam, yaitu sebagai makhluk sosial dan apabila mereka
A. Lingkungan kerja fisik dihargai, mereka akan loyal di masa depan.
Ada beberapa kondisi fisik dari tempat kerja 5. Buatlah suasana kerja menjadi lebih
yang baik yaitu : bermakna
1. Bangunan tempat kerja disamping menarik 6. Pada saat sekarang, karyawan
untuk dipandang juga dibangun dengan menginginkan lebih dari sekedar pekerjaan
pertimbangan keselamatan kerja. atau bekerja. Mereka ingin memberikan
2. Ruang kerja yang longgar dalam arti kontribusi bagi suatu hal yang besar dan
penempatan orang dalam suatu ruangan membantu organisasi melewati masa-masa
tidak menimbulkan perasaan sempit. sulit. Oleh karena itu, para pemimpin
3. Tersedianya peralatan yang cukup organisasi dan atasan perlu memberikan
memadai. tugas-tugas pekerjaan yang menantang dan

48
Jurnal Paradigma vol XVI no.1 Maret 2014

bermakna dalam untuk menstimulasi 3. Komitmen kerja normatif (Normative


semangat kerja para karyawan. Occupational Commitment)
7. Berikan praise dan recognition yang Komitmen sebagai kewajiban untuk
pantas bertahan dalam pekerjaannya. Komitmen
8. Berikan pujian yang tulus dan rayakan ini menyebabkan karyawan bertahan pada
walaupun hanya berupa pencapaian kecil suatu pekerjaan karena mereka merasa
sehingga mampu menginspirasi karyawan wajib untuk melakukannya serta didasari
untuk meningkatkan produktivitasnya. pada adanya keyakinan tentang apa yang
9. Kenali karyawan dan karyawan terbaik benar dan berkaitan dengan moral.
Anda Tidak semua komponen di atas dimiliki oleh
10. Keberhasilan perusahaan (manajemen) karyawan, tetapi lebih baik lagi jika ketiga
dalam mempertahankan karyawan dan komponen tersebut dimiliki oleh karyawan.
karyawan yang dimilikinya tidaklah Sebagai contoh, ketika komponen affective
mudah.Keberhasilan tersebut terjadi berkat occupational commitment lebih dominan maka
kepiawaian manajemen dalam memahami karyawan tersebut merasa lebih cocok dengan
kebutuhan karyawan dan kemampuan bidang pekerjaannya, baik itu secara emosional
mereka untuk menciptakan lingkungan maupun kesesuaian antara karakteristik
kerja kondusif yang dapat membuat pekerjaan dengan dirinya.
karyawan merasa termotivasi secara Ia merasa bahwa pekerjaannya sesuai
internal. dengan bidang pendidikannya, hobinya,
tujuannya, kebersamaan, kenyamanan dan lain-
B. Komitmen Organisasi untuk lain. Tetapi jika karyawan tidak pernah
mempertahankan karyawan diberikan pengembangan pengetahuan dan skill
Para Manajer perusahaan, majulah melalui seminar, training dll. Maka dapat
bersama-sama SDM perusahaan. Puaskan menimbulkan kurangnya komponen normative
mereka dan mereka akan memuaskan occupational commitment dan dapat juga
perusahaan. Pertahankanlah mereka dan mempengaruhi kinerja dibandingkan dengan
mereka akan mempertahankan perusahaan di karyawan yang memiliki tingkat komitmen
jalur kesuksesan. yang setara.
Dari beberapa pengertian menurut para
ahli bahwa komitmen merupakan bagian yang 2.2.3. Faktor yang mempengaruhi
terkait dengan kinerja karyawan dalam lingkungan kerja
hubungannya dengan pekerjaannya. Dalam Manusia akan mampu melaksanakan
sebuah komitmen juga memiliki unsur atau kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai
komponen yang saling berhubungan. Ketika suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya
semua komponen terpenuhi maka semakin ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang
besar komitmen karyawan dalam pekerjaannya. sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan
Menurut Meyer, Allen & Smith dalam baik atau sesuai apabila manusia dapat
Zurnali (Zurnali, 2010) komponen komitmen melaksanakan kegiatannya secara optimal,
organisasi yaitu: sehat, aman, dan nyaman. Ketidaksesuaian
1. Komitmen kerja afektif (Affective lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam
Occupational Commitment) jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi,
Komitmen sebagai ketertarikan afektif atau Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat
psikologis karyawan terhadap menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak
pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan dan tidak mendukung diperolehnya rancangan
karyawan bertahan pada suatu pekerjaan sistem kerja yang efisien. Banyak faktor yang
karena mereka menginginkannya. mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi
2. Komitmen kerja kontinyu (Continuance lingkungan kerja.
Occupational Commitment) Berikut ini beberapa faktor yang
Mengarah pada perhitungan untung-rugi diuraikan Sedarmayanti (Sedarmayanti, 2001)
dalam diri karyawan sehubungan dengan yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu
keinginannya untuk tetap mempertahankan kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan
atau meninggalkan pekerjaannya. Artinya, kemampuan karyawan, diantaranya adalah :
komitmen kerja disini dianggap sebagai 1. Penerangan atau cahaya di tempat kerja
persepsi harga yang harus dibayar jika 2. Temperatur/suhu udara di tempat kerja
karyawan meninggalkan pekerjaannya. 3. Kelembaban di tempat kerja
Komitmen ini menyebabkan karyawan 4. Sirkulasi udara di tempat kerja
bertahan pada suatu pekerjaan karena 5. Kebisingan di tempat kerja
mereka membutuhkannya. 6. Getaran mekanis di tempat kerja

