Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN SYSTEM EKONOMI ISLAM

DALAM KEGIATAN EKONOMI


Oleh; ……………

I. PENDAHULUAN
Agama menurut definisi Michel Mayer dalam bukunya, Intructions
Morales et Religieusus, lere leson, merupakan sebagai seperangkat kepercayaan
dan aturan yang pasti untuk membimbing kita dalam tindakan kita terhadap
Tuhan, orang lain dan terhadap diri kita sendiri. Hal ini menunjukan bahwa bagian
dari cakupan agama adalah perilaku manusia dalam semua tahap dan aspeknya.
Salah satu aspek tersebut adalah ekonomi yang pada umumnya didefinisikan
sebagai kajian tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan pemanfaatan
sumber-sumber produktif yang langka untuk memproduksi barang-barang dan
jasa-jasa serta mendistribusikannya untuk dikonsumsi. Kegiatan ekonomi
merupakan kegiatan dimana masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya sendiri
maupun orang lain. Yang dalam melakukan kegiatan tersebut tidak langsung
dilakukan, namun mempunyai ketentuan-ketentuan/aturang dalam melakukannya
agar tidak melampaui batas yang akan merugikan pihak lain. Karena dalam Al-
Qur’an Allah swt melarang perbuatan yang dapat merugikan orang lain dalam
ayatnya berfirman yaitu “Celakalah orang-orang yang berbuat curang, yang
meminta takaran penuh dari orang lain dan mengurangi takaran untukorang lain.
Apakah mereka tidak yakin bahwa mereka akan dibangkitkan (kembali dari
kuburnya kelak), dihari yang amat besar, disaat mana manusia menghadap
Tuhan penguasa alam semesta (untuk mempertanggungjawabkan perbuatan-
perbuatannya)”.
Islam lebih luas dari pada sekedar agama. Islam mengajarkan segala apa
yang ada dalam kehidupan manusia di dunia ataupun akhirat. Islam adalah agama
dan dunia, ibadah dan mua’malah, aqidah dan syari’ah, kebudayaan dan
peradaban, agama dan Negara. Syariat islam bukanlah semata-mata tertuju untuk
memelihara agama yang dalam hal ini dimaksudkan agama adalah aqidah, ibadah,
dan pokok-pokok keutamaan walaupun ia merupakan hal yang paling utama.

1
Lebih dari itu, didapatkan pada bagian ibadah Islam yang pokok, satu ibadah
khusus yang istimewa, yang pada kenyataannya merupakan bagian dari system
keuangan dalam pandangan islam. Dalam bagian dosa besar yang diharamkan
dengan pengharaman yang sangat kuat yang tergolong “tulang belikat” yaitu
“riba” dimana Rasulullah saw telah melaknati para pemakannya, pemberinya,
penulisnya dan kedua saksinya.
Dengan pesatnya perkembangan zaman dan teknologi informasi di masa
kini banyak bermunculan nila-nilai baru yang dibentuk dalam berbagai kasus pada
perekonomian akan tetapi sulit untuk menentukan mana yang benar dan salah.
Sehingga hal tersebut terkadang membuahkan kebaikan namun adakalanya
menyesatkan. Dalam tataran perekonomian dunia, telah terjadi pula kesenjangan
ekonomi yang dialami oleh Negara, kesenjangan antara masyarakat miskin
dengan masyarakat kaya yang semakin besar. Bangsa Indonesia saat ini berada
dalam krisis ekonomi yang ditandai dengan beban utang luar negeri yang besar,
sampai dengan akhir tahun 2001 utang luar negeri mencapai 138 milyar dollar AS
yang terdiri dari utang pemerintah 74,56 milyar dollar (53,9%) dan 63,44 milyar
dollar (46,1%) adalah utang swasta. System ekonomi kapitalis membuat bangsa
Indonesia terseret dalam putaran keuangan kapitalis yang dahsyat. Sudah cukup
lama umat Islam Indonesia, demikian juga dunia islam lainnya menginginkan
system perekonomian yang berbasis nilai dan prinsip syariah (Islamic economic
system) untuk dapat diterapkan dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan
transaksi umat. Sangat disayangkan dewasa ini banyak kalangan yang melihat
bahwa islam tidak berurusan dengan bank dan pasar uang. Dalam kenyataanya
adalah islam mengajarkan tentang semua aspek kehidupan manusia yang
termasuk dalam melakukan kegiatan ekonomi.

