Anda di halaman 1dari 91

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan infrastruktur di indonesia tergolong sangat cepat dan pesat.

Berkembangnya tersebut kontraktor menjadi salah satu tim perkembangan.

Selain kinerja pembangunan proyek secara cepat dan tepat. Persaingan di dunia

kontruksi yang sangat cepat saat ini adalah keunggulan kompetititf kinerja yang

berkepentingan perlu mengetahui kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan

harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien untuk mempertahankan

keuntungan atau laba bagi keberlangsungan operasional perusahaan. Kinerja

keuangan adalah kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu

yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan

juga mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangan

perusahaannya. Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas operasi perusahaan

dalam mencapai tujuan, secara periode. untuk meningkatkan kinerja keuangan

dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan terdiri dari neraca, laporan

perhitungan laba-rugi, serta laporan perubahan modal, namun dari laporan

keuangan saja belum dapat memberikan informasi yang tepat sebelum dilakukan

analisis terhadap laporan keuangan tersebut.

Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum digunakan

dalam menganalisis laporan finansial suatu perusahaan. Dengan menggunakan

alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran

kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan

1
2

suatu perusahaan. (Munawir 1990) ada beberapa cara menggolongkan atau

mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu Current Ratio, Debt Equity Ratio, Total

Asset Turn Over , dan Return On Investment

Pentingnya Current Ratio terhadap Return On Investment adalah rasio

lancar yang menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-

kewajiban lancar. Adanya aktiva lancar dapat menunjukkan kinerja keuangan

yang baik yang cukup memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara

maksimal dan tidak mengalami kesulitan akibat krisis keuangan. Akan tetapi,

aktiva lancar yang berlebihan menunjukkan bahwa sebuah perusahaan mampu

untuk mengembalikan sebuah asset dan kemudian dapat diinvestasikan.

Sedangkan pentingnya Debt To Equity Ratio terhadap Return On Investment

adalah Debt To Equity Ratio kemampuan dalam mengembangkan perusahaan

diperlukan sumber pendanaan yang berhubungan dengan aktiva. Sehingga

dapat menghasilkan aktiva lancar yang kemudian aktiva lancar dapat

menghasilkan sebuah asset.

Sedangkan pentingnya Total Asset TurnOver terhadap Return On

Investment yaitu dapat mengindikasikan efektivitas suatu perusahaan dalam

mengelola asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Karena berkaitan dengan

memanfaatkan sumber daya perusahaan yang ada untuk menghasilkan

penjualan. Perusahaan yang memiliki nilai rasio yang baik memiliki arti telah

optimal menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Nilai yang baik

ini juga disebut sebagai rasio efisiensi. Karena menunjukkan efisiensi

perusahaan dalam mengonversi aset menjadi penjualan yang berdampak pada

Return On Investment.
3

Selanjutnya Return On Investment adalah penentuan ukuran-ukuran

tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan

dalam menghasilkan laba nilai aset untuk investasi . Selanjutnya pentingnya

Return on Investment adalah untuk mengevaluasi efisiensi sebuah investasi.

Hal ini biasa dilakukan oleh para investor untuk bisa menentukan strategi bisnis

dan mengembangkan bisnis selanjutnya dengan mengetahui hasil dari Return

On Investment yang sudah dilakukan . Return On Investment ini juga sebagai

kinerja keuangan bagi sebuah perusahaaan baik atau tidaknya dengan tujuan

untuk internal maupun eksternal. Jika kinerja perusahaan baik, nilai usaha akan

tinggi. Profitabilitas juga dapat menentukan kualitas kinerja keuangan yang baik

dan merupakan unsur yang penting bagi perkembangan operasional

perusahaan untuk memutuskan suatu perusahaan memiliki kualitas kinerja

keuangan yang bagus, maka dapat menggunakan dua acuan penilaian yaitu

penilaian berdasarkan kinerja keuangan (Financial Performance) dan penilaian

berdasarkan non kinerja keuangan (Non Financial Performance). Penilaian

berdasarkan kinerja keuangan melihat pada laporan keuangan yang dimiliki

oleh perusahaan yang bersangkutan dan itu berasal dari informasi yang

diperoleh pada neraca (Balance Sheet), laporan laba rugi (Income Statement),

dan laporan arus kas (cash flow statement) serta hal-hal lain yang mendukung

penguatan penilaian kinerja keuangan (Financial Performance). Sedangkan

penilaian Berdasarkan non kinerja keuangan (Non Financial Performance)

melihat pada pelanggan (Customer), manajemen (Management), pembelajaran

pertumbuhan dan sensivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity To Market Risk).

Ada beberapa cara yang dapat menilai kinerja keuangan dengan cara

menghitung rumus rasio keuangan untuk kinerja keuangan tersebut .Dengan


4

adanya rumus rasio tersebut dapat menghitung pengukuran kinerja keuangan

agar dapat dikatakan baik dan perusahaan untuk mengolah keuangan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan dapat berpengaruh

terhadap laba, aset dan investasi.

Dalam peneliti ini menggunakan rasio-rasio ini dapat mengetahui

pengaruh Current Ratio ,Debt To Equity Ratio dan Total Asset TurnOver

terhadap Return On Investment yang baik dengan perusahaan yang terdaftar

pada bursa efek indonesia. Apalagi pada tahun 2019 sampai 2021 terjadi

adanya wabah pendemi covid 19 dan dalam penilaian kinerja keuangan ini

kedepannya agar mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan. Penulis

tertarik untuk melakukan penelitian di perusahaan dengan mengambil data

yang terdaftar di bursa efek indonesia dengan perusahaan yang bergerak di

bidang Kontraktor. Penulis akan melakukan penelitian dengan menggunakan

laporan keuangan selama 4 tahun terakhir mulai tahun 2018-2021. Karena

keterbatasan data yang terdaftar di bursa efek indonesia. Dengan uraian latar

belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul

“ PENGARUH CURRENT RATIO,DEBT TO EQUITY DAN TOTAL ASSET

TURNOVER TERHADAP RETURN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN

KONTRUKSI DI BURSA EFEK INDONESIA ”


5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Rasio Current Ratio berpengaruh terhadap Return On

Invenstment pada perusahaan kontruksi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia?

2. Apakah Rasio Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap Return

On Invenstment pada perusahaan kontruksi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah Rasio Total Asset Turn Over berpengaruh terhadap

Return On Invenstment pada perusahaan kontruksi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah Current Ratio,Debt To Equity Ratio,Total Asset Turn Over

berpengaruh secara bersama terhadap Return On Invenstment

pada perusahaan kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio terhadap Return On

Invenstment pada perusahaan kontruksi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.
6

2. Untuk mengetahui pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap

Return On Invenstment pada perusahaan kontruksi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh Total Asset Turn Over terhadap

Return On Invenstment pada perusahaan kontruksi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk mengetahui Current Ratio,Debt To Equity Ratio,Total

Asset Turn Over berpengaruh secara bersama atau tidaknya

terhadap Return On Invenstment pada perusahaan kontruksi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Aspek Akademis.

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan refrensi dalam

penelitian selanjutnya yang sejenis khususnya berhubungan dengan

kinerja keuangan.

2. Aspek Pengembangan Ilmu Pengetahuan.

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa

maupun dosen yang berhubungan dengan akuntansi yang terkait tentang

laporan keuangan . Dan juga untuk menambah referensi diperpustakaan

dan wawasan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan tentang

akuntansi yang terfokus pada akuntansi manajemen keuangan dan bisa

digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.


7

3. Aspek Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk perusahaan yang terdaftar di bursa efek

indonesia ke depannya dalam segi penilaian terhadap laporan keuangan

agar dapat membantu memberikan informasi data sebagai pengambilan

keputusan untuk pengembangan perusahaan berdasarkan laporan kinerja

keuangan dan Sebagai alat pertimbangan dalam menilai kinerja

manajemen keuangan perusahaan pada masa yang akan datang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN

A. Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan (IAI 2009) mengatakan bahwa: “Laporan

keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

kinerja keuangan suatu entitas, yang bertujuan untuk memberikan

informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas

entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna

laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Menurut (Kasmir

2012) “ Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi

keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu”. (Fahmi 2014) menyatakan bahwa “ Laporan keuangan

merupakan informasi yang menunjukkan kondisi perusahaan, yang

mana kondisi tersebut dapat menunjukkan kinerja suatu perusahaan ”.

Sedangkan (Munawir 1990) “ Laporan keuangan terdiri dari

neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas

dimana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aset,

kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu,

sedangkan perhitungan laporan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil

yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama

periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber

dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan

8
9

ekuitas perusahaan ”.

Dari pengertian laporan keuangan diatas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan laporan yang

disusun secara sistematis dengan menyajikan informasi yang

menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada saat ini atau

dalam suatu periode tertentu yang dapat dijadikan sebagai alat untuk

mengkomunikasian kepada pihak yang berkepentingan. Selain itu

laporan keuangan juga menggambarkan pos akun keuangan

perusahaan pada suatu periode. Dari pos akun tersebut akan diketahui

bagaimana kinerja perusahaan menggunakan keuangan perusahaan

untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab perusahaan.

B. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut (Hutauruk Martinus Robert 2016) tujuan laporan

keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini

memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun

demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi

yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan

ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan

dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan

informasi non keuangan .Sedangkan menurut (Kasmir 2012) ada


10

beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan

yaitu :

1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva

(harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah

kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat

ini.

3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah

pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis

biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode

tertentu.

5) Memberikan informasi tentang perubahan perubahan

yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal

perusahaan.

6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen

perusahaan dalam suatu periode.

7) Memberikan informasi tentang catatan catatan atas

laporan keuangan.

8) Memberikan informasi keuangan lainnnya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan

suatu perusahaan yaitu untuk memberikan informasi yang berhubungan

dengan keadaan keuangan perusahaan seperti, jenis dan jumlah

kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini, jumlah biaya
11

dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode

tertentu. Selain itu untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi agar

memudahkan pihak-pihak yang membutuhkan dan dapat mengetahui

kinerja perusahaan yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan

oleh manajemen keuangan dimasa yang akan datang.

C. Karakteristik Laporan Keuangan

Menurut (Dwi Prastowo 2011) karakteristik laporan keuangan

merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan

berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Karakteristik laporan keuangan ini meliputi:

1. Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan

keuangan adalah kemudahannya untuk dapat dipahami oleh

para pemakai. Dalam hal ini, para pemakai diasumsikan

memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas

ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk

mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi

kebutuhan para pemakai dalam proses pengambilan

keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila

informasi tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi

pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa

masa lalu, masa kini atau masa depan (predictive),


12

menegaskan atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa

lalu (Confirmatory).

3. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (Reliable).

Informasi mempunyai kualitas andal jika bebas dari pengertian

yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan

pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur

(Representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang

secara wajar diharapkan dapat disajikan. Agar dapat

diandalkan, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya

kelengkapan. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan

(Omission) dapat mengakibatkan informasi menjadi tidak

benar dan menyesatkan.

4. Dapat Diperbandingkan

Para pemakai laporan keuangan harus dapat

memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar

periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (Trend) posisi

keuangan dan kinerja perusahaan. Selain itu, pemakai juga

harus dapat memperbandingkan laporan keuangan

antarperusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan,

kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

5. Mempunyai Daya Uji


13

Laporan keuangan yang telah disusun dengan panduan

konsep-konsep dasar akuntansi dan prinsip-prinsip akuntansi

yang sudah disahkan, sehingga dapat diuji kebenarannya oleh

pihak lain.

6. Netral

Laporan keuangan yang disajikan bersifat umum, objektif dan

tidak memihak pada kepentingan pemakai tertentu.

7. Tepat Waktu

Artinya bahwa laporan keuangan harus disajikan tepat waktu.

8. Lengkap

Lengkap artinya bahwa laporan keuangan yang disusun harus

memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dan tidak

menyesatkan pembaca.

D. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Menurut (IAI 2017), Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari :

1 Laporan posisi keuangan pada akhir periode.

2 Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama

periode.

3 Laporan perubahan ekuitas selama periode.

4 Laporan arus kas selama periode.

5 Catatan atas laporan keuangan, berisi kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lain.

6 Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat

sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan


14

akuntansi membuat penyajian kembali pos-pos laporan

keuangan.

(Kasmir 2012)), ada lima macam jenis laporan keuangan yang disusun

yaitu :

1. Neraca (Balance Sheet).

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement).

3. laporan Perubahan Modal.

4. Laporan Arus Kas.( Cashflow )

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Neraca (Balance Sheet) Neraca merupakan laporan yang

menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal

tertentu.Posisi keuangan perusahaan dimaksudkan adalah

posisi jumlah dan jenis harta (aktiva ) dan kewajiban (Pasiva)

dan Modal (Ekuitas) suatu perusahaan.

