Anda di halaman 1dari 92

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE),

DEBT TO EQUITY RATIO (DER), DAN PRICE TO BOOK VALUE (PBV)


TERHADAP RETURN SAHAM

SKRIPSI

Oleh:

Putri Ayu Dilla Agung Imanda


2019310299

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS HAYAM WURUK PERBANAS

SURABAYA

2022
ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang ini, menimbulkan persaingan yang sengit

terutama pada dunia bisnis. Hal ini mendorong perusahaan untuk

meningkatkan kinerja agar mampu bersaing dengan para kompetitornya. Pada

dasarnya, tujuan perusahaan melakukan kegiatan bisnis adalah untuk

menghasilkan laba. Di Indonesia banyak perusahaan – perusahaan yang telah

berkembang dengan pesat, hal ini di karenakan banyaknya investor yang telah

menanamkan modal ke dalam sebuah perusahaan.

Didalam memenuhi kebutuhan perusahaan yang begitu besar

perusahaan membutuhkan tambahan modal dalam mendorong kinerja

oprasionalnya agar perusahaan tetap berjalan lancar sesuai yang diharapkan.

Salah satu cara didalam penambahan modal perusahaan tersebuat yaitu

dengan menawarkan kepemilikan perusahaannya kepada masyarakat/publik

dalam bentuk investasi. Investasi merupakan suatu Tindakan yang di lakukan

oleh pelaku bisnis dengan mempercayakan atas sejumlah dana atau sumber

daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh

sejumlah keuntungan dimasa datang (Tandelilin, 2010).

Kegiatan investasi dapat dilakukan melalui pasar modal. Pasar modal

merupakan suatu wadah yang digunakan oleh pembeli dan penjual agar dapat

1
2

bertransaksi atau bernegosiasi untuk memperjualbelikan sekuritas

(Tandelilin, 2010). Salah satu kelebihan dari pasar modal adalah dapat

menyediakan modal dalam skala besar, yang dapat digunakan oleh

perusahaan yang memiliki projek jangka Panjang dimana pengusaha tersebut

membutuhkan dana yang besar. Di Bursa Efek Indonesia ada banyak pilhan

untuk berinvestasi, salah satunya adalah sektor industri barang konsumsi sub

sektor makanan dan minuman. Perusahaan makanan dan minuman

merupakan salah satu kategori sector industri barang konsumsi di Bursa Efek

Indonesia (BEI) yang mempunyai peluang untuk tumbuh dan berkembang.

Industri makanan dan minuman diprediksi akan membaik kondisinya.

Saham adalah surat berharga bukti kepemilikan atas asset perusahaan.

Perusahaan dapat menawarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI)

dengan tujuan mendapatkan modal dari investor dan tujuan investor membeli

saham di pasar modal untuk mengharapkan return (keuntungan). Return

saham merupakan tingkat pendapatan yang diperoleh dengan mengurangkan

harga penutupan saham saat ini dengan harga penutupan saham sebelumnya

kemudian dibagi dengan harga penutupan sebelumnya”. Bagi para investor,

return merupakan salah satu parameter untuk menilai seberapa besar

keuntungan suatu saham (capital gain). Namun, investorpun harus siap

menghadapi risiko yang mungkin saja dapat dialami oleh investor dalam

bentuk kerugian (capital loss). Oleh karena itu, sebagai investor harus mampu

mencari sumber informasi guna dilakukan suatu penilaian dan membuat

kebijakan dalam memilih investasi.


3

Pada tahun 2017 industri barang konsumsi pada sektor makanan dan

minuman kembali mengalami masalah yaitu dengan mengeluhnya pengusaha

makanan dan minuman karena daya beli yang lemah yang diakibatkan oleh

penurunan tingkat inflasi sehingga menyebabkan penjualan mengalami

penurunan. Penurunan tingkat penjualan ini dapat menyebabkan menurunnya

profitabilitas yang diperoleh perusahaan (Katadata.co.id, 2017). Pada

perusahaan gandum di Indonesia sepanjang tahun 2018 harga gandum

mengalami kenaikan. Dengan naiknya harga tepung terigu akan beban

produksi akan naik. Pengusaha makanan dan minuman kalangan menengah

dan besar belum menaikkan harga jual namun mengurangi margin, untuk

mendapatkan profitabilitas. Hal ini nantinya akan berdampak pada penurunan

return saham perusahaan yang disebabkan oleh menurunnya profitabilitas.

Return saham yang diharapkan investor adalah return saham yang

stabil dan mempunyai pergerakan yang cenderung naik dari waktu ke waktu,

akan tetapi kenyataannya return saham cenderung berfluktuasi (tidak stabil).

Berfluktuasi return saham menjadi resiko tersendiri bagi investor. Tidak

semua saham dari perusahaan yang memiliki profil yang bagus akan

memberikan return yang baik kepada investor, oleh karena itu investor harus

memahami hal apa saja yang dapat mempengaruhi fluktuasi return saham.

Karena itulah investor membutuhkan berbagai informasi yang dapat dijadikan

sebagai sinyal untuk menilai prospek perusahaan yang bersangkutan.

Laporan keuangan adalah salah satu sumber informasi yang bisa

digunakan investor dalam pengambilan keputusan investasi. Salah satu


4

analisis yang dapat digunakan adalah analisis rasio perusahaan. Banyak jenis-

jenis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan, antara

lain Retum on Asset (ROA), Retum on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio

(DER), Price to Book Value (PBV), penggunaan masing - masing rasio

tergantung kebutuhan perusahaan.

Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas

jumlah aktiva yang digunakan dalam menghasilkan laba perusahaan (Kasmir,

2012). ROA merupakan informasi yang penting karena dapat

menggambarkan laba bersih yang bisa didapat dari seluruh kekayaan yang

dimiliki perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin tinggi

pula laba yang diperoleh perusahaan. Hal ini akan menarik investor untuk

berinvestasi, dan naiknya permintaan saham akan menyebabkan naiknya

harga saham.

Return On Equity (ROE) merupakan imbal hasil atau tingkat

pengembalian laba atas ekuitas. ROE ini juga dapat menjadi tolak ukur

seberpa besar ia akan mendapatkan imbalan atas modal yang diinvestasikan.

Semakin tinggi rasio ini berarti perkiraan kinerja emiten dimasa yang akan

datang semakin baik, sehingga diharapkan tingkat pengembalian saham akan

tinggi. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang mengukur

perimbangan antara kewajiban yang dimiliki perusahan dengan modal sendiri.

Juga dapat berarti sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban dalam membayar hutang dengan jaminan modal sendiri.


5

Price to book value (PBV) ditunjukkan dalam perbandingan antara

harga saham dengan nilai bukunya. Price to book value (PBV) digunakan

untuk melihat kewajaran harga sahamnya. Price to book value (PBV) yang

rendah memperlihatkan harga saham yang murah, jika posisi harga saham

lebih rendah dari pada book value (BV) maka ada kecenderungan harga

saham tersebut akan menuju ke keseimbangan minimal sama dengan nilai

bukunya. Hal ini berarti harga saham itu berpotensi lebih besar untuk naik,

sehingga return saham yang diperoleh akan meningkat. Berdasarkan uraian

latar belakang tersebut yang telah dikemukakan maka penulis akan

melakukan peneltian dengan mengambil judul “Pengaruh ROA, ROE, DER,

dan PBV Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub sektor

Food and Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 -

2016”

1.2. Perumusan Masalah

1. Apakah Return on Aset (ROA) berpengaruh terhadap Return Saham?

2. Apakah Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap Return Saham?

3. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Return

Saham?

4. Apakah Price to Book Value (PBV) berpengaruh terhadap Return Saham?


6

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh Return on Aset (ROA) terhadap Return

Saham

2. Untuk mengetahui pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Return

Saham

3. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return

Saham

4. Untuk mengetahui pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap Return

Saham

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi bidang akademik

Penelitian ini dapat berkontribusi terhadap literatur penelitian

terkait dengan Return Saham.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dan

menjelaskan secara empiris tentang faktor – faktor yang mempengaruhi

harga saham pada perusahaan.

3. Bagi investor

Bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi

suatu perusahaan yang akan di jadikan sebagai investasi.


7

1.5. Sistematika Penulisan Skripsi

Penelitian ini disusun dalam lima bab yaitu Bab Pendahuluan, Bab

Tinjauan Pustaka, Bab Metode Penelitian, Bab Hasil dan Pembahasan dan

Bab Penutup.

1. BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan bab tinjauan pustaka, menjelaskan tentang landasan

teori dan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran serta hipotesis.

3. BAB III METODOLOGI

Menjelaskan tentang metode penelitian yang berisi penjelasan

tentang variable penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel,

jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis.

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Memaparkan dan menganalisis data-data yang didapatkan dari

hasil pengujian.

5. BAB V PENUTUP

Menjelaskan mengenai kesimpulan akhir penelitian dan saran-

saran yang direkomendasikan untuk perbaikan proses pengujian

selanjutnya.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang Saham telah banyak dilakukan, begitu pula

penelitian tentang rasio keuangan. Namun belum banyak penelitian yang

mengkaitkan hubungan antara ROA, ROE, dan PBV Terhadap Return Saham.

Berikut beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang berkaitan

dengan beberapa faktor fundamental yang dihubungkan dengan prediksi

return saham. Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan

referensi dan perbandingan dalam penelitian ini.

1. Hasil Penelitian Anggun Amelia Bahar Putri & R. Djoko Sampurno

Penelitihan Anggun Amelia Bahar Putri & R. Djoko Sampurno

(2012), berjudul “Analisis Pengaruh ROA, EPS, NPM, DER dan PBV

Terhadap Return Saham”. Penelitihan ini menggunakan Teknik Purposive

sampling. Hasil penelitihan menunjukkan bahwa ROA, EPS, NPM tidak

berpengaruh terhadap return saham sedangkan DER, dan PBV

berpengaruh terhadap return saham. Serta Return on Asset (ROA),

Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio

(DER), dan Price to Book Value (PBV) berpengaruh secara bersama -

sama terhadap return saham.

8
9

2. Hasil Penelitian Wikan Budi Utami

Penelitihan Wikan Budi Utami (2014), berjudul “Analisis

Pengaruh EVA, ROA dan ROE Terhadap Return Saham”. Penelitihan ini

menggunakan Teknik Purposive sampling. Hasil penelitihan

menunjukkan bahwa EVA, ROA, ROE tidak berpengaruh terhadap return

saham sedangkan Economic Value Added (EVA), Return on Assets

(ROA), Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh secara bersama-sama

terhadap return saham.

3. Hasil Penelitian Firda Apriliani dan Estuti Fitri Hartini

Penelitihan Firda Apriliani dan Estuti Fitri Hartini (2016),

berjudul “Pengaruh Return on Asset Dan Return on Equity Terhadap

Return Saham Emiten LQ45”. Penelitihan ini menggunakan teknik

Purposive sampling. Hasil penelitihan menunjukkan bahwa ROA, tidak

berpengaruh terhadap return saham sedangkan ROE berpengaruh terhadap

return saham, serta Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE)

tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap return saham.

4. Hasil Penelitian Wuryaningsih Dwi Lestari & Rosita Dewi

Penelitian Wuryaningsih Dwi Lestari & Rosita Dewi (2018),

berjudul “Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER),

Price to Book Value (PBV), dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap

Return Saham”. Penelitihan ini menggunakan teknik Purposive sampling.

Hasil penelitihan menunjukkan bahwa ROA, PER dan DER berpengaruh

terhadap return saham sedangkan PBV tidak berpengaruh terhadap return


10

saham, serta ROA, PER, PBV dan DER berpengaruh secara bersama-

sama terhadap return saham.

5. Hasil Penelitian Ida Ayu Ika Mayuni dan Gede Suarjaya

Penelitian Ida Ayu Ika Mayuni dan Gede Suarjaya (2018),

berjudul “Pengaruh ROA, Firm Size, EPS, dan PER Terhadap Return

Saham Pada Sektor Manufaktur di BEI”. Penelitihan ini menggunakan

teknik Purposive sampling. Hasil penelitihan menunjukkan bahwa ROA,

dan EPS berpengaruh terhadap return saham sedangkan Firm Size dan

PER tidak berpengaruh terhadap return saham, serta (ROA), Firm Size,

(EPS) dan (PER) berpengaruh secara bersama - sama terhadap return

saham.

6. Hasil Penelitian Fransiska Sepriana dan Saryadi

Penelitian Fransiska Sepriana dan Saryadi (2018), berjudul

“Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Earning

Per Share (EPS), Price Book Value (PBV), dan Debt to Equity Ratio

(DER) Terhadap Return Saham”. Penelitihan ini menggunakan teknik

Purposive sampling. Hasil penelitihan menunjukkan bahwa ROA, ROE,

dan EPS berpengaruh terhadap return saham sedangkan PBV dan DER

tidak berpengaruh terhadap return saham, serta ROA, ROE, EPS, PBV

dan DER berpengaruh secara bersama-sama terhadap return saham.

7. Hasil Penelitian Dini Rohpika dan Nisfu Fhitri

Penelitian Dini Rohpika dan Nisfu Fhitri (2020), berjudul

“Pengaruh CR, DAR, DER, PBV Terhadap Return Saham Pada


11

Perusahaan Sub sektor Perkebunan Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2016 – 2017”. Penelitihan ini menggunakan teknik

Purposive sampling. Hasil penelitihan menunjukkan bahwa DER

berpengaruh terhadap return saham sedangkan CR, DAR, dan PBV tidak

berpengaruh terhadap return saham, serta CR, DAR, DER, PBV

berpengaruh secara bersama-sama terhadap return saham.

8. Hasil Penelitian Evelyn Rachelina & Thio Lie Sha

Penelitian Evelyn Rachelina & Thio Lie Sha (2020), berjudul

“Pengaruh EPS, PBV, PER, dan Profitability Terhadap Return Saham”.

Penelitihan ini menggunakan teknik Purposive sampling. Hasil

penelitihan menunjukkan bahwa EPS berpengaruh terhadap return saham

sedangkan PBV, PER, dan Profitability tidak berpengaruh terhadap return

saham, serta EPS, PBV, PER, dan Profitability berpengaruh secara

bersama-sama terhadap return saham.

9. Hasil Penelitian Roy Hisar, Jaka Suharna, Ahmad Amiruddin, dan

Lukman Cahyadi

Penelitian Roy Hisar, Jaka Suharna, Ahmad Amiruddin, dan

Lukman Cahyadi (2021), berjudul “Pengaruh ROA dan DER, Terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bei Yang Go Publik”.

Penelitihan ini menggunakan teknik Purposive sampling. Hasil

penelitihan menunjukkan bahwa Return on Asset (ROA) berpengaruh

terhadap return saham sedangkan Debt Equity Ratio (DER) tidak

berpengaruh terhadap return saham, serta Return on Assets (ROA), Debt


12

Equity Ratio (DER) berpengaruh secara bersama-sama terhadap return

saham.

10. Hasil Penelitian Ade Pipit Fatmawati dan Eny Binaria br Sembiring

Penelitian Ade Pipit Fatmawati dan Eny Binaria br Sembiring

(2022), berjudul “Pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book

Value (PBV) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ45 Tahun

2020”. Penelitihan ini menggunakan teknik Purposive sampling. Hasil

penelitihan menunjukkan bahwa PBV dan PER tidak berpengaruh

terhadap return saham, sedangkan PBV dan PER tidak berpengaruh

secara bersama-sama terhadap return saham.


13

Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama & Topik Variabel Sampel Teknik Hasil
Tahun Penelitian Penelitian Penelitian Analisis Penelitian
1 Anggun Analisis Variabel perusahaan analisis ROA, EPS,
Amelia Pengaruh Independen pada industri regresi NPM tidak
Bahar ROA, EPS, yakni ROA, real estate berganda berpengaruh
Putri, R. NPM, DER EPS, NPM, and property terhadap return
Djoko & PBV DER & PBV yang terdaftar saham
Sampurno Terhadap sedangkan di Bursa Efek sedangkan
(2012) Return Variabel Indonesia DER, dan PBV
Saham dependen periode 2007 berpengaruh
yakni Return sampai 2009 terhadap return
Saham saham. Serta
Return on
Asset (ROA),
Earning Per
Share (EPS),
Net Profit
Margin
(NPM), Debt
to Equity Ratio
(DER),
dan Price to
Book Value
(PBV)
berpengaruh
secara
bersama-sama
terhadap return
saham.
2 Wikan Analisis Variabel perusahaan analisis EVA, ROA,
Budi Pengaruh Independen manufaktur regresi ROE tidak
Utami Eva, Roa yakni EVA, yang berganda berpengaruh
(2014) Dan Roe ROA, DAN terdaftar di terhadap return
Terhadap ROE Bursa Efek saham
Return sedangkan Jakarta (BEJ) sedangkan
Saham Variabel yang Economic
dependen tercantum Value Added
yakni Return dalam (EVA), Return
Saham Indonesian on Assets
Capital (ROA), Return
14

Market on Equity
Directory dan (ROE) tidak
internet berpengaruh
dengan situs secara
www.jsx.co.i bersama-sama
d sejak tahun terhadap return
2006 sampai saham.
dengan 2008
3 Firda Pengaruh Variabel perusahaan analisis ROA, tidak
Apriliani Return On Independen yang terdaftar regresi berpengaruh
Dan Estuti Asset Dan yakni ROA, di Indeks berganda terhadap return
Fitri Return On DAN ROE LQ45 saham
Hartini Equity sedangkan tahun 2014 sedangkan
(2016) Terhadap Variabel ROE
Return dependen berpengaruh
Saham yakni Return terhadap return
Emiten Saham saham, serta
LQ45 Return on
Assets (ROA),
Return on
Equity (ROE)
tidak
berpengaruh
secara
bersama-sama
terhadap return
saham.
4 Wuryanin Pengaruh Variabel Perusahaan- analisis ROA, PER dan
gsih Dwi Return On Independen perusahaan Regresi DER
Lestari & Asset (Roa), yakni LQ45 yang Data Panel berpengaruh
Rosita Debt To RETURN terdaftar di terhadap return
Dewi Equity ON ASSET Bursa Efek saham
(2018) Ratio (Der), (ROA), Indonesia sedangkan
Price To DEBT TO (BEI) antara PBV tidak
Book Value EQUITY 2014 sampai berpengaruh
(Pbv), Dan RATIO 2016 serta terhadap return
Price (DER), menerbitkan saham, serta
Earning PRICE TO laporan ROA, PER,
Ratio (Per) BOOK keuangan per PBV dan DER
Terhadap VALUE 31 Desember berpengaruh
Return (PBV), DAN untuk secara
Saham PRICE tahun buku bersama-sama
EARNING 2014 sampai terhadap return
RATIO 2016 saham
(PER)
sedangkan
15

Variabel
dependen
yakni Return
Saham
5 Ida Ayu Pengaruh Variabel perusahaan analisis ROA, dan EPS
Ika Roa, Firm Independen manufaktur regresi berpengaruh
Mayuni Size, Eps, yakni ROA, yang terdaftar berganda terhadap return
Dan Gede Dan Per FIRM SIZE, dan masih saham
Suarjaya Terhadap EPS DAN aktif di Bursa sedangkan
(2018) Return PER Efek Firm Size dan
Saham Pada sedangkan Indonesia PER tidak
Sektor Variabel pada tahun berpengaruh
Manufaktur dependen 2016 terhadap return
di BEI yakni Return saham, serta
Saham (ROA), Firm
Size, (EPS)
dan (PER)
berpengaruh
secara
bersama-sama
terhadap return
saham
6 Fransiska Pengaruh Variabel perusahaan analisis ROA, ROE,
Sepriana Return On Independen Properti dan regresi dan EPS
Dan Assets yakni real estate berganda berpengaruh
Saryadi (Roa), RETURN yang tercatat terhadap return
(2018) Return On ON ASSETS di saham
Equity (ROA), Bursa Efek sedangkan
(Roe), RETURN Indonesia PBV dan DER
Earning Per ON EQUITY (BEI) pada tidak
Share (Eps), (ROE), tahun 2012 berpengaruh
Price Book EARNING sampai tahun terhadap return
Value PER SHARE 2016 saham, serta
(Pbv), Dan (EPS), ROA, ROE,
Debt To PRICE EPS, PBV dan
Equity BOOK DER
Ratio (Der) VALUE berpengaruh
Terhadap (PBV), DAN secara
Return DEBT TO bersama-sama
Saham EQUITY terhadap return
RATIO saham
(DER)sedang
kan Variabel
dependen
yakni Return
Saham
16

7 Dini Pengaruh Variabel Perusahaan analisis DER


Rohpika Cr, Dar, Independen Sub Sektor regresi berpengaruh
Dan Nisfu Der, Pbv yakni CR, Perkebunan berganda terhadap return
Fhitri Terhadap DAR, DER, Yang saham
(2020) Return PBV Terdaftar di sedangkan CR,
Saham Pada sedangkan Bursa Efek DAR, dan
Perusahaan Variabel Indonesia PBV tidak
Sub Sektor dependen Periode 2016 berpengaruh
Perkebunan yakni Return – 2017 terhadap return
Yang Saham saham, serta
Terdaftar di CR, DAR,
Bursa Efek DER, PBV
Indonesia berpengaruh
Periode secara
2016 – 2017 bersama-sama
terhadap return
saham.
8 Evelyn Pengaruh Variabel Perusahaan Analisis Eps
Rachelina Eps, Pbv, Independen Manufaktur Regresi Berpengaruh
& Thio Per, Dan Yakni Eps, Sektor Berganda Terhadap
Lie Sha Profitability Pbv, Per, Dan Industri Return Saham
(2020) Terhadap Profitability Barang Sedangkan
Return Sedangkan Konsumsi Pbv, Per, Dan
Saham Variabel Tahun 2015- Profitability
Dependen 2018 Yang Tidak
Yakni Return Terdaftar di Berpengaruh
Saham Situs Website Terhadap
Bei Return Saham,
Serta Eps, Pbv,
Per, Dan
Profitability
Berpengaruh
Secara
Bersama-Sama
Terhadap
Return Saham.
9 Roy Hisar, Pengaruh Variabel Perusahaan Analisis Return On
Jaka Roa Dan Independen Manufaktur Regresi Asset (Roa)
Suharna, Der, Yakni Roa, Di Bei Yang Berganda Berpengaruh
Ahmad Terhadap Dan Der Go Publik Terhadap
Amiruddin Return Sedangkan Return Saham
& Lukman Saham Pada Variabel Sedangkan
Cahyadi Perusahaan Dependen Debt Equity
(2021) Manufaktur Yakni Return Ratio
di Bei Yang Saham (Der) Tidak
Go Publik Berpengaruh
17

Terhadap
Return Saham,
Serta Return
On Assets
(Roa), Debt
Equity Ratio
(Der)
Berpengaruh
Secara
Bersama-Sama
Terhadap
Return Saham.
10 Ade Pipit Pengaruh Variabel Perusahaan Analisis Pbv Dan Per
Fatmawati Price Independen Lq45 Tahun Regresi Tidak
& Eny Earning Yakni Price 2020 Berganda Berpengaruh
Binaria Br Ratio (Per) Earning Terhadap
Sembiring Dan Price Ratio (Per) Return Saham,
(2022) To Book Dan Price To Sedangkan
Value (Pbv) Book Value Pbv Dan Per
Terhadap (Pbv) Tidak
Return Sedangkan Berpengaruh
Saham Pada Variabel Secara
Perusahaan Dependen Bersama-Sama
Lq45 Tahun Yakni Return Terhadap
2020 Saham Return Saham

2.2 Kajian Pustaka

1. Signaling Theory

Signaling Theory merupakan tindakan yang dilakukan oleh

perusahaan untuk memberikan informasi tambahan mengenai kondisi

perusahaan kepada pihak investor (Brigham, 2010). Teori ini menyatakan

bahwa pihak perusahaan akan memberikan sinyal melalui komunikasi dan

tindakan mengenai kinerja manajemen untuk mewujudkan keinginan

investor. Jika sinyal tersebut merupakan sinyal yang baik, maka investor

akan tertarik untuk membeli saham dikarenakan harapan untuk prospek


18

return dikemudian harinya, hal tersebut akan menyebabkan adanya

pergerakan di pasar modal dan mempengaruhi return saham perusahaan.

Sinyal tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan pihak investor

untuk mengambil keputusan dan mengetahui apakah return saham

perusahaan tersebut akan meningkat, stabil atau menurun.

2. Return on Asset (ROA)

Menurut Syahyunan (2004), ROA menunjukkan kemampuan

perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Besarnya

perhitungan pengembalian atas aktiva menunjukkan seberapa besar

kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi para

pemegang saham biasa dengan seluruh aktiva yang dimilikinya. Rasio ini

digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan

dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua

investor.

Hasil perhitungan rasio ini menunjukkan efektivitas dari

manajemen dalam menghasilkan profit yang berkaitan dengan

ketersediaan aset perusahaan. ROA (Return on Asset) 20% berarti setiap

Rp 1 modal menghasilkan keuntungan Rp 0.2 untuk semua investor. Nilai

ROA yang semakin mendekati 1, berarti semakin baik profitabilitas

perusahaan, karena setiap aktiva yang ada dapat menghasilkan laba.

Menurut (Irawati, 2006), ROA dapat diukur dengan rumus sebagai

berikut:

ROA = Laba bersih setelah pajak x 100%


Total aset
19

3. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) merupakan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki,

sehingga ROE ini ada yang menyebutnya sebagai rentabilitas modal

sendiri. Return on Equity (ROE) merupakan alat analisis keuangan untuk

mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu.

Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah

menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham. Apabila

suatu perusahaan memperlihatkan suatu ROE yang tinggi dan konsisten,

berarti perusahaan tersebut mengindikasikan mempunyai suat keunggulan

yang tahan lama dalam persaingannya. Jika perusahaan dapat

menghasilkan laba yang tinggi, maka permintaan saham akan meningkat

dan selanjutnya akan berdampak pada meningkatnya harga saham

perusahaan. Ketika harga saham semakin meningkat maka return saham

juga akan meningkat. Menurut (Kasmir, 2012) ROE dapat diukur dengan

rumus sebagai berikut:

ROE = Laba bersih setelah pajak


Total Ekuitas
20

4. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan indikator struktur modal dan

risiko finansial, yang merupakan perbandingan antara hutang dan modal

sendiri. Semakin besar utang, semakin besar risiko yang ditanggung

perusahaan, oleh sebab itu perusahaan yang tetap mengambil utang sangat

tergantung pada biaya relatif. Biaya utang lebih kecil daripada dana

ekuitas. Utang perusahaan secara umum dapat meningkatkan

profitabilitas, yang kemudian menaikkan harga saham, sehingga

meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan membangun

potensi pertumbuhan yang lebih besar.

Sebaliknya biaya utang lebih besar daripada dana ekuitas. Sejalan

dengan uraian di atas, debt to equity ratio menunjukkan struktur

permodalan suatu perusahaan yang merupakan perbandingan antara total

utang dengan ekuitas yang


DER = Total Hutang
Total Equity
digunakan sebagai sumber

pendanaan perusahaan. Menurut (Prihadi, 2010) Debt to Equity ratio

dapat dirumuskan sebagai berikut:

5. Price to Book Value

a. Definisi Price to Book Value


21

Menurut (Darmadji, 2012) Price to Book Value Ratio (PBV)

menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku suatu

saham. Semakin besar rasio ini menggambarkan kepercayaan pasar

akan prospek perusahaan tersebut. PBV menunjukkan seberapa jauh

suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif

terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin besar rasio,

semakin besar nilai pasar (market value) dibandingkan nilai buku

(book value).

b. Kegunaan Price to Book Value

Menurut (Damodaran, 2001) Price to Book Value (PBV)

mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut:

1) Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relative stabil yang

dapat diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang

percaya dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan

Price to Book Value sebagai perbandingan.

2) Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk

semua perusahaan PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan

– perusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under atau

overvaluation.

3) Perusahaan – perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa

dinilai dengan menggunakan Price Earning Ratio dapat dievaluasi

menggunakan Price to Book Value (PBV).

Menurut (Darmadji, 2012), PBV dihitung dengan rumus:


22

DER = Total Hutang


Total Equity

6. Return Saham

a. Pengertian Return Saham

Menurut (Brigham, 2001), pengertian dari return adalah

“measure the financial performance of an investment”. Return adalah

tingkat pengembalian yang diminati oleh pemodal atas suatu investasi

yang dilakukannya. Berdasarkan pendapat dari para ahli yang telah

dikemukakan, dapat diambil kesimpulan return saham adalah

pendapatan yang diperoleh oleh seorang investor dari kepemilikan

saham atas penanaman modal yang dilakukan, yang terdiri dari

dividen dan capital gain

b. Jenis-jenis Return

(Jogiyanto, 2014), Return saham dibedakan menjadi dua yaitu

return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected

return).

1) Return Realisasi

Return realisasi merupakan return yang telah terjadi.

Return realisasian dihitung menggunakan data historis. Return

realisasian penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur

kinerja dari perusahaan. Return realisasian ini juga berguna

sebagai dasar penentuan return ekspektasian dan risiko dimasa

datang.
23

2) Return Ekspektasi

Return Ekspektasi adalah return yang diharapkan akan

diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return

realisasian yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya

belum terjadi. Ekspektasi biasanya digunakan sebagai dasar

analisa teknikal yaitu menggunakan pola pergerakan harga saham

masa lalu untuk memprediksi harga saham di masa mendatang.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham

Kinerja keuangan merupakan faktor yang mempengaruhi naik

turunnya return saham. Semakin baik kinerja emiten maka semakin

besar pengaruhnya terhadap kenaikan return saham, begitu pula

sebaliknya. Menurut (Asnawi & Wijaya) kinerja keuangan yang

secara langsung mempengaruhi return saham dikelompokkan menjadi

lima, yaitu:

1) Rasio profitabilitas, menunjukkan kemampuan dari perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan, terbagi menjadi return on assets,

return on equity, earning per share, gross profit margin, net profit

margin, dan operating ratio. Semakin tinggi rasio ini semakin baik

return saham yang akan diterima investor.

2) Rasio solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka panjang, dimana rasio ini terbagi

menjadi debts ratio, debt to equity ratio, times interest earned, cash

flow interest coverage, cash flow to net income, dan cash return
24

sales. Semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin rendah return

saham yang akan diterima investor.

3) Rasio aktivitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya, terbagi menjadi total asset

turnover, fixed assets turnover, account receivable turnover,

inventory turnover, average collection period, dan day’s sales in

inventory. Semakin tinggi rasio ini semakin baik return saham

akan diterima investor.

4) Rasio likuiditas, yang menyatakan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pendek. Rasio ini

terbagi menjadi current ratio, quick ratio, dan net working capital.

Semakin tinggi rasio ini semakin baik return saham yang akan

diterima investor.

5) Rasio pasar, digunakan untuk mengukur harga saham perusahaan,

relative terhadap nilai bukunya dan menunjukkan informasi yang

penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham.

Rasio ini terbagi menjadi dividend yield, dividend per share,

dividend payout ratio, price earning ratio, book value per share,

dan price to book value. Semakin tinggi rasio ini semakin baik

return saham yang akan diterima investor.

Secara matematis perhitungan return saham dapat dirumuskan

sebagai berikut (Brigham, 2006):

PBV = Harga Pasar per


Saham
Nilai Buku per Saham
25

Di mana:

Pt = Harga penutupan saham periode ke-t

Pt-1 = Harga penutupan saham periode sebelumnya (t-1)

2.3. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan ROA dengan Return Saham

ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba

dari aktiva yang dipergunakan. Besarnya perhitungan pengembalian atas

aktiva menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan

menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dengan

seluruh aktiva yang dimilikinya. Nilai ROA yang semakin mendekati 1,

berarti semakin baik profitabilitas perusahaan, karena setiap aktiva yang

ada dapat menghasilkan laba.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wuryaningsih Dwi Lestari &

Rosita Dewi menunjukkan bahwa ROA berpengaruh terhadap Return

Saham. Hal ini di karenakan Dengan semakin meningkatnya deviden

yang diterima oleh para pemegang saham, merupakan daya tarik bagi para

investor atau calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan

tersebut.Dengan semakin besarnya daya tarik tersebut maka banyak

investor yang menginginkan saham perusahaan tersebut. Jika permintaan

atas saham suatu perusahaan semakin banyak maka harga sahamnya.


26

Namun hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang

dilakukan oleh Firda Apriliani dan Estuti Fitri Hartiniyang menunjukkan

ROA tidak mempunyai pengaruh terhadap Return Saham. Hal ini di

karenakan ROA hanya bisa mengukur efektivitas perusahaan didalam

menggunakan dari keseluruhan operasi perusahaan.

Sedangkan investor ada kecenderungan melihat indikator laba

yang merupakan angka dasar yang diperlukan didalam menentukan harga

saham sehingga lebih melihat indikator keuntungan perlembar saham

yang dihasilkan perusahaan yang dihasilkan serta untuk memprediksi

pergerakan harga suatu saham seperti PER. Oleh karena itu, ROA kurang

menjadi pertimbangan investor sehingga tidak berdampak pada return

saham.

2. Hubungan ROE dengan Return Saham

Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki,

sehingga ROE ini ada yang menyebutnya sebagai rentabilitas modal

sendiri. Return On Equity (ROE) merupakan alat analisis keuangan untuk

mengukur profitabilitas.

Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah

menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham. Apabila

suatu perusahaan memperlihatkan suatu ROE yang tinggi dan konsisten,

berarti perusahaan tersebut mengindikasikan mempunyai suat keunggulan

yang tahan lama dalam persaingannya. Jika perusahaan dapat


27

menghasilkan laba yang tinggi, maka permintaan saham akan meningkat

dan selanjutnya akan berdampak pada meningkatnya harga saham

perusahaan. Ketika harga saham semakin meningkat maka return saham

juga akan meningkat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Firda Apriliani dan Estuti

Fitri Hartini menunjukkan bahwa ROE berpengaruh terhadap Return

Saham. Namun hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang

dilakukan oleh Wikan Budi Utami yang menunjukkan ROE tidak

mempunyai pengaruh terhadap Return Saham. Hal ini di karenakan ROE

hanya menggambarkan besarnya pengembalian atas investasi yang

dilakukan pemegang saham biasa, namun tidak menggambarkan prospek

perusahaan sehingga pasar tidak terlalu merespon dengan besar kecilnya

ROE sebagai pertimbangan investasi yang akan dilakukan investor.

3. Hubungan DER dengan Return Saham

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wuryaningsih Dwi Lestari &

Rosita Dewi menunjukkan bahwa DER berpengaruh terhadap Return

Saham. Hal ini di karenakan nilai DER mempunyai pengaruh yang

positif, bukan berarti perusahaan dengan mudah menentukan hutang

dengan setinggi - tingginya.Semakin besar nilai DER maka perusahaan

harus membayar bunga utang yang tinggi pula, dan beresiko perusahaan

gagal membayar utang. Dalam kondisi tersebut menandakan saham

perusahaan kurang diminati yang secara langsung akan menurunkan

tingkat return saham perusahaan (Kasmir, 2012).


28

Namun hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang

dilakukan oleh Fransiska Sepriana dan Saryadi yang menunjukkan DER

tidak mempunyai pengaruh terhadap Return Saham. Hal ini di karenakan

apabila DER semakin tinggi maka akan berbanding terbalik terhadap

return yang akan diterima oleh investor. Semakin tinggi DER

memberikan informasi bahwa semakin tinggi tingkat utang perusahaan.

Tingginya rasio ini menunjukkan komposisi total utang yang ditanggung

oleh perusahaan.

4. Hubungan PBV dengan Return Saham

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggun Amelia Bahar Putri

& R. Djoko Sampurno menunjukkan bahwa PBV berpengaruh terhadap

Return Saham. Hal ini di karenakan harga saham dan nilai buku

perusahaan lebih banyak berhubungan dengan faktor lain diluar return

saham seperti tindakan profit taking yang dilakukan investor ketika harga

saham mengalami kenaikan atau penurunan, adanya ketidakpastian

kondisi ekonomi dan politik, bentuk efisiensi pasar modal yang lemah,

serta sentimen dari pasar modal itu sendiri.

Namun hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang

dilakukan oleh Wuryaningsih Dwi Lestari & Rosita Dewi yang

menunjukkan PBV tidak mempunyai pengaruh terhadap Return Saham.

Hal ini di karenakan investor tidak lagi beranggapan bahwa PBV dapat

digunakan sebagai patokan untuk membeli saham namun lebih

mempertimbangkan hal-hal lain.


29

2.4. Rerangka Konseptual

H1
ROA (X1)

H2 Return Saham (Y)


ROE (X2)

H3
DER (X3)

PBV (X4) H4

Gambar 2.1
Rerangka Konseptual

2.5. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir dan teori yang dibangun, maka

hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: ROA berpengaruh terhadap Return Saham

H2: ROE berpengaruh terhadap Return Saham

H3: DER berpengaruh terhadap Return Saham

H4: PBV berpengaruh terhadap Return Saham


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Pengaruh ROA, ROE, DER dan PBV Terhadap


Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub
sektor Food and Beverages Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013 - 2016

Rumusan Pemilihan data:


Masalah - Populasi perusahaan
Studi manufaktur sub
Pustaka & sektor food and
Dokumentasi beverages yang
Hipotesis terdaftar di BEI
periode 2013 – 2016
- Sampel perusahaan
yang memenuhi
kriteria
Pengumpulan data:
Studi Pustaka
&Dokumentasi

Pengujian
data: Data Pengaruh ROA, ROE,
Standarisasi DER dan PBV
data Terhadap Return Saham

Pembahasan Pengujian Hipotesis:


Uji linier berganda
(SPSS)

Kesimpulan & Saran

Gambar 3.1
Rancangan Penelitian

30
31

3.2. Batasan Penelitian

Batasan dalam penelitian ini, yakni:

1. Penelitian hanya dilakukan pada Perusahaan Manufaktur sub sektor food

and beverages yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Tahun 2013 – 2016.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Return Pajak dalam penelitian ini

hanya pada ROA, ROE, DER dan PBV.

3.3. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian pada hakikatnya adalah suatu objek yang berupa

apa aja yang ditentukan oleh peneliti untuk dapat dikaji, agar memperoleh

sebuah informasi tentang hal tersebut, yang kemudian dapat ditarik

kesimpulannya (Muslich & Iswati, 2009).

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang telah diajukan,

maka variabel penelitian ini meliputi:

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang dianggap sebagai

kemunculan variabel terikat yang diduga merupakan akibatnya

(Kerlinger, 2004). Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah

ROA (X1), ROE (X2), DER (X3), & PBV (X4).


32

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang diramalkan, akibat yang

dipradugakan, yang bervariasi mengikuti perubahan atau variasi variabel

bebas. Variabel dependen tidak dimanipulasi atau direkayasa, melainkan

dapat diamati variasinya sebagai hasil dari yang dipradugakan berasal dari

variabel independent (Kerlinger, 2004). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah Return Saham (Y).

3.4. Definisi Operasional & Indikator variable

Untuk menghindari ketidakjelasan makna dari variabel yang

digunakan dalam penelitian, maka berikut ini akan diberikan definisi

operasional dari variabel – variabel tersebut.

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang telah diuraikan,

penelitian ini mengidentifikasikan variabel diantaranya, variable independen

dan variabel dependen. Variabel independen yang digunakan adalah ROA,

ROE, DER, & PBV. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Return Saham.

1. Variabel independent

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari:

a. Return on Asset (ROA)

ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan

laba dari aktiva yang dipergunakan. Besarnya perhitungan


33

pengembalian atas aktiva menunjukkan seberapa besar kemampuan

perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang

saham biasa dengan seluruh aktiva yang dimilikinya.

Menurut (Irawati, 2006), ROA dapat diukur dengan rumus

sebagai berikut:

ROA = Laba bersih setelah pajak x 100%


Total aset

b. Return on Equity (ROE)


ROE merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini

ada yang menyebutnya sebagai rentabilitas modal sendiri.

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan

keuntungan berdasarkan modal tertentu.

Menurut (Kasmir, 2012) ROE dapat diukur dengan rumus

sebagai berikut:

ROE = Laba bersih setelah pajak


Total Ekuitas

c. Debt to Equity Ratio (DER)

DER merupakan indikator struktur modal dan risiko finansial,

yang merupakan perbandingan antara hutang dan modal sendiri.

Menurut (Prihadi, 2010) Debt to Equity ratio dapat dirumuskan

sebagai berikut:
34

DER = Total Hutang


Total Equity

d. Price to Book Value (PBV)

PBV menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu

menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang

diinvestasikan. Semakin besar rasio, semakin besar nilai pasar (market

value) dibandingkan nilai buku (book value).

Menurut (Darmadji, 2012), PBV dihitung dengan rumus:

PBV = Harga Pasar per Saham


Nilai Buku per Saham

2. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Return Saham. Menurut (Brigham, 2001), pengertian dari return adalah

“measure the financial performance of an investment”. Return adalah

tingkat pengembalian yang diminati oleh pemodal atas suatu investasi

yang dilakukannya.

Semakin tinggi harga jual saham di atas harga belinya, maka

semakin tinggi pula return yang diperoleh investor. Apabila seorang

investor menginginkan return yang tinggi maka ia harus bersedia

menanggung risiko lebih tinggi, demikian pula sebaliknya bila

menginginkan return rendah maka risiko yang akan ditanggung juga

rendah.
35

Secara matematis perhitungan return saham dapat dirumuskan

sebagai berikut (Brigham, 2006):

Return Saham = Pt - Pt-1


Pt-1

Di mana:

Pt = Harga penutupan saham periode ke-t

Pt-1 = Harga penutupan saham periode sebelumnya (t-1)

3.5. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan objek dalam penelitian yang berkaitan dengan

seluruh dari kelompok orang, suatu peristiwa atau benda yang menjadi

pusat dalam penelitian (Sarjono, 2011).

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam sub sektor food and

beverage pada periode tahun 2013 – 2016 dengan jumlah populasi dalam

penelitian ini adalah 15 perusahaan.

2. Sampel

Sampel penelitian yang dimaksud disini yaitu bagian dari populasi

yang dipercaya dapat mewakili karakteristik populasi secara keseluruhan

(Sarjono, 2011). Ukuran sampel yang layak, apabila mencapai antara 30

sampai dengan 500 menurut (Sugiyono, 2012). Sampel dalam penelitian

ini diperoleh 11 perusahaan selama periode pengamatan 2013 – 2016.


36

Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan manufaktur sub sektor food and beverage yang terdaftar

(listing) di BEI berturut – turut selama tahun 2013 – 2016.

b. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama tahun 2013 – 2016

3. Teknik pengambilan sampel

Pemilihan sampel penelitian dilandasan pada metode non-

probability sampling tepatnya metode purposive sampling. Dimana

purposive sampling. Jenis metode ini termasuk metode non probability

sampling yaitu metode pengambilan sampel yang tidak memberi peluang

atau kesempatan yang sama pada anggota setiap populasi untuk dipilih

menjadi sampel

Tabel 3.1
Hasil Pemilihan Sampel
No Keterangan Jumlah
Perusahaan
1 Perusahaan manufaktur sub sektor food and beverage 15
yang terdaftar (listing) di BEI berturut – turut selama
tahun 2013 – 2016
2 Perusahaan yang mengalami kerugian selama tahun 2013 (4)
– 2016
3 Total Perusahaan 11
4 Total sampel penelitian (11 x 4 tahun) 55

Berdasarkan teknik pengambilan sampel diatas, maka peneliti

menemukan 11 perusahaan yang dapat digunakan sebagai sampel, yaitu:

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan


1 ADES Akasha Wira International Tbk
2 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
3 DLTA Delta Djakarta Tbk
4 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
37

5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk


6 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
7 MYOR Mayora Indah Tbk
8 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk
9 SKBM Sekar Bumi Tbk
10 STTP PT Siantar Top Tbk
11 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk

3.6. Data dan Metode Pengumpulan Data

1. Jenis data

Dalam penelitian ini, menggunakan jenis data kuantitatif. Data

kuantitatif merupakan data yang pengukurannya menggunakan skala

numerik (angka) yang dapat dianalisis dengan menggunakan analisis

statistik (Indriantoro & Supomo, 2002).

2. Sumber data

Sumber data yang digunakan merupakan sumber data sekunder,

yakni sumber data yang tidak langsung memberikan datanya (Sugiyono,

2008).

Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh

dari annual report perusahaan manufaktur sub sektor food and beverage

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2013 – 2016,

yang didokumentasikan dalam www.idx.co.id serta sumber lain yang

relevan. Data yangdiambil berupa data cross section, artinya bahwa

pengumpulan data dilakukan dari berbagai sumber informasi perusahaan

dari Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2013 – 2016.


38

3. Teknik Pengumpulan data


Teknik pengumpulan data adalah teknik pengambilan sampel

untuk menentukan berapa sampel yang akan digunakan dalam penelitian

(Sugiyono, 2012). Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu

dengan menggunakan metode purposive sampling yang melakukan

pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu

(Jogiyanto, 2011).

3.7. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear

berganda. Analisis data dan seluruh penyajian yang digunakan, yakni

menggunakan bantuan SPPS (Statistical Package for Social Sciences) 26.0 for

windows. Penelitian ini diuji dengan beberapa uji statistik yang terdiri dari

statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif disini tujuannya untuk menganalisis dan

mendeskripsikan maupun penggambaran tentang data dalam penelitian

yang terkumpul dengan tujuan untuk menghasilkan kesimpulan yang

dapat berlaku untuk umum (Sugiyono, 2012).

2. Uji Asumsi Klasik

Tujuan dilakukan pengujian ini adalah untuk variabel independen.

Sebagai estimator variabel independen tidak bias dan pengujian yang

menggunakan regresi linier berganda dapat dilakukan dengan memenuhi


39

uji asumsi klasik (Ghozali, 2006). Pengujian ini meliputi uji normalitas,

uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.

a. Uji Normalitas

Dalam uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah

model dalam regresi, variabel dependen dan independen atau

keduanya saling mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali,

2006). Regresi dikatakan baik apabila memiliki distribusi data normal

atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah ada residual normal

atau tidak, maka dapat dilakukan analisis grafik dan uji statistik.

Dalam analisis grafik dapat dilihat dengan “normal probability

report plot” yang membandingkan distribusi kumulatif dengan

distribusi normal. Distribusi kumulatif disini membentuk garis lurus

diagonal dan ploting dibandingkan dengan garis diagonal. Untuk

distribusi normal garis yang mengganti data asli akan mengikuti garis

diagonal.

Uji stastistik digunakan untuk meningkatkan hasil uji

normalitas data, dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

dengan membandingkan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) dengan α = 0.05.

jika pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan Asymp.Sig. (2-

tailed) > dari 0.05, maka data tersebut berdistribusi normal dan

sebaliknya maka tidak normal.


40

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam

penelitian yang menggunakan model regresi linier ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t (sekarang) dengan pengganggu

pada periode t-1 (sebelumnya). Dikatakan baik apabila bebas dari

autokorelasi (Ghozali, 2006).

Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya

autokorelasi ini adalah uji durbin watson (dw). Uji durbin watson (dw)

dilakukan dengan membandingkan nilai durbin watson (d) yang

didapat dari hasil SPSS dan nilai dw tabel. Nilai dw tabel diperoleh

dengan melihat batas atas (du) dan batas bawah (dl), dan jumlah

variabel independent dengan tingkat signifikansi 0.05.

Kriteria pengujian dengan menggunakan uji durbin Watson

(dw) adalah sebagai berikut:

1) Jika 0 < d < dl, berarti terdapat autokorelasi positif.

2) Jika dl ≤ d ≤ du, adanya daerah tanpa keputusan (gray area), yang

berarti uji tidak menghasilkan kesimpulan.

3) Jika du < d < 4 – du, berarti tidak ada autokorelasi positif atau

negatif.

4) Jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, adanya daerah tanpa keputusan (gray

area), berarti uji tidak menghasilkan kesimpulan. Jika 4 – dl < d <

4, berarti terdapat autokorelasi positif.


41

c. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini, yaitu untuk mengetahui apakah

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual peneliti

satu dengan lainnya (Ghozali, 2006). Dikatakan baik apabila variance

residual tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dengan melihat scatterplot atau nilai prediksi variabel terikat

yaitu SRESID dengan residual error yaitu ZPRED dengan cara

mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi

linear berganda (Sulaiman, 2004).

e. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji ada tidaknya

korelasi antara variable bebas dalam persamaan regresi (Ghozali,

2006). Apabila di dalam variable independen satu dengan yang lain

tidak terjadi hubungan, maka model regresi tersebut dapat dikatakan

baik.

Multikolinearitas dalam regresi dapat dilihat dari tolerance

value dan variance inflation factor (VIF). Sedangkan untuk nilai cut

off yang dipakai untuk menunjukkan ada tidaknya multikolinearitas

nilai tolerance > 0.10 atau sama dengan VIF, yakni 10 (Ghozali,

2006).
42

3.8. Pengujian Hipotesis

1. Uji Regresi Linear Berganda

Dalam penelitan ini untuk menguji hipotesis, maka analisis data

yang digunakan yakni analisis regresi linear berganda. Analisis regresi ini

digunakan untuk menguji pengaruh dari faktor fundamental yang terdiri

dari Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Debt to Equity

Ratio (DER), dan PBV. Maka rumus persamaan regresi linear berganda

yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e

Keterangan:

Y = Return Saham

Α = Konstanta

β1, β2, β3 = Koefisien regresi

X1 = ROA (Return on Asset)

X2 = ROE (Return on Equity)

X3 = DER (Debt to Equity Ratio)

X4 = PBV (Price to Book Value)

e = Error

2. Uji T (uji regresi secara parsial)

Uji statistik t pada hakikatnya memberitahukan pengaruh satu

variabel independen secara individu / parsial dalam menggambarkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Pada uji statistik t, nilai t

hitung akan dibandingkan dengan t tabel, dengan kriteria sebagai berikut:


43

a. Bila t hitung > dari t tabel atau probabilitas < dari tingkat signifikansi

(Sig < 0.05), maka Ha tidak ditolak dan Ho ditolak, yang artinya

bahwa variabel independent memiliki pengaruh terhadap variable

dependen.

b. Bila t hitung < dari t tabel atau probabilitas > dari tingkat signifikansi

(Sig > 0.05), maka Ha tidak diterima dan Ho diterima, yang artinya

bahwa variabel independent tidak memiliki pengaruh terhadap

variable dependen

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur kemampuan

sebuah model dalam mendeskripsikan variasi variabel dependen. Didalam

koefisien determinasi nilai yang digunakan yakni antara nol dan satu.

Apabila variabel independen dalam mendeskripsikan variabel dependen

sangat terbatas, maka nilai koefisien determinasinya kecil (Ghozali,

2006).

Koefisien determinasi memiliki kelemahan yakni banyaknya

variabel independent dalam model masih bias. Karena dalam penelitian

ini menggunakan banyak variabel independen, maka nilai Adjusted R2

lebih tepat digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menjelaskan variasi variabel dependen.


BAB IV

GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

4.1. Gambaran Subyek Penelitian

1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia atau BEI, dalam Bahasa Inggris, yakni

Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan salah satu bursa saham

yakni hasil dari penggabungan antara Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan

Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).

Bursa Efek Indonesia memulai operasinya pada tanggal 1

Desember 2007. Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh seorang Direktur

Utama Erry Firmansyah, mantan direktur utama Bursa Efek Jakarta

(BEJ), Mantan Direktur Utama Pasaribu menjabat sebagai Direktur

Perdagangan Fixed Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan.

Saham yang di publikasikan di Bursa Efek Jakarta merupakan

saham yang berasal dari berbagai macam perusahaan yang go public,

antara lain dapat berupa saham yang berasal dari perusahaan

perdagangan, perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan lain – lain.

Perusahaan jasa keuangan adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa

keuangan, yang terdiri dari perusahaan perbankan dan perusahaan jasa

keuangan non - bank.

