Anda di halaman 1dari 17

E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

PENGARUH PROFITABILITAS DAN DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN


TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN BUMN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2016-2018

Ika Megi Lestari


Achmad Hizazi1) dan Ratih Kusumastuti2)

Email: ikamegi21@gmail.com
UNIVERSITAS JAMBI

ABSTRAK

Maksimalisasi nilai perusahaan dalam meningkatkan kemakmuran pemegang saham serta


meningkatkan kinerja merupakan tujuan utama perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh profitabilitas dan dewan komisaris independen terhadap nilai
perusahaan baik secara simultan maupuan secara parsial. Perusahaan pada penelitian ini
adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2016
sampai 2018. Sampel pada penelitian ini dipilih dengan metode sampel jenuh sehingga
diperoleh sebanyak 36 perusahaan yang akan dijadikan sebagai objek penelitian. Metode
analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda. Adapun hasil
penelitian yang diperoleh yaitu secara simultan profitabilitas dan dewan komisaris
independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Secara parsial profitabilitas berpengaruh
terhadap nilai perusahaan, namun dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Kata kunci: dewan komisaris independen, nilai perusahaan, profitabilitas.

ABSTRACT
Maximizing firm value to increase the prosperity of shareholders and improving performance
is the company's main goal. This study aims to determine the effect of profitability and
independent commissioners on firm value both simultaneously and partially. The company in
this study is a banking company listed on the Indonesia Stock Exchange for the period of
2016 to 2018. The sample in this study was selected by the saturated sample method so that
as many as 36 companies were obtained as research objects. The analytical method used is
multiple linear regression analysis method. The research results obtained profitability and
independent commissioners affect the firm value simultaneously. Partially profitability
affects the firm value, but the independent board of commissioners does not affect the firm
value.
Keywords : firm value, independent commissioners, profitabilitas.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

I. Pendahuluan
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan
sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui
suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan
sampai dengan saat ini. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan
yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham, semakin tinggi
harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaannya. Nilai perusahaan merupakan
gambaran dari kesejahteraan pemilik dan pemegang sahamnya. Semakin tinggi nilai
perusahaan maka menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Untuk itu nilai
perusahaaan di mata investor dan kreditur sangat penting untuk diketahui. Nilai
perusahaan akan memberikan sinyal positif dimata investor untuk menanamkan modal
pada sebuah perusahaan, sedangkan bagi pihak kreditur nilai perusahaan mencerminkan
kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya sehingga pihak kreditur tidak merasa
khawatir dalam memberikan pinjaman kepada perusahaan tersebut. Selain itu nilai
perusahaan juga penting ketika perusahaan akan go public.
Saham BMRI (Bank Mandiri Tbk) ditutup memerah. Saat bursa menutup hari
berdagangan lonceng penutupan bursa berdentang, BMRI persis di harga penutupan Rp
7.425 per saham. Dibandingkan dengan penutupan Jumat (2/8), harga saham BMRI turun
3,26% dari Rp 7.675 per saham. Saham BMRI dibuka di bawah harga penutupan sehari
sebelumnya, tepatnya pada harga Rp 7.600 per saham. Mencatatkan harga tertinggi Rp
7.650 dan harga terendah Rp 7.325, saham BMRI ditutup merosot Rp 250 per saham
dalam sehari.
Pada saat penutupan, harga bid Rp 7.400 per saham. Di lain sisi, harga offer
terendah di Rp 7.425 per saham. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi
saham BMRI mencapai Rp 486,70 miliar, sedangkan volume saham yang ditransaksikan
mencapai 64,93 juta saham. Dengan earning per share (EPS) alias laba bersih per saham
Rp 580, maka price to earning ratio (PER) bank BUMN ini 12,8 kali. Adapun price to
book value-nya (PBV) 1,83 kali.
Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian
bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas
(Sartono,2001:122) dalam Safrida (2010). Profit yang tinggi akan memberikan indikasi
prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan
E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

