Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang ini, menimbulkan persaingan yang sengit

terutama pada dunia bisnis. Hal ini mendorong perusahaan untuk

meningkatkan kinerja agar mampu bersaing dengan para kompetitornya. Pada

dasarnya, tujuan perusahaan melakukan kegiatan bisnis adalah untuk

menghasilkan laba. Di Indonesia banyak perusahaan – perusahaan yang telah

berkembang dengan pesat, hal ini di karenakan banyaknya investor yang telah

menanamkan modal ke dalam sebuah perusahaan.

Didalam memenuhi kebutuhan perusahaan yang begitu besar

perusahaan membutuhkan tambahan modal dalam mendorong kinerja

oprasionalnya agar perusahaan tetap berjalan lancar sesuai yang diharapkan.

Salah satu cara didalam penambahan modal perusahaan tersebuat yaitu dengan

menawarkan kepemilikan perusahaannya kepada masyarakat/publik dalam

bentuk investasi.

Investasi merupakan suatu Tindakan yang di lakukan oleh pelaku bisnis

dengan mempercayakan atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang

dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

dimasa datang (Tandelilin, 2010:1).

Kegiatan investasi dapat dilakukan melalui pasar modal. Pasar modal

merupakan suatu wadah yang digunakan oleh pembeli dan penjual agar dapat

1
2

bertransaksi atau bernegosiasi untuk memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin,

2010:26). Salah satu kelebihan dari pasar modal adalah dapat menyediakan

modal dalam skala besar, yang dapat digunakan oleh perusahaan yang memiliki

projek jangka Panjang dimana pengusaha tersebut membutuhkan dana yang

besar.

Di Bursa Efek Indonesia ada banyak pilhan untuk berinvestasi, salah

satunya adalah sektor manufaktur sub sektor makanan dan minuman.

Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sector

industri di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mempunyai peluang untuk tumbuh

dan berkembang. Industri makanan dan minuman diprediksi akan membaik

kondisinya.

Saham adalah surat berharga bukti kepemilikan atas asset perusahaan.

Perusahaan dapat menawarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI)

dengan tujuan mendapatkan modal dari investor dan tujuan investor membeli

saham di pasar modal untuk mengharapkan return (keuntungan).

Return saham merupakan tingkat pendapatan yang diperoleh dengan

mengurangkan harga penutupan saham saat ini dengan harga penutupan saham

sebelumnya kemudian dibagi dengan harga penutupan sebelumnya”. Bagi para

investor, return merupakan salah satu parameter untuk menilai seberapa besar

keuntungan suatu saham (capital gain). Namun, investorpun harus siap

menghadapi risiko yang mungkin saja dapat dialami oleh investor dalam

bentuk kerugian (capital loss). Oleh karena itu, sebagai investor harus mampu
3

mencari sumber informasi guna dilakukan suatu penilaian dan membuat

kebijakan dalam memilih investasi.

Return saham yang diharapkan investor adalah return saham yang stabil

dan mempunyai pergerakan yang cenderung naik dari waktu ke waktu, akan

tetapi kenyataannya return saham cenderung berfluktuasi (tidak stabil).

Berfluktuasi return saham menjadi resiko tersendiri bagi investor. Tidak semua

saham dari perusahaan yang memiliki profil yang bagus akan memberikan

return yang baik kepada investor, oleh karena itu investor harus memahami hal

apa saja yang dapat mempengaruhi fluktuasi return saham. Karena itulah

investor membutuhkan berbagai informasi yang dapat dijadikan sebagai sinyal

untuk menilai prospek perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan

adalah salah satu sumber informasi yang bisa digunakan investor dalam

pengambilan keputusan investasi.

Salah satu analisis yang dapat digunakan adalah analisis rasio

perusahaan. Banyak jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai

kinerja perusahaan, antara lain Retum on Asset (ROA), Price to Book Value

(PBV), penggunaan masing - masing rasio tergantung kebutuhan perusahaan.

Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas

jumlah aktiva yang digunakan dalam menghasilkan laba perusahaan (Kasmir,

2012:201). ROA merupakan informasi yang penting karena dapat

menggambarkan laba bersih yang bisa didapat dari seluruh kekayaan yang

dimiliki perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin tinggi pula

laba yang diperoleh perusahaan. Hal ini akan menarik investor untuk
4

berinvestasi, dan naiknya permintaan saham akan menyebabkan naiknya harga

saham.

Price to book value (PBV) ditunjukkan dalam perbandingan antara

harga saham dengan nilai bukunya. Price to book value (PBV) digunakan untuk

melihat kewajaran harga sahamnya. Price to book value (PBV) yang rendah

memperlihatkan harga saham yang murah, jika posisi harga saham lebih rendah

dari pada book value (BV) maka ada kecenderungan harga saham tersebut akan

menuju ke keseimbangan minimal sama dengan nilai bukunya. Hal ini berarti

harga saham itu berpotensi lebih besar untuk naik, sehingga return saham yang

diperoleh akan meningkat.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut yang telah dikemukakan

maka penulis akan melakukan peneltian dengan mengambil judul “Pengaruh

ROA, ROE, dan PBV Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur

Sub sektor Food and Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2016 - 2020”

1.2. Perumusan Masalah

1. Apakah ROA berpengaruh terhadap Return Saham?

2. Apakah ROE berpengaruh terhadap Return Saham?

3. Apakah PBV berpengaruh terhadap Return Saham?

4. Apakah ROA, ROE, dan PBV berpengaruh terhadap Return Saham?


5

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh ROA terhadap Return Saham

2. Untuk mengetahui pengaruh ROE terhadap Return Saham

3. Untuk mengetahui pengaruh PBV terhadap Return Saham

4. Untuk mengetahui pengaruh ROA, ROE, dan PBV terhadap Return Saham

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi bidang akademik

Penelitian ini dapat berkontribusi terhadap literatur penelitian

terkait dengan Return Saham.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dan

menjelaskan secara empiris tentang faktor – faktor yang mempengaruhi

harga saham pada perusahaan.

3. Bagi investor

Bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi

tanggung jawab sosial suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi

sustainability dan image perusahaan tersebut.