Untuk membagikan informasi yang lebih lengkap tentang

perkembangan bursa saham kepada public, maka BEI mendistribusikan

44
45

data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu

dari berbagai macam indikator pergerakan harga saham tersebut, yakni

indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai tujuh macam indeks

saham:

a. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen

kalkulasi indeks.

b. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap

sektor.

c. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui

beberapa tahapan selesai.

d. Indeks Individual, merupakan indeks untuk masing – masing saham

yang didasarkan pada harga dasar.

e. Jakarta Islamic Index, merupakan indeks perdagangan saham syariah.

f. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembang, merupakan indeks yang

didasarkan pada kelompok saham yang terdaftar di BEI, yakni

kelompok papan utama dan papan pengembangan.

g. Indeks Kompas 100, menggunakan 100 saham.

Perusahaan – perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarta diklasifikasikan menurut sektor industri yang telah ditentukan

oleh Bursa Efek Jakartayang disebut dengan JASICA (Jakarta Stock

Exchange Industry Classification). Terdapat 9 (Sembilan) sektor industri

berdasarkan klasifikasi Bursa Efek Jakarta, yakni:

a. Sektor Pertanian (Agriculture)


46

b. Sektor Pertambangan (Mining)

c. Sektor Industri Dasar dan Kimia (Basic Industry and Chemicals)

d. Sektor Aneka Industri (Miscellaneous Industry)

e. Sektor Industri Barang Konsumsi (Consumer Goods Industry)

f. Sektor Properti dan Real Estate (Property and Real Estate)

g. Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi (Infrastructure, Utilities

and Transportation)

h. Sektor Keuangan (Finance)

i. Sektor Perdagangan, jasa, dan Investasi (Trade, Service, and

Investment).

Klasifikasi sektor industri perusahaan publik ini sangat bermanfaat

dalam menganalisis perkembangan saham – saham perusahaan publik dari

sektor terkait.

Seiring perkembangan teknologi dan informasi yang berkembang

sangat pesat, kebutuhan masyarakat pun meningkat tajam, setiap orang

menginginkan segala sesuatu yang serba instan, terutama dalam hal

makanan dan minuman, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka

perusahaan memproduksi berbagai produk makanan dan minuman.

Berbagai produk makanan dan minuman yang mengalami kenaikan cukup

tajam di kalangan masyarakat, yakni biscuit, minuman kesehatan dan mie

instan.

2. Profil Perusahaan Food and Beverages di BEI


47

Berikut ini adalah profil singkat perusahaan manufaktur pada

subsektor perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2016 – 2020 yang merupakan sampel dari penelitian

ini:

a. PT. Akasha Wira International Tbk. (ADES)

PT. Akasha Wira International Tbk (dahulu PT Ades Waters

Indonesia Tbk) didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada

tahun 1985 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1986.

Kantor pusat ADES berlokasi di Perkantoran Hijau Arkadia, Jalan.

TB. Simatupang Kav.88, Jakarta.

Dilihat dari sudut pandang Anggaran Dasar Perusahaan, PT.

Akasha Wira International Tbk. (ADES) bergerak di bidang usaha

industri air minum dalam kemasan, industri roti dan kue, macaroni,

dan perdagangan besar. Sekarang ini aktivitas utama usaha PT Akasha

Wira International Tbk. (ADES), yakni bergerak di bidang usaha

pengelolaan dan distribusi air minum dalam kemasan yang berlokasi

di Jawa Barat.

Pada tanggal 2 Mei 1994, PT. Akasha Wira International Tbk.

(ADES) memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam- LK untuk

melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) ADES kepada

Masyarakat sebanyak 15,000,000 saham dengan nilai nominal

Rp1,000 per lembar saham. Saham – saham tersebut di bukukan pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 13 Juni 1994.


48

b. PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (sebelumnya PT Cahaya

Kalbar Tbk) (CEKA) didirikan 03 Februaru 1968 dengan nama CV

Tjahaja Kalbar dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun

1971. Kantor pusat CEKA terletak di Kawasan Industri Jababeka II,

Jl. Industri Selatan 3 Blok GG No.1, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa

Barat. Lokasi pabrik CEKA terletak di Kawasan Industri Jababeka,

Cikarang, Jawa Barat dan Pontianak, Kalimantan Barat.

Induk usaha CEKA adalah Tradesound Investments Limited,

sedangkan induk usaha utama CEKA adalah Wilmar International

Limited, merupakan perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa

Efek Singapura.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan CEKA meliputi bidang industri makanan berupa industri

minyak nabati dan minyak nabati spesialitas, termasuk perdagangan

umum, impor dan ekspor. Saat ini produk utama yang dihasilkan

CEKA adalah Crude Palm Oil dan Palm Kernel.

Pada 10 Juni 1996, CEKA memperoleh pernyataan efektif dari

Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham CEKA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 34.000.000 dengan

nilai nominal Rp500 per saham dengan harga penawaran Rp1.100,-


49

per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Juli 1996.

c. PT. Delta Djakarta Tbk. (DLTA)

PT. Delta Djakarta Tbk. (DLTA) didirikan pada tanggal 15

Juni 1970 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1933.

Kantor pusat DLTA dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum

Barat, Bekasi Timur, Jawa Barat.

Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama

“Archipel Brouwerij”. Dalam perkembangannya, kepemilikan dari

pabrik ini telah mengalami perubahan beberapa kali hingga menjadi

PT. Delta Djakarta pada tahun 1970.

Dilihat dari sudut pandang Anggaran Dasar Perusahaan, PT.

Delta Djakarta Tbk. (DLTA) bergerak di bidang memproduksi dan

menjual bir hitam dengan merek “anker”, “Carlsberg”, dan “kuda

putih”. PT. Delta Djakarta juga memproduksi dan menjual produk

minuman non – alcohol dengan merek “sodaku”.

Pada tahun 1984, PT Delta Djakarta Tbk. (DLTA)

mendapatkan pernyataan efektif dari bapepam – LK untuk melakukan

penawaran umum perdana saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak

347,400 dengan nilai nominal Rp1,000 per lembar saham dengan

harga penawaran Rp2,950 per lembar saham. Saham – saham tersebut

di bukukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Februari

1984.
50

d. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan pada

tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma,

yang merupakan produsen berbagai produk makanan dan minuman

yang beroperasi di Jakarta. Perusahaan ini kemuadian diganti dengan

nama Indofood pada tahun 1990.

Dilihat dari sudut pandang Anggaran Dasar Perusahaan, PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) bergerak di bidang

produksi mie dan bumbu penyedap, serta makanan ringan. Sekarang

ini aktivitas utama usaha PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

(ICBP) bergerak di bidang industri makanan ringan.

Pada tanggal 24 September 2010, PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. (ICBP) mendapatkan pernyataan efektif dari bapepam –

LK untuk memberikan penawaran umum perdana saham kepada

masyarakat sebanyak 1,166,191,000 dengan nilai nominal Rp100 per

lembar saham dengan harga penawaran Rp5,395 per lembar saham.

Saham – saham tersebut dibukukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tanggal 07 Oktober 2010.

e. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF)


PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) didirikan pada

tanggal 14 Agustus 1990 dan mulai beroperasi secara komersil pada


51

tahun 1990. Kantor pusat INDF berlokasi di Sudirman Plaza,

Indofood Tower, Lantai 27 Jalan Jend. Sudirman Kav. 76 – 78,

Jakarta.

Dilihat dari sudut pandang Anggaran Dasar Perusahaan, PT.

Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) bergerak di bidang industry

makanan olahan, minuman ringan, dan minyak goreng. Sekarang ini

aktivitas utama usaha PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

bergerak di bidang industri makanan dan minuman.

Pada tahun 1994, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF)

mendapatkan pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk

melaksanakan penawaran umum perdana saham (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 21,000,000 dengan nilai nominal Rp1,000 per

lembar saham dengan harga penawaran Rp6,200 per lembar saham.

Saham – saham tersebut telah dibukukan pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tangga 14 Juli 1994.

f. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI)


PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI) didirikan pada

tanggal 03 Juni 1929 dengan nama N.V. Nederlandsch Indische

Bierbrouwerijen dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun

1929. Kantor pusat MLBI berlokasi di Talavera Office Park Lantai 20,

Jalan Let. Jend. TB. Simatupang Kav. 22 – 26, Jakarta 12430.


52

Dilihat dari sudut pandang Anggaran Dasar Perusahaan, PT.

Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI) bergerak di bidang industri bir

dan minuman lainnya.

Pada tahun 1981, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI)

mendapatkan pernyataan efektif dari Menteri keuangan untuk

melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 3,520,012 dengan nilai nominal Rp1,000 per

lembar saham dan dengan harga penawaran Rp1,570 per lembar

saham. Saham –saham tersebut telah dibukukan ke dalam Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Desember 1981.

g. PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR)


PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR) didirikan pada tanggal 17

Februari 1977 dan mulai beroperasi secara komersial pada Mei 1978.

Kantor pusat MYOR berlokasi di Gedung Mayora, Jalan Tomang

Raya No. 21 – 23, Jakarta.

Dilihat dari sudut pandang Anggaran Dasar Perusahaan, PT

Mayora Indah Tbk. (MYOR) bergerak di bidang industri dan

perdagangan. Sekarang ini aktivitas utama usaha PT. Mayora Indah

Tbk. (MYOR) bergerak di bidang industri makanan, kembang gula,

dan biskuit.

Pada tanggal 25 Mei 1990, PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR)

mendapatkan pernyataan efektif dari bapepam – LK untuk

melaksanakan penawaran umum perdana saham (IPO) kepada


53

Masyarakat sebanyak 3,000,000 dengan nilai nominal Rp1,000 per

lembar saham dan dengan harga penawaran Rp9.300 per lembar

saham. Saham – saham tersebut telah dibukukan ke dalam Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 4 Juli 1990.

h. PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk. (ROTI)

PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk. (ROTI) didirikan pada

tanggal 08 Maret 1995 dengan nama PT. Nippon Indosari Corporation

dan mulai beroperasi komersial pada tahun 1996. Kantor pusat dan

salah satu pabrik ROTI berlokasi di Kawasan Industri Jababeka –

Cikarang blok U dan W Bekasi.

Dilihat dari sudut pandang Anggaran Dasar Perusahaan, PT.

Nippon Indosari Corporindo Tbk. (ROTI) bergerak di bidang

pabrikasi, penjualan dan distribusi roti dengan merek “sari roti” dan

“sari cake”. Pada tanggal 18 Juni 2010, PT. Nippon Indosari

Corporindo Tbk. (ROTI) mendapatkan pernyataan efektif dari Menteri

keuangan untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 151,854,000 dengan nilai nominal

Rp100 per lembar saham dan dengan harga penawaran sebesar

Rp1,250 per lembar saham. Saham – saham tersebut telah dibukukan

ke dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juni 2010.

i. PT. Sekar Bumi Tbk. (SKBM)


54

PT. Sekar Bumi Tbk. (SKBM) didirikan pada tanggal 12 April

1973 dan memulai beroperasi secara komersial pada tahun 1974.

Kantor pusat SKBM terletak di Plaza Asia, lantai 2, Jalan Jend.

Sudirman Kav. 59, Jakarta 12190.

Dilihat dari sudut pandang Anggaran Dasar Perusahaan, PT.

Sekar Bumi Tbk. (SKBM) bergerak di bidang usaha pengelolaan hasil

perikanan laut dan darat, hasil bumi dan peternakan.

Pada tanggal 18 September 1992, PT. Sekar Bumi Tbk.

(SKBM) mendapatkan pernyataan efektif dari menteri keuangan untuk

melaksanakan penawaran umum perdana saham (IPO) kepada

masyarakat. Saham – saham tersebut dibukukan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 05 Januari 1993. Kemuadian sejak

tanggal 15 September 1999, saham PT. Sekar Bumi Tbk. (SKBM)

dihapus dari daftar efek Jakarta oleh PT Bursa Efek Jakarta (sekarang

PT. Bursa Efek Indonesia / BEI).

Pada tanggal 24 September 2012, PT. Sekar Bumi Tbk.

(SKBM) mendapatkan persetujuan pencatatan kembali (relisting)

efeknya oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), terhitung sejak tanggal

28 September 2012.

j. PT Siantar Top Tbk

PT Siantar Top Tbk (STTP) didirikan tanggal 12 Mei 1987

dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1989.

Perusahaan berdomisili di Sidoarjo, Jawa Timur dengan pabrik


55

berlokasi di Sidoarjo (Jawa Timur), Medan (Sumatera Utara) dan

Bekasi (Jawa Barat). Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl.

Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang industri

makanan ringan, yaitu mie (snack noodle), kerupuk (crackers) dan

kembang gula (candy). Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di

dalam dan di luar negeri, khususnya Asia.

k. PT. Ultrajaya Milk Industry and Tranding Company Tbk. (ULTJ)

PT. Ultrajaya Milk Industry and Tranding Company Tbk.

(ULTJ) didirikan pada tanggal 02 November 1971 dan memulai

beroperasi secara komersial pada awal tahun 1974. Kantor pusat

ULTJ terletak di Jalan Raya Cimareme 131 Padalarang, Kabupaten

Bandung 40552.

Dilihat dari sudut pandang Anggaran Dasar Perusahaan, PT.

Ultrajaya Milk Industry and Tranding Company Tbk. (ULTJ)

bergerak di bidang industri makanan dan minuman.

Pada tahun 1990, PT. Ultrajaya Milk Industry and Tranding

Company Tbk. (ULTJ) mendapatkan pernyataan efektif dari Menteri

keuangan untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 6,000,000 dengan nilai nominal Rp7,500

per lembar saham. Saham – saham tersebut dibukukan pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Mei 1990.


56

4.2. Analisis Data dan Hasil

1. Analisis Statistik Deskriptif

Pengukuran statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi dari masing – masing variabel yang digunakan dalam penelitian.

Di dalam penjelasan analisis tersebut dapat diketahui berapa banyak

sampel yang digunakan, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata – rata

(mean), dan deviasi standar (standart deviation) dari masing – masing

variabel.

Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yakni

variabel independen yang terdiri dari Return on Asset (ROA), Return on

Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Price to Book Value

(PBV), sedangkan variabel dependen yang digunakan, yakni Return

Saham.

Berikut hasil pengujian statistik deskriptif yang disajikan dalam

tabel dibawah ini:

Tabel 4.1
Hasil Pengujian Statistik Deskripstif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 44 .03 .67 .1389 .11981
ROE 44 .08 1.44 .2809 .29922
DER 44 .18 3.03 .9916 .54049
PBV 44 .63 45.47 6.0020 8.68848
Return Saham 44 -.33 2.38 .2034 .47934
Valid N (listwise) 44
Sumber: Data diolah 2022
57

Berdasarkan uji statistik deskriptif dari tabel diatas, dapat

diperoleh informasi bahwa jumlah data yang valid dalam penelitian ini

yakni 44 sampel dan hasil analisis deskriptif sebagai berikut:

a. ROA

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa variabel ROA

memiliki rentan nilai yakni, nilai terendah sebesar 0.03 dengan nilai

tertinggi sebesar 0.67. Nilai rata – rata (mean) sebesar 0.1389 dan nilai

deviasi standar (standart deviation) sebesar 0.11981.

b. ROE

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa variabel ROE

memiliki rentan nilai yakni, nilai terendah sebesar 0.08 dengan nilai

tertinggi sebesar 1.44. Nilai rata – rata (mean) sebesar 0.2809 dan nilai

deviasi standar (standart deviation) sebesar 0.29922.

c. DER

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa variabel DER

memiliki rentan nilai yakni, nilai terendah sebesar 0.18 dengan nilai

tertinggi sebesar 3.03. Nilai rata – rata (mean) sebesar 0.9916 dan nilai

deviasi standar (standart deviation) sebesar 0.54049.

d. PBV

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa variabel PBV

memiliki rentan nilai yakni, nilai terendah sebesar 0.63 dengan nilai
58

tertinggi sebesar 45.47. Nilai rata – rata (mean) sebesar 6.0020 dan

nilai deviasi standar (standart deviation) sebesar 8.68848.

e. Return Saham

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa variabel Return

Saham memiliki rentan nilai yakni, nilai terendah sebesar - 0.33

dengan nilai tertinggi sebesar 2.38. Nilai rata – rata (mean) sebesar 0.

2034 dan nilai deviasi standar (standart deviation) sebesar 0. 47934.

2. Uji Asumsi Klasik

Di dalam sebuah penelitian, apabila model regresi yang baik harus

memenuhi syarat tidak adanya masalah asumsi klasik. Uji asumsi klasik

yang di ujikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Dalam uji

normalitas

memiliki tujuan

yakni, untuk menguji

apakah model dalam regresi, variabel independent dan dependen atau

keduanya saling berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006). Dari

hasil pengolahan data dapat diperoleh data sebagai berikut:


59

Sumber: Data diolah 2022

Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan analisis data diatas, hasil uji normalitas

menunjukkan bahwa titik menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tersebut

berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas

menggunakan uji Kolmogorov - Smirnov Test. Uji ini digunakan

untuk uji statistic apakah data terdistribusi normal atau tidak. Uji

Kolmogorov – Smirnov Test dengan ketentuan yaitu, jika nilai

signifikansi yang dihasilkan > 0.05 maka distribusi data normal.

Sebaliknya, jika nilai sigifikansi yang dihasilkan < 0.05 maka

distribusi data tidak normal. Uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.2

sebagai berikut:

Tabel 4.2
Uji Kolmogorov – Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 44
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .46850707
Most Extreme Absolute .130
Differences Positive .130
Negative -.116
Test Statistic .130
Asymp. Sig. (2-tailed) .061c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data diolah 2022
60

Berdasarkan hasil uji normalitas diatas menunjukkan bahwa

hasil uji normalitas menunjukkan nilai Kolmogorov - Smirnov Z

sebesar 0.130 dengan nilai signifikansi sebesar 0.061 lebih besar dari

0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam

penelitian ini berdistribusi normal

b. Uji Autokorelasi

Dalam uji autokorelasi memiliki tujuan yakni, untuk menguji

apakah dalam penelitian yang menggunakan model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t (sekarang)

dengan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Dikatakan baik

apabila bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006).

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi

adanya autokorelasi yakni, dengan uji Durbin Watson Test (DW).

Berikut ini hasil uji autokorelasi dengan uji Durbin Watson Test

(DW):

Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Std. Change Statistics
Adjusted Error of R
Mode R R the Square F Sig. F Durbin-
l R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
1 .211a .045 -.053 .49195 .045 .456 4 39 .767 2.133
a. Predictors: (Constant), PBV, DER, ROA, ROE
b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Data diolah 2022

Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan uji Durbin Watson

Test (DW) diperoleh nilai Durbin Watson Test sebesar 2.133 dengan

nilai dU diperoleh sebesar 1.7777 dan nilai dL sebesar 4 – dU yakni,


61

2.2223. Hal ini menunjukkan bahwa nilai DW berada diantara dU dan

4 – dU yakni 1.7777 < 2.133 < 2.2223, dengan nilai kritis sebesar 95%

(0.05). Maka model regresi dengan uji Durbin Watson Test tersebut

tidak terjadi

autokorelasi.

c. Uji

Heterosekedasitas

Dalam uji heterosekedasitas memiliki tujuan yakni, untuk

mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual peneliti satu dengan lainnya (Ghozali, 2006). Dikatakan baik

apabila variance residual tersebut tidak terjadi heterosekedasitas.

Berikut hasil uji heterosekedasitas dengan grafik scatter plot:

Sumber: Data diolah 2022

Gambar 4.2
Hasil Uji Heterosekedasitas

Berdasarkan hasil uji heterosekedasitas dengan grafik scatter

plot dapat diperoleh data residual pada model regresi tersebut

menyebar baik di atas maupun dibawah titik 0 (nol) dan tidak


62

membentuk pola tertentu. Hal ini menyatakan bahwa model regresi

dalam penelitian ini tidak terjadi heterosekedasitas.

d. Uji Multikolinearitas

Dalam uji multikolinearitas memiliki tujuan yakni, untuk

menguji ada tidaknya korelasi antara variabel independen dalam

persamaan regresi (Ghozali, 2006). Apabila di dalam variabel

independen satu dengan yang lain tidak terjadi hubungan, maka model

regresi tersebut dapat dikatakan baik. Berikut ini hasil uji

multikolinearitas:

Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant .120 .221 .545 .589
)
ROA 1.322 1.580 .331 .837 .408 .157 6.371
ROE -.089 1.060 -.056 -.08 .933 .156 7.867
4
DER -.007 .157 -.008 -.04 .966 .780 1.282
2
PBV -.011 .026 -.208 -.44 .656 .114 8.807
9
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Data diolah 2022

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa semua variabel

independen, yakni ROA, ROE, DER, dan PBV memiliki nilai

tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Hal
63

ini mengatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas di dalam model

regresi tersebut.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Regresi Linear Berganda

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik, maka analisis regresi

linear berganda dapat dilakukan dalam penelitian ini. Pada dasarnya

analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui

persamaan regresi

dan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen yakni,

ROA, ROE, DER, dan PBV terhadap Return Saham sebegai variabel

dependen. Berikut hasil analisis regresi linear berganda:

Tabel 4.5
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .120 .221 .545 .589
ROA 1.322 1.580 .331 .837 .408
ROE -.089 1.060 -.056 -.084 .933
DER -.007 .157 -.008 -.042 .966
PBV -.011 .026 -.208 -.449 .656
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Data diolah 2022

Berdasarkan analisis tabel 4.5, maka dapat disusun persamaan

regresi sebagai berikut:


64

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e

Y = 0.120 + 1.322 ROA - 0.089 ROE – 0,007 DER - 0.011 PBV + e

Berdasarkan persamaan regresi tersebut, maka dapat

diinterpretasikan sebagai berikut:

1) Nilai konstanta (α) sebesar 0.120 menunjukkan bahwa apabila

variabel independen bernilai 0 (nol) atau di tiadakan, maka nilai

Return Saham yakni, sebesar 0.120.

2) Koefisien ROA sebesar 1.322, menunjukkan bahwa setiap ROA

diungkapkan sebesar satu satuan, maka akan diikuti oleh kenaikan

nilai Return Saham sebesar 1.322.

3) Koefisien ROE sebesar - 0.089, menunjukkan bahwa setiap

penambahan ROE sebesar satu satuan, maka akan diikuti oleh

penurunan nilai Return Saham sebesar 0.089

4) Koefisien DER sebesar - 0,007, menunjukkan bahwa setiap

penambahan DER sebesar satu satuan, maka akan diikuti oleh

penurunan nilai Return Saham sebesar 0,007

5) Koefisien PBV sebesar - 0.011, menunjukkan bahwa setiap

penambahan PBV sebesar satu satuan, maka akan diikuti oleh

penurunan nilai Return Saham sebesar 0.011

b. Uji t (uji regresi secara parsial)

Uji statistik t pada hakikatnya memberitahukan pengaruh satu

variabel independen secara individu / parsial dalam menggambarkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2006).


65

Pada uji statistik t, nilai t hitung akan dibandingkan dengan t

tabel, apabila t hitung > dari t tabel atau probabilitas < dari tingkat

signifikansi (Sig < 0.05), maka Ha tidak ditolak dan Ho ditolak, yang

artinya bahwa variabel independen memiliki pengaruh terhadap

variabel dependen dan jika t hitung < dari t tabel atau probabilitas >

dari tingkat signifikansi (Sig > 0.05), maka Ha tidak diterima dan Ho

diterima, yang artinya bahwa variabel independen tidak memiliki

pengaruh terhadap variabel dependen. Berikut hasil uji t dapat dilihat

pada tabel 4.6 dibawah ini:

Tabel 4.6
Hasil Uji T
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) .120 .221 .545 .589
ROA 1.322 1.580 .331 .837 .408
ROE -.089 1.060 -.056 -.084 .933
DER -.007 .157 -.008 -.042 .966
PBV -.011 .026 -.208 -.449 .656
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Data diolah 2022

Berdasarkan analisis tabel 4.6, maka hasil uji t dari masing –

masing variabel yakni sebagai berikut:

1) Variabel ROA
66

Hasil dari uji t untuk variabel ROA (X1) diperoleh nilai

thitung sebesar 0.837 dengan tingkat signifikansi 0.408. Dengan

menggunakan batas signifikansi atau P – value 0.05 (α = 5%),

didapat ttabel sebesar 2.02269. Hal ini membuktikan bahwa 0.837 <

2.02269 atau 0.408 > 0.05. Sehingga H1 ditolak. Dengan

demikian, maka ROA tidak berpengaruh terhadap Return Saham.

2) Variabel ROE

Hasil dari uji t untuk variabel ROE (X2) diperoleh nilai

thitung sebesar -0.084 dengan tingkat signifikansi 0.933. Dengan

menggunakan batas signifikansi atau P – value 0.05 (α = 5%),

didapat ttabel sebesar 2.02269. Hal ini membuktikan bahwa -0.084 <

2.02269 atau 0.933 > 0.05. Sehingga H2 ditolak. Dengan

demikian, maka ROE tidak berpengaruh terhadap Return Saham.

3) Variabel DER

Hasil dari uji t untuk variabel DER (X3) diperoleh nilai

thitung sebesar -0.042 dengan tingkat signifikansi 0.966. Dengan

menggunakan batas signifikansi atau P – value 0.05 (α = 5%),

didapat ttabel sebesar 2.02269. Hal ini membuktikan bahwa -0.042 <

2.02269 atau 0.966 > 0.05. Sehingga H3 ditolak. Dengan

demikian, maka DER tidak berpengaruh terhadap Return Saham.

4) Variabel PBV
67

Hasil dari uji t untuk variabel PBV (X4) diperoleh nilai

thitung sebesar -0.449 dengan tingkat signifikansi 0.656. Dengan

menggunakan batas signifikansi atau P – value 0.05 (α = 5%),

didapat ttabel sebesar 2.02269. Hal ini membuktikan bahwa -0.449 <

2.02269 atau 0.656 > 0.05. Sehingga H4 ditolak. Dengan

demikian, maka PBV tidak berpengaruh terhadap Return Saham.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur

kemampuan sebuah model dalam mendeskripsikan variasi variabel

dependen. Didalam koefisien determinasi nilai yang digunakan yakni

antara nol dan satu. Apabila variabel independen dalam

mendeskripsikan variabel dependen sangat terbatas, maka nilai

koefisien determinasinya kecil (Ghozali, 2006). Berikut hasil analisis

uji koefisien determinasi dapat dilihat di tabel 4.8:

Tabel 4.7
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Std. Change Statistics
Adjusted Error of R
Mode R R the Square F Sig. F Durbin-
l R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
1 .211a .045 -.053 .49195 .045 .456 4 39 .767 2.133
a. Predictors: (Constant), PBV, DER, ROA, ROE
b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Data diolah 2022

Berdasarkan tabel 4.7, dapat dilihat nilai Adjusted R2 adalah

0.45%. Nilai ini menunjukkan bahwa 0.45% dari variasi nilai Return

Saham yang dapat dijelaskan oleh nilai ROA, ROE, DER dan PBV,
68

sedangkan sisanya sebesar 99.55% dijelaskan oleh variabel - variabel

lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini yakni: EPS,

NPM, EVA, DAR, CR, PER dan Firm Size.

4.3. Pembahasan

1. Pengaruh ROA terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil uji di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis yang pertama ditolak, yakni ROA berpengaruh terhadap Return

Saham.

Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ROA hanya bisa

mengukur efektivitas perusahaan didalam menggunakan dari keseluruhan

operasi perusahaan. Sedangkan investor ada kecenderungan melihat

indikator laba yang merupakan angka dasar yang diperlukan didalam

menentukan harga saham sehingga lebih melihat indikator keuntungan

perlembar saham yang dihasilkan perusahaan yang dihasilkan serta untuk

memprediksi pergerakan harga suatu saham seperti PER. Oleh karena itu,

ROA kurang menjadi pertimbangan investor sehingga tidak berdampak

pada return saham.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Firda Apriliani dan Estuti Fitri Hartini yang menunjukkan ROA tidak

mempunyai pengaruh terhadap Return Saham.

Namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Wuryaningsih Dwi Lestari & Rosita Dewi menunjukkan


69

bahwa ROA berpengaruh terhadap Return Saham. Hal ini di karenakan

Dengan semakin meningkatnya deviden yang iterima oleh para pemegang

saham, merupakan daya tarik bagi para investor atau calon investor untuk

menanamkan dananya ke perusahaan tersebut. Dengan semakin besarnya

daya tarik tersebut maka banyak investor yang menginginkan saham

perusahaan tersebut. Jika permintaan atas saham suatu perusahaan

semakin banyak maka harga sahamnya.

2. Pengaruh ROE terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil uji di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis yang kedua ditolak, yakni ROE berpengaruh terhadap Return

Saham.

Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ROE hanya

menggambarkan besarnya pengembalian atas investasi yang dilakukan

pemegang saham biasa, namun tidak menggambarkan prospek perusahaan

sehingga pasar tidak terlalu merespon dengan besar kecilnya ROE sebagai

pertimbangan investasi yang akan dilakukan investor.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wikan Budi Utami yang menunjukkan ROE tidak mempunyai pengaruh

terhadap Return Saham.

Namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Firda Apriliani dan Estuti Fitri Hartini menunjukkan

bahwa ROE berpengaruh terhadap Return Saham. Hal ini di karenakan

Apabila suatu perusahaan memperlihatkan suatu ROE yang tinggi dan


70

konsisten, berarti perusahaan tersebut mengindikasikan mempunyai suat

keunggulan yang tahan lama dalam persaingannya. Jika perusahaan dapat

menghasilkan laba yang tinggi, maka permintaan saham akan meningkat

dan selanjutnya akan berdampak pada meningkatnya harga saham

perusahaan. Ketika harga saham semakin meningkat maka return saham

juga akan meningkat.

3. Pengaruh DER terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil uji di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis yang ketiga ditolak, yakni DER berpengaruh terhadap Return

Saham.

Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa apabila DER semakin

tinggi maka akan berbanding terbalik terhadap return yang akan diterima

oleh investor. Semakin tinggi DER memberikan informasi bahwa semakin

tinggi tingkat utang perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fransiska Sepriana dan Saryadi yang menunjukkan DER tidak

mempunyai pengaruh terhadap Return Saham. Hal ini di karenakan

apabila DER semakin tinggi maka akan berbanding terbalik terhadap

return yang akan diterima oleh investor. Semakin tinggi DER

memberikan informasi bahwa semakin tinggi tingkat utang perusahaan.

Tingginya rasio ini menunjukkan komposisi total utang yang ditanggung

oleh perusahaan.
71

Namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Wuryaningsih Dwi Lestari & Rosita Dewi menunjukkan

bahwa DER berpengaruh terhadap Return Saham. Hal ini di karenakan

nilai DER mempunyai pengaruh yang positif, bukan berarti perusahaan

dengan mudah menentukan hutang dengan setinggi - tingginya.Semakin

besar nilai DER maka perusahaan harus membayar bunga utang yang

tinggi pula, dan beresiko perusahaan gagal membayar utang. Dalam

kondisi tersebut menandakan saham perusahaan kurang diminati yang

secara langsung akan menurunkan tingkat return saham perusahaan

(Kasmir, 2012).

4. Pengaruh PBV terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil uji di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis yang ketiga ditolak, yakni PBV berpengaruh terhadap Return

Saham.

Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa harga saham dan nilai

buku perusahaan lebih banyak berhubungan dengan faktor lain diluar

return saham seperti tindakan profit taking yang dilakukan investor ketika

harga saham mengalami kenaikan atau penurunan, adanya ketidakpastian

kondisi ekonomi dan politik, bentuk efisiensi pasar modal yang lemah,

serta sentimen dari pasar modal itu sendiri.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wuryaningsih Dwi Lestari & Rosita Dewi yang menunjukkan ROE tidak

mempunyai pengaruh terhadap Return Saham. Hal ini di karenakan


72

investor tidak lagi beranggapan bahwa PBV dapat digunakan sebagai

patokan untuk membeli saham namun lebih mempertimbangkan hal-hal

lain.

Namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Anggun Amelia Bahar Putri & R. Djoko Sampurno

menunjukkan bahwa PBV berpengaruh terhadap Return Saham.


BAB V

PENUTUP

3.2. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ROA, ROE,

dan PBV, terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur sub sektor

food and beverages yang terdaftar di BEI selama tahun 2013 – 2016.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Berdasarkan hasil uji t variabel ROA dengan tingkat signifikansi 0.402

> 0.05, jadi secara parsial variabel ROA tidak berpengaruh terhadap

Return Saham.

2. Berdasarkan hasil uji t variabel ROE dengan tingkat signifikansi 0.997

> 0.05, jadi secara parsial variabel ROE tidak berpengaruh terhadap

Return Saham.

3. Berdasarkan hasil uji t variabel DER dengan tingkat signifikansi 0.966

> 0.05, jadi secara parsial variabel DER tidak berpengaruh terhadap

Return Saham.

4. Berdasarkan hasil uji t variabel PBV dengan tingkat signifikansi 0.609

> 0.05, jadi secara parsial variabel PBV tidak berpengaruh terhadap

Return Saham.

73
74

5.2. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan yang

menghambat hasil penelitian agar sesuai dengan hipotesis yang diajukan,

sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya.

Keterbatasan tersebut, antara lain:

1. Penelitian hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur sub sektor food

and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-

2016.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Return Saham dalam penelitian ini

adalah ROA, ROE, DER, & PBV.

3.3. Saran

Terikat dengan keterbatasan penelitian yang sudah disebutkan

sebelumnya, berikut adalah beberapa saran untuk penelitian selanjutnya:

1. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis diharapkan dapat

menambahkan variabel lain yang terkait dengan Return Saham.

2. Bagi peneliti selanjutnya bisa menambahkan tahun penelitian dan

menggunakan perusahaan yang lain

3. Bagi manajemen perusahaan diharapkan dapat memberi kontribusi dan

menjelaskan secara empiris tentang faktor – faktor yang mempengaruhi

harga saham pada perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA

Asnawi, S. K., & Wijaya, C. Riset Keuangan.

Brigham, E. F., dan Michael C. E. . (2010). Financial Management: Theory and

Practice (13 ed.). South Western Cengage Learning.

Brigham, E. F. a. J. F. H. (2001). Manajemen Keuangan, (D. Suharto, Trans.; 8

ed.). Erlangga.

Brigham, E. F. a. J. F. H. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan (A. A.

Yulianto, Trans.; 10 ed.). PT. Salemba Empat.

Damodaran, A. (2001). “Corporate Finance Theory and Practice” (Second ed.).

Darmadji, T. d. H. M. F. (2012). Pasar Modal di Indonesia :Pendekatan tanya

jawab (Ketiga ed.). Selemba Empat.

Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.

Indriantoro, N., & Supomo, B. (2002). Metodologi penelitian bisnis: untuk

akuntansi & manajemen.

Irawati, S. (2006). Manajemen keuangan. Pustaka.

Jogiyanto. (2011). Metodologi penelitian bisnis (Keempat ed.). BPFE.

Jogiyanto. (2014). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (10 ed.). BPFE UGM.

Kasmir. (2012). Dasar-dasar perbankan (Revisi ed.). PT Rajawali Pers.

Kerlinger, F. N. (2004). Asas-Asas Penelitian Behavioral (Terj.). Landung R.

Simatupang,(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996), Cet, 5.

Muslich, A., & Iswati, S. (2009). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif.

Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR (AUP).

Prihadi, T. (2010). Analisis laporan keuangan teori dan aplikasi. Jakarta: Ppm.
Sarjono, H. w. J. (2011). SPSS Vs LISREL Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk

Riset: . Salemba Empat.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta.

Sulaiman, W. (2004). analisis regresi menggunakan SPSS. Andi, Jogjakarta.

Syahyunan. (2004). Manajemen keuangan I. Peltama.

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi (Pertama ed.). Kanisius.

https://www.bps.go.id/.Diakses 25 November 2022.

https://www.kemenkeu.go.id/.Diakses 25 November 2022.

http://www.kemenperin.go.id/.Diakses 25 November 2022.

http://www.idx.co.id/Diakses 27 November 2022.

www.finance.yahoo.com/Diakses 27 November 2022.

www.neraca.co.id, 2016/Diakses 11 Desember 2022.

Katadata.co.id, 2017/Diakses 11 Desember 2022

Industri.kontan.co.id, 2019/Diakses 11 Desember 2022


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Nama Perusahaan Sampel Periode 2013 – 2016

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan


1 ADES Akasha Wira International Tbk
2 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
3 DLTA Delta Djakarta Tbk
4 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
6 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
7 MYOR Mayora Indah Tbk
8 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk
9 SKBM Sekar Bumi Tbk
10 STTP PT Siantar Top Tbk
11 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
Lampiran 2 Tabulasi Data Return on Asset (X1)

ROA = Laba bersih setelah pajak x 100%


Total aset

2013 2014 2015 2016


No Kode
EAT EAT EAT EAT
1 ADES Rp 55,656 Rp 31,072 Rp 32,839 Rp 55,951
2 CEKA Rp 65,068 Rp 41,001 Rp 106,549 Rp 249,697
3 DLTA Rp 270,498 Rp 288,074 Rp 192,046 Rp 254,509
4 ICBP Rp 2,235,040 Rp 2,531,681 Rp 2,923,148 Rp 3,631,301
5 INDF Rp 3,416,635 Rp 5,146,323 Rp 3,709,501 Rp 5,266,906
6 MLBI Rp 1,192,419 Rp 794,883 Rp 496,909 Rp 982,129
7 MYOR Rp 1,013,558 Rp 409,825 Rp 1,250,234 Rp 1,388,677
8 ROTI Rp 158,015 Rp 188,578 Rp 270,539 Rp 279,778
9 SKBM Rp 58,266 Rp 89,116 Rp 40,150 Rp 222,545
10 STTP Rp 114,437 Rp 123,466 Rp 185,706 Rp 174,177
11 ULTJ Rp 325,127 Rp 283,361 Rp 523,101 Rp 709,826

2013 2014 2015 2016


No Kode
Total Aset Total Aset Total Aset Total Aset
1 ADES Rp 441,064 Rp 502,990 Rp 653,224 Rp 767,479
2 CEKA Rp 1,069,627 Rp 1,284,150 Rp 1,485,826 Rp 1,425,964
3 DLTA Rp 872,682 Rp 997,443 Rp 1,038,321 Rp 1,197,796
4 ICBP Rp 21,410,331 Rp 25,029,488 Rp 26,560,624 Rp 28,901,948
5 INDF Rp 77,777,940 Rp 86,077,251 Rp 91,831,526 Rp 82,174,515
6 MLBI Rp 1,782,148 Rp 2,231,051 Rp 2,100,853 Rp 2,275,038
7 MYOR Rp 9,712,968 Rp 10,297,997 Rp 11,342,715 Rp 12,922,421
8 ROTI Rp 1,822,689 Rp 2,142,894 Rp 2,706,323 Rp 2,919,640
9 SKBM Rp 499,997 Rp 652,976 Rp 764,484 Rp 1,001,657
10 STTP Rp 1,470,059 Rp 1,700,204 Rp 1,919,568 Rp 2,337,207
11 ULTJ Rp 2,812,056 Rp 2,918,133 Rp 3,539,995 Rp 4,239,199
Lampiran 3 Tabulasi Data Return on Equity (X2)

ROE = Laba bersih setelah pajak


Total Equity

2013 2014 2015 2016


No Kode
EAT EAT EAT EAT
1 ADES Rp 55,656 Rp 31,072 Rp 32,839 Rp 55,951
2 CEKA Rp 65,068 Rp 41,001 Rp 106,549 Rp 249,697
3 DLTA Rp 270,498 Rp 288,074 Rp 192,046 Rp 254,509
4 ICBP Rp 2,235,040 Rp 2,531,681 Rp 2,923,148 Rp 3,631,301
5 INDF Rp 3,416,635 Rp 5,146,323 Rp 3,709,501 Rp 5,266,906
6 MLBI Rp 1,192,419 Rp 794,883 Rp 496,909 Rp 982,129
7 MYOR Rp 1,013,558 Rp 409,825 Rp 1,250,234 Rp 1,388,677
8 ROTI Rp 158,015 Rp 188,578 Rp 270,539 Rp 279,778
9 SKBM Rp 58,266 Rp 89,116 Rp 40,150 Rp 222,545
10 STTP Rp 114,437 Rp 123,466 Rp 185,706 Rp 174,177
11 ULTJ Rp 325,127 Rp 283,361 Rp 523,101 Rp 709,826

2013 2014 2015 2016


No Kode Total Ekuitas Total Ekuitas Total Total Ekuitas
Ekuitas
1 ADES 261,521 292,145 328,369 384,388
2 CEKA 528,274 537,552 639,894 887,921
3 DLTA 676,557 764,474 849,623 1,012,374
4 ICBP 13,265,731 15,039,947 16,560,624 18,500,823
5 INDF 38,092,789 41,228,376 43,121,593 43,941,423
6 MLBI 987,533 553,798 766,480 820,640
7 MYOR 3,893,900 4,100,555 5,194,460 6,265,256
8 ROTI 787,337 960,123 1,188,535 1,442,752
9 SKBM 201,124 317,910 344,088 368,390
10 STTP 694,128 817,594 1,008,810 1,168,513
11 ULTJ 2,015,146 2,917,081 2,797,506 3,489,234
Lampiran 4 Tabulasi Data Debt to Equity Ratio (X3)

DER = Total Hutang


Total Equity

2013 2014 2015 2016


Kode
Total Hutang Total Hutang Total Hutang Total Hutang
ADES 179,543 210,845 324,855 383,091
CEKA 541,352 746,598 845,932 538,044
DLTA 199,584 237,047 188,700 185,422
ICBP 8,621,314 10,445,187 10,173,713 10,401,125
INDF 40,893,841 45,803,053 48,709,933 38,233,092
MLBI 794,615 1,677,254 1,334,373 1,454,398
MYOR 5,820,959 6,220,960 6,148,255 6,657,165
ROTI 1,045,725 1,189,311 1,517,788 1,476,889
SKBM 305,907 345,361 420,396 633,267
STTP 780,488 884,693 910,758 1,167,899
ULTJ 789,866 644,827 742,490 749,966

2013 2014 2015 2016


No Kode Total Ekuitas Total Ekuitas Total Total Ekuitas
Ekuitas
1 ADES 261,521 292,145 328,369 384,388
2 CEKA 528,274 537,552 639,894 887,921
3 DLTA 676,557 764,474 849,623 1,012,374
4 ICBP 13,265,731 15,039,947 16,560,624 18,500,823
5 INDF 38,092,789 41,228,376 43,121,593 43,941,423
6 MLBI 987,533 553,798 766,480 820,640
7 MYOR 3,893,900 4,100,555 5,194,460 6,265,256
8 ROTI 787,337 960,123 1,188,535 1,442,752
9 SKBM 201,124 317,910 344,088 368,390
10 STTP 694,128 817,594 1,008,810 1,168,513
11 ULTJ 2,015,146 2,917,081 2,797,506 3,489,234
Lampiran 5 Tabulasi Data Price to Book Value (PBV) (X4)

PBV = Harga Pasar per Saham


Nilai Buku per Saham

Harga Saham
NO KODE
2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp)
1 ADES 2,000 1,375 1,015 1,000
2 CEKA 580 750 675 1350
3 DLTA 7600 7800 5200 5000
4 ICBP 5100 6550 6738 8575
5 INDF 6600 6750 5175 7925
6 MLBI 12000 11950 8200 11750
7 MYOR 1040 836 1220 1645
8 ROTI 1020 1385 1265 1600
9 SKBM 480 970 945 640
10 STTP 1550 2880 3015 3190
11 ULTJ 1125 930 986 1143

2013 2014 2015 2016


No Kode Total Ekuitas Total Ekuitas Total Total Ekuitas
Ekuitas
1 ADES 261,521 292,145 328,369 384,388
2 CEKA 528,274 537,552 639,894 887,921
3 DLTA 676,557 764,474 849,623 1,012,374
4 ICBP 13,265,731 15,039,947 16,560,624 18,500,823
5 INDF 38,092,789 41,228,376 43,121,593 43,941,423
6 MLBI 987,533 553,798 766,480 820,640
7 MYOR 3,893,900 4,100,555 5,194,460 6,265,256
8 ROTI 787,337 960,123 1,188,535 1,442,752
9 SKBM 201,124 317,910 344,088 368,390
10 STTP 694,128 817,594 1,008,810 1,168,513
11 ULTJ 2,015,146 2,917,081 2,797,506 3,489,234
JUMLAH SAHAM BEREDAR
2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp)
589,896 589,896 589,896 589,896
595,000 595,000 595,000 595,000
800,659 800,659 800,659 800,659
11,661,908 11,661,908 11,661,908 11,661,908
8,780,427 8,780,427 8,780,427 8,780,427
2,107,000 2,107,000 2,107,000 2,107,000
22,358,700 22,358,700 22,358,700 22,358,700
5,061,800 5,061,800 5,061,800 5,061,800
936,531 936,531 936,531 936,531
1,310,000 1,310,000 1,310,000 1,310,000
2,888,382 2,888,382 2,888,382 2,888,382

Book Value PBV


2013 2014 2015 2016 2013 2014 2015 2016
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
443 495 557 652 4.51 2.78 1.82 1.53
888 903 1075 1492 0.65 0.83 0.63 0.90
845 955 1061 1264 8.99 8.17 4.90 3.95
1138 1290 1420 1586 4.48 5.08 4.74 5.41
4338 4695 4911 5004 1.52 1.44 1.05 1.58
469 263 364 389 25.60 45.47 22.54 30.17
174 183 232 280 5.97 4.56 5.25 5.87
156 190 235 285 6.56 7.30 5.39 5.61
215 339 367 393 2.24 2.86 2.57 1.63
530 624 770 892 2.93 4.61 3.92 3.58
698 1010 969 1208 1.61 0.92 1.02 0.95
Lampiran 6 Tabulasi Data Return Saham (Y)

Return Saham = Pt - Pt-1


Pt-1

return return return return


Closing Price Closing Price Closing Price Closing Price
saham saham saham saham
NO KODE
2012 2013 2013 2014 2014 2015 2015 2016
2013 2014 2015 2016
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 ADES 1,920 2,000 0.04 2,000 1,375 -0.31 1,375 1,015 -0.26 1,015 1,000 -0.01
2 CEKA 650 580 -0.11 580 750 0.29 750 675 -0.10 675 1350 1.00
3 DLTA 5100 7600 0.49 7600 7800 0.03 7800 5200 -0.33 5200 5000 -0.04
4 ICBP 3900 5100 0.31 5100 6550 0.28 6550 6738 0.03 6738 8575 0.27
5 INDF 5850 6600 0.13 6600 6750 0.02 6750 5175 -0.23 5175 7925 0.53
8200 8200 1175
6 MLBI 12000 12000 11950 0.00 11950 -0.31 0.43
7400 0.62 0
7 MYOR 686 1040 0.52 1040 836 -0.20 836 1220 0.46 1220 1645 0.35
8 ROTI 1380 1020 -0.26 1020 1385 0.36 1385 1265 -0.09 1265 1600 0.26
9 SKBM 390 480 0.23 480 970 1.02 970 945 -0.03 945 640 -0.32
10 STTP 1050 1550 0.48 1550 2880 0.86 2880 3015 0.05 3015 3190 0.06
11 ULTJ 333 1125 2.38 1125 930 -0.17 930 986 0.06 986 1143 0.16
Lampiran 7 Hasil Tabulasi Data

ROA ROE DER PBV Return Saham


ADES 2013 0.13 0.21 0.69 4.51 0.04
2014 0.06 0.11 0.72 2.78 -0.31
2015 0.05 0.10 0.99 1.82 -0.26
2016 0.07 0.15 1.00 1.53 -0.01
CEKA 2013 0.06 0.12 1.02 0.65 -0.11
2014 0.03 0.08 1.39 0.83 0.29
2015 0.07 0.17 1.32 0.63 -0.10
2016 0.18 0.28 0.61 0.90 1.00
DLTA 2013 0.31 0.40 0.29 8.99 0.49
2014 0.29 0.38 0.31 8.17 0.03
2015 0.18 0.23 0.22 4.90 -0.33
2016 0.21 0.25 0.18 3.95 -0.04
ICBP 2013 0.10 0.17 0.65 4.48 0.31
2014 0.10 0.17 0.69 5.08 0.28
2015 0.11 0.18 0.61 4.74 0.03
2016 0.13 0.20 0.56 5.41 0.27
INDF 2013 0.67 1.21 1.07 25.60 0.62
2014 0.36 1.44 1.11 45.47 0.00
2015 0.24 0.65 1.13 22.54 -0.31
2016 0.43 1.20 0.87 30.17 0.43
MLBI 2013 0.10 0.26 0.80 5.97 0.52
2014 0.04 0.10 3.03 4.56 -0.20
2015 0.11 0.24 1.74 5.25 0.46
2016 0.11 0.22 1.77 5.87 0.35
MYOR 2013 0.09 0.20 1.49 6.56 -0.26
2014 0.09 0.20 1.52 7.30 0.36
2015 0.10 0.23 1.18 5.39 -0.09
2016 0.10 0.19 1.06 5.61 0.26
ROTI 2013 0.12 0.29 1.33 2.24 0.23
2014 0.14 0.28 1.24 2.86 1.02
2015 0.05 0.12 1.28 2.57 -0.03
2016 0.22 0.60 1.02 1.63 -0.32
SKBM 2013 0.04 0.09 1.52 1.52 0.13
2014 0.06 0.13 1.09 1.44 0.02
2015 0.04 0.09 1.22 1.05 -0.23
2016 0.06 0.12 1.72 1.58 0.53
STTP 2013 0.08 0.17 1.12 2.93 0.48
2014 0.07 0.15 1.08 4.61 0.86
2015 0.10 0.18 0.90 3.92 0.05
2016 0.07 0.15 1.00 3.58 0.06
ULTJ 2013 0.12 0.16 0.39 1.61 2.38
2014 0.10 0.10 0.22 0.92 -0.17
2015 0.15 0.19 0.27 1.02 0.06
2016 0.17 0.20 0.21 0.95 0.16
Lampiran 8 Hasil Output SPSS

Tabel 4.1
Hasil Pengujian Statistik Deskripstif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 44 .03 .67 .1389 .11981
ROE 44 .08 1.44 .2809 .29922
DER 44 .18 3.03 .9916 .54049
PBV 44 .63 45.47 6.0020 8.68848
Return Saham 44 -.33 2.38 .2034 .47934
Valid N (listwise) 44
Sumber: Data diolah 2022

Sumber: Data diolah 2018

Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.2
Uji Kolmogorov – Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 44
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .46850707
Most Extreme Absolute .130
Differences Positive .130
Negative -.116
Test Statistic .130
Asymp. Sig. (2-tailed) .061c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data diolah 2022
Sumber: Data diolah 2022

Gambar 4.2
Hasil Uji Heterosekedasitas

Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Change Statistics
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin-Watson
1 .211a .045 -.053 .49195 .045 .456 4 39 .767 2.133
a. Predictors: (Constant), PBV, DER, ROA, ROE
b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Data diolah 2022
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .120 .221 .545 .589
ROA 1.322 1.580 .331 .837 .408 .157 6.371
ROE -.089 1.060 -.056 -.084 .933 .156 7.867
DER -.007 .157 -.008 -.042 .966 .780 1.282
PBV -.011 .026 -.208 -.449 .656 .114 8.807
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Data diolah 2022

Tabel 4.5
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .120 .221 .545 .589
ROA 1.322 1.580 .331 .837 .408
ROE -.089 1.060 -.056 -.084 .933
DER -.007 .157 -.008 -.042 .966
PBV -.011 .026 -.208 -.449 .656
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Data diolah 2022
Tabel 4.6
Hasil Uji T
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .120 .221 .545 .589
ROA 1.322 1.580 .331 .837 .408
ROE -.089 1.060 -.056 -.084 .933
DER -.007 .157 -.008 -.042 .966
PBV -.011 .026 -.208 -.449 .656
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Data diolah 2022

Tabel 4.7
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Change Statistics
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin-Watson
1 .211a .045 -.053 .49195 .045 .456 4 39 .767 2.133
a. Predictors: (Constant), PBV, DER, ROA, ROE
b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Data diolah 2022

Anda mungkin juga menyukai