permintaan saham, selanjutnya dengan permintaan saham yang meningkat akan


menyebabkan nilai perusahaan meningkat Susanti (2010).
Faktor kedua yaitu dewan komisaris independen. Perlunya dewan komisaris
independen dalam perusahaan yaitu untuk membantu merencanakan strategi jangka
panjang perusahaan dan secara berkala melakukan review atas implementasi strategi
tersebut (Purwantini,2011) dalam Dewi (2014). Menurut Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No.55 /POJK.04/2015 komite audit paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) orang
anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan pihak dari luar emiten atau
perusahaan publik. Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen.Komisaris
Independen wajib memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2015 tentang Direksi Dan Dewan
Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Tias
Nurrahman, Diamonalisa Sofianty, Edi Sukarmanto (2018) yang berjudul Pengaruh
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Industri
Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2014-2016).
Adapun perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu penulis meneliti perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan sebelumnya
melakukan penelitian di Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Perbedaan lainnya yaitu penelitian ini menambahkan variabel dewan komisaris
independen sebagai variabel independen serta tahun penelitian yang mana penelitian
sebelumnya meneliti periode tahun 2014-2016 dan kali ini peneliti meneliti periode tahun
2016-2018. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang dan penjelasan tentang
profitabilitas, dewan komisaris independen, dan nilai perusahaan, serta beberapa
kesenjangan penelitian yang dihasilkan beberapa peneliti terdahulu, maka peneliti ingin
mengangkat tentang “Pengaruh Profitabilitas dan Dewan Komisaris Independen
Terhadap Nilai Perusahaan” dengan studi kasus Perusahaan Perbankan Periode 2016-
2018 di Bursa Efek Indonesia.
Tujuan Penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan dewan komisaris independen terhadap
nilai perusahaan.
2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
3. Untuk mengetahui pengaruh dewan komisaris independen terhadap nilai perusahaan.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

II. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis


2.1 Nilai Perusahaan
Tujuan jangka panjang suau perusahaan didirikan adalah untuk mengoptimalkan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan adalah persepsi investor terhadap perusahaan. Meningkatnya
kekayaan perusahaan melalui peningkatkan nilai perusahaan merupakan hal yang penting
bagi perusahaan. Dalam akuntansi keuangan dikenal apa yang disebut dengan teori
keagenan (agency theory).
Menurut Gultom, dkk (2013) Nilai perusahaan (Company Value) merupakan sebuah
nilai yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar "Tingkat Kepentingan" sebuah
perusahaan dilihat dari sudut pandang beberapa pihak seperti para investor yang
mengaitkan nilai sebuah perusahaan dari harga sahamnya. Memaksimalkan nilai
perusahaan sama dengan memaksimalkan harga saham dan itu juga yang diinginkan
pemilik perusahaan karena nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran
pemegang saham yang tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya
pada kinerja perusahaan dan prospek perusahaan di masa depan (Sujoko dan Soebiantoro,
2007).
2.2 Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode
tertentu. Laba sering kali menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan, di mana ketika
perusahaan memiliki laba yang tinggi berarti kinerjanya baik dan sebaliknya. Rasio
profitabilitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Ada
tiga rasio yang sering dibicarakan, yaitu : profit margin, return on total asset (ROA), dan
return on equity (ROE) (Hanafi, 2016 ; 81). Dalam rasio profitabilitas ini, indikator yang
digunakan adalah return on equity (ROE) dimana ROE menggambarkan sejauh mana
kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh oleh pemegang saham
(Noor, 2015).
2.3 Dewan Komisaris Independen
Bank Indonesia (2006) menyatakan Komisaris Independen adalah anggota dewan
komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham
dan/atau hubungan keluarga dengan anggota dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau
pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen. Menurut Totok Dewayanto (2010),
komisaris independen merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

perusahaan. Semakin besar ukuran komisaris independen, semakin efektif pula proses
monitor serta pelaporan keuangan.
2.4 Hipotesis Penelitian
H1 : Profitabilitas dan dewan komisaris independen berpengaruh secara simultan
terhadap nilai perusahaan.
H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahan.
H3 : Dewan komisaris independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

III. Metode Penelitian


3.1 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2018:130) menyatakan bahwa populasi adalah sebagai berikut:
“Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 36 perusahaan.
Menurut Sugiyono (2018:131) menyatakan bahwa sampel adalah sebagai berikut:
“Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi”. Menurut Sugiyono (2018:138), Sampel pada penelitian ini adalah
laporan keuangan perusahaan Perbankan selama 3 tahun periode 2016-2018.
3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder.Penelitian ini menggunakan data
sekunder berupa laporan keuangan perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia untuk periode tahun 2016-2018. Data yang digunakan dalam penelitian ini
berasal dari situs resmi https://www.idx.co.id/ dan Yahoo Finance.