6

1.5. Sistematika Penulisan Skripsi

Penelitian ini disusun dalam lima bab yaitu Bab Pendahuluan, Bab

Tinjauan Pustaka, Bab Metode Penelitian, Bab Hasil dan Pembahasan dan Bab

Penutup.

1. BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan bab tinjauan pustaka, menjelaskan tentang landasan

teori dan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran serta hipotesis.

3. BAB III METODOLOGI

Menjelaskan tentang metode penelitian yang berisi penjelasan

tentang variable penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel,

jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis.

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Memaparkan dan menganalisis data-data yang didapatkan dari hasil

pengujian.

5. BAB V PENUTUP

Menjelaskan mengenai kesimpulan akhir penelitian dan saran-saran

yang direkomendasikan untuk perbaikan proses pengujian selanjutnya.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang Saham telah banyak dilakukan, begitu pula

penelitian tentang rasio keuangan. Namun belum banyak penelitian yang

mengkaitkan hubungan antara ROA, ROE, dan PBV Terhadap Return Saham.

Berikut beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang berkaitan

dengan beberapa faktor fundamental yang dihubungkan dengan prediksi return

saham. Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi

dan perbandingan dalam penelitian ini.

1. Hasil Penelitian Anggun Amelia Bahar Putri & R. Djoko Sampurno

Penelitihan Anggun Amelia Bahar Putri & R. Djoko Sampurno

(2012), berjudul “Analisis Pengaruh ROA, EPS, NPM, DER dan PBV

Terhadap Return Saham”. Penelitihan ini menggunakan Teknik Purposive

sampling. Hasil penelitihan menunjukkan bahwa ROA, EPS, NPM tidak

berpengaruh terhadap return saham sedangkan DER, dan PBV berpengaruh

terhadap return saham. Serta Return on Asset (ROA), Earning Per Share

(EPS), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Price to

Book Value (PBV) berpengaruh secara bersama - sama terhadap return

saham.

7
8

2. Hasil Penelitian Wikan Budi Utami

Penelitihan Wikan Budi Utami (2014), berjudul “Analisis Pengaruh

EVA, ROA dan ROE Terhadap Return Saham”. Penelitihan ini

menggunakan Teknik Purposive sampling. Hasil penelitihan menunjukkan

bahwa EVA, ROA, ROE tidak berpengaruh terhadap return saham

sedangkan Economic Value Added (EVA), Return on Assets (ROA),

Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap

return saham.

3. Hasil Penelitian Firda Apriliani dan Estuti Fitri Hartini

Penelitihan Firda Apriliani dan Estuti Fitri Hartini (2016), berjudul

“Pengaruh Return on Asset Dan Return on Equity Terhadap Return Saham

Emiten LQ45”. Penelitihan ini menggunakan teknik Purposive sampling.

Hasil penelitihan menunjukkan bahwa ROA, tidak berpengaruh terhadap

return saham sedangkan ROE berpengaruh terhadap return saham, serta

Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh secara

bersama-sama terhadap return saham.

4. Hasil Penelitian Wuryaningsih Dwi Lestari & Rosita Dewi

Penelitian Wuryaningsih Dwi Lestari & Rosita Dewi (2018),

berjudul “Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER),

Price to Book Value (PBV), dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap

Return Saham”. Penelitihan ini menggunakan teknik Purposive sampling.

Hasil penelitihan menunjukkan bahwa ROA, PER dan DER berpengaruh

terhadap return saham sedangkan PBV tidak berpengaruh terhadap return


9

saham, serta ROA, PER, PBV dan DER berpengaruh secara bersama-sama

terhadap return saham.

5. Hasil Penelitian Ida Ayu Ika Mayuni dan Gede Suarjaya

Penelitian Ida Ayu Ika Mayuni dan Gede Suarjaya (2018), berjudul

“Pengaruh ROA, Firm Size, EPS, dan PER Terhadap Return Saham Pada

Sektor Manufaktur di BEI”. Penelitihan ini menggunakan teknik Purposive

sampling. Hasil penelitihan menunjukkan bahwa ROA, dan EPS

berpengaruh terhadap return saham sedangkan Firm Size dan PER tidak

berpengaruh terhadap return saham, serta (ROA), Firm Size, (EPS) dan

(PER) berpengaruh secara bersama - sama terhadap return saham.

6. Hasil Penelitian Fransiska Sepriana dan Saryadi

Penelitian Fransiska Sepriana dan Saryadi (2018), berjudul

“Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Earning Per

Share (EPS), Price Book Value (PBV), dan Debt to Equity Ratio (DER)

Terhadap Return Saham”. Penelitihan ini menggunakan teknik Purposive

sampling. Hasil penelitihan menunjukkan bahwa ROA, ROE, dan EPS

berpengaruh terhadap return saham sedangkan PBV dan DER tidak

berpengaruh terhadap return saham, serta ROA, ROE, EPS, PBV dan DER

berpengaruh secara bersama-sama terhadap return saham.

7. Hasil Penelitian Dini Rohpika dan Nisfu Fhitri

Penelitian Dini Rohpika dan Nisfu Fhitri (2020), berjudul

“Pengaruh CR, DAR, DER, PBV Terhadap Return Saham Pada Perusahaan

Sub sektor Perkebunan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode


10

2016 – 2017”. Penelitihan ini menggunakan teknik Purposive sampling.

Hasil penelitihan menunjukkan bahwa DER berpengaruh terhadap return

saham sedangkan CR, DAR, dan PBV tidak berpengaruh terhadap return

saham, serta CR, DAR, DER, PBV berpengaruh secara bersama-sama

terhadap return saham.

8. Hasil Penelitian Evelyn Rachelina & Thio Lie Sha

Penelitian Evelyn Rachelina & Thio Lie Sha (2020), berjudul

“Pengaruh EPS, PBV, PER, dan Profitability Terhadap Return Saham”.

Penelitihan ini menggunakan teknik Purposive sampling. Hasil penelitihan

menunjukkan bahwa EPS berpengaruh terhadap return saham sedangkan

PBV, PER, dan Profitability tidak berpengaruh terhadap return saham, serta

EPS, PBV, PER, dan Profitability berpengaruh secara bersama-sama

terhadap return saham.

