Anda di halaman 1dari 19

“Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran perusahaan, Likuiditas

dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Keuangan


Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Barang Baku yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia 2016-2020”

BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Banyaknya persaingan antar bisnis diera sekarang menjadikan kompetisi
semakin ketat antar perusahaan. Persaingan antar perusahaan dapat diukur melalui
kenerja keuangan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan merupakan gambaran dari
pencapaian keberhasilan perusahaan atau dapat diartikan sebagai hasil yang telah
dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan (Fitri & Teguh, 2019).
Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari berbagai sektor, salah satunya perusahaan
sektor barang baku, ini dapat dilihat dari banyaknya investor yang menanamkan
modalnya pada perusahaan tersebut.

Untuk memaksimalkan sumber daya dalam meningkatkan kinerja keuangan,


perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor internal perusahaannya. Untuk
memperoleh laba yang diharapkan, perusahaan membutuhkan dana yang akan
dijadikan modal. Pendanaan yang efesien terjadi apabila perusahaan memiliki
struktur modal yang baik. Menurut Kamaludin (2011 : 306) menyatakan bahwa
struktur modal menunjukkan bauran sumber pembiayaan jangka Panjang. Struktur
modal dapat ditunjukkan dengan perbandingan antara utang jangka panjang dengan
modal sendiri yang digunakan sebagai jaminan utang dapat menggunakan debt to
equity ratio (DER) (Kasmir, 2010:112).

Penggunaan utang yang lebih besar sebagai sumber pendanaan dapat


meningkatkan risiko yang ditanggung pemegang saham, serta memperbesar tingkat
pengembalian investasi. Hal tersebut menunjukkan semakin banyak utang yang
dimiliki perusahaan, maka akan dapat menurunkan tingkat likuiditas perusahaan.
Menurut Hani (2015 : 121) likuiditas menunjukkan kemmapuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh
tempo. Likuiditas umumnya diukur dengan perbandingan asset lancer dengan utang
lancer atau yang sering disebut dengan current ratio (CR).

Total asset perusahaan dapat menggambarkan ukuran besar kecilnya suatu


perusahaan. Suatu perusahaan dapat dikatakan besar apabila menunjukkan
kemampuan mengelola asset maupun penjualan dengan baik untuk memperoleh laba
atau profit. Oleh sebab itu ukuran perusahaan merupakan salah satu factor yang dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan. Karena menurut Sartono (2010 : 249), perusahaan
besar akan lebih mudah memasuki pasar modal dan memiliki fleksibilitas yang lebih
besar pula dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.

Perusahaan yang besar pada kepemilikan institusional justru akan mendukung


peningkatan kinerja keuangan. Hal ini terjadi karena kepemilikan institusional cukup
mampu menjadi alat monitoring yang baik. Menurut Swandari (2008) dengan
meningkatkan kepemilikan institusional dapat mengurangi masalah keagenan dan
pemegang saham institusi telah memiliki kemampuan dan sarana yang memadai
untuk memonitor perusahaan, dengan demikian kepemilikan institusional yang tinggi
dapat membantu dalam pengawasan pengelolaan investasi pada intellectual capital
perusahaan. Semakin besar perusahaan maka tingkat pengawasan pemilik saham
institusi juga akan semakin tinggi.

Permasalahan yang banyak dialami oleh perusahaan sekor bahan baku


dikarenakan terjadinya pasukan bahan baku, ketersediaan modal usaha yang mana
apabila perusahaan mengalami kekurangan modal maka perusahaan tersebut akan
semakin sulit untuk menyediakan pasokan-pasokan bahan baku yang nantinya akan
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Berdasarkan latarbelakang yang telah dipaparkan diatas maka tujuan peneliti
adalah untuk menganalisis pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan, likuiditas,
dan kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan perusahaan secara simultan
maupun parsial terhadap kinerja keuangan perusahaan sub sektor barang baku yang
terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) tahun 2016 – 2020.

1.1 Rumusan Masalah


a. Bagaimana pengaruh Struktur Modal terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan Sektor Barang Baku di Bursa Efek Indonesia?
b. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan Sektor Barang Baku di Bursa Efek Indonesia?
c. Bagaimana pengaruh Likuiditas terhadap kinerja keuangan perusahaan
pada perusahaan Sektor Barang Baku di Bursa Efek Indonesia?
d. Bagaimana pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan Sektor Barang Baku di Bursa Efek Indonesia?