3.3 Definisi Operasional Variabel dan Jenis Variabel Penelitian


Variabel Terikat (Dependen)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan
merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering
dikaitkan dengan harga saham (Sujoko & Soebiantoro, 2007). Nilai perusahaan diukur
dengan rasio Tobin’s Q. Nilai Perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s Q yang
dimodifikasi dan disederhanakan oleh Chung & Pruitt (1994) dari rumus yang dibuat
E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

oleh Lindenberg & Ross (1981) dalam Putra (2016). Rumus tersebut adalah sebagai
berikut :
EMV +D
Tobins’ Q =
Total Aset
Keterangan:
Q : Nilai Perusahaan
EMV : Nilai pasar ekuitas ( Equity Market Value ) Diperoleh dari hasil
perkalian harga saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan
jumlah saham yang beredar pada akhir tahun.
Total Aset : Total aktiva (Asset Value) diperoleh dari total aset perusahaan.
D : Nilai buku dari total hutang

Variabel Bebas (Independen)


1. Profitabilitas
Rasio profitabilitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu.
Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan skala rasio menggunakan ROE (return
on equity). ROE mencerminkan tingkat hasil pengembalian investasi bagi pemegang
saham. ROE dinyatakan dengan:
ROE = Laba Setelah Pajak
Total Ekuitas
3.4.2.2 Dewan Komisaris Independen
Dewan Komisaris Independen adalah anggota dewan yang tidak memiliki
hubungan khusus atau hubungan kekeluargaan dengan anggota dewan komisaris lainnya
(Mukhtaruddin et al. 2014). Menurut Totok Dewayanto (2010), komisaris independen
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Semakin besar
ukuran komisaris independen, semakin efektif pula proses monitor serta pelaporan
keuangan. (Amyulianthy, 2012). Dewan komisaris independen diukur dengan rumus yang
mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Mukhtaruddin et al. (2014) sebagai berikut:
DK Luar
PDKI = X 100%
UDK
DK = Dewan Komisaris
UDK = Jumlah Dewan Komisaris Keseluruhan
E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

Tabel 3.2
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Menurut Gultom, dkk (2013) Nilai
perusahaan (Company Value) EMV + D
merupakan sebuah nilai yang
dapat digunakan untuk mengukur Total Aset
Nilai seberapa besar "Tingkat
Perusahaan Kepentingan" sebuah perusahaan Tobin’s = Rasio
(Y) dilihat dari sudut pandang
beberapa pihak seperti para
investor yang mengaitkan nilai
sebuah perusahaan dari harga
sahamnya.
Profitabilitas dapat dikatakan
sebagai kemampuan perusahaan Laba SetelahPajak
Profitabilitas dalam menghasilkan laba bersih ROE =
Total Ekuitas Rasio
(X1) dari aktivitas yang dilakukan pada
periode akuntansi (Brigham and
Houston, 2010).
Bank Indonesia (2006)
menyatakan Komisaris DK Luar
X 100%
Independen adalah anggota dewan
Komisaris yang tidak memiliki UDK
hubungan keuangan,
Dewan
kepengurusan, kepemilikan saham
Komisaris
dan/atau hubungan keluarga PDKI =
Independen Rasio
dengan anggota dewan Komisaris
(X2)
lainnya, Direksi dan/atau
pemegang saham pengendali atau
hubungan lain yang dapat
mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen.

IV. Hasil Analisis dan Pembahasan


4.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai karakteristik variabel penelitian


yang diamati.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

Tabel 4.1
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Nilai Perusahaan 68 .86 1.22 1.0050 .08511


Profitabilitas (ROE) 68 -.06 .18 .0693 .04970
Dewan Komisaris
68 .40 .80 .5782 .10275
Independen
Valid N (listwise) 68

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, pengujian terhadap 68 sampel pada perusahaan


Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa variabel
nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobins’Q memiliki rata-rata (mean) yaitu
sebesar 1,0050 dan standar deviasi sebesar 0,08511. Nilai terendah/minimal variabel nilai
perusahaan sebesar 0,86. Perusahaan yang memperoleh nilai perusahaan (Tobins’Q)
terendah yaitu Bank MNC International Tbk 2016 sedangkan perusahaan dengan rasio
nilai perusahaan tertinggi adalah Bank Mestika Dharma Tbk 2018.
Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROE menunjukkan nilai rata-rata
(mean) sebesar 0,0693 dengan nilai standar deviasinya sebesar 0,4970. Hal ini
menunjukkan hal yang diperoleh dari perbandingan pendapatan setelah pajak dengan total
ekuitas dalam laporan posisi keuangan pada akhir periode sampel. Perusahaan dengan
nilai terendah yaitu Bank Athos Indonesia Tbk pada tahun 2017 sedangkan perusahaan
dengan rasio profitabilitas tertinggi adalah PT Bank BRI Tbk pada tahun 2016.
Variabel dewan komisaris independen yang diproksikan dengan PDKI menunjukkan
nilai rata-rata (mean) sebesar 0,5782 dengan standar deviasinya sebesar 0,10275. Hal ini
menunjukkan rata-rata yang diperoleh dari perbandingan jumlah dewan komisaris
independen dengan jumlah dewan komisaris dalam laporan keuangan pada akhir periode
sampel. Perusahaan dengan rasio PDKI terendah yaitu Bank Tabungan Pensiunan Tbk dan
Bank Mega Tbk pada tahun 2016 sedangkan perusahaan dengan rasio PDKI tertinggi
adalah Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk pada tahun 2017 dan Bank
Pembangunan Daerah Jawa Timur 2017.

4.2 Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini, untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara
menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). hasil awal
menunjukkan bahwa variabel-variabel tidak terdistribusi normal. Hasil ini disebabkan
karena data penelitian mengandung data outlier. Data outlier adalah kasus atau data yang
memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi
lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal
maupun variabel kombinasi. Salah satu penyebab timbulnya data outlier adalah data
E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

outlier berasal dari populasi yang kita ambil sebagai sampel, tetapi distribusi dari variabel
dalam populasi tersebut memiliki nilai ekstrim dan tidak berdistribusi normal (Ghozali,
2018:40). Oleh karena itu perlu dilakukan perlakuan tertentu agar dapat berdistribusi
dengan normal. Penelitian ini mengobati pelanggaran normalitas data dengan
menghilangkan data yang memiliki nilai ekstrim dengan cara membentuk
threshold sebagai acuan data normal (mean - 2 kali standar deviasi dan mean + 2
dikali standar deviasi). Hasil uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) dapat dilihat pada tabel
4.2 berikut :
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 68
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .08173080
Most Extreme Differences Absolute .084
Positive .084
Negative -.065
Test Statistic .084
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji one sample Kolmogrov-Smirnov Test menunjukkan
bahwa nilai probabilitas value atau asymp sig bernilai 0,200 hal ini berarti data residual
berdistribusi normal yang menunjukkan nilai signifikansi diatas 0,05 atau nilai
signifikansi sebesar 0,200 > 0,05. Berikut hasil uji normalitas menggunakan grafik plot
setelah dilakukan transform data diperoleh sebagaimana pada gambar 4.1 :

Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas (Uji Grafik Normal plot)
E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

Berdasarkan gambar 4.1 diatas, hasil dari uji grafik normal plot menunjukkan bahwa
data menyebar sesuai garis diagonal dan mngikuti arah garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
Uji normalitas dengan grafik dapat menyelesaikan menyesatkan kalau tidak hati-hati
secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik malah sebaliknya. Oleh sebab itu
dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2018). Dalam
penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogrov-Smirnov test. Uji K-S dilakukan
dengan melihat nilai probabilitas signifikansi, dengan tingkat signifikan sebesar 0,05
(Ghozali, 2018).
Berdasarkan tabel 4.2 hasil uji one sample Kolmogrov-Smirnov Test menunjukkan
bahwa nilai probabilitas value atau asymp sig bernilai 0,200 hal ini berarti data residual
berdistribusi normal yang menunjukkan nilai signifikansi diatas 0,05 atau nilai
signifikansi sebesar 0,200 > 0,05.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi
ditemukan korelasi antara variabel bebas (independen). Multikolinieritas tidak terjadi
apabila nilai tolerance < 1 atau sama dengan nilai VIF < 10. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2018). Berikut
adalah hasil uji multikolinieritas sampel data penelitian :

Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics
Keterangan
Model Tolerance VIF

1 Profitabilitas (ROE) .976 1.024 Tidak Terjadi Multikolinieritas


Dewan Komisaris
.976 1.024 Tidak Terjadi Multikolinieritas
Independen

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hasil pengujian multikolinieritas pada
pengujian terhadap 68 sampel menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antar
variabel independen dalam penelitian ini. hal ini dilihat dari nilai VIF (Variance
Inflation Factor) semua variabel berada dikisaran 1 hingga 10 yaitu variabel
profitabilitas (ROE) sebesar 1,024 dan ukuran dewan komisaris independen (PDKI)
sebesar 1,024. Selain itu, ditunjukkan dengan nilai tolerance setiap variabel yang
E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

dihasilkan <1 yaitu variabel profitabilitas (ROE) sebesar 0,976 dan dewan komisaris
independen sebesar 0,976.

c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
(Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
yaitu menggunakan Grafik Plot dan Uji Glejser. Berikut adalah hasil uji
heteroskedastisitas menggunakan grafik plot dapat dilihat pada gambar 4.2 :
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Grafik Plot)

Berdasarkan gambar 4.2 diatas, hasil uji grafik plot (scatterplot) terlihat bahwa titik-
titik menyebar serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Analisis grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena itu jumlah
pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin
sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu, diperlukan uji statistik yang
lebih menjamin keakuratan hasil (Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini menggunakan uji
glejser. Uji glejser dilakukan dengan cara mengregresikan nilai absolute residual
terhadap variabel independen, dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0,05. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali, 2018).
Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .102 .037 2.766 .007


E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

Profitabilitas (ROE) -.167 .121 -.170 -1.376 .173

Dewan Komisaris
-.043 .059 -.091 -.733 .466
Independen
a. Dependent Variable: abs_residual

Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji glejser menunjukkan nilai signifikansi profitabilitas
(ROE) sebesar 0,173 dan dewan komisaris independen (PDKI) sebesar 0,466. Hasil
pengujian heteroskedastisitas pada pengujian terhadap 68 sampel amatan menunjukkan
hasil bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Hal ini menunjukkan
dengan nilai signifikansi yang diperoleh pada setiap variabel independen > 0,05.

d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (Ghozali, 2018). Berikut merupakan hasil pengujian autokorelasi. Uji
autokorelasi untuk penelitian ini menggunakan Durbib Watson test, dimana dikatakan
tidak tejadi autokorelasi jika nilai durbin watson besar dari -2 dan lebih kecil dari +2 (-
2<DW<+2). Dari hasil pengolahan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .279a .078 .049 .08298 1.242

a. Predictors: (Constant), Dewan Komisaris Independen, Profitabilitas (ROE)


b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan nilai DW sebesar 1,242. Nilai DW lebih besar
dari -2 dan lebih kecil dari +2 (-2<DW<+2), sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
autokorelasi.
4.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Model yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu
profitabilitas, dewan komisaris independen, dan ukuran perusahaan terhadap variabel
dependen yaitu nilai perusahaan adalah model regresi linier berganda. Berikut ini adalah
tabel hasil pengujian analisis regresi linier berganda :
Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .954 .062 15.285 .000
Profitabilitas (ROE) .483 .206 .282 2.341 .022
Dewan Komisaris
.031 .100 .037 .306 .761
Independen

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan


E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dapat diketahui persamaan regresi linier berganda yang
dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tobins’Q = 0,954 + 0,438 ROE + 0,031 PDKI + ε

Adapun interpretasi dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut :


α = Konstanta sebesar 0,954 menyatakan bahwa tanpa ada pengaruh dari ketiga
variabel independen dan faktor lain, maka variabel nilai perusahaan pada
perusahaan Perbankan BUMN sebesar 0,954 satuan.
β1 = Koefisien regresi variabel profitabilitas (ROE) bernilai 0,438 (positif). Hal ini
berarti bahwa setiap terjadi peningkatan profitabilitas sebesar satu satuan,
maka akan meningkatkan nilai perusahaan sebesar 0,438 satuan tanpa
dipengaruhi faktor lainnya.
β2 = Koefisien regresi variabel dewan komisaris independen (PDKI) bernilai 0,031
(positif). Hal ini berarti bahwa setiap terjadi peningkatan dewan komisaris
independen sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan nilai perusahaan
sebesar 0,031 satuan tanpa dipengaruhi faktor lainnya.

4.4 Hasil Uji Hipotesis


a. Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji kelayakan model penelitian, dengan kriteria jika
tingkat signifikansi F yang diperoleh dari hasil pengolahan data nilainya lebih kecil dari
nilai signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi dapat menjelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .038 2 .019 2.741 .072b

Residual .448 65 .007

Total .485 67

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan


b. Predictors: (Constant), Dewan Komisaris Independen, Profitabilitas (ROE)

Berdasarkan tabel 4.7, hasil uji F diatas menunjukkan bahwa niai F hitung > Ftabel
dimana 2,741 > 2,740 (df1 = 3-1 = 2, df2 = 68-3 = 65) dan nilai signifikansi yang
diperoleh sebesar 0,072 yang berarti nilai signifikansi tersebut lebih besar dari nilai
signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 0,05 atau 0,072 > 0,05, ini berarti bahwa
penelitian ini dapat menjelaskan hubungan antara variabel independen yaitu profitabilitas
dan dewan komisaris independen dengan variabel dependen yaitu nilai perusahaan yang
diproksikan dengan Tobins’Q, maka H0 ditolak. Oleh karena itu penelitian ini
E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

mendukung hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa variabel independen


profitabilitas dan dewan komisaris independen berpengaruh secara simultan terhadap
nilai perusahaan.

b. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)


Uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel-
variabel secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam
penelitian ini, apakah profitabilitas, dewan komisaris independen, dan ukuran perusahaan
benar-benar berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berikut disajikan tabel hasil Uji
Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Model Statistik (Uji t)
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .954 .062 15.285 .000

Profitabilitas (ROE) .483 .206 .282 2.341 .022

Dewan Komisaris
.031 .100 .037 .306 .761
Independen
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa hasil uji statistik t antara variabel
independen dengan dependen sebagai berikut :
Pada tabel 4.10 nilai t-hitung variabel profitabilitas (ROE) terhadap nilai perusahaan
(Tobins’Q) sebesar 2,341 lebih besar dari t-tabel 1,997 (df = 68-3 = 65 ; α = 5%) dan
nilai signifikansi 0,022 < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas
(ROE) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Tobins’Q) (H2 diterima).
Nilai t-hitung variabel dewan komisaris independen (PDKI) terhadap nilai perusahaan
(Tobins’Q) sebesar 0,306 lebih kecil dari t-tabel 1,997 (df = 68-3 = 65 ; α = 5%) dan
nilai signifikansi 0,761 > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel dewan komisaris
independen (PDKI) tidak ada pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Tobins’Q)
(H3 ditolak).
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara
nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menunjukkan berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali,
2018). Berikut disajikan tabel hasil Uji Koefisien Determinasi R2 yaitu sebagai berikut :
E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

Tabel 4.9
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
1 .279a .078 .049 .08298
a. Predictors: (Constant), Dewan Komisaris Independen, Profitabilitas (ROE)
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,49
yang mengandung arti bahwa 49% besarnya nilai perusahaan bisa dijelaskan oleh
variabel profitabilitas dan dewan komisaris independen sedangkan sisanya 51% (100% -
49%) lainnya dijelaskan oleh variabel diluar model, seperti kebijakan deviden, komite
audit, dan kepemlikikan manajerial (Agustina, dewi 2017).

V. Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, maka hasil penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Profitabilitas (ROE) dan Dewan Komisaris Independen (PDKI) berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap nilai perusahaan (Tobins’Q) pada perusahaan
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2018.
2. Profitabilitas (ROE) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Tobins’Q) pada
perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-
2018. Hal ini menunjukkan bahwa ROE memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan (Tobins’Q).
3. Dewan Komisaris Independen (PDKI) berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan
(Tobins’Q) pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2016-2018. Hal ini menunjukkan bahwa PDKI tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan

5.2 Saran
1. Bagi Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari
variabel profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan
hasil tersebut, diharapkan untuk perusahaan baik yang menjadi subjek dalam penelitian
ini ataupun diluar penelitian ini untuk dapat mengoptimalkan nilai perusahaannya.
Sehingga hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas
dan komponen dewan komisaris independen perusahaan agar nilai perusahaan
meningkat.
2. Bagi Investor
E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

Investor hendaknya memperhatikan profitabilitas perusahaan, karena profitabilitas


berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang mempunyai
profitabilitas tinggi diharapkan dapat membayar dividennya sehingga kemakmuran
pemegang saham dapat tercapai.

3. Bagi Peneliti
a) Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel-variabel laing
yang tidak digunakan dalam penelitian ini seperti struktur modal, leverage,
kebijakan deviden, dan lain-lain.
b) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah periode penelitian lebih
dari 3 tahun ada dapat menggambarkan kondisi yang lebih optimal.
c) Penelitian ini meneliti di perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk memperluas sampel
penelitian.

REFERENSI
Amyulianthy, Rafriny. 2012. Pengaruh Struktur Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perusahaan Publik Indonesia.Jurnal Liquidity.Vol. 1, No. 2, hal : 91-98.
Dewayanto, Totok. 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perbankan Nasional Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008. Jurnal Fokus Ekonomi.Vol. 5, No. 2,
hal : 104 – 123.
Dewi, Ayu Sri Mahatma dan Ary Wirajaya. 2013. Pengaruh Struktur Modal,
Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. Vol.4, No.2, hal : 358-372.
Dewi, Laurensia Chintia. Yeterina Widi Nugrahanti. 2014. Pengaruh Struktur
Kepemilikan dan Dewan Komisaris Independen Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi di BEI Tahun 2011–
2013).Jurnal Kinerja. Vol.18. No.1, 64-80.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gultom, Robinhot dkk.2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Wira
Ekonomi Mikroskil. Vol. 3, No.1, hal : 51-60.
Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim. 2016. Analisis Laporan Keuangan Edisi Kelima.
Yogyakarta : UPP STIM TKPN.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Jambi (2020)|

Hermuningsih, Sri. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Size Terhadap Nilai Perusahaan


dengan Sruktur Modal sebagai Variabel Intervening. Jurnal Siasat Bisnis. Vol.16.
No.2, 232-242.
https://www.idx.co.id/. diunduh 24 Juni 2019.
https://investasi.kontan.co.id/news/analis-phintraco-sekuritas-optimistis-ihsgbakal-
rebound-ini-pendorongnya. diunduh 24 Juni 2019.
https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/NewsAndAnnouncement/News/FileDownloa
d/PersyaratanPencatatan.pdf. diunduh 11 Desember 2019.
http://www.komiteaudit.or.id/wp-content/uploads/2017/07/POJK-55.-Pembentukan-dan-
Pedoman-Pelaksanaan-Kerja-Komite-Audit.pdf.diunduh 11 Desember 2019.
Komite Nasional Kebijakan Governance.2008. http://www.knkg-indonesia.org/.diunduh
15 Januari 2020.
Mukhtaruddin dkk. 2014. Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility,
Firm Value, and Financial Performance as Moderating Variable. Indonesian
Journal of Sustainability Accounting and Management. Vol. 3, No.1, hal : 55–64.
Noor, Fauzia Marwah. 2015. Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-
2014).https://repository.unikom.ac.id/21354/
Nurrahman, Tias. Diamonalisa Sofianty. dan Edi Sukarmanto. 2018. Pengaruh
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi. Vol.4. No.2, hal :
882-886.
Putra, Rosyid Nur Anggara. 2016. The Effect of Board Governance On Firm
Value.EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi.Hal : 87-108.
Safrida, Eli. 2010. Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan
Manufaktur di Indonesia).Jurnal Akuntansi Riset, Prodi Akuntansi UPI. Vol.3.
No.2, hal : 552-668.
Sujoko dan Ugy Soebiantoro.2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage,
Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan Studi empirik pada
perusahaan manufaktur dan non manufaktur di Bursa Efek Jakarta.Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, VOL. 9, NO. 1, hal : 41-48.
Suryandani, Atika 2018. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Dan
Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Property
dan Real Estate. Business Management Analysis Journal (BMAJ).Vol.1. No.1.
Susanti, Rika. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Go Public yang Listed Tahun 2005-
2008), Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Anda mungkin juga menyukai