Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (ROI), EARNING PER SHARE

(EPS) DAN PRICE EARNING RATIO (PER) TERHADAP HARGA SAHAM


(Studi pada Perusahaan Telekomunikasi yang listing di BEI tahun 2009 -2012)

Oleh:
Imanzah Yoga Ramadhan
Drs. Harlendro, MM

RINGKASAN

Latar belakang penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On


Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap
harga saham pada perusahaan telekomunikasi yang tercatat di BEI periode tahun 2009-
2012. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (ROI, EPS dan
PER) terhadap variabel dependen (Harga Saham) digunakan analisis regresi dengan
metode analisa uji t (parsial) dan uji F (simultan).
Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian eksplanatori yaitu
menjelaskan hubungan dan pengaruh beberapa variabel yang sudah ditetapkan.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 4 perusahaan telekomunikasi yang
diambil dengan teknik purposive sampel. Untuk menganalisis data digunakan uji
regresi linier berganda dan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas,
uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Hasil uji simultan menunjukkan bahwa ROI, EPS dan PER berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Secara parsial variabel EPS berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel ROI dan PER tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap harga saham. EPS merupakan variabel yang mempunyai
pengaruh dominan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis
penelitian yaitu ROI, EPS dan PER secara simultan berpengaruh terhadap harga
saham.
Kata Kunci: Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), Price Earning
Ratio (PER) dan Harga Saham.
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi),

ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar

modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya

pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar

modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan

terkait lainnya. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara

karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi

pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari

masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat

digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-

lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada

instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan

demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan

karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.

Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat memperoleh

dana investasi jangka panjang untuk pengembangan bisnis yang ada sekaligus

ekspansi vertikal atau horizontal. Investor berpeluang untuk berinvestasi pada

perusahaan atau sektor bisnis yang dinilai memiliki fundamental keuangan yang baik

dan konsisten serta memiliki prospek yang cerah dikemudian hari. Sedangkan

perusahaan mempunyai kesempatan mengembangkan dan mengekspansi bisnisnya

serta menangkap setiap peluang bisnis yang ada. Analisis penilaian akan membentuk
persepsi pasar yang menggabungkan current performance dan future growth

opportunity. Dana investasi dijaring melalui aktivitas perdagangan efek sebagai

instrumen investasi seperti saham (stock), obligasi (bonds), derivative (right issue,

warrant, option dll).

Investasi dalam bentuk saham (common stock) memerlukan informasi yang

akurat sehingga investor tidak terjebak pada kondisi yang merugikan, karena investasi

di bursa efek merupakan investasi dengan risiko yang relatif tinggi, meskipun

menjanjikan keuntungan yang relatif besar. Sebelum melakukan investasi di pasar

modal, seorang investor perlu mempertimbangkan dua faktor, yaitu tingkat

keuntungan (return) yang diharapkan dan risiko yang mungkin terjadi. Tujuan investor

dalam menanamkan modalnya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang setinggi-

tingginya dengan tingkat risiko yang rendah. Akan tetapi pada kenyataannya return

yang diinginkann menciptakan risiko yang sebanding, sehingga para investor selalu

dihadapkan pada tingkat risiko yang sebanding dengan expected return disetiap

investasi.

Dalam mengambil keputusan atas investasi yang dilakukan dengan tujuan

mampu memberikan keuntungan yang maksimum, investor memerlukan perhitungan

yang matang dengan selalu berpijak pada perhitungan atau analisis yang rasional.

Sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, analisis atas saham dapat

dilakukan dengan dua metode, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental.

Analisis teknikal adalah menggunakan perubahan harga saham dimasa yang akan

datang, sehinggak disebut juga dengan analisis trend. Sedangkan analisis fundamental

adalah menilai saham berdasarkan kinerja dan prospek emiten untuk memperkirakan

harga saham di masa yang akan datang. Laporan keuangan merupakan salah satu tolok
ukur yang mencerminkan kinerja perusahaan. Penilaian terhadap kinerja perusahaan

yang dicerminkan dari laporan keuangannya merupakan analisis fundamental.

Laporan fundamental yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu

sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan

posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan

keputusan yang tepat. Agar informasi yang tersaji menjadi lebih bermanfaat dalam

mengambil keputusan, data keuangan yang harus dikonversi menjadi informasi yang

berguna dalam mengambil keputusan ekonomis. Penilaian terhadap kinerja keuangan

perusahaan yang umum digunakan adalah analisis rasio keuangan. Analisis rasio

merupakan langkah pertama dalam analisis laporan keuangan. Penilaian kinerja

keuangan yang didasarkan pada analisis rasio keuangan anatara lain; rasio likuiditas,

rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio pertumbuhan, dan rasio

penilaian pasar dengan perbandingan data keuangan perusahaan sejenis.

Perusahaan yang dijadikan obyek penelitian adalah perusahaan-perusahaan

yang terdapat dalam sektor Telekomunikasi. Peneliti memilih obyek ini karena

perusahaan-perusahaan tersebut memiliki peranan penting bagi masyarakat. Produk

dan jasa telekomunikasi pada masa sekarang sudah menjadi kebutuhan primer

masyarakat. Periode waktu yang diambil dalam penelitian ini yaitu dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2012. Hal ini dikarenakan pada tahun tersebut perusahaan

telekomunikas mengalami pertumbuhan yang positif. Terlihat dari perubahan harga

saham dari tahun ketahun yang membaik.


Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merasa perlu melakukan

penelitian untuk membuktikan pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham. Oleh

karena, itu peneliti mengambil judul: “ PENGARUH ROI, EPS DAN PER

TERHADAP HARGA SAHAM” (Studi pada perusahaan Telekomunikasi yang

listing di BEI Tahun 2009-2012).

1.2 Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat

dibuat perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah variabel ROI, EPS dan PER mempunyai pengaruh yang signifikan

(baik secara simultan dan parsial) terhadap harga saham perusahaan

Telekomunikasi yang listing di BEI periode penelitian tahun 2009 – 2012?

2. Manakah diantara variabel ROI, EPS dan PER yang memiliki pengaruh

dominan terhadap harga saham?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan variabel ROI, EPS dan PER baik

secara simultan maupun secara parsial terhadap harga saham perusahaan

Telekomunikasi yang listing di BEI.

2. Untuk mengetahui diantara variabel ROI, EPS dan PER yang berpengaruh

dominan terhadap harga saham.


1.4 Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-

pihak berikut:

1. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti baik dari

segi teoritis maupun konseptual mengenai pemahaman investasi dipasar

modal, khususnya mengetahui rasio-rasio keuangan terhadap harga saham.

2. Bagi Investor Dan Calon Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar dalam

melakukan keputusan investasi yang tepat, terutama berkaitan dengan proses

investasi dalam saham melalui evaluasi terhadap prospek dan kinerja

perusahaan yang memperdagangkan sahamnya di BEI.

3. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan kepada perusahaan yang bertujuan memaksimumkan

kekayaan para investor dengan mengevaluasi variabel kinerja keuangan yang

dominan berpengaruh terhadap harga pasar saham, sehingga dapat

meningkatkan minat investor atas saham persusahaan.

4. Bagi Kalangan Akademis

Hasil penelitian dapat memperkuat studi empiris sebelumnya, serta

menambah refrensi bagi ilmu pengetahuan.


II. TINJAUAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Keinginan peneliti untuk melakukan penelitian ini didorong oleh adanya

penelitian terdahulu, yaitu:

Penelitian yang dilakukan oleh Endah Novianti (2011) melakukan penelitian

tentang pengaruh ROE, ROI, EPS dan PER terhadap Harga Saham (Studi pada

perusahaan industry food and beverages yang listing di BEI periode penelitian tahun

2006-2009). Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pengaruh ROE, ROI, EPS dan PER secara simultan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, tetapi tidak secara parsial.

Variabel EPS merupakan variabel yang mempunyai pengaruh yang paling dominan

terhadap harga saham.

2.2 Pengertian Pasar Modal

Pasar Modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk

mengingkatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan.

Dana segar yang ada di pasar modal berasal dari masyarakat yang disebut juga sebagai

investor. Para investor melakukan berbagai tehnik analisis dalam menentukan

investasi di mana semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan menghasilkan laba

dan semakin kecil risiko yang dihadapi maka semakin tinggi pula permintaan investor

untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum

dan perdagangan efek yang pelakunya dapat berupa perseorangan maupun

organisasi/perusahaan. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para

investor selain alternatif investasi lainnya, seperti : menabung di bank, membeli emas,
asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai

penghubung. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan

perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui

jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar

modal adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan

"kriteria pasarnya" secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi

secara keseluruhan.(Wikipedia.com)

2.3 Pengertian Investasi

Tujuan perusahaan dalam teori manajemen keuangan modern adalah untuk

memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Dapat diartikan juga bahwa tujuan

perusahaan adalah untuk memaksimalkan harga saham biasa di perusahaan. Sehingga

investor harus benar-benar mnegatahui dan menganalisis nilai saham sebelum

melakukan investasi agar memperoleh keuntungan yang diharapkan.

Menurut Jogiyanto (2009:5) investasi adalah penundaan konsumsi sekarang

untuk dimasukkan ke aktiva produkti selama periode waktu tertentu. Pedoman Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) no.13 menerangkan bahwa investasi adalah suatu aktiva

yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan melalui distribusi hasil

investasi untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang

berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh dalam hubungan perdagangan.

2.4 Pengertian Saham

Saham merupakan salah satu instrumen yang diperdagangkan di pasar modal.

Menurut Rahardjo (2006:15) saham adalah surat berharga yang merupakan instrumen

bukti kepemilikan atau penyertaan dari individu atau instansi dalam suatu perusahaan.

Menurut Mishkin (2001:4) saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap
pendapatan dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai

klaim atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam

kepada yang meminjamkan, atau sering juga disebut instrumen keuangan.

2.5 Pengerian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah

organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi

keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono (2004: 34) “Laporan

keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama

pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”.

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “ Laporan Keuangan adalah suatu

penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan

adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus

kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan

kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “dalam rangka

mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai

entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk

keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam

kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”. Informasi tersebut, beserta informasi

lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna
laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan

kepastian diperolehnya kas.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian penjelas (explanatory research) dengan

lingkup penelitian meliputi bidang keuangan (finance) yang secara operasional

berkenaan dengan pengaruh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

antara variabel-variabel penelitan yang terdiri dari variabel independent, yaitu ROI,

EPS dan PER dengan variabel dependent, yaitu Harga Saham.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menurut Ronny Kountur (2007:137) adalah suatu kumpulan

menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Populasi dalam

penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang listing di BEI

selama periode 2009 – 2012. Menurut Hasan Mustafa (2007), Sampel adalah sebagian

dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah

keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Dalam penelitian ini sampel

diambil secara purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada

pertimbangan subjektif penelitian dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun

kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan–perusahaan Telekomunikasi yang tercatat di BEI periode 2009 - 2012.

2. Perusahaan yang memiliki nilai PER dan ROI positif.

Berdasarkan kriteria diatas, dari 10 populasi (perusahaan Telekomunikasi) yaitu:

1. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TLKM)

2. PT Bakrie Telecom, Tbk (BTEL)


3. PT Indosat, Tbk (ISAT)

4. PT XL Axiata, Tbk (EXCL)

5. PT Global Teleshop, Tbk (GLOB)

6. PT Inti Bangun Sejahtera, Tbk (IBST)

7. PT Katarina Utama, Tbk (RINA)

8. PT Solusi Tunas Pratama, Tbk (SUPR)

9. PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk (TBIG)

10. PT Sarana Menara Utama, Tbk (TOWR)

Hanya 4 perusahaan yang memenuhi kriteria. Dengan demikian, perusahaan yang

dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 4 perusahaan, antara lain:

1. TLKM

2. BTEL

3. ISAT

4. EXCL

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kantitatif yang

berupa angka-angka pada laporan keuangan, kemudian diolah guna menguji hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini. Sumberdata yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sumber data sekunder, yang diperoleh dari:

1. Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009-2012

2. Annual Report perusahaan sampel tahun 2009-2012

3. IDX statistics tahun 2009 – 2012

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi, yaitu mengumpulkan data penelitian dari dokumen-dokumen yang

dihasilkan dari pihak lain (Sugiarto dkk, 2003:19). Dalam penelitian ini, metode

dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari dokumen-dokumen di

pojok BEI Universitas Brawijaya yang antara lain: dari dokumen Indonesian Capital

Market Directory (ICMD), Annual Report dan IDX statistics. Selain tu, peneliti juga

mengumpulkan data melalui internet atau website, yang antara lain: www.idx.co.id

dan www.bi.go.id.

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Suhaimin (2010:111) variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi

menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu independen

dan dependen. Variabel independen atau bebas (X) adalah variabel yang menjadi

penduga, sedangkan variabel dependen atau tidak bebas (Y) yaitu variabel yang

diperkirakan nilainya. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah ROI, EPS

dan PER dengan variabel terikat adalah harga saham (Y).

1. Variabel Independent (X)

Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam

penelitian ini variabel – variabel bebasnya terdiri dari ROI, EPS dan PER.

 X1 : ROI

ROI itu sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang

dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan

keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau profitabilitas.

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :


Laba Bersih Setelah Pajak

ROI = x 100%

Total Aktiva

(Eduardus, 2007:242)

 X2 : EPS

EPS diperoleh dari laba bersih dikurangi dividen preferen (laba tersedia

bagi pemegang saham atau dibagi dengan rata – rata tertimbang dari saham

yang beredar). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat rumus sebagai berikut :

Laba bersih
EPS =

Jumlah saham beredar


(Eduardus, 2007:242)

 X3 : PER

PER merupakan hubungan antara pasar saham dengan EPS saat ini yang

digunakan secara luas oleh investor sebagai panduan umum untuk mengukur nilai

saham.

Rumus yang digunakan untuk mengukur PER adalah sebagai berikut:

Market Value per Share

PER =

EPS

(Eduardus, 2007:242)

2. Variabel Dependent (Y)

Yaitu variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain.

Dalam penelitian ini variabel dependen adalah harga saham. Yang merupakan

nilai saham per lembar yang ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar pada

akhir periode mulai tahun 2009 – 2012.


IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Harga Saham

Harga Saham Penutupan (Closing Price)


Perusahaan-Perusahaan Sampel
Dalam Satuan Rupiah (Rp)
Periode 2009-2012
NAMA HARGA PASAR SAHAM rata- std
NO deviasi
PERUSAHAAN 2009 2010 2011 2012 rata
Bakrie Telecom Tbk
1
(BTEL) 147 235 260 50 173 95
XL Axiata Tbk
2
(EXCL) 1,930 5,300 4,525 5,700 4,364 1,694
3 Indosat Tbk (ISAT)
4,725 5,400 5,650 6,450 5,556 713
Telekomunikasi
4 Indonesia Tbk
(TLKM) 9,450 7,950 7,050 9,050 8,375 1,087
Rata-Rata
4,063 4,721 4,371 5,313
Standart deviasi 4,056 3,232 2,929 3,791
Sumber : Data diolah, 2013

Perusahaan yang memiliki nilai rata-rata harga saham yang paling tinggi dari

semua perusahaan sampel, selama tahun pengamatan adalah PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk yaitu sebesar Rp 8.375,00. Sedangkan perusahaan yang memiliki rata-

rata paling rendah, selama tahun pengamatan adalah PT Bakrie Telecom, Tbk yaitu

sebesar Rp 173,00. Saham PT Indosat, Tbk merupakan saham yang paling bagus,

karena selama tahun pengamatan saham perusahaan tersebut mengalami kenaikan

yang cukup signifikan dari tahun 2009-2012. Harga saham tertinggi adalah milik PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Pada akhir tahun 2012, yang besarnya Rp

9.050,00/lembar. Sedangkan harga saham terendah terjadi pada saham PT Bakrie

Telecom, Tbk pada akhir tahun 2012, yang besarnya Rp 50,00/lembar.


4.1.2 Return On Investment (ROI)

Return On Investment (ROI) Tiap Perusahaan


Dalam Satuan Prosentase (%)
Periode 2009-2012
ROI Rata-
NO NAMA PERUSAHAAN
2009 2010 2011 2012 rata
1 Bakrie Telecom Tbk (BTEL) 0.86 1.28 0.76 0.09 0.77
2 XL Axiata Tbk (EXCL) 6.24 10.61 9.08 9.62 8.89
3 Indosat Tbk(ISAT) 2.72 1.36 1.79 1.5 1.84
Telekomunikasi Indonesia Tbk
11.64 15.82 15.02 16.89
4 (TLKM) 14.84
Rata-rata 5.37 7.27 6.66 7.05
Sumber : Data diolah, 2013
Dari tabel tersebut kita dapat mengetahui bahwa selama tahun pengamatan, PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Memiliki nilai ROI yang paling besar diantara

perusahaan sampel yang lain, yaitu dengan nilai ROI sebesar 16,89% ditahun 2012.

Artinya, dengan menggunakan aktiva Rp 1.000,00 perusahaan dapat menghasilkan

laba sebesar Rp 168,90. Sedangkan nilai ROI terendah selama periode pengamatan

adalah PT Bakrie Telecom, Tbk. Yaitu sebesar 0,09%.

4.1.3 Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) Tiap Perusahaan


Dalam Satuan Rupiah (Rp)
Periode 2009-2012
EPS rata-
NO NAMA PERUSAHAAN
2009 2010 2011 2012 rata
1 Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
3.46 0.35 0.71 0.25 1.19
2 XL Axiata Tbk (EXCL)
200.92 339.83 332.23 321.82 298.70
3 Indosat Tbk (ISAT)
275.72 119.10 171.68 355.76 230.57
Telekomunikasi Indonesia Tbk
4
(TLKM) 562.11 572.27 767.91 912.10 703.60
Rata-Rata
260.55 257.89 318.13 397.48
Sumber : Data diolah, 2013
Dari tabel diatas kita dapat mengetahui bahwa selama periode penelitian

perusahaan yang memiliki nilai EPS tertinggi adalah PT Telekomunikasi Indonesia,


Tbk yaitu sebesar Rp 912,10 di tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja

perusahaan tersebut sangat baik, dan juga tingkat pertumbuhan atau prospek yang

bagus dimasa yang akan datang. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki nilai

rata-rata EPS sebesar Rp 703,60 dan merupakan nilai rata-rata paling besar diantara

seluruh perusahaan sampel.

4.1.4 Price Earning Ratio (PER)


Price Earning Ratio (PER) Tiap Perusahaan
Dalam Satuan Rupiah (Rp)
Periode 2009-2012

PER rata-
NO NAMA PERUSAHAAN
2009 2010 2011 2012 rata
1 Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
42.53 670.97 0.96 0.17 178.66
2 XL Axiata Tbk (EXCL)
9.61 15.60 13.62 16.61 13.86
3 Indosat Tbk (ISAT)
17.14 45.34 32.91 13.60 27.25
Telekomunikasi Indonesia Tbk
4
(TLKM) 16.81 13.89 9.18 9.68 12.39
Rata-Rata
21.52 186.45 14.17 10.02
Sumber : Data diolah, 2013
Setelah mengamati tabel diatas diketahui bahwa nilai PER yang paling besar dari

semua sampel perusahaan dan selama periode pengamatan adalah nilai PER PT Bakrie

telecom, Tbk yaitu sebesar 670,97 kali di tahun 2010. Artinya, untuk mendapatkan

earning perusahaan sebesar Rp 1,00 maka para investor rela membayar sebesar Rp

670,00.

4.2 Hasil Uji Asumsi Klasik


4.2.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,

variabel dependent, variabel independent, atau keduanya memiliki distribusi yang

normal atau tidak, model regresi yang baik memiliki data yang berdistribusi normal.
Hasil pengujian normalitas data pada penelitian ini dengan menggunakan uji

Kolmogorof-Smirnov. Normalitas data dapat dilihat dengan menggunakan normal

probability plot. Hasil dari uji normalitas dapat dilihat pada gambar 1

Dari tampilan grafik normal P-P Plot of Regression di atas, sebaran data (titik-

titik) dapat dikatakan berada disekitar garis diagonal serta mengikuti arah garis

diagonal, sehingga bisa disimpulkan bahwa persyaratan normalitas bisa dipenuhi,

artinya data dari semua variabel dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal.

4.2.2 Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Independen VIF Keterangan

ROI (X1) 5,506 Non Multikolinearitas

EPS (X2) 5,710 Non Multikolinearitas

PER (X3) 1,115 Non Multikolinearitas

Dari hasil penghitungan yang ada di tabel 4.5 masing-masing variabel bebas

menunjukkan nilai VIF yang tidak lebih dari nilai 10, maka asumsi tidak terjadi

multikolinearitas tidak terpenuhi.


4.2.3 Hasil Uji Non-Heteroskedastisitas

Berdasarkan grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

regresi, sehingga syarat non-heteroskedastisitas telah terpenuhi.

4.2.4 Hasil Uji Autokorelasi


Koefisien DW dL dU Keterangan
1,786 0,8572 1,7277 Tidak Terjadi Autokorelasi

4.2.5 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda


Variabel Beta t Sig t Keterangan
(Standarized
Coefficient)
Constant 2,460 0,030 Signifikan
X1 -0,226 -0,682 0,508 Tidak Signifikan
X2 1,037 3,079 0,010 Signifikan
X3 -0,094 -0,630 0,541 Tidak Signifikan
α = 0,05
R = 0,873
Adjusted R Square = 0,702
F-Hitung = 12,791
F-Tabel = 3,239
Signifikan = 0,010
ttabel = 2,120
Sumber : Data diolah, 2013
Model regresi yang didapatkan berdasarkan Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi

Berganda adalah sebagai berikut:

Y = -0,226 X1 + 1,037 X2 - 0,094 X3


4.3 Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda

lebih dari dua variabel bebas, pada α = 5%. Pengujian ini bertujuan untuk

membuktikan adanya pengaruh nyata (baik secara simultan maupun parsial) dari

variabel ROI, EPS dan PER terhadap Harga Saham pada perusahaan telekomunikasi

yang listing di BEI. Selain itu pengujian hipotesis ini juga bertujuan untuk mengetahui

variabel mana yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel Harga Saham.

Model regresi yang telah didapatkan diuji terlebih dahulu baik secara simultan maupun

secara parsial. Pengujian model regresi secara simultan dilakukan dengan

menggunakan uji F atau ANOVA dan pengujian model regresi secara parsial

dilakukan dengan uji t.

4.3.1 Uji Regresi Secara Simultan


Hipotesis Nilai Keputusan

Ho : βi = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan F = 12,791


antara variabel X1, X2 dan X3 terhadap variabel Y) sig = 0,000
Tolak Ho /
Hi : βi ≠ 0 (terdapat pengaruh yang antara variabel FTabel = 3,239
Terima Hi
X1, X2 dan X3 terhadap variabel Y)
α = 0,05

Berdasarkan tabel Hipotesis Koefisien Model Regresi, Pengujian ini dilakukan

dengan cara membandingkan Ftabel dengan Fhitung. Diketahui bahwa df1 adalah 3 dan

df2 = 16-3-1 = 12, jadi diperoleh df (3,12), pada tabel F diketahui nilai Ftabel adalah

sebesar 3,239 dan nilai Fhitung sebesar 12,791 (Sig. F = 0,000). Jadi Fhitung > Ftabel

(12,791 > 3,239) atau Sig. F < 0,05 (0,000 < 0,05) yang berarti bahwa secara simultan
(bersama-sama) variabel ROI (X1), EPS (X2) dan PER (X3) berpengaruh signifikan

terhadap variabel Harga Saham (Y).

Hasil pengujian regresi berganda menunjukkan bahwa variabel independen

ROI, EPS dan PER secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham. Analisa

laporan keuangan dengan analisa rasio termasuk komponen yang digunakan dalam

analisis fundamental, karena dari situ dapat diperkirakan keadaan, atau posisi dan arah

perusahaan. Pada dasarnya metode analisis fundamental tersebut saling memiliki

keterkaitan yang erat. Dengan begitu akan menjadi lebih akurat dalam melakukan

penjualan/pembelian suatu saham. Menurut Tryfino (2009) mengungkapkan bahwa

berdasarkan pengalaman, jika hanya menganalisis satu atau dua metode, bisa

mengakibatkan gambaran fundamental yang tidak utuh dan berpotensi merugikan

investor.

4.3.2 Uji Regresi Secara Parsial


Hipotesis Nilai Keputusan
Variabel ROI (X1) tidak berpengaruh t = -0,682
Terima H0 /
secara signifikan terhadap variabel sig t = 0,508
Tolak H1
Harga Saham (Y) ttabel = 2,120
Variabel EPS (X2) berpengaruh secara t = 3,079
Tolak H0 /
signifikan terhadap variabel Harga sig t = 0,010
Terima H1
Saham (Y) ttabel = 2,120
Variabel PER (X3) tidak berpengaruh t = -0,630
Terima H0 /
secara signifikan terhadap variabel sig t = 0,541
Tolak H1
Harga Saham (Y) ttabel = 2,120
Dari tabel hasil uji t diperoleh keterangan:

1. Variabel ROI (X1) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,508 atau lebih besar

dari nilai probabilitas 0,05. Dengan kata lain nilai 0,05 < 0,508 maka H0

diterima dan H1 ditolak. Ini berarti bahwa dari hasil uji t ini dapat diketahui
bahwa variabel ROI (X1) tidak memunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel Harga Saham (Y).

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dengan baik menggunakan

regresi linier berganda, maka didapatkan hasil bahwa variabel ROI tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini dikarenakan

pada tahun penelitian perusahaan kurang efisien memanfaatkan aktivanya

dalam kegiatan operasional. Dari peneltian ini dapat disimpulkan bahwa ROI

tidak dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan berinvstasi dan

memprediksi harga saham dimasa mendatang.

2. Variabel EPS (X2) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,010 atau lebih kecil

dari nilai probabilitas 0,05. Dengan kata lain nilai 0,05 > 0,010 maka H0

ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa dari hasil uji t ini dapat diketahui

bahwa variabel EPS (X2) memunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel Harga Saham (Y).

Berdasarkan hasil regresi variabel EPS memiliki koefisien yang bertanda

positif dan nilai uji t-statistik menunjukkan angka yang signifikan.

Berdasarkan data yang ada,terlihat bahwa EPS dan Harga Saham memiliki

kecenderungan yang sama. Apabila EPS yang dimiliki oleh sebuah perusahaan

tinggi maka saham perusahaan tersebut juga tinggi. EPS menunjukkan laba

bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap unit saham dalam periode

tertentu, EPS yang berhubungan positif dengan harga saham sesuai dengan

teori yang menyatakan bahwa ada hubungan antara perubahan earning dengan

perubahan harga saham (Tandelilin:2007). Hubungan yang kuat antara EPS

dengan harga saham terjadi karena calon investor akan tertarik dengan angka
EPS yang tinggi, karena EPS mencerminkan pendapatan yang akan diterima

investor untuk setiap lembar sahamnya. EPS yang tinggi menunjukkan bahwa

perusahaan mampu membagikan dividen yang besarkepada pemegang saham.

Pertubuhan EPS merupakan gambaran perkembangan perusahaan yang

menunjukkan potensi kinerja yang baik ini akan menyebabkan peningkatan

jumlah permintaan terhadap harga saham perusahaan tersebut, sehingga akan

diikuti oleh kenaikan harga saham.

3. Variabel PER (X3) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,541 atau lebih besar

dari nilai probabilitas 0,05. Dengan kata lain nilai 0,05 < 0,541 maka H0

diterima dan H1 ditolak. Ini berarti bahwa dari hasil uji t ini dapat diketahui

bahwa variabel PER (X3) tidak memunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel Harga Saham (Y).

Berdasarkan hasil regresi variabel PER maka didapatkan bahwa PER tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Rasio PER

merupakan salah satu rasio yang menggambarkan bagaimana kinerja suatu

saham. Rasio ini mengukur murah atau tidaknya harga suatu saham. Semakin

rendah nilai PER suatu saham dibandingkan dengan saham lainnya, maka

semakin menarik untuk dijadikan pilihan investasi. Dengan nilai PER yang

rendah, saham tersebut masih relatif murah dan menarik untuk pilihan investasi

(Sapto Raharjo, 2006:121). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai

PER tidak dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan berinvestasi

dan memprediksi harga saham dimasa mendatang.


4.4 Variabel Dominan

Untuk menentukan variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel Y,

dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien regresi (β) antara variabel yang

satu dengan variabel yang lain. Variabel independen yang paling dominan

pengaruhnya terhadap variabel Y adalah variabel yang memiliki koefisien regresi yang

paling besar.

Tabel Variabel Dominan


Variabel Koefisen βeta

ROI (X1) -0,226

EPS (X2) 1,037

PER (X3) -0,094

Berdasarkan tabel Variabel Dominan tersebut, variabel X2 (EPS) adalah variabel yang

memiliki koefisien regresi yang paling besar. Artinya, variabel Y (Harga saham) lebih

banyak dipengaruhi oleh faktor X2 (EPS) daripada faktor-faktor lainnya (X1 dan X3).

Koefisien yang dimiliki oleh variabel X2 (EPS) bertanda positif, hal ini berarti

semakin besar nilai X2 (EPS) maka semakin meningkat nilai variabel Y (harga

Saham).

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang dilaksanakan pada perusahaan-perusahaan

telekomunikasi yang terdaftar di BEI dengan periode pengamatan tahun 2009-2012

dengan sampel sebanyak 4 perusahaan menggunakan variabel harga saham sebagai

variabel dependen dan Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan

Price Earning Ratio (PER) sebagai variabel independen, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:


1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROI, EPS dan PER secara bersama-sama

atau simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hasil

ini sesuai dengan hipotesis penelitian yaitu ROI, EPS dan PER secara simultan

berpengaruh terhadap harga saham.

2. Berdasarkan hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa variabel yang

berpengaruh signifikan terhadap harga saham adalah variabel EPS, sedangkan

variabel yang tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham

adalah variabel ROI dan PER. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS

adalah variabel yang berpengaruh dominan dalam penelitian ini karena

memiliki koefisien regresi yang paling besar. Hal ini menunjukkan bahwa

diantara variabel ROI, EPS dan PER. Variabel EPS yang paling berpengaruh

terhadap harga saham. Artinya investor harus lebih mempertimbangkan nilai

EPS untuk berinvestasi pada perusahaan telekomunikasi.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi para investor dan calon investor yang akan berinvestasi saham,

disarankan agar memilih saham-saham unggulan, dimana emiten memiliki

kemampuan pendanaan yang kuat serta ditunjang dengan data-data kinerja

emiten yang baik. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

masukan bagi investor dalam melakukan investasi saham dengan melihat rasio-

rasio keuangannya, akan tetapi hasil penelitian ini tidak bersifat mutlak.

2. Bagi perusahaan (emiten) hendaknya terus meningkatkan kinerjanya, karena

para investor tertarik dengan EPS yang tinggi.


DAFTAR PUSTAKA

Achmalia Lailatul Achadiyah, 2006, Analisis Variabel-variabel Fundamental yang


Mempengaruhi Harga Saham Indeks LQ-45 (Study pada perusahaan LQ-
45 yang listing di BEJ periode 2002-2004), Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya.
Agus Sartono, 2008, Manajemen keuangan teori, dan aplikasi, BPFE-UGM,
Yogyakarta.
Anang Saptadi, 2007, Pengaruh Return On Investment (ROI), Price Earning Ratio
(PER) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ, Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya.
Anonimous, 2013, Laporan Keuangan Tahunan 2009-2012, On Line, www.idx.co.id.
Danies Priatinah, 2012, pengaruh Return On Investment (ROI), Earning Per Share
(EPS), dan Dividen Per Share (DPS) terhadap Harga Saham perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2010, Jurnal,
Jurnal Nominal Volume I, Nomor 1, Juli.
Darmadji dan Fakshruddin, 2009, Pasar Modal di Indonesia, Edisi 3, Salemba Empat,
Jakarta.
Endah Novianti, 2011, Pengaruh Return On Equity (ROE), Return On Investmen
(ROI), Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap
Harga Saham (Studi pada perusahaan industry food and Beverages yang
listing di BEI, periode penelitian tahun 2006-2009), Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya.
ECFIN, 2013, ICMD tahun 2009-2012, www.ecfin.co.id
Eduardus Tandelilin, 2007. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, BPFE-
UGM, Yogyakarta.
Imam Ghozali, 2012, Ekonometrika-teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 21,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Jogiyanto Hartono, 2009, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta.
Jogiyanto Hartono, 2008, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kedua, UPP

AMPYKPN, Yogyakarta.
Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Karina Dewi Puspita, 2008, Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Dept To Equity
Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham setelah
penawaran perdana di BEI, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Brawijaya.
S. Munawir, 2006, Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta.
Riandi dan Hasan, 2011, Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance
Terhadap Return On Asset, Net Profit Margin, Dan Earning Per Share
Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Corporate Governance Perception
Index, Jurnal, Jurnal Ekonomi Volume 14, Nomor 3, Juli.
Ronny Kountur, 2004, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, PPM,
Jakarta.
Sofyan Syafri Harahap, 2009, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Sunariyah, 2009, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kelima, BFFE-UGM.
Yogyakarta.
Tri Purwanti, 2010, Pengaruh Variabel Net Profit Margin, Earning Per Share,
Divident Pay Out Ratio, Debt To Equity Ratio dan Return On Investment
terhadap harga saham (Study pada perusahaan yang masuk dalam
perhitungan indeks LQ-45 di BEI), Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Brawijaya.
Widoatmojo, 2009. Pasar Modal Indonesia, pengantar dan studi kasus, Ghalia
Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai