Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP

RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PT.INDOFOOD


SUKSES MAKMUR. Tbk YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
(TAHUN 2018-2020)

PROPOSAL SKRIPSI

THEODORA MARSISKA

NIM. 2022036

JURUSAN MANAJEMEN

ISTITUT BISNIS EKONOMI INDONESIA

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Busra Efek Indonesia merupakan bursa saham yang dapat memberikan peluang
untuk berinvestas dan sumber pembiayaan dalam upaya untuk mendukung suatu
perekonomian nasional,oleh karena itu bursa efek indonesia sangat berperan penting
bagi investor untuk menginfestasikan hartanya kepada perusahaan dan salah satu
faktor yang mempengaruhi keputusan berinvestasi adalah return saham.

Menurut Horne dan Wachowicz (2012:205), likuiditas adalah: “Rasio yang


digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan
sumber daya jangka pendek (aktiva lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek tersebut” Menurut Kasmir (2012:110), definisi likuiditas adalah: “Rasio
likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban (hutang) jangka pendek”.

Menurut Kasmir (2016 : 196) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan
rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Menurut Hery (2016 : 192) rasio
profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. Rasio
profitabilitas dikenal juga sebagai rasio rentabilitas. Di samping bertujuan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode
tertentu, rasio ini juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam
menjalankan operasional perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya, yaitu yang berasal dari kegiatan
penjualan, penggunaan aset maupun penggunaan modal.
Menurut Jogiyanto (2015:263), return saham adalah “Return merupakan hasil
yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi
atatu return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa
mendatang”. menurut Irham Fahmi (2015:456) definisi Return Saham yaitu
“Keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu, dan institusi dari hasil kebijakan
investasi yang dilakukan”.

Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return dapat berupa
return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi
diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang Jogiyanto, 2000 dalam (Indriani,
2014). Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return
realisasi dihitung berdasarkan historis. Return realisasi ini sangat penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan juga digunakan
sebagai landasan perhitungan return ekspektasi di masa yang akan datang. Pada
umumnya nilai return yang sering digunakan adalah return total. Rasio likuiditas pada
penelitian ini diproksikan dengan Current Ratio (CR). Current ratio (CR) merupakan
ukuran yang digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka
pendek, karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka
pendek dapat dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam
periode yang sama dengan jatuh tempo hutang. Sawir, 2005(Laksono, 2017). Ini
berarti, semakin tinggi tingkat current ratio maka akan berpengaruh baik terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Beberapa bukti empiris mengenai pengaruh CR
terhadap return saham menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Menurut Ulupui, 2006
(Laksono, 2017), CR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai return
saham. Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Restiyani (2006), Widyarini (2006),
dan Anastasia (2009) yang 5 menjelaskan bahwa rasio CR tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai return saham.

Berikut tabel data keuagan perusahaan PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk


2018-2020 yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
1.1.3 Penelitian Terdahulu

Verawati, 2014 dengan hasil penelitiannya adalah EPS, PER, DER, dan PBV
secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal ini
ditunjukkan dengan nilai F statitstik sebesar 3,7951 dengan probabilitas 0,0000.

Prabasari, 2018 dengan hasil penelitiannya adalah Mengetahui Pengaruh rasio


likuiditas terhadap return saham dan profitabilitas pada perusahaan Property dan Real
Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Abidin, 2016 dengan hasil penelitiannya adalah Secara simultan variabel debt to
equity ratio, return on asset, price to book value, inflasi, tingkat suku bunnga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap
return saham, hal ini dapat dilihat nilai profitabilitas sebesar 0.002<0,05

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diuraikan rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Rasio Likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return


saham pada perusahaan PT.Indofood Sukses Makmur yang terdaftar di BEI periode
2018 – 2020 ?
2. Apakah Rasio Profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return
saham pada perusahaan PT.Indofood Sukses Makmur yang terdaftar di BEI periode
2018– 2020?

1.2.1 pernyataan peneliti

Berdasarkan latar belakang diatas,penelitian terdahulu,dan rumusan masalah maka

dapat dinyatakan bahwa rasio likuditas dan rasio profitabilitas sangat berpengaruh

signifikan terhatap return saham yang ada di perusahaan PT. INDOFOOD SUKSES

MAKMUR. Tbk periode 2018 – 2020


1.2.2 Pertanyaan peneliti

1. Apakah Rasio Likuiditas berpengaruh yang signifikan terhadap Return saham pada
perusahaan PT.Indofood Sukses Makmur yang terdaftar di BEI periode 2018 – 2020 ?
2. Apakah Rasio Profitabilitas berpengaruh yang signifikan terhadap Return saham
pada perusahaan PT.Indofood Sukses Makmur yang terdaftar di BEI periode 2018 –
2020 ?

3.1 TUJUAN PENELITI

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka dapat ditentukan sebagai
berikut:
1. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Return
saham pada perusahaan PT.Indofood Sukses Makmur yang terdaftar di BEI
periode 2018 – 2020.
2. . Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Return
saham pada perusahaan PT.Indofood Sukses Makmur yang terdaftar di BEI
periode 2018 – 2020.

1.4 MANFAAT PENELITI


Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan masalah maka dapat

diperoleh berbagai manfaat dari penelitian ini adalah :

1.4.1 Manfaat Teoristis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mampu mengembangkan ilmu pengetahuan

dan wawasan bagi pembaca mengenai analisis pengaruh rasio likuiditas, solvabilitas,

dan profitabilitas terhadap Return saham pada perusahaan PT.Indofood Sukses

Makmur yang terdaftar di BEI


1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi emiten Memberikan informasi dan diharapkan akan menjadi bahan


pertimbangan nantinya dalam mengambil kebijakan manajemen khususnya yang
berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.
2. Bagi investor Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
untuk investasi di bursa saham dan menganalisis faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi return saham.
3. Bagi Institut Bisnis Ekonomi Indonesia Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan masukan dan dapat menambah bahan bacaan bagi perpustakaan untuk
peneliti selanjutnya.
4. Bagi peneliti Penelitian ini memberikan kesempatan kepada penulis untuk bisa
menambah pengetahuan dan wawasan tentang return saham yang terdaftar di BEI.
5. Bagi peneliti selanjutnya Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
peneliti, baik teori maupun praktik, mengetahui analisis pergerakan return saham
yang terdaftar di BEI dan sebagai acuan tugas akhir untuk mendapatkan gelar S1
(Strata Satu) dan sebagai acuan untuk mengerjakan proposal dan skripsi.
BAB II

2.1 Kajian Teoritis


2.1.1 Likuiditas

2.1.1.1 Pengertian Likuiditas


Menurut Horne dan Wachowicz (2012:205), likuiditas adalah:

“Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi


kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek
dengan sumber daya jangka pendek (aktiva lancar) yang tersedia untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek tersebut”.

Menurut Kasmir (2012:110), definisi likuiditas adalah:

“Rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban (hutang) jangka pendek”.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, menurut Subramanyam

(2012:185) definisi likuiditas adalah:

“Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya

yang harus segera dipenuhi (jangka pendek)”.

Rasio Likuiditas dapat didefinisikan sebagai rasio yang menunjukan kapabilitas

perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas dikenal

juga sebagai rasio yang dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh

tingkat kapabilitas perusahan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan

jatuh tempo (Hery, 2016: 149).


2.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Lukuiditas

Perhitungan rasio likuiditas ini cukup memberikan manfaat bagi berbagai

pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan baik pihak dalam maupun pihak luar

perusahaan. Oleh karena itu, perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi

perusahaan, namun juga bagi pihak luar perusahaan.

Berikut ini adalah tujuan dari hasil rasio likuiditas menurut Kasmir (2012:132)

adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka


pendek.
b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek tanpa memperhitungkan persediaan.
c. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada
dengan modal kerja perusahaan.
d. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang.
e. Untuk mengukur seberapa besar perputaran kas.
f. Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan
perencanaan kas dan utang.
g. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaikikinerjanya.
h. Sebagai alat bagi pihak luar terutama yang berkepentingan terhadap
perusahaan dalam menilai kemampuan perusahaan agar dapat
meningkatkan saling percaya.

2.1.1.3 Metode Pengukuran Likuiditas

Menurut Kasmir (2012:134-137) Ada beberapa jenis metode pengukuran rasio

likuiditas, sebagai berikut:

1.Rasio Lancar (Current Ratio)


2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test)
3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)


Current ratio atau rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum

digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek.


(Kasmir:134). Rasio lancar menunjukkan apakah tuntutan dari kreditur jangka pendek

dapat dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi aktiva lancar dalam periode

yang sama dengan jatuh temponya utang. Current ratio yang rendah biasanya

dianggap menunjukkan terjadi masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan

yang memiliki rasio lancar terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan

banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan

perusahaan (Mamduh dan Abdul Halim, 2014:202).

Rasio Lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang
tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh temp. Rasio
lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan
(margin of safety) suatu perusahaan. Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan cara
membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar (Kasmir,
2014:132).

Menurut Van Horn and Watchowic (2012:206), Current ratio dapat dihitung

dengan menggunakan rumus :

𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝒍𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔

2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test)

Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya paling

rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan sering menimbulkan kerugian jika

terjadi likuidasi. Oleh karena itu, dalam perhitungan rasio cair (quick ratio), nilai

persediaan dikeluarkan dari aktiva cair (Kasmir, 2012:135).


Menurut Kasmir (2012:135), Rumus untuk mencari Rasio cepat:

𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕 − 𝑰𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚


𝑸𝒖𝒊𝒄𝒌 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔

Quick ratio or acid test lebih baik dalam mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, karena dalam perhitungannya semua

unsur-unsur persediaan dikurangkan atau dianggap tidak digunakan untuk membayar

utang jangka pendek (Mamduh dan Abdul Halim, 2014:202).

Menurut Kasmir (2012:136) menyatakan bahwa “Quick Ratio merupakan

rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas adalah perbandingan antara aktiva lancar yang benar-benar likuid

(yaitu dana kas) dengan kawajiban jangka pendek( Kasmir, 2012:136). Menurut

Kasmir (2012:136), Rasio kas dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑪𝒂𝒔𝒉 𝒐𝒓 𝒄𝒂𝒔𝒉 𝒆𝒒𝒖𝒊𝒗𝒂𝒍𝒆𝒏𝒕


𝑪𝒂𝒔𝒉 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔

Dari rumus tersebut terlihat bahwa persediaan dan piutang dagang yang

kurang likuid harus dikeluarkan dari aktiva lancar, sehingga pembayaran kewajiban

jangka pendek hanya bersumber dari kas dan setara kas (efek-efek).
Menurut Khasmir (2012 : 138) Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang
setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik
setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi
perusahaan untuk membayar utang- utang jangka pendek nya.
Indikator yang dipakai adalah Rasio Lancar. Alasannya, Rasio Lancar dapat
mengukur seluruh total kekayaan perusahaan dan jumlah uang Liquid yang tersedia
dalam perusahaan baik untuk operasional maupun untuk membayar hutang jangka
pendek.

2.1.2 Profitabilitas
2.1.2.1 Pengertian Profitabilitas
Menurut Agus Sartono (2011:122), definisi profitabilitas sebagai berikut:

“Profitabilitas adalah Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya

dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.”

Sedangkan menurut Mamduh M. Hanafi dan Halim (2014: 42) profitabilitas

adalah:

“Rasio Profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan keuntungan (Profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan 20 modal

saham tertentu”.

Pengertian yang sama disampaikan oleh Husnan (2012:72), adalah:

“Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan


(profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu”.

Sedangkan menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2010:107),


menyatakan bahwa: “Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan
keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.”
2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Profitabilitas

Rasio Profitabilitas mempunyai tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pemilik

usaha tetapi juga bagi pihak di luar perusahaan, terutama yang mempunyai

kepentingan dengan perusahaan.

Menurut Kasmir (2012:197-98), tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi

pihak perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan adalah :

a. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam


satu periode tertentu.
b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
e. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yangdigunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri
f. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendiri.

Menurut Kasmir (2012: 198), manfaat yang diperoleh adalah untuk : 1.


Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. 2.
Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sekarang dengan tahun sebelumnya 3.
Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Mengetahui besarnya laba
bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh
dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

2.1.2.3 Metode Pengukuran Profitabilitas


Menurut Agus Sartono (2011:122-128), Ada beberapa jenis metode
pengukuran rasio profitabilitas sebagai berikut:

“1. Net Profit Margin (NFM)


2. Return On Investment (ROI)
3. Return On Equity (ROE)
4. Return On Aset (ROA)”.
Adapun Penjelasannya sebagai berikut:
1. Net Profit Margin
Hubungan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan menunjukkan
kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan sampai cukup berhasil
dalam memulihkan/mengendalikan harga pokok barang dagangan/jasa, beban
operasi, penyusutan, bunga pinjaman dan pajak. Rasio ini juga menunjukkan
kemampuan manajemen untuk menyisihkan marjin tertentu sebagai kompensasi
yang wajar bagi pemiliki perusahaan yang tetap menyediakan modalnya dengan
suatu resiko.

Menurut Agus Sartono(2011:122), Secara sederhana marjin laba bersih dapat

dirumuskan sebagai berikut:

𝒍𝒂𝒃𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌 (𝑬𝑨𝑻)


𝑵𝒆𝒕 𝒑𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 =
𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉

2. Return On Investment

Return on Investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak

dengan total aset. Return on Investment merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah

keseluruhan aset yang tersedia dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin

baik keadaan suatu perusahaan.

Menurut Agus Sartono(2011:123), Return on Investment.

Dapat dihitung dengan rumus:

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌


𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑰𝒏𝒗𝒆𝒔𝒎𝒆𝒏 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒂𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂
3. Return On Equity (ROE)

Rasio return on equity memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola

modal sendiri secara efektif, serta mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang

telah dilakukan pemilik modal atau pemegang saham perusahaan. Menurut Agus

Sartono(2011:124), Rasio ini dihitung dari rumus sebagai berikut:

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌


𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑰𝒏𝒗𝒆𝒔𝒎𝒆𝒏𝒕 =
𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔

4. Return On Asset (ROA)


Return On Assets merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan asetnya untuk memperoleh laba. Return on assets (ROA) dipengaruhi
dua faktor, yaitu laba bersih dan total aktiva. Dimana secara teoritis untuk
meningkatkan ROA dapat dilakukan dengan meningkatkan laba bersih setelah pajak
dan mengurangi total aktiva yang diinvestasikan (ditanamkan) perusahaan.

Menurut Agus Sartono(2011:122) ROA dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌


𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑨𝒔𝒆𝒕 = 𝒙𝟏𝟎𝟎
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

Indikator yang penulis gunakan dalam metode pengukuran profitabilitas


adalah Return On Assets. Alasan pemakaian Return On Assets Karena Rasio ini dapat
menggambarkan potensi keuntungan perusahaan yang didapat sehingga dapat
memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan. Dengan begitu, maka dapat
menarik investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan 24 2.1.3
Solvabilitas 2.1.3.1 Pengertian Solvabilitas Menurut van Horne dan Wachoviz
(2012:233) mendefinisikan: “Rasio solvabilitas atau leverage adalah mengukur
perbandingan
2.1.3 Return Saham
2.1.3.1 Pengertian Return Saham
Menurut Menurut M. Hanafi dan Halim, Return Saham disebut juga sebagai

pendapatan saham dan merupakan perubahan nilai harga saham periode t dengan t-ı.

Dan berarti bahwa semakin tinggi perubahan harga saham maka semakin tinggi return

saham yang dihasilkan.

Menurut Tandellin, Return saham merupakan salah satu factor yang memotivasi
investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor
menanggung resiko atas berinvestasi yang dilakukannya. Return investasi terdiri dari
dua komponen utama, yaitu:2

1 Yield, komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang
diperoleh secara periodic dari suatu investasi. Yield hanya berupa angka nol
(0) dan positif (+).
2 Capital gain (loss, komponen return yang merupakan kenaikan (penurunan)
harga suatu keuntungan (kerugian) bagi investor. Capital gain berupa angka
minus (-), nol (0) dan positif (+).

Menurut Fahmi, 2011 Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.

Sedangkan saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan

mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi

dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan.

Menurut Jogiyanto (2009:109), return saham adalah besarnya persentase nilai

pendapatan yang diperoleh melalui adanya suatu kegiatan investasi. Pendapatan

dalam investasi saham ini meliputi keuntungan jual beli saham, dimana apabila

untung dinamakan capital gain namun jika rugi dinamakan capital loss. Return saham

dibedakan menjadi dua yakni return realisasi (realized return) dan return ekspektasi

(expected return).
Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainy)

antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapi. Semakin besar

return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya,

sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko.

Risiko yang lebih tinggi biasanya di korelasikan dengan peluang 23 untuk

mendapatkan return yang lebih tinggi pula. Namun, return yang tinggi tidak selalu

harus disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang

tidak rasional.

Return terdiri dari capital gain (loss) dan yield (Jogiyanto.2014:264-265): Return

Total = Capital gain (loss) + yieldCapital gain (loss) merupakan selisih dari harga

investasi sekarang relatif dengan harga periode lalu (Jogiyanto.2014: 264-265):

𝒑𝒕 − 𝒑𝒕 − 𝟏
𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍 𝒈𝒂𝒊𝒏 (𝒍𝒐𝒔𝒔) =
𝒑𝒕 − 𝟏

Keterangan :

Pt = harga saham periode sekarang

Pt-1 = harga saham periode sebelumnya.

Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap hargainvestasi

periode tertentu dari suatu investasi, dan untuk saham biasa dimanapembayaran

periodik sebesar Dt rupiah per lembar, maka yield dapat dituliskansebagai berikut

(Jogiyanto.2014:264-265) :

𝑫𝒕
𝒀𝒊𝒆𝒍𝒅 =
𝐩𝐭 − 𝟏
Keterangan :

Dt = Dividen kas yang dibayarkan

Pt -1 = Harga saham periode sebelumnya

Namun mengingat tidak selamanya perusahaan membagikan dividen kas secara

periodik kepada pemegang sahamnya, besarnya actual return dapat dihitung dengan

rumus, (Jogiyanto, 2014:264-265. Tan, 2002. dan Mulyani dkk, 2007. dalam

Haryanto, 2012) :

𝑷𝒕 − 𝒑𝒕 − 𝟏
𝒓𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 =
𝑷𝒕 − 𝟏

Keterangan :

Pt = harga saham periode sekarang

Pt-1 = harga saham periode sebelumnya

2.1.3.2 Investasi Saham


2.1.3.3 Definisi Investasi Saham
Ada banyak pilihan dan variasi investasi yang dapat digunakan dalam berinvestasi

dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Investasi dapat

dilakukan antara lain dengan menabung, membuka tabungan deposito, membeli tanah

dan bangunan, membeli emas maupun membeli surat berharga seperti saham, obligasi

dan lailain.

Pada dasarnya semua pilihan investasi mengandung peluang keuntungan di satu

sisi dan potensi kerugian atau resiko di sisi lain. Seperti tabungan dan deposito di

bank memiliki resiko kecil karena tersimpan aman di bank, tetapi kelemahannya

adalah keuntungannya yang lebih kecil dibandingkan dengan potensi keuntungan dari
bermain saham. Investasi di properti (rumah dan tanah) semakin lama harganya

semakin tinggi, tetapi juga beresiko apabila tergusur atau terjadi, kebakaran terhadap

rumah tersebut, sedangkan usaha sendiri (wiraswasta) beresiko bangkrut sementara

investasi di emas memiliki resiko harga turun.

Saham dapat diartikan sebagai surat berharga sebagai tanda bukti penyertaan

modal atau kepemilikan oleh perorangan atau badan usaha pada suatu perusahaan,

satu lembar saham sama dengan satu bagian kepemilikan. Investasi saham adalah

pemilikan atau pembelian sahamsaham perusahaan oleh suatu perusahaan lain atau

perorangan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan tambahan diluar pendapatan

dari usaha pokoknya. Jadi saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang

diperbandingkan di lantai bursa efek, yang digunakan bagi perusahaan untuk

kelangsungan hidup perusahaan dalam membutuhkan dana dari masyarakat.

Tujuan utama dari kegiatan investasi saham pada pasar modal adalah untuk

memperoleh return saham. Jadi sebelum memutuskan untuk berinvestasi, investor

biasanya menggunakan berbagai cara untuk memaksimalkan keuntungan dari

investasi yang dilakukan. Menurut Gumandi (2011:36) dalam penilaianreturn saham,

terdapat dua metode analisis, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis

fundamental merupakan teknik analisis saham yang mempelajari tentang keuangan

mendasar dan fakta ekonomi dari perusahaan sebagai langkah dari penilaian harga

saham perusahaan. Sedangkan analisis teknikal merupakan upaya untuk

memperkirakan harga saham dengan mengamatiperubahan harga saham tersebut di

waktu lampau.
Dengan membeli saham suatu perusahaan pada dasarnya investor telah memiliki

sebagian hak kepemilikan atas perusahaan tersebut. 26 Semakin banyak saham yang

investor beli maka semakin banyak pula bagian kepemilikan investor tersebut atas

perusahaan. Ketika perusahaan yang sahamnya dibeli membukukan keuntungan,

maka investor pun berhak atas keuntungan tersebut, yang dinyatakan dalam dividen.

Investasi yang dilakukan para investor diasumsikan selalu berdasar pada

pertimbangan yang rasional sehingga berbagai jenis informasi diperlukan untuk

pengambilan keputusan investasi. Secara garis besar informasi yang diperlukan

investor terdiri dari informasi yang bersifat fundamental dan informasi teknikal.

Melalui dua pendekatan informasi tersebut diharapkan investor yang melakukan

investasi mendapatkan keuntungan yang siginifikan dapat menghindari kerugian yang

harus ditanggung.

2.1.3.4 Jenis Saham

Terdapat beberapa jenis saham (Chadina, 2014:18), yaitu :

a. Saham Biasa Saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan.

Mereka menanggung risiko dan mendapatkan keuntungan. Pada saat kondisi

perusahaan mengalami krisis atau melemah, mereka tidak menerima dividen. Dan

sebaliknya, pada saat kondisi perusahaan baik, mereka dapat memperoleh dividen

yang lebih besar bahkan saham bonus. Pemegang saham biasa ini memiliki hak

suara dalam RUPS (rapat umum pemegang saham) dan ikut menentukan

kebijakan perusahaan. Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham biasa akan 27

membagi sisa aset perusahaan setelah dikurangi bagian pemegang saham preferen.
Karakteristik Saham Biasa adalah sebagai berikut:

a. Hak suara pemegang saham, dapatt memilih dewan komisaris.

b. Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru.

c. Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja.

b.Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja.

Saham preferen ini mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran dividen

dibanding saham biasa. Karakteristik Saham Preferen adalah sebagai berikut:

a.Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda.

b.Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari

saham biasa dalam hal pembagian dividen.

c.Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat

dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa.

d.Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara

pemegang saham dan organisasi penerbit terbentu.

2.2 Kajian Empiris


Penelitian terdahulu merupakan salah satu acuan dalam melakukan sebuah
penelitian guna memperkaya teori – teori yang sudah ada sebagai bahan kajian untuk
melakukan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian terdahulu dapat digunakan
sebagai sumber inspirasi, refrensi, bahkan literatur dengan mengkaji penelitian yang
sebelumnya agar dapat memudahkan peneliti yang sekarang untuk memulai atau
melakukan sebuah penelitian dan juga sebagai bukti bahwa ada penelitian terdahulu
yang relevan untuk membandingkan dengan penelitian yang akan dilakukannya.

Berikut adalah contoh penelitian terdahulu yang dimuat dalam bentuk tabel:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

NAMA JUDUL METODE HASIL


PENELITI
Verawati, 2014 Faktor-Faktor Asosiatif EPS, PER, DER,
Penentu yang (Kuantitatif) dan PBV secara
Mempengaruhi bersamasama
Return Saham berpengaruh
Perusahaan signifikan terhadap
Manufaktur yang return saham, hal
Terdaftar di Bursa ini ditunjukkan
Efek Indonesia dengan nilai F
(BEI) periode 2008- statitstik sebesar
2013. 3,7951 dengan
probabilitas 0,0000.
Prabasari, 2018 Pengaruh Likuiditas Kuantitatif Mengetahui
terhadap Return Pengaruh rasio
Saham dan likuiditas terhadap
Profitabilitas pada return saham dan
Perusahaan profitabilitas pada
Property dan Real perusahaan
Estate yang Property dan Real
terdaftar di Bursa Estate yang
Efek Indonesia. terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Abidin, 2016 Analisis Pengaruh Kuantitatif Secara simultan
Faktor Fundamental variabel debt to
dan Kondisi Makro equity ratio, return
Ekonomi terhadap on asset, price to
Return Saham. book value, inflasi,
tingkat suku
bunnga Sertifikat
Bank Indonesia
(SBI), dan nilai
tukar berpengaruh
signifikan terhadap
return saham, hal
ini dapat dilihat
nilai profitabilitas
sebesar
0.002<0,05.
Sumber : Jurnal (2020)
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu, serta untuk pengembangan
hipotesis, maka untuk menggambarkan hubungan dari variabel independen dan
variabel dependen dalam penelitian kali ini dikemukakan suatu kerangka pemikiran
teoritis yaitu mengenai Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, dan Profitabilitas terhadap
Return Saham.

Kerangka pemikiran ditunjukkan dalam gambar sebagai berikut :

Gambar 2.1 kerangka berpikir

LIKUIDITAS X1

X1
RETURN SAHAM

PROFITABILITAS
x X2

2.4 Hipotosis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya masih harus dilakukan

pengujian. Berdasarkan kerangka penelitian yang telah diuraikain, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1 : Rasio likuiditas signifikan positif terhadap return sahan

H2 : Rasio profitabilitas signifikanpositif terhadap return saham

Anda mungkin juga menyukai