9. Hasil Penelitian Roy Hisar, Jaka Suharna, Ahmad Amiruddin, dan Lukman

Cahyadi

Penelitian Roy Hisar, Jaka Suharna, Ahmad Amiruddin, dan

Lukman Cahyadi (2021), berjudul “Pengaruh ROA dan DER, Terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bei Yang Go Publik”.

Penelitihan ini menggunakan teknik Purposive sampling. Hasil penelitihan

menunjukkan bahwa Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap return

saham sedangkan Debt Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap

return saham, serta Return on Assets (ROA), Debt Equity Ratio (DER)

berpengaruh secara bersama-sama terhadap return saham.


11

10. Hasil Penelitian Ade Pipit Fatmawati dan Eny Binaria br Sembiring

Penelitian Ade Pipit Fatmawati dan Eny Binaria br Sembiring

(2022), berjudul “Pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book

Value (PBV) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ45 Tahun

2020”. Penelitihan ini menggunakan teknik Purposive sampling. Hasil

penelitihan menunjukkan bahwa PBV dan PER tidak berpengaruh terhadap

return saham, sedangkan PBV dan PER tidak berpengaruh secara bersama-

sama terhadap return saham.


12

Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama & Topik Variabel Sampel Teknik Hasil
Tahun Penelitian Penelitian Penelitian Analisis Penelitian
1 Anggun Analisis Variabel perusahaan analisis ROA, EPS,
Amelia Pengaruh Independen pada industri regresi NPM tidak
Bahar ROA, EPS, yakni ROA, real estate and berganda berpengaruh
Putri, R. NPM, DER EPS, NPM, property terhadap return
Djoko & PBV DER & yang terdaftar saham
Sampurno Terhadap PBV di Bursa Efek sedangkan
(2012) Return sedangkan Indonesia DER, dan PBV
Saham Variabel periode 2007 berpengaruh
dependen sampai 2009 terhadap return
yakni saham. Serta
Return Return on
Saham Asset (ROA),
Earning Per
Share (EPS),
Net Profit
Margin
(NPM), Debt
to Equity Ratio
(DER),
dan Price to
Book Value
(PBV)
berpengaruh
secara
bersama-sama
terhadap return
saham.
2 Wikan Analisis Variabel perusahaan analisis EVA, ROA,
Budi Pengaruh Independen manufaktur regresi ROE tidak
Utami Eva, Roa yakni EVA, yang berganda berpengaruh
(2014) Dan Roe ROA, DAN terdaftar di terhadap return
Terhadap ROE Bursa Efek saham
Return sedangkan Jakarta (BEJ) sedangkan
Saham Variabel yang tercantum Economic
dependen dalam Value Added
yakni Indonesian (EVA), Return
Return Capital Market on Assets
Saham Directory dan (ROA), Return
internet dengan on Equity
situs (ROE) tidak
www.jsx.co.id berpengaruh
sejak tahun secara
13

2006 sampai bersama-sama


dengan 2008 terhadap return
saham.
3 Firda Pengaruh Variabel perusahaan analisis ROA, tidak
Apriliani Return On Independen yang terdaftar regresi berpengaruh
Dan Estuti Asset Dan yakni ROA, di Indeks LQ45 berganda terhadap return
Fitri Return On DAN ROE tahun 2014 saham
Hartini Equity sedangkan sedangkan
(2016) Terhadap Variabel ROE
Return dependen berpengaruh
Saham yakni terhadap return
Emiten Return saham, serta
LQ45 Saham Return on
Assets (ROA),
Return on
Equity (ROE)
tidak
berpengaruh
secara
bersama-sama
terhadap return
saham.
4 Wuryanin Pengaruh Variabel Perusahaan- analisis ROA, PER dan
gsih Dwi Return On Independen perusahaan Regresi DER
Lestari & Asset (Roa), yakni LQ45 yang Data Panel berpengaruh
Rosita Debt To RETURN terdaftar di terhadap return
Dewi Equity ON ASSET Bursa Efek saham
(2018) Ratio (Der), (ROA), Indonesia sedangkan
Price To DEBT TO (BEI) antara PBV tidak
Book Value EQUITY 2014 sampai berpengaruh
(Pbv), Dan RATIO 2016 serta terhadap return
Price (DER), menerbitkan saham, serta
Earning PRICE TO laporan ROA, PER,
Ratio (Per) BOOK keuangan per PBV dan DER
Terhadap VALUE 31 Desember berpengaruh
Return (PBV), untuk secara
Saham DAN tahun buku bersama-sama
PRICE 2014 sampai terhadap return
EARNING 2016 saham
RATIO
(PER)
sedangkan
Variabel
dependen
yakni
14

Return
Saham
5 Ida Ayu Pengaruh Variabel perusahaan analisis ROA, dan EPS
Ika Roa, Firm Independen manufaktur regresi berpengaruh
Mayuni Size, Eps, yakni ROA, yang terdaftar berganda terhadap return
Dan Gede Dan Per FIRM SIZE, dan masih aktif saham
Suarjaya Terhadap EPS DAN di Bursa Efek sedangkan
(2018) Return PER Indonesia Firm Size dan
Saham Pada sedangkan pada tahun PER tidak
Sektor Variabel 2016 berpengaruh
Manufaktur dependen terhadap return
di BEI yakni saham, serta
Return (ROA), Firm
Saham Size, (EPS) dan
(PER)
berpengaruh
secara
bersama-sama
terhadap return
saham
6 Fransiska Pengaruh Variabel perusahaan analisis ROA, ROE,
Sepriana Return On Independen Properti dan regresi dan EPS
Dan Assets yakni real estate yang berganda berpengaruh
Saryadi (Roa), RETURN tercatat di terhadap return
(2018) Return On ON Bursa Efek saham
Equity ASSETS Indonesia sedangkan
(Roe), (ROA), (BEI) pada PBV dan DER
Earning Per RETURN tahun 2012 tidak
Share (Eps), ON sampai tahun berpengaruh
Price Book EQUITY 2016 terhadap return
Value (ROE), saham, serta
(Pbv), Dan EARNING ROA, ROE,
Debt To PER EPS, PBV dan
Equity SHARE DER
Ratio (Der) (EPS), berpengaruh
Terhadap PRICE secara
Return BOOK bersama-sama
Saham VALUE terhadap return
(PBV), saham
DAN DEBT
TO
EQUITY
RATIO
(DER)sedan
gkan
Variabel
15