49
Jurnal Paradigma vol XVI no.1 Maret 2014

7. Bau tidak sedap ditempat kerja Bila perbandingan itu tidak seimbang
8. Tata warna di tempat kerja tetapi menguntungkan bisa menimbulkan
9. Dekorasi di tempat kerja kepuasan, tetapi bisa pula tidak. Akan tetapi
10. Musik di tempat kerja bila perbandingan itu tidak seimbang dan
11. Keamanan di tempat kerja merugikan, akan menimbulkan
ketidakpuasan.
2.3 Pengertian Kepuasan Kerja Kelemahan dari teori ini adalah kenyataan
Menurut Wexley dan Yulk (1977) dalam bahwa kepuasan kerja seseorang juga
As’ad (As’ad, 2004), ada dasarnya teori-teori ditentukan oleh individual differences
tentang kepuasan kerja yang lazim dikenal ada (misalnya pada waktu orang melamar kerja
tiga macam yaitu : apabila ditanya tentang besarnya upah atau
a. Discrepancy theory gaji yang diinginkan). Selain itu, tidak
Discrepancy theory yang dipelopori oleh liniernya hubungan antara besarnya
Porter menjelaskan bahwa kepuasan kerja kompensasi dengan tingkat kepuasan lebih
seseorang diukur dengan menghitung selisih banyak bertentangan dengan kenyataan.
apa yang seharusnya diinginkan dengan c. Two factor teory
kenyataan yang dirasakan. Kemudian Two factor theory, kepuasan kerja itu
Locke menerangkan bahwa kepuasan merupakan dua hal yang berbeda, artinya
kerja seseorang tergantung pada perbedaan kepuasan dan ketidakpuasan terhadap
antara apa yang diinginkan dengan apa yang pekerjaan itu tidak merupakan suatu
menurut persepsinya telah diperoleh variable kontinyu. Herzberg dalam As’ad
melalui pekerjaannya. Orang akan puas (As’ad, 2004) membagi situasi yang
apabila tidak ada perbedaan antara yang mempengaruhi perasaan seseorang terhadap
diinginkan dengan persepsinya atas pekerjaannya menjadi dua kelompok yaitu
kenyataan, karena batas minimum yang kelompok satisfiers atau motivator yang
diinginkan maka orang akan menjadi lebih terdiri dari prestasi pengakuan, tanggung
puas lagi walaupun terdapat “discrepancy”, jawab. Dan yang kedua yaitu kelompok
tetapi merupakan discrepancy positif”. sebagai sumber ketidakpuasan atau
Sebaliknya, semakin jauh dari kenyataan dissatisfiers yang terdiri dari prosedur
yang dirasakan itu dibawah standar kerja, upah atau gaji, hubungan antar
minimum sehingga menjadi negatif karyawan atau pegawai.
discrepancy, maka makin besar pula Pendapat Horald E.Burt yang dalam As’ad
ketidakpuasan terhadap pekerjaannya. (As’ad, 2004) tentang faktor-faktor yang dapat
b. Equity theory menimbulkan kepuasan kerja sebagai berikut:
Equity theory dikembangkan oleh Adams a. Faktor hubungan antar karyawan, antara
(1963). Adapun pendahulu dari teori ini lain hubungan antara pimpinan dengan
adalah Zaleznik (1958) dikutip dari Locke pegawai, kondisi fisik dan situasi kerja,
(1969). Dalam equity theory, kepuasan sugesti dari teman kerja.
kerja seseorang tergantung apakah ia b. Faktor individual, yang berhubungan
merasakan keadilan atau tidak atas situasi. dengan sikap orang terhadap pekerjaannya,
Perasaan keadilan atau ketidakadilan atas umur orang saat kerja, jenis kelamin.
suatu situasi diperoleh dengan c. Faktor-faktor luar antara lain keadaan
membandingkan dirinya dengan orang keluarga karyawan atau pegawai, rekreasi,
lain yang sekelas, sekantor maupun di pendidikan.
tempat lain. Menurut teori ini, elemen– 2.3.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
elemen dari equity ada tiga yaitu: input, Kepuasan Kerja.
out comes, comparation. Yang dimaksud
dengan input adalah sesuatu yang Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
berharga yang dirasakan pegawai atau kerja, (Hasibuan, 2001) yaitu:
karyawan sebagai sumbangan terhadap a. Balas jasa yang adil dan layak
pekerjaannya, seperti pendidikan, b. Penempatan yang tepat sesuai dengan
pengalaman kerja, dan kecakapan. Out keahlian
comes adalah sesuatu yang berharga yang c. Berat ringannya pekerjaan
dirasakan pegawai atau karyawan sebagai d. Suasana dan lingkungan pekerjaan
hasil dari pekerjaannya, seperti gaji, e. Peralatan yang menunjang pelaksanaan
status, symbol, dan penghargaan. pekerjaan
Comparation person adalah dengan f. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya
membandingkan input, out comes terhadap g. Sifat pekerjaan monoton atau tidak
orang lain.
bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh:

50
Jurnal Paradigma vol XVI no.1 Maret 2014

a. Kerja yang secara mental menantang dijawab oleh responden. Setiap jawaban
b. Ganjaran yang pantas dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau
c. Kondisi kerja yang mendukung dukungan sikap yang diungkapan dengan
d. Rekan sekerja yang mendukung memberi tanda pada pilihan jawaban yang
terdiri dari, sangat setuju (SS), setuju (S),
3. Metode Penelitian kurang setuju (KS) dan tidak setuju (TS).

3.1. Lokasi Penelitian 3.6. Metode Analisis Data


Penelitian dilakukan dengan objek Analisis Kualitatif yakni Analisis ini
perusahaan PT. Sentana Mitra Kualita di Jalan digunakan untuk penganalisisan secara
Pejaten Barat Raya No.45E Jakarta 12510. argumentatif berdasarkan data-data bersifat
3.2. Populasi Penelitian karakteristik atas jawaban kuesioner yang telah
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan diperoleh dari karyawan
objek satuan-satuan atau individu-individu
yang karakteristiknya hendak digunakan. 4. Pembahasan
Satuan-satuan/ individu-individu disebut unit 4.1. Pelaksanaan dan Hasil Survei
analisis-analisis. Keterangan-keterangan Penelitian ini menggunakan data primer
(karakteristik) yang dikumpulkan dari unit yaitu kuisioner sebagai sumber data. Kuisioner
analisis membentuk suatu data statistik. Dalam dikirim ke masing masing responden yaitu para
riset ini adalah para karyawan PT. Sentana karyawan PT.SENTANA MITRA KUALITA
Mitra Kualita yaitu sebanyak 146 orang yang menjadi responden.Untuk menghindari
karyawan. keraguan responden karena adanya pernyataan
yang bersifat sensitif,maka dalam surat
3.3. Sampel Penelitian permohonan juga diterangkan bahwa informasi
Sampel adalah sebagian dari populasi dari responden akan dijamin kerahasiannya.
yang karakteristiknya hendak diselidiki dan
dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi 4.1.1. Tingkat Kembalian Kuisioner
(jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah Total kuisioner yang dikirim ke 142
populasinya). Sampel penelitian ditetapkan 63 karyawan PT.SENTANA MITRA KUALITA.
orang karyawan. Dari jumlah tersebut, kuisioner yang direspon
sebanyak 63 buah karena terdapat 4 kuisioner
3.4. Metode Pengambilan Sampel yang tidak dijawab dengan lengkap oleh
Metode yang digunakan untuk mengambil responden.
sampel data atau jawaban sebanyak 146 orang
karyawan perusahan tersebut adalah Random Tabel 1
berstrata (Stratified Random Sampling) karena Berikut ini menyajikan secara rinci mengenai
populasinya dibagi-bagi dari beberapa bagian kuisioner yang dikirim, diterima kembali dan
atau stratum. Anggota-anggota dari stratum yang memenuhi syarat untuk diolah.
dipilih secara random, kemudian dijumlahkan, Total kuisioner yang 142
jumlah ini membentuk anggota sampel. dikirim
Total kuisioner yang 63
3.5. Teknik Pengumpulan Data dikembalikan
Pada penelitian ini pengumpulan data Tingkat Pengembalian 46%
menggunakan kuesioner, yaitu dengan kuisioner (%)
membuat daftar pertanyaan yang berkaitan Kuisioner yang tidak 4
dengan motivasi kerja, kondisi kerja dan dapat diolah (jawaban
kepuasan kerja. Dengan rincian motivasi kerja tidak lengkap)
sebanyak 10 pertanyaan, kondisi kerja Total kuisioner yang 63%
sebanyak 10 pertanyaan, dan kepuasan kerja dapat diolah
sebanyak 10 pertanyaan, dimana alternatif
jawaban (a) sampai dengan (d), nilai skor 4 – 1, 4.1.2. Statistik Demografi Responden
yakni : Tabel 2 berikut ini memberikan informasi
a. Jawaban a mendapat nilai skor 4; tentang deskripsi statistik demografi responden
b. Jawaban b mendapat nilai skor 3; yang didalamnya menjelaskan tentang
c. Jawaban c mendapat nilai skor 2; persentase responden berdasarkan klasifikasi
d. Jawaban d mendapat nilai skor 1. umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama
Indikator tersebut digunakan sebagai titik bekerja, dan kota asal responden. Dari tabel
tolak untuk membuat item instrumen yang tersebut dapat diketahui bahwa jumlah
berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu responden pria (82,5%) lebih banyak daripada

51
Jurnal Paradigma vol XVI no.1 Maret 2014

responden wanita (17,5%). Proporsi terbesar tahun hanya sebesar 35 % dan yang terbanyak
responden (71,4%) berumur antara 36 tahun adalah yang telah bekerja selama 5 tahun
sampai dengan 40 tahun, sedangkan yang sampai 10 tahun (65 %).Dari data deskripsi
berumur yang berumur lebih kecil dari 36 statistik demografi responden tersebut dapat
tahun sebesar 17,5% dan diatas 40 tahun disimpulkan bahwa kecenderungan responden
sebesar 11,1%. Selanjutnya jenjang pendidikan penelitian ini berjenis kelamin pria dan
dasar (SD) sebesar 0 % pendidikan menengah sebagian besar responden berumur antara 36
pertama (SMP) sebesar 1,5 % pendidikan tahun sampai dengan 40 tahun.Dari tingkat
menengah umum (SLTU) sebesar 21% pendidikan kebanyakan dari responden
pendidikan menengah kejuruan (SMK) sebesar memiliki tingkat pendidikan diploma (D3) dan
17,4 % pendidikan Diploma (D3) sebesar sebagian besar dari responden dapat
30,1% pendidikan sarjana (S1) sebesar 26,9 disimpulkan telah memiliki pengalaman yang
%dan pasca sarjana (S2) sebesar 3,1 %. cukup di bidangnya karena sebagian besar dari
Berdasarkan klasifikasi lama bekerja,ternyata mereka telah bekerja selama 5 tahun sampai
proporsi responden yang bekerja lebih dari 10 dengan 10 tahun.

Tabel 2
Deskripsi Statistik Demografi Responden
Dasar Sub Frekuensi
Klasifikasi Klasifikasi Absolute Persentase
Jenis Kelamin Pria 52 82,5 %
Wanita 11 17,5 %
Umur < 35 tahun 11 17,5 %
35 s/d 40 tahun 45 71,4 %
> 40 tahun 7 11,1 %

Pendidikan SD 0 0%
SMP 1 1,5 %
SLTU 13 21 %
SMK 11 17,4 %
DIPLOMA 19 30,1 %
S1 17 26.9 %
S2 2 3,1 %
Lama Bekerja 0 s/d 10 tahun 41 65 %
> 10 tahun 22 35 %

3.1.3. Distribusi Jawaban dan Deskripsi 10 pertanyaan, dan variabel kepuasan kerja
Statistik Variabel terdiri dari 10 pertanyaan.
Tanggapan responden atas kuisioner yang Pengolahan data hasil tabulasi menggunakan
dikirim ditabulasi untuk tujuan analisis data. SPSS 13 for Windows seperti menghasilkan
Tabulasi data ini meliputi tanggapan responden deskripsi statistik variabel penelitian seperti
atas pertanyaan tentang variabel motivasi kerja terlihat pada Tabel 3.3. dari tabel ini dapat
(lampiran 1) variabel kondisi kerja (lampiran diketahui informasi tentang skala teoritis
2), variabel kepuasan kerja (lampiran masing-masing pertanyaan dan skala aktual
3).Variabel motivasi kerja terdiri dari 10 jawaban responden, rata-rata, dan standar
pertanyaan, variabel kondisi kerja terdiri dari deviasinya.

Tabel 3
Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Variabel Kisaran Nilai Nilai Rata-rata Deviasi
Penelitian Teoritis Minimum Maksimum Standar
Motivasi Kerja 1-7 26 60 41,7 10.46
Kondisi kerja 1-7 70 139 107,4 25,31
Kepuasan 1-7 15 48 30,9 10,49
Kerja

Tabel 3 menunjukkan nilai rata-rata dan dengan deviasi standar sebesar 10,46.Kondisi
deviasi standar dari masing-masing variabel. kerja memiliki rata-rata sebesar 107,4 dengan
Motivasi kerja memiliki rata-rata sebesar 41,7 deviasi standar sebesar 25,31. Kepuasan kerja

52
Jurnal Paradigma vol XVI no.1 Maret 2014

memiliki rata-rata sebesar 30,9 dengan deviasi


standar sebesar 10,49. Berdasarkan Tabel 3. 4.2.1. Uji validitas instrumen penelitian
yang menunjukkan bahwa secara keseluruhan Uji validitas dilakukan kepada 63 orang
nilai deviasi standar tidak ada yang melebihi responden dengan cara mengkorelasikan antar
dua kali nilai rata-rata. Hal tersebut skor item instrumen dengan skor total seluruh
menandakan bahwa sebaran data sudah baik. item pertanyaan. Batas minimum dianggap
Widanaputra (2007) menyatakan jika nilai memenuhi syarat validitas apabila r = 0,3. Jadi
deviasi standar dari variabel penelitian tidak untuk memenuhi syarat validitas, maka butir
melebihi dua kali nilai rata-rata maka sebaran pertanyaan atau pernyataan dalam penelitian
data dapat dikatakan baik. Nilai rata-rata harus memiliki koefisien korelasi > 0,3.
mencerminkan tendensi pusat dari distribusi Apabila korelasi antara butir skor dengan skor
data yang digunakan dalam penelitian ini. Nilai total kurang dari 0,3 maka butir pertanyaan
deviasi standar mencerminkan variabilitas dari atau pernyataan dalam instrumen tersebut
data terhadap pusatnya. dinyatakan tidak valid (Jogiyanto, 2007).
Rekapitulasi hasil perhitungan nilai
pearson correlation dari tiap-tiap butir
4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen pernyataan dalam kuisioner yang diperoleh
Penelitian dengan bantuan SPSS 13 for Windows
Instrumen dalam penelitian ini yang ditunjukkan dalam Tabel 3. Berdasarkan
berupa kuisioner harus diuji agar dapat rekapitulasi hasil perhitungan nilai pearson
memberikan data-data sesuai dengan yang correlation dari tiap-tiap butir pertanyaan pada
diharapkan. Pengujian dilakukan dengan uji Tabel 4.1. diperoleh hasil yang besarnya di atas
validitas dan uji reliabilitas terhadap 63 orang 0,3. Hal ini berarti semua butir pernyataan
responden. dalam kuisioner tersebut dapat dikatakan valid.

Tabel 4
Rekapitulasi Uji Validitas
Variabel Pearson Correlation Keputusan

Motivasi Kerja (Y) 0,879; 0,911; 0,833; 0,874; VALID


Pernyataan 1 s/d 10 0,908; 0,829; 0,914; 0,918;
0,921.
0,763; 0,741; 0,807; 0,654;
0,789; 0,841; 0,773; 0,695;
Kondisi Kerja (X1) 0,576; 0,780; 0,840; 0,839;
Pernyataan 1 s/d 10 0,757; 0,803; 0,817; 0,784; VALID
0,665; 0,856; 0,789; 0,881;
0,843; 0,801; 0,692; 0,695.

Kepuasan Kerja (X2) 0,956; 0,874; 0,859; 0,927; VALID


Pernyataan 1 s/d 10 0,878; 0,908; 0,899; 0,875.

3.2.2. Uji reliabilitas instrumen penelitian manajerial, 0,970 untuk variabel karakteristik
Uji reliabilitas dilakukan dengan informasi sistem akuntansi manajemen, dan
menghitung cronbach alpha dari masing- 0,965 untuk desentralisasi. Dari angka
masing item dalam suatu variabel. Instrumen cronbach alpha tersebut dapat disimpulkan
yang dipakai dalam variabel dikatakan handal bahwa instrumen yang digunakan dalam
atau reliabel apabila memiliki cronbach alpha penelitian ini adalah reliabel. Hasil uji
lebih dari 0,60 (Nunnaly, 1994 dalam Ghozali, reliabilitas terhadap masing-masing variabel
2006). terdapat dalam Tabel 5 berikut.
Nilai cronbach alpha instrument penelitian ini
adalah sebesar 0,967 untuk variabel kinerja

53
Jurnal Paradigma vol XVI no.1 Maret 2014

Tabel 5
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Keputusan
Motivasi Kerja (Y) 0,967 RELIABLE
Pernyataan 1 s/d 10

Kondisi Kerja (X1) 0,970 RELIABLE


Pernyataan 1 s/d 10

Kepuasan Kerja (X2) 0,965 RELIABLE


Pernyataan 1 s/d 10

5. Kesimpulan
1. Secara bersama-sama seluruh variabel Komaruddin. (2001). Ensiklopedia
bebas faktor-faktor motivasi memiliki Manajemen, Edisi ke-5. Jakarta: Bumi
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Aksara, Grasindo.
terikat kepuasan kerja pegawai. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi Malayu S. P Hasibuan. (2001). Manajemen
faktor-faktor motivasi yang diberikan Sumber Daya Manusia. Edisi revisi.
maka akan semakin tinggi pula kepuasan Jakarta: Bumi Aksara, Grasindo.
kerja pegawai.
2. Lingkungan kerja, tingkat pendidikan, Sondang, P Siagian. (2001). Manajemen
keinginan dan harapan pribadi, dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
kebutuhan, cukup berpengaruh terhadap Aksara, Grasindo.
kepuasan kerja pegawai PT.SENTANA
MITRA KUALITA yaitu sebesar 50,7% Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia
sedangkan sisanya yaitu sebesar 49,3% Dan Produktivitas Kerja, Cetakan II.
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar Bandung: Mandar Maju.
variabel yang diteliti. Hal ini erat
kaitannya dengan karakteristik yang Veithzal, Rivai. (2005). Manajemen Sumber
dimiliki oleh responden. Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo
3. Secara parsial variabel kebutuhan memiliki Persada.
pengaruh paling dominan terhadap
kepuasan kerja pegawai. Sedangkan Zurnali, Cut. (2010). "Learning Organization,
variabel lingkungan kerja dan tingkat Competency, Organizational
pendidikan memiliki pengaruh tidak Commitment, dan Customer
bermakna terhadap kepuasan pegawai. Orientation: Knowledge Worker -
Kerangka Riset Manajemen
Sumberdaya Manusia di Masa Depan".
DAFTAR PUSTAKA Bandung: Unpad Press.

Http://digilib.unsri.ac.id/download/jurnal M
Alex. S. Nitisemito. (2002). Manajemen
Vol 3 No.6 Artikel 4 Anwar Prabu.pdf
Personalia. Edisi Revisi, Indonesia:
Ghalia
Http://070055495.blogspot.com/2011/10/bab -
ii-kajian-pustaka-2.html
As’ad, Mohamad. (2004). Psikologi Industri.
Yogyakart: Liberty
Http://www.psikologizone.com/komitmen-
kerja/06511611
Ghozali. (2000). Manajemen Sumber Daya
Manusia (Human Resouce
Http://oldstatistikbisnis.narotama.ac.id/index.p
Management) Suatu Pendekatan Mikro
hp/selengkapnya/119
(Dalam Tanya Jawab). Jakarta:
Djambatan

54

Anda mungkin juga menyukai