Anda di halaman 1dari 52

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, STRUKTUR

MODAL, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Kasus Pada Perusahaan Subsektor Konstruksi Bangunan Yang Terdaftar


di BEI Periode 2016-2020)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Mercu Buana Jakarta

Nama : Septian Dwi Noorcahyo

Nim : 43217010024

Program Studi S1 Akuntansi


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Meningkatnya situasi persaingan yang dihadapi oleh perusahaan saat ini

semakin menuntut seorang manajer untuk mampu mengelola keuangan

perusahaan dengan baik. Maksimalisasi nilai perusahaan dalam meningkatkan

kemakmuran pemegang saham serta meningkatkan kinerja merupakan tujuan dan

kewajiban dari perusahaan (Andini, 2014). Menurut (Lukiman & Hapsari, 2018)

Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan,

karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan

kemakmuran pemegang saham. Nilai pemegang saham akan naik apabila nilai

perusahaan meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang

tinggi kepada pemegang saham.

Semakin berkembangnya dunia usaha, semakin banyak pula perusahaan yang

bermunculan sehingga menimbulkan persaingan yang ketat. Akibat persaingan

yang ada membuat perusahaan semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya

dapat tetap tercapai. Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan

jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari

1
harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat

diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa

untuk perusahaan yang sudah go public.

Nilai perusahaan dapat diukur melalui beberapa aspek salah satunya adalah

harga saham karena dapat mencerminkan penilaian investor secara keseluruhan

atas setiap ekuitas yang dimiliki perusahaan. Tinggi rendahnya harga saham yang

terbentuk mempengaruhi nilai dari perusahaan, semakin tinggi harga saham

sebuah perusahaan maka akan semakin tinggi pula nilai suatu perusahaan,

semakin rendah harga saham suatu perusahaan maka akan semakin rendah juga

nilai perusahaan tersebut. Sehingga perusahaan dengan nilai yang tinggi banyak

diminati oleh para investor karena dianggap mampu memakmurkan para pemilik

atau pemegang saham melalui pengembalian investasi yang tinggi (Chusnitah dan

Retnani, 2018).

Naik turunnya harga saham di pasar modal menjadi sebuah fenomena yang

menarik untuk dibicarakan saat ini. Salah satu fenomena penurunan harga saham

di perusahaan dan fenomena lainnya adalah dimana adanya analisis gap diantara

penelitian dahulu dengan penelitian saat ini.


Laporan PBV Sub Sektor Konstruksi
7.24

4.97

3.66
2.89
2.33 2.06 2.18
1.43 1.31 1.14
0.72 0.78 0.79 0.78 0.68

2016 2017 NRCA WSKT


2018 PTPP 2019 2020

Bisa kita lihat dari grafik diatas dalam proyeksi PBV sub sektor konstruksi

bangunan 5 tahun terakhir bahwa PT. Nusa Raya Cipta dengan kode saham

NRCA dari 2016 sampai dengan 2020 mengalami penurunan, tetapi pada tahun

2017 hingga 2018 mengalami peningkatan terhadap PBV nya, pada tahun 2018.

Lalu selanjutnya untuk perusahaan dengan kode WSKT atau PT. Waskita Karya

dari tahun 2016 hingga tahun 2020 mengalami penurunan yang sangat signifikan

terhadap PBV nya. Kemudian yang terakhir adalah perusahaan PT. Pembangunan

Perumahan dengan kode saham PTPP mengalami penurunan yang sangat

signifikan terhadap PBV nya. Dari gambar grafik diatas tampak bahwa

perusahaan sub sektor konstruksi bangunan mengalami penurunan dan kenaikan

yang cukup signifikan atau dengan kata lain terdapat fenomena gap, sehingga

kinerja perusahaan tersebut sedang kurang baik berarti semakin rendah tingkat

kesejahteraan pemegang saham dan semakin kecil kemakmuran yang akan

diterima oleh pemilik perusahaan. Price to Book Value ini di dapat dari data

perusahaan harga saham dibagi dengan nilai buku per lembar saham.

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan

perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya (Sujoko dan Soebiantoro,
2007). Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan

meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini

namun juga pada prospek perusahaan di masa mendatang. Harga saham yang

digunakan umumnya mengacu pada harga penutupan (clossing price), dan

merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar. Untuk

mengukur Nilai Perusahaan salah satunya dengan menggunakan rumus Price to

Book Value (PBV) adalah rasio yang menunjukan apakah harga saham yang

diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut (Fakhruddin dan

Hadianto, 2001) . Menurut Rudangga & Sudiarta (2016) Persepsi investor pada

tingkat keberhasilan perusahaan dicerminkan melalui nilai perusahaan.

Peningkatan nilai perusahaan karena tingginya harga saham akan membuat pasar

percaya pada kinerja perusahaan dan prospeknya di masa yang akan datang.

Meningkatkan laba perusahaan dan memaksimumkan nilai perusahaan merupakan

tujuan perusahaan yang saling berkaitan untuk meningkatkan kesejahteraan para

pemegang saham, sehingga tujuan tersebut akan menjadi kriteria penting untuk

menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Bagi investor, nilai perusahaan

berkaitan dengan return yang akan didapat, perusahaan dinilai mampu

memberikan pengembalian lebih besar berupa dividen atau capital gain atas

investasi yang telah ditanamkan. Bagi pihak kreditur, nilai perusahaan berkaitan

dengan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam mengembalikan dana yang

diberikan oleh pihak kreditur.

Faktor-faktor internal perusahaan yang dapat memengaruhi nilai perusahaan

antara lain profitabilitas, kepemilikan manajerial, struktur modal, dan ukuran


perusahaan. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan oleh perusahaan karena hal ini

merupakan bagian yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan.

Berdasarkan data diatas terdapat banyak faktor yang mempengaruhi nilai

perusahaan salah satunya adalah kepemilikan manajerial. Menurut Suastini,

Purbawangsan, dan Rahyuda (2016), Kepemilikan Manajerial adalah pihak

manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan yaitu manajer,

direktur atau komisaris dan juga diberi kesempatan untuk dapat memiliki saham

perusahaan (pemegang saham). Salah satu cara untuk meminimalisir adanya

konflik keagenan dalam perusahaan adalah dengan mensejajarkan kepentingan

manajemen dengan pemegang saham perusahaan tersebut, yaitu dengan cara

kepemilikan manajerial (insider ownership).

Dalam penelitian Anita & Yulianto (2016) menyatakan bahwa kepemilikan

manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun hasil ini tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumanti & Mangantar (2015) yang

menyatakan bahwa kepemilikan manajerial (MO) tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan (PBV).

Struktur modal (capital structure) adalah perpaduan sumber dana jangka

panjang long-term sources of funds yang digunakan perusahaan. Untuk mencapai

tujuan perusahaan dalam memaksimilisasi kekayaan pemehang saham, manajer

keuangan harus dapat menilai struktur modal dan memahami hubunganya dengan

risiko, hasil atau pengembalian nilai. Target dari struktur modal adalah

menciptakan suatu komposisi dari hutang dan modal usaha yang paling tepat dan

paling menguntungkan dari segi hutang dan modal usaha yang paling tepat dan
paling menguntungkan dari segi keuangan (Ta’dir Eko Prasetia, Parengkuan

Tommy, Ivone S. Saerang, 2014). Dalam penelitian mengenai pengaruh struktur

modal terhadap nilai perusahaan, Sinta Lestari (2018) menunujukan bahwa

struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hasil

penelitian Chasanah dan Adhi (2018) menunjukkan bahwa struktur modal (DER)

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, penelitian yang

dilakukan oleh Mandalika (2016) menunjukkan hasil yang berbeda yaitu secara

simultan dan parsial struktur modal tidak memiliki hubungan yang signifikan

dengan nilai perusahaan.

Selain struktur modal, Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk

menghasilkan laba selamat periode tertentu. Rasio profitabilitas adalah

kemampuan perusahaan memperoleh dalam hubunganya dengan penjualan, total

aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2010:122). Rasio ini dapat diperhitungkan

oleh calon investor untuk melihat bagaimana kemampuan suatu perusahaan untuk

memperoleh laba. Rasio profitabilitas dapat diukur salah satunya dengan return on

equity (ROE). Return on equity (ROE) adalah rasio yang menunjukan seberapa

besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk

pengembalian ekuitas terhadap pemegang saham (Dewi dan Wirayaja, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Wirajaya

(2013) menghasilkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Semakin besar profitabilitas yang diperoleh, semakin besar pula

kemampuan suatu perusahaan untuk membayarkan dividendnya, dan hal tersebut

berdampak kenaikan pada nilai perusahaan, sehingga para investor tertarik untuk
menanamkan sahamnya. Sedangkan penelitian Thaib dan Dewantoro (2017)

menghasilkan dimana profitabilitas berpengaruh negative dan tidak signifikan

terhadap nilai perusahaan. Hal ini terjadi karena dengan profitabilitas yang rendah

perusahaan akan mengurangi penggunaan hutang dalam modal yang akhirnya

akan dapat menurunkan nilai perusahaan.

Ukuran perusahaan adalah suatu skala pengukuran besar atau kecil suatu

perusahaan berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan (Nainggolan et al.,

2019). Ukuran perusahaan yang besar dapat mencerminkan bahwa perusahaan

mempunyai komitemen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerjanya sehingga

pasar akan mau membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya karena

percaya akan memperoleh pengembalian yang menguntungkan dari perusahaan

tersebut. (Fakhrana Oktaviarni, Yetty Murni, Bambang Suprayitno 2018)

Penelitian- penelitian yang berhubungan dengan ukuran perusahaan diantaranya

adalah penelitian yang dilakukan oleh Wardhany et al. (2019) membuktikan

bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada nilai perusahaan, sedangkan

menurut Astuti & Yadnya (2019) membuktikan bahwa ukuran perusahan

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Dari beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan dengan Kepemilikan

Manajerial, Struktur Modal, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan yang

mempengaruhi nilai perusahaan terdapat hasil yang berbeda dan beragam.

Berdasarkan hasil penelitian yang beragam maka akan dilakukan pengujian

kembali dengan judul “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal,

Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi


Kasus Pada Perusahaan Subsektor Konstruksi Bangunan Yang Terdaftar di

BEI Periode 2016-2020)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Apakah Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?

2. Apakah Struktur Modal berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?

3. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?

4. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?

C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya maka

tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisa pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai

Perusahaan.

b. Untuk menganalisa pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan.

c. Untuk menganalisa pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan.

d. Untuk menganalisa pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai

Perusahaan.

2. Kontribusi Penelitian

Peneliti berharap hasil penelitian memiliki kontribusi kepada berbagai pihak,

yaitu :
1. Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

investor dalam berinvestasi dengan melihat Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan dan Struktur Modal sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan investasi pada perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam mengaplikasikan

variabel-variabel penelitian ini untuk membantu meningkatkan nilai

perusahaan serta sebagai bahan pertimbangan emiten untuk

mengevaluasi, memperbaiki dan meningkatkan kinerja manajemen

di masa yang akan datang.

3. Akademisi

Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam

melakukan penelitian yang berkaitan dengan kepemilikan Manajerial,

Struktur Modal, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan pada Perusahaan

subsektor Konstruksi dan Bangunan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

B. Kajian Pustaka

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Agency theory pertama kali diungkapkan oleh Michael C. Jensen dan

William H. Meckling pada tahun 1976, teori ini mendeskripsikan hubungan antara

pemegang saham sebagai principal dan manajemen sebagai agen. Manejemen

merupakan orang-orang yang dipilih oleh pemegang saham sehingga menjadi

pihak yang dikontrak untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Jika

kedua belah pihak (agen dan principal) mempunyai tujuan yang sama untuk

memaksimalkan nilai perusahaan maka dapat dipastikan agen akan bertindak

sesuai dengan keinginan principal.

Dalam hal ini teori agensi akhirnya banyak menghubungkan permasalahan

konflik kepentingan yang mungkin muncul dari hubungan kontraktual dari kedua

belah pihak dimana pada hakekatnya keduanya memiliki akusisi informasi yang

berbeda. Sering kali prinsipal harus memberikan pengawasan ekstra agar agen

dapat melakukan fungsinya dengan baik dan menjadikan kepentingan prinsipal

sebagai pertimbangan utamanya dalam melakukan tindakan. Menurut Jensen dan

Meckling ada 3 jenis agency cost, yaitu monitoring cost, bonding cost, dan
residual cost. Monitoring cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh prinsipal untuk

mengawasi tindakan yang diambil para agen, contohnya biaya audit. Pada

monitoring cost prinsipal sebisa mungkin akan menghindari untuk secara penuh

menanggung beban agensi dengan menyesuaikan upah atau gaji yang prinsipal

berikan kepada agen sehingga agenlah yang akan menanggung biaya dengan

penyesuaian upah atau gaji mereka, hal ini disebut protection price, karena itu

pihak agen akan sebisa membuat sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa

mereka bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal, biaya yang timbul untuk

menerapkan mekanisme ini disebut dengan keinginan prinsipal, biaya yang timbul

untuk menerapkan mekanisme ini yang disebut bonding cost. Namun, walaupun

ada monitoring cost dan bonding cost masih akan tetap ditemukan pihak agen

yang bertindak tidak sesuai dengan keinginan pihak prinsipal sehingga membuat

nilai dari hasil atau output yang dihasilkan pihak agen menjadi berkurang daripada

saat pihak agen mengikuti keinginan prinsipal, kerugian yang dialami itulah yang

disebut dengan residual loss (Godfrey, Hodgson, Tarca, Hamilton, dan Holmes,

2010). Dari kerugian tersebut dapat diindikasikan bahwa nilai perusahaan tersebut

akan turun juga dan otomatis para pemegang saham tidak akan mengalami

kemakmuran sebagaimana mestinya tujuan dari nilai perusahaan.

2. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan

perusahaan dalam mengelola sumber daya yang tercermin pada harga saham

perusahaan. Harga saham merupakan cerminan nilai suatu perusahaan. Semakin

tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan, sebaliknya semakin rendah
harga saham maka semakin rendah nilai perusahaan. Tujuan utama perusahaan

adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan (value of the firm). Kekayaan

pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham

yang merupakan cerminan dari keputusan


Price Per Share
PBV =
investasi, Book Value Per Share
pendanaan (financing), dan

manajemen aset (Minanari, 2018).

Nilai perusahaan dapat tercermin melalui harga saham. Semakin tinggi

harga saham berarti semakin tinggi tingkat pengembalian kepada investor. Nilai

perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan Price to Book Value (PBV)

(Fauzia dan Amanah, 2016). Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar

keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah

perusahaan yang terus tumbuh. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa

pasar semakin percaya akan prospek perusahaan tersebut.

Nilai perusahaan umumnya diindikasikan dengan Price to Book Value

(PBV). PBV yang cenderung tinggi akan membuat pasar semakin percaya

terhadap prospek perusahaan di masa yang akan datang. Meningkatnya nilai

perusahaan adalah sebuah prestasi yang selaras dengan keinginan para pemilik

sehingga kesejahteraan para pemilik juga meningkat (Hery, 2017). yang tinggi

dapat menjadikan tingkat kemkamuran para pemilik atau pemegang saham

semakin tinggi. Nilai Perusahaan diproksikan dengan Price Book Value Ratio

(PBV). Price Book Value Ratio Secara matematis PBV dapat dirumuskan sebagai

berikut (Fauzia dan Amanah, 2016) :

Equity
Book Value Per Share =
Dimana nilai buku per lembar saham (book value per share) menunjukkan

aktiva bersih (net asset) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki sat

u lembar saham. Adanya asumsi aktiva bersih sama dengan total ekuitas pemegan

g saham, maka nilai buku per lembar saham (book value per share) adalah total ek

uitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar, sehingga nilai buku per lembar sa

ham dapat dirumuskan sebagai berikut:

3. Kepemilikan Manajerial

(Subagyo, Masruroh, dan Bastian, 2018:46), kepemilikan manajerial

sebagai suatu instrumen atau alat yang digunakan untuk mengurangi konflik

keagenan antara beberapa klaim terhadap sebuah perusahaan.

Suastini dkk (2016) menyatakan bahwa Kepemilikan manajerial

(managerial ownership) adalah pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam

pengambilan keputusan perusahaan (manajer, direktur atau komisaris) dan juga

diberikan kesempatan untuk ikut memiliki saham perusahaan (pemegang saham).

Jumlahsahamyangdimilikimanajerial
KM = X 100 %
Jumlahsahamyangberedar

Sumber : Hidayah (2015)

4. Struktur Modal

Menurut Fahmi (2014:177) struktur modal merupakan gambaran dari

bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang
bersumber dari hutang jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri

(shareholders equity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan.

Adapaun bentuk rasio yang digunakan dalam struktur modal yaitu debt to equity

ratio, number of times interest is earned, dan book value pershare.

Penelitian ini menggunakan debt to equity ratio (DER) dalam pengukuran

struktur modal. DER merupakan rasio yang mengukur perbandingan antara total

utang dengan total ekuitas. Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kondisi

perusahaan.
Total Liabilities
DER =
Rumus perhitungan struktur modal adalah sebagai berikut:
Total Shareholder’s Equity

Sumber : Fahmi (2014:75)

5. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran

tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba

yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi (Kasmir 2012: 196).

Rasio ini dapat diperhitungkan oleh calon investor untuk melihat bagaimana

kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba.

Menurut Verawaty (2018) profitabilitas perusahaan merupakan salah

satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang

akan didapat dari aktivitasi investasi. Jika kondisi suatu perusahaan

dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan dimasa yang akan


mendatang, maka banyak para investor yang akan menanamkan dananya

untuk membeli saham di suatu perusahaan tersebut.

Profitabilitas adalah salah satu pengukuran bagi kinerja suatu

perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan akan menunjukan kemampuan

suatu perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan selama periode

tertentu. Rasio profitabilitas merupakan rasio utama dalam seluruh laporan

keuangan suatu perusahaan, karena tujuan utama perusahaan adalah

keuntungan.

Penggunaan rasio profitabilitas bisa dilakukan dengan menggunakan

perbandingan antara berbagai komponen-komponen yang terdapat di laporan

keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laba rugi. Pengukuran rasio

ini tujuanya adalah melihat perkembangan perusahaan dalam periode waktu

tertentu, baik penurunan ataupun kenaikan, sekaligus mencari permasalahan

perubahan tersebut.

Rasio profitabilitas memiliki tujuan dan manfaat tidak hanya bagi pihak

internal, tetapi juga bagi pihak eksternal atau diluar perusahaan, terutama

pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan suatu perusahaan.

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas menurut Kasmir (2012:197)

sebagai berikut:

1. Untuk mengukur atau menghitung laba perusahaan yang

diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan

tahun sekarang.
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri

5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri

6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri

Manfaat profitabilitas Kasmir (2012: 198):

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan

dalam satu periode.

2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan

tahun sekarang.

3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri.

5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Dalam penelitian ini profitabilitas penulis menggunakan rasio Return on

Equity (ROE).

Menurut Kasmir (2012: 204) Return on Equity (ROE) merupakan rasio

untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini
menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini,

semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, begitu pula

sebaliknya.

Rumus untuk menghitung Return on Equity (ROE) dapat digunakan

sebagai berikut:
LabaBersih
ROE=
Ekuitas

6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan cerminan total dari asset yang dimiliki

suatu perusahaan. Perusahaan sendiri dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu

perusahaan berskala kecil dan perusahaan berskala besar (Rudangga dan

Sudiarta, 2016). Ukuran perusahaan dinilai mampu mempengaruhi nilai

perusahaan, karena semakin besar ukuran perusahaan maka semakin mudah

suatu perusahaan mendapatkan sumber pendanaan yang baik dari para

investor. Besar kecilnya suatu ukuran perusahaan bisa tercermin dari totak

aktiva dan penjualan perusahaan.

Ukuran perusahaan dapat dikatakan sebagai suatu cerminan total asset

atau kekayaan yang dimili oleh suatu perusahaan (Kusuma dan Priantinah,

2018). Ukuran perusahaan menentukan kekuatan untuk tawar-menawar dalam

kontrak keuangan dengan para investor. Perusahaan besar biasanya bisa

memilih pendanaan dari investor dalam berbagai bentuk hutang dan tentunya

yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh


perusahaan kecil. Pada penelitian ini menggunakan besarnya asset yang

dimiliki suatu perusahaan.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi ukuran perusahaan ada tiga,

yaitu:

a) Besarnya total aktiva

b) Besarnya hasil penjualan

c) Besarnya kapitalisasi pasar

Selain faktor utama diatas, ukuran perusahaan dapat ditentukan oleh faktor

tenaga kerja, nilai pasar saham, log size. Pengukuran ukuran perusahaan pada

penelitian ini menggunakan Logaritma Natural (Ln) dari total aktiva suatu

perusahaan. Hal ini dikarenakan besarnya total aktiva masing-masing suatu

perusahaan berbeda-beda, bahkan mempunyai selisih yang besar. Sehingga

bisa menyebabkan nilai yang ekstrim. Rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut (Suffah & Riduwan, 2016:9) dalam (Rudangga dan Sudiarta, 2016) :

Ukuran Perusahaan = Log Natural (Ln) of Total Asset

7. Penelitian Terdahulu

Tabel 2. 1: Ringkasan Penelitian Terdahulu

Variabel
No Peneliti Judul Hasil Penelitian
Penelitian
1 Rudangga & Pengaruh Y: Nilai -kebijakan dividen
Sudiarta (2016) Kebijakan Perusahaan. berpengaruh positif
Dividen, X1: terhadap nilai
Likuiditas, Kebijakan perusahaan diterima.
Profitabilitas deviden. -likuiditas
dan Ukuran X2: berpengaruh positif
Perusahaan Likuiditas terhadap nilai
Terhadap Nilai X3: perusahaan.
Perusahaan. Profitabilitas -profitabilitas
X4: Ukuran berpengaruh positif
perusahaan. terhadap nilai
perusahaan.
-ukuran perusahaan
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan diterima.
2 Suastini, Pengaruh Y: Nilai -ukuran perusahaan
Purbawangsan, dan ukuran Perusahaan memiliki pengaruh
Rahyuda (2016) perusahaan, X1: Ukuran yang positif dan
leverage, dan Perusahaan signifikan terhadap
profitabilitas X2: Leverage nilai perusahaan.
terhadap nilai X3: -secara parsial
perusahaan Profitabilitas leverage tidak
pada sektor berpengaruh
properti dan signifikan terhadap
real estate. nilai perusahaan.
-secara parsial
profitabilitas
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
3 Anita & Yulianto Pengaruh Y: Nilai - variabel Keputusan
(2016) Keputusan Perusahaan Investasi yang
Investasi X1: diukur dengan Total
Terhadap Nilai Keputusan Asset Growth tidak
Perusahaan Investasi berpengaruh
Jasa Perbankan terhadap Nilai
yang Terdaftar Perusahaan.
di Bursa Efek - variabel Keputusan
Indonesia Investasi diukur
dengan Market
Value to Book Value
of Assets Ratio
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan.
- variabel Keputusan
Investasi yang
diukur dengan
Earning to Price
Ratio terbukti secara
statistik berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap variabel
Nilai Perusahaan.
- variabel Keputusan
Investasi yang
diukur dengan
Capital Expenditure
to Book Value
Assets terbukti
secara statistik
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan.
- variabel Keputusan
Investasi yang
diukur dengan
Current Assets to
Total Assets Ratio
tidak terbukti secara
statistik berpengaruh
dan signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan.
- indikator
Keputusan Investasi
secara bersama-sama
berpengaruh tehadap
Nilai Perusahaan.
4 Sumanti & Pengaruh Y: Nilai -return on equity
Mangantar (2015) Profitabilitas, Perusahaan (ROE) berpengaruh
Sruktur Modal, X2: positif dan signifikan
Dan Likuiditas Profitabilitas terhadap PBV
Terhadap Nilai X3: Struktur -DER berhubungan
Perusahaan. Modal negatif dan tidak
X4: signifikan terhadap
Likuiditas PBV
-LDR berhubungan
positif dan tidak
signifikan terhadap
PBV
-return on equity
(ROE) berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap PBV s

5 Sinta Lestari Peranan Y: Nilai - rasio leverage dan


(2018) Corporate Perusahaan ukuran perusahaan
Social X1: berpengaruh positif
Responsibility Profitabilitas dan signifikan
dalam X2: terhadap nilai
Memoderasi Leverage perusahaan
Pengaruh X3: Ukuran - rasio profitabilitas
Profitabilitas, Perusahaan berpengaruh negatif
Leverage dan dan tidak signifikan
Ukuran terhadap nilai
Perusahaan perusahaan,
Terhadap Nilai
Perusahaan.
6 Mandalika (2016) Pengaruh Y: Nilai Profitabilitas (ROE),
Profitabilitas, Perusahaan Leverage (DER),
Leverage, Dan X1: dan Ukuran
Ukuran Profitabilitas Perusahaan
Perusahaan X2: Leverage (Ln.Aset)
Terhadap Nilai X3: Ukuran berpengaruh
Perusahaan Perusahaan signifikan secara
(Studi Pada simultan terhadap
Perusahaan nilai perusahaan
Manufaktur (PBV).
Sub Sektor
Barang Dan
Konsumsi
Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Periode 2012-
2015).
7 Dewi dan Wirajaya Pengaruh Y: Nilai - Profitabilitas tidak
(2013) Profitabilitas, Perusahaan berpengaruh
Keputusan X1: signifikan terhadap
Investasi Dan Profitabilitas nilai perusahaan.
Kebijakan X2: - Keputusan
Hutang Keputusan investasi tidak
Terhadap Nilai Investasi berpengaruh
Perusahaan X3: signifikan terhadap
Pada Kebijakan nilai perusahaan.
Perusahaan Hutang - Kebijakan hutang
Sub Sektor berpengaruh
Kimia Yang signifikan terhadap
Terdaftar Di nilai perusahaan.
Bursa Efek
Indonesia.
8 Suryandani, Atika. Pengaruh Y: Niai - Pertumbuhan
(2018) Pertumbuhan perusahaan perusahaan
Perusahaan, X1: berpengaruh positif
Ukuran Pertumbuhan signifikan terhadap
Perusahaan, Perusahaan nilai perusahaan.
dan Keputusan X2: Ukuran - Ukuran perusahaan
Investasi Perusahaan berpengaruh negatif
Terhadap Nilai X3: tidak signifikan
Perusahaan Keputusan terhadap nilai
Pada Investasi perusahaan
Perusahaan - variabel keputusan
Sektor investasi
Property Dan berpengaruh positif
Real Estate namun tidak
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
9 Aprilia Anita dan Pengaruh X1 : Bahwa Kepemilikan
Kepemilikan
Arief Yulianto Kepemilikan manajerial
Manajerial
(2016) Manajerial dan X2 : berpengaruh
Kebijakan
Kebijakan terhadap nilai
Dividen
Dividen Y : Nilai perusahaan. Dan
terhadap Nilai Perusahaan Kebijakan dividen
Perusahaan tidak berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
10 Nainggolan et al. Analisis Y: Nilai - profitabilitas
(2019) Pengaruh Perusahaan memiliki pengaruh
Profitabilitas, X1: positif terhadap nilai
Ukuran Profitabilitas perusahaan.
Perusahaan, X2: Ukuran - ukuran perusahaan
Keputusan Perusahaan memiliki pengaruh
Investasi, dan X3: positif terhadap nilai
Kebijakan Keuputusan perusahaan.
Utang Investasi - keputusan investasi
Terhadap Nilai X4: berpengaruh positif
Perusahaan. Kebijakan terhadap nilai
Hutang perusahaan.
- kebijakan utang
memiliki pengaruh
positif terhadap nilai
perusahaan.

11 Wardhany et al. Pengaruh Y: Niai - adanya pengaruh


(2019) Keputusan Perusahaan keputusan investasi
Investasi, X1: terhadap nilai
Keputusan Keputusan perusahaan.
Pendanaan, Investasi -DER tidak
Dan Keputusan X2: berpengaruh
Deviden Keputusan terhadap BPV.
Terhadap Nilai Pendanaan -DPR tidak
Perusahaan. X3: berpengaruh
Keputusan terhadap BPV
Deviden
12 Siregar et al. Pengaruh Y: - profitabilitas
(2019) Profitabilitas, Profitabilitas memiliki pengaruh
Ukuran X2: Ukruran positif dan signifikan
Perusahaan, Perusahaan terhadap PBV.
Kebijakan X3: -ukuran perusahaan
Dividen Dan Kebijakan memiliki pengaruh
Struktur Modal Deviden yang signifikan
Terhadap Nilai X4: Struktur terhadap PBV
Perusahaan Modal -kebijakan dividen
Pada memiliki pengaruh
Perusahaan yang tidak signifikan
Manufaktur terhadapTobin’s Q.
Yang Terdaftar -struktur modal
Di Bursaefek memiliki pengaruh
Indonesia yang signifikan
Periode 2015- terhadap PBV
2017 dengan arah negatif.
13 Sari et al. (2020) Pengaruh Y: Nilai - Kinerja keuangan
Kinerja Perusahaan tidak berpengaruh
Keuangan, X1: Kinerja secara signifikan
Ukuran Keuangan terhadap nilai
Perusahaan X2: Ukuran perusahaan.
Dan Keputusan Perusahaan - Ukuran perusahaan
Investasi X3: berpengaruh
Terhadap Nilai Keputusan signifikan terhadap
Perusahaan Investasi nilai perusahaan.
Pada - Keputusan
Perusahaan investasi tidak
Food And berpengaruh
Beverage Yang terhadap perusahaan.
Terdaftar Di
Bei Periode
2016-2018.
14 Tanggo, Reza Pengaruh Y: Nilai 1. Profitabilitas
Refki, and Salma Profitabilitas, Perusahaan berpengaruh
Taqwa..(2020) Kualitas Laba X1: positifdan signifikan
Dan Keputusan Profitabilitas terhadap nilai
Investasi X2: Kualitas perusahaan.
Terhadap Nilai Laba 2. Kualitas laba tidak
Perusahaan X3: berpengaruh
Keputusan signifikan terhadap
Investasi nilai perusahaan.
3. Keputusan
Investasi tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan.

15 Setiyorini, Ayu Effect of Y: Company - Profitabitas dan


Karnulis, and Profitability, Value Keputusan Investasi
Chandra Kartika. Investment X1: secara simultan
(2018) Decision on Profitability berpengaruh
Company X2: signifikan terhadap
Value in Investment nilai Perusahaan
Manufacturing Decision - Profitabilitas secara
Company parsial tidak
Listed in berpengaruh
Indonesia signifikan terhadap
Stock Return Saham
Exchange. - EPS secara parsial
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
Keputusan Investasi
16 Pratiwi, Ririh Do Capital Y: Company - Struktur Modal
Dian.(2020) Structure, Value mempengaruhi Nilai
Profitaility, X1: Capital Perusahaan.
And Firm Size Structure - Profitabilitas
Affect Firm X2: mempengaruhi Nilai
Value? Profitability Perusahaan.
X3: Firm - Ukuran Perusahaan
Size tidak berpengaruh
terhadap Nilai
Perusahaan.

B. Rerangka Pemikiran dan Hipotesis


1. Rerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini menggunakan variabel yang terdiri dari satu variabel

dependen yaitu Nilai Perusahaan dan 4 variabel independen yaitu kepemilikan

manajerial, struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan.

Berdasarkan telaah pustaka dan penelitian terdahulu yang sudah diuraikan,

kerangka pemikiran untuk menggambarkan hubungan dari variabel

independen, dalam hal ini adalah kepemilikan manajerial, struktur modal,

profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen Nilai

Perusahaan Kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan pada

gambar berikut:

Gambar 2. 1 : Rerangka Konseptual

Kepemilikan Manajerial (X1)

Struktur Modal (X2)


Nilai Perusahaan (Y)
Profitabilitas (X3)

Ukuran Perusahaan (X4)


C. Hipotesis

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. H1 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

2. H2 : Struktur Modal berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

3. H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

4. H4 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu kegiatan penelitian ini dilakukan pada tahun 2021 sampai dengan

selsai, tempat dan lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta Selatan 12190.

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan sebuah tempat dan sarana yang

menyediakan informasi laporan keuangan perusahaan yang dibutuhkan oleh

peneliti, data laporan keuangan bisa di download melalui situs remsi Bursa

Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode penelitian kausal, yaitu penelitian yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent

variabel) terhadap variabel terikat (dependent variabel). Desain penelitian ini

digunakan untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, struktur modal,

profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.


C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen dan tiga

variabel independen.

a. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan.

1) Nilai Perusahaan (PBV)

Nilai perusahaan dapat dilihat dari perbandingan antara harga pasar

per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham. Nilai perusahaan

dalam penelitian ini diukur dengan Price Book Value (PBV). Brigham

dan Houston (2018) PBV mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan

kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan

yang terus tumbuh.

PBV dapat dihitung dengan:

Price Per Share


PBV =
Book Value Per Share
Dimana nilai buku per lembar saham (book value per share)

menunjukkan aktiva bersih (net asset) yang dimiliki oleh pemegang

saham dengan memiliki satu lembar saham. Adanya asumsi aktiva bersih

sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per lembar

saham (book value per share) adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah

saham yang beredar, sehingga nilai buku per lembar saham dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Equity
Book Value Per Share =
Outstanding Share

b. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ada 4, yakni sebagai berikut:

1) Kepemilikan Manajerial

(Subagyo, Masruroh, dan Bastian, 2018:46), kepemilikan

manajerial sebagai suatu instrumen atau alat yang digunakan untuk

mengurangi konflik keagenan antara beberapa klaim terhadap sebuah

perusahaan. Rumus perhitungan Kepemilikan Manajerial sebagai

berikut:
Jumlah saham yang dimiliki manajerial
KM = X 100 %
Jumlah saham yang beredar

2) Struktur Modal

Struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang

mencerminkan perimbangan antara total hutang dengan modal sendiri

baik dari sumber internal maupun eksternal. Struktur modal dalam

penelitian ini diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini

digunakan untuk mengukur perbandingan antara kewajiban jangka

panjang dengan nilai buku ekuitas.

Total Liabilities
DER =
Total Shareholder’s Equity

Rumus untuk mengukur rasio utang (DER) dapat digunakan

sebagai berikut (Fahmi, 2018):

3) Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Penelitian ini


menggunakan return on equity (ROE) dalam pengukuran rasio

profitabilitas.Menurut (Fahmi, 2014) Rasio Return Of Equity

(ROE) mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan

sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas

ekuitas. Rumus perhitungan profitabilitas adalah sebagai berikut:

Laba Bersih
ROE=
Ekuitas

4) Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan cerminan total dari asset yang

dimiliki suatu perusahaan. Perusahaan sendiri dikategorikan

menjadi dua jenis, yaitu perusahaan berskala kecil dan perusahaan

berskala besar (I. Rudangga & Sudiarta, 2016). Ukuran perusahaan

dapat dikatakan sebagai suatu cerminan total asset atau kekayaan

yang dimiliki oleh suatu perusahaan (Kusuma & Priantinah, 2018).

Menurut Prasetia et al. (2014) Ukuran perusahaan dapat diukur

dengan perhitungan dibawah ini:

¿ ln of Total Assets
2. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel

independen dan variabel dependen dengan menggunakan skala rasio sebagai

skala pengukurannya

Tabel 3.1
Pengukuran Variabel

No Variabel Indikator Skala

1 Nilai PricePerShare Rasio


PBV =
Perusahaan BookValuePerShare
(PBV) (Y)

2 Kepemilikan Jumlahsahamyangdimilikimanajerial Rasio


KM = X 100 %
Manajerial () Jumlahsahamyangberedar
(X1)

3 Struktur Modal TotalLiabilities Rasio


DER =
(DER) (X2) '
TotalShareholde r sEquity

4 Profitabilitas LabaBersih Rasio


ROE=
(ROE) (X3) Ekuitas

5 Ukuran Ukuran Perusahaan = Log Natural (Ln) of Rasio


Perusahaan
(X4) Total Asset

Sumber: Data telah diolah


D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan subsektor konstruksi

bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016 sampai

dengan tahun 2020 yang menerbitkan laporan keuangan tahunan (annually

report) yang telah diaudit dan dipublikasikan.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian data yang diambil dari populasi dengan

menggunakan cara-cara tertentu. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

secara purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:215).

Kriteria dalam pengambilan sampel tersebut adalah:

a) Perusahaan yang telah menerbitkan laporan tahunan (annual report) yang

lengkap di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2016-2020.

b) Perusahaan yang memiliki data-data lengkap untuk data variabel selama

periode penelitian.

Tabel 3.2
Rincian Perolehan Sampel Penelitian

Kriteria Sampel Jumlah


Sampel
Perusahaan manufaktur subsektor konstruksi bangunan yang 17
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020

Peneliti tidak menemukan data-data lengkap laporan keuangan (8)


untuk data variabel selama periode 2016-2020

Jumlah Perusahaan yang menjadi sampel penelitian 9

Jumlah data penelitian dan tahun pengamatan selama 5 tahun 45


periode 2016-2020

Sumber : yang telah diolah

Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh 9 perusahaan yang

memenuhi kriteria dalam penelitian ini, sehingga total diperoleh data yang

selanjutnya diteliti berjumlah 45 untuk periode penelitian yaitu 2016 sampai

dengan 2020.

Berikut nama-nama perusahaan yang telah memenuhi kriteria dan akan

menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh struktur modal,

pertumbuhan perusahaan, dan struktur aset terhadap nilai perusahaan yang akan

penulis analisa pada bab selanjutnya.

Tabel 3.3
Daftar Sampel

No Perusahaan Kode Perusahaan

1 PT. Adhi Karya Tbk ADHI


2 PT. Waskita Karya Tbk WSKT

3 PT. Pembangunan Perumahan Tbk PTPP

4 PT. Surya Semesta Internusa Tbk SSIA

5 PT. Wijaya Karya Tbk WIKA

6 PT. Nusa Raya Cipta Tbk NRCA

7 PT. Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk DGIK

8 PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama JKON

9 PT. Acset Indonusa Tbk ACST

Sumber: Bursa Efek Indonesia

E. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder antara lain disajikan dalam bentuk data-data, tabel-tabel, diagram-

diagram, atau mengenai topik penelitian. Data ini merupakan data yang
berhubungan secara langsung dengan penelitian yang dilaksanakan dan bersumber

dari Bursa Efek Indonesia yaitu laporan keuangan (annual report).

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka

dan metode dokumentasi. Metode studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan

data informasi dari artikel, jurnal, literatur, dan hasil penelitian terdahulu yang

digunakan untuk mempelajari dan memahami literatur yang memuat pembahasan

yang berkaitan dengan penelitian. Metode dokumentasi adalah proses

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yang diperoleh dari

laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2016 sampai

dengan 2020 yang dipublikasikan.

F. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data terdapat beberapa teknik statistik. Tujuan dari

analisis ini adalah untuk memperoleh informasi yang sesuai yang ada dalam data

yang bersangkutan dan menggunakan hasilnya untuk menyelesaikan suatu

masalah. Untuk memperoleh tujuan pada penelitian ini digunakan analisa regresi

linear berganda.

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal, Profitabilitas dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan akan diukur menggunakan analisis

regresi linear berganda. Sebelum melakukan analisa regresi linear, maka harus

diuji dulu dengan uji asumsi klasik untuk memastikan tidak terjadi masalah pada
normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Jika tidak ada

masalah maka model analisis yang layak untuk dipakai.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Ghozali (2018:19) menyatakan bawa statistik deskriptif adalah pengujian

yang memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-

rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, rage, kurtosus

dan skewness (kemencengan distribusi). Statistik deskriptif adalah pengolahan data

yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek

yang diteliti melalui data sampel atau populasi.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji ini dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang diolah adalah sah

(tidak terdapat penyimpangan) serta distribusi normal, maka data tersebut akan

di isi melalui uji asumsi klasik, yaitu:

a. Uji Normalitas

Ghozali (2018:161) menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Terdapat 2 cara pendekatan normalitas residual diantaranya

dengan analisi grafik dan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian

ini uji normalitas yang digunakan adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov.

Ghozali (2018:164) menyatakan bahwa variabel-variabel yang mempunyai


asymp. Sig (2 tailed) di bawah tingkat signifikan sebesar 0,05 maka diartikan

bahwa variabel-variabel tersebut memiliki distribusi tidak normal dan

sebaliknya.

b. Uji Multikolonieritas

Ghozali (2018:107) menyatakan bahwa uji multikolonieritas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi

antara variabel independen. Jika variabel saling berkorelasi, maka variabel-

varibel ini tidak orthogonal.

Variabel orthogonal adalah variabel-variabel independen yang nilai

korelasi antara sesama variabel independen sama dengan nol.

Multikolonieritas dapat juga dilihat dari:

1. Nilai tolerance dan lawannya

2. Value Inflation Factor (VIF)

Nilai cut off yang umum digunakan untuk melihat adanya

multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥

10.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan unutk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke


pengamatan lainnya, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Ghozali (2018:137) menyatakan bahwa model regresi yang

baik adalah yang heteroskedastisitas atau tidak terjadi homoskedastisitas. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskadestisitas dapat dilakukan dengan

menggunakan Uji Spearman yaitu, melihat dari nilai signifikansinya. Nilai cut

off yang digunakan pada pengujian heteroskadestisitas adalah > 0,05. Jadi

apabila nilai signifikansi di atas 0,05 maka model regresi tersebut terbebas dari

masalah heteroskadestisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat hubungan

(korelasi) antar nilai residual (error) (Ghozali, 2018:110). Data yang ideal

merupakan data yang tidak menyalahi asumsi autokorelasi, yaitu tidak terdapat

hubungan (korelasi) antar nilai residual (error) dalam data yang diteliti. Untuk

menguji asumsi autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin Watson

(DW test).

1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternative

Ho: Tidak terjadi autokorelasi

Ha: Terjadi autokorelasi

2) Pengambilan keputusan

a. Jika 0 < d < dl, maka tidak ada autokorelasi positif


b. Jika dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada autokorelasi positif

c. Jika 4 – dl < d < 4, maka tidak ada korelasi negatif

d. Jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, maka tidak ada korelasi negatif

e. Jika du < d < 4 – du, maka tidak ada autokorelasi, positif atau negatif

3. Uji Kelayakan Model

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pada intinya untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2018:97). Besaran nilai

koefisien determinasi (R2) yang berada antara nol dan satu dapat menentukan

kekuatan pengaruh variabel bebas terhadap variasi variabel terikat. Hasil nilai

adjusted R-square dari regresi bertujuan untuk mengetahui besarnya

manajemen laba yang dipengaruhi oleh variabel-variabel bebasnya.

Jika koefisien determinasi (R2) = 0 artinya antara variabel independen

dengan variabel dependen tidak ada hubungan, begitu juga sebaliknya untuk

koefisien determinasi (R2) = 1 maka terdapat hubungan yang sempurna antara

kedua variabel tersebut. Digunakan adjusted R square sebagai koefisien

determinasi apabila regresi variabel bebas lebih dari dua.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018:98). Pengujian


ini akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikasi 0,05 (5%).

Penolakan atau penerimaan hipotesis berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi kurang dari atau sama dengan 0,05 maka semua

variabel independen (DER, Growth, Struktur Aset) secara bersamaan

berpengaruh terhadap variabel dependen (Nilai Perusahaan (PBV)).

2) Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka semua variabel independen

(DER, Growth, Struktur Aset) secara bersamaan tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen (Nilai Perusahaan (PBV)).

a.

b.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji signifikansi t pada dasarnya menunjukan saberapa jauh pengaruh satu

variabel indepenen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2018 : 98).

Hipotesis nol (Ho) yang hendak diujikan adalah apakah suatu parameter (bi)

sama dengan nol, atau:

Ho : bi = 0
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter

suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:

Ha : bi ≠ 0

Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen. Cara untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut:

1. Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dengan

derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat

ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain

kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel

independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

2. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apakah nilai

statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita

menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel

independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali,

2018).

d. Analisis Regresi Linier Beganda

Uji analisis linier berganda (multiple regresion) dapat digunakan untuk

melakukan pengujian atas data yang telah dikumpulkan. Uji analisis linear

berganda bertujuan untuk mendapatkan koefisien regresi yang akan menentukan

apakah hipotesis yang dibuat diterima atau ditolak.


Dalam penelitian ini analisis regresi berganda digunakan untuk menguji

pengaruh variabel-variabel independen secara spesifik terhadap nilai perusahaan.

Penelitian ini menggunakan empat variabel bebas, satu varibel terkait, dan

dinyatakan dalam persamaan regresi dibawah ini:

PBV =α + β 1 Km+ β 2 DER+ β 3 ROE + β 4 UP +e

Y :Nilai Perusahaan

α : Konstanta

β : Koefesien regresi

X1 : Kepemilikan Manajerial

X2 : Struktur Modal

X3 : Profitabilitas

X4 : Ukuran Perusahaan

e : Error

Anda mungkin juga menyukai