dependen
yakni
Return
Saham
7 Dini Pengaruh Variabel Perusahaan analisis DER
Rohpika Cr, Dar, Independen Sub Sektor regresi berpengaruh
Dan Nisfu Der, Pbv yakni CR, Perkebunan berganda terhadap return
Fhitri Terhadap DAR, DER, Yang Terdaftar saham
(2020) Return PBV di Bursa Efek sedangkan CR,
Saham Pada sedangkan Indonesia DAR, dan
Perusahaan Variabel Periode 2016 – PBV tidak
Sub Sektor dependen 2017 berpengaruh
Perkebunan yakni terhadap return
Yang Return saham, serta
Terdaftar di Saham CR, DAR,
Bursa Efek DER, PBV
Indonesia berpengaruh
Periode secara
2016 – 2017 bersama-sama
terhadap return
saham.
8 Evelyn Pengaruh Variabel Perusahaan Analisis Eps
Rachelina Eps, Pbv, Independen Manufaktur Regresi Berpengaruh
& Thio Per, Dan Yakni Eps, Sektor Industri Berganda Terhadap
Lie Sha Profitability Pbv, Per, Barang Return Saham
(2020) Terhadap Dan Konsumsi Sedangkan
Return Profitability Tahun 2015- Pbv, Per, Dan
Saham Sedangkan 2018 Yang Profitability
Variabel Terdaftar di Tidak
Dependen Situs Website Berpengaruh
Yakni Bei Terhadap
Return Return Saham,
Saham Serta Eps, Pbv,
Per, Dan
Profitability
Berpengaruh
Secara
Bersama-Sama
Terhadap
Return Saham.
9 Roy Hisar, Pengaruh Variabel Perusahaan Analisis Return On
Jaka Roa Dan Independen Manufaktur Di Regresi Asset (Roa)
Suharna, Der, Yakni Roa, Bei Yang Go Berganda Berpengaruh
Ahmad Terhadap Dan Der Publik Terhadap
Amiruddin Return Sedangkan Return Saham
& Lukman Saham Pada Variabel Sedangkan
16

Cahyadi Perusahaan Dependen Debt Equity


(2021) Manufaktur Yakni Ratio
di Bei Yang Return (Der) Tidak
Go Publik Saham Berpengaruh
Terhadap
Return Saham,
Serta Return
On Assets
(Roa), Debt
Equity Ratio
(Der)
Berpengaruh
Secara
Bersama-Sama
Terhadap
Return Saham.
10 Ade Pipit Pengaruh Variabel Perusahaan Analisis Pbv Dan Per
Fatmawati Price Independen Lq45 Tahun Regresi Tidak
& Eny Earning Yakni Price 2020 Berganda Berpengaruh
Binaria Br Ratio (Per) Earning Terhadap
Sembiring Dan Price Ratio (Per) Return Saham,
(2022) To Book Dan Price Sedangkan
Value (Pbv) To Book Pbv Dan Per
Terhadap Value (Pbv) Tidak
Return Sedangkan Berpengaruh
Saham Pada Variabel Secara
Perusahaan Dependen Bersama-Sama
Lq45 Tahun Yakni Terhadap
2020 Return Return Saham
Saham

2.2 Kajian Pustaka

1. Signaling Theory

Signaling Theory merupakan tindakan yang dilakukan oleh

perusahaan untuk memberikan informasi tambahan mengenai kondisi

perusahaan kepada pihak investor (Brigham dan Ehrhard, 2010). Teori ini

menyatakan bahwa pihak perusahaan akan memberikan sinyal melalui


17

komunikasi dan tindakan mengenai kinerja manajemen untuk mewujudkan

keinginan investor.

Jika sinyal tersebut merupakan sinyal yang baik, maka investor

akan tertarik untuk membeli saham dikarenakan harapan untuk prospek

return dikemudian harinya, hal tersebut akan menyebabkan adanya

pergerakan di pasar modal dan mempengaruhi return saham perusahaan.

Sinyal tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan pihak investor untuk

mengambil keputusan dan mengetahui apakah return saham perusahaan

tersebut akan meningkat, stabil atau menurun.

2. Return On Asset (ROA)

Menurut Syahyunan (2004), ROA menunjukkan kemampuan

perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Besarnya

perhitungan pengembalian atas aktiva menunjukkan seberapa besar

kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi para

pemegang saham biasa dengan seluruh aktiva yang dimilikinya.

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan

bagi semua investor. Hasil perhitungan rasio ini menunjukkan efektivitas

dari manajemen dalam menghasilkan profit yang berkaitan dengan

ketersediaan aset perusahaan. ROA (Return on Asset) 20% berarti setiap

Rp 1 modal menghasilkan keuntungan Rp 0.2 untuk semua investor.

Nilai ROA yang semakin mendekati 1, berarti semakin baik

profitabilitas perusahaan, karena setiap aktiva yang ada dapat menghasilkan


18

laba. Menurut Irawati (2006), ROA dapat diukur dengan rumus sebagai

berikut:

ROA = Laba bersih setelah pajak x 100%


Total aset

3. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki,

sehingga ROE ini ada yang menyebutnya sebagai rentabilitas modal

sendiri. Return On Equity (ROE) merupakan alat analisis keuangan untuk

mengukur profitabilitas.