2) Laporan laba rugi (Income Statement) merupakan laporan

keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan

dalam suatu periode tertentu.Dalam laporan laba rugi

tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber

pendapatan yang diperoleh.

3) Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi

jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini.


15

4) Laporan arus kas (Cashflow) merupakan laporan yang

menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan

perusahaan.

5) Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang

memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang

memerlukan penjelasan tertentu.

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jenis-jenis

laporan keuangan terdiri dari laporan laba rugi, laporan posisi keuangan,

laporan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

keuangan.Laporan keuangan ini dilakukan selama periode akhir periode

yang dimasukkan kedalam pos-pos akuntansi keuangan. Laporan

Keuangan menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas

penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

2.1.2 ANALISA LAPORAN KEUANGAN

A. Analisa Laporan Keuangan

Menurut (Harahap 2018) menyatakan bahwa analisis laporan

keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit

informasi yang lebih kecil dan melihat hubunganya yang bersifat

signifikan atau yang mempunyai makna antara suatu dengan yang lain

baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan

untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting

dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.


16

Menurut (Kasmir 2012) mengemukakan analisis laporan keuangan

bahwa agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat

dipahami dan dimenggerti oleh berbagai pihak, maka perlu dilakukan

analisis laporan keuangan. Jadi dengan mengetahui posisi keuangan,

setelah dilakukan analisis laporan keuangan , akan mendapatkan hasil

informasi tentang kelamahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan,

akan tergambar kinerja manajemen selama ini , selain itu akan terlihat

apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan

sebelumnya atau tidak.

Menurut (Munawir 1990) “ Analisis laporan keuangan adalah

analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau

mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan

(trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta

perkembangan perusahaan yang bersangkutan”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan

keuangan adalah suatu proses yang penuh pertimbangan dalam

menganalisis pos-pos suatu laporan keuangan untuk memprediksi

bagaimana kinerja keuangan suatu perusahaan pada masa yang akan

mendatang untuk mengambil suatu keputusan bisnis . Sehingga dapat

dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil

operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari

hubungan data keuangan serta kecenderungannya terdapat dalam

suatu laporan keuangan, Jadi analisis laporan keuangan dapat dijadikan

sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.
17

B. Tujuan Analisa Laporan Keuangan

Menurut (Kasmir 2012) ada beberapa tujuan dan manfaat bagi

berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara

umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan

adalah:

1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu

periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil

usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.

2) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang

menjadi kekurangan perusahaan.

3) Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

4) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang

perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi

keuangan perusahaan saat ini.

5) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan

apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap

berhasil atau gagal.

6) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan

perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

A. Jenis – Jenis Teknik Analisis Laporan Keuangan


18

Menurut (Kasmir 2012) menyatakan bahwa terdapat beberapa

jenis teknik analisis laporan keuangan yaitu:

1) Analisis perbandingan antara laporan keuangan

Analisis ini dilakukan dengan membandingkan laporan

keuangan lebih dari satu priode. Artinya minimal dua periode

atau lebih. Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-

perubahan yang terjadi.

2) Analisis tren

Merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya

dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis ini dilakukan

dari priode ke priode sehinggga akan terlihat apakah

perusahaan mengalami perubahan yaitu naik, turun, atau tetap,

serta seberapa besar perubahan tersebut yang dihitung dalam

persentase.

3) Analisis persentase per komponen

Merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan

antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan,

baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi.

4) Analisis sumber dan penggunaan dana

Merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-

sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu

periode. Analisis ini juga untuk mengetahui jumlah modal kerja

dan sebab-sebab berubahnya modal kerja perusahaan dalam

suatu periode.

5) Aliran sumber dan penggunaan kas


19

Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-

sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam

suatu periode. Selain itu, juga untuk mengetahui sebab-sebab

berubahnya jumlah uang kas dalam suatu priode tertentu.

6) Analisis rasio

Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui

hubungan pos-pos yang ada dalam suatu laporan keuangan

atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba

rugi.

7) Analisis kredit

Merupakan analisis yang digunakan untuk menilai layak

tidaknya suatu kredit dikucurkan oleh lembaga keuangan

seperti bank. Dalam analisis ini digunakan beberapa cara alat

analisis yang digunakan.

8) Analisis laba kotor

Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah

laba kotor dari priode ke suatu periode . Kemudian juga untuk

mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut antar

periode.

9) Analisis titik pulang pokok

Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi

berapa penjualan peroduk dilakukan dan perusahaan tidak

mengalami kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk


20

menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat

penjualan.

2.1.3 ANALISA RASIO

A. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan

menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur

dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Rasio

keuangan sangat penting untuk menganalisa kondisi keuangan

perusahaan. Analisis laporan keuangan terhadap suatu perusahaan

digunakan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan

perusahaan terutama bagi pihak manajemen. Hasil analisis dapat

digunakan untuk melihat kelemahan perusahaan selama periode

waktu berjalan dan untuk hasil yang cukup baik harus dipertahankan

untuk periode yang akan datang. Menurut (Hery 2015) rasio

keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara

satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai

hubungan yang relevan dan signifikan. Menurut (Kasmir 2012)

menyatakan rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan

angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara

membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat

dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu

laporan keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan

keuangan.
21

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

rasio keuangan merupakan suatu metode analisa yang

membandingkan pos laporan keuangan dengan pos lainnya untuk

menilai kinerja perusahaan. Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah

untuk mengetahui perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan

dan membantu manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan

dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan

dengan informasi yang berasal dari keuangan yang sifatnya terbatas.

B. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

a) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih,

perusahaan akan mampu untuk memenuhi kewajiban tersebut

terutama hutang yang sudah jatuh tempo. Sedangkan menurut

(Kasmir 2018) rasio likuiditas atau sering disebut dengan rasio

modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan

membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva

lancar dengan total passiva lancar (utang jangka pendek). Penilaian

dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat


22

perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.Rasio

likuiditas ini terdiri dari :

1) Rasio Lancar ( Current Ratio )

Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban

jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat

ditagih secara keseluruhan. Current ratio ini digunakan untuk

membandingkan aktiva lancar dengan utang lancar. Dimana

aktiva lancar meliputi kas, bank, surat berharga, piutang,

persediaan, biaya dibayar dimuka, pendapatan yang masih harus

diterima, dan pinjaman yang diberikan. Menurut (Kasmir 2014)

Utang lancar (utang jangka pendek) meliputi utang dagang, utang

bank, utang gaji, utang pajak, utang deviden, dan utang lainnya

yang harus segera dibayar. Dalam praktik rasio dengan standart

200% sudah dianggap cukup baik atau memuaskan bagi

perusahaan. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk persentasi.

Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% ini artinya bahwa aktiva lancar

dapat menutupi semua utang lancar. Rasio lancar yang lebih

aman adalah jika berada di atas 1 atau diatas 100%. Artinya

aktiva lancar harus jauh diatas jumlah utang lancar. Rumus yang

di pakai :

Current Ratio = Aktiva Lancar X 100%


Utang Lancar
23

2) Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar

kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aset

lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Artinya

nilai persediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total

aktiva lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik ( Kasmir,

2014 : 136). Rumus yang di pakai :

=
Quick Ratiouraian
Berdasarkan Aktiva Lancar-Persediaan
penjelasan diatas bahwa rasioXlikuiditas
100% yang
Utang Lancar
digunakan dalam penelitian tersebut adalah Current Ratio.

b) Rasio Solvabilitas ( Leverage Ratio)

Menurut (Kasmir 2014) bahwa rasio solvabilitas adalah rasio

yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan

dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang

ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio

solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek

maupun jangka panjang apabila perusahaan

dibubarkan( likuidasi). Solvabilitas pada perusahaan dapat

dihitung dengan beberapa cara analisis rasio yaitu sebagai berikut

1) Rasio Hutang terhadap Aktiva (Debt To Asset Ratio )


24

Menurut (Kasmir 2014) Rasio yang digunakan untuk

mengukur perbandingan antara antara total utang dengan total

aktiva tidak lancar.Sedangkan total utang merupakan keseluruhan

total utang lancar dan total utang tidak lancar.Rumus yang dipakai

yaitu :

Debt To Asset Ratio = Total Utang X 100 %


Total Aktiva

2) Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt To Equity Ratio)

Menurut (Kasmir 2014) adalah Debt To Equity Ratio atau

rasio utang modal ini menggambarkan sejauh mana modal

pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin

kecil rasio ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar rasio

terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau

minimal sama. Rasio yang digunakan untuk mengukur

perbandingan antara total utang dengan modal. Rasio ini

berfungsi untuk mengetahui berapa rupiah modal sendiri yang

dijadikan untuk jaminan utang.

Rumus yang dipakai yaitu :

Debt To Equity Ratio = Total Utang X 100%


Total Modal
25

Berdasarkan uraian penjelasan diatas tersebut bahwa rasio

solvabilitas yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah

Debt To Equity Ratio.Dimana penulis ingin mengetahui

keterkaitan Debt To Equity Ratio dalam kinerja keuangan

perusahaan

c) Profitabilitas ( Profitability Ratio )

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan

dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat

penjualan, asset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu

perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada

laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu

dengan lainya. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat

efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh

laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

Sedangkan Menurut (Kasmir 2016) adalah Merupakan rasio untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.

Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen

suatu perusahaan.Jenis-jenis Rasio yang digunakan dalam

profitabilitas yang dalam perhitungan laba diantaranya :

1) Margin Kotor ( Gross Profit Margin )

Rasio ini digunakan untuk margirn laba kotor yang

pengukurannya digunakan untuk menilai efisiensi

pengendalaian harga pokok atau biaya produksi. Semakin

Tinggi profitnya maka semakin baik keadaan operasi


26

perusahaan karena menunjukkan harga pokok penjualan lebih

rendah. Rumus yang dipakai yaitu :

Gross Profit Margin = Laba Kotor X 100%


Pendapatan bersih

2) Margin Laba Bersih ( Net Profit Margin)

Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya persentase

laba bersih atas penjualan bersih. Net Profit Margin dapat

diinterprestasikan sebagai tingkat efisiensi perusahaan, yaitu

sejauh mana kemampuan menekan biaya-biaya yang ada

diperusahaan.Semakin tinggi Rasio Net Profit Margin maka

suatu perusahaan semakin efektif dalam menjalankan operasi

perusahaannya.

Rumus yang dipakai yaitu :

Nett Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak X 100%


Pendapatan bersih

3) Hasil Pengembalian Atas Investasi (Return On

Investement )

Return On Investment merupakan rasio profitabilitas yang

dihitung dari laba bersih setelah dikurangi pajak terhadap total


27

aktiva. Return On Investment berguna untuk mengukur

kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam

menghasilkan keuntungan terhadap jumlah aktiva secara

keseluruhan yang tersedia pada perusahaan. Semakin tinggi

rasio ini berarti semakin baik kondisi suatu perusahaan.

Sedangkan menurut (Mulyadi, 2001) Return On Investment

adalah merupakan perbandingan laba dengan investasi yang

digunakan untuk menghasilkan laba. Rumus yang dipakai yaitu :

ROI = (Total Penjualan – Nilai Investasi ) X 100%


Investasi

4) Hasil Pengembalian Atas Ekuitas ( Return On Equity )

Menurut (Kasmir 2014) ini digunakan untuk mengukur laba

bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini

menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin

tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan

semakin kuat.

Rumus yang dipakai yaitu :

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak X 100%


Ekuitas / Modal
28

Berdasarkan uraian penjelasan diatas bahwa rasio profitabilitas

yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Return On

Investment. Dimana penulis tertarik keterkaitan dengan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dapat

mengembalikan suatu investasi.

d) Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Menurut (Harahap 2018) merupakan rasio yang

menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam

menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,

pembelian dan kegiatan lainnya. Menurut (Fahmi 2014) aktivitas

adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu

perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna

menunjang aktivitas perusahaan, di mana penggunaan aktivitas ini

dilakukan secara sangat maksimal dengan maksud memperoleh

hasil yang maksimal. Sedangkan (M. Hanafi 2009). Rasio aktivitas

adalah rasio yang melihat pada beberapa aset kemudian

menentukan beberapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada

tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat

penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana

kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Ada

beberapa jenis-jenis rasio aktivitas yang digunakan sebagai alat


29

ukur untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

menggunakan aktiva yang dimilikinya adalah sebagai berikut :

1) Perputaran Piutang (Receiveble Turn Over)

Menurut (Kasmir 2016) perputaran piutang merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang

selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam

piutang ini berputar dalam satu periode. Standar rata-rata industri

perusahaan dapat diketahui bahwa jika dikatakan baik yaitu di

atas 15 kali dan jika di bawah 15 kali artinya perusahaan dalam

kondisi tidak baik. Rumusnya yang dipakai :

RTO = Penjualan Kredit Bersih X 100%


Piutang Rata-Rata

2) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Menurut (Kasmir 2012) perputaran modal kerja atau working

Capital Turn Over merupakan salah satu rasio untuk mengukur

atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode

tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama

suatu periode. Standar rata-rata industri perusahaan dapat

diketahui bahwa jika dikatakan baik yaitu di atas 6 kali dan jika di

bawah 6 kali artinya perusahaan dalam kondisi tidak baik. Untuk


30

mengukur rasio ini, kita membandingkan antara penjualan dengan

modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata.

Rumusnya yang dipakai :

WCTO = Penjualan bersih X 100%


Modal Kerja

3) Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over)

Menurut (Kasmir 2012) total perputaran aktiva atau Total

Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan

mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah

aktiva. Standar rata-rata industri perusahaan dapat diketahui

bahwa jika dikatakan baik yaitu di atas 2 kali dan jika di bawah 2

kali artinya perusahaan dalam kondisi tidak baik.

Rumusnya yang dipakai :

TATO = Penjualan X 100%

Total Aktiva
31

Berdasarkan uraian penjelasan diatas bahwa rasio

aktivitas yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Total

Asset Turn Over. Dimana penulis tertarik keterkaitan dengan

kemampuan perusahaan dalam memutarkan aktivanya untuk

operasional perusahaan.

C. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Hery (2018:140) analisis rasio keuangan memiliki beberapa

keunggulan sebagai alat analisis, yaitu:

1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih

mudah dibaca dan ditafsirkan.

2) Rasio merupakan pengganti yang cukup sederhana dari informasi

yang disajikan dalam laporan keuangan yang pada dasarnya

sangat rinci dan rumit.

3) Rasio dapat mengidentifikasi posisi perusahaan dalam industri.

4) Rasio sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

5) Dengan rasio, lebih mudah untuk membandingkan suatu

perusahaan terhadap perusahaan lain atau melihat

perkembangan perusahaan secara periodik (Time Series).

6) Dengan rasio, lebih mudah untuk melihat tren perusahaan serta

melakukan prediksi di masa yang akan datang.

D. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan


32

Menurut (Hery 2015) sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio juga

memiliki keterbatasan atau kelemahan. Berikut adalah beberapa

keterbatasan atau kelemahan dari analisis rasio keuangan:

1) Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang

dianalisis, khususnya apabila perusahaan tersebut bergerak

dibeberapa bidang usaha.

2) Perbedaan dalam metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan

rasio yang berbeda pula, misalnya perbedaan dalam metode

penyusutan aset tetap atau metode penilaian persediaan.

3) Rasio keuangan disusun dari data akuntansi, di mana data tersebut

dipengaruhi oleh dasar pencatatan (Cash Basis dan Actual basis),

prosedur pelaporan atau perlakuan akuntansi, serta cara penafsiran

dan pertimbangan (Judgments) yang mungkin saja berbeda.

4) Data yang digunakan untuk melakukan analisis rasio bisa saja

merupakan hasil dari sebuah manipulasi akuntansi, di mana penyusun

laporan keuangan telah bersikap tidak jujur dan tidak netral dalam

menyajikan angka-angka laporan keuangan sehingga hasil perhitungan

rasio keuangan tidak menunjukkan kondisi perusahaan yang

sesungguhnya.

5) Penggunaan tahun fiskal yang berbeda juga dapat menghasilkan

perbedaan analisis. Pengaruh penjualan musiman dapat

mengakibatkan analisis komparatif juga akan ikut terpengaruh.

6) Kesesuaian antara besarnya hasil analisis rasio keuangan dengan

standar industri tidak menjamin bahwa perusahaan telah menjalankan

mengelola aktivitasnya secara normal dan baik.


33

2.1.4 KINERJA KEUANGAN

A. Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan dalam konteks dunia usaha mengandung

pengertian yang sangat luas. Kinerja Keuangan sering dihubungkan

dengan kondisi keuangan perusahaan yang berujung pada besarnya

laba atau rugi yang didapatkan sebagai fungsi akuntansi keuangan.

Pengertian kinerja keuangan (IAI 2007) adalah “ Kemampuan

perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang

dimilikinya ” . Menurut (Jumingan. 2006) kinerja keuangan

merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu

periode tertentu menyangkut aspek penghimpunan dana maupun

penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan

modal, likuiditas, dan profitabilitas. Menurut (Mulyadi 2007)

menguraikan pengertian kinerja keuangan ialah penentuan secara

periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan karyawannya

berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan

sebelumnya”

Berdasarkan pengertian kinerja keuangan menurut para ahli

diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah

kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangan secara periodik

yang menyangkut aspek penyaluran dan perhimpunan dana yang

diukur dengan indikator Solvabilitas , Likuiditas, Aktivitas serta

profitabilitas berdasarkan sasaran,standar dan kriteria yang telah

ditetapkan.
34

B. Penilaian Kinerja Keuangan

Menurut Srimindarti (2006:34) penilaian kinerja keuangan yaitu

penentuan efektivitas operasional, organisasi, dan karyawan

berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya secara periodik. Penilaian kinerja diaplikasikan

perusahaan untuk melaksanakan perbaikan atas kegiatan

operasionalnya supaya bisa bersaing dengan perusahaan lain.

Untuk investor, informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan

dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan

mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau

mencari alternatif lain. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai

usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para

investor melihat perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya

sehingga akan terjadi kenaikan harga saham atau dapat dikatakan

bahwa harga saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan.

C. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan

Menurut (S. Munawir 2004) ada empat tujuan dilaksanakannya

pengukuran/ penilaian kinerja keuangan perusahaan yakni untuk:

1) Mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera

diselesaikan pada saat ditagih.


35

2) Mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan

tersebut dilikuidasi, kewajiban keuangan yang dimaksud

mencakup keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

3) Mengetahui tingkat aktivitas ,yaitu kemampuan perusahaan untuk

mengukur efektivitas perusahaan dalam mengunakan aktiva yang

dimilikinya.

4) Mengetahui tingkat profitabilitas atau rentabilitas, yaitu

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama

periode tertentu dengan menggunakan aktiva atau modal secara

produktif.

5) Mengetahui tingkat stabilitas, yaitu kemampuan perusahaan

dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya sehingga

tetap stabil.

Sedangkan Menurut (Rudianto 2013) mengatakan tujuan penilaian

kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran

organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan

sebelumnya, agar membuahkan tindakan serta hasil yang

diinginkan.Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau

rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

Berdasarkan pengertian tujuan kinerja keuangan menurut para ahli

diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menilai tujuan yang

ditetapkan perusahaan telah tercapai, sehingga dapat mencapai

sasaran dan dapat mematuhi standar perilaku perusahaan dapat


36

terpenuhi untuk melakukan perbaikan atas kegiatan operasional

perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain.

2.2 PENELITIAN TERDAHULU

1. Iyus Kusriyanti (2017) Universitas PGRI Yogyakarta dengan judul

penelitian “Analisis Pengaruh Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio

(DR), Dan Total Asset Turnover (TATO) Terhadap Profitabilitas (ROI)

Perusahaan Telekomunikasi Di Indonesia “ Penelitian ini bertujuan tujuan

penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh Current Ratio (CR),

Debt To Equity Ratio (DR), dan Total Asset Turn over (TATO) terhadap

Return On Investment (ROI) pada perusahaan telekomunikasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2016. Sumber data

penelitian ini diperoleh dari internet melalui situs resmi Bursa Efek

Indonesia (BEI) www.idx.co.id berupa laporan tahunan perusahaan-

perusahaan sektor industri telekomunikasi tahun 2009-2016. Jumlah

sampel dalam penelitian ini adalah 4 perusahaan. Metode analisis data

yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis regresi

berganda dengan uji hipotesis yaitu uji t, uji F dan uji R2. Sebelum

menggunakan analisis regresi berganda, dilakukan uji asumsi klasik

terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CR tidak

berpengaruh terhadap ROI. Karena nilai t hitung 0,117 dan nilai

signifikannya 0,908 atau lebih besar dari α = 0,05. Ini menunjukkan

bahwa variabel CR tidak berpengaruh terhadap ROI. DR berpengaruh

secara terhadap ROI. Ini karena nilai t hitung -4,902 dengan tingkat

signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari nilai signifikan α = 0,05. Ini
37

menunjukkan bahwa DR berpengaruh terhadap ROI. TATO berpengaruh

terhadap ROI.Karena nilai thitung 7,211 dengan tingkat signifikansi 0,000

yang lebih kecil dari nilai signifikan α = 0,05. Ini menunjukan bahwa TATO

berpengaruh terhadap ROI.

2. Wina Wati Apriyani (2020) Dengan judul penelitian “Pengaruh Current

Ratio, Debt To Equity Ratio terhadap Return On Investment ” Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Current

Ratio (CR) terhadap Return On Investment (ROI) secara parsial.

Seberapa besar pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return

On Investment (ROI) secara parsial. Dan seberapa pengaruh Current

Ratio (CR) dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return On

Investment (ROI) secara simultan. Pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

Periode 2009- 2018. Dengan Hasil penelitian Berdasarkan hasil analisis

secara parsial Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap Return

On Investment (ROI) dengan thitung sebesar 2,532, dan koefisien

determinasi sebesar 44,5. Pada variabel selanjutnya Debt To Equity

Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment

(ROI) dengan thitung sebesar -5,505 , dan koefisien determinasi sebesar

79,1. Kemudian secara simultan Current Ratio (CR) dan Debt To Equity

Ratio (DER) berpengaruh signifikan, dapat dilihat dari perolehan F hitung >

F tabel yakni 18,163 > 4,74 dan koefisien determinasi sebesar 83,8 pada

PT. Jasa Marga (Persero) Tbk


38

3. Dwi Putri Esthirahayu,Siti Ragil Handayani,Raden Rustam Hidayat (2014)

Pengaruh rasio likiuditas,rasio leverage dan rasio aktivitas terhadap

kinerja keuangan perusahaan (Studi pada Perusahaan Food and

Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh

rasio likuiditas, rasio leverage, dan rasio aktivitas terhadap kinerja

keuangan perusahaan baik secara simultan maupun parsial. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah Current Ratio, Debt To Equity Ratio,

dan Total Asset Turn Over, sedangkan variable terikatnya adalah Return

On Investment dan Return On Equity. Metode analisis menggunakan

analisis deskriptif dan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis

deskriptif selama tiga tahun periode penelitian variabel Current Ratio

menunjukkan hasil yang ideal yaitu modal kerja tersedia dalam jumlah

yang cukup untuk membiayai berbagai kegiatan perusahaan.Variabel

Debt To Equity Ratio menunjukkan hasil yang aman yaitu komposisi

modal pinjaman yang tidak terlampau besar dibandingkan dengan modal

sendirinya, variabel Total Asset Turn Over menunjukkan hasil aktivitas

yang baik, yaitu penjualan bersih yang dihasilkan lebih besar dari aktiva

yang dikeluarkan perusahaan, dan variabel Return On Investment serta

Return On Equity. Menunjukkan hasil yang semakin meningkat, sehingga

mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam menghasilakan laba

semakin baik. Berdasarkan analisis regresi linier berganda, dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dan parsial antara

rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio aktivitas terhadap kinerja

keuangan perusahaan.
39

4. Lysus Herawati Prasthiwi (2021) dengan judul “pengaruh rasio

likiuditas,solvabilitas,dan aktivitas terhadap kinerja keuangan pada

perusahaan sektor healthcare yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun

2018-2020. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif

korelasional yang menggunakan metode statistik untuk mengukur

pengaruh antara 2 variabel atau lebih ( Cresswell : 2014) Populasi

berdasarkan penelitian ini Perusahaan sektor Healthcare yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan data per tanggal 15 November 2020,

didapatkan data bahwa terdapat 23 perusahaan sektor Heathcare. Model

Regresi Linier Berganda serta bantuan program SPSS for Windows

Versi.20 dengan persyaratan apabila nilai hitung validitas setiap item

pernyataan dengan tingkat kepercayaan atau signifikansi lebih kecil dari

0,05 maka pernyataan tersebut dapat dikatakan valid. Rumus linier

berganda digunakan untuk menguji pengaruh 3 variabel independent (

Current Ratio , Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover) dan variabel

dependen (Return On Investment. Kesimpulan Penelitian ini : Rasio

likuiditas, solvabilitas dan aktivitas berpengaruh simultan terhadap kinerja

keuangan yang diwakili dengan Return On Investment. Rasio likuiditas,

solvabilitas dan aktivitas berpengaruh parsial terhadap kinerja keuangan

yang diwakili dengan Return On Investment. Rasio Likuiditas berpengaruh

Dominan terhadap kinerja keuangan (Return On Investment) pada

perusahaan sektor Healthcare yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

5. Deni Sunaryo,Etty Puji Lestari (2022) for the tittle “The Effect of Current

Ratio, Total Assets Turn Over, Firm Size on Debt Payout Ratio with

Return on Investment as Intervening Variable” research result .The


40

purpose of this study is to explain the effect of the current ratio, total

assets turn over and firm size on the dividend payout ratio in cash with

return on investment as an intervening variable. In this study, the object of

this research is the retail sub-sector companies in Southeast Asia for the

period 2012-2019. The sample method used in this study is a purposive

sampling technique where the data obtained are 17 companies from 136

populations. The analytical technique used is the r2 test, multiple linear

regression analysis, t & f test, path analysis and Sobel test. The results of

the study partially conclude that the current ratio has a significant effect

on the dividend payout ratio, while TATO and firm size have no significant

effect on dividend payout. ratio. Simultaneous test results also show that

the current ratio, TATO and firm size simultaneously have no significant

effect on dividend payout ratio and current ratio, TATO and firm size also

have no effect on return on investment. The relationship between

variables for return on investment has a significant effect on the dividend

payout ratio and return on investment is unable to mediate the effect of

the current ratio, TATO and size on the dividend payout ratio. The results

of this study can be used as a consideration in determining dividend

payments and can be expected to assist financial managers in making a

decision to determine the amount of dividends that can be paid,

especially in the form of cash dividends.

2. 3 KERANGKA KONSEPTUAL
41

Berikut ini adalah kerangka Konseptual yang secara garis besar dapat

menggambarkan pokok bahasan yang ada di dalam penelitian ini :

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual

Keterangan :

X1 , X 2 , X3 = Variabel Independen

Y = Variabel Dependen

= Pengaruh variabel independen terhadap variabel

Dependen secara persial

= Pengaruh variabel independen terhadap variabel

Dependen secara simultan

Kerangka konseptual dari penelitian ini dipaparkan pada gambar 2.1 yang

menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui

kondisi pengaruh kinerja keuangan perusahaan tersebut .Pada kerangka


42

konseptual ini menggunakan variabel independen yaitu Current Ratio (CR) ,

Debt To Equity Ratio (DER), dan Total Assets Turn Over (TATO). Yang

dimana dapat membuktikan pengaruh pada variabel dependen yaitu Return

On Investment (ROI). Untuk mengitung rumus tersebut perlu adanya laporan

keuangan perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia dari periode

2018- 2021.

2.4 HIPOTESIS

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih

bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Dugaan

jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan

diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dalam

penelitian ini hipotesis yang akan diuji adalah ada atau tidaknya hubungan

yang ditimbulkan oleh variabel independen (Variabel X) yaitu Current Ratio,

Debt To Equity Ratio dan Total Asset Turn Over terhadap variabel dependen

(variabel Y) yaitu Return On Investment pada perusahaan Kontruksi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan menurut (Sujarweni 2014)

mengatakan “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan

penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat.”


43

Dari uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan jawaban

sementara sebagai berikut :

H1 = Current Ratio (CR) memiliki pengaruh signifikan terhadap Return

On Investemen (ROI)

H2 = Debt To Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh signifikan terhadap

Return on investment (ROI)

H3 = Total Asset Turn Over (TATO) memiliki pengaruh signifikan terhadap

Return on investment (ROI)

H4 = Terdapat pengaruh secara simultan antara Current Ratio (CR), Debt

To Equity Ratio (DER), dan Total Asset Turn Over (TATO) terhadap

return on investment (ROI)


BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:8) Metode Penelitian Kuantitatif adalah

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau

statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.

Sedangkan (Nurastuti 2007) menjelaskan bahwa penelitian

explanatory menguji hepotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat

antara variabel atau lebih dan hubungan sebab akibat tersebut harus

tampak nyata.

Dalam penelitian ini, menggunakan metode kuantitatif dan jenis

penelitian explanatory research karena dalam penelitian ini akan

menjelaskan secara lengkap mengenai pengaruh Current Ratio , Debt To

Equity Ratio dan Total Asset Turn Over terhadap Return On Investment

perusahaan melalui pengujian hipotesis

3. 2 Populasi Dan Sampel

a) Populasi

Menurut Sugiyono (2018:131) populasi sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

44
45

Berdasarkan pengertian populasi di atas, maka yang akan dijadikan

populasi dalam penelitian ini adalah 8 perusahaan kontruksi yang

terdaftar di bursa efek indonesia dengan 4 tahun terakhir dari mulai

tahun 2018-2021. Informan yang meliputi diambil data dari

www.idx.com

Tabel 3.1

Tabel Populasi

NO KODE PERUSAHAAN

1 ADHI PT. ADHI KARYA PERSADA

2 WIKA PT. WIJAYA KARYA

3 WSKT PT. WASKITA

4 TOTL PT. TOTAL BANGUN PERSADA

5 NRCA PT. NUSA RAYA CIPTA

6 TOPS PT. TOTALINDO EKA PERSADA

7 ACST PT. ACSET INDONUSA

8 PBSA PT. PARAMITA BANGUN SARANA

Sumber Data : Bursa Efek Indonesia ( Data diolah 2022)

b) Sampel

Menurut (Sugiyono 2018)) mengemukakan bahwa sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Metode penentuan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling yaitu teknik

yang digunakan dalam penentuan sampel yang dipilih berdasarkan

kriteria tertentu dan berdasarkan pertimbangan tertentu yang

disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun karateristik sampel


46

yang telah ditetapkan yaitu perusahaan kontruksi dan komponen

yang konsisten yang terdaftar di bursa efek indonesia serta

komponen yang tidak lengkap mempublikasikan laporan keuangan

bursa efek indonesia tahun 2018-2021. Berikut sempel penelitian :

Tabel 3.2

Tabel Sampel

KODE PERUSAHAAN TAHUN SAMPEL

ADHI PT. ADHI KARYA PERSADA 2018-2021 4

WIKA PT. WIJAYA KARYA 2018-2021 4

WSKT PT. WASKITA 2018-2021 4

TOTL PT. TOTAL BANGUN PERSADA 2018-2021 4

NRCA PT. NUSA RAYA CIPTA 2018-2021 4

TOPS PT. TOTALINDO EKA PERSADA 2018-2021 4

ACST PT. ACSET INDONUSA 2018-2021 4

PBSA PT. PARAMITA BANGUN SARANA 2018-2021 4

TOTAL 32

Sumber Data : Bursa Efek Indonesia ( Data diolah 2022)

Berdasarkan tabel di atas, maka sampel yang diambil dalam

penelitian ini ada 32 sampel dengan laporan neraca dan laporan

laba rugi tahun 2018-2021.


47

3. 3 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah salah satu bentuk usaha dalam

melakukan pendekatan sejauh mana variabel satu faktor atau lebih yang

saling berkaitan untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan

penelitian. Dan variabel dibagi menjadi 2 yaitu variabel independen dan

variabel dependen .Berikut Variabel yang digunakan dalam penelitian ini

Variabel Independent dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Current Ratio (X1)

Adalah rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek

dan panjang . Dalam pengukuran rasio likuiditas dengan cara

membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva

lancar dengan total passiva lancar (utang jangka pendek).

2. Debt To Equity Ratio ( X2)

Rasio merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek

maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan.

3. Total Asset Turn Over ( X3)

Rasio yang merupakan alat mengukur efektivitas perusahaan

dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula.

dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

(efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan.


48

Sedangkan variabel Dependen ROI (Y) :

1. Return On Investment

Merupakan hasil atau prestasi yang dicapai oleh manajemen

perusahaan pada saat menjalankan fungsinya dalam

mengembalikan investasi dari hasil atas aktiva perusahaan

secara efektif selama periode tertentu.

3. 4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini :

1. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi yaitu

dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan

mendokumentasikan data-data yang dibutuhkan, yang diperoleh

dari www.idx.co.id

3. 5 Sumber data dan Pengumpulan data

Menurut (sugiyono 2018) pengumpulan data dapat dilakukan dalam

berbagai keadaan, sumber dan cara. Bila ditinjau dari sumber datanya,

maka pengumpulan data terdiri dari sebagai berikut :

1) Data Primer

Data primer yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumbernya ( tidak melalui perantara)


49

2) Data Sekunder

Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh

penelitian secara tidak langsung atau melalui media perantara

( diperoleh melalui orang lain atau lewat dokumen).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

data tersebut tercermin dalam laporan keuangan berupa neraca dan

laporan laba rugi perusahaan kontruksi yang terdaftar di Bursa efek

indonesia selama tahun 2018-2021.

3. 6 Analisis Data

Teknik analisis data akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan

bantuan program SPSS 26 for windows. Analisis yang dipergunakan

adalah sebagai berikut:

3.6.1 Analisis Deskriptif

Menurut (Sugiyono 2017) mendefinisikan analisis statistik deskriptif

adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel

mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri

sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu

sendiri dan mencari hubungan dengan variabel lain. Analisis deskriptif

ditunjukkan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan data dari

variabel independen berupa Return On Investment . Analisis statistik

deskriptif merupakan teknik analisa data untuk menjelaskan data secara


50

umum atau generalisasi, dengan menghitung nilai minimum, nilai

maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi (standard

deviation) (Sugiyono 2017).

3.6.2 Uji Asumsi klasik

Peneliti menjalankan uji normalitas, uji multikolinearitas,serta

heterokedastisitas .

1. Normalitas

Menurut (Ghozali 2018b) uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal, untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan menggunakan analisis uji

statistik Kolmogorov-Smirnov dan analisis grafik. Kolmogorov-S

mirnov digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal

atau tidak dengan cara melihat pada baris Asymp. Sig (2- tailed).

Hasil penelitian dikatakan berdistribusi normal atau memenuhi uji

normalitas apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) variabel residual berada

diatas 0.05 atau 5%. Sebalikmya apabila berada dibawah 0.05 atau

5% data tidak berdistribusi normal atau tidak memenuhi uji

normalitas. Analisis grafik dilihat dari jika ada data yang menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik

histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.


51

2. Multikolinearitas

Uji multikolinearitas mempunyai tujuan guna melakukan pengujian

apakah model regresi didapatkan korelasi pada masing-masing

variabel bebas (Ghozali 2018a). Pengujian ada maupun tidak

multikolinieritasnya bisa memakai nilai tolerance maupun Variance

Inflation Factor (VIF). yang mana nilai tolerance harus > 0,10 dan

nilai VIF < 10. Model regresi yang dianggap baik memiliki model yang

didalamnya tidak ada korelasi diantara masing-masing variabel

bebas.

3. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas berati varians (variasi) variabel tidak sama

untuk pengamatan. Uji heteroskedastisitas mempunyai tujuan guna

mengetahui apakah pada sebuah regresi terjadi sebuah perbedaan

varian pada residual melalui sebuah pengamatan yang lain (Ghozali

2016). Apabila variance pada sebuah pengamatan terhadap

pengamatan lainnya konstan, maka dinyatakan Homokedastisitas

dan apabila tidak sama maka dinyatakan Heteroskedastisitas. Cara

melakukan deteksi masalah dengan heterokedastisitas dalam model

ini ialah melalui Uji Glejser. Uji Glejser memberikan usulan guna

melakukan regresi nilai absolut residual bagi variabel independen

((Ghozali 2016). Apabila nilai signifikan variabel independen > 0,05,


52

maka dapat ditarik kesimpulan tidak terdapat masalah

heterokedastisitas.

3.6.3 Analisis Regresi Berganda

Model regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui apakah

terdapat pengaruh yang signifikan dari satu variabel terikat (dependen) dan

lebih dari satu variabel bebas (independen). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah Return On Investment dan variabel independen adalah

Curent Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over. Model

hubungan antar variabel dapat disusun dalam persamaan linier sebagai

berikut :

Y = α + β 1 X1 + β 2 X2 + β 3 X3 + e

3.6.4 Uji Koefisien Determinasi (R)

Menururt (Ghozali 2016) menjelaskan koefisien determinasi (R2)

dipakai guna melakukan pengukuran besar kecilnya variabel independen

memaparkan terkait variabel dependen. Nilai koefisien determinasi ialah

diantara satu sampai nol. (Ghozali 2016) menyatakan apabila pada uji

empiris ditemukan nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2

dinyatakan nol.

3.6.5 Uji Hipotesis

1. Uji Hipotesis T
53

Uji statistik menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hasilnya signifikan

berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara

individual terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Sedangkan

menurut (sugiyono 2018) memaparkan Uji-T merupakan statistik

parametrik yang digunakan guna melakukan pengujian hipotesis

komparatif rerata 2 sampel melalui bentuk data interval atau rasio. Jika

nilai signifikan P < 0,05 maupun T hitung > T tabel bisa dikatakan variabel

independen memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial.

2. Uji Hipotesis F

Uji F dipakai guna memantau apakah model regresi layak maupun

tidak. Layak berarti model regresi yang terdapat bisa dipakai guna

memaparkan pengaruh variabel independen ( Current Ratio,Debt To Equity

Ratio,Total Asset Turn Over ) dalam dependen ( Return On Invetment ).

Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh simultan dari variabel

bebas terhadap variabel terikat. Melalui hasil uji pada tabel ANOVA, model

regresi disebutkan layak jika nilai signifikansi tidak melebihi 0,05 atau F hitung

> Ftabel.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 PT. Adhi Karya Tbk.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah salah satu badan usaha milik

negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi.Perusahaan ini telah

eksis sejak masa penjajahan Belanda dengan nama NV Architecten-

Ingenieurs en Aannemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse

en de Vries (NV Associatie). Pada tahun 1958, NV Associatie resmi

diambil alih oleh Pemerintah Indonesia dan pada tanggal 11 Maret 1960.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga resmi mengubah nama NV

Associatie menjadi Perusahaan Bangunan Adhi Karya. Pada tanggal 29

Maret 1961 Adhi Karya resmi ditetapkan menjadi perusahaan negara (PN)

dan pada tahun 1971 status perusahaan ini resmi diubah menjadi persero.

Pada tahun 2004 Adhi Karya menjadi perusahaan konstruksi pertama

yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2012, anak usaha

bernama PT Adhi Persada Properti resmi didirikan agar dapat lebih fokus

pada bisnis pembangunan properti. Dua tahun kemudian anak usaha

bernama PT Adhi Persada Beton dan PT Adhi Persada Gedung resmi

didirikan agar dapat lebih fokus pada bisnis pembangunan gedung dan

pencetakan beton. Pada tahun 2018 anak usaha bernama PT Adhi

Commuter Properti resmi didirikan agar dapat lebih fokus pada bisnis

pembangunan properti di sekitar stasiun LRT jabodebek. Setahun

kemudian anak usaha bernama PT Dumai Tirta Persada resmi didirikan

54
55

agar dapat lebih fokus mengelola Sistem Penyediaan Air Minum di dumai.

Pada tahun 2020 anak usaha bernama PT Jalintim Adhi Abipraya resmi

didirikan agar dapat lebih fokus mengelola KPBU perbaikan Jalan Lintas

Timur Pulau Sumatra.Selain kantor pusat di jakarta perusahaan ini juga

memiliki enam divisi yang berkantor di Medan, Palembang, Jakarta,

Surabaya, Balikpapan, dan Makassar.

Gambar 4. 1 Logo Perusahaan


Gambar 4.1 PT. Adhi Karya.Tbk

4.1.2 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Wika adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang

bergerak di bidang konstruksi. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya,

perusahaan ini juga memiliki sebelas kantor operasi yang tersebar di

seluruh Indonesia dan sembilan kantor perwakilan yang terletak di luar

Indonesia. Perusahaan ini telah eksis sejak masa pendudukan Belanda di

Indonesia dengan nama NV Technische Handel Maatschappij en

Bouwbedrijf Vis en Co. (NV Vis en Co.), dengan fokus di bisnis

pembangunan jaringan listrik dan pipa air. Pada tahun 1958, NV Vis en

Co. resmi diambil alih oleh Pemerintah Indonesia dan pada tahun 1960.
56

Kementerian pekerjaan umum dan tenaga mengubah nama perusahaan ini

menjadi Perusahaan Bangunan Widjaja Karja. Pada saat itu kantor pusat

perusahaan ini terletak di Jl. Johar No. 10, Jakarta Pusat. Pada tanggal 29

Maret 1961 perusahaan ini resmi dinasionalisasi oleh Pemerintah

Indonesia, dan namanya diubah menjadi PN Widjaja Karja. Perusahaan

ini pun turut membangun Gelora Bung Karno dalam rangka

penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces dan Asian Games

1962 di Jakarta. Pada tahun 1962 perusahaan ini memindahkan kantor

pusatnya ke Jl. Hayam Wuruk No. 111 Jakarta Pusat. Pada tahun 1972

status perusahaan ini resmi diubah menjadi persero dan namanya

disesuaikan dengan EYD menjadi " PT Wijaya Karya (Persero) ". Pada

dekade 1960 sampai 1970 WIKA mengerjakan sejumlah proyek antara

lain pemasangan jaringan listrik Asahan dan irigasi Jatiluhur.

Gambar 4. 2 Logo Perusahaan PT. Wijaya Karya.Tbk


57

4.1.3 PT. Waskita (Persero) Tbk.

Waskita adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang

bergerak di bidang konstruksi. Dalam menjalankan bisnisnya perusahaan

ini memiliki lima divisi yakni Gedung, Infrastruktur I, Infrastruktur II, EPC,

dan Luar Negeri. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini

juga memiliki sebelas kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Perusahaan ini telah eksis sejak masa pendudukan Belanda di Indonesia

dengan nama NV Volker Aannemings Maatschappij, sebagai cabang dari

sebuah perusahaan yang kini menjadi Volker Wessels. Pada tahun 1958

perusahaan tersebut resmi diambil alih oleh Pemerintah Indonesia dan

pada tahun 1960 kementerian pekerjaan umum dan tenaga mengubah

nama perusahaan tersebut menjadi Perusahaan Bangunan Waskita

Karya. Pada tanggal 1 Januari 1961 Waskita Karya resmi

dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia dan ditetapkan menjadi

sebuah perusahaan negara (PN). Pada tahun 1973 status Waskita Karya

resmi diubah menjadi persero. Pada dekade 1980 perusahaan ini berhasil

membangun Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan Rektor

Serba Guna G.A. Siwabessy. Sementara pada 1990 perusahaan ini

berhasil membangun Wisma 46 (gedung tertinggi di Indonesia saat

diresmikan), Menara Kembar Bank Indonesia, dan Plaza Mandiri.

Sebagai bagian dari upaya restrukturisasi Pemerintah Indonesia

sempat menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke perusahaan

pengelola aset mulai tahun 2010 hingga tahun 2012. Pada bulan

Desember 2012 perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.

Pada tahun 2014 perusahaan ini mendirikan sejumlah anak usaha antara
58

lain Waskita Toll Road, Waskita Beton Precast, dan Waskita Karya

Realty. Pada tahun tahun 2018 perusahaan ini berhasil menyelesaikan

pembangunan sejumlah Proyek Strategis Nasional yakni jalan tol

ruas Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Salatiga

Kartasura, Solo-Ngawi, dan Ngawi-Kertosono LRT Palembang, gedung

terminal baru Bandar Udara Internasional Ahmad Yani jalur Kereta

Bandara Soekarno-Hatta dan Bendungan Raknamo. Pada tahun 2019

Waskita Karya Energi mengubah namanya menjadi Waskita Karya

Infrastruktur.

Gambar 4. 3 Logo Perusahaan PT. Waskita Tbk

4.1.4 PT. Total Bangun Persada Tbk.

Adalah sebuah perusahaan konstruksi gedung yang berkantor

pusat di Jakarta, Indonesia. Melalui anak usahanya perusahaan ini juga

membangun fasilitas industri dan pembangkit listrik serta

mengembangkan properti. Perusahaan ini memulai sejarahnya pada

tanggal 4 September 1970 dengan nama PT Tjahja Rimba Kentjana.

Pada tahun 1981 perusahaan ini melakukan restrukturisasi dan mengubah

namanya menjadi " PT Total Bangun Persada ". Pada tahun 1986
59

perusahaan ini menjadi pelopor penggunaan perancah di bidang

konstruksi di Indonesia. Pada tahun 1993 perusahaan ini juga menjadi

pelopor dalam penggunaan baja komposit untuk pembangunan gedung.

Pada tanggal 25 Juli 2006 perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek

Jakarta.

Gambar 4. 4 Logo Perusahaan PT.Total Bangun Persada Tbk

4.1.5 PT. Nusa Raya Cipta Tbk

Adalah anak usaha dari Surya Semesta Internusa yang bergerak di

bidang konstruksi. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya perusahaan ini

memiliki kantor cabang di Medan, Semarang, Surabaya, dan Denpasar.

Melalui anak usahanya perusahaan ini juga mengelola sebuah hotel di

Surabaya Perusahaan ini didirikan pada tahun 1975 dan kemudian

diakuisisi oleh Surya Semesta Internusa pada tahun 1994. Pada tahun 1997

perusahaan ini berhasil menyelesaikan pembangunan kompleks Gran

Melia di Jakarta Selatan. Setahun kemudian, perusahaan ini berhasil

menyelesaikan pembangunan kompleks rumah dinas PT Tanjungenim


60

Lestari Pulp & Paper di Muara Enim. Pada tahun 2012 bersama PT

Karabha Gryamandiri perusahaan ini ditunjuk sebagai kontraktor

pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan. Setahun kemudian perusahaan

ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2018 melalui PT

Sumbawa Raya Cipta (SRC) perusahaan ini membuka hotel pertamanya

yakni BATIQA Hotel Darmo di Surabaya.

Gambar 4. 5 Logo Perusahaan PT. Nusa Raya Cipta


Tbk.

4.1.6 PT. Totalindo Eka Persada Tbk.

Adalah sebuah perusahaan konstruksi yang berkantor pusat

di Jakarta, Indonesia Perusahaan ini didirikan pada tanggal 31 Oktober

1996 oleh Donald Sihombing. Sebelumnya pada tahun 1995 Donald

Sihombing menyelesaikan proyek besar pertamanya yakni proyek

pembangunan Mal Taman Anggrek. Sementara proyek pertama

perusahaan ini adalah pembangunan Hotel Mulia setinggi 42 lantai,

dengan sistem aluma sehingga proyek tersebut dapat diselesaikan hanya

dalam waktu enam bulan. Proyek besar yang pernah dikerjakan oleh

perusahaan ini antara lain proyek pembangunan jalan tol cipularang tahap
61

2 (2004) apartemen kalibata city (2008) di jakarta, dan podomoro city deli di

Medan (2014). Pada tahun 2006 untuk pertama kalinya perusahaan ini

menggunakan metode konstruksi top-down, yakni untuk proyek

ekstensi Plaza Indonesia. Pada tahun 2009 perusahaan ini terlibat dalam

proyek pembangunan City of Lights di Abu Dhabi yang juga menjadi

proyek pertamanya di luar Indonesia. Pada tanggal 16 Juni 2017

perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2018

perusahaan ini berekpansi ke bisnis pengembangan properti dan pada

tahun 2019 perusahaan ini berhasil menyelesaikan pembangunan nuansa

pondok kelapa. Pada tanggal 24 September 2021 perusahaan ini ditunjuk

sebagai kontraktor utama pembangunan One Avenue tahap pertama

di Batam.

Gambar 4. 6 Logo Perusahaan PT. Totalindo Eka Persada Tbk.


62

4.1.7 PT. Acset Indonusa Tbk

Adalah perusahaan jasa konstruksi terkemuka di Indonesia. Berdiri sejak

tahun 1995 hingga saat ini, ACSET telah menempa keahlian khususnya dalam

bidang fondasi dan pembongkaran bangunan. Kini ACSET merupakan bagian

dari keluarga besar perusahaan ternama di Indonesia PT Astra International

Tbk, melalui anak perusahaannya, PT United Tractors Tbk.Dalam napak

tilasnya ACSET telah berkecimpung dalam berbagai proyek pembangunan

prestisius di berbagai penjuru negeri. Dengan berani menghadapi setiap

tantangan ACSET berinovasi dalam bidang pembangunan, dengan terus

mengedepankan kualitas, keselamatan kerja, dan ketepatan waktu

penyelesaian. Setiap karya yang telah dihasilkan membuktikan bagaimana

ACSET membangun rasa percaya dan hubungan kerjasama erat dengan

pelanggannya dengan tujuan untuk membangun karya-karya yang ACSET

dirikan dengan penuh kebanggaan. Selaras dengan semangat dan cita-cita

Astra sebagai aset bagi bangsa yang terus berpacu mencapai keunggulan

ACSET terus menghadapi tantangan-tantangan dalam bidang jasa konstruksi

serta terus berkembang secara aktif untuk berkontribusi demi kemakmuran

bangsa melalui pembangunan unggul yang berkualitas dan aman.


63

Gambar 4. 7 Logo Perusahaan PT. Acset Indonusa Tbk.

4.1.8 PT. Paramita Bangun Sarana Tbk.

Sejak didirikannya Perseroan pada tahun 2002 PT Paramita

Bangun Sarana Tbk (PBS) telah menciptakan pertumbuhan serta

menorehkan pencapaian yang signifikan dalam perkembangan bisnisnya

sehingga berhasil menjadi perusahaan konstruksi yang terpercaya dan

berpengalaman di Indonesia. Perseroan senantiasa mengedepankan

kualitas, efisiensi, serta pelayanan yang tepat waktu guna menumbuhkan

nilai tambah bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan.

Kegiatan usaha yang dilaksanakan Perseroan meliputi konstruksi

bangunan sipil (pemasangan tiang pancang, struktur bawah, struktur baja

atau beton, dan struktur atap dan dinding), pembangunan infrastruktur

(pemerataan jalan, pemadatan, pembuatan fondasi jalan), pekerjaan

mekanikal (pemasangan mesin, pemasangan pipa dan tangki), serta

pekerjaan elektrikal (kelistrikan). Semangat pertumbuhan yang diiringi

kerja keras dan profesionalisme membawa Perseroan untuk dapat

menyelenggarakan initial public offering (IPO) atau pencatatan saham

perdana di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016.


64

Momentum ini semakin memberi peluang bagi Perseroan untuk

memanfaatkan struktur modal dalam rangka menumbuhkan bisnis secara

berkelanjutan dan memperkuat eksistensi di industri konstruksi yang

semakin kompetitif.Pertumbuhan lini bisnis perseroan dilaksanakan

dengan melakukan penetrasi ke sektor-sektor industri yang potensial,

salah satunya konstruksi industri kelapa sawit. Proyek pertama perseroan

sektor konstruksi industri kelapa sawit adalah pembangunan bulking

station di Bagendang, Kalimantan tengah dengan kapasitas sebesar

13.000 MT di tahun 2008. Pengalaman perseroan di bidang konstruksi

industri kelapa sawit semakin memberikan kesempatan bagi Perseroan

untuk menyelesaikan proyek-proyek pembangunan yang berhubungan

dengan industri kelapa sawit, seperti proyek pembangunan kilang minyak

(refinery) tahap 1 untuk PT SMART Tbk di Marunda, Jakarta pada tahun

2008, proyek konstruksi pabrik PKS Pertama di Sampit, Kalimantan.Pada

tahun 2010 serta proyek pembuatan kilang minyak (refinery) di wilayah

Tarjun dan Lampung.

Di tahun 2018 perseroan mulai mengembangkan sayapnya di luar

negeri dengan membentuk anak perusahaan di Malaysia. Pembentukan

ini untuk mengantisipasi permintaan akan jasa konstruksi di malaysia.

Pemenuhan kebutuhan pasar konstruksi yang dipadu dengan keahlian

teknis yang terintegrasi, kualitas pengerjaan yang prima serta manajemen

yang berpengalaman selama bertahun-tahun semakin memperkuat

eksistensi PBS sebagai perusahaan konstruksi terkemuka yang dapat

menjawab kebutuhan infrastruktur di Indonesia.

Gambar 4. 8 Logo Perusahaan PT.


Paramita Bangun Sarana Tbk.
65

4.2 Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan

keuangan perusahaan yang dikumpulkan dari laporan tahunan perusahaan

kontruksi yang terdaftar di bursa efek indonesia selama 4 tahun periode 2018-

2021. Berikut ini adalah penyajian data dari variabel independen , Current Ratio

(X1), Debt To Equity Ratio (X2), Total Asset Turn Over (X3), dan variabel

dependen Return On Investment (Y)

4.2.1 Variabel Current Ratio (X1)

Current Ratio merupakan rasio untuk menilai kemampuan suatu

perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera

jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

Tabel 4.1

Data perhitungan current ratio

Curent Ratio
NO PERUSAHAAN KONTRUKSI
2018 2019 2020 2021

1 Adhi Karya Tbk 134% 429% 111% 102%

2 Wijaya Kontruksi Tbk 162% 162% 109% 101%

3 Waskita Tbk 19% 19% 67% 69%


66

4 Total Bangun Persada Tbk 10% 4% 2% 1%

5 Nusa Raya Cipta Tbk 207% 194% 206% 217%

6 Totalindo Eka Persada Tbk 146% 248% 200% 184%

7 Ascet Indonusa Tbk 1172% 1325% 1351% 864%

8 Paramita Bangun Sarana Tbk 429% 407% 323% 333%

Rata – Rata 570% 697% 592% 468%

Sumber Data : Bursa Efek Indonesia ( Data diolah 2022)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pada nilai rata-rata

current ratio (CR) mengalami peningkatan dan penurunan fluktuatif di tahun

2018-2021. Pada tahun 2019 mengalami peningkatandengan nilai rata-rata

current ratio sebesar 697% yang artinya sudah melebihi nilai standar rasio

keuangan industri . Pada 2019 perusahaan dengan CR tertinggi adalah PT

Acset Indonusa Tbk sebesar 1325 % dan dengan CR terendah pada

perusahaan Total Bangun Persada Tbk sebesar 4 % .Sedangkan pada tahun

2021 mengalami penurunan dengan nilai rata-rata CR sebesar 468% yang

artinya masih sesuai dengan standar rasio keuangan industri . Pada 2021

perusahaan yang mendapatkan CR tertinggi adalah PT Acset Indonusa Tbk

sebesar 864 % dan dengan CR terendah pada perusahaan Total Bangun

Persada Tbk sebesar 1 % .

4.2.2 Variabel Debt To Equity Ratio (X2)

Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan

peminjam dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi
67

untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan

utang.

Tabel 4. 2

Data perhitungan Debt To Equity Ratio

Debt to Equity Ratio


NO PERUSAHAAN KONTRUKSI
2018 2019 2020 2021

1 Adhi Karya Tbk 379% 434% 597% 608%

2 Wijaya Kontruksi Tbk 266% 223% 309% 298%

3 Waskita Tbk 38% 334% 537% 537%

4 Total Bangun Persada Tbk 13% 133% 178% 179%

5 Nusa Raya Cipta Tbk 164% 102% 93% 78%

6 Totalindo Eka Persada Tbk 185% 128% 237% 26%

7 Ascet Indonusa Tbk 53% 3547% 843% 60%

8 Paramita Bangun Sarana Tbk 86% 24% 3% 36%

Rata – Rata 296% 1231% 699% 456%

Sumber Data : Bursa Efek Indonesia ( Data diolah 2022)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pada nilai rata-rata Debt

To Equity Ratio (DER) mengalami peningkatan dan penurunan fluktuatif di

tahun 2018-2021. Pada tahun 2019 mengalami peningkatan dengan nilai rata-

rata DER sebesar 1231 % yang artinya sudah melebihi nilai standar rasio

keuangan industri

Pada 2019 perusahaan dengan DER tertinggi adalah PT Acset Indonusa Tbk

sebesar 3547% dan dengan DER terendah pada perusahaan Paramita Bangun

Sarana Tbk sebesar 24 % .Sedangkan pada tahun 2021 mengalami penurunan

dengan nilai rata-rata DER sebesar 456% yang artinya masih sesuai dengan
68

standar rasio keuangan industri. Pada 2021 perusahaan yang mendapatkan

DER tertinggi adalah PT Adhi Karya Tbk sebesar 608 % dan dengan DER

terendah pada perusahaan Totalindo Eka Persada Tbk sebesar 26 % .

Berdasarkan dari penjelasan tersebut ,hasil dari kesimpulannya adalah jika

perusahaan mengalami kenaikkan DER maka semakin tinggi rasio utang

terhadap modal, maka semakin tinggi pula jumlah hutang atau kewajiban

perusahaan untuk melunasi hutang yang harus dibayar baik dalam jangka

pendek maupun jangka panjang.

4.2.3 Variabel Total Assets Turn Over (X3)

Total Assets Turn Over adalah untuk kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan penjualan berdasarkan total aktiva yang dimilikinya.

Tabel 4. 3

Data Perhitungan Total Aset Turn Over

TATO
NO PERUSAHAAN KONTRUKSI
2018 2019 2020 2021

1 Adhi Karya Tbk 52% 42% 28% 29%

2 Wijaya Kontruksi Tbk 53% 44% 24% 26%

3 Waskita Tbk 19% 13% 4% 3%

4 Total Bangun Persada Tbk 43% 25% 14% 26%

5 Nusa Raya Cipta Tbk 109% 106% 94% 78%


69

6 Totalindo Eka Persada Tbk 43% 25% 14% 26%

7 Ascet Indonusa Tbk 42% 38% 39% 60%

8 Paramita Bangun Sarana Tbk 10% 15% 79% 36%

Rata – rata 371% 77% 74% 71%

Sumber Data : Bursa Efek Indonesia ( Data diolah 2022)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pada nilai rata-rata Total

Asset Turn Over (TATO) mengalami penurunan tiap tahunnya.Pada tahun 2018

mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata TATO sebesar 371% atau 3.7

kali yang artinya sudah melebihi nilai standar rasio keuangan

industri.Sedangkan Pada tahun 2019-2021 nilai rata-rata TATO mengalami

penurunan sebesar 71% atau 7 kali .

Berdasarkan dari penjelasan tersebut ,hasil dari kesimpulannya adalah

pada tahun 2018 mengalami peningkatan 3.7 kali dikatakan baik dalam

perputaran aktiva yang akan menghasilkan penjualan sebesar 3.7 rupiah .

Sedangkan ditahun 2019-2021 mengalami penurunan tidak bisa dikatakan baik

karena standar rasio keuangan industri > 2 kali atau 200% dalam perputaran ini

hanya menghasilkan penjualan sebesar 0.7 rupiah dalam tiap tahunnya.

4.2.4 Variabel Return On Investment (Y)

Return on investment (ROI) adalah alat ukur untuk menghitung keuntungan

finansial dari sebuah investasi. Salah satu manfaat dari analisis balik modal

adalah sebagai pembanding proyek investasi yang satu dengan lainnya.


70

Tabel 4. 4

Data Perhitungan Return On Investment

ROI
NO PERUSAHAAN KONTRUKSI
2018 2019 2020 2021

1 Adhi Karya Tbk 2% 2% 0% 0%

2 Wijaya Kontruksi Tbk 32% 4% 0% 0%

3 Waskita Tbk 3% 6% 0% 0%

4 Total Bangun Persada Tbk 1% 12% -6% 0%

5 Nusa Raya Cipta Tbk 5% 85% 3% 0%

6 Totalindo Eka Persada Tbk 1% 12% -6% 0%

7 Ascet Indonusa Tbk 0% 12% 44% 0%

8 Paramita Bangun Sarana Tbk 100% 3% 7% 0%

Rata - Rata 144% 34% 11% 0%

Sumber Data : Bursa Efek Indonesia ( Data diolah 2022)

Berdasarkan tabel diatas Kinerja keuangan perusahaan yang diukur ROI

menunjukkan bahwa pada nilai rata-menghasilkan laba baik ( ROI ) mengalami

penurunan tiap tahun 2018-2021 . Pada tahun 2018 adanya peningkatan ROI

dengan nilai rata-rata sebesar 144 % artinya sudah melebihi nilai standar rasio

keuangan industri.Sedangkan pada tahun 2019-2021 nilai rata-rata ROI

mengalami penurunan sebesar 15% yang artinya belum memenuhi standarisasi

rasio keuangan industri.

Dari penjelasan tersebut diambil kesimpulannya bahwa pada tahun 2018

perusahaan kontruksi yang terdaftar di BEI menghasilkan laba yang baik

sedangkan pada tahun 2019-2021 mengalami penurunan yang artinya belum

memenuhi untuk mendapatkan laba. Karena pada saat itu banyak proyek yang
71

berhenti serta diberhentikan akibat pandemi covid 19 yang mengakibatnya

banyak sektor kritikal di lockdwon atas kebijakan pemerintah.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis Deskriptif

Menurut (Sugiyono 2017). Analisis statistik deskriptif merupakan teknik

analisa data untuk menjelaskan data secara umum atau generalisasi, dengan

menghitung nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar

deviasi (standard deviation).