II. METHODE
Metode yang digunakan dalam penulisan karya ini adalah studi pustaka.
Metode studi pustaka merupakan sebuah methode dimana peneliti menggunakan
sejumlah literatur untuk kemudian di telaah pustaka selain itu juga menggunakan
internet sebagai salah satu sumber data.

2
. Dengan telah diberlakukannya UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan
syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industry perbankan
syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan
mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat. Dengan progress
perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata 65% pertahun dalam
lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industry perbankan syariah dalam
mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan. Dalam ASIA 2050
(Asian Development Bank), January 2011, diprediksi akan menjadi Negara
terbesar ke empat di dunia, sementara Pemerintah Indonesia sendiri memprediksi
pada tahun 2045 akan menjadi Negara terbesar ke tujuh. Terlepas dari peringkat
tersebut di atas, sebagainegara besar, seyogyanya mengambil langkah
kepemimpinan terutama dibidang ekonomi untuk mencapai kepentingan nasional.

III. PEMBAHASAN
Indonesia merupakan sebagai Negara berpenduduk Muslim terbesar di
dunia dan diperkirakan akan menjadi Negara terbesar ke empat dalam hal
kekuatan ekonomi di dunia pada tahun 2050 semestinya menampilkan corak
pembangunan ekonomi yang sesuai dengan nilai-nilai dan agama yang dianut oleh
mayoritas masyarakatnya. Indicator peluang tampilnya Indonesia sebagai kiblat
penerapansistem ekonomi islam khususnya keuangan dan perbankan islam dapat
dilihat dari data terbaru (2011) yang menempatkan Indonesia pada urutan keempat
berdasarkan kategori Islamic Finance Country Index dibawah Iran, Arab Saudi
dan Malysia yang telah dikenal selama ini sebagai pemain utama dalam
Industrikeuangan syariah global. Pengembangan system perbankan syariah di
Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau system perpankan
ganda dalamkerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan
alternatifjasa perbankan yang semakin lengkapkepada masyarakat Indonesia.
Secara bersama-sama, system perbankan syariah dan perbankan konvensional
secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk
meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sector-sektor perekonomian
nasional. Karakteristik system perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan

3
prinsip bagi hasil memberikan alternative system perbankan yang saling
menguntungkan bagi masyarakat dan bank,serta menonjolkan aspek keadilan
dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai
kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk
serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih
bervariatif, perbankan syariah menjadi alternative system perbankan yang
kredibel dan dapat dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa
terkecuali. Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya
penggunaan berbagai produk dan instrument keuangan syariah akan dapat
merekatkan hubungan antar sektor keuangan dengan sector riil. Dan juga akan
mendukung kegiatan keungan dan bisnis masyarakat, menstabilkan system
keuangan secara keseluruhan dalam jangka menengah-panjang Untuk
memberikan pedoman bagi stakeholders perbankan syariah dan meletakkan posisi
serta cara pandang Bank Indonesia dalam mengembangkan perbankan syariah di
Indonesia pada tahun 2002 telah menerbitkan “Cetak Biru Pengembangan
Perbankan Syariah Di Indonesia”. Dalam penyusunannya berbagai aspek telah
dipertimbangkan secara komprehensif, antara lain kondisi actual industry
perbankan syariah nasional selalu mengacu kepadarencana-rencana strategis
lainnya, seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Arsitektur Sistem
Keuangan Indonesia(ASKI), serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN), serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN). Dengan demikian upaya dalam pengembangan perbankan syariah
merupakan bagian dan kegiatan yang mendukung pencapaian rencana strategis
dalam skala yang lebih besar pada tingkat nasional.
“Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Di Indonesia” memuat
visi, misi dan sasaran pengembangan perbankan syariah serta sekumpulan inisiatif
dan strategiz dengan prioritas yang jelas untuk menjawab tantangan utama dan
mencapai sasaran dalam kurun waktu 10 tahun kedepan, yaitu pencapaian pangsa
pasar perbankan syariah yang signifikan melalui pendalaman peran perbankan
syariah dalam aktifitas keuangan nasional, regional, dan internasional. Saat ini

4
sudah terdapat 22 perbankan syariah yang beroperasi di Inggris, 6yang full syariah
dan sisanya masih Islamic window. Negara itu juga sudah menerbitkan sukuk.
Sedangkan diAS sendiri sudah terdapat 9 bank syariah, Australia memiliki 4 bank
syariah diikuti Prancis terdapat 3 bank syariah dan Jerman dan Rusia masing-
masing 1 bank syariah (IFSL research 2010).
Bank Indonesia telah merumuskan Grand Strategi Pengembangan Pasar
Perbankan Syariah, sebagai strategi komprehensif pengembangan pasar yg
meliputi aspek-aspek strategis, yaitu: Penetapan visi 2010 sebagai industri
perbankan syariah terkemuka di ASEAN, pembentukan citra baru perbankan
syariah nasional yang bersifat inklusif dan universal, pemetaan pasar secara lebih
akurat, pengembangan produk yang lebih beragam, peningkatan layanan, serta
strategi komunikasi baru yang memposisikan perbankan syariah lebih dari sekedar
bank. Berbagai program kongkrit yang telah dan akan dilakukansebagai tahap
implementasi dari grand strategy pengembangan pasar keuangan perbankan
syariah, antara lain sebagai berikut
1. Menerapkan baru pengembangan perbankan syariah pada fase I tahun 2008
membangun pemahaman perbankan syariah sebagai Beyond Banking, dengan
pencapaian target asset sebesar Rp. 50 triliun dan pertumbuhan industry
sebesar 40%, fase II tahun 2009 menjadikan perbankan syariah Indonesa
sebagai perbankan syariah paling atraktif di ASEAN, dengan pencapaian
target asset sebesar Rp. 87 triliun dan pertumbuhan Industri sebesar 75%.
Fase III tahun 2010 menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai
perbankan syariah terkemuka di ASEAN, dengan pencapaian target asset
sebesar Rp. 124 triliun dan pertumbuhan industry sebesar 81%
2. Program pencitraan baru perbankan syariah yang meliputi aspek positioning,
differentiation, dan branding. Poritioning baru banj syariah sebagai perbankan
yang saling menguntungkan keduabelah pihak, aspek diferensiasi dengan
keunggulan kompetitif dengan produk dan skema yang beragam, transparans,
kompeten dalamkeuangan dan beretika, teknologi informasi yang selalu up-
date dan user friendly, serta adanya ahli investasi keuangan syariah yang

5
memadai. Sedangkan pada aspek branding adalah “bank syariah lebih dari
sekedar bank atau beyond banking”
3. Program pemetaan baru secara lebih akurat terhadap potensi pasar perbankan
syariah yang secara umum mengarahkan pelayanan jasa bank syariah sebagai
layanan universal atau bank bagi semua lapisan masyarakat dan semua
segmen sesuai dengan strategi masing-masing bank syariah.
4. Program bpengembangan produk yang diarahkan kepada variasi produk yang
beragam didukung oleh keunikan value yang ditawarkan (saling
menguntungkan) dan dukungan jaringan kantor yang luas dan penggunaan
standar nama produk yang mudah dipahami.
5. Program peningkatan kualitas layanan yang didukung oleh SDM yang
kompeten dan penyediaan teknologi informasi yang mampu memenuhi
kebutuhan dan kepuasan nasabah serta mampu mengkomunikasikan produk
dan jasa bank syariah kepada nasabah secara benar dan jelas, dengan tetap
memenuhi prinsip syariah.
6. Program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara lebih luas dan efisien
melalui berbagai sarana komunikasi langsung, maupun tidak langsung (media
cetak, elektronik, online/website), yang bertujuan untuk memberikan
pemahaman tentang kemanfaatan produk serta jasa perbankan syariah yang
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

System perbankan syariah yang ingin diwujudkan oleh Bank Indonesia


adalah perbankan syariah yang modern yang bersifat universal,terbuka bagi
seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Sebuah system perbankan yang
menghadirkan bentuk-bentuk aplikatif dari konsep ekonomi syariah yang
dirumuskan secara bijaksanadalam konteks kekinian permasalahan yang sedang
dihadapi oleh bangsa Indonesia, dan dengan tetap memperhatikan kondisi sosio-
kultural di dalam mana bangsa ini menuliskan perjalanan sejarahnya. Hanya
dengan cara demikian, maka upaya pengembangan system perbankan syariah
akan senantiasa dilihat dan diterima oleh egenap masyarakat Indonesia sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan negeri. Dalam jangka pendek,

6
perbankan syariah nasional lebih diarahkan pada pelayanan pasar domestic yang
potensinya masih sangat besar. Dengan kata lain, perbankan syariah nasional
harus sanggup untuk menjadi pemain domestic akan tetapi memiliki kualitas
layanan dan kinerja yang bertaraf Internasional.

IV. PENUTUP
Perbankan Syariah adalah lembaga keuangan/bank yang dalam sistemnya
menggunakan aturan dan hokum-hukum syariat yang terdapat dalam agama islam.
Memang sebenarnya sama dalam konteks umumnya dengan lembaga
keuangan/bank konvensional. Namun perbankan syariah memiliki kelebihan
tersendiri yang dalam pengelolaan keuangannya tidak sama seperti bank
konvensional. Dari segi otology tujuan pendirian bank-bank Islam di Indonesia
maupun diseluruh dunia adalah mengikuti perintah Tuhan dan menjauhi larangan-
Nya. Khususnya memungut riba dalam pinjam meminjam. Dan dari segi
aksiologi, bank syariah, yang semula disebut bank islam, didirikan untuk
menerapkan hokum islam, sedangkan bank konvensional untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Secara epistemologi, pengelolaan bank konvensional
berpedoman pada manajemen perbankan. Akan tetapi, dalam bank syariah,
manajemen perbankan harus mengikuti hukum-hukum syariah. Itu sebabnya bank
syariah memiliki lembaga pengawasan, disebut Dewan Syariah, dibentuk oleh
otoritas keagamaan, Majelis Ulama Indonesia atau di Malaysia, Dewan Ugama.
Ada yang mengatakan bank syariah akan sulit berkembang, tetapi kenyataan
menunjukkan sebaliknya.
Dengan melalui grand strategi pengembangan pasar perbankan syariah
yang dibuat oleh Bank Indonesia dan juga meliputi rencana-rencana strategis
lainnya, seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Arsitektur Sistem
Keuangan Indonesia (ASKI), serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN). Dengan demikian upaya pengembangan perbankan syariah merupakan
bagian dan kegiatan yang mendukung pencapaian rencana strategis dalam skala
yang lebih besar pada tingkat nasional. Yang insyaallah dengan melalui system

7
ekonomi islam , yang keseluruhan bersumber dari ajaran agama islam (Al-Qur’an
dan Al hadits) mampu membangun perekonomian di Indonesia dan yang
terpenting adalah menyejahterakan kehidupan warga didalamnya.

DAFTAR PUSTAKA
Kahf Monzer, Ph.D., 1995, Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadap Fungsi
Sistem Ekonomi Islam), Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Dr. Qardhawi Yusuf, Yusuf, Peran Nilai Moral dalam Perekonomian Islam,
Robbani Press, Jakarta
https://www.studymode.com/join.php?redirectUrl=%2Fessays%2FEkonomi-
Islam-Sebagai-Model-Alternatif-Pembangunan-377572.html&from=essay

http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Perbankan+Syariah/

pasca.unesa.ac.id/detail/berita-pasca/bangkitkan-ekonomi-syariah

Anda mungkin juga menyukai