1.2 Tujuan Penelitian


a. Untuk mengetahui pengaruh Struktur Modal terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan Sektor Barang Baku di Bursa Efek
Indonesia.
b. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap kinerja
keuangan perusahaan pada perusahaan Sektor Barang Baku di Bursa Efek
Indonesia.
c. Untuk mengetahui pengaruh Likuiditas terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan Sektor Barang Baku di Bursa Efek
Indonesia.
d. Untuk mengetahui pengaruh Kepemilikan Institusional Struktur Modal
terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan Sektor Barang
Baku di Bursa Efek Indonesia.
BAB II KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

TINJAUAN TEORITIS

Kinerja Keuangan

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan


suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat
diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Menurut Rudianto (2013:189)
kinerja keuangan adalah hasil yang diperoleh manajemen perusahaan ketika
menjalankan fungsinya dalam mengelola aset perusahaan secara efektif selama
periode tertentu. Pengukuran kinerja diperlukan untuk perbaikan kegiatan operasional
agar mampu bersaing dengan perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan berupa
pengkajian secara kritis menghitung, mengukur, menginterprestasi, dan memberi
solusi terhadap keuangan perusahaan pada periode tertentu. Kinerja keuangan
perusahaan dapat tercermin dari profitabilitas perusahaan.

Merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari


keuntungan. Menurut Fahmi (2014:58) rasio profitabilitas bermanfaat untuk
menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Rasio
profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan untuk melihat hasil
yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi (Fahmi,
2014:80). Dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur menggunakan return on
assets (ROA). Menurut Fahmi (2011:98) Retur on assets sering juga disebut sebagai
return on investment, karena ROA ini melihat sejauh mana investasi yang telah
ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang
diharapkan dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang
ditanamkan atau ditempatkan. ROA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Earning After Tax ( EAT )


ROA=
Total Assets
Dapat disimpulkan bahwa ROA dapat mencerminkan efisiensi perusahaan
dalam menggunakan total aset yang merupakan salah satu indikator keberhasilan
perusahaan untuk menghasilkan laba. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba dalam kegiatan operasi merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi
perusahaan. Laba menjadi indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban kepada kreditur dan investor, serta merupakan bagian dalam proses
penciptaan nilai perusahaan berkaitan dengan prospek perusahaan di masa depan

Struktur Modal

Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka


panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang
terhadap modal sendiri. Untuk mencapai kinerja (prestasi kerja) perusahaan yang baik
dalam menghasilkan laba salah satunya dengan adanya struktur modal dalam
perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri
berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Dalam teori struktur modal
diasumsikan bahwa perubahan struktur modal berasal dari penerbitan obligasi dan
pembelian kembali saham biasa atau penerbitan saham baru (Harjito dan Martono,
2012:257). Dalam penelitian ini, struktur modal diukur menggunakan Debt to Equity
Rasio (DER).

Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas. Rasio ini dapat dihitung dengan membandingkan seluruh utang
dibagi dengan seluruh ekuitas. DER dapat berguna untuk mengetahui jumlah dana
yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain
rasio ini digunakan untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
untuk jaminan utang (Kasmir, 2010:112). Adapun rumus debt to equity ratio adalah:

Total Liabilities
DER= '
Total Shareholde r s Equity
Utang diperlukan sebagai tambahan dana untuk mendongkrak kinerja
keuangan perusahaan. Suatu perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan modal atau
ekuitasnya saja. Hal tersebut dapat membuat perusahaan kesulitan untuk melakukan
ekspansi bisnis, karena perusahaan membutuhkan dana tambahan untuk dapat
memaksimalkan labanya. Hal ini sejalan dengan penelitian Romadhoni (2017) yang
menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikemukakan hipotesis yang akan
digunakan adalah sebagai berikut:

H1 : Struktur modal memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan.

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan skala yang dapat disusun besar kecil


perusahaan dengan berbagai cara, antara lain dengan total aktiva, log size, nilai pasar
saham, dan lain-lain (Suwito dan Herawaty, 2005). Besar kecilnya perusahaan
mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang mungkin timbul dari
berbagai situasi yang dihadapi perusahaan. Perusahaan besar memiliki risiko yang
lebih rendah daripada perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan besar
memiliki kontrol yang lebih baik terhadap kondisi pasar, sehingga mereka mampu
menghadapi persaingan ekonomi. Perusahaan tanpa disadari dalam melakukan
perubahan dalam pencapaian kinerja mempengaruhi ukuran perusahaannya
(Tambunan dan Prabawani, 2018). Peningkatan terhadap jumlah aset dan jumlah
penjualan dapat mengindikasikan terjadinya peningkatan pada ukuran perusahaan,
sehingga dengan ukuran perusahaan yang besar dan telah go public memiliki
pemanfaatan akses yang besar terhadap sumber dana pada pasar modal atau
perbankan untuk pembiayaan investasi demi upaya meningkatkan keuntungan
perusahaan. Menurut Kurniasih (2012:150) rumus untuk mengukur ukuran
perusahaan menggonakan total aset adalah:

Ukuran Perusahaan=ln Total Aset


Besarnya jumlah aset yang dimiliki perusahaan, berarti semakin besar juga
dana yang dikelola. Perusahaan dengan jumlah aset yang besar dapat dikatakan
sebagai perusahaan yang mapan. Suatu perusahaan yang mapan, akan lebih mudah
untuk memasuki pasar modal dan memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Apabila perusahaan mengelola
asetnya dengan baik maka hal tersebut dapat membantu meningkatkan kinerja
perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Kusumaningtyas (2016) yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikemukakan hipotesis yang akan
digunakan adalah sebagai berikut:

H2 : Ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja


keuangan.

Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka


pendeknya secara tepat waktu (Fahmi, 2014:65). Menurut Hani (2015:121) likuiditas
merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
keuangan yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Secara spesifik
likuiditas mencerminkan ketersediaan dana yang dimiliki perusahaan guna memenuhi
semua utang yang akan jatuh tempo.

Menurut Kasmir (2010:111) rasio lancar atau current ratio merupakan rasio
untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau
utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Adapun untuk
menghitung current ratio (CR) menurut Fahmi (2014:66) adalah sebagai berikut:

Current Assets
CR=
Current Liabilities
Nilai current ratio yang tinggi, berarti perusahaan memiliki kemampuan
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban lancarnya. Namun, apabila current ratio
perusahaan terlalu tinggi, maka dapat berdampak tidak baik pada tingkat laba yang
diperoleh. Oleh sebab itu, perusahaan perlu menjaga tingkat likuiditas perusahaannya.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikemukakan hipotesis yang akan digunakan
adalah sebagai berikut:

H2 : Likuiditas memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan.

Kepemilikan Institusional

Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006), sulistiani (2013) menyatakan bahwa


kepemilikan institusional adalah proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh
pemilik institusi dan blockholders pada akhir tahun. Yang dimaksud institusi adalah
perusahaan investasi, bank, perusahaan ausransi, maupun lembaga lain yang
bentuknya seperti perusahaan. Sedangkan yang dimaksud blockholders adalah
kepemilikan individu atas nama perorangan diatas 5% yang tidak termasuk dalam
kepemilikan manajerial. Pemegang saham blockholders dimasukkan dalam
kepemilikan institusional karena pemegang saham blockholders dengan kepemilikan
saham di atas 5% memiliki tingkat keaktifan lebih tinggi dibandingkan pemegang
saham institusional dengan kepemilikan saham di bawah 5%.

Menurut Dwi Sukirni (2012) kepemilikan institusional diukur dengan


menggunakan indikator jumlah presentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh
pihak institusi dari seluruh jumlah modal saham yang beredar. Pengukuran
kepemilikan institusional mengacu pada Akhmad Riduwan dan Enggar Fibria
Verdana Sari (2013) sebagai berikut:

Total Saham Institusi


Kepemilikan Institusional= x 100 %
Total Saham
Kepemilikan institusional merupakan suatu alat yag dapat digunakan untuk
mengurangi agency conflict. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk
mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif. Dengan
tingkat kepemilikan institusional yang tinggi maka akan menimbulkan usaha
pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat
menghalangi perilaku opurtunistik yang dilakukan oleh pihak manajer serta dapat
meminimalisir tingkat penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh pihak
manajemen yang akan menurunkan nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas,
dapat dikemukakan hipotesis yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
H2 : kepemilikan institusional memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja
keuangan.

KERANGKA KONSEPTUAL

STRUKTUR MODAL

UKURAN
PERUSAHAAN KINERJA KEUANGAN

LIKUiDITAS
HIPOTESIS

KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL

H1 : Struktur modal berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan


H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan
H3 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan
H4 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan

BAB 3 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Metode Kuantitatif. Menurut


Sugiyono (2018 : 13) data Kuantitatif merupakan metode penelitian yang
berlandaskan positivistic (data konkrit), data penelitian berupa angka-angka yang
akan diukur menggunakan statistik sebagai alat uji perhitungan, berkaitan dengan
masalah yang diteliti untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Populasi dalam
penelitian ini sektor Barang Baku berjumlah 93 perusahaan dan Sampel berjumlah 59
dengan purposive sampling.

Teknik analisis dalam penelitian ini yaitu analisis data kuantitatif, analisis data
kuantitatif ini merupakan analisis yang menekankan pada pengujian teori-teori
melalui pengukuran variable-variabel penelitian dengan angka. Tahap-tahap analisis
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi nilai
residual memiliki distribusi normal atau tidak.
 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas ini dimaksudkan untuk menguji apakah terdapat korelasi
yang tinggi atau sempurna antara variabel bebas atau tidak dalam model regresi.

 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antar kesalahan penganggu (residual) pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastissitas memiliki arti bahwa terdapat variabel-variabel pada
model regresi yang tidak sama. Apabila terjadi sebaliknya varian-varian pada
model regresi memiliki nilai yang sama maka disebut homoskedastitas.
 Analisis Regresi Berganda
Menurut Ghozali (2017: 19) regresi linear berganda ini bertujuan untuk
menguji pengaruh dua atau lebih variabel indpenden terrhadap satu variabel
dependen.

 Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel indpenden
memiliki pengaruh secara keseluruhan terhadap variabel dependen (Ghozali,
2017:22).
 Uji T
Uji T adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk menguji
kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang menyatakan bahwa diantara dua buah
mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak
terdapat perbedaan yang signifikan (Sudjiono, 2010)
 Uji Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi digunakan untuk mengukur seberapa besar hubungan
linier variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
 Uji Determinasi

Menurut Ghozali (2016), uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur


seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Tabel
Statistik Deskriptif

Maximu
N Minimum m Mean Std. Deviation
DER 295 -6.9299 786.9311 4.680168 46.2003787
UP 295 21.6843 32.4730 28.571959 1.8488942
CR 295 .0146 208.4446 3.085093 12.5978822
KI 295 .0000 .9971 .660574 .2633818
ROA 295 -1.0498 1.0862 .017042 .1117768
Valid N 295
(listwise)

Tabel
Uji Normalitas Sebelum Eliminasi

Unstandardized Residual
N 295
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. .11089519
Deviation
Most Extreme Differences Absolute .200
Positive .189
Negative -.200
Test Statistic .200
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Tabel
Uji Normalitas Setelah Eliminasi

Unstandardized Residual
N 210
Normal Parametersa,b Mean .0025905
Std. .02775737
Deviation
Most Extreme Differences Absolute .054
Positive .034
Negative -.054
Test Statistic .054
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Gambar
Grafik Histogram Normalitas
Gambar
Grafik P – P Plots Normalitas
Gambar
Grafik Scatterplot Normalitas

Tabel
Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant
)
Lag_DER .977 1.024
Lag_UP .898 1.113
Lag_CR .863 1.159
Lag_KI .972 1.029
a. Dependent Variable: Lag_ROA
Tabel
Uji Heteroskedastisitas Metode Glejser

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients


Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant .037 .019 1.924 .056
)
Lag_DER .000 .000 .093 1.334 .184
Lag_UP -.001 .001 -.076 -1.051 .294
Lag_CR .000 .001 -.031 -.424 .672
Lag_KI .012 .007 .125 1.786 .076
a. Dependent Variable: Abs_Res

Gambar
Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas
Tabel
Uji Autokorelasi, Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Adjusted R Std. Error of Durbin-


Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .422 a
.178 .162 .03201963 2.088
a. Predictors: (Constant), Lag_KI, Lag_UP, Lag_DER, Lag_CR
b. Dependent Variable: Lag_ROA

Tabel
Analisis Regresi Berganda, dan Uji t (Uji Parsial)

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients


Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant -.073 .037 -1.989 .048
)
Lag_DER -.002 .001 -.209 -3.263 .001
Lag_UP .005 .002 .149 2.232 .027
Lag_CR .010 .002 .331 4.852 .000
Lag_KI -.015 .013 -.076 -1.185 .237
a. Dependent Variable: Lag_ROA

Tabel
Uji F (Uji Kelayakan Model)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression .046 4 .011 11.11 .000b
0
Residual .210 205 .001
Total .256 209
a. Dependent Variable: Lag_ROA
b. Predictors: (Constant), Lag_KI, Lag_UP, Lag_DER, Lag_CR

Anda mungkin juga menyukai