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan

keuntungan berdasarkan modal tertentu. Salah satu alasan utama

perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi

para pemegang saham. Apabila suatu perusahaan memperlihatkan suatu

ROE yang tinggi dan konsisten, berarti perusahaan tersebut

mengindikasikan mempunyai suat keunggulan yang tahan lama dalam

persaingannya. Jika perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi, maka

permintaan saham akan meningkat dan selanjutnya akan berdampak pada

meningkatnya harga saham perusahaan. Ketika harga saham semakin

meningkat maka return saham juga akan meningkat. Menurut (Fahmi, 2014

hal. 291) ROE dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

ROE = Laba bersih setelah pajak


Total Ekuitas
19

4. Price to Book Value

a. Definisi Price to Book Value

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:157) Price to Book

Value Ratio (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai

nilai buku suatu saham. Semakin besar rasio ini menggambarkan

kepercayaan pasar akan prospek perusahaan tersebut. PBV

menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan

nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan.

Semakin besar rasio, semakin besar nilai pasar (market value)

dibandingkan nilai buku (book value).

b. Kegunaan Price to Book Value

Menurut Damodaran (2001) Price to Book Value (PBV)

mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut:

1) Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relative stabil yang dapat

diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya

dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan Price to

Book Value sebagai perbandingan.

2) Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk

semua perusahaan PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan –

perusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under atau

overvaluation.
20

3) Perusahaan – perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa

dinilai dengan menggunakan Price Earning Ratio dapat dievaluasi

menggunakan Price to Book Value (PBV).

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:157), PBV dihitung


dengan rumus:

PBV = Harga Pasar per Saham


Nilai Buku per Saham

5. Return Saham

a. Pengertian Return Saham

Menurut Brigham et al., (2001: 192), pengertian dari return

adalah “measure the financial performance of an investment”. Return

adalah tingkat pengembalian yang diminati oleh pemodal atas suatu

investasi yang dilakukannya. Berdasarkan pendapat dari para ahli yang

telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan return saham adalah

pendapatan yang diperoleh oleh seorang investor dari kepemilikan

saham atas penanaman modal yang dilakukan, yang terdiri dari dividen

dan capital gain

b. Jenis-jenis Return

Jogiyanto (2014: 263), Return saham dibedakan menjadi dua

yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected

return).
21

1) Return Realisasi

Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return

realisasian dihitung menggunakan data historis. Return realisasian

penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari

perusahaan. Return realisasian ini juga berguna sebagai dasar

penentuan return ekspektasian dan risiko dimasa datang.

2) Return Ekspektasi

Return Ekspektasi adalah return yang diharapkan akan

diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return

realisasian yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya

belum terjadi. Ekspektasi biasanya digunakan sebagai dasar analisa

teknikal yaitu menggunakan pola pergerakan harga saham masa lalu

untuk memprediksi harga saham di masa mendatang.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham

Kinerja keuangan merupakan faktor yang mempengaruhi naik

turunnya return saham. Semakin baik kinerja emiten maka semakin

besar pengaruhnya terhadap kenaikan return saham, begitu pula

sebaliknya. Menurut Asnawi dan Wijaya (2005: 95) kinerja keuangan

yang secara langsung mempengaruhi return saham dikelompokkan

menjadi lima, yaitu:

1) Rasio profitabilitas, menunjukkan kemampuan dari perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan, terbagi menjadi return on assets,

return on equity, earning per share, gross profit margin, net profit
22

margin, dan operating ratio. Semakin tinggi rasio ini semakin baik

return saham yang akan diterima investor.

2) Rasio solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka panjang, dimana rasio ini terbagi

menjadi debts ratio, debt to equity ratio, times interest earned, cash

flow interest coverage, cash flow to net income, dan cash return

sales. Semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin rendah return

saham yang akan diterima investor.

3) Rasio aktivitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya, terbagi menjadi total asset

turnover, fixed assets turnover, account receivable turnover,

inventory turnover, average collection period, dan day’s sales in

inventory. Semakin tinggi rasio ini semakin baik return saham akan

diterima investor.

4) Rasio likuiditas, yang menyatakan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pendek. Rasio ini

terbagi menjadi current ratio, quick ratio, dan net working capital.

Semakin tinggi rasio ini semakin baik return saham yang akan

diterima investor.

5) Rasio pasar, digunakan untuk mengukur harga saham perusahaan,

relative terhadap nilai bukunya dan menunjukkan informasi yang

penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham. Rasio

ini terbagi menjadi dividend yield, dividend per share, dividend


23

payout ratio, price earning ratio, book value per share, dan price to

book value. Semakin tinggi rasio ini semakin baik return saham

yang akan diterima investor.

Secara matematis perhitungan return saham dapat dirumuskan

sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2006: 410):

PBV = Pt - Pt-1
Pt-1

Di mana:

Pt = Harga penutupan saham periode ke-t

Pt-1 = Harga penutupan saham periode sebelumnya (t-1)

2.3. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan ROA dengan Return Saham

ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari

aktiva yang dipergunakan. Besarnya perhitungan pengembalian atas aktiva

menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba

yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dengan seluruh aktiva yang

dimilikinya. Nilai ROA yang semakin mendekati 1, berarti semakin baik

profitabilitas perusahaan, karena setiap aktiva yang ada dapat menghasilkan

laba.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wuryaningsih Dwi Lestari &

Rosita Dewi menunjukkan bahwa ROA berpengaruh terhadap Return

Saham. Hal ini di karenakan Dengan semakin meningkatnya deviden yang


24

diterima oleh para pemegang saham, merupakan daya tarik bagi para

investor atau calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan

tersebut.Dengan semakin besarnya daya tarik tersebut maka banyak

investor yang menginginkan saham perusahaan tersebut. Jika permintaan

atas saham suatu perusahaan semakin banyak maka harga sahamnya.

Namun hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang

dilakukan oleh Firda Apriliani dan Estuti Fitri Hartiniyang menunjukkan

ROA tidak mempunyai pengaruh terhadap Return Saham. Hal ini di

karenakan ROA hanya bisa mengukur efektivitas perusahaan didalam

menggunakan dari keseluruhan operasi perusahaan.

Sedangkan investor ada kecenderungan melihat indikator laba yang

merupakan angka dasar yang diperlukan didalam menentukan harga saham

sehingga lebih melihat indikator keuntungan perlembar saham yang

dihasilkan perusahaan yang dihasilkan serta untuk memprediksi pergerakan

harga suatu saham seperti PER. Oleh karena itu, ROA kurang menjadi

pertimbangan investor sehingga tidak berdampak pada return saham.

2. Hubungan ROE dengan Return Saham

Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki,

sehingga ROE ini ada yang menyebutnya sebagai rentabilitas modal

sendiri. Return On Equity (ROE) merupakan alat analisis keuangan untuk

mengukur profitabilitas.
25

Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah

menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham. Apabila

suatu perusahaan memperlihatkan suatu ROE yang tinggi dan konsisten,

berarti perusahaan tersebut mengindikasikan mempunyai suat keunggulan

yang tahan lama dalam persaingannya. Jika perusahaan dapat

menghasilkan laba yang tinggi, maka permintaan saham akan meningkat

dan selanjutnya akan berdampak pada meningkatnya harga saham

perusahaan. Ketika harga saham semakin meningkat maka return saham

juga akan meningkat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Firda Apriliani dan Estuti Fitri

Hartini menunjukkan bahwa ROE berpengaruh terhadap Return Saham.

Namun hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wikan Budi Utami yang menunjukkan ROE tidak mempunyai pengaruh

terhadap Return Saham. Hal ini di karenakan ROE hanya menggambarkan

besarnya pengembalian atas investasi yang dilakukan pemegang saham

biasa, namun tidak menggambarkan prospek perusahaan sehingga pasar

tidak terlalu merespon dengan besar kecilnya ROE sebagai pertimbangan

investasi yang akan dilakukan investor.

3. Hubungan PBV dengan Return Saham

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggun Amelia Bahar Putri

& R. Djoko Sampurno menunjukkan bahwa PBV berpengaruh terhadap

Return Saham. Hal ini di karenakan harga saham dan nilai buku perusahaan

lebih banyak berhubungan dengan faktor lain diluar return saham seperti
26

tindakan profit taking yang dilakukan investor ketika harga saham

mengalami kenaikan atau penurunan, adanya ketidakpastian kondisi

ekonomi dan politik, bentuk efisiensi pasar modal yang lemah, serta

sentimen dari pasar modal itu sendiri.

Namun hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang

dilakukan oleh Wuryaningsih Dwi Lestari & Rosita Dewi yang

menunjukkan PBV tidak mempunyai pengaruh terhadap Return Saham.

Hal ini di karenakan investor tidak lagi beranggapan bahwa PBV dapat

digunakan sebagai patokan untuk membeli saham namun lebih

mempertimbangkan hal-hal lain.

4. Hubungan ROA, ROE, dan PBV dengan Return Saham

ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari

aktiva yang dipergunakan. Besarnya perhitungan pengembalian atas aktiva

menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba

yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dengan seluruh aktiva yang

dimilikinya.

Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah

menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham. Apabila

suatu perusahaan memperlihatkan suatu ROE yang tinggi dan konsisten,

berarti perusahaan tersebut mengindikasikan mempunyai suat keunggulan

yang tahan lama dalam persaingannya. Sehingga nilai pasar saham semakin

meningkat yang mengakibatkan para investor menanamkan investasi ke

perusahaan.
27

2.4. Rerangka Konseptual

ROA (X1) H1

H2 H4
ROE (X2) Return Saham (Y)

PBV (X3) H3

Gambar 2.1
Rerangka Konseptual

2.5. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir dan teori yang dibangun, maka hipotesis

yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: ROA berpengaruh terhadap Return Saham

H2: ROE berpengaruh terhadap Return Saham

H3: PBV berpengaruh terhadap Return Saham

H4: ROA, ROE, PBV berpengaruh terhadap Return Saham


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Pengaruh ROA, ROE, dan PBV Terhadap Return


Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub sektor
Food and Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2016 - 2020

Rumusan
Masalah
Pemilihan data:
Studi
- Populasi perusahaan
Pustaka &
Dokumentasi manufaktur sub
Hipotesis sektor food and
beverages yang
terdaftar di BEI
periode 2016 – 2020
- Sampel perusahaan
yang memenuhi
kriteria
Pengumpulan data:
Studi Pustaka &
Dokumentasi

Pengujian data: Pengaruh ROA, ROE,


Standarisasi Data dan PBV Terhadap
data Return Saham

Pengujian
Pembahasan Hipotesis:
Uji linier berganda
(SPSS)

Kesimpulan & Saran

28
29

3.2. Batasan Penelitian

Batasan dalam penelitian ini, yakni:

1. Penelitian hanya dilakukan pada Perusahaan Manufaktur sub sektor food

and beverages yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Tahun 2016 – 2020.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Return Pajak dalam penelitian ini

hanya pada ROA, ROE, dan PBV.

3.3. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian pada hakikatnya adalah suatu objek yang berupa apa

aja yang ditentukan oleh peneliti untuk dapat dikaji, agar memperoleh sebuah

informasi tentang hal tersebut, yang kemudian dapat ditarik kesimpulannya

(Anshori dan Iswati, 2009).

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang telah diajukan, maka

variabel penelitian ini meliputi:

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang dianggap sebagai

kemunculan variabel terikat yang diduga merupakan akibatnya

(Kerlinger, 2004). Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah

ROA (X1), ROE (X2), & PBV (X3).


30

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang diramalkan, akibat yang

dipradugakan, yang bervariasi mengikuti perubahan atau variasi variabel

bebas. Variabel dependen tidak dimanipulasi atau direkayasa, melainkan

dapat diamati variasinya sebagai hasil dari yang dipradugakan berasal dari

variabel independen (Kerlinger, 2004). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah Return Saham (Y).

3.4. Definisi Operasional & Indikator variable

Untuk menghindari ketidakjelasan makna dari variabel yang digunakan

dalam penelitian, maka berikut ini akan diberikan definisi operasional dari

variabel – variabel tersebut.

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang telah diuraikan,

penelitian ini mengidentifikasikan variabel diantaranya, variable independen

dan variabel dependen. Variabel independen yang digunakan adalah ROA,

ROE & PBV. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Return Saham.

1. Variabel independent

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari:

a. Return on Asset (ROA)

ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba

dari aktiva yang dipergunakan. Besarnya perhitungan pengembalian


31

atas aktiva menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan

menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa

dengan seluruh aktiva yang dimilikinya.

Menurut Irawati (2006), ROA dapat diukur dengan rumus

sebagai berikut:

ROA = Laba bersih setelah pajak x 100%


Total aset

b. Return on Equity (ROE)


ROE merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada

yang menyebutnya sebagai rentabilitas modal sendiri.

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan

keuntungan berdasarkan modal tertentu.

Menurut (Fahmi, 2014 hal. 291) ROE dapat diukur dengan

rumus sebagai berikut:

ROE = Laba bersih setelah pajak


Total Ekuitas

c. Price to Book Value (PBV)

PBV menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu

menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang

diinvestasikan. Semakin besar rasio, semakin besar nilai pasar (market

value) dibandingkan nilai buku (book value).


32

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:157), PBV dihitung

dengan rumus:

PBV = Harga Pasar per Saham


Nilai Buku per Saham

2. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Return Saham. Menurut Brigham et al., (2001: 192), pengertian dari return

adalah “measure the financial performance of an investment”. Return

adalah tingkat pengembalian yang diminati oleh pemodal atas suatu

investasi yang dilakukannya.

Semakin tinggi harga jual saham di atas harga belinya, maka

semakin tinggi pula return yang diperoleh investor. Apabila seorang

investor menginginkan return yang tinggi maka ia harus bersedia

menanggung risiko lebih tinggi, demikian pula sebaliknya bila

menginginkan return rendah maka risiko yang akan ditanggung juga

rendah.

Secara matematis perhitungan return saham dapat dirumuskan

sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2006: 410):

PBV = Pt - Pt-1
Pt-1

Di mana:

Pt = Harga penutupan saham periode ke-t

Pt-1 = Harga penutupan saham periode sebelumnya (t-1)


33

3.5. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan objek dalam penelitian yang berkaitan dengan

seluruh dari kelompok orang, suatu peristiwa atau benda yang menjadi

pusat dalam penelitian (Sarjono dan Julianita, 2011).

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam sub sektor food and beverage

pada periode tahun 2016 – 2020 dengan jumlah populasi dalam penelitian

ini adalah 30 perusahaan.

2. Sampel

Sampel penelitian yang dimaksud disini yaitu bagian dari populasi

yang dipercaya dapat mewakili karakteristik populasi secara keseluruhan

(Sarjono dan Julianita, 2011). Ukuran sampel yang layak, apabila mencapai

antara 30 sampai dengan 500 menurut (Sugiyono, 2012). Sampel dalam

penelitian ini diperoleh 11 perusahaan selama periode pengamatan 2016 –

2020.

Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan manufaktur sub sektor food and beverage yang terdaftar

(listing) di BEI berturut – turut selama tahun 2016 – 2020.

b. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama tahun 2016 – 2020


34

3. Teknik pengambilan sampel

Pemilihan sampel penelitian dilandasan pada metode non-

probability sampling tepatnya metode purposive sampling. Dimana

purposive samping menurut (Juliandi, 2014) adalah memilih sample dari

suatu populasi berdasarkan pertimbangan tertentu. Jenis metode ini

termasuk metode non probability sampling yaitu metode pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama pada

anggota setiap populasi untuk dipilih menjadi sampel

Tabel 3.1
Hasil Pemilihan Sampel
No Keterangan Jumlah
Perusahaan
1 Perusahaan manufaktur sub sektor food and beverage yang 14
terdaftar (listing) di BEI berturut – turut selama tahun
2016 – 2020
2 Perusahaan yang mengalami kerugian selama tahun 2016 (3)
– 2020
3 Total Perusahaan 11
4 Total sampel penelitian (11 x 5 tahun) 55

Berdasarkan teknik pengambilan sampel diatas, maka peneliti

menemukan 11 perusahaan yang dapat digunakan sebagai sampel, yaitu:

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan


1 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
2 DLTA Delta Djakarta Tbk
3 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
4 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
5 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
6 MYOR Mayora Indah Tbk
7 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk
8 SKBM Sekar Bumi Tbk
9 SKLT Sekar Laut Tbk
10 STTP PT Siantar Top Tbk
11 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
35

3.6. Data dan Metode Pengumpulan Data

1. Jenis data

Dalam penelitian ini, menggunakan jenis data kuantitatif. Data

kuantitatif merupakan data yang pengukurannya menggunakan skala

numerik (angka) yang dapat dianalisis dengan menggunakan analisis

statistik (Indriantoro dan Supomo, 2002).

2. Sumber data

Sumber data yang digunakan merupakan sumber data sekunder,

yakni sumber data yang tidak langsung memberikan datanya (Sugiyono,

2008).

Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh

dari annual report perusahaan manufaktur sub sektor food and beverage

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2016 – 2020,

yang didokumentasikan dalam www.idx.co.id serta sumber lain yang

relevan. Data yangdiambil berupa data cross section, artinya bahwa

pengumpulan data dilakukan dari berbagai sumber informasi perusahaan

dari Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2016 – 2020.

3. Teknik Pengumpulan data


Teknik pengumpulan data adalah teknik pengambilan sampel untuk

menentukan berapa sampel yang akan digunakan dalam penelitian

(Sugiyono, 2012). Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu

dengan menggunakan metode purposive sampling yang melakukan


36

pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu

(Jogiyanto, 2011).

3.7. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear

berganda. Analisis data dan seluruh penyajian yang digunakan, yakni

menggunakan bantuan SPPS (Statistical Package for Social Sciences) 26.0 for

windows. Penelitian ini diuji dengan beberapa uji statistik yang terdiri dari

statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif disini tujuannya untuk menganalisis dan

mendeskripsikan maupun penggambaran tentang data dalam penelitian

yang terkumpul dengan tujuan untuk menghasilkan kesimpulan yang dapat

berlaku untuk umum (Sugiyono, 2012).

2. Uji Asumsi Klasik

Tujuan dilakukan pengujian ini adalah untuk variabel independen.

Sebagai estimator variabel independen tidak bias dan pengujian yang

menggunakan regresi linier berganda dapat dilakukan dengan memenuhi

uji asumsi klasik (Ghozali, 2006). Pengujian ini meliputi uji normalitas, uji

autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.

a. Uji Normalitas

Dalam uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah

model dalam regresi, variabel dependen dan independen atau keduanya


37

saling mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006). Regresi

dikatakan baik apabila memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Untuk mendeteksi apakah ada residual normal atau tidak, maka

dapat dilakukan analisis grafik dan uji statistik.

Dalam analisis grafik dapat dilihat dengan “normal probability

report plot” yang membandingkan distribusi kumulatif dengan

distribusi normal. Distribusi kumulatif disini membentuk garis lurus

diagonal dan ploting dibandingkan dengan garis diagonal. Untuk

distribusi normal garis yang mengganti data asli akan mengikuti garis

diagonal.

Uji stastistik digunakan untuk meningkatkan hasil uji normalitas

data, dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan

membandingkan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) dengan α = 0.05. jika pada

hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan Asymp.Sig. (2-tailed) >

dari 0.05, maka data tersebut berdistribusi normal dan sebaliknya maka

tidak normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam

penelitian yang menggunakan model regresi linier ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t (sekarang) dengan pengganggu

pada periode t-1 (sebelumnya). Dikatakan baik apabila bebas dari

autokorelasi (Ghozali, 2006).


38

Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya

autokorelasi ini adalah uji durbin watson (dw). Uji durbin watson (dw)

dilakukan dengan membandingkan nilai durbin watson (d) yang didapat

dari hasil SPSS dan nilai dw tabel. Nilai dw tabel diperoleh dengan

melihat batas atas (du) dan batas bawah (dl), dan jumlah variabel

independent dengan tingkat signifikansi 0.05.

Kriteria pengujian dengan menggunakan uji durbin Watson

(dw) adalah sebagai berikut:

1) Jika 0 < d < dl, berarti terdapat autokorelasi positif.

2) Jika dl ≤ d ≤ du, adanya daerah tanpa keputusan (gray area), yang

berarti uji tidak menghasilkan kesimpulan.

3) Jika du < d < 4 – du, berarti tidak ada autokorelasi positif atau

negatif.

4) Jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, adanya daerah tanpa keputusan (gray area),

berarti uji tidak menghasilkan kesimpulan. Jika 4 – dl < d < 4,

berarti terdapat autokorelasi positif.

c. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini, yaitu untuk mengetahui apakah

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual peneliti satu

dengan lainnya (Ghozali, 2006). Dikatakan baik apabila variance

residual tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dengan melihat scatterplot atau nilai prediksi variabel terikat

yaitu SRESID dengan residual error yaitu ZPRED dengan cara


39

mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi linear

berganda (Sulaiman, 2004).

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji ada tidaknya

korelasi antara variable bebas dalam persamaan regresi (Ghozali,

2006). Apabila di dalam variable independen satu dengan yang lain

tidak terjadi hubungan, maka model regresi tersebut dapat dikatakan

baik.

Multikolinearitas dalam regresi dapat dilihat dari tolerance

value dan variance inflation factor (VIF). Sedangkan untuk nilai cut off

yang dipakai untuk menunjukkan ada tidaknya multikolinearitas nilai

tolerance > 0.10 atau sama dengan VIF, yakni 10 (Ghozali, 2006).

3.8. Pengujian Hipotesis

1. Uji Regresi Linear Berganda

Dalam penelitan ini untuk menguji hipotesis, maka analisis data

yang digunakan yakni analisis regresi linear berganda. Analisis regresi ini

digunakan untuk menguji pengaruh dari faktor fundamental yang terdiri

dari Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan PBV. Maka

rumus persamaan regresi linear berganda yang digunakan didalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
40

Keterangan:

Y = Return Saham

Α = Konstanta

β1, β2, β3 = Koefisien regresi

X1 = ROA (Return on Asset)

X2 = ROE (Return on Equity)

X3 = PBV (Price to Book Value)

e = Error

2. Uji t (uji regresi secara parsial)

Uji statistik t pada hakikatnya memberitahukan pengaruh satu

variabel independen secara individu / parsial dalam menggambarkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Pada uji statistik t, nilai t hitung

akan dibandingkan dengan t tabel, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Bila t hitung > dari t tabel atau probabilitas < dari tingkat signifikansi

(Sig < 0.05), maka Ha tidak ditolak dan Ho ditolak, yang artinya bahwa

variabel independent memiliki pengaruh terhadap variable dependen.

b. Bila t hitung < dari t tabel atau probabilitas > dari tingkat signifikansi

(Sig > 0.05), maka Ha tidak diterima dan Ho diterima, yang artinya

bahwa variabel independent tidak memiliki pengaruh terhadap variable

dependen

3. Uji F (uji regresi secara simultan)

Dalam uji statistik f menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam uji memiliki pengaruh baik
41

positif ataupun negatif terhadap variabel dependen atau terikat secara

bersama - sama (Ghozali, 2006). Pengujian dilakukan menggunakan

tingkat signifikansi 0.05 dengan kriteria pengambilan keputusannya adalah:

a. Bila f hitung > dari f tabel atau probabilitas < nilai signifikansi (Sig <

0.05), maka hipotesis ditolak, yang artinya secara simultan variabel

independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen.

b. Bila f hitung < dari f tabel atau probabilitas > nilai signifikansi (Sig <

0.05), maka hipotesis diterima, yang artinya secara simultan variabel

independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen.

4. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur kemampuan

sebuah model dalam mendeskripsikan variasi variabel dependen. Didalam

koefisien determinasi nilai yang digunakan yakni antara nol dan satu.

Apabila variabel independen dalam mendeskripsikan variabel dependen

sangat terbatas, maka nilai koefisien determinasinya kecil (Ghozali, 2006).

Koefisien determinasi memiliki kelemahan yakni banyaknya

variabel independent dalam model masih bias. Karena dalam penelitian ini

menggunakan banyak variabel independen, maka nilai Adjusted R2 lebih

tepat digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menjelaskan variasi variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai