Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pertumbuhan investasi disuatu negara dipengaruhi oleh perekonomian di
negara tersebut. Semakin baik perekonomian suatu negara menunjukkan semakin
makmur dan sejahtera penduduknya. Tingkat kemakmuran masyarakat ditandai
dengan adanya pendapatan masyarakat yang tinggi. Dengan demikian, banyak
dari masyarakat kelebihan dana, sehingga menyimpan uangnya untuk
diinvestasikan di pasar modal.
Pasar modal (capital market) merupakan suatu tempat bertemunya para
penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal.
Penjual dalam pasar modal merupakan perusahaan yang membutuhkan modal
(emiten) sehingga mereka berusaha untuk menjual efek-efek di pasar modal.
Sedangkan pembeli (investor) adalah pihak yang membeli modal diperusahaan
yang menurut mereka menguntungkan, Kasmir (2014:182). Salah satu bentuk
investasi yang memiliki risiko tinggi namun menjanjikan di pasar modal yakni
dalam bentuk saham. Oleh karena itu, investor harus mampu menganalisa
informasi perusahaan agar tidak terjebak pada kondisi yang merugikan dan dapat
memperoleh return saham yang diharapkan.
Return saham adalah nilai yang diperoleh sebagai hasil dari aktivitas
investasi. Imbalan yang diberikan perusahaan kepada investor yang telah
menanamkan modalnya adalah Return saham. Return saham yang cukup tinggi
membuat para investor tertarik untuk berinvestasi. Return yang diharapkan berupa
deviden untuk investasi saham dan pendapatan bunga untuk investasi di surat
utang, Jogiyanto (2010:205).
Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018 yang dihimpun melalui www.idx.co.id.
Obyek ini digunakan oleh peneliti dikarenakan perusahaan manufaktur merupakan
perusahaan dengan jumlah terbanyak di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari

1
berbagai sub sector industri sehingga dapat mencerminkan reaksi pasar modal
secara keseluruhan.
Salah satu faktor yang mepengaruhi return saham yaitu faktor internal
seperti laporan keuangan perusahaan yang dapat dianalisis melalui rasio-rasio
keuangan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Rasio keuangan
dikelompokan menjadi lima jenis yaitu (1) rasio likuiditas, yaitu rasio yang
menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam
jangka pendek; (2) rasio aktivitas, menyatakan kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan harta yang dimikinya; (3) rasio profitabilitas, menunjukan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, (4) Rasio solvabilitas
(leverage), menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka panjang, dan (5) rasio pasar, menunjukkan informasi penting perusahaan
dan diungkapkan dalam basis per saham.
Salah satu jenis rasio likuiditas yaitu Current Ratio. Current Ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
ditagih secara keseluruhan, atau seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia
untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo, Kasmir
(2013:110).
Semakin besar Current Ratio semakin baik, karena dapat menjaga
performance kinerja perusahaan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
performance harga saham dan meningkatkan return saham sehingga investor
tertarik untuk melakukan investasi disuatu perusahaan. Penelitian yang dilakukan
oleh Suantari (2016) dan Sari (2012) menunjukan bahwa Current Ratio
berpengaruh positif terhadap return saham. Berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Arisandi (2012), yang menunjukan bahwa Current Ratio tidak
berpengaruh terhadap return saham.
Rasio solvabilitas yang sering dikaitkan dengan return saham yaitu Debt to
Equity Ratio. Debt to Equity Ratio merupakan ukuran yang dipakai dalam
menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang
tersedia untuk kreditor, Siegel dan Shim dalam Fahmi (2012:128). Debt to Equity

2
Ratio adalah alat hitung sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan
dibanding dengan modal pemegang saham, Horne dan Wachowiez (1998:145).
Menurut Ang (1997) Debt to Equity Ratio dapat dipakai untuk melihat struktur
modal suatu perusahaan karena Debt to Equity Ratio yang menandakan struktur
pemodalan suatu usaha lebih banyak menfaatkan hutang-hutang dibandingkan
dengan ekuitas.
Debt to Equity Ratio akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan
menyebabkan terjadinya apresiasi dan depresiasi harga saham. Suatu perusahaan
dengan tingkat Debt to Equity Ratio yang rendah akan membuat investor menjadi
lebih tertarik dalam menanamkan modalnya, karena investor meyakini perusahaan
dengan Debt to Equity Ratio yang rendah berarti perusahaan dalam kondisi yang
sehat. Semakin besar Debt to Equity Ratio berarti semakin buruk, karena modal
sendiri semakin sedikit dibandingkan utangnya dan mencerminkan risiko
perusahaan yang relatif tinggi akibatnya para investor cenderung menghindari
saham-saham yang memiliki nilai Debt to Equity Ratio yang tinggi. Penelitian
yang dilakukan Verawati (2014) dan Ulupui (2010), yang menyatakan bahwa
Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap return saham. Sedangkan hasil
penelitian Prihantini (2009) menyatakan Debt to Equity Ratio berpengaruh
negative terhadap return saham.
Salah satu dari rasio profitabilitas adalah Return On Equity. Return On
Equity secara umum mengukur pengembalian yang diperoleh atas investasi
pemegang saham biasa di perusahaan, Gitman (2012:82). Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan, hal ini
ditujukan oleh laba perusahaan yang dihasilkan dari pejualan dan pendapatan
investasi perusahaan. Return On Equity ini pula yang dijadikan dasar seorang
investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang akan dipilih, karena
melalui Return On Equity dapat diketahui bahwa perusahaan mampu
mengoptimalkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Semakin tinggi rasio Return On Equity menunjukan bahwa perusahaan
semakin baik, karena perusahaan mampu meningkatkan keuntungan bagi
pemegang saham. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suantari (2016) yang

3
menyatakan bahwa Return On Equity berpengaruh positif terhadap return saham.
Berbeda dengan hasil penelitian Sari (2012), yang menyatakan bahwa Return On
Equity berpengaruh negatif terhadap return saham.
Semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan yang terlihat dari rasio
keuangannya semakin tinggi pula return saham yang dapat diterima oleh investor,
begitu juga dengan kondisi ekonomi suatu negara semakin baik kondisi ekonomi
suatu negara maka perubahan harga saham akan semakin baik pula. Giri (2015)
menyatakan, tinggi rendahnya return saham suatu perusahan mencermikan nilai
perusahaan di mata masyarakat, apabila return saham suatu perusahaan tinggi,
maka nilai perusahaan di mata masyarakat juga baik dan begitu juga sebaliknya,
oleh karena itu return saham merupakan hal yang penting bagi perusahaan.
Pada kenyataannya tidak semua teori yang dipaparkan diatas sejalan dengan
hasil peneitian terdahulu. Penelitian sebelumnya ditemukan hasil yang tidak
konsisten, antara current ratio, debt to equity ratio, return on equity ratio
terhadap return saham. Perbedaan hasil penelitan terdahulu inilah yang menjadi
dasar penulis untuk mengkaji lebih dalam faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi return saham pada perusahaan manufaktur, dengan demikian
penulis ingin meneliti kembali dengan judul Pengaruh Current Ratio, Debt To
Equity Ratio, dan Return On Equity terhadap Return Saham pada
Perusahaan Manufaktur yang Tertaftar di Bursa Efek Indonesia

1.2. Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan pokok
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai beerikut :
1) Bagaimana pengaruh dari current ratio (CR) terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2016-2018?
2) Bagaimana pengaruh dari debt to equity ratio (DER) terhadap terhadap
return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2016-2018?

4
3) Bagaimana pengaruh dari return on equity (ROE) terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2016-2018?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui pengaruh current ratio (CR) terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2016-2018.
2) Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2016-2018.
3) Untuk mengetahui pengaruh return on equity (ROE) terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2016-2018.

1.4. Manfaat Penelitian


1) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan:
a. Dapat dijadikan referensi dalam memperoleh informasi tambahan untuk
memperkuat teori yang ada.
b. Dapat memberikan pemahaman dan wawasan yang lebih luas bagi
mahasiswa tentang pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio
(DER), dan return on equity ratio (ROE), terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang tertaftar di Bursa Efek Indonesia.
2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan:
a. Dapat dipergunakan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan keuangan tentang pendanaan dalam
perusahaan.

5
b. Dapat menjadi referensi dalam pengambilan keputusan bagi investor
dalam mengidentifikasi dan menganalisa pengaruh current ratio, debt to
equity ratio, dan return on equity ratio suatu perusahaan agar dapat
menghasilkan return saham yang maksimal.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN

2.1. Kajian Pustaka


2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)
Signalling theory lebih menekankan pada pentingnya informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang ditujukan pada pihak eksternal perusahaan
untuk melakukan investasi. Dengan adanya informasi, para investor dapat
mempertimbangkan dan menentukan apakah investor tersebut akan menanamkan
sahamnya pada suatu perusahaan yang bersangkutan atau tidak.
Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan
memberikan sinyal bagi investor dalam mengambil keputusan investasi, Jogiyanto
(210:392). Apabila pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka

6
diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh
pasar. Pada saat informasi tersebut diumumkan dan di harapkan semua pelaku
pasar sudah menerima infomasi tersebut. Sebelum berinvestasi, pelaku pasar
terlebih dahulu menginterprestasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai
sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news)
Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat
menjadi sinyal baik pihak diluar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah
laporan tahunan, Husnan (2012:210). Informasi yang diungkap dalam laporan
tahunan, yakni informasi yang baik yakni yang dapat berhubungan dengan
laporan keuangan maupun informasi yang tidak berkaitan dengan laporan
keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan
mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna
laporan baik pihak dalam maupun pihak luar perusahaan seperti calon investor.
Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi resiko relatif
setiap perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan
kombinasi investasi dengan preferensi resiko yang diinginkan untuk menghindari
adanya kerugian dalam melakukan investasi. Jika suatu perusahaan ingin
sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan
laporan keuangan secara terbuka dan transparan yakni dengan go public.
Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa adanya pengukuran kinerja merupakan hal
yang krusial dalam hubungan antara perusahaan dengan stake holder perusahaan.
Diharapkan dengan adanya penilaian kinerja keuangan dapat menjadi signal bagi
para investor untuk membuat keputusan investasi pada perusahaan yang memiliki
kinerja baik. Rasio - rasio keuangan seperti Current ratio, Debt to equity ratio,
Return on equity, atau rasio-rasio keuangan lain akan sangat bermanfaat bagi
calon invesator dalam menganalisis informasi keuangan sebelum mengambil
keputusan untuk berinvestasi dalam suatu perusahaan.
2.1.2 Return saham
1) Pengertian Return Saham.
Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi.
Return dapat berupa return realisasi dan return ekspetasi. Return realisasi