Tabel 4. 5 Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Unstandardized 32 -,03290 ,03694 ,0000000 ,01941208

Residual

Valid N 32

(listwise)

Sumber Data : Data Diolah Penulis 2022


72

Dalam Tabel 4.5 menjelaskan data pada variabel terikat dan tidak terikat

memiliki nilai minimun -03290 ,nilai maximum 03694,serta nilai mean

sebesar ,000000 sehingga standard deviation yang diperolah 0,1941208 .

4.3.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Pada penelitian yang dijalankan, dilakukan uji normalitas menggunakan

uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), pengujian ini mempunyai tujuan guna mendeteksi

apakah pada model regresi variabel dependen serta independen mempunyai

distribusi data normal maupun tidak. Guna mengetahui kenormalan data, maka

dideteksi melalui Kolmogorov-Smirnov (K-S) yakni apabila nilai signifikansi lebih

dari 0.05, dianggap data terdistribusi dengan normal.

Tabel 4. 6

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 32

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .01941208

Most Extreme Differences Absolute .092


73

Positive .092

Negative -.087

Test Statistic .092

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .926e

99% Confidence Interval Lower Bound .919

Upper Bound .932

Sumber Data : Data Diolah Penulis 2022

Berdasarkan tabel 4.6 one sample kolmogorov-smirnov test dapat diketahui

pengujian normalitas untuk data diatas menunjukkan bahwa telah mengikuti

distribusi normal. Hal tersebut dapat dilihat dari Nilai Asym sig (2 Tailed) sebesar

0,200 > 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan

dalam penelitian ini data berdistribusi Normal. Kemudian dapat kita lihat dari

output ketahui bahwa nilai Monte Carlo Sig. (0.926) > nilai 0.05 yang berarti

dapat dikatakan bahwa data berdistribusi Normal. Kesimpulannya data

keseluruhan Berdistribusi NORMAL.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dilakukan sebagai prasyarat model uji regresi dan

data harus terhindar dari masalah multikolinearitas. Dasar Pengambilan

Keputusan Uji Multikolinieritas dari Nilai Tolerance. Jika nilai Tolerance lebih

besar > 0,10 artinya tidak terjadi Multikolinieritas dalam model regresi.Jika nilai

Tolerance < 0,10 artinya terjadi multikolinieritas dalam model regresi.Dasar

Pengambilan Keputusan dari nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF <
74

10,00 artinya tidak terjadi multikolinieritas dan Jika nilai VIF > 10,00 artinya

terjadi multikolinieritas.

Tabel 4. 7

Hasil Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Current Ratio-CR (X1) .808 1.238

Debt to Equity-DER (X2) .792 1.262

Asset Turn Over-TATO (X3) .944 1.059

Sumber Data : Data Diolah Penulis 2022

Bardasarkan output tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa nilai Tolerance >

0,10 dan nilai VIF < 10,00. Maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terjadi

gejala multikolinieritas.

3. Uji Heterokedastisitas

Salah satu persyaratan dalam model uji regresi yaitu dimana tidak terjadi

gejala heterokedastisitas. Sementara jika terjadi gejala atau masalah

heterokedastisitas ini akan berakibat pada sebuah keraguan (ketidak akuratan

pada suatu hasil analisis regresi yang dilakukan. Uji heteroskedastisitas

mempunyai tujuan guna mendeteksi apakah pada suatu regresi timbul sebuah

perbedaan varian dalam residual terhadap pengamatan yang lain (Ghozali 2016)

Cara guna melakukan pendeteksian keberadaan heteroskedastisitas bisa


75

dideteksi melalui pemakaian uji statistik Glejser. Uji Glejser dilakukan melalui

transformasi nilai residual kedalam absolut residual dengan meregresinya melalui

variabel independen pada model heteroskedastisitas jika nilai signifikansi

variabel bebasnya pada nilai absolut residual statistik melebihi 0,05.

Tabel 4. 8

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients
Model T Sig.
Std.
B Beta
Error

1 (Constant) -.001 .031 -.017 .987

Current Ratio-CR (X1) .004 .006 .115 .587 .562

1.54
Debt to Equity-DER (X2) .016 .011 .306 .133
8

Asset Turn Over-TATO


.007 .051 .025 .136 .893
(X3)

Sumber Data : Data Diolah Penulis 2022

Berdasarkan tabel 4.8 hasil output Uji Heterokestisitas diatas, dapat kita

ketahui bahwa nilai Sig. untuk variabel Current Ratio ( X1) bernilai 0.562, variabel

Debt To Equity (X2 ) bernilai 0.133 dan variabel Total Assets Turn Over (X3)

bernilai 0.893 dimana nilai-nilai tersebut bernilai lebih dari taraf nyata (α) 0.05.

Maka dapat diartikan bahwa data diatas tidak terjadi gejala heterokedstisitas

dalam model Glejser.

4.3.3 Analisis Regresi Berganda


76

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui apakah

terdapat pengaruh yang signifikan dari satu variabel terikat (dependen) dan lebih

dari satu variabel bebas (independen).

Tabel 4. 9

Hasil Uji Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized T Sig.

Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) -4.617 .526 -8.776 .000

Current Ratio- .109 .046 .248 2.376 .020

CR (X1)

Debt to Equity- -.429 .145 -.301 -2.949 .004

DER (X2)

Asset Turn Over- -1.999 .964 -.217 -2.074 .041

TATO (X3)

a. Dependent Variable: Return On Invesment (Y)

Sumber Data : Data Diolah Penulis 2022

Sesuai dengan hasil uji regresi dalam tabel 4.9, sehingga model

persamaan regresi linear berganda seperti dibawah ini :

Y = (4.617) + 0.109 X1 - 0.429 X2 - 1.999 X3 + e

Intepretasinya sebagai berikut :

1) Nilai Konstans a = -4.617 artinya walaupun seluruh variabel independen

barnilai 0, Maka Return On Investement sebesar -4.617


77

2) Koefisien Current Ratio yaitu sebesar 0,109, artinya jika Current Ratio

mengalami kenaikan sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan

maka Return On Investement perusahaan akan mengalami kenaikan

sebesar 0,109

3) Koefisien Debt To Equity Ratio yaitu sebesar -0,429, artinya jika Debt To

Equity Ratio mengalami penurunan sebesar 1% dan variabel lain

dianggap konstan maka Return On Investement perusahaan akan

mengalami penurunan sebesar -0,429

4) Koefisien Total Asset Turn Over yaitu sebesar -1.999 artinya jika Total

Asset Turn Over akan mengalami kenaikan sebesar 1% dan variabel lain

dianggap konstan maka Return On Investement perusahaan akan

mengalami kenaikan sebesar -1.999

4.1.4 Uji Koefisien Determinasi (R)

Koefisien Determinasi (R Square atau R2) atau disimbolkan dengan (R2)

memiliki makna sebagai sumbangan pengaruh yang diberikan pengaruh yang

diberikan variabel bebas atau variabel independen (X) terhadap variabel (Y).

Uji ini digunakan untuk mengevaluasi hasil regresi, yang mana nilai bisa

meningkat maupun menurun jika sebuah variabel independen dimasukkan

pada model tersebut. Nilai adjusted ( R2 ) bisa negatif, meskipun yang

diinginkan harus mempunyai nilai positif. Apabila pada sebuah uji regresi

diperoleh nilai adjusted (R2) negatif, nilai tersebut dinyatakan nol.


78

Tabel 4. 10

Hasil Uji koefensi Determinan R

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the

Square Estimate

1 .410a .168 .139 .52249

a. Predictors: (Constant), Asset Turn Over-TATO (X3), Debt to Equity-DER (X2),

Current Ratio-CR (X1)

Sumber Data : Data Diolah Penulis 2022

Berdasarkan nilai output “Model Summary” diatas, diketahui nilai R

Square sebesar 0,168. Nilai ini berasal dari penguadranan nilai koefisien korelasi

(R), yaitu 0,410 x 0,410 = 0,168.Diketahui nilai Koefisien determinasi sebesar

0,168 atau 16%. Artinya bahwa variabel X 1, X2 dan X3 mempengaruhi variabel Y

sebesar 16% Sedangkan sisanya 84% dipengaruhi oleh variabel lain diluar

persamaan regresi ini.

4.1.5 Uji Hipotesis


79

1. Uji T

Uji T merupakan salah satau uji hipotesis penelitian dalam model

analisis regresi linier sederhana ataupun regresi linier bergana. Uji T ini

digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas atau independen (X)

secara parsial (sendiri-sendiri) berpengaruh terhadap variabel terikat atau

variabel dependen (Y). Dasar pengambilan keputusan dalam Uji T

adalah Jika nilai signifikansi (sig.) < 0,05 dan t hitung >t tabel , maka terdapat

pengaruh yang signifikan variabel X terhadap Y sebaliknya jika nilai

signifikansi (sig.) > 0,05 dan t hitung <t tabel , maka tidak terdapat pengaruh

yang signifikan variabel X terhadap Y.

Tabel 4. 11

Hasil Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardiz t Sig.

Coefficients ed

Coefficient

B Std. Error Beta

1 (Constant) -4.617 .526 -8.776 .000

Current Ratio-CR (X1) .109 .046 .248 2.376 .020

Debt to Equity-DER -.429 .145 -.301 -2.949 .004

(X2)

Asset Turn Over- -1.999 .964 -.217 -2.074 .041

TATO (X3)

a. Dependent Variable: Return On Investment (Y)

Sumber Data : Data Diolah Penulis 2022


80

Sesuai dengan tabel 4.11 uji hipotesis T tersebut bisa dipaparkan:

1) Pengujian Hipotesis Pertama (H1) Current Ratio (X1 ) dengan Uji T

a) Merumuskan Hipotesis

H1 = Current Ratio (X1) secara persial memiliki pengaruh secara

signifikan terhadap ROI ( Y ).

b) Menerima atau Menolak Hipotesis

Nilai Sig. X1 terhadap Y adalah sebesar 0,020 < 0,05 dan nilai t

hitung 2,376 > t tabel 2.04841. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak, artinya terdapat pengaruh signifikan variabel Current Ratio

(X1) terhadap Return On Investment (Y). Konteks tersebut berarti

bahwa variabel independen Current Ratio mempunyai pengaruh

terhadap Return On Investment. maka hipotesis 1 (H1) diterima.

2) Pengujian Hipotesis Kedua (H2) Debt To Equity Ratio ( X2) dengan Uji T

a) H2 = Debt To Equity Ratio (X2) secara persial memiliki pengaruh

secara signifikan terhadap ROI ( Y ).

b) Menerima atau Menolak Hipotesis

nilai Sig. X2 terhadap Y adalah sebesar 0,004 < 0,05 dan nilai t

hitung -2,949 > t tabel 2.04841. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak, artinya terdapat pengaruh signifikan variabel Debt to

Equity (X2) terhadap Return On Investment (Y). maka Hipotesis 2

(H2) diterima.
81

3) Pengujian Hipotesis Ketiga (H3) Total Asset Turn Over ( X3) dengan Uji

a) H3 = Total Asset Turn Over (X3) secara persial memiliki pengaruh

secara signifikan terhadap ROI ( Y ).

b) Menerima atau Menolak Hipotesis

Nilai Sig. untuk pengaruh X3 terhadap Y adalah sebesar 0,041 <

0,05 dan nilai t hitung 2,074 > t tabel 2.04841. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh

signifikan variabel Total Asset Turn Over (X3) terhadap Return On

Investment (Y).

2. Uji F

Uji F mempunyai tujuan guna mendeteksi apakah seluruh variabel

independen yang di input pada model regresi memiliki pengaruh yang

simultan bagi variabel dependen ataupun tidak. Apabila nilai signifikansi yang

timbul dari uji F kurang dari 0.05 dan melalui perbandingan F hitung > Ftabel ,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semua variabel independen dengan

simultan mempunyai pengaruh signifikan bagi variabel dependen.

Tabel 4. 12 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Df Mean F Sig.

Squares Square

1 Regression 4.641 3 1.547 5.667 .001b

Residual 22.931 84 .273


82

Total 27.572 87

a. Dependent Variable: Return On Invesment (Y)

b. Predictors: (Constant), Asset Turn Over-TATO (X3), Debt to Equity-DER (X2), Current

Ratio-CR (X1)

Sumber Data : Data Diolah Penulis 2022

Berdasarkan tabel diatas adalah :

1) H4 = Variabel Current Ratio (X1) Debt To Equity Ratio (X2) dan Total

Asset Turn Over (X3) dengan simultan mempunyai pengaruh simultan

terhadap Return On Investment ( Y )

2) Menolak atau Menerima hipotesis

Sesuai dengan hasil ketepatan model dalam tabel 4.12 melalui hasil

pengolahan data, didapatkan nilai Fhitung sejumlah 5.667 serta nilai

signifikansi 0,001. Kemudian hasil olah data dilakukan perbandingan pada

Ftabel sebesar 2.901, sehingga nilai Fhitung > Ftabel (5.667 > 2.901) dan

signifikansi <a (0,001 < 0,05). Maka, bisa ditarik kesimpulan mengenai

dasar pengambilan keputusan dalam uji F dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Artinya secara Bersama-sama variabel X 1, X2,

dan X3 mempengaruhi variabel (Y).

4.4 Pembahasan Hasil Analisis Data

Analisis hasil temuan penelitian ini adalah merupakan rangkaian analisis

terhadap kesesuaian teori, pendapat, maupun penelitian terdahulu yang telah

dikemukakan hasil penelitian sebelumnya serta pola perilaku yang harus

dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.Berikut pembahasan mengenai

pengaruh Current Ratio (X1) Debt To Equity Ratio (X2), dan Total Asset Turn

Over (X3) Terhadap Return On Investment adalah sebagai berikut:


83

1. Pengaruh Current Ratio Terhadap Return On Investment

Berdasarkan pengujian diatas, current ratio (CR) memiliki

pengaruh persial terhadap return on investment (ROI) dengan hasil

perhitungan yang diperoleh sebesar nilai t hitung 2,376 > t tabel 2.04841 dan

nilai signifikan sebesar 0,020 < 0,05 berarti H0 ditolak ( Ha diterima ).

Hal ini menunjukkan bahwa Current Ratio berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Return On Investment pada perusahaan kontruksi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .Yang mengakibatkan Current

Ratio berpengaruh positif terhadap return on investment adalah apabila

Current Ratio tinggi maka Return On Investment naik. Dikarenakan

Current Ratio mempunyai nilai aktiva yang dijadikan penjamin terhadap

utang lancar, sehingga pengaruh pada Return On Investment besar.

Besaran perhitungan pada Current Ratio ini lebih besar dari variabel

sebelumnya.Karena pengaruh yang terjadi pada variabel ini lebih banyak

terhadap Return On Investment.

Total aset yang didapatkan Current Ratio dapat menghasilkan

laba. Dengan laba tersebut dapat mengembalikan suatu invetasi pada

aset perusahaan tersebut. Adanya jumlah laba yang lebih besar

membuat Return On Investment juga naik. Sehingga Current Ratio dapat

menghasilkan aktiva lancar dan kewajiban lancarnya .semakin besar

perbandingan aktiva lancar dan hutang lancar, maka semakin tinggi

kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya.


84

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Apriyani, Wina

Wati (2020) yang menyatakan bahwa variabel Current Ratio (CR)

pengaruh terhadap tingkat Return On Investment (ROI).

2. Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Return On

Investment

Berdasarkan pengujian diatas, Debt to Equity Ratio (DER) memiliki

pengaruh persial terhadap Return On Investment (ROI) dengan hasil

perhitungan yang diperoleh sebesar nilai t hitung -2,949 > t tabel 2.04841 dan

nilai signifikan sebesar 0,004 < 0,05 berarti H0 ditolak ( Ha diterima ).

Hal ini menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Return On Investment pada perusahaan kontruksi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia . Namun besaran perhitungan

Return On Investment ini tidak sebesar pada variabel lainnya. Karena

pengaruh yang terjadi pada variabel ini hanya sedikit terhadap Return On

Investment ,

Hal ini disebabkan jika adanya penurunan total hutang dibandingkan

dengan total ekuitas ,dengan adanya penurunan total hutang maka beban

bunga dan beban-beban lainnya juga mengalami penurunan. Sehingga laba

yang dihasilkan akan meningkat dan akan meningkatkan total aktiva .

Dengan meningkatnya total aktiva akan kemungkinan adanya peningkatan

Return On Investment. Jika tingginya Debt to Equity Ratio (DER) akan

berpengaruh terhadap kondisi perusahaan, dengan demikian prinsip kehati-

hatian dalam memenuhi kewajiban harus lebih diutamakan. Apabila semakin

tinggi maka dapat menimbulkan risiko likuiditas ( Liquidity Risk )


85

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari (Rusnaeni 2018)

yang menyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai

pengaruh terhadap meningkatnya Return On Investment (ROI).

3. Pengaruh Total Asset Turn Over (TATO) Terhadap Return On

Investment

Berdasarkan pengujian diatas, Total Asset Turn Over (TATO)

memiliki pengaruh persial terhadap Return On Investment (ROI) dengan

hasil perhitungan yang diperoleh sebesar nilai t hitung 2,074 > t tabel 2.04841

dan nilai signifikan sebesar 0,004 < 0,05 berarti H0 ditolak ( Ha diterima ).

Hal ini menunjukkan bahwa Total Asset Turn Over (TATO)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Investment pada

perusahaan kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hal ini disebabkan oleh adanya volume penjualan yang relatif tinggi.

Sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang dapat

digunakan untuk meningkatkan profitabilitas. Sehingga perputaran dari

total aktiva yang berupa aktiva lancar dan aktiva tetap mampu

dimanfaatkan dan dikelola secara efektif.

Semakin besar Total Asset Turn Over (TATO) maka semakin besar

penjualan yang didapat perusahaan dari penggunaan aktivanya. Dengan

demikian, perusahaan yang memiliki Total Asset Turn Over (TATO) tinggi

cenderung memiliki keuangan yang sehat.Maka dengan demikian

diperlukan strategi keuangan, produksi, dan penjualan yang

berkesinambungan dan saling mendukung dalam perusahaan.


86

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Kusriyanti ,Iyus

(2017) yang menyatakan bahwa variabel Total Asset Turn Over (TATO)

mempunyai pengaruh terhadap tingkat Return On Investment (ROI).

4. Pengaruh Current Ratio,Debt To Equity dan Total Asset Turn Over

pengaruh terhadap Return On Investment.

Berdasarkan pengujian diatas, variabel Current Ratio (CR), Debt to

Equity Ratio (DER) ,Total Asset Turn Over (TATO) memiliki pengaruh

simultan terhadap Return On Investment (ROI) dengan hasil perhitungan

yang diperoleh sebesar nilai Fhitung > Ftabel (5.667 > 2.901) dan nilai

signifikan < a sebesar (0,001 < 0,05) berarti H0 ditolak ( Ha diterima ).Hal

ini menunjukkan bahwa variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio

(DER) ,Total Asset Turn Over (TATO) memberikan pengaruh signifikan

secara bersama-sama terhadap Return On Investment (ROI) pada

perusahaan kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Secara simultan variabel Current Ratio ( (CR) terhadap Return On

Investment dapat dilihat dari sisi aktiva lancarnya dan kewajiban

lancarnya. Keterikatan antara aktiva dan kewajiban lancar sangatlah

penting untuk menghasilkan laba bersih sehingga mampu untuk

mengukur Return On Investment dalam menilai kinerja keuangan

perusahaan.

Sedangkan secara simultan variabel Debt to equity Ratio (DER) tidak

begitu banyak berpengaruh terhadap Return On Investment. Namun

keterikatan ini sedikit berpengaruh pada total kewajiban dan total modal

yang dapat dalam menghasilkan laba . Karena laba yang diperoleh


87

perusahaan akan digunakan untuk membayar kewajibannya

dibandingkan untuk menambah aktiva perusahaan.

Begitu pula secara simultan variabel Total Asset Turn Over (TATO)

terhadap Return On Investment dapat dilihat dari sisi penjualan dan

aktivanya. Perusahaan dengan Total Asset Turn Over (TATO) tinggi

menunjukkan bahwa manajemen berhasil dalam merencanakan

penggunaan aset tetap untuk mendapatkan penjualan. Contohnya apabila

Turn Over barang cepat, maka bisa dihindari sewa atau penggunaan

gudang yang lama. Demikian juga dengan Turn Over yang cepat, maka

dihindari barang yang kadaluwarsa karena seluruh barang bisa

tersalurkan dengan baik. Total Asset Turn Over (TATO) menujukkan rasio

efisiensi. Karena menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengonversi

aset menjadi penjualan yang berdampak pada Return On Investment.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Dwi Putri

Esthirahayu (2014) yang menyatakan bahwa variabel Curret Ratio (CR),

Debt to equity ratio (DER) dan Total Asset Turn Over (TATO) mempunyai

pengaruh terhadap tingkat Return On Investment (ROI) secara bersama-

sama.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Melalui hasil analisis serta pemaparan penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui variabel mana sajakah yang mempunyai pengaruh rasio likuiditas,

rasio leverage dan rasio aktivitas terhadap profitabily pada perusahaan kontruksi

yang terdaftar di bursa efek indonesia. Dalam penelitian ini variabel bebas yang

digunakan adalah variabel Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2), dan Total

Asset Turn Over (X3) sedangkan variabel terikat yang digunakan adalah Return

On Investment (Y).Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

1. Secara parsial variabel Current Ratio (CR) memiliki pengaruh terhadap

Return On Investment (ROI) dengan hasil perhitungan yang diperoleh

sebesar nilai t hitung 2,376 > t tabel 2.04841 dan nilai signifikan sebesar 0,020 <

0,05 berarti H0 ditolak ( Ha diterima ) pada perusahaan kontruksi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018- 2021. Pada variabel Current

Ratio ini memiliki besaran lebih banyak terhadap Return On Investment .

Dikarenakan Current Ratio mempunyai nilai aktiva yang dijadikan penjamin

terhadap utang lancar,.

2. Secara parsial variabel Debt to equity ratio (DER) memiliki pengaruh

terhadap Return On Investment (ROI) dengan hasil perhitungan yang

diperoleh sebesar nilai t hitung -2,949 > t tabel 2.04841 dan nilai signifikan

sebesar 0,004 < 0,05 berarti H 0 ditolak ( Ha diterima ) pada perusahaan

kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018- 2021. Pada

variabel Debt to Equity Ratio ini memiliki besaran lebih kecil terhadap Return

88
89

On Investment Dikarenakan Debt to Equity Ratio ini tidak mempunyai nilai

aktiva yang sangat berpengaruh pada Return On Investment. Namun

keterikatan ini sedikit berpengaruh pada total kewajiban dan total modal yang

dapat dalam menghasilkan laba, Karena laba yang diperoleh perusahaan

akan digunakan untuk membayar kewajibannya dibandingkan untuk

menambah aktiva perusahaan.

3. Secara parsial variabel Total Asset Turn Over (TATO) memiliki pengaruh

terhadap Return On Investment (ROI) dengan hasil perhitungan yang

diperoleh sebesar nilai t hitung 2,074 > t tabel 2.04841 dan nilai signifikan sebesar

0,004 < 0,05 berarti H0 ditolak ( Ha diterima ) pada kontruksi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2018- 2021. Pada variabel Total Asset Turn

Over memiliki besaran terhadap Return On Investment. Namun tidak

sebesar varibel lainnya Total Asset Turn Over terhadap return on investment

ini. Dikarenakan Total Asset Turn Over mempunyai nilai aktiva yang

didapatkan oleh hasil penjual,dimana hasil penjual ini dapat dijadikan nilai

aktiva yang menghasilkan laba sebagai investasinya.

4. Terdapat pengaruh secara simultan (bersama-sama) dari variabel Current

Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) ,Total Asset Turn Over (TATO)

memiliki pengaruh simultan terhadap Return On Investment (ROI) dengan

hasil perhitungan yang diperoleh sebesar nilai F hitung > Ftabel (5.667 > 2.901)

dan nilai signifikan < a sebesar (0,001 < 0,05) berarti H0 ditolak ( Ha

diterima ). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pegujian terhadap hipotesis

yang menyatakan adanya pengaruh secara bersama-sama (simultan)

variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diterima. Maka dapat


90

disimpulkan bahwa ketiga varibel ini sangat penting untuk pengukuran dalam

hasil laba yang digunakan untuk mengembalikan sebuah investasi.

5.2 Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan sampel penelitian

dan mengidentifikasi variabel independen lainnya yang dapat berpengaruh

terhadap Return On Investement perusahaan. Hal tersebut perlu dilakukan

untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

2. Bagi investor perusahaan dapat mempertahankan nilai Current Ratio, Debt to

Equity Ratio dan Total Asset Turn Over-nya, karena variabel-variabel tersebut

di atas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return On Investment

(ROI) Diantaranya dengan cara meningkatkan dan mempertahankan nilai

Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turn Over agar tetap

meningkat sehingga Return On Investment (ROI) akan meningkat.

3. Bagi investor saham dapat dijadikan acuan dalam memilih investasinya,

karena dengan mengetahui tingkat kesehatan perusahaan maka investor

akan lebih nyaman dalam menginvestasikan dananya. Selain itu juga

kesehatan perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat

tentang kinerja perusahaan tersebut.


91

Anda mungkin juga menyukai