7
merupakan return yang sudah terjadi. Return realisasi dihitung
berdasarkan data historis, sedangkan return ekspektasi adalah return yang
diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan datang, Jogiyanto
(2010:207). Bagi investor yang melakukan investasi saham akan
memperoleh return. Imbalan yang diberikan perusahaan kepada investor
yang telah menanamkan modalnya adalah Return saham.
2) Jenis-jenis Return Saham
Menurut Jogiyanto (2010:253), return saham dibedakan menjadi dua yaitu
return realisasi (realized return) dan return ekspetasi (expected return):
a) “Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah
terjadi. Return ini dihitung dengan menggunakan data historis.
Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu
pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi juga berguna dalam
penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko yang akan
datang.
Beberapa pengukuran return realisasian yang banyak digunakan
adalah return total (total return), relatif return (return relative),
komulatif return (return cumulative) dan return yang disesuaikan
(adjusted return). Sedang rata-rata dari return dapat dihitung
berdasarkan rata-rata aritmatika (arithmetic mean) dan rata-rata
geometric (geometric mean). Rata-rata geometrik banyak digunakan
untuk menghitung rata-rata return beberapa periode, misalnya untuk
menghitung return mingguan atau return bulanan yang dihitung
berdasarkan rata-rata geometrik dari return-return harian. Untuk
perhitungan return seperti ini, rata-rata geometrik lebih tepat
digunakan dibandingkan jika digunakan metode rata-rata aritmatika
biasa.
b) “Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan
akan diperoleh oleh para investor di masa yang akan datang.
Return ini digunakan untuk pengambilan keputusan investasi.
Return ini lebih penting dibandingkan return historis (realisasi)

8
karena return ini yang diharapkan oleh semua investor di masa yang
akan datang. Return ekspetasian (expected return) dapat dihitung
berdasarkan beberapa cara sebagai berikut ini.
(1) Berdasarkan nilai ekspetasian masa depan.
(2) Berdasarkan nilai-nilai return historis.
(3) Berdasarkan model return ekspetasian yang ada.
3) Komponen Pengembalian Return Saham
Return saham terdiri dari dua komponen utama, Halim (2005:34), yaitu:
a) Capital gain yaitu merupakan keuntungan bagi investor yang
diperoleh dari kelebihan harga jual di atas harga beli yang keduanya
terjadi di pasar sekunder.
b) Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima secara
periodic, misalnya berupa deviden.

Pada dasarnya terdapat dua keuntungan yang diperoleh investor dengan


membeli atau memiliki saham, Fakhrudin (2001:8), yaitu:
a) Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
b) Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham
di pasar sekunder.
4) Faktor yang Mempengaruhi Return Saham
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga atau return adalah:
a) Faktor makro yaitu faktor-faktor yang berada di luar
perusahaan,antara lain:
1) Faktor Makro Ekonomi
a) Inflasi

9
b) Tingkat Suku Bunga
c) Kurs Valuta Asing
d) Tingkat pertumbuhan ekonomi
e) Harga bahan bakar minyak di pasar internasional
f) Indeks harga saham regional
2) Faktor Makro Non Ekonomi
a) Peristiwa politik domestik
b) Peristiwa sosial
c) Peristiwa politik Internasional

b) Faktor Mikro Ekonomi


Faktor mikro yaitu faktor yang berasal dari dalam perusahaan.
Informasi yang didapat dari kondisi intern perusahaan yang berupa
informasi keuangan, informasi non keuangan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi return saham menyatakan terdapat dua macam analisis
untuk menentukan return saham secara garis besar, yaitu informasi
fundamental dan informasi teknikal. Informasi fundamental diperoleh
dari intern perusahaan meliputi deviden dan tingkat pertumbuhan
penjualan perusahaan, karakteristik keuangan, ukuran perusahaan
sedangkan informasi teknikal diperoleh di luar perusahaan seperti
ekonomi, politik dan finansial.

2.1.3 Rasio Keuangan


Rasio keuangan merupakan kegiatan yang membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka
lainnya, Kasmir (2013:104).
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikan, Harahap (2008: 297). Perbandingan dapat dilakukan antara
satu komponen dengan komponen lain dalam satu laporan keuangan, kemudian

10
angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode
maupun beberapa periode sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.

1) Jenis-Jenis Rasio Keuangan


Adapun jenis-jenis Rasio keuangan yakni sebagai berikut:
a. Rasio Likuiditas
Menurut Kasmir (2013:110), rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh
tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun di dalam
perusahaan. Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo atau
rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih. Berikut rasio
likuiditas yang sering digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan
yaitu :
1. Current Ratio (CR)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa
banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek
yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk
untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan. Semakin besar Current
Ratio semakin baik, karena dapat menjaga performance kinerja perusahaan
yang pada akhirnya dapat mempengaruhi performance harga saham dan
meningkatkan return saham sehingga investor tertarik untuk melakukan
investasi disuatu perusahaan.

b. Rasio Solvabilitas

11
Menurut Kasmir (2013:151), rasio solvabilitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan
utang. Rasio Solvabilitas digunakan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajibannya, baik untuk
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan
mengalami likuidasi. Berikut rasio yang sering digunakan perusahaan untuk
mengukur kemampuan yaitu
1. Debt to Equity Ratio (DER).
Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas,Kasmir (2013:151). Rasio ini diperoleh dengan cara
membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh
ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam dengan pemilik perusahaan. Rasio ini diperoleh dengan
membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh
ekuitas. DER digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam dengan pemilik perusahaan dan rasio ini berguna sebagai alat ukur
untuk mengetahui setiap modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Semakin tinggi DER yang menunjukan komposisi utang dibandingkan modal
semakin buruk bagi perusahaan karena besarnya resiko yang harus
ditanggung perusahaan atas kegagalan yang mungkin terjadi dan akan
mempengaruhi penurunan harga saham.

c. Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir (2013:196), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditujukan oleh laba yang dihasilkan dari pejualan dan pendapatan investasi.
Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan,
terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.

12
Jenis rasio profitabilitas yang umum digunakan oleh perusahaan yaitu :
1. Return On Equity (ROE).
Return on equity (ROE) atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio
untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. ROE
menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio
ROE menunjukan bahwa perusahaan semakin baik, karena perusahaan
mampu meningkatkan keuantungan bagi pemegang saham. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan, hal
ini ditujukan oleh labaperusahaan yang dihasilkan dari pejualan dan
pendapatan investasi perusahaan. ROE ini pula yang dijadikan dasar
seorang investor atau calon investor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan yang akan dipilih, dikarenakan dengan ROE perusahaan yang
tinggi ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengoptimalkan
kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

2.2 Kerangka Konseptual

Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Teknik
Peneliti
No Variabel Analisi Hasil Penelitian
(Tahun)
Data
1 Suantari (2016) Variabel Regresi current
Dependen: linier ratio(CR), debt
return saham Berganda to equity
Variabel ratio(DER), dan
Independen: return on
current equity(ROE)
ratio(CR), debt berpengaruh
to equity positif terhadap
ratio(DER), return saham,
return on equity inflasi dan

13
ROE), dan tingkat suku
inflasi dan bunga tidak
tingkat suku berpengaruh
bunga. terhadap return
saham
3 Rika Verawati Variabel Analisis EPS berpengaruh
(2014) Dependen: regresi data positif dan signifikan
return saham panel terhadap return
Variabel dengan saham, PER tidak
Independen: bantuan berpengaruh positif
Earning Per program dan signifikan
Share (EPS), EViews terhadap return
Orice Earnng saham, DER
Ratio (PER), berpengaruh negative
Debet to Equity dan signifikan
Ratio (der), dan terhadap return
Price Book saham, dan PBV
Value (PBV) berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap return
saham
4 Purnmaningsih Variabel Analisis Struktur modal dan
dan Wirawati Dependen: regresi linier PVB berpengaruh
(2013) return saham berganda positif dan signifikan
Variabel dan regresi terhadap return
Independen: moderasian saham sedangkan
return on assets ROA tidak memiliki
(ROA), struktur oengaruh yang positif
modal, dan dan signifikan
price to book terhadap return
value (PBV) saham. Sedangkan

14
degan GCG berdasarkan analisi
sebagai variable regresi moderasian
moderasi yang diketahui bahwa
diproyeksikan GCG bukan
dengan merupakan variable
corporate pemoderasi pengaruh
governance ROA, struktur modal,
perception dan PBV terhadap
index (CGPI) return saham
5 Arisandi (2012) Variabel Regresi ROA, tingkat inflasi,
Dependen: Multiple dan nilai tukar
return saham mempunyai
Variabel hubungan parsial
Independen: yang signifikan
ROA, DER, dan kepada return saham,
tingkat inflasi sebaliknya DER dan
CR mempunyai
pengaruh yang tidak
signifikan terhadap
return saham
7 Faoriko (2011) Variabel analisis inflasi, suku bunga,
Dependen: regresi linier dan nilai tukar secara
return saham sederhana simultan berpengaruh
Variabel dan analisi signifikan terhadap
Independen: regresi return saham
inflasi, suku berganda
bunga, dan nilai
tukar rupiah
Sumber : Skripsi dan jurnal

Peneliti menggunakan variabel dependen yaitu return saham dan variabel


independen yang terdiri dari current ratio, debt to equity ratio, dan return on

15
equity. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier beganda.
Hipotesis penelitian yakni current ratio, dan return on equity berpengaruh positif
dan signifikan terhadap return saham sedangkan debt to equity ratio berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap return saham.

Kerangka pemikiran penelitian dinyatakan dalam bentuk skema seperti


Gambar 2.1 berikut :

CR
H1
RETURN
ROE H2 SAHAM

DER
H3 Sumber:
Hasil Pemikiran Peneliti (2018)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis Penelitian

16
Berdasarkan uraian kerangka berpikir tersebut maka dapat disusun hipotesis
sebagai berikut:
2.3.1 Pengaruh Current Ratio terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018
Current ratio bisa menjadi likuiditas yang baik jika persediaan persediaan
tidak mudah dikonversi menjadi uang kas. Semakin kecil rasio likuiditasnya maka
semakin baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka
pendeknya dan semakin kecil pula resiko yang harus ditanggung oleh pemegang
saham. CR merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar utang jangka pendeknya secara keseluruhan yang sudah jatuh tempo.
Penelitian yang dilakukan oleh Suantari (2016) dan Sari (2012) menunjukan
bahwa current ratio berpengaruh positif terhadap return saham.
H1 : Current ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-
2018.

2.3.2 Pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap return saham pada


perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2016-2018
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas, Kasmir(2013:151). Semakin tinggi debt to equity ratio yang
menunjukan komposisi utang dibandingkan modal semakin buruk bagi
perusahaan karena besarnya resiko yang harus ditanggung perusahaan atas
kegagalan yang mungkin terjadi dan akan mempengaruhi penurunan harga saham.
Penelitian yang dilakukan Rika Verawati (2014) menyatakan DER berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap return saham.
H2 : Debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2016-2018.

17
2.3.3 Pengaruh Return On Equity terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018
Return on equity merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar laba
yang dapat di hasilkan perusahaan dari modal yang telah digunakan. Semakin
tinggi rasio return on equity menunjukan bahwa perusahaan semakin baik,
karena perusahaan mampu meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham.
Penelitian Suantari (2016) yang menyatakan bahwa return on equity
berpengaruh positif terhadap return saham.
H3 : Return on equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2016-2018.

18
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif asosiatif dengan tipe kausal. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian suatu populasi atau sampel tertentu. Pendekatan kuantitatif
yang berbentuk asosiatif dengan tipe kasual ini merupakan jenis penelitian yang
menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
(Sugiyono, 2014:56). Pendekatan kuantitatif asosiatif dengan tipe kausal, yaitu
untuk mengetahui pengaruh current ratio, debt to equity ratio, dan return on
equity terhadap return saham, yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Current Ratio (X1)


H1 (+)

Debt to Equity Ratio (X2) H2 (-)


Return Saham (Y)
Return on Equity (X3)
H3 (+)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

3.2. Lokasi Penelitian


Lokasi pada penelitian ini adalah di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
mengakses website (www.idx.co.id).
3.3. Obyek Penelitian
Yang dimaksud obyek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran
penelitian (Kamus Bahasa Indonesia;1989:622). Menurut Anto Dayan 1986: 21,
obyek penelitian adalah pokok persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan
data secara lebih terarah. Menurut Supranto 2000:21, obyek penelitian adalah

19
himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan
diteliti. Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah current
ratio, debt to equity ratio dan return on equity terhadap return saham. perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018 yang
dihimpun melalui www.idx.co.id.

3.4. Identifikasi Variabel


Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian tarik kesimpulan (Sugiyono, 2013:38). Variabel yang
digunakan dalam proposal penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
(1) Variabel Independen (Bebas), yaitu Variabel yang menjelaskan dan
memengaruhi variable lain, dan (2) Variabel Dependen (Terikat), yaitu Variabel
yang dijelaskan dan dipengaruhi oleh variable independen.
3.4.1 Variabel Independen
Variabel independen adalah Variabel yang sering disebut sebagai variabel
stimulus, predicator, dan antesenden atau sering disebut variabel Bebas. Variabel
ini memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable
dependen (Sugiyono, 2013:39). Variabel Independen dalam penelitian ini adalah
Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Equity Ratio
(ROE).

3.4.2 Variabel Dependen


Variabel Dependen merupakan variable yang dipengaruhi atau menjadi
akibat, karena adanya variable bebas (Sugiyono, 2013). Variabel Dependen dalam
proposal penelitian ini adalah Return Saham.

3.5. Definisi Operasional Variabel

20
Berikut variabel penelitian berkaitan dengan objek penelitian didefinisikan
untuk mengetahui batasannya secara operasional, yaitu:
3.5.1. Return saham
Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return
dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspetasi yang belum
terjadi, tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa yang akan datang.
Returnrealisasi merupakan return yang sudah terjadi. Return realisasi dihitung
berdasarkan data historis, sedangkan return ekspektasi adalah return yang
diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan datang. Berbeda dengan
retur realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum
terjadi, Jogiyanto (2010:207). Untuk menghitungreturn sahammenggunakan
rumus :

Keterangan:
Ri,t = Return Saham i pada waktu t
Pi,t = Harga Saham i pada periode t
Pit-1 = Harga Saham pada i periode t-1

3.5.2. Current Ratio (CR)


Current Rratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain,
seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka
pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai
bentuk untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan. Untuk menghitung
current ratio (CR)menggunakan rumus :

21
3.5.3. Debt to equity ratio (DER)
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas, Kasmir (2013:151). Rasio ini diperoleh dengan cara
membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh
ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam dengan pemilik perusahaan. Rasio ini diperoleh dengan
membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh
ekuitas. Debt to equity ratio (DER) digunakan untuk mengetahui jumlah dana
yang disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan dan rasio ini berguna
sebagai alat ukur untuk mengetahui setiap modal sendiri yang dijadikan untuk
jaminan utang. Semakin tinggi debt to equity ratio (DER) yang menunjukan
komposisi utang dibandingkan modal semakin buruk bagi perusahaan karena
besarnya resiko yang harus ditanggung perusahaan atas kegagalan yang mungkin
terjadi dan akan mempengaruhi penurunan harga saham. Untuk menghitung debt
to equity ratio (DER) menggunakan rumus :

3.5.4. Return On Equity (ROE)


Return On Equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk
mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Return on equity
(ROE) menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio
return on equity (ROE) menunjukan bahwa perusahaan semakin baik, karena
perusahaan mampu meningkatkan keuantungan bagi pemegang saham. Rasio ini
juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan, hal ini
ditujukan oleh laba perusahaan yang dihasilkan dari pejualan dan pendapatan
investasi perusahaan. Return on equity (ROE) ini pula yang dijadikan dasar
seorang investor atau calon investor untuk menanamkan modalnya pada

22
perusahaan yang akan dipilih, dikarenakan dengan return on equity (ROE)
perusahaan yang tinggi ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu
mengoptimalkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Untuk
menghitung return on equity (ROE) menggunakan rumus:

3.6 Jenis dan Sumber Data


3.6.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Data kualitatif adalah data yang tidak berupa angka-angka
dan tidak dapat dihitung. Data kualitatif dalam penelitian
ini adalah seluruh informasi mengenai daftar perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2016-
2018.
2) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka
yang dapat dihitung secara sistematis dan statistic. Data
kuantitatif dalam penelitian ini berupa laporan keuangan
dan harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.

3.6.2 Sumber Data


Berdasarkan sumbernya data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
melalui perantara, seperti orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2013:402). Sumber
data tersebut diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018 melalui www.idx.co.id.

3.7 Metode Pengumpulan Data

23
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi dokumentasi. Dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara melihat, mengumpulkan, dan mencatat data-data maupun informasi
laporan keuangan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

3.8 Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang bersifat
bilangan atau angka-angka. Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian setelah
dilakukan tabulasi data, maka selanjutnya akan dianalisis dengan analisi statistik
sebagai berikut :
3.8.1 Uji Asumsi Klasik
Analisis data adalah analisis data yang menggunakan teknik analisis
regresi linear berganda. Tujuan pengujian data menggunakan uji asumsi klasik
yakni untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen
sehingga analisis diinterpretasikan dengan lebih akurat, efisien dan terbatas dari
kelemahan yang terjadi karena masih ada gejala asumsi klasik, Ghozali (2013:90).
Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini bertujuan untuk melihat apakah terjadi korelasi suatu
periode t dengan periode sebelumnya (t-1). Untuk mengetahui ada tidaknya
autokorelasi, maka digunakan metode Durbin Watson (DW Test), Ghozali
(2013:115). Uji Durbin Watson adalah salah satu alat uji untuk mengetahui
apakah suatu model regresi terdapat autokorelasi. Model regresi yang baik adalah
model regresi yang bebas dari autokorelasi. Apabila terdapat autokorelasi dalam
model regresi, maka akan memberikan hasil yang menyimpang. Uji autokorelasi
ini digunakan untuk melihat nilai Durbin Watson, Penilaian pada uji autokorelasi
adalah :
(a) Bila -2 <dw< +2, maka tidak terjadi autokorelasi.
(b) Bila dw < -2 , maka terjadi autokorelasi positif.
(c) Bila dw > +2 , maka terjadi autokorelasi negatif.

24
2) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi,
variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak. Pengujian
normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov – Smirnov (K-S). Residual
berdistribusi normal apabila tingkat signifikannya > dari 0,05, Ghozali
(2013:132).

3) Uji Multikolonieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance
atau variance inflation factor (VIF). Jika ada tolerance >0.10 dan VIF < 10,
dikatakan tidak ada multikolinieritas sedangkan nilai tolerance< 0.10 dan VIF >
10 maka terjadi multikolonieritas, Ghozali (2013:105).

4) Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi
ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heterokedastisitas. Salah satu cara
untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas adalah menggunakan uji Glejser.
Uji ini dilakukan dengan cara melakukan regresi variabel bebas dengan nilai
absolute dari residualnya. Jika nilai variabel bebas > 0,05 maka tidak terjadi
heterokedastisitas, namun jika nilai variabel bebas < 0,05 maka terjadi
heterokedastisitas, Ghozali (2013:142).

3.8.2 Analisis Regresi Linier Berganda

25
Sekaran (2011:299) menyatakan bahwa analisis regresi pada dasarnya
adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) degan satu atau
lebih variabel independen (bebas). Tujuan analisis regresi linier berganda yaitu
untuk mengestimasi atau memprediksi rata – rata populasi atau nilai rata – rata
variabel dependen berdasarkan nilai independen yang diketahui. Model persamaan
regresi yang digunakan adalah :

Y = α + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3+ ε


Keterangan :
Y = Return saham
α = Nilai konstanta
β = Koefesien regresi
ε = Standar Error
X1 = Current Ratio (CR)
X2 = Debt to Equity Ratio (DER)
X3 = Return On Equity Ratio (ROE)

3.8.5 Uji Statistik t (t-test)


Uji ini dipergunakan untuk menguji signifikan masing-masing koefisien
regresi sehingga diketahui apakah pengaruh secara parsial antara CR, DER, dan
ROE terhadap return saham adalah nyata terjadi (signifikan) atau tidak, Sugerindra
(2015:18). Menurut Ghozali (2013:98), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen.
1) Nilai Sig. t ≤ α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya
semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Nilai Sig. t > α = 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya
semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.

3.8.6 Uji Statistik F ( F-test)

26
Uji ini dipergunakan untuk menguji signifikan masing-masing koefisien
regresi sehingga diketahui apakah pengaruh secara simultan antara CR, DER, dan
ROE terhadap return saham adalah nyata terjadi (signifikan) atau tidak,
Sugerindra (2015:18).
Uji statistik F menunjukkan apabila semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model memiliki pengaruh secara bersama – sama terhadap
variabel terikat. Hasil uji statistik f diketahui dari tabel analisis varians (ANOVA).
Untuk menguji kebenaran koefisien regresi secara keseluruhan, nilai F hitung
dibandingkan dengan tingkat signifikan 5% (Ghozali, 2013:98). Kriteria
pengujiannya adalah :
a) Jika probabilities value > derajat kesalahan atau alpha 0,05 (5%) maka
Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya semua variabel independen
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
b) Jika probabilities value < derajat kesalahan atau alpha 0,05 (5%) maka
Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya semua variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen.

27
DAFTAR RUJUKAN

Abdul, Halim. 2005. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.


Affinanda, Ade. 2015. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham
Perusahaan dalam Indeks LQ 45 tahun 2010-2013. Skripsi Universitas
Diponegoro Semarang.
Alwi, Z. Iskandar. 2003. Pasar Modal dan Aplikasi. Edisi Pertama. Penerbit
Yayasan Pancur Siwah. Jakarta. hal 87-88.
Darm Darmadji Tjitono & Hendy M. Fakhrudin. 2012. Pasar Modal di Indonesia
(pendekatan tanya jawab). Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Faizal, Cholid. 2014. Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Rasio
Aktivitas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Nilai Pasar terhadap
ReturnSaham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2012. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.
Fakhrudin, Shopian. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar
Modal. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
Faoriko, Akbar. 2013. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah,
terhadapReturn Saham di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas
Negeri Yogyakarta.

28
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS
21. Edisi 7. Semarang : Universitas Diponegoro.

Gitman, Lawrence J dan Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance.


13th Edition. Global Edition: Pearson Eduaction Limited

Holillah, Ilham. 2009. Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Inflasi terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG). Skripsi Universitas Islam Riau Pekan
Baru.
Husnan, Suad. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjang). Yogyakarta: BPFE.
Indrajaya, Muhammad Hanif. 2015. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Leverage, dan Aktivitas terhadap ReturnSaham pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012 -2014. Skripsi
Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta.
Jogiyanto Hartono. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Kelima.
Yogyakarta. Bpfe. 
Jogiyanto, Hartono. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Keenam.
Yogyakarta: BPFE.
Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Persada.
_____. 2014.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi 2014.Jakarta:
Rajawali Persada.
Larissa, Cheria Sofie, Djatikusuma., Edin Surdin dan Trisnadi Wijaya. 2014.
Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham pada
Perusahaan Pembiayaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
STIE MDP Palembang.
Latumaerissa, Julius R. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta:
Salemba Empat.
Parwati, Ayu Dika R.R dan Sudiartha, Gede Mertha. 2015. Pengaruh
Profitabilitas, Leverage, Likuiditas dan Penilaian Pasar terhadap Return
saham pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Universitas Udayana
(UNUD) Bali.

29
Prihantini, Ratna. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan
CR terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estate and
Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003 – 2006).
Tesis Universitas Diponegoro Semarang.
Putong, Iskandar. 2002. Ekonomi Mikro dan Makro, Edisi Kedua. Jakarta:
Penerbit Ghalia Indonesia.
Rahyuda Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Udayana University Press.
Denpasar. hal. 118, 118, 285.
Rio, Malintan. 2011. Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),
Price Earning Ratio (PER), dan Return On Asset (ROA) terhadap Return
SahamPerusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2005-2010. Skripsi Universitas Brawijaya.
Sari,Erni Indah, Safitri., Erfita dan Ratna Juwita 2012. Pengaruh Inflasi dan
Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk. Jurnal STIE MDP Palembang.
Sari, Nur Fita. 2012. Analisis Pengaruh DER, CR, ROE, dan TAT terhadap
Return Saham (Studi pada Saham Indeks LQ45 periode 2009 – 2011 dan
Investor yang Terdaftar pada Perusahaan Sekuritas di Wilayah Semarang
periode 2012). Skripsi Universitas Diponegoro.
Sekaran, Uma. 2011. Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat
Simona, Lidya Irene . 2014. Pengaruh Laba Akuntansi dan Tingkat Suku Bunga
padaReturn Saham. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA) Surabaya.
Simamora, 2014, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Gunung Agung
Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfa Beta.
_____. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Mothods). Bandung: Alfabeta.
Sugiono, 2012. Metode Penelitian, Penerbit Andi Offset Yogyakarta.

30
Sugerindra, Ferby. 2015. Pengaruh Tingkat Suku Bunga , Laverage dan
Profitabilitas terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti yang Go
Public di Bursa Efek Indonesia.
Ulupui, IG.K.A. 2010. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan
Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di
BEJ). Jurnal Universitas Udayana (UNUD) Bali.
Umar, Husein. 2011 Metode Penelitian Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali
Pers.
Utami, Hadiahti. 2012. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Kondisi
Ekonomi Terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan
Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011).
Jurnal Politeknik Negeri Semarang.

Verawati, Rika. 2014. Faktor-Faktor Penentu yang Mempengaruhi Return Saham


Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2008-2013. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.
Wirawan, Nata. 2017. Statistika Ekonomi dan Bisnis. Keraras Emas Denpasar.
Abdul, Halim. 2005. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.

Affinanda, Ade. 2015. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham
Perusahaan dalam Indeks LQ 45 tahun 2010-2013. Skripsi Universitas
Diponegoro Semarang.

Darm Darmadji Tjitono & Hendy M. Fakhrudin. 2012. Pasar Modal di Indonesia
(pendekatan tanya jawab). Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Faizal, Cholid. 2014. Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Rasio


Aktivitas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Nilai Pasar terhadap Return
Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2012. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.

31
Fakhrudin, Shopian. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar
Modal. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.

Faoriko, Akbar. 2013. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah,
terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas
Negeri Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS
21. Edisi 7. Semarang : Universitas Diponegoro.

Giri, I Kadek Andre Arsana. 2015. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Lavarage dan
Profitabilitas teradap Return Saham pada Industri Otomotif dan
Komponen di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Mahasaraswati
Denpasar.

Holillah, Ilham. 2009. Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Inflasi terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG). Skripsi Universitas Islam Riau Pekan
Baru.

Husnan, Suad. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan


Jangka Panjang). Yogyakarta: BPFE.

Indrajaya, Muhammad Hanif. 2015. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,


Leverage, dan Aktivitas terhadap Return Saham pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012 -2014. Skripsi
Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta.

Jogiyanto, Hartono. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Keenam.
Yogyakarta: BPFE.
Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Persada.

32
_____. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi 2014. Jakarta:
Rajawali Persada.

Larissa, Cheria Sofie, Djatikusuma., Edin Surdin dan Trisnadi Wijaya. 2014.
Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham pada
Perusahaan Pembiayaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
STIE MDP Palembang.

Latumaerissa, Julius R. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta:


Salemba Empat.

Parwati, Ayu Dika R.R dan Sudiartha, Gede Mertha. 2015. Pengaruh
Profitabilitas, Leverage, Likuiditas dan Penilaian Pasar terhadap
Return saham pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Universitas
Udayana (UNUD) Bali.

Prihantini, Ratna. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan
CR terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estate and
Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003 – 2006).
Tesis Universitas Diponegoro Semarang.

Putong, Iskandar. 2002. Ekonomi Mikro dan Makro, Edisi Kedua. Jakarta:
Penerbit Ghalia Indonesia.

Rio, Malintan. 2011. Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),
Price Earning Ratio (PER), dan Return On Asset (ROA) terhadap Return
Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2005-2010. Skripsi Universitas Brawijaya.

33
Sari, Erni Indah, Safitri., Erfita dan Ratna Juwita 2012. Pengaruh Inflasi dan
Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk. Jurnal STIE MDP Palembang.

Sari, Nur Fita. 2012. Analisis Pengaruh DER, CR, ROE, dan TAT terhadap
Return Saham (Studi pada Saham Indeks LQ45 periode 2009 – 2011 dan
Investor yang Terdaftar pada Perusahaan Sekuritas di Wilayah
Semarang periode 2012). Skripsi Universitas Diponegoro.

Sekaran, Uma. 2011. Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat

Simona, Lidya Irene . 2014. Pengaruh Laba Akuntansi dan Tingkat Suku Bunga
pada
Return Saham. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA) Surabaya.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfa Beta.


___ __. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Mothods). Bandung: Alfabeta.

Ulupui, IG.K.A. 2010. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,


dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan
Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di
BEJ). Jurnal Universitas Udayana (UNUD) Bali.

Umar, Husein. 2011 Metode Penelitian Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali
Pers.

Utami, Hadiahti. 2012. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Kondisi


Ekonomi Terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan

34
Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011).
Jurnal Politeknik Negeri Semarang.

Verawati, Rika. 2014. Faktor-Faktor Penentu yang Mempengaruhi Return Saham


Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2008-2013. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta. Asyik, Nur
Fadjrih. 1999. “Tambahan Kandungan Informasi Rasio Arus Kas”. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, Vol.2 No.2, Juli: 230—250.

Foster G.1986. Financial Statement. Second Edition. Prentice Hall, Singapore Inc.

Gujarati D. 2003. Basic Econometric. Forth Edition. Mc.Graw-Hill, International


Edition.

Gupta M.C. dan R.J. Heufner.1972. A Cluster Analysis Study of Financial Ratios
and Industry Characteristics, Journal of Accounting Research. Dalam
Mas’ud Machfoedz, 1994, Financial Ratio Characteristic Analysis and The
Prediction of Earnings Changes in Indonesia. Kelola No. 7: 114—133.

Horrigan, O.J. 1965. “Some Empirical Bases of Financial Ratio Analysis ”. The
Accounting Review. July: 555—568.

Http://www.kompas.co.id. Di-download 18 April 2005.

Kennedy J.S.P. 2003. “Analisis Pengaruh dari Return on Asset, Return on Equity,
Earnings Per Share, Profit Margin, Asset Turnover , Rasio Leverage dan
Debt to Equity Ratio terhadap
17
Return Saham (Studi terhadap Saham-saham yang Termasuk dalam LQ-45 di BEJ
Tahun 2001)”. Tesis tidak dipublikasikan, Program Pascasarjana
Universitas Indonesia, Jakarta.

35
Machfoedz, Mas’ud. 1994. “Financial Ratio Characteristic Analysis and The
Prediction of Earnings Changes in Indonesia”, Kelola No. 7: 114—133.

Natarsyah S. 2002. “Analisis Pengaruh beberapa Faktor Fundamental dan Risiko


Sistematik terhadap Harga Saham”. Bunga Rampai Kajian Teori
Keuangan. Jogjakarta: BPFE.

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen Edisi pertama. Jogjakarta: BPFE.

O’Connor, Melvin. C. 1973. “On The Usefulness of Financial Ratios to Investors


in Common Stock”. The Accounting Review. April: 339—352.

Pankoff dan Vergill. 1970. “On The Usefullness of Financial Statement


Information: A Suggested Research Approach”. Accounting Review.
April, 269—279.

Parawiyati, Ambar W.H., Edi S. 2000. “Penggunaan Informasi Keuangan untuk


Memprediksi Keuntungan Investasi bagi Investor di Pasar Modal”. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia. Vol.3, No. 2, Juli: 214—228.

Silalahi, D. 1991. “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Harga Saham


(Studi pada Pasar Modal Indonesia)”. Tesis tidak dipublikasikan. Program
Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya.

Standar Akuntansi Keuangan. 1999. IAI. Jakarta: Salemba Empat.

Surat Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 tanggal 17 Januari


1996.

36
Tuasikal A. 2001. “Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Memprediksi Return
Saham: Studi terhadap Perusahaan Pemanufakturan dan
Nonpemanufakturan”. Simposium Nasional Akuntansi IV. Bandung
Agustus; 762—786.

White G.I., Ashwinpaul C. Sondhi dan Dov Fried. 2003. The Analysis and Use of
Financial Statements. USA: John Wiley. pg. 119—135.

Zainudin dan Jogiyanto H. 1999. “Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi


Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.
02, No. 01, Januari: 66—84.

Zulelli, Rina dan Yusniar, Meina Wulansari. 2010. Pengaruh Tingkat Keuntungan
Pasar, Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga, terhadap
Return Saham Industri Food And Baverage Tahun 2007-2009 Studi Pada
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu
Sungai Selatan dan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

37

Anda mungkin